Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KARAKTERISTIK BEBERAPA ELEMEN LISTRIK


(L-6)

Nama : Farah Duta Umari Shadra

NPM : 140710190033

Partner : Aristo. Alifia, Irta, Cindy

NPM : 31, 32, 34, 35.

Fakultas / Departemen : MIPA / Geofisika

Kelas / Kelompok :6

Tanggal : 29 April 2020

Hari / Jam : Rabu, 11.00-selesai

Nama Asisten : Aldi Prasetyo Hari

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR

KARAKTERISTIK BEBERAPA ELEMEN LISTRIK

L-6

NAMA : Farah Duta Umari Shadra


NPM : 140710190033
PARTNER : Aristo, Alifia, Irta, Cindy
NPM : 31, 32, 34, 35
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Geofisika / MIPA
JADWAL PRAKTIKUM : 29 April 2020, 11.00 - Selesai

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, ………………………
Asisten

___________________________
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................i


Abstrak ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2.Tujuan ......................................................................................................1
BAB II METODE PENELITIAN ..................................................................2
2.1. Alat dan Bahan ........................................................................................2
2.2. Prosedur Percobaan .................................................................................4
BAB III HASIL DAN PERCOBAAN ...........................................................5
3.1. Data Hasil Perocbaan ..............................................................................5
3.2. Pengolahan Data .....................................................................................7
3.3. Analisa hasil percobaan ..........................................................................33
BAB IV TUGAS AKHIR ..............................................................................35
BAB V KESIMPULAN .................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................38
LAMPIRAN ...................................................................................................39

i
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

ABSTRAK

Elemen listrik itu ialah salah satu sumber yang ada dari arus listrik yang searah
(DC). Ada dua macam elemen listrik, yaitu ada elemen primer dan ada juga
elemen sekunder. Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengamati elemen-
elemen listrik yaitu lampu, hambatan tunggal, hambatan seri dan paralel, dan
diode. Melalui pengolahan data kita dapat memperhitungkan besar suatu tegangan,
arus, hambatan, dan besar daya yang diperlukan dari tiap elemen listrik yang
mempunyai karakteristik tertentu. Serta dibuatnya grafik untuk mengetahui
seberapa besar eror yang dihasilkan dari perhitungan.

Kata kunci : Tegangan, Hambatan, Arus, Daya, DC.

ii
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elemen-elemen listrik sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
saja dengan lampu yang sering sekali menerangi rumah kita. Selain lampu ternyata
banyak sekali elemen-elemen listrik antara lain ada IC, kapasitor, resistor, diode,
inductor, dan transistor. Elemen-elemen listrik ini mempunyai perannya masing-masing
dalam suatu rangkaian listrik. Selain itu pada suatu rangkaian adapula yang dinamakan
rangkaian seri dan rangkaian parallel, biasanya rangkaian ini sangat lumrah dijumpai pada
suatu rumah akan menggunakan lampu, biasanaya aliran lampu dengan rangkaian seri
lebih terang daripada rangkaian seri. Tidak hanya elemen-elemen listrik serta fungsinya
yang akan dibahas, pada percobaan kali ini akan membahas pula tentang daya. Daya
sudah banyak diketahui oleh kegiatan sehari-hari dalam konsumsi listrik perbulan atau
pertahun dari aliran PLN. Perhitungan ini dapat didasari oleh besarnya tegangan dan arus
yang diterima.
Banyak manfaat dari elemen listrik yang telah disebutkan, maka pada praktikum kali
ini akan mengetahui besarnya suatu tegangan, arus, dan hambatan yang mengalir pada
tiap-tiap elemen listrik yang berbeda, serta mengukur konsumsi daya yang terpakai pada
suatu rangkaian dengan besar tegangan, arus, dan hambatan yang berbeda.

1.2 Tujuan
1.2.1. Praktikan dapat menyelidiki dan mempelajari karakteristik beberapa elemen
listrik, yaitu lampu, hambatan tunggal, hambatan seri dan paralel, dan diode.

1
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan


2.2.1. Sumber Arus.
Alat untuk menghasilkan suatu arus yang mengalir

Gambar 2.1. Power Suppy


2.2.2. Ampermeter DC.
Alat untuk mengukur arus listrik pada suatu rangkaian listrik

Gambar 2.2. Ampermeter DC


2.2.3. Voltmeter DC.
Alat untuk mengukur tegangan listrik pada suatu rangkaian liatrik.

Gambar 2.3. Voltmeter DC

2
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
2.2.4. Kabel-kabel penghubung.
Untuk menghubungkan komponen-komponen listrik

Gambar 2.4. Kabel Penghubung


2.2.5. Elemen listrik (lampu, hambatan dan dioda).
Objek yang akan menjadi bahan pengamatan

Gambar 2.5. lampu

Gambar 2.6. Resistor

Gambar 2.7 Dioda

3
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
2.2. Prosedur Percobaan
2.2.1. Susunlah rangkain listrik pada Gambar 1 untuk elemen listrik lampu (cara 1).
2.2.2. Amatilah nilai arus pada beberapa nilai beda potensial.
2.2.3. Ulangi percobaan 1 dan 2 untuk elemen-elemen listrik yang lain.
2.2.4. Ulangi percobaan 1 dan 2 untuk elemen-elemen yang dihubungkan secara
seri. Ulangi juga untuk elemen-elemen yang dihubungkan secara parallel.
2.2.5. Ulangi percobaan 1 sampai 4 dengan menggunakan rangkaian pada Gambar
2.

4
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
BAB III

HASIL DAN PERCOBAAN

3.1 Data Percobaan


Tabel 3.1. Data pengamatan rangkaian 1
Komponen Listrik Kuat Arus (A) Tegangan (V)
1 5,8
0,6 2
Lampu 0,4 0,6
0,3 0,2
0,2 0,2
0,8 5,8
0,5 2,8
Dioda Seri 0,3 2
0,2 1,8
0,2 1,6
1,5 0,6
0,6 0,6
Dioda Paralel 0,4 0,4
0,3 0,2
0,2 0,2
0,03 2
0,03 3,6
Resistor 0,02 2,4
0,02 2,2
0,02 2,2
1,6 0,8
0,3 0,6
Dioda 0,2 0,6
0,1 0,6
0,1 0,6

Tabel 3.2. Data pengamatan rangkaian 2


Komponen Listrik Kuat Arus (A) Tegangan (V)
1 6
0,6 2,2
Lampu 0,4 0,6
0,3 0,4
0,3 0,2
1,1 8

5
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
0,8 4
Dioda Seri dengan 0,5 2
Lampu 0,4 1,8
0,3 1,4
1,4 1
0,5 0,6
Dioda Paralel
0,2 0,2
dengan Lampu
0,2 0,2
0,2 0,1
0,027 3,2
0,025 3
Resistor 0,022 2,6
0,021 2,4
0,020 2,4
1,5 1
0,4 0,8
Dioda 0,2 0,8
0,2 0,8
0,1 0,8

Rumus yang digunakan pada pengolahan data:


1. Menentukan Besar Hambatan
𝑉
𝑅 𝐼 ……………………………………………………………..……. (1)

2. Menentukan Besar Daya


𝑃 = 𝑉. 𝐼……....……..…………………………………………......... (2)
3. Komponen at dan bt (V-I)
∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 ……….......……………...……… (3)
∑ 𝑋 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 + 𝐼5 ……......……….....……………...…….. (4)
∑ 𝑌 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 + 𝑉5 ………………..........………...……… (5)
∑ 𝑋 2 = 𝐼1 2 + 𝐼2 2 + 𝐼3 2 + 𝐼4 2 + 𝐼5 2 …...……………...……....……… (6)
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝐼)2……...……...…………....………………………….. (7)
4. Komponen at dan bt (P-R)
∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃𝑅1 + 𝑃𝑅2 + 𝑃𝑅3 + 𝑃𝑅4 + 𝑃𝑅5 …………………...….… (8)
∑ 𝑋 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5 ……………………………...……… (9)
6
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
∑ 𝑌 = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 …………………………..………….. (10)
∑ 𝑋 2 = 𝑅1 2 + 𝑅2 2 + 𝑅3 2 + 𝑅4 2 + 𝑅5 2 ………………...…………… (11)
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝑅)2……………....…………………………...………... (12)
5. Grafik Tegangan Terhadap Kuat Arus (V-I)
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑎𝑡 = 2 …………………………....……………..……… (13)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
𝑏𝑡 = 2 …………………..……......…………….......... (14)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 …....…………………………………......................... (15)
6. Grafik Daya Terhadap Hambatan (P-R)
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑎𝑡 = 2 ……………...........……………………..……… (16)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
𝑏𝑡 = 2 …………………………………………......... (17)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 .…...…………………………………........................ (18)

3.2 Pengolahan Data


3.2.1. Besar Hambatan
𝑉
𝑅= 𝐼

1. Rangkaian 1
A. Lampu
𝑉 5,8
-𝑅 = = = 5,8 Ω
𝐼 1
𝑉 2
-𝑅 = 𝐼
= 0,6
= 3,33 Ω
𝑉 0,6
-𝑅 = = = 1,5 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,2
-𝑅 = = = 0,67 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,2
-𝑅 = = =1Ω
𝐼 0,2

B. Dioda Seri dengan Lampu


𝑉 5,80
- 𝑅= = = 7,25 Ω
𝐼 0,8
𝑉 2,8
- 𝑅= = = 5,60 Ω
𝐼 0,5
𝑉 2
- 𝑅= = = 6,67 Ω
𝐼 0,3
𝑉 1,8
- 𝑅= = = 9,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 1,6
- 𝑅= = = 8,00 Ω
𝐼 0,2

7
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

C. Dioda Paralel dengan lampu


𝑉 0,6
- 𝑅= = = 0,40 Ω
𝐼 1,5
𝑉 0,6
-𝑅 = = = 1,00 Ω
𝐼 0,6
𝑉 0,4
-𝑅 = = = 1,00 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,2
-𝑅 = = = 0,67 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,2
-𝑅 = = = 1,00 Ω
𝐼 0,2

D. Resistor
𝑉 2
-𝑅 = = = 76,92 Ω
𝐼 0,026
𝑉 3,60
-𝑅 = = = 144,00 Ω
𝐼 0,025
𝑉 2,40
-𝑅 = = = 109,09 Ω
𝐼 0,022
𝑉 2,20
-𝑅 = = = 104,76 Ω
𝐼 0,021
𝑉 2,20
-𝑅 = = = 110,00 Ω
𝐼 0,020

E. Dioda
𝑉 0,8
- 𝑅= = = 0,50 Ω
𝐼 1,6
𝑉 0,6
- 𝑅= = = 2,00 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,6
- 𝑅= = = 3,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,6
- 𝑅= = = 6,00 Ω
𝐼 0,1
𝑉 0,6
- 𝑅= = = 6,00 Ω
𝐼 0,1

2. Rangkaian 2
A. Lampu
𝑉 6
- -𝑅 = = = 6,00 Ω
𝐼 1
𝑉 2,2
- 𝑅= = = 3,67 Ω
𝐼 0,6
𝑉 0,6
- 𝑅= = = 1,50 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,4
- 𝑅= = = 1,33 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,2
- 𝑅= = = 0,67 Ω
𝐼 0,3
8
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
B. Dioda seri dengan lampu
𝑉 8
- -𝑅= = = 7,27 Ω
𝐼 1,1
𝑉 4
- 𝑅= = = 5,00 Ω
𝐼 0,8
𝑉 2
- 𝑅= = = 4,00 Ω
𝐼 0,5
𝑉 1,8
- 𝑅= = = 4,50 Ω
𝐼 0,4
𝑉 1,4
- 𝑅= = = 4,67 Ω
𝐼 0,3

C. Dioda parallel dengan lampu


𝑉 1
- -𝑅= = = 0,71 Ω
𝐼 1,4
𝑉 0,6
- 𝑅= = = 1,20 Ω
𝐼 0,5
𝑉 0,2
- 𝑅= = = 1,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,2
- 𝑅= = = 1,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,1
- 𝑅= = = 0.50 Ω
𝐼 0,2

D. Resistor
𝑉 3,2
- -𝑅 = = = 118,52 Ω
𝐼 0,027
𝑉 2
- 𝑅= = = 120,00 Ω
𝐼 0,025
𝑉 2,6
- 𝑅= = = 118,18 Ω
𝐼 0,022
𝑉 2,4
- 𝑅= 𝐼
= 0,021
= 114,29 Ω
𝑉 2,4
- 𝑅= = = 120,00 Ω
𝐼 0,020

E. Dioda
𝑉 1
- 𝑅= = = 0,67 Ω
𝐼 1,5
𝑉 0,8
- 𝑅= = = 2,00 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,8
- 𝑅= = = 4,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,8
- 𝑅= = = 4,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,8
- 𝑅= = = 8,00 Ω
𝐼 0,1

9
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
3.2.2. Besar Daya
𝑃 = 𝑉. 𝐼
1. Rangkaian 1
A. Lampu
P1 = V1.I1
= 5,8 V x 1 A
= 5,8 Watt
P2 = V2.I3
= 2 V x 0,6 A
= 1,2 Watt
P3 = V3.I3
= 0,6 V x 0,4 A
= 0,24 Watt
P4 = V4.I4
= 0,2 V x 0,3 A
= 0,06 Watt
P5 = V5.I5
= 0,2 V x 0,2 A
= 0,04 Watt
B. Dioda seri dengan lampu
P1 = V1.I1
= 5,80 V x 0,80 A
= 4,64Watt
P2 = V2.I2
= 2,80 V x 0,50 A
= 1,40 Watt
P3 = V3.I3
= 2,00 V x 0,30 A
= 0,60 Watt
P4 = V4.I4
= 1,80 V x 0,20 A
= 0,36 Watt
P5 = V5.I5
= 1,60 V x 0,20 A
= 0,32 Watt
C. Dioda pararel dengan lampu
P1 = V1.I1
= 0,60 V x 1,50 A
= 0,90 Watt
P2 = V2.I2
= 0,60 V x 0,60 A
= 0,36 Watt
P3 = V3.I3
= 0,40 V x 0,40 A
= 0,16 Watt
P4 = V4.I4
= 0,20 V x 0,30 A
= 0,06 Watt

10
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
P5 = V5.I5
= 0,20 V x 0,20 A
= 0,04 Watt
D. Resistor
P1 = V1.I1
= 2,00 V x 0,026A
= 0,0520 Watt
P2 = V2.I2
= 3,60 V x 0,025A
= 0,0900Watt
P3 = V3.I3
= 2,40 V x 0,022A
= 00528 Watt
P4 = V4.I4
= 2,20 V x 0,021A
= 0,0462 Watt
P5 = V5.I5
= 2,20 V x 0,020A
= 0,0440 Watt
E. Dioda
P1 = V1.I1
= 0,8 V x 1,6 A
= 1,28 Watt
P2 = V2.I2
= 0,6 V x 0,3 A
= 0,18 Watt
P3 = V3.I3
= 0,6 V x 0,2 A
= 0,12 Watt
P4 = V4.I4
= 0,6 V x 0,1 A
= 0,06 Watt
P5 = V5.I5
= 0,6 V x 0,1 A
= 0,06 Watt
2. Rangkaian 2
A. Lampu
P1 = V1.I1
=6Vx1A
= 6 Watt
P2 = V2.I2
= 2,2 V x 0,6 A
= 1,32 Watt
P3 = V3.I3
= 0,4 V x 0,6 A
= 0,24 Watt
P4 = V4.I4
= 0,4 V x 0,3 A
= 0,12 Watt
11
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
P5 = V5.I5
= 0,2 V x 0,3 A
= 0,06 Watt
B. Dioda seri dengan lampu
P1 = V1.I1
= 8 V x 1,1 A
= 8,80 Watt
P2 = V2.I2
= 4 V x 0,8 A
= 3,20 Watt
P3 = V3.I3
= 2 V x 0,5 A
= 1,00 Watt
P4 = V4.I4
= 1,8 V x 0,4 A
= 0,72 Watt
P5 = V5.I5
= 1,4 V x 0,3 A
= 0,42Watt
C. Dioda pararel dengan lampu
P1 = V1.I1
= 1 V x 1,4 A
= 1,40 Watt
P2 = V2.I2
= 0,6 V x 0,5 A
= 0,30 Watt
P3 = V3.I3
= 0,2 V x 0,2 A
= 0,04 Watt
P4 = V4.I4
= 0,2 V x 0,2 A
= 0,04 Watt
P5 = V5.I5
= 0,1 V x 0,2 A
= 0,02 Watt
D. Resistor
P1 = V1.I1
= 3,2 V x 0,027 A
= 0,0864 Watt
P2 = V2.I2
= 3 V x 0,25 A
= 0,0750 Watt
P3 = V3.I3
= 2,6 V x 0,021 A
= 0,0572 Watt
P4 = V4.I4
= 2,4 V x 0,021 A
= 0,0504 Watt
P5 = V5.I5
= 2,4 V x 0,020 A
12
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
= 0,0480 Watt

E. Dioda
P1 = V1.I1
= 1 V x 1,5 A
= 1,5 Watt
P2 = V2.I2
= 0,8 V x 0,4 A
= 0,32 Watt
P3 = V3.I3
= 0,8 V x 0,2 A
= 0,16 Watt
P4 = V4.I4
= 0,8 V x 0,2 A
= 0,16 Watt
P5 = V5.I5
= 0,8 V x 0,1 A
= 0,08 Watt

3.2.3. Komponen at dan bt (V-I)


∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 , ∑ 𝑋 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 + 𝐼5 ,
∑ 𝑌 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 + 𝑉5 , ∑ 𝑋 2 = 𝐼1 2 + 𝐼2 2 + 𝐼3 2 + 𝐼4 2 + 𝐼5 2 ,
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝐼)2
1. Rangkaian 1
A. Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 5,8 + 1,2 + 0,24 + 0,06 + 0,04 = 7,34

∑ 𝑋 = 1 + 0,6 + 0,4 + 0,3 + 0,2 = 2,5

∑ 𝑌 = 5,8 + 2 + 0,6 + 0,2 + 0,2 = 8,8

∑ 𝑋 2 = 1 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,04 = 1,65

(∑ 𝑋)2 = 2,52 = 6,25


B. Dioda Seri dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 4,64 + 1,4 + 0,6 + 0,36 + 0,32 = 7,32

∑ 𝑋 = 0,8 + 0,5 + 0,3 + 0,2 + 0,2 = 2

∑ 𝑌 = 5,8 + 2,8 + 2 + 1,8 + 1,6 = 14

∑ 𝑋 2 = 0,64 + 0,25 + 0,09 + 0,04 + 0,04 = 1,06

13
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
(∑ 𝑋)2 = 22 = 4
C. Dioda Paralel dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 0,9 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,04 = 2,9

∑ 𝑋 = 1,5 + 0,6 + 0,4 + 0,3 + 0,2 = 3

∑ 𝑌 = 0,6 + 0,6 + 0,4 + 0,2 + 0,2 = 2

∑ 𝑋 2 = 2,25 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,04 = 2,9

(∑ 𝑋)2 = 32 = 9
D. Resistor

∑(𝑋. 𝑌) = 0,052 + 0,09 + 0,0528 + 0,0462 + 0,044 = 0,285

∑ 𝑋 = 0,03 + 0,03 + 0,02 + 0,02 + 0,02 = 0,11

∑ 𝑌 = 2 + 3,6 + 2,4 + 2,2 + 2,2 = 12,4

∑ 𝑋 2 = 0,000676 + 0,000625 + 0,000484 + 0,000441 + 0,0004 = 1,002626

(∑ 𝑋)2 = 0,112 = 0,012996


E. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 1,28 + 0,18 + 0,12 + 0,06 + 0,06 = 1,7

∑ 𝑋 = 1,6 + 0,3 + 0,2 + 0,1 + 0,1 = 2,3

∑ 𝑌 = 0,8 + 0,6 + 0,6 + 0,6 + 0,6 = 3,2

∑ 𝑋 2 = 2,56 + 0,09 + 0,04 + 0,01 + 0,01 = 2,71

(∑ 𝑋)2 = 2,32 = 5,29

2. Rangkaian 2
A. Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 6 + 1,32 + 0,24 + 0,12 + 0,06 = 7,74

∑ 𝑋 = 1 + 0,6 + 0,4 + 0,3 + 0,3 = 2,6

∑ 𝑌 = 6 + 2,2 + 0,6 + 0,4 + 0,2 = 9,4

∑ 𝑋 2 = 1 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,09 = 1,7


(∑ 𝑋)2 = 2,62 = 6,76

14
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
B. Dioda Seri dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 8,8 + 3,2 + 1 + 0,72 + 0,42 = 14,14

∑ 𝑋 = 1,1 + 0,8 + 0,5 + 0,4 + 0,3 = 3,1

∑ 𝑌 = 8 + 4 + 2 + 1,8 + 1,4 = 17,2

∑ 𝑋 2 = 1,21 + 0,64 + 0,25 + 0,16 + 0,09 = 2,35


(∑ 𝑋)2 = 3,12 = 9,61

C. Dioda Paralel dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 1,4 + 0,3 + 0,04 + 0,04 + 0,02 = 1,8

∑ 𝑋 = 1,4 + 0,5 + 0,2 + 0,2 + 0,2 = 2,5

∑ 𝑌 = 1 + 0,6 + 0,2 + 0,2 + 0,1 = 2,1

∑ 𝑋 2 = 1,96 + 0,25 + 0,04 + 0,04 + 0,04 = 2,33


(∑ 𝑋)2 = 2,52 = 6,25

D. Resistor

∑(𝑋. 𝑌) = 0,0864 + 0,075 + 0,0572 + 0,0504 + 0,048 = 0,317

∑ 𝑋 = 0,027 + 0,025 + 0,022 + 0,021 + 0,02 = 0,12

∑ 𝑌 = 3,2 + 3 + 2,6 + 2,4 + 2,4 = 13,6


∑ 𝑋 2 = 0,000729 + 0,000625 + 0,000484 + 0,000441 + 0,0004 = 1,002679
(∑ 𝑋)2 = 0,122 = 0,013225

E. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 1,5 + 0,32 + 0,16 + 0,16 + 0,08 = 2,22

∑ 𝑋 = 1,5 + 0,4 + 0,2 + 0,2 + 0,1 = 2,4

∑ 𝑌 = 1 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 = 4,2

∑ 𝑋 2 = 2,25 + 0,16 + 0,04 + 0,04 + 0,01 = 2,5


(∑ 𝑋)2 = 2,42 = 5,76

3.2.4. Komponen at dan bt (P-R)


∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃𝑅1 + 𝑃𝑅2 + 𝑃𝑅3 + 𝑃𝑅4 + 𝑃𝑅5 , ∑ 𝑋 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5 ,
∑ 𝑌 = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 , ∑ 𝑋 2 = 𝑅1 2 + 𝑅2 2 + 𝑅3 2 + 𝑅4 2 + 𝑅5 2 ,
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝑅)2

15
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
1. Rangkaian 1
A. Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 33,64 + 4 + 0,36 + 0,04 + 0,04 = 38,08

∑ 𝑋 = 5,8 + 3,33 + 1,5 + 0,67 + 1 = 12,3

∑ 𝑌 = 5,8 + 1,2 + 0,24 + 0,06 + 0,04 = 7,34

∑ 𝑋 2 = 33,64 + 11,11 + 2,25 + 0,44 + 1 = 48,44556

(∑ 𝑋)2 = 12,32 = 151,29


B. Dioda Seri dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 33,64 + 7,84 + 4 + 3,24 + 2,56 = 51,28

∑ 𝑋 = 7,25 + 5,6 + 6,67 + 9 + 8 = 36,52

∑ 𝑌 = 4,64 + 1,4 + 0,6 + 0,36 + 0,32 = 7,32

∑ 𝑋 2 = 52,56 + 31,36 + 44,44 + 81 + 64 = 273,37

(∑ 𝑋)2 = 36,522 = 1333,467


C. Dioda Paralel dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 0,36 + 0,36 + 0,16 + 0,04 + 0,04 = 0,96

∑ 𝑋 = 0,4 + 1 + 1 + 0,67 + 1 = 4,07

∑ 𝑌 = 0,9 + 0,36 + 0,16 + 0,06 + 0,04 = 1,52

∑ 𝑋 2 = 0,16 + 1 + 1 + 0,44 + 1 = 3,6

(∑ 𝑋)2 = 4,072 = 16,53778


D. Resistor

∑(𝑋. 𝑌) = 4 + 12,96 + 5,76 + 4,84 + 4,84 = 32,4

∑ 𝑋 = 76,92 + 144 + 109,09 + 104,76 + 110 = 544,78

∑ 𝑌 = 0,052 + 0,09 + 0,0528 + 0,0462 + 0,044 = 0,285

∑ 𝑋 2 = 5917,16 + 20736 + 11900,83 + 10975,06 + 12100 = 61629,04

(∑ 𝑋)2 = 544,782 = 296780,8

16
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
E. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 0,64 + 0,36 + 0,36 + 0,36 + 0,36 = 2,08

∑ 𝑋 = 0,5 + 2 + 3 + 6 + 6 = 17,5

∑ 𝑌 = 1,28 + 0,18 + 0,12 + 0,06 + 0,06 = 1,7

∑ 𝑋 2 = 0,25 + 4 + 9 + 36 + 36 = 85,25

(∑ 𝑋)2 = 17,52 = 306,25

2. Rangkaian 2
A. Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 36 + 4,84 + 0,36 + 0,16 + 0,04 = 41,4

∑ 𝑋 = 6 + 3,67 + 1,5 + 1,33 + 0,67 = 13,167

∑ 𝑌 = 6 + 1,32 + 0,24 + 0,12 + 0,06 = 7,74

∑ 𝑋 2 = 36 + 13,44 + 2,25 + 1,78 + 0,44 = 53,91667


(∑ 𝑋)2 = 13,1672 = 173,3611

B. Dioda Seri dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 64 + 16 + 4 + 3,24 + 1,96 = 89,2

∑ 𝑋 = 7,27 + 5 + 4 + 4,5 + 4,67 = 25,44

∑ 𝑌 = 8,8 + 3,2 + 1 + 0,72 + 0,42 = 14,14

∑ 𝑋 2 = 52,89 + 25 + 16 + 20,25 + 21,78 = 135,92


(∑ 𝑋)2 = 25,442 = 647,1628

C. Dioda Paralel dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 1 + 0,36 + 0,04 + 0,04 + 0,01 = 1,45

∑ 𝑋 = 0,71 + 1,2 + 1 + 1 + 0,5 = 4,41

∑ 𝑌 = 1,4 + 0,3 + 0,04 + 0,04 + 0,02 = 1,8

∑ 𝑋 2 = 0,51 + 1,44 + 1 + 1 + 0,25 = 4,2


(∑ 𝑋)2 = 4,412 = 19,48592

D. Resistor

∑(𝑋. 𝑌) = 10,24 + 9 + 6,76 + 5,76 + 5,76 = 37,52


17
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
∑ 𝑋 = 118,52 + 120 + 118,18 + 114,29 + 120 = 590,99

∑ 𝑌 = 0,0864 + 0,075 + 0,0572 + 0,0504 + 0,048 = 0,317


∑ 𝑋 2 = 14046,64 + 14400 + 13966,94 + 13061,22 + 14400 = 69874,81
(∑ 𝑋)2 = 590,992 = 349264,5

E. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 1 + 0,64 + 0,64 + 0,64 + 0,64 = 3,56

∑ 𝑋 = 0,67 + 2 + 4 + 4 + 8 = 18,67

∑ 𝑌 = 1,5 + 0,32 + 0,16 + 0,16 + 0,08 = 2,22

∑ 𝑋 2 = 0,44 + 4 + 16 + 16 + 64 = 100,44
(∑ 𝑋)2 = 18,672 = 348,44

3.2.5. Grafik Tegangan Terhadap Kuat Arus (V-I)


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 ∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
𝑎𝑡 = 2 , 𝑏𝑡 = 2 , 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

1. Rangkaian 1
A. Lampu
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 7,34 −2.5 𝑥 8,8
 𝑎𝑡 = 2 = = 7,35
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,65 − 6,25

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 1,65 𝑥 8,8 −2,5 𝑥 7,34


 𝑏𝑡 = 2 = = -1,915
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,65−6,25

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 1 – 1,915 = 5,435
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,6 – 1,915 = 2,495
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,4 – 1,915 = 1,025
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,3 – 1.915 = 0,290
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,2 – 1,915 = -0,445
Grafik :

18
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

Tegangan Terhadap Kuat Arus Lampu


7
6
y = 7.35x - 1.915
5

TEGANGAN (V)
4
3
2
1
0
-1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.1 Grafik tegangan terhadap arus lampu pada rangkaian 1

B. Dioda Seri dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 7,32−2 𝑥 14
 𝑎𝑡 = 2 = = 6,615384615
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,06−4

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 1,06 𝑥 14−2 𝑥 7,32


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,153846154
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,06−4

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,8 + 0,153 = 5,446153846
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,5 + 0,153 = 3,461538462
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,3 + 0,153 = 2,138461538
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,2 + 0,153 = 1,476923077
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,2 + 0,153 = 1,476923077
Grafik :

Tegangan Terhadap Kuat Arus


Dioda Seri
10.00
TEGANGAN (V)

5.00 y = 6.6154x + 0.1538

0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.2. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda seri pada rangkaian 1

19
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
C. Dioda Paralel dengan Lampu
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 1,52−3 𝑥 2
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,290909091
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,9−9

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,9 𝑥 2−3 𝑥 1,52


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,225454545
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,9−9

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 1,5 + 0,225 = 1,036363636
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,6 + 0,225 = 0,774545455
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,4 + 0,225 = 0,716363636
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,3 + 0,225 = 0,687272727
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,2 + 0,225 = 0,658181818
Grafik :

Tegangan Terhadap Kuat Arus Dioda


Paralel
0.70
0.60 y = 0.2909x + 0.2255
TEGANGAN (V)

0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.3. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda paralel pada rangkaian 1
D. Resistor
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 0,285−0,11 𝑥 12,4
 𝑎𝑡 = 2 = 5 𝑥 0,002626−0,012966 = 85,07462687
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 0,002626 𝑥 12,4 −0,11 𝑥 0,285


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,540298507
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 0,002626−0,012966

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,26 + 0,54 = 2,752238806
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,25 + 0,54 = 2,667164179
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,22 + 0,54 = 2,411940299
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,21 + 0,54 = 2,326865672
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,20 + 0,54 = 2,241791045
Grafik :

20
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

Tegangan Terhadap Kuat Arus


Resistor
4.00

TEGANGAN (V)
3.00
y = 85.075x + 0.5403
2.00

1.00

0.00
0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.4. Grafik tegangan terhadap kuat arus resistor pada rangkaian1
E. Dioda
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 1,7−2,3 𝑥 3,2
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,138014528
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,71−5,29

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,71 𝑥 32−2,3 𝑥 1,7


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,576513317
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,71−5,29

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 1,6 + 0,576 = 0,797336562
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,3 + 0,576 = 0,617917676
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,2 + 0,576 = 0,604116223
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,1 + 0,576 = 0,59031477
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,1 + 0,576 = 0,59031477
Grafik :

Tegangan Terhadap Kuat Arus Dioda


0.9
0.8 y = 0.138x + 0.5765
0.7
TEGANGAN (V)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.5. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda pada rangkaian
21
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
2. Rangkaian 2
A. Lampu
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 7,74−2,6 𝑥 9,4
 𝑎𝑡 = 2 = = 8,195402299
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,7−6,76

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 1,7 𝑥 9,4−2,6 𝑥 7,74


 𝑏𝑡 = 2 = = -2,381609195
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,7−6,76

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 1 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,6 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,4 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,3 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,3 – 2,381= 5,813793103
Grafik :

tegangan terhadap kuat arus lampu


7
6 y = 8.1954x - 2.3816
TEGANGAN (V)

5
4
3
2
1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.6.. Grafik tegangan terhadap kuat arus lampu pada rangkaian 2
B. Dioda Seri dengan Lampu
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 14,14−3,1 𝑥 17,2
 𝑎𝑡 = 2 = = 8,121495327
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,35−9,61

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,35 𝑥 17,2−3,1 𝑥 14,14


 𝑏𝑡 = 2 = = -1,595327103
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,35−9,61

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 1,1 – 1,595= 7,338317757
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,8 – 1,595= 4,901869159
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,5 – 1,595= 2,465420561
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,4 – 1,595= 1,653271028
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,3 – 1,595= 0,841121495

22
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
Grafik :

tegangan terhadap kuat arus dioda


seri
10

8
TEGANGAN (V)
y = 8.1215x - 1.5953
6

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.7. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda seri pada rangkaian 2
C. Dioda Paralel dengan Lampu
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 1,8−2,5 𝑥 2,1
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,694444444
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,33−6,25

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,33 𝑥 2,1−2,5 𝑥 1,8


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,072777778
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,33−6,25

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 1,4 + 0,072 = 1,972222222
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,5 + 0,072 = 1,347222222
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,2 + 0,072 = 1,138888889
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,2 + 0,072 = 1,138888889
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,2 + 0,072 = 1,138888889
Grafik :

tegangan terhadap kuat arus dioda


paralel
1.2
1 y = 0.6944x + 0.0728
TEGANGAN (V)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

23
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
Gambar 3.8. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda paralel pada rangkain 2
D. Resistor
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 0,317−0,12 𝑥 13,6
 𝑎𝑡 = 2 = 5 𝑥 0,002679−0,013225 = 123,5294118
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 0,002679 𝑥 13,6−0,12 𝑥 0,317


 𝑏𝑡 = 2 = = -0,121176471
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 0,002679−0,013225

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,027 – 0,121= 3,214117647
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,025 – 0,121= 2,967058824
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,022 – 0,121= 2,596470588
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,021 – 0,121= 2,472941176
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,020 – 0,121= 2,349411765
Grafik :

tegangan terhadap kuat arus resistor


3.5
3 y = 123.53x - 0.1212
TEGANGAN (V)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.9. Grafik tegangan terhadap kuat arus resistor pada rangkaian 2
E. Dioda
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 2,22−2,4 𝑥 4,2
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,151335312
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,5−5,76

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,5 𝑥 4,2−2,4 𝑥 2,22


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,76735905
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,5−5,76

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 1,5 + 0,767 = 0,994362018
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,4 + 0,767 = 0,827893175
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,2 + 0,767 = 0,797626113
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,2 + 0,767 = 0,797626113
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,1 + 0,767 = 0,782492582

24
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
Grafik :

tegangan terhadap kuat arus dioda


1.2

1 y = 0.1513x + 0.7674
TEGANGAN (V) 0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
KUAT ARUS (I)

V terhadap I Linear (V terhadap I)

Gambar 3.10. Grafik tegangan terhadap arus dioda pada rangkaian 2

3.2.6. Grafik Daya Terhadap Hambatan (P-R)


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 ∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
𝑎𝑡 = 2 , 𝑏𝑡 = 2 , 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

1. Rangkaian 1
A. Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(38,08)] − [(12,3)(7,34)]
𝑎𝑡 = 2 = = 1,100951
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(48,44556)] − [151,29]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(48,44556)(7,34)] − [(12,3)(38,08)]
𝑏𝑡 = 2 = = −1,24034
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋) [5(48,44556)] − [151,29]
𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(5,8) + (−1,24034) = 5,15
𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(3,33) + (−1,24034) = 2,43
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(1,5) + (−1,24034) = 0,41
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(0,67) + (−1,24034) = −0,51
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(1) + (−1,24034) = −0,14

25
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

daya terhadap hambatan lampu


7
6
5 y = 1.101x - 1.2403

4
DAYA (P)

3
2
1
0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.11. Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Lampu

B. Dioda Seri dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(51,28)] − [(36,52)(7,32)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,32672
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(273,37)] − [1333,467]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(273,37)(7,32)] − [(36,52)(51,28)]
𝑏𝑡 = = = 3,850162
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 [5(273,37)] − [1333,467]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(7,25) + (3,850162) = 1,48


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(5,6) + (3,850162) = 2,02
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(6,67) + (3,850162) = 1,67
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(9) + (3,850162) = 0,91
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(8) + (3,850162) = 1,24

26
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

daya terhadap hambatan dioda seri


5.00

4.00

DAYA (P) 3.00

2.00

1.00 y = -0.3267x + 3.8502

0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.12.Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Dioda Seri dengan Lampu
C. Dioda Paralel dengan Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(0,96)] − [(4,07)(1,52)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,93054
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(3,6)] − [16,53778]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(3,6)(1,52)] − [(4,07)(0,96)]
𝑏𝑡 = 2 = = 1,060838
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(3,6)] − [16,53778]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(0,4) + (1,060838) = 0,69


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(1) + (1,060838) = 0,13
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(1) + (1,060838) = 0,13
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(0,67) + (1,060838) = 0,44
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(1) + (1,060838) = 0,13

daya terhadap hambatan dioda


paralel
1.00
0.80
DAYA (P)

0.60
0.40
0.20
y = -0.9305x + 1.0608
0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.13. Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Dioda Paralel dengan
Lampu
27
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
D. Resistor
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(32,4)] − [(544,78)(0,285)]
𝑎𝑡 = 2 = = 0,000593
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(61629,04)] − [296780,8]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(61629,04)(0,285)] − [(544,78)(32,4)]
𝑏𝑡 = 2 = = −0,00761
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋) [5(61629,04)] − [296780,8]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(76,92) + (−0,00761) = 0,04


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(144) + (−0,00761) = 0,08
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(109,09) + (−0,00761) = 0,06
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(104,76) + (−0,00761) = 0,05
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(110) + (−0,00761) = 0,06

daya terhadap hambatan resistor


0.1000

0.0800 y = 0.0006x - 0.0076


DAYA (P)

0.0600

0.0400

0.0200

0.0000
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.14. Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Resistor

E. Dioda
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(2,08)] − [(17,5)(1,7)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,16125
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(85,25)] − [306,25]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(85,25)(1,7)] − [(17,5)(2,08)]
𝑏𝑡 = 2 = = 0,904375
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(85,25)] − [306,25]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(0,5) + (0,904375) = 0,82


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(2) + (0,904375) = 0,58
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(3) + (0,904375) = 0,42
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(6) + (0,904375) = −0,06
28
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(6) + (0,904375) = −0,06

daya terhadap hambatan dioda


1.4
1.2
1
0.8
DAYA (P)

0.6
0.4
0.2
0
y = -0.1613x + 0.9044
-0.2 0 1 2 3 4 5 6 7
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.15. Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Dioda

2 Rangkaian 2
A. Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(41,4)] − [(13,167)(7,74)]
𝑎𝑡 = 2 = = 1,092159
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(53,91667)] − [173,3611]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(53,91667)(7,74)] − [(13,167)(41,4)]
𝑏𝑡 = 2
= = −1,32802
2
𝑁 ∑ 𝑋 − (∑ 𝑋) [5(53,91667)] − [173,3611]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(6) + (−1,32802) = 5,22


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(3,67) + (−1,32802) = 2,68
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(1,5) + (−1,32802) = 0,31
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(1,33) + (−1,32802) = 0,13
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(0,67) + (−1,32802) = −0,6

29
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

daya terhadap hambatan lampu


7
6
5 y = 1.0922x - 1.328

4
DAYA (P)

3
2
1
0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.16 Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Lampu

B. Dioda Seri dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(89,2)] − [(25,44)(14,14)]
𝑎𝑡 = 2 = = 2,659982
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(135,92)] − [647,1628]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(135,92)(14,14)] − [(25,44)(89,2)]
𝑏𝑡 = = = −10,7057
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 [5(135,92)] − [647,1628]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(7,27) + (−10,7057) = 8,64


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(5) + (−10,7057) = 2,59
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(4) + (−10,7057) = −0,07
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(4,5) + (−10,7057) = 1,26
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(4,67) + (−10,7057) = 1,71

30
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

daya terhadap hambatan dioda seri


10.00
y = 2.66x - 10.706
8.00

DAYA (P) 6.00

4.00

2.00

0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
-2.00
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.17. Grafik 17 Terhadap Hambatan pada Dioda Seri dengan Lampu

C. Dioda Paralel dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(1,45)] − [(4,41)(1,8)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,45919
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(4,2)] − [19,48592]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(4,2)(1,8)] − [(4,41)(1,45)]
𝑏𝑡 = 2 = = 0,765396
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(4,2)] − [19,48592]
𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(0,71) + (0,765396) = 0,44
𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(1,2) + (0,765396) = 0,21
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(1) + (0,765396) = 0,31
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(1) + (0,765396) = 0,31
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(0,5) + (0,765396) = 0,54

daya terhadap hambatan dioda


paralel
1.50

1.00
DAYA (P)

0.50
y = -0.4592x + 0.7654
0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.18. Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Dioda Paralel dengan Lampu

31
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
D. Resistor
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(37,52)] − [(590,99)(0,317)]
𝑎𝑡 = 2 = = 0,002351
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(69874,81)] − [349264,5]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(69874,81)(0,317)] − [(590,99)(37,52)]
𝑏𝑡 = 2 = = −0,21443
𝑁 ∑ 𝑋 − (∑ 𝑋) 2 [5(69874,81)] − [349264,5]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(118,52) + (−0,21443) = 0,06


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(120) + (−0,21443) = 0,07
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(118,18) + (−0,21443) = 0,06
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(114,29) + (−0,21443) = 0,05
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(120) + (−0,21443) = 0,07

daya terhadap hambatan resistor


0.1000

0.0800
y = 0.0024x - 0.2144
DAYA (P)

0.0600

0.0400

0.0200

0.0000
114.00 115.00 116.00 117.00 118.00 119.00 120.00 121.00
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.19. Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Resistor

E. Dioda
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(3,56)] − [(18,67)(2,22)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,15373
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(100,44)] − [348,44]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(100,44)(2,22)] − [(18,67)(3,56)]
𝑏𝑡 = = = 1,017919
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 [5(100,44)] − [348,44]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(0,67) + (1,017919) = 0,92


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(2) + (1,017919) = 0,71
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(4) + (1,017919) = 0,40
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(4) + (1,017919) = 0,40

32
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(8) + (1,017919) = −0,21

daya terhadap hambatan dioda


2

1.5

1
DAYA (P)

0.5

0
0 1 2 3 4 5 y = -0.1537x
6 + 71.0179 8 9
-0.5
HAMBATAN (R)

P terhadap R Linear (P terhadap R)

Gambar 3.20 Grafik Daya Terhadap Hambatan pada Dioda

3.3 Analisa Hasil Percobaan


Pada percobaan kali ini telah dilakukan pengamatan karakteristik elemen listrik.
Pada percobaan dengan dua rangkaian, yaitu rangkaian 1 dan rangkaian 2, masing-masing
rangkaian dihitung dari aspek tegangan dan daya, sehingga hasil dari percobaannya dapat
dilihat dari bagian pengolahan data dan menghasilkan 20 grafik dari 2 rangkaian tersebut.
Dari 20 grafik tersebut ada grafik-grafik yang mempunyai keselarasan dari hasil
perhitungan dan dari grafik linearnya, yaitu grafik 3.1 sampai 3.10, hal ini dapat dilihat
dari perbedaan nilai perhitungan dengan nilai linearnya yang mayoritas memiliki error
yang tidak terlalu besar. Namun ada pula grafik yang mempunyai nilai eror yang cukup
besar yaitu grafik 3.11 sampai 3.20, dapat dilihat bahwa grafik 3.11 – 3.20 adalah grafik
dari daya terhadap elemen listrik. Pada grafik tegangan terhadap suatu elemen listrik
cenderung mempunyai grafik yang naik, ditinjau dari persamaan V = I.R dapat
diasumsikan apabila suatu tegangan akan besar jika hambatannya besar pula dan
menghasilkan grafik yang naik (asumsikan bahwa arus nya sama pada tiap perubahan
tegangan), namun pada grafik 3.1 sampai 3.10 ada beberapa grafik yang tidak konstan
naik, ini disebabkan adanya perubahan arus yang terbaca pada amperemeter, dari rumus
tegangan dapat diketahui bahwa arus berbanding terbalik dengan hambatan, maka diliat
dari pengolahan datanya semakin besar nilai hambatan maka nilai arus cenderung lebih
kecil. Pada percobaan pun menggunakan arus yang nilainya berbeda-beda dan

33
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
tegangannya demikian. Pada tegangan diode yang disusun seri dan parallel dengan lampu
nilai tegangan lebih besar pada rangkaian parallel, hal ini terjadi ketika rangkaian parallel
besar tegangan yang dihasilkan pada tiap elemen mempunyai nila yang sama, namun
mempunyai nilai arus yang berbeda pada tiap elemen. Terjadinya eror pada saat
pembuatan grafik adalah salah satunya dapat disebabkan oleh kesalahan dalam
pembacaan skala voltmeter dan amperemeter, ataupun aliran DC dari powersupply tidak
stabil. Perangkaian alat pun dapat mempengaruhi hasil pembacaan.
Pada pengolahan data daya, hasil yang terlihat akan lebih besar daya pada
rangkaian parallel dari pada seri, karena nilai tegangannya konstan tiap titik, dan ditinjau
dari grafiknya yaitu 3.11 sampai 3.20, eror yang terdapat pada grafik cukup besar dan
nilainya tidak selaras dengan nilai linearnya, ini dapat diakibatkan oleh ketidaktepatan
dalam pembacaan skala dan ketidakstabilan aliran power supply, ditambah kali pada saat
pembuatan persamaan grafik mengalami kesalahahan perhitungan. Namun dari sebagian
grafik ada pula yang memilki nilai yang selaras dengan nilai linearya, prinsipnya hampir
sama seperti dengan teganagan, pada perhitungan daya rumus yang dipakai adalah P =
V.I yang menunjukan bahwa semakin besar tegangan dan arus yang dibutuhkan suatu
elemen listrik maka semakin besar pula suatu daya yang diberikan, karena hubungan daya
dengan tegangan dan arus berbanding lurus.

34
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
BAB IV
TUGAS AKHIR

4.1. Buatlah grafik karakteristik V – I untuk suatu elemen, baik menggunakan cara 1
maupun cara 2 !
Jawab: Sudah terlampir pada pengolahan data, di grafik 3.1 sampai 3.10.

4.2. Buatlah grafik hubungan daya terhadap hambatan untuk tiap elemen !
Jawab: Sudah terlampir pada pengolahan data, di grafik 3.11 sampai 3.20

4.3. Bahaslah tentang hasil-hasil grafik yang diperoleh ! Ambillah kesimpulan mengenai
setiap elemen !
Jawab: Pada grafik yang telah terlampir pada pengolahan data, banyak grafik yang
terdapat nilai eror yang cukup tinggi, adapun nilai eror yang tidak terlalu besar dapat
ditemukan pada grafik 3.1 sampai 3.10, hal ini telah dibahas pada bagian analisa, yang
mana adanya kesalahan pembacaan dan kurang tepatnya perangkaian pada saat praktikum
yang membuat nilai eror itu terjadi, adapun grafik yang mempunyai nilai eror yang cukup
tinggi adalah pada grafik 3.11 sampai grafik 3.20, nilai eror yang dihasilkan pada grafik
tersebut cukup tinggi karena sangat terlihat perbedaan yang cukup jauh antara grafik yang
telah diolah dengan grafik linearnya. Besar nilai yang terlampir ini dipengaruhi oleh
adanya hukum ohm, bahwa pada suatu tegangan yang melewati suatu rangkaian elemen
listrik maka besarnya berbanding lurus, dengan demikian apabila tegangan yang tinggi
akan menghasilkan arus yang tinggi pula. Dan untuk penyelesaian dari daya terhadap
hambatan dapat terlihat dari rumus P = V.I, apabila daya yang dibutuhkan dari suatu
rangkaian itu besar maka tegangan dan arusnya juga harus besar.

4.4. Apakah temperatur ruangan berpengaruh secara langsung terhadap grafik


karakteristik V – I ? jelaskan !
Jawab: Semakin besar suhu suatu tegangan maka hambatan yang terjadi akan semakin
besar, dan jika hambatan semakin bear maka akan memepengaruhi besar arus listri yang
masuk dalam rangkaian, karena Semakin besar hambatan (R) maka arus yang mengalir
akan semakin kecil. Apabila suatu nilai hambatan berubah, maka nilai dari tegangan dan
arusnya pun berubah, dapat dilihat hubungannya dari persamaan V = I.R.
4.5. Buatlah grafik karakteristik V – I dioda yang diberi bias maju dan bias mundur !

35
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
Jawab:

4.6. Apa yang dimaksud dengan tegangan lutut, arus saturasi, arus jenuh, dan arus bocor
balik pada dioda !
Jawab:
A. Tegangan lutut adalah tegangan pada saat arus mulai naik secara cepat. Tegangan lutut
juga dapat disebut dengan tegangan konduksi, yaitu batas minimal tegangan yang
diberikan pada komponen dioda supaya dioda dapat mengalirkan arus listrik.
B. Arus saturasi yaitu arus yang melintasi dioda yang bervariasi secara exponensial saat
dikenakan tegangan padanya.
C. Arus jenuh adalah arus yang terjadi terjadi ketika tegangan dioda sama dengan nol.
D. Arus bocor balik adalah adalah arus dari perangkat semikonduktor (dioda) pada saat
dioda mengalami bias terbalik.

36
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini terdapat beberapa elemen listrik yang akan di amati dan
diolah data nya dengan berbagai pengamatan, elemen-elemen itu adalah lampu, hambatan
yang disusun seri, dan hambatan yang disusun parallel, serta diode. Dari definisinya
sendiri lampu adalah Lampu adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai penerang,
lampu memiliki bentuk seperti botol dengan rongga yang berisi kawat kecil yang akan
menyalah apabila disambungkan ke aliran listrik. Dioda ialah sebuah komponen aktif
yang dipakai untuk penyama arah dari arus bolak-balik menjadi arus yang searah. Resistor
adalah suatu hambatan dan pengatur arus listrik pada susunan elektronika tersebut. Nilai
dari resistor ini di lambangkan dengan kode angka atau gelang warna pada bagian badan
dari resistor tersebut. Perbedaan dari susunan parallel dan seri adalah suatu cara yang
akan diteliti perbedaan tegangan, nilai hambatanya, dan arusnya.

37
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
DAFTAR PUSTAKA

Axella, O., & Suryani, E. (2012). Aplikasi model sistem dinamik untuk menganalisis
permintaan dan ketersediaan listrik sektor industri (Studi Kasus: Jawa Timur). Jurnal
Teknik ITS, 1(1), A339-A344.

Angga, Rida. (2015). Prinsip Kerja Dioda dan Peralatan Elektronika.


https://skemaku.com/prinsip-kerja-dioda-pada-peralatan-elektronika/

Broto, S., & Afifah, R. S. (2008). Pengolahan data geolistrik dengan metode
schlumberger. Teknik, 29(2), 120-128.

Jati Edukasi. (2017). Rumus Hambatan Listrik (Resistor) Seri dan Paralel serta Contoh
Soalnya. https://medium.com/@jatiedukasi/rumus-hambatan-listrik-resistor-seri-dan-
paralel-serta-contoh-soalnya-501ebd0d633a

Nugraha, Anggara Trisna. (2019). Jenis-jenis Dioda (Diode) dan Pengertiannya.


https://lecturer.ppns.ac.id/anggaratnugraha/2019/09/25/jenis-jenis-dioda-diode-dan-
pengertiannya/

Zonaelektro.net. (2014). Resistor, Karakteristik, Nilai Dan Fungsinya.


http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/

38
Farah Duta Umari Shadra
140710190033
LAMPIRAN

39
Farah Duta Umari Shadra
140710190033

40

Anda mungkin juga menyukai