Anda di halaman 1dari 7

Nama : Arief Lazunni

NIM : 12521061
Kelas : K-08
Nomor Absen : 39

UJIAN TENGAH SEMESTER AGAMA DAN ETIKA ISLAM

1. KONSEP DASAR AJARAN ISLAM:


a. Jelaskan secara rinci kerangka Islam kaaffah dengan tiga komponen utamanya
(akidah, syariah, dan akhlak)!
Jawab:
Berdasarkan komponen aqidah, Islam kaaffah bermaksud jangan menyembah Allah
dengan setengah-setengah; kita dituntut untuk bertauhid dengan penuh totalitas.
BerIslam secara kaffah itu artinya tidak sinkretisme: mencampurbaurkan berbagai
ajaran agama.

Berdasarkan komponen syariah, hal ini berhubungan dengan sebagian orang yang
berpandangan bahwa Islam itu mewajibkan bentuk dan sistem ketatanegaraan
tertentu, dalam hal ini maka ber-Islam secara kaffah artinya mendukung dan berjuang
untuk menegakkan sistem dan bentuk ketatanegaraan tsb. Sebaliknya, bagi mereka
yang bepandangan bahwa Islam tidak mewajibkan secara syar'i akan bentuk dan
sistem ketatanegaraan tertentu, maka mereka tidak merasa berkurang ke-kaffah-an
mereka dalam ber-Islam hanya karena tidak mendukung sistem dan bentuk
ketatanegaraan tertentu.

Berdasarkan komponen akhlak, hal ini berkaitan dengan karakter seseorang yang
memiliki pandangan jika ber-Islam secara kaffah itu harus total mengikuti contoh
yang diberikan Nabi termasuk dalam bersiwak. Mereka membersihkan mulut dan gigi
mereka dengan menggunakan siwak. Inilah salah stau bentuk ke-kaffah-an mereka
dalam berIslam. Sementara itu ada ummat Islam yang menganggap bahwa yang Nabi
perintahkan itu sebenarnya menjaga dan membersihkan mulut dan gigi kita. Apakah
cara membersihkannya dengan siwak atau dengan sikat gigi dan pasta gigi tertentu itu
tidak menjadi masalah. kalau ada yang mau pakai siwak, silahkan saja. Mereka yang
menjaga kebersihan mulutnya dengan sikat gigi, pasta gigi, obat kumur-kumur, rutin
ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali tidak akan merasa berkurang ke-kaffah-an mereka
dalam berIslam, hanya karena tidak bersiwak.

b. Bagaimana anda memahami wasathiyyah (moderasi) sebagai salah satu karakteristik


ajaran Islam? Berikan contoh sisi wasathiyyah dalam memahami teks-teks agama!
Jawab:
Wasathiyyah adalah ajaran islam yang mengarahkan umatnya untuk berada dalam
keadilan, keadaan setimbang, dan sesuai dengan posinya. Wasathiyyah atau moderasi
dapat didefinisikan sebagai sikap yang dianjurkan untuk orang-orang yang memiliki
akal sehat dan kecerdasan, yang dapat dibedakan dari keengganannya terhadap
ekstremisme ataupun wujud dari sikap yang abai. Hal ini merupakan konsep yang
rasional dengan sedikit, bahkan tanpa konotasi dogmatis, tetapi juga memiliki
keluhuran agama karena Alquran yang menganjurkannya. Contoh dari sikap
wasathiyyah atau moderasi ini adalah toleransi antar perbedaan pendapat dalam
musyawarah, dengan menerima aspirasi yang disampaikan oleh teman-teman yang
lain merupakan suatu bentuk dari moderasi. Tidak menolak mentah-mentah apa yang
disampaikan oleh orang lain adalah salah satu cara menghormati dan menghargai
pendapat dan hak orang lain. Aspirasi ditampung terlebih dahulu dan dicari pendapat
yang paling benar diantaranya untuk kebaikan bersama.

2. PERAN MANUSIA:
a. Mengapa Allah lebih memilih manusia sebagai khalifah-Nya daripada malaikat yang
taat kepada-Nya? Landasi jawaban anda dengan Q.S. Al Baqarah [2]: 31-33!
Jawab:
Setiap dari kita sebagai makhluk ciptaan tuhan adalah khalifah atau pemimpin atau
pengganti dari yang sebelumnya, dimulai dari hal yang paling mendasar yaitu pempin
untuk diri kita sendiri. Malaikat memang makhluk yang selalu beriman kepada Allah
SWT dan selalu patuh terhadap perintah-Nya. Namun malaikat bukanlah ciptaan
terbaik dari Allah SWT. Masih ada makhluk ciptaan Allah SWT lainnya yang lebih
sempurna dari malaikat, yaitu kita, manusia. Manusia disebut sebagai makhluk yang
sempurna karena Allah SWT memberi manusia kemampuan untuk berpikir dan
berkehendak sendiri. Dengan kemampuan berpikir dan kehendak sendiri inilah
manusia bisa menjadi lebih baik dari malaikat, atau mungkin sebaliknya. Jika
manusia mau menuruti perintah Allah SWT, maka dia menjadi makhluk yang lebih
baik dari malaikat. Namun, jika manusia menentang perintah Allah SWT, maka dia
lebih rendah dibandingkan malaikat. Tujuan Allah menciptakan manusia yang
pertama adalah bahwa Allah SWT ingin manusia berperan sebagai khalifah untuk
mengurus dan mengelola bumi. Hal ini tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 30.
Namun, perlu diketahui juga bahwa ketika Allah memerintahkan manusia untuk
beribadah kepadaNya, bukan berarti Allah membutuhkan kita. Allah tidak
menghendaki sedikit pun rezeki dari makhlukNya dan Dia pula tidak menghendaki
agar hamba memberi makan padaNya. Justru kita sebagai manusialah yang
membutuhkan Allah SWT. Kitalah yang butuh melakukan ibadah kepada Allah SWT.

b. Deskripsikan secara detail hakikat dan cakupan ibadah sebagai tujuan penciptaan
manusia! Lalu, bagaimana anda mengimplementasikan konsep ibadah tersebut dalam
aktivitas keseharian anda?
Jawab:
Pada hakikatnya manusia diciptakan oleh Allah ke dunia ini hanyalah untuk
beribadah kepada-Nya. Kita juga sebagai makhluk ciptaann-nya sudah sepantasnya
melakukan apa yang menjadi kewajiban kita bersembah kepada sang pencipta.
Ingatlah bahwa setiap yang kita lakukan di dunia, akan diberi balasan di akhirat.
Itulah mengapa Allah SWT menyuruh kita untuk berlomba mengerjakan kebaikan di
bumi, agar mendapat balasan berupa kehidupan yang lebih baik di surga nanti. Sesuai
dengan firman Allah swt “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana
saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al Baqarah : 148). Oleh karena itu cara terbaik
yang bisa saya lakukan dalam beribadah di aktivitas keseharian saya adalah dengan
terus melakukan kebaikan di setiap detiknya dan apapun bentuk, menjauhi segala
bentuk yang berada diluar jalur kebenaran, dan berusaha mengembangkan diri dan
berbuat baik lebih baik disetiap harinya. Banyak hal simple yang bis akita lakukan,
contohnya seperti sedekah dan senyum, membuat orang orang disekeliling kita
Bahagia dengan keberadaan kita adalah bentuk kebaikan juga, meskipun simple tetapi
hal itu sangat bermakna tentunya.

3. AL-QUR’AN:
a. Bagaimana membuktikan al-Quran sebagai wahyu yang datang dari Allah dan
sebagai pedoman hidup manusia?
Jawab :

Yang pertama harus kita yakini adalah Alquran merupakan mukjizat yang
disampaikan kepada Raul kita Nabi Muhammad saw. Banyak cerita yang sangat
sesuai dengan data dan fakta yang membktikan wahyu atau penyampaian Alquran
kepada Nabi Muhammmda saw. Tentunya dalil kebenaran Alquran ini tidak hanya
dari firman Allah. Tapi juga fakta-fakta didukung oleh beberapa bukti yang logis dan
nyata, sebagai berikut.

1. Belum ada yang bisa menciptakan ayat seperti Al-quran dan belum ada yang bisa
membuktikan jika ayat Alquran itu palsu.
Kaum musyrik gagal untuk menghasilkan satu ayat, apalagi satu surat, atau
sebuah buku seperti Alquran meskipun fakta mereka sangat bertekad dan sangat
termotivasi untuk menentang dan memalsukan panggilan Nabi. Lebih lanjut, kita
harus ingat mereka adalah ahli bahasa Arab, di mana Alquran diturunkan.
Pastinya, ini merupakan bukti pasti bahwa Alquran berasal dari Allah, Tuhan
semesta alam.

2. Alquran telah menjelaskan beberapa kejadian yang akan terjadi dimasa akan
dating dan itu benar-benar terjadi dan tidak ada yang meleset sedikitpun.
Alquran meramalkan banyak hal yang tidak terlihat dan membuat beberapa
ramalan yang semuanya digenapi persis seperti yang diramalkan. Misalnya, Persia
mengalahkan Bizantium dalam salah satu pertempuran mereka. Alquran mencatat
kekalahan ini dengan meramalkan bahwa Bizantium akan mengalahkan Persia,
dan inilah yang sebenarnya terjadi.
3. Al-Quran memuat fakta-fakta Ilmiah yang terjadi di dunia
Alquran memuat banyak fakta ilmiah yang ajaib yang baru ditemukan 14 abad
kemudian. Misalnya, Alquran memberi tahu kita tentang penghalang yang
memisahkan air asin dari air tawar agar tidak bercampur satu sama lain, sesuai
dengan yang tercantum dalam Q.S. Ar-rahman ayat 19.

b. Bagaimana mengimplementasikan keyakinan akan kebenaran al-Quran itu dalam


kehidupan sehari-hari?
Jawab :
Cara menerapkan kebenaran alquran dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut:
1. Melafazkannya atau membacanya. Aktivitas membaca Alquran merupakan cara
yang paling awal untuk bisa menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati dalam
kehidupan kita. Aktivitas membaca Alquran dapat dimaknai dengan melakukan
rutinitas yang disusun secara sistematis dalam mengalokasikan waktu untuk bisa
membaca Alquran.
2. Menghafalkannya. Kegiatan untuk bisa menghafal Alquran adalah langkah kedua
yang dapat menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati yang terpatri dalam hati
dan tertera dalam jiwa. Sebagai sebuah kitab suci yang dijadikan pedoman hidup,
ternyata Alquran merupakan satu-satunya kitab suci yang mudah dihafal di antara
kitab samawi lainnya.
3. Memahami isinya. Langkah ketiga untuk bisa menjadikan Alquran sebagai
sahabat sejati dalam kehidupan adalah dengan berusaha untuk memahami dan
menadaburinya.
4. Mengamalkannya. Langkah pamungkas yang harus dipastikan untuk bisa
bersahabat dengan Alquran adalah berusaha untuk mengamalkan setiap ayat yang
terkandung di dalamnya. Proses untuk bisa mengamalkan ini dapat dipahami
dengan cara menjadikan setiap aktivitas kita sesuai dengan tuntunan Alquran,
baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.
4. SUNNAH DAN IJTIHAD:
a. Apa makna sunnah? Jelaskan secara detail fungsi sunnah terhadap Alquran beserta
dengan contohnya!
Jawab:
Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang paling utama setelah Al-Qur’an.
Sunnah merupaan sikap, tindakan, ucapan, dan cara Rasulullah SAW menjalani
hidupnya. Sunnah didokumentasikan dalam kumpulan hadis Rasulullah SAW. Jadi,
hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Sunnah merupakan bagian
dari teladan terbaik umat Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW. Contoh sunnah yang
sangat dekat dari kita adalam mencuci tangan sebelum makan, sesuai dengan hadits
Nabi Muhammad saw “Rasulullah SAW beliau ingin makan atau minum beliau
mencuci kedua tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum.” (HR. Abu
Daud)

b. Apakah setiap orang harus mengerti setiap permasalahan hukum disertai dengan dalil
dan proses penyimpulannya (istinbat)? Jelaskan secara argumentative!
Jawab:
Setiap oaring harus mengetahui alasan jika ingin mengungkapkan sesuatu, setiap
oaring juga harus memiliki bukti yang konkrit jika ingin memberikan suatu
pernyataan, sehingga apa yang disampaikannya dapat diketahui kebenarannya dan
dapat diterima oleh orang banyak. Sehingga menurut saya setiap orang sudah
semestinya mengerti setiap permasalahan hukum beserta dalil dan proses
penyimpulannya sehingga apa yang dipercayai dan diamalkan adalah kebenaran dan
tidak menyesatkan. Karena jika kita menyimpulkan suatu permasalahan tanpa
didasari oleh dalil atau tanpa mengetahui dasar permasalahannya justru akan
menjerumuskan dalam kesesatan.

5. HAKIKAT IBADAH:
a. Mengapa kita beribadah kepada Allah? Apakah Allah butuh ibadah kita? Landasi
penjelasan anda dengan Q.S. Ibrahim [14]: 8!
Jawab:
Tujuan Allah menciptakan manusia yang pertama adalah bahwa Allah SWT ingin
manusia berperan sebagai khalifah untuk mengurus dan mengelola bumi. Hal ini
tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 30. Namun, perlu diketahui juga bahwa ketika
Allah memerintahkan manusia untuk beribadah kepadaNya, bukan berarti Allah
membutuhkan kita. Allah tidak menghendaki sedikit pun rezeki dari makhlukNya dan
Dia pula tidak menghendaki agar hamba memberi makan padaNya. Justru kita
sebagai manusialah yang membutuhkan Allah SWT. Kitalah yang butuh melakukan
ibadah kepada Allah SWT. Sehingga Ibadah adalah wujud kewajiban dan syukur kita
kepada sang pencipta.

b. Bagaimana kita men setting ibadah agar dapat membentuk akhlak yang mulia?
Sebagai bentuk ibadah mahdhah, salat seperti apa yang dapat menghindarkan
pelakunya dari perilaku keji dan perbuatan munkar?
Jawab:
Cara kita mengatur ibadah kita agar dapat membentuk akhlak yang mulia adalah
pertama-tama kita harus dapat memastikan jika ibadah yang kita lakukan dengan cara
yang benar. Dan kita melakukannya juga seperti yang diperintahkan dan mengikuti
sunnah Nabi Muhammad saw. Sehingga kita bisa berusaha semaksimal mungkin dan
berdoa semoga ibadah yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah swt. Sebagai
bentuk Ibadah yang mahdhah, salat yang dapat menghirkan pelakunya dari perbuatan
keji dan munkar adalah salat yang sesuai dengan yang diperintahkan dan mengikuti
sunnah rasul serta dalam proses melakukannya juga dilakukan dengan khusyuk dalam
artian pikiran dan hati benar-benar focus dalam salat sebagai bentuk komunikasi
dengan sang pencipta.

Anda mungkin juga menyukai