Anda di halaman 1dari 3

1. a.

Karakteristik inti ajaran Islam yang membuatnya khas dan tetap relevan sepanjang
sejarah kemanusiaan
 Ajarannya dapat diterima oleh akal manusia
 Tidak ada kontradiksi (pertentangan)
 Sesuai dengan fitrah
 Sesuai dengan kemampuan manusia
 Universal (tidak khusus untuk suatu kaum/golongan)

1. b. Bagaimana Anda memahami makna La ilaha illallah sebagai inti keyakinan Islam? Apa
maksud sabda Nabi S.a.w. bahwa orang yang mengucapkannya pasti masuk surga? Lalu
bagaimana Anda mengimplementasikan tuntutan La ilaha illallah dalam praktik kehidupan Anda
sebagai mahasiswa ITB?

La ilaha illallah memiliki arti “tiada tuhan selain Allah”. Jika kita seorang muslim maka kita
percaya bahwa tidak ada yang lebih kekal selain Allah Swt. Maksud dari Nabi Muhammad SAW.
adalah orang yang mengucapkan dan meyakininya seperti melaksanakan perintah Allah Swt. dan
tidak melakukan apa yang dilarang oleh-Nya.
Saya sebagai mahasiswa ITB mengimplementasikannya dengan cara berusaha melakukan sholat 5
waktu dan tepat waktunya, belajar dengan sungguh-sungguh, dan berusaha untuk tidak mencontek
saat ujian

2. a. Deskripsikan secara rinci bagaimana al-Qur’an mengkonsepsikan hakikat manusia secara


holistik! Landasi jawaban Anda dengan dalil-dalil al-Qur’an!
Pada hakikatnya manusia tercipta dari tanah (Q.S. As-Sajdah : 7) yang memiliki tujuan dan fungsi
hidup untuk menghamba kepada Allah (Q.S. Al-Zariyat : 56), mengelola alam (Q.S. Al-Baqarah :
30), serta membangun dan memakmurkan peradabannya (Q.S. Hud : 61)

2. b. Sebagai khalifatullah, bagaimana peran strategis yang seharusnya kita mainkan selaku umat
Islam di kancah global dalalm rangka mewujudkan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan umat
manusia?
Menurut saya, peran yang harus kita lakukan adalah menyempurnakan diri terlebih dahulu, yaitu
dengan menyucikan pikiran, hati, dan jiwa yang kita miliki. Dengan kesucian jiwa yang kita
miliki, kita dapat mewujudkan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan dimulai dari diri sendiri
dan orang-orang terdekat kita.

3. a. Apa yang dimaksud dengan kemukjizatan al-Qur’an dari sisi kandungan isyarat-isyarat ilmu
pengetahuan (al-i’jaz al-‘ilmi)? Lengkapi penjelasan Anda dengan contohnya!
Yang dimaksud dengan al-i’jaz al-‘ilmi adalah al-Qur’an turun dengan isyarat tentang ilmu
pengetahuan, seperti Q.S. Al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang memerintahkan manusia untuk terus
membaca. Dengan membaca, kita dapat menambah ilmu dan wawasan yang kita miliki.

3. b. Jelaskan secara runtut tahapan-tahapan metodis dalam rangka berinteraksi dengan al-Qur’an?
Apa signifikansi membaca al-Qur’an tanpa mengerti maknanya? Landasi argumentasi Anda
dengan hadis!
Tahapan berinteraksi dengan al-Qur’an:

 Melakukan studi tentang al-Qur’an secara terus-menerus


 Mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam al-Qur’an
 Mendakwahkan nilai-nilai yang ada dalam al-Qur’an disertai dengan kesabaran

Membaca al-Qur’an tanpa mengerti maknanya menurut saya boleh saja seperti yang dikatakan
dalam hadis dari HR Tirmidzi yang memiliki arti “Siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran
maka dia mendapat satu pahala. Dan setiap pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali lipatnya. Aku
tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu
huruf.” Tetapi, kita akan melewatkan banyak hal seperti pelajaran yang dapat diambil dari al-
Qur’an.

4. a. Mengapa al-Qur’an membutuhkan Sunnah? Jelaskan secara detail fungsi-fungsi Sunnah


terhadap al-Qur’an beserta dengan contohnya!
Al-Qur’an membutuhkan sunnah karena sunnah dapat memperjelas dan menafsirkan isi al-Qur’an
untuk orang-orang yang masih awam dan sulit untuk mengerti serta memberi kepastian hukum
Islam yang tidak ada pada al-Qur’an. Selain itu, sunnah juga dapat mengganti ketentuan terdahulu
yang ada dalam al-Qur’an.

4. b. Bagaimana Anda menyikapi perbedaan hasil Ijtihad/madhhab? Bolehkah kita memilih salah
satu di antara berbagai pendapat ulama yang berbeda dengan alasan lebih memudahkan dan
praktis (taysir)? Berikan contoh kasusnya!
Saya akan menerima apapun hasilnya asal membawa kebaikan untuk umat manusia. Menurut saya
boleh-boleh saja asal tidak menimbulkan dosa. Contohnya ketentuan membaca al-Qur’an bagi
wanita yang sedang berhalangan, ada ulama yang berpendapat bahwa mereka boleh membaca al-
Quran asal dengan perantara seperti al-Qur’an di smartphone, ada pula yang berpendapat bahwa
tidak boleh membaca al-Qur’an sama sekali.

5. a. Mengapa kita beribadah kepada Allah ta’ala? Apakah Allah butuh Ibadah kita? Landasi
penjelasan Anda dengan Q.S. Ibrahim [14]: 8!
Kita beribadah kepada Allah karena kita butuh rahmat yang diberikan oleh-Nya, tanpa Allah Swt.
kita tidak akan ada di dunia ini. Sebenarnya Allah tidak butuh ibadah kita, jika kita mengingkari
dan melanggar apa yang dilarang oleh Allah Swt. sesungguhnya kita lah yang akan menyesal
karena Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji serta akan memberikan rahmat-Nya pada kita.

5. b. Bagaimana cara Anda men-setting motif di balik amal Ibadah agar bernilai ikhlas di sisi
Allah? Apa sebenarnya konsep ikhlas menurut ajaran Islam? Bolehkah kita bertahajud dengan
niat agar dilapangkan rezeki oleh-Nya?
Cara saya menaruh motif di balik amal ibadah agar bernilai ikhlas di sisi Allah adalah saya
memantapkan niat utama saya dalam beribadah yaitu karena saya percaya bahwa Allah adalah
tuhan saya dan alasan lain saya kesampingkan
Ikhlas menurut ajaran Islam berarti melakukan sesuatu (mis. Ibadah) tetapi tidak dengan paksaan
dan murni niat dari diri sendiri karena Allah
Menurut saya boleh saja, tetapi lebih baik dijadikan niat yang kedua atau ke sekian karena niat
utama menjalankan ibadah adalah karena Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai