Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGINTEGRASIKAN IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM MEMBENTUK INSAN


KAMIL

Dosen pengampu :

ZULPAN IKHRAM, MA

POLBENG

Disusun Oleh :

MUHAMMAD RASYID DITIAZ

NANANG RIZKIAWAN

NUR HAKIM

SAIM RAMDANI

ZULHAM HIDAYAT

KELAS 1B (TEKNIK LISTRIK)


KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
berjuta kenikmatan sehingga kami berkesempatan untuk menyusun suatu makalah
MENGINTEGRASIKAN IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM MEMBENTUK INSAN KAMIL.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengutip dan mencari dari sumber –
sumber yang sesuai sehingga makalah ini selesai dengan tepat waktu.

Kami berharap makalah ini dapat menjadi salah satu referensi ataupun pedoman bagi
mahasiswa

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam proses
pembuatan makalah ini. Saran dan kritik akan dapat memacu kreatifitas kami dalam
semua penulisan yang kami susun berikutnya.

Bengkalis, 04 Okt 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 2

BAB I Menelusuri Konsep dan Urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam Membentuk Insan
Kamil.( Manusia Sempurna ) ............................................................................................................ 3

BAB II Menanyakan Alasan Mengapa Iman, Islam, dan Ihsan Menjadi Persyaratan
dalam Membentuk Insan Kamil ..................................................................................................... 4

BAB III Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Tentang Iman, Islam, dan Ihsan Sebagai
Pilar Agama Islam dalam Membentuk Insan Kamil. ......................................................................... 5

BAB IV MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG KARAKTERISTIK INSAN KAMIL DAN METODE


PENCAPAIANNYA .............................................................................................................................. 7

BAB V MENDESKRIPSIKAN TENTANG ESENSI DAN URGENSI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM
MEMBENTUK INSAN KAMIL ............................................................................................................. 9

KESIMPULAN...........................................................................................................................10

REFERENSI ...............................................................................................................................10

2
BAB I
Menelusuri Konsep dan Urgensi Islam, Iman, dan Ihsan
dalam Membentuk Insan Kamil.( Manusia Sempurna )
Insan kamil adalah manusia yang sempurna dari wujud keimanan, ketakwaan dan ilmu
pengetahuan yang menjadi satu perpaduan. Di dalam Islam maka terdapat beberapa
tingkatan sebagaimana hadis Jibril yang Masyhur. Tingkatan tersebut adalah:

• Islam adalah bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke
Baitullah, jika engkau mampu.
• Iman adalah ketika seseorang beriman kepada rukun iman yang berjumlah 6.
• Ihsan adalah ketika seseorang beribadah kepada Allah seakan-akan dia
melihatNya. Kalaupun dia tidak melihatNya, sesungguhnya Allah melihatnya.

Menurut Ibn Araby, ada dua tingkatan menusia dalam mengimani Tuhan. Pertama,
tingkat insan kamil. Mereka mengimani Tuhan dengan cara penyaksian. Artinya, mereka “
menyaksikan” Tuhan; mereka menyembah Tuhan yang disaksikannya. Kedua, manusia
beragama pada umumnya. Mereka mengimami Tuhan dengan cara mendefinisikan.
Artinya, mereka tidak menyaksikan Tuhan. Tetapi mereka mendefinisikan Tuhan. Mereka
mendefinisikan Tuhan berdasarkan sifat – sifat dan nama – nama Tuhan. ( Asma’ul Husna
).
Abdulkarim Al – Jilli membagi insan kamil atas tiga tingkatan :
a) Tingkat Pemula ( al – bidayah ). Pada tingkat ini insan kamil mulai dapat merealisasikan
asma dan sifat – sifat ilahi pada dirinya.
b) Tingkat menengah ( at – tawasuth ). Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit kehalusan
sifat kemanusiaan yang terkait dengan realitas kasih Tuhan ( al – haqaiq ar – ramaniyyah
). Pengetahuan yang dimiliki oleh insan kamil pada tingkat ini telah meningkat dari
pengetahuan biasa, karena sebagian dari hal – hal yang gaib telah dibukakan Tuhan
kepadanya.
c) Tingkat terakhir ( al – khitam ). Pada tinhgkat ini insan kamil telah dapat merealisasikan
citra Tuhan secara utuh. Iapun telah dapat mengetahui rincian dari rahasia penciptaan
takdir.

3
BAB II
Menanyakan Alasan Mengapa Iman, Islam, dan Ihsan
Menjadi Persyaratan dalam Membentuk Insan Kamil

Karena kesempurnaan insan kamil terletak dari iman, islam dan ihsan ,
sehingga insan kamil dapat mewujudkan pengetahuan tentang iman , islam dan
ihsan dalam kehidupan sehari - hari. Hubungan atau keterkaitan
antara Iman, Islam dan Ihsan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Iman adalah keyakinan yang kokoh yang menjadi dasar akidah. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan
diri kepada Allah SWT.

Iman menurut istilah adalah meyakini dalam hati, mengucapkan apa yang
kita yakini dalam hati tadi dengan lisan, dan mengamalkan dalam perbuatan sehari"
apa yang sudah kita yakini dalam hati dan sudah kita ucapkan dengan lisan .

Apakah anda percaya akan adanya Allah ? Mereka semua memberikan


jawaban yang sama kami percaya akan adanya Allah, kami percaya akan adanya
malaikat – malaikatnya dan seterusnya. Kemudian jika ditanya lebih lanjut
adakah manusia yang tidak percaya akan adannya malaikat, dan adakah manusia
yang tidak percaya adanya tuhan, dan serterusnya. Hampir semua mahasiswa
menjawab tidak ada seorang manusiapun yang tidak percaya akan adanya Tuhan,
tidak ada seorang manusiapun yang tidak percaya akan adanya malaikat, dan
seterusnya. Semua manusia percaya adanya Tuhan, dan seterusnya.

4
BAB III

Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Tentang


Iman, Islam, dan Ihsan Sebagai Pilar Agama Islam dalam
Membentuk Insan Kamil.
1. Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Tentang Iman, Islam, dan Ihsan sebagai Pilar
Agama Islam. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar Bin Khatab r.a diatas kaum
muslimin menetapkan adanya tiga unsur penting dalam agama islam yakni, iman, islam,
dam ihsan sebagai kesatuan yang utuh. Akidah merupakan cabang ilmu agama untuk
memahami pilar islam dan akhlak merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar
ihsan.

2. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Konsep Insan Kamil. Istilah Insan
Kamil (manusia sempurna) pertama kali diperkenalkan oleh syekh Ibn Araby ( abad ke –
14 ). Ia menyebutkan ada dua jenis manusia, yakni insan kamil dan monster setengah
manusia. Jadi, kata Ibn Araby, jika tidak menjadi insan kamil, maka manusia menjadi
monster setengah manusia. Insan kamil adalah manusia yang telah menanggalkan
kemonsteranya. Konsekuensinya, diluar kedua jenis manusia ini da manusia yang sedang
berproses menanggalkan kemonsterannya dalam membentuk insan kamil.

a. Konsep Manusia dalam Al-Quran.

secara umum, pembicaraan tentang konsep manusia selalu berkisar dalam dua dimensi,
yakni dimensi jasmani dan rohani, atau dimensi lahir dan batin.

5
b. Unsur –unsur Manusia Pembentuk Insan Kamil

secara ringkas, Al – Ghazali ( dalam othman, 1987: 31-33) menyebut beberapa instrumen
untuk mencari pengetahuan yang benar serta kapasitas untuk mencapainya. Pertama,
panca indra. Panca indra memiliki keterbatasan dan tidak bisa mencapai pengetahuan
yanng benar, setelah dinilai oleh akal. Kedua, akal. Dengan metode ini, dengan cara yang
sama, seharusnya orangpun menuilai tingkat kebenaran akal. Orang seharusnya
menggunakan cara yang sama dengan cara yang digunakan oleh akal ketika menulai
kekeliruan panca indra.Ketiga, nur ilahi. Ketika Al- Ghazali sembuh dari sakitnya ia
menuturkan, kesembuhannya dari sakit karena adanya nur ilahi yang menembus dirinya.
Kemudian Al- Ghazali mengungkapkan pandangannya tentang nur ilahi sebagai berikut.
Kapan saja Allah menghendaki untuk memimpin seseorang, maka jadilah demikian. Dialah
yang melapangkan dada orang itu untuk berislam. ( QS: Al- An am/ 6:125}.

6
BAB IV

MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG KARAKTERISTIK INSAN


KAMIL DAN METODE PENCAPAIANNYA
1. Karakteristik insan kamil

Insan kamil bukanlah manusia pada umumnya. Menurut ibnu araby meyebutkan adanya
dua jenis manusia yaitu insan kamil dan monster bertubuh manusia. Maksudnya jika tidak
menjadi insan kamil, maka manusia akan menjadi monster bertubuh manusia. Untuk itu
kita perlu mengenali tempat unsur untuk mencapai derajat insan kamil, diantaranya :

1. Jasad

2. Hati nurani

3. Roh

4. Sirr (rasa)

Untuk mencapai derajat insan kamil kita harus dapat menundukkan nafsu dan syahwat
hingga mencapai tangga nafsu muthama’inah.Hal ini dapat dilihat pada (QS Al Fajr/89;27-
30). Yang artinya hai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhoinya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaku, masuklah kedalam
surgaku.

Ayat di atas dengan jelas menegaskan bahwa nafsu muthma’inah merupakan titik
berangkat untuk kembali kepada tuhan. Akan tetapi, dengan modal nafsu muthama’inah
pun masih di perintah lagi oleh allah untuk menaiki tangga nafsu diatasnya. Menurut
imam ghazali ada 7 macam nafsu sebagai proses taraqqi (menaik) yaitu :

1. Nafsu ammarah

2. Nafsu lawwamah

3. Nafsu mulhimah

4. Nafsu muthma’inah

5. Nafsu radhiyah

7
6. Nafsu mardiyyah

7. Nafsu kamilah

2. Metode Mencapai Insan Kamil

cara konkret :

1.Memulai sholat jika tuhan yang akan disembah itu sudah dapat dihadirkan dalam hati,
sehingga ia menyembah tuhan yang benar-benar tuhan.

2.Berniat sholat karna allah.

3.Selalu menjalankan sholat dan keadaan hatinya hanya mengingat allah.

4.Shalat yang telah didirikannya itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar

8
BAB V

MENDESKRIPSIKAN TENTANG ESENSI DAN URGENSI IMAN,


ISLAM, DAN IHSAN DALAM MEMBENTUK INSAN KAMIL

Insan kamil merupakan tipe manusia ideal yang dikehendaki oleh tuhan. Hal ini
disebabkan, jika tidak menjadi insan kamil maka manusia itu hanyalah monster bertubuh
manusia.

Siapa dan bagaimana insan kamil itu ?

Dalam perspektif islam manusia memiliki 4 unsur yaitu : jasad, hati, roh dan rasa.
Yang berfungsi untuk menjalankan kehendak ilahi. Untuk mengkokohkan keimanan akan
menjadi manusia yang insan kamil maka kaimanan kita harus mencapai tingkat yakin.
Maka kita harus mengidentifikasi yang mengacu pada rukun iman. Sedangkan untuk dapat
beribadah secara bersungguh-sungguh dan ikhlas, maka segala ibadah yang kita lakukan
mengacu pada rukun islam.

Kaum sufi memberikan tips untuk dapat menaiki tangga demi tangga, maka seseorang yang
berkehendak mencapai martabat insan kamil diharuskan melakukan riyadhah (berlatih
terus-menerus) untuk menapaki maqam demi maqam yang biasa ditempuh oleh bangsa sufi
dalam perjalanannya menuju tuhan. Maqam-maqam yang dimaksud merupakan karakter-
karakter inti yang memiliki 6 unsur :

1. Taubat.

2. Wara’.

3. Zuhud.

4. Faqir.

5. Sabar

6. Tawakkal

9
KESIMPULAN

Untuk menapaki jalan insan kamil terlebih dahulu kita perlu mengingat kembali tentang 4
unsur manusia yaitu jasad atau raga, hati, roh dan rasa. Keempat unsur manusia ini harus di
fungsikan untuk menjalankan kehendak allah. Hati nurani harus dijadikan rajanya dengan cara
selalu mengingat tuhan.

Jika sudah secara benar menjalankan 4 unsur tersebut, lalu mengkokohkan keimanan,
meningkatkan peribadatan, dan membaguskan perbuatan, sekaligus menghilangkan karakter-
karakter yang buruk.

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

http://rizkiarahmayanti16.blogspot.com/2015/02/mengintegrasikan-iman-islam-dan-
ihsan.html?m=1

http://https://brainly.co.id/tugas/13030988

10

Anda mungkin juga menyukai