Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Mengintegrasikan iman , islam dan ihsan dalam membentuk insan kamil

Kelompok IV :

 AYU EKASARI : 22101035303564


 BAGAS UTOMO PUTRA : 22101035303567
 DINDA KARIMAH : 22101035303571

UNIVERSITAS GRAHA KARYA

MUARA BULIAN

2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah pendidikan agama islam dengan judul "Mengintegrasikan iman, islam dan
ihsan dalam membentuk insan kamil " tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami merampungkan makalah ini

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Muara bulian, oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................


i

KATA PENGANTAR .....................................................................................................


ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................


iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................


1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................


1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................
2
C. TUJUAN ........................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................


4

A. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI .....................................................


4
B. ALASAN ........................................................................................................
5
C. MENGGALI SUMBER ...................................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................................


6

A. KESIMPULAN ...............................................................................................
7.....................................................................................................................
B. SARAN .........................................................................................................
7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................


8
iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam agama Islam memiliki tiga tingkatan yaitu Islam, Iman, Ihsan. Tiap-tiap
tingkatan memiliki rukun-rukun yang membangunnya.Jika Islam dan Iman
disebut secara bersamaan, maka yang dimaksud Islam adalah
amalan-amalan yang tampak dan mempunyai lima rukun. Sedangkan
yang d i m a k s u d I m a n a d a l a h a m a l - a m a l b a t i n y a n g m e m i l i k i e n a m
rukun.
Dan j i k a keduanya berdiri sendiri-sendiri, maka masing-masing
menyandang makna dan hukumnya tersendiri . Ihsan berarti berbuat baik.
Orang yang berbuat Ihsan disebut muhsin berarti orang yang berbuat
baik. setiap perbuatan yang baik yang nampak pada sikap jiwa dan prilaku
yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah dan syariat Islam disebut
Ihsan. Dengan demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang berada
pada suatu sistemyang lebih besar yang disebut akhlaqul karimah.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep dan urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam membentuk
Insan Kamil?

2. Mengapa Iman, Ihsan, dan Islam menjadi persyaratan dalam membentuk


Insan Kamil?

3. Apa sumber teologis, historis, dan filosofis tentang Iman, Ihsan, dan Islam
sebagai pilar Agama Islam dalam membentuk Insan Kamil?

4. Bagaimana membangun argument tentang karakteristik Insan Kamildan


metodepencapaiannya?

2
1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam
membentuk Insan Kamil.

1. Untuk mengetahui Iman, Ihsan, dan Islam menjadi persyaratan dalam


membentuk InsanKamil

2. Untuk mengetahui sumber teodologis, histori, dan filosofis tentang Iman,


Ihsan dan islam sebagai pilar Agama Islam dalam membentuk Insan
Kamil

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI ISLAM, IMAN DAN IHSAN


DALAM MEMBENTUK INSAN KAMIL (MANUSIA SEMPURNA)

Menurut Ibn Araby, ada dua tingkatan manusia dalam mengimani


Tuhan. Pertama, tingkat insan kamil. Mereka mengimani Tuhan dengan cara
penyaksian. Artinya, mereka “menyaksikan” Tuhan; mereka menyembah
Tuhan yang disaksikannya. Kedua,
manusia beragama pada umumnya. Mereka mengimani Tuhan
dengan cara pendefinisian. Artinya, mereka tidak menyaksikan Tuhan, tetapi
mereka mendefinisikan Tuhan. Mereka mendefinisikan Tuhan berdasarkan
sifat-sifat dan nama-nama Tuhan (Asmā`ul Husna).
Masalah penyaksian Tuhan ini berkaitan dengan rukun Islam pertama,
yakni mengucapkan dua kalimah syahadat: Asyhadu an lā ilāha illā Allāh.
Artinya, ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali (Tuhan yang nama-
Nya) Allah’; wa asyhadu anna Muhammadan Rasulūllūh. Artinya, ‘Dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu Rasulullah (utusan Allah)’. Teks dua
kalimah syahadat ini sudah baku, tidak bisa dan tidak boleh diubah-ubah.

Abdulkarim Al-Jillī Membagi Insan Kamil Atas Tiga Tingkatan.

a) Tingkat permulaan (al-bidāyah). Pada tingkat ini insan kamil mulai dapat
merealisasikan asma dan sifat-sifat Ilahi pada dirinya.

b) Tingkat menengah (at-tawasuth). Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit
kehalusan sifat kemanusiaan yang terkait dengan realitas kasih Tuhan
(alhaqāiq ar-raḫmāniyyah). Pengetahuan yang dimiliki oleh insan kamil pada
tingkat ini telah meningkat dari pengetahuan biasa, karena sebagian dari hal-
hal yang gaib telah dibukakan Tuhan kepadanya.

4
c) Tingkat terakhir (alkhitām). Pada tingkat ini insan kamil telah dapat
merealisasikan citra Tuhan secara utuh. Ia pun telah dapat mengetahui
rincian dari rahasia penciptaan takdir.

2.2 ALASAN MENGAPA IMAN, ISLAM, DAN IHSAN MENJADI


PERSYARATAN DALAM MEMBENTUK INSAN KAMI

Karena kesempurnaan insan kamil terletak dari iman, islam dan ihsan ,
sehingga insan kamil dapat mewujudkan pengetahuan tentang iman , islam
dan ihsan dalam kehidupan sehari - hari. Hubungan atau keterkaitan antara
Iman, Islam dan Ihsan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

Jika makna iman itu sekedar “percaya” berarti semua manusia di dunia
ini beriman, karena semua manusia percaya akan adanya Tuhan; semua
manusia percaya akan adanya malaikat, dan seterusnya. Jadi, tidak ada
seorang manusia pun yang kafir.

Ada orang mengatakan, belum tentu setiap muslim pasti beriman


(mukmin) karena bisa jadi imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak
meyakini dengan keimanan yang sempurna walaupun dia melakukan amalan-
amalan lahir dengan anggota badannya.

Status orang seperti ini hanyalah muslim saja dan tidak tergolong
mukmin dengan iman yang sempurna. Setiap mukmin pasti muslim karena
orang yang telah beriman secara benar pasti akan merealisasikan iman
dengan melaksanakan amal-amal Islam secara benar pula, sebagaimana
Allah Swt. telah berfirman, “Orang-orang Arab Badui itu mengatakan, “Kami
telah beriman”. Katakanlah, “Kalian belumlah beriman, tetapi hendaklah
kalian mengatakan, ‘Kami telah berislam’.” (QS Al-Hujuraat/49:14).

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa di dalam sikap ihsan sudah


terkumpul di dalamnya iman dan Islam. Oleh karena itu, orang yang bersikap
ihsan itu lebih istimewa dibandingkan orang-orang mukmin yang lain, dan
orang yang mukmin itu juga lebih istimewa dibandingkan muslim yang lain.

5
2.3 MENGGALI SUMBER TEOLOGIS, HISTORIS, DAN FILOSOFIS TENTANG IMAN,
ISLAM, DAN IHSAN SEBAGAI PILAR AGAMA ISLAM

1. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis tentang Iman, Islam,


dan Ihsan sebagai Pilar Agama Islam

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar bin Khattab r.a. di atas


kaum muslimin menetapkan adanya tiga unsur penting dalam agama Islam,
yakni iman, Islam, dan ihsan sebagai satu kesatuan yang utuh. Pada periode
berikutnya,

para ulama mengembangkan imu-ilmu Islam untuk memahami ketiga


unsur tersebut. Kaum muslimin Indonesia lebih familier dengan istilah akidah,
syariat, dan akhlak sebagai tiga unsur atau komponen pokok ajaran Islam.
Akidah merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar iman; syariat
merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar Islam; dan akhlak
merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar ihsan.

Masalah keimanan adalah masalah fundamental dalam Islam. Jangan


sampai manusia merasa sudah beriman, padahal imannya keliru karena tidak
sejalan dengan kehendak Allah. QS Saba`/34: 51-54 menggambarkan
penyesalan manusia setelah kematiannya karena ketika di dunia ia memiliki
keimanan yang keliru.

2. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Konsep Insan Kamil


Istilah insan kamil (manusia sempurna)

pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Ibn Araby (abad ke-14). Ia


menyebutkan ada dua jenis manusia, yakni insan kamil dan monster
setengah manusia. Jadi, kata Ibn Araby, jika tidak menjadi insan kamil,
maka manusia menjadi monster setengah manusia.
Insan kamil adalah manusia yang telah menanggalkan ke-monster-
annya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk menapaki jalan insan kamil terlebih dahulu kita perlumengingat kembali
tentang 4 unsur manusia yaitu jasad atau raga, hati, rohdan rasa. Keempat unsur
manusia ini harus di fungsikan untuk menjalankankehendak allah. Hati nurani harus
dijadikan rajanya dengan cara selalumengingat tuhan.Jika sudah secara benar
menjalankan 4 unsur tersebut, lalumengkokohkan keimanan, meningkatkan
peribadatan, dan membaguskan perbuatan, sekaligus menghilangkan karakter-
karakter yang buruk.

3.2 Saran

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannyakami akan lebih
focus dan detail dalam menjelaskan dalam makalah di atasdengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.Untuk saran berisi
kritik atau saran kepada kami dapat bisa untukmenanggapi terhadap kesimpulan
dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian akhir dari makalah
adalah daftar pustaka. Padakesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/35325223#:~:text=Mengintegrasikan%20Iman%2C
%20Islam%20dan%20Ihsan%20untuk%20membentuk%20Insan%20kamil
%20adalah,Iman%20kepada%20Malaikat%20Allah

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/242847/mod_resource/content/2/BAB
%204%20Integrasi%20Iman%20Islam%20Ihsan.pdf

https://prezi.com/p/qqfkntsyihol/mengintegrasikan-iman-islam-dan-ihsan-
dalam-membentuk-insan-kamil/

https://www.google.com/search?q=2.2%09ALASAN+MENGAPA+IMAN
%2C+ISLAM
%2C+DAN+IHSAN+MENJADI+PERSYARATAN+DALAM+MEMBENTUK+INSAN+
KAMI&ei=_25TY5OkF5HC4-EPxsC7-
AM&ved=0ahUKEwjTn8HD_fL6AhUR4TgGHUbgDj8Q4dUDCA4&uact=5&oq=2.2
%09ALASAN+MENGAPA+IMAN%2C+ISLAM
%2C+DAN+IHSAN+MENJADI+PERSYARATAN+DALAM+MEMBENTUK+INSAN+
KAMI&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAM6FAgAEOoCELQCEIoDELcDENQDEOUCOhE
IABDqAhC0AhCKAxC3AxDlAkoECEEYAEoECEYYAFDMEFjMEGDNHGgBcAB4
AIABXIgBoQGSAQEymAEAoAEBoAECsAEKwAEB&sclient=gws-wiz

Anda mungkin juga menyukai