Disusun oleh :
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………….………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……………………………………………………….…...…...1
2. Rumusan Masalah…………………………………………………….….…....1
3. Tujuan……………………………………………………………….….…...…1
4. Manfaat………………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Islam, Iman
dan Ihsan dalam membentuk Insan Kamil……………………………….....…2
B. Menanyakan Alasan Mengapa Iman, Islam,
dan Ihsan Menjadi Persyaratan dalam
Membentuk Insan Kamil…………………………………………………...….3
C. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan
Filosofis Tentang Iman, Islam, dan Ihsan Sebagai
Pilar Agama Islam dalam
Membentuk Insan Kamil……………………………………...……………….4
D. Membangun Argumen Tentang Karakteristik
Insan Kamil Dan Metode Pencapaiannya………………………………..……5
E. Mendeskripsikan Tentang Esensi Dan
Urgensi Iman, Islam, Dan Ihsan Dalam Membentuk
Insan Kamil…………………………………………………………….….…..9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………….……………..10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Muhyidin Ibn Araby (abad ke-13 M) adalah orang pertama yang
mengemukakan istilah insan kamil. Kemudian Syekh Fadhlullah menyebut
insan kamil sebagai proses tanazzul (turun) terakhir Tuhan. Maksudnya,
sebagaimana pandangan Ibn Araby, untuk dapat kembali kepada Tuhan,
maka seseorang haruslah mencapai martabat insan kamil.
Ihsan dan insan kamil mungkin merupakan dua istilah yang asing
(kurang diketahui) oleh kebanyakan kaum muslimin. Ketika ditanyakan kepada
mahasiswa apa itu ihsan, mereka memberikan jawaban bahwa ihsan adalah
menjalankan ibadah seolah-olah orang yang menjalankan ibadah itu melihat
Allah; kalau pun ia tidak dapat melihat Allah, maka Allah pasti melihatnya.
Sampai di sini saja pengetahuan kebanyakan kaum muslimin tentang ihsan.
Dalam dunia ini, kita sebagai kaum yang beragama atau makhluk yang
meyakini adanya Tuhan, kita tahu bahwa kita berada di dunia ini karena
penciptaan Tuhan (Al-Kholiq). Kita bernaung dalam agama islam dan kita
memiliki Tuhan yang kita sebut Allah. Allah menciptakan kita, manusia
pastinya mempunyai tujuan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Islam, Iman, dan Ihsan?
b. Apa itu Insan Kamil?
c. Bagaimana cara dan syarat menjadi Insan Kamil?
3. Tujuan
a. Memahami arti Islam, Iman, dan Ihsan.
b. Memahami dan mengetahui arti Insan Kamil.
c. Memahami cara dan syarat menjadi Insan Kamil.
4. Manfaat
Manfaat penyusunan makalah yang berjudul “Mengintegrasikan Iman,
Islam Dan Ihsan Dalam Membentuk Insan Kamil” adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca agar pembaca dapat memahami arti Islam,
Iman, dan Ihsan dalam membentuk karakter insan kamil itu sendiri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Islam, iman dan ihsan dalam membentuk
insan kamil
Apa itu Islam, Iman dan ihsan? Menurut Hadis riwayat Muslim Islam
adalah engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah dan
sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan salat, engkau
menunaikan zakat, engkau berpuasa pada bulan Ramadan, dan berhaji ke
Baitullah jika engkau mampu melaksanakannya. Iman adalah Engkau beriman
(percaya) kepada Allah dan malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-
Nya, dan hari akhir, dan engkau beriman pada qadar (takdir) baik dan buruk.
Dan Ihsan adalah kita Beribadah kepada Allah seakan- akan engkau melihat-
Nya; jika tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.
2
b) Tingkat menengah (at-tawasuth). Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit
kehalusan sifat kemanusiaan yang terkait dengan realitas kasih Tuhan (alhaqāiq
ar-raḫmāniyyah). Pengetahuan yang dimiliki oleh insan kamil pada tingkat ini
telah meningkat dari pengetahuan biasa, karena sebagian dari hal-hal yang gaib
telah dibukakan Tuhan kepadanya.
c) Tingkat terakhir (alkhitām). Pada tingkat ini insan kamil telah dapat
merealisasikan citra Tuhan secara utuh. Ia pun telah dapat mengetahui rincian
dari rahasia penciptaan takdir.
Jika makna iman itu sekedar “percaya” berarti semua manusia di dunia
ini beriman, karena semua manusia percaya akan adanya Tuhan; semua manusia
percaya akan adanya malaikat, dan seterusnya. Jadi, tidak ada seorang manusia
punyang kafir.
3
tetapi hendaklah kalian mengatakan, „Kami telah berislam‟.” (QS Al-
Hujuraat/49:14).
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar Bin Khatab r.a diatas kaum
muslimin menetapkan adanya tiga unsur penting dalam agama islam yakni,
iman, islam, dam ihsan sebagai kesatuan yang utuh. Aqidah merupakan cabang
ilmu agama untuk memahami pilar islam dan akhlak merupakan cabang ilmu
agama untuk memahami pilar ihsan.
4
sama dengan cara yang digunakan oleh akal ketika menulai kekeliruan panca
indra.
5
Untuk itu kita perlu mengenali tempat unsur untuk mencapai derajat
insan kamil, diantaranya :
6
mempunyai kekuatan adalah Tuhan; yang bisa bergerak adalah Tuhan;
yang bisa berbuat adalah Tuhan. Adapun kita dipinjami, Lā ḫaula wa lā
quwwata illā billāh, artinya, Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (daya
dan kekuatan) Allah.
Untuk mencapai derajat insan kamil kita harus dapat menundukkan nafsu dan
syahwat hingga mencapai tangga nafsu muthama’inah.
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS Al-Fajr/89:27-30)
7
c. Nafsu Mulhimah, dengan ciri-ciri: suka sedekah, sederhana,
menerima apa adanya, belas kasih, lemah lembut, tobat, sabar, tahan
menghadapi kesulitan, dan siap menanggung betapa beratnya menjalankan
kewajiban.
8
mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas-tugas kuliah keadaan hati selalu
mengingat-ingat Allah.
Insan kamil merupakan tipe manusia ideal yang dikehendaki oleh tuhan.
Hal ini disebabkan, jika tidak menjadi insan kamil maka manusia itu hanyalah
monster
bertubuh manusia. Siapa dan bagaimana insan kamil itu ?
Dalam perspektif islam manusia memiliki 4 unsur yaitu : jasad, hati, roh
dan rasa. Yang berfungsi untuk menjalankan kehendak ilahi. Untuk
mengkokohkan keimanan akan menjadi manusia yang insan kamil maka
kaimanan kita harus mencapai tingkat yakin. Maka kita harus mengidentifikasi
yang mengacu pada rukun iman. Sedangkan untuk dapat beribadah secara
bersungguh-sungguh dan ikhlas, maka segala ibadah yang kita lakukan
mengacu pada rukun islam.
Kaum sufi memberikan tips untuk dapat menaiki tangga demi tangga,
maka seseorang yang berkehendak mencapai martabat insan kamil diharuskan
melakukan riyadhah (berlatih terus-menerus) untuk menapaki maqam demi
maqam yang biasa ditempuh oleh bangsa sufi dalam perjalanannya menuju
tuhan.
Maqam-maqam yang dimaksud merupakan karakter-karakter inti yang
memiliki 6 unsur, yaitu :
Tabel:
Tahap-tahap Penanaman Karakter ‘Inti’ untuk
Menaiki Tangga Nafsu Muthma`innah
I II III IV V VI
Taubat Wara’ Zuhud Faqīr Sabar Tawakkal
Taubat Wara’ Zuhud Faqīr Sabar
Taubat Wara’ Zuhud Faqīr
Taubat Wara’ Zuhud
Taubat Wara’
Taubat
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sejatinya Allah (Tuhan) ada dalam diri kita, menuntun, dan memberi
petunjuk tanpa kita sadari. Karena Allah lebih dekat dari urat nadi manusia itu
sendiri. Terlepas dari berbagai Konsep Tuhan, Allah menegaskan didalam AlQur'an
bahwa ialah yang menciptakan langit dan bumi, menjadikan siang berganti
malam.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://muriro.wordpress.com/2017/10/17/makalah-insan-kamilmanusia-sempurna/
11