Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR 

PRAKTIKUM METODE SEISMIK 

Nama : Muhammad Alfianto

NPM : 140710190006

Judul Modul : SEISMIK REFRAKSI DAN INTERCEPT TIME

Nama Asisten : Faradilla Nur , Evi Fazriati, M. Rizky R

LABORATORIUM GEOFISIKA 
DEPARTEMEN GEOFISIKA 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 
2021 
MODUL 2

SEISMIK REFRAKSI DAN INTERCEPT TIME

Selasa, 9 Maret 2021

I. Aktivitas Praktikum

Pada praktikum kali ini mengenai seismic rekraksi dan


intercept time. Praktikum diawali dengan paktikan masuk kedalam
room google meet utama untuk diberikan beberapa arahan oleh asisten
laboratorium bersamaan dengan dilakukan absensi kehadiran oleh
asisten laboratorium. Kemudian asisten laboratorium memberikan
room google meet untuk para praktikan masuk sesuai dengan
kelompok dan sesinya. Setelah itu praktikan masuk kedalam room
kecil dan melakukan speaken sesuai dengan keyword modul. Setelah
semua praktikan selesai melaksanakan speaken,kemudian masuk
kedalam sesi tanya jawab. Setelah selesai praktikan diminta untuk
masuk kembali ke room utama untuk melaksanakan praktikum. Setela
itu praktikan diminta untuk menyiapkan trace seismic yang telah
diberikan oleh asisten beberapa waktu sebelumnya ,lalu melakukan
interpolasi pada trace seismic tersebut , dimana trace tersebut terbagi
menjadi trace seismic yang backward dan yang forward. Kemudian
praktikan memasukan data hasil interpolasi ke dalam sheet excel.
Kemudian asisten laboratorium meminta praktikan untuk mengolah
data. Pengolahan data dimulai dengan mencari titik yang diprediksi
merupkan titik cross antara gelombang langsung dan refraksi,kemudin
ditandai dengan bedaa arna. Kemudian praktikan membuat grafik
menggunakan scatter plot untuk membuat grafik interpolasi
keseluruhan,interpolasi dengan batas jarak dan waktu pada titik cross.
Lalu melakukan pengolahan data untuk Xcross, Hcross, Kecepatan dll.
Lalu dibuat sebuah grafik dimana menunjukan pertemuan titik cross
antara backward dan forward. Lalu setelah itu dibuat sebuah
penampang dari data yang didapat.

II. Pengolahan data

- Melakukan interpolasi

Forward

Jarak puncak
interpolasi= × Total nilai interval
Interval jarak

0.5
x 1= x 5=35,5
0.9

0.2
y 1= x 4=6
0.4

1.1
x 2= x 5=6,1
0.9

0.1
y 2= x=11
0.4

1.6
x 3= x 5=8,8
0.9

0.1
y 3= x 4=15
0.4

2.2
x4= x 5=12,2
0.9

0.1
y4 = x 4=19
0.4

2.8
x 5= x 5=15,5
0.9
0.1
y 5= x 4=23
0.4

3.3
x 6= x 5=18,3
0.9

0.1
y 6= x 4=27
0.4

3.9
x 7= x 5=21,6
0.9

0.1
y 7= x 4=31
0.4

4.4
x 8= x 5=24,4
0.9

0.1
y 8= x 4=35
0.4

5
x 9= x 5=27,7
0.9

0.2
y 9= x 4=39
0.4

5.6
x 10= x 5=31,1
0.9

0.1
y 10= x 4=44
0.4

6
x 11= x 5=33,3
0.9

0.1
y 11 = x 4=49
0.4

6.2
x 12= x 5=34,4
0.9
0.1
y 12= x 4=52
0.4

6.4
x 13= x 5=35,5
0.9

0.1
y 13= x 4=55
0.4

6,7
x 14= x 5=37,2
0.9

0.2
y 14= x 4=58
0.4

7.1
x 15= x 5=39,4
0.9

0.2
y 15= x 4=63
0.4

7.3
x 16= x 5=40.5
0.9

0.2
y 16= x 4=68
0.4

7.5
x 17= x 5=41.6
0.9

0.2
y 17= x 4=74
0.4

7.7
x 18= x 5=42.7
0.9

0.2
y 18= x 4=78
0.4

7.9
x 19= x 5=43,8
0.9
0.2
y 19= x 4=81
0.4

8.1
x 20= x 5=45
0.9

0.2
y 20= x 4=84
0.4

8.2
x 21= x 5=45,5
0.9

0.1
y 21= x 4=87
0.4

8.3
x 22= x 5=46.1
0.9

0.2
y 22= x 4=91
0.4

0.5
x 23= x 5=47.2
0.9

0.2
y 23= x 4=95
0.4

0.5
x 24= x 5=48.3
0.9

0.2
y 24= x 4=99
0.4

Backward

Jarak puncak
interpolasi= × Total nilai interval
Interval jarak

0.5
x 1= x 5=48.3
0.9
0.2
y 1= x 4=99
0.4

0.5
x 2= x 5=47.2
0.9

0.2
y 2= x 4=95
0.4

8.3
x 3= x 5=46.1
0.9

0.2
y 3= x 4=91
0.4

8.2
x4= x 5=45,5
0.9

0.1
y4 = x 4=87
0.4

8.1
x 5= x 5=45
0.9

0.2
y 5= x 4=84
0.4

7.9
x 6= x 5=43,8
0.9

0.2
y 6= x 4=81
0.4

7.7
x 7= x 5=42.7
0.9

0.2
y 7= x 4=78
0.4

7.5
x 8= x 5=41.6
0.9
0.2
y 8= x 4=74
0.4

7.3
x 9= x 5=40.5
0.9

0.2
y 9= x 4=68
0.4

7.1
x 10= x 5=39,4
0.9

0.2
y 10= x 4=63
0.4

6,7
x 11= x 5=37,2
0.9

0.2
y 11 = x 4=58
0.4

6.4
x 12= x 5=35,5
0.9

0.1
y 12= x 4=55
0.4

6.2
x 13= x 5=34,4
0.9

0.1
y 13= x 4=52
0.4

6
x 14= x 5=33,3
0.9

0.1
y 14= x 4=49
0.4

5.6
x 15= x 5=31,1
0.9
0.1
y 15= x 4=44
0.4

5
x 16= x 5=27,7
0.9

0.2
y 16= x 4=39
0.4

4.4
x 17= x 5=24,4
0.9

0.1
y 17= x 4=35
0.4

3.9
x 18= x 5=21,6
0.9

0.1
y 18= x 4=31
0.4

3.3
x 19= x 5=18,3
0.9

0.1
y 19= x 4=27
0.4

2.8
x 20= x 5=15,5
0.9

0.1
y 20= x 4=23
0.4

2.2
x 21= x 5=12,2
0.9

0.1
y 21= x 4=19
0.4

1.6
x 22= x 5=8,8
0.9
0.1
y 22= x 4=15
0.4

1.1
x 23= x 5=6,1
0.9

0.1
y 23= x=11
0.4

0.5
x 24= x 5=35,5
0.9

0.2
y 24= x 4=6
0.4

Cepat rambat gelombang

y= Ax+ B

1
V=
A

Backward

1
V 1= =1428.6
0.0007

1
V 2= =3333.3
0.0003

1
V 3= =5000
0.0002

Forward

1
V 1= =1250
0.0008

1
V 2= =3333.3
0.0003
1
V 3= =5000
0.0002

Mencari Interceptime

Rumus untuk mencari interceptime:

t 2 hcross 2 2
∫ ¿= v2 v1
√ v 2−v 1 ¿

Sehingga didaptkan intercept time untuk forward dan backward nya


adalah:

 Forward

Interceptime lapisan 1 = 0.0144

Interceptime lapisan 2 = 0.01018

 Backward

Interceptime lapisan 1 = 0.01741

Interceptime lapisan 2 = 0.01194

X Crossover

B 2−B1
X cross=
A 2− A 1

Backward

0.0512−0.0476
X cross 1= =36
0.0003−0.0002
0.0749−0.0512
X cross 2= =59.25
0.0007−0.0003

Forward

0.0171−0.005
X cross 1= =33,2
0.0008−0.0002

0.0273−0.0171
X cross 2= =102
0.0003−0.0002

Kedalaman Intercept Time

H T V1V2
∫ ¿= 21
√ 2
V1V2
2
¿

Backward

0.0512 1428.6 x 3333.3


H ∫ 1=
2 √
(1428.6)2 x (3333.3)2
=40,4772

0.0749 1428.6 x 3333.3


H∫ 2 =
2 √
(1428.6)2 x(3333.3)2
=167,481

Forward

0.0171 1250 x 3333.3


H ∫ 1=
2 √
(1250)2 x (3333.3)2
=11,52882

0.0273 5000 x 3333.3


H∫ 2 =
2 √
(5000)2 x(3333.3)2
=61

Kedalaman Pada Crossover


X cross V 2 −V 1
H cross =
2 √V 2+V 1

Backward

36 1428.6−3333.3
H cross 1=

2 1428.6 x+3333.3
=11,384 m

59.25 1428.6−3333.3
H cross 2=
2 √
1428.6 x +3333.3
=8,049 m

Forward

33.2 5000−3333.3
H cross 1=
2 √
5000 x +3333.3
=11,528 m

59.25 5000−3333.3
H cross 2=
2 √
5000 x +3333.3
=7.423 m

III. Hasil dan Analisa


Grafik 3.1.1 Data hasil pengolahan data backward

Grafik 3.1.2 Data hasil pengolahan data forward


Grafik 3.1.3 Hasil scatter plot gelombang langsung dan gelombang
refraksi pada data backward.

Analisa :

Pada grafik pertama ini merupakan grafik yang diperoleh


berdasarkan hasil interpolasi dari gelombang yang pertama kali diterima
oleh sensor,yaitu gelombang refraksi. Pada gelombang rekraksi
tersebut,terdapat titik yang menyatu bersama gelombang langsung atau
direct wave dimaa merupakan titik yang dianalisis pada praktikum kali ini.
Prinsip dari metode intercept ini ini adalah tidak adanya undulasi dan lapisan
bumi dianggap homogeny sehingga hasil dari tarikan grafik scatter plotnya
pun berbanding lurus dengan waktu dan offset nya. Di grafik ini ditunjukan
pula bahwa pengolahan data dimulai dengan memasukan seluruh data hasil
interpolasi kemudian dicari titik dimana terjadi cross antara gelombang
langsung dengan gelombang refraksi, fungsinya adalah kita mengetahui
berapa kecepatan dari masing2 gelombangnya dan berapa kedalaman yang
dijangkau oleh gelombang masing-masingnya. Grafik ini merupakan grafik
backward dimana pengukurannya itu menggunakan prinsip untuk
memastikan bahwa pengukuran yang presisi dan sesuai dengan keadaan
aslinya dengan dibandingkan dengan pengukuran forward nantinya.

Grafik 3.1.4 Hasil scatter plot gelombang langsung dan gelombang refraksi
pada data forward.

Analisa:

Grafik ini merupakan gelombang pengukuran forwad, dimana


pengukuran ini dilakukan pada lintasan depan dimana merupakan
pengukuran untuk memastikan ke presisian pengukuran backward sehingga
apabila pengukuran backward tersebut nilainya sama maka pengukuran dari
hasil akusisi tersebut adalah benar. Grafik ini terbentuk berdasarkan hasil
interpolasi forward dimana hasil dari interpolasi tersebut diplot pada scatter
plot berdasarkan hasil dari gelombang refraksi yang merupakan gelombang
yang menjalar dengan waktu yang paling cepat. Kemudian ditentutuk titik
dimana terdapat gelombang refraksi yang mengalami cross dengan
gelombang langsung, dengan adanya data tersebut kita dapat menentukan
berapa jarak terjadinya proses cross dari gelombang refraksi dan gelombang
langsung. Selain itu kita juga bisa mencari kedalaman pertama dan kedua
dari penjalaran gelombang refraksinya. Tetapi hasil dari pembentukan grafik
ini bisa jadi terdapat kesalahan yaitu ketika praktikan kurang teliti pada saat
melakukan interpolasi,sehingga data yang dihasilkan tidak sama dengan
keadaan aslinya,untuk meminimalisir tersebut maka dilakukan analisa
penggabungan dua pengukuran(backward dan forward) sehingga dapat
terlihat titik kesalahannya.

Grafik 3.1.5 Grafik gabungan backward dan forward


Analisa:

Grafik ini dibuat untuk kebutuhan menganalisa kesesuaian apakah


pengukuran backward dan forward sudah benar. Pada grafik ini terlihat
bahwa terdapat titik yang sama antara kedua pengukuran tersebut yang
mengalami cross antara gelombang langsung dan gelombang refraksi.
Sebenarnya adanya cross tersebut membuktikan adanya perbedaaan
antar lapisan yang dipengaruhi oleh kerapatan antar lapisanya.

Grafik 3.1.6 Penampang hasil pengolahan data

Analisa:

Pada penampang yang terbentuk dari hasil pegolahan data,


mengunakan metode intercept time dimana didapatkan nilai kedalaman
lapisan pertama dan kedua pada lapisan di bawah permukaan bumi .
Kecepatan gelombang seismic pada lapisan pertama dan kedua
didapatkan dari kurva travel time. Penampang tersebut menunjukan hasil
dari perhitungan kecepatan perambatan gelombang refraksi,kedalaman
gelombang merambat dan menghitung waktu gelombang saat dibiaskan
mnegenai lapisan batuan. Dari situ la maka dapat dianalisa kira-kira
pada lapisan yang telah dilakukan akuisisi kemudian pengolahan data
yang kemudian dilakukan interpretasi maka pada kedalaman 40,47 meter
didapatkan lapisan pertama,dimana menurut (Arista,dkk,2007) lapisan
pertama memiliki kecepatan yang paling cepat ketika gelombang
refraksi mencapainya dan diindikasi merupakan yang impermeable dan
memiliki densitas yang rendah. Sesuai dengan literature tersebut maka
dibuatlah penampang yang menunjukan bahwa lapisan pertama adalah
lapisan lempung. Kemudian sesuai dengan pengolahan data bahwa
didapatkan kecepatan dengan range 1000-3000 m/s merupakan
kecepatan dimana sebuah lapisan berupa lapisan permeable , yaitu
lapisan yang memiliki kerapatan yang cukup tinggi , dimana lapisan
tersebut biasanya terdiri dari lapisan yang memiliki bulir yang lebih
kasar. Sehingga diindikasikan bahwa lapisa kedua adalah lapisan pasir.

IV. Kesimpulan

1) Parameter akusisi yang digunakan dalam survey dilapangan:


a) Offset Terjauh (Far Offset)
Merupakan jarak antara sumber seismik dengan sensor
penerima/receiver terjauh, yang didasarkan pada pertimbangan
kedalaman sasaran paling dalam.

b) Offset Terdekat (Near Offset)


Merupakan jarak antara sumber seismik dengan sensor
penerima terdekat, didasarkan pada pertimbangan kedalaman
sasaran paling dangkal.

c) Group Interval
Merupkan jarak antara satu kelompok sensor
penerima/receiver dengan kelompok penerima berikutnya,
dimana satu kelompok memberikan satu trace seismik sebagai
stack/superposisi beberapa sensor penerima.

d) Ukuran Sumber Seismik (Charge Size)


Merupakan sumber seismic yang umumnya
menggunakan peledak/dinamit atau vibroseis truck (untuk
survey darat), atau air gun (untuk survey laut). Ukuran sumber
seismik menyatakan ukuran energi yang dilepaskan oleh
sumber seismik, yang disesuaikan dengan kedalaman target
dan kualitas data yang baik yang dapat dipertahankan.

e) Kedalaman Sumber (Charge Depth)


Sumber seismik sebaiknya ditempatkan di bawah lapisan
lapuk, sehingga energi sumber seismik dapat ditransfer secara
optimal ke dalam sistem pelapisan medium di bawahnya.

f) Kelipatan Cakupan (Fold Coverage)


Merupakan jumlah suatu titik di bawah permukaan
yang terekam oleh perekam di permukaan. Semakin besar
kelipatannya, maka kualitas data akan semakin baik.

g) Laju pencuplikan (Sampling Rate)


Merupakan laju pencuplikan akan menentukan batas
frekuensi maksimum seismik yang masih dapat direkam dan
direkontruksi dengan baik sebagai data, dimana frekuensi yang
lebih besar dari batas akan menimbulkan aliasing.

h) Tapis Potong Bawah (Low-Pass Filter)


Merupakan filter pada instrumen perekam untuk
memotong amplitudo frekuensi gelombang seismik/trace yang
rendah.

i) Frekuensi Perekam
Merupakan karakteristik instrumen perekam dalam
merespon suatu gelombang seismik.

j) Panjang Perekaman (Record Length)


Merupakan lamanya waktu perekaman gelombang seismik
yang ditentukan oleh kedalaman sasaran.

k) Rangkaian Penerima (Receiver Group)


Merupakan suatu kumpulan instrumen sensor
penerima/receiver yang disusun sedemikian hingga, sehingga
noise dapat diredam seminimal mungkin.

l) Panjang Lintasan
Panjang lintasan survey ditentukan dengan
mempertimbangkan luas sebaran/panjang target di bawah
permukaan terhadap panjang lintasan survey di permukaan.

m) Larikan Bentang Penerima (Receiver Array)


Bentang penerima menentukan informasi kedalaman
rambatan gelombang seismik, nilai kelipatan cakupan, dan
alternatif skenario peledakan sumber seismik, seperti ketika
lintasan melalui sungai yang lebar.

n) Arah Lintasan
Ditentukan berdasarkan informasi studi pendahuluan
terhadap target.

o) Spasi Antar Lintasan


Jarak antar satu lintasan ke terhadap lintasan yang lain.

2) Parameter yang harus diperhatikan pada saat merancang suatu


survey

- Panjang lintasan, Pada saat melaksanakan perancangan


survey harus memperhatikan berapa panjang lintasan yang
hendak dilakukan akusisi data dengan disesuaikan antara alat
survey dengan keadaan dibawah permukaan

- Arah lintasan, demi ke presisian pengukuran maka harus


dilakukan pencarian arah lintasan penguuran kemana,agar
sensor yang ditanamsesuai dengan lintasan yang sebelumnya
direncankan.

- Spasi antar lintasan, merupakan parameter untuk menentukan


peletakan geophone jaraknya berapa terhadap lintasan
lainnya

3) Konsep dasar metode intercept time

Merupakan metode pengolahan data seismic yang paling


sederhana dimana hasilnya cukup kasar dan paling dasar. Metode
intercept time merupakan metode penentuan waktu penjalaran
gelombang (travel time) dengan menggunakan kurva waktu terhadap
offset. Secara sederhana metode intercept time merupakan waktu
pernjalaran gelombang dari source ke geophone secara tegak lurus.

4) Pengolahan metode intercept time

- Pengolahan metode ini diawali dengan melakukan interpolasi


pada trace seismic yang terdiri dari grafik waktu terhadap
offset. Dengan rumus:
Jarak puncak
interpolasi= × Total nilai interval
Interval jarak

- Lalu melakukan plot pada grafik menggunakan scatter plot

- Setelah itu melakukan perhitungan untuk kecepatan


gelombang, Arrival time, kedalaman intercept time,
kedalaman pada cross over , dan x cross over menggunakan
rumus.

Cepat rambat gelombang

y= Ax+ B

1
V=
A

X Crossover

B 2−B1
X cross=
A 2− A 1

Kedalaman Intercept Time

H T V1V2
∫ ¿= 21
√ 2
V1V2
2
¿

Kedalaman Pada Crossover

X cross V 2 −V 1
H cross =
2 √
V 2+V 1

5) Model penampang yang dihasilkan dari proses pengolahan data


Gambar 4.1.1 penampang dari hasil pengolahan data

Daftar Pustaka
Hudha,Saiful. 2014 . Penentuan Struktur Bawah Permukaan dengan
Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Lapanga Panas Bumi Diwak dan
Derekan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Vol.3,No.3,Juli
20145,Hal 263-268. Undip:Semarang.

Kartika,Arista. 2007. Penentuan Struktur Bawah Permukaan dengan


Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Pleret, Kecamatan
Pleret,Kabupaten Bantul. Laboratorium Geofisika,Undip: Semarang.

Sabiq,Hilman. 2014. Penentuan Litologi Lapisan Bawah Permukaan


Berdasarkan Tomografi Seismik Refraksi untuk Geoteknik Bendungan AIR
daerah X . Vol.4,No.3 . Teknik Geofisika,FT UNILA: Lampung.

Lampiran:
Lampiran pengolahan data backward
Lampiran pengolahan data forward

Anda mungkin juga menyukai