Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INSAN KAMIL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam

Dosen Pengampu :
Syarifuddin, S, Ag, M. Ag

Disusun Oleh :
Najliha Abraham
NIM : 714840123019

JURUSAN D-III FARMASI


POLTEKKES KEMENKES MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang sampai pada saat ini tiada
hentinya memberikan nikmat kesehatan dan kesejahteraan sehingga kita masih bisa menjalankan
kegiatan proses belajar mengajar. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Rasulullah SAW.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam. Adapun
judul makalah ini adalah “Insan Kamil”.

Harapan saya semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca. Saran
dan kritik atas makalah ini dengan senang hati saya terima untuk memperbaiki bentuk mampu
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Manado, 12 Agustus 2023

Hormat Saya,

Najliha Abraham
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB 1 .....................................................................................................................
PENDAHULUAN ..................................................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................................................


B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................
BAB II ...................................................................................................................

PEMBAHASAN ...................................................................................................
A. Konsep dan Urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam Membentuk Insan Kamil
B. Alasan Mengapa Islam, Iman, dan Ihsan Menjadi Persyaratan dalam Membentuk
Insan Kamil
C. Sumber Teologis, Historis, dan Fisiologis tentang Islam, Iman, dan Ihsan dalam
Membentuk Insan Kamil
D. Argument tentang Karakteristik Insan Kamil .................................................

BAB III ..................................................................................................................


PENUTUP .............................................................................................................

A. Kesimpulan ......................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari seringkali ditemukan adanya rasa
ketidaknyamanan dalam menjalani hidup, seperti mengalami kemiskinan, kelaparan,
dll. Tidak hanya itu, orang lain pun kadang membiarkan keburukan terjadi layaknya
hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan bahwa manusia gagal
dalam memahami hakekatnya sebagai manusia . Hal tersebut jelas menunjukkan
bahwa manusia sudah mulai kehilangan sifat kemanusiaan dalam dirinya. Sudah
kewajiban jika manusia hidup sebagai manusia yang sesungguhnya, contohnya
gotong royong, tolong menolong, menghilangkan rasa tamak, iri dengki, dan
sombong terhadap orang lain guna menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Sehingga untuk kita memahami hakekat manusia, manusia itu sendiri harus
memahami arti Insan Kamil.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam membentuk Insan
Kamil ?
2. Mengapa Islam, Iman, dan Ihsan menjadi persyaratan dalam membentuk Insan
Kamil ?
3. Apa sumber teologis, historis, dan filosofis tentang Islam, Iman, dan Ihsan dalam
membentuk Insan Kamil ?
4. Bagaimana membangun argument tentang karakteristik Insan Kamil ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Islam, Iman dan Ihsan dalam membentuk
Insan Kamil.
2. Untuk mengetahui Islam, Iman, dan Ihsan menjadi persyaratan dalam
membentuk Insan Kamil.
3. Untuk mengetahui sumber teologis, historis, dan filosofis, tentang Islam, Iman,
dan Ihsan dalam membentuk Insan Kamil.
4. Untuk mengetahui tentang membangun argument tentang karakteristik Insan
Kamil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam Membentuk Insan Kamil
Menurut Ibn Araby, ada dua tingkatan manusia dalam mengimani Tuhan.
Pertama, tingkat Insan kamil. Mereka mengimani Tuhan dengan cara penyaksian.
Artinya mereka “menyaksikan” Tuhan; mereka menyembah Tuhan yang
disaksikannya. Kedua, manusia beragama pada umumnya. Mereka mengimani Tuhan
dengan cara pendefisiaan. Artinya, mereka tidak menyaksikan Tuhan, tetapi mereka
mendefinisikan Tuhan. Mereka mendefinisikan Tuhan berdasarkan sifat-sifat dan
nama-nama Tuhan (Asma’ul Husna).
Masalah menyaksikan Tuhan ini berkaitan dengan rukun islam pertama, yaitu
mengucapkan dua kalimat syahadat. Dua kalimat syahadat ini sudah baku, tidak bisa
dan tidak boleh di ubah-ubah.
Menurut Abdulkarim Al-Jilli, Insan Kamil dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan permulaan (al-bidayah) : dapat merealisasikan asma dan sifat-sifat
illahi pada dirinya.
b. Tingkat menengah (at-tawasuh) : sebagai obat kehalusan sifat kemanusiaan
yang terkait dengan realitas kasih Tuhan (al-haqaiq ar-rahmaniyyah).
Pengetahuan yang dimiliki Insan Kamil pada tingkat ini telah meningkat dari
pengetahuan biasa, karena sebagai dari hal-hal gaib telah dibukakan Tuhan
kepadanya.
c. Tingkat terakhir (al-khitam) : dapat merealisasikan citra Tuhan secara utuh. Ia
pun telah dapat mengetahui rincian dari rahasia penciptaan takdir.
B. Alasan Mengapa Islam, Iman dan Ihsan Menjadi Persyaratan dalam
Membentuk Insan Kamil
Jika makna iman itu sekedar “percaya” berarti semua manusia yang ada di dunia
ini beriman, karena semua manusia percaya akan adanya Tuhan; semua orang percaya
akan adanya malaikat, dan seterusny. Jadi tidak ada satu orang pun manusia yang
kafir.
Tern ihsan dan insan kamil adalah dua tern yang relatif asing oleh kaum
muslimin. Ihsan adalah menjalankan ibadah seolah-olah kita melihat Allah SWT.
Makna ihsan yaitu konsep dalam agama islam yang mengacu pada kualitas atau
tindakan yang baik, terpuji, dan sempurna. Setiap mukmin pasti muslim karena orang
yang telah beriman secara benar pasti akan merealisikan iman dengan melaksanakan
amal-amal Islam secara benar pula, sebagaimana Allah SWT telah berfirman, “orang-
orang Arab Badui itu mengatakan, “Kami telah beriman”. Katakanlah, “Kalian
belumlah beriman, tetapi hendaklah kalian mengatakan, ‘Kami telah berislam’.” (QS
Al-Hujuraat/49:14).
C. Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis tentang Islam, Iman, dan Ihsan dalam
Membentuk Insan Kamil
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar bin Khattab r.a. diatas kaum muslim
menetapkan adanya tiga unsur penting dalam agama islam, yaitu Iman, Islam, dan
Ihsan sebagai satu kesatuan yang utuh. Kaum muslimin Indonesia lebih familiar
dengan istilah akidah, syariat, dan akhlak sebagai tiga komponen pokok agama islam.
Akidah merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar islam, dan akhlak
merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar ihsan.
Masalah keimanan merupakan masalah fundamental dalam islam.
~ Konsep Manusia dalam Al-Qur’an :
Secara umum konsep manusia selalu berkisar dalam dua dimensi, yaitu
dimensi jasmani dan rohani (dimensi lahir dan batin). Konsep ini bertujuan
menjelaskan tern “manusia” dalam Al-Qur’an. Ada tiga tern yang biasa di
terjemahkan sebagai “manusia” dalam Al-Qur’an, yaitu basyar, al-insan, dan
an-nas. Basyar disebut sebagai dimensi jasmaniah, al-insan disebut sebagai
dimensi psikologis-rohaniah, dan an-nas disebut sebagai dimensi sosiologis-
kemasyarakatan dari manusia.

~ Unsur - unsur Manusia Pembentukan Insan Kamil

1. Pancaindra
2. Akal
3. Nur Ilahi
D. Argument tentang Karakteristik Insan Kamil
Menurut Ibnu Araby, berpendapat bahwa adanya dua jenis manusia yaitu insan
kamil dan monster bertubuh manusia. Yang artinya adalah jika tidak menjadi insan
kamil, maka manusia akan menjadi monster bertubuh manusia.
Menurut Imam Ghazali, ada 7 macam nafsu sebagai proses taraqqi (menaik)
yaitu :
1. Nafsu Ammarah
2. Nafsu Lawwamah
3. Nafsu Mulhimah
4. Nafsu Muthama’inah
5. Nafsu Radhiyah
6. Nafsu Mardiyyah
7. Nafsu Kamilah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
untuk umat manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
Iman adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh
keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Sedangkan ihsan
adalah beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika
tidak melihatnya, sesumgguhnya Dia pasti melihatmu.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Iman, Ihsan dan Islam adalah
rangkaian konsep agama islam yang sesuai dengan dalil. Selanjutnya,
kebermaknaan Islam dan Iman akan mencapai kesempurnaan jika di
barengi dengan ihsan, karena ihsan merupakan perwujudan dari iman dan
islam yang sekaligus merupakan cerinan dari kadar iman dan islam itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai