Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Devi Wahyu Sri Sundadi

NIM : 17612015
UAS : ISLAM RAHMATANLILALAMIN
PRODI : KIMIA
RESUME
1) INTEGRASI ISLAM DALAM SAINS TEKNOLOGI

Integrasi adalah proses atau usaha dalam menjembatani islam dan sains
teknologi. Seperti yang disebutkan oleh ibnu khodir : “ilmu terbagi menjadi 2 bagian“
1. Ilmu Naqliyah : merupakan ilmu yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits yang
berasal dari Allah SWT dan Rasulullah SAW.
2. Ilmu Aqliyah : merupakan ilmu yang berasal dari akal yaitu akal manusia.
Sehingga dapat disamakan antara ilmu akal dan juga al-Qur’an dan hadits.
Contoh dalil yang terkait tentang integrasi islam dan sains yaitu :
(QS:Al-Isra ayat 82)
Yang artinya : “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur’an
itu) hanya akan menambah kerugian.”
Adapun makna dari ayat diatas yaitu : Al-Qur’an bisa menjadi obat. Namun,
bukan Al-Qur’an sendiri yang dijadikan obat. Melainkan dengan ayat-ayat yang
terdapat didalam Al-Qur’an, yang menceritakan terkait beberapa bahan alam yang
bisa menjadi obat. Ataupun beberapa ayat Al-Qur’an yang bisa dibacakan langsung
pada bagian tubuh yang sakit atau tempat-tempat tertentu, sehingga dapat
menyembuhkan. Seperti contohnya, didalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa buah tin
dan zaitun bisa menjadi obat.
Kemudian dalil tentang integrasi islam didalam bidang teknologi sebagai
berikut : Teknologi didalam Al-Qur’an agak tersamar,ataupun tidak terdapat ayat-ayat
yang menceritakan langsung tentang teknologinya, melaikan ada beberapa ayat
didalam Al-Qur’an yang diceritakan tentang sejarahnya. Dalam artian, bagian mana
sejarah dari teknologi tersebut ada. Bukan langsung seperti obat-obatan yang
diceritakan langsung didalam Al-Qur’an. Contoh tentang teknologi adalah bagaimana
Nabi Daud AS melunakkan besi dan sebagainya.
Manfaat integrasi islam dalam sains teknologi terdapat dalam artian luas :
sebagaimana yang kita ketahui, bahwa sekarang para peneliti berlomba-lomba dalam
waktu menemukan vaksin. Dari Al-Qur’an sendiri, seperti yang disebutkan Nabi
Muhammad SAW bahwa semua penyakit ada obatnya dan juga dari Allah SWT
menyebutkan bahwa dari Al-Qur’an ada obatnya. Maka para sainstek dapat
menjadikan Al-Qur’an sebagai spiritnya dalam menjalani semua tugas terutama
mendapatkan vaksin tersebut.
Jadi intinya, tidak ada batasan dari ilsam dan saintek itu sendiri. Semuanya
dapat terhubung dengan jelas sesuai dengan pedoman yang ada yaitu Al-Qur’an dan
Hadits.

2) IDENTITAS SEORANG MUSLIM


Sebagai seorang muslim, kita harus mempunyai kosenkuensi seperti :
1) Percaya pada Allah SWT dan Rasulullah SAW
Seperti yang telah dijelaskan didalam Al-Qur’an, bahwasanya Allah SWT yang
menyebutkan kita sebagai seorang muslim. Sehingga kita mempunyai kewajiban
sebagai seorang muslim yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Adapaun
kewajiban tersebut percaya kepada Allah SWT, kepada Rasulullah SAW, kepada
sesama manusia dan kepada diri sendiri. Contohnya : Ketika kita melihat seseorang
dari tampilan fisik, apakah kita bisa menentukan bahwa seseorang tersebut seorang
muslim ? jawabannya : Tidak, kita tidak bisa berpatokan pada fisik ataupun tampilan
seseorang seingga kita tidak bisa menjudge seseorang dari tampilannya saja.
Adapaun kosenkuensi kita sebagai seorang muslim adalah :
1. Mengislamkan akidah, mengislankan akidah memiliki beberapa cara : seperti “ihsan”.
Ihsan adalah bagaimana cara kita beribadah kepada Allah SWT, contohnya dapat
berupa kita meyakinkan bahwa kita bisa melihat Allah SWT secara langsung, dan
apabila kita tidak bisa meyakinkan dapat melihat Allah SWT secara langsung, maka
kita bisa meyakinkan bahwa Allah SWT dapat melihat kita dalam kondisi apapun.
Ingat, bahwa ihsan tidak ada dalam perbuatan melaikan dalam diri dan hati.
2. Khusyu’ dalam beribadah : khusu’ dalam beribadah dapat dilakukan dengan cara
melepaskan semua urusan dunia ketika kita sedang bertawajuh kepada allah. Setiap
orang memiliki defenisi khusu’nya masing-masing. Khusu’ bukan berarti kita lupa
kepada hal disekitar kita, melainkan kita tetap waspada tapi tetap fokus pada ibadah
yang tengah kita lakukan.
3. Jangan pernah puas dalam beribadah : puas dalam melakukan ibadah tidak ada
artinya, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits : “Setinggi atau sebesar apapun
amalan seseorang tidak akan membuat dia masukkan kedalam surga”, lalu para
sahabat bertanya : “apakah kau juga tidak, ya Rasulullah ? dan Rasul menjawab
“Tidak, sayapun tidak akan bisa masuk, kecuali Allah melimpahkan rahmat kepada
saya, sehingga saya bisa masuk surga”.
Dari hadits tersebut, dapat kita simpulkan bahwa seberapapun banyak amal
ibadah yang kita lakukan, yang kita jalani, itu tidak akan bisa membuat kita masuk
surga. Melainkan kita mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Maka jangan pernah
bosan dalam mencari ridhonya Allah SWT.
4. Membanyakkan qiyamul lail, dengan memperbanyak Qiyamul lail, kita akan menjadi
dekta kepada Allah SWT.
2) Mengislamkan ibadah : bagaimana cara kita bisa mengkhusu’ kan ibadah, bagaimana
kita mencari ridho Allah dengan cara beribadah kepadanya.
3) Mengislamkan akhlak : sebagaimana kita tau Rasul diutus untuk menyempurnakan
akhlak. Sehingga sebagai seorang muslim kita hendak menyempurnakan akhlak kita
kepada Allah, kepada Rasul, kepada sesama manusia dan juga kepada diri kita sendiri,
dan semuanya itu membutuh akhlak yang baik. Maka sudah sewajarnya kita sebagai
seorang muslim untuk mencontohkan akhlak yang baik, karna itu adalah sarana kita
untuk berdakwah juga. Yang dilihat oleh orang lain dari diri kita adalah akhlak kita.
4) Mengislamkan keluarga kita : sebagai seorang muslim kita juga mempunyai kewajiban
untuk menjadi seorang muslim yang maksimal sebagaimana yang telah dijelaskan
didalam alquran dan juga sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah swt. Hal
tersebut dapat berupa mengajk keluarga, sahabat, teman dan orang sekita untuk lebih
dekat kepada Allah dan menuruti semua perintahnya serta meninggalkan semua
larangan-Nya.

3) KONTRIBUSI PEMUDA DALAM MASYARAKAT

Latar belakang pemuda didalam masyarakat itu berbeda, dari latar belakang yang
berbeda ini kita bisa berkontribusi didalam masyarakat. Sebelum berkontribusi didalam
masyarakat, kita terlebih dahulu harus bisa berkontribusi untuk diri sendiri dengan cara
melakukan hal-hal yang bermanfaat, menghargai waktu, memanfaatkan waktu dengan sebaik
mungkin. Sebagaimana yang disebutkan oleh :
(HR. Tirmidzi no. 2317)
“Diantara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat”.
Contohnya : Tidak bermain game dalam jangka waktu yang lama, bersenda gurau
yang berlebihan. Sehingga sebagai pemuda kita harus bisa menata hal tersebut dengan baik.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi yaitu : Bagaimana kita bisa memanfaatkan
sisa umur kita, bagaimana kita bisa memanfaatkan masa muda yang kita lalui. Kita telah
berkontribusi apa didalam masyarakat. Pada zaman Rasul banyak golongan sahabat pada
awal masa-masa menjadi pendakwah mereka melaluinya dalam masa atau umur yang masih
muda. Sehingga salah satu faktor Rasulullah bisa berada didalam masyarakat untuk
berdakwah, yaitu kareana adanya dukungan dari para pemuda.
Disisi Allah pula para pemuda yang taat kepada Allah akan lebih mulia derajatnya
dari pada orang tua. Kenapa ? Karena para pemuda memiliki banyak cobaan, jika kita bisa
mengendalikan diri, mengendalikan hawa nafsu, maka derajat kita akan mulia disisi Allah
SWT. Maka karena masa muda inilah, masa dimana seseorang harus mengendalikan segala
hal yang buruk-buruk sehingga ketika dapat menghindarinya, kita akan bisa melakukan hal
kebaikan.
Sebagaimana yang disebut oleh Allah, didalam salah satu dari 7 golongan yang
mendapat naungan dihari kiamat nanti ketika tidak ada naungan dari Allah yaitu pemuda.
Seperti dalam kisah ashabul kahfi, bahwa pemuda tersebut dipaksa pemimpinnya
menyembah berhala. Tapi karena mereka tetap berpegang teguh pada keimananya,
sebagaimana keteguhan mereka sehingga kisah mereka diabadikan oleh Allah SWT didalam
Al-Qu’ran. Sehingga para pemuda yang taat kepada Allah nantinya akan diberikan petunjuk-
petunjuk yang lebih banyak oleh Allah SWT.
Sehingga Kontribusi yang kita lalukan sesuai dengan kehalian kita dapat berupa
dalam bentuk, seperti menghasilkan penelitian-penelitian tentang obat atau dalam berdakwah,
atau dalam membantu masyarakat dimesjid dan sebagainya.
Maka dari itu, penuhilah diri kita dengan hal yang baik, maka kita bisa memberikan
kontribusi kepada masyarakat hal yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai