Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS

ANTENATAL CARE dan POSTNATAL CARE


Ny. N G1P0A0 H 35 MINGGU JTH PRESENTASI KEPALA
DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUANG POLI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA JAMBI

Disusun Oleh

NAMA : RINA FEBRIANTI

NIM : G1B220003

PERIODE : Minggu Ke-4

PEMBIMBING AKADEMIK :

Dr. Muthia Mutmainnah, M.Kep, Sp. Mat

Ns. Sri Mulyani, S.Kep., M.Kep

PEMBIMBING LAPANGAN :

Widyaniarti, Amd. Keb.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PLASENTA PREVIA
A. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan
jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa
ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi
seluruh atau sebagian ostium internum. Menurut Cunningham, plasenta previa
merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium
uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen
bawah rahim.
B. Etiologi
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat
diterangkan . bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi
pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta
previa, tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran
darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta
yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga
mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir .Frekuensi
plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10
kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari
25 tahun . Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4
kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun.
C. Patofisiologi
Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan. Pelebaran sekmen bawah uterus dan
pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta
dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkankarena adanya ketidakmampuan selaput otot
segmen bawah uterus untuk  berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
D. Klasifikasi Plasenta Previa
a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
plasenta.
c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus
servisis) tertutup oleh jaringan plasenta.
d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan (ostium internus servisis).
e. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada
segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau
plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan
teraba pada pembukaan jalan lahir.
E. Manifestasi Klinis
Perdarahan adalah gejala primer dari placenta previa dan terjadi pada
mayoritas (70%-80%) dari wanita-wanita dengan kondisi ini. Perdarahan
vagina setelah minggu ke 20 kehamilan adalah karakteristik dari placenta
previa. Biasanya perdarahan tidak menyakitkan, namun ia dapat dihubungkan
dengan kontraksi-kontraksi kandungan dan nyeri perut. Perdarahan mungkin
mencakup dalam keparahan dari ringan sampai parah.
Pemeriksaan ultrasound digunakan untuk menegakan diagnosis dari
placenta previa. Evaluasi ultrasound transabdominal (menggunakan probe pada
dinding perut) atau transvaginal (dengan probe yang dimasukan kedalam
vagina namun jauh dari mulut serviks) mungkin dilakukan, tergantung pada
lokasi dari placenta. Adakalanya kedua tipe-tipe dari pemeriksaan ultrasound
adalah perlu. Adalah penting bahwa pemeriksaan ultrasound dilakukan
sebelum pemeriksaan fisik dari pelvis pada wanita-wanita dengan placenta
previa yang dicurigai, karena pemeriksaan fisik pelvic mungkin menjurus pada
perdarahan yang lebih jauh.
Gejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam
(yang keluar melalui vagina) tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada
akhir triwulan kedua. Ibu dengan plasenta previa pada umumnya asimptomatik
(tidak memiliki gejala) sampai terjadi perdarahan pervaginam. Biasanya
perdarahan tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar. Pada
umumnya perdarahan pertama terjadi tanpa faktor pencetus, meskipun latihan
fisik dan hubungan seksual dapat menjadi faktor pencetus. Perdarahan terjadi
karena pembesaran dari rahim sehingga menyebabkan robeknya perlekatan dari
plasenta dengan dinding rahim. Koagulapati jarang terjadi pada plasenta
previa. Jika didapatkan kecurigaan terjadinya plasenta previa pada ibu hamil,
maka pemeriksaan Vaginal Tousche (pemeriksaaan dalam vagina) oleh dokter
tidak boleh dilakukan kecuali di meja operasi mengingat risiko perdarahan
hebat yang mungkin terjadi.
F. Komplikasi
1. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim
2. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan
histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
3. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta
4. Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37 minggu)
5. Kecacatan pada bayi
6. Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit
b) Pemeriksaan ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat
ditentukan plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
c) Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hati dan benar, dapat
menentukansumberperdarahan dari karnalis servisis atau sumber lain
(servisitis, polip,keganasan, laserasi/troma)
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di
rumah pasien, dan biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah
sakit dan tidak dilakukan pemeriksaan vagina, karena akan
mencetuskan perdarahan yang sangat berat. Dirumah sakit TTV pasien
diperiksa, dinilai jumlah darah yang keluar, dandilakukan close
match. Kehilangan darah yang banyak memerlukan
transfusi.Dilakukan palpasi abdomen untuk menentukan umur
kehamilan janin, presentasi,dan posisinya.
Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk
mengkonfirmasi diagnosis Penatalaksanaan selajutnya tergantung pada
perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan hebat,
diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan plasenta) tanpa
memperhitungkan umur kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat,
perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika umur kehamilan janin
kurang dari 36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung berulang,ibu
harus tetap dirawat di RS. Episode perdarahan berat mungkin
mengharuskan pengeluaran janin darurat, namum pada kebanyakan
kasus kehamilan dapat dilanjutkan hingga 36 minggu ; kemudian
pilihan melahirkan bergantung padaapakah derajat plasenta previanya
minor atau mayor. Wanita yag memiliki derajat plasenta previa minor
dapat memilih menunggu kelahiran sampai term atau denganinduksi
persalinan, asalkan kondisinya sesuai. Plasenta previa derajat
mayor ditangani dengan seksio seksarae pada waktu yang ditentukan
oleh pasien ataudokter, meskipun biasanya dilakukan sebelum tanggal
yang disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi setiap saat.
b. Penatalaksanaan keperawatan
Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring
total  dengan     menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama,
menghidari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan
karena sulit buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak
memungkinkan, beri cairal peroral, pantau tekanan darah dan frekuensi
nadi pasien secara teratur tiap 15 manit untuk mendeteksi adanya
hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula BJJ
dan pergerakan janin. Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi
cairan dan transfusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan
optimal, bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.Penanganan di RS
dilakukan berdasarkan usia kehamilan. Bila terdapat renjatan,
usia gestasi kurang dari 37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari
2500g, maka :
1) Bila perdarahan sedikit, rawat sampai sia kehamilan  3 7
m i n g g u , lalulakukan mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 12
mg IV/hari selama 3hari.
2) Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO kolaborasi
(PemeriksaanDalam Di atas Meja Operasi), bila ada kontraksi
tangani seperti kehamilan preterm. Bila tidak ada renjatan usia
gestaji 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih
lakukan PDMO, bila ternyata plasenta  previa lakukan persalinan
perabdominam, bila bukan usahakan partus pervaginam.
G. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record dll.
b. Keluhan utama : Gejala pertama : perdarahan pada kehamilan setelah
28 minggu/trimester III.
1) Sifat perdarahan : tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
2) Sebab perdarahan : placenta dan pembuluh darah yang robek;
terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi
intravaginal/rectal.
3) Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
robekan pembuluh darah dan placenta.
c. Inspeksi
1) Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
2) Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d. Palpasi abdomen
1) Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
2) Sering dijumpai kesalahan letak
3) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
e. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnyaagar  perawat dapat menentukan kemungkinan
masalah pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
a) Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan
d) Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan.
f) Komplikasi pada bayi
g) Rencana menyusui bayi
f. Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat
digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
g. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu,   a t a u keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus
didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi
oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada  kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
pada janin.
h. Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu,
adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan
sebelumnya harus di dokumentasikan.
i. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil
a) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan
linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan
paha.
Laju pertumbuhan rambut berkurang.
b) Wajah
Mata : pucat, anemis
Hidung
Gigi dan mulut
Leher
c) Payudara
Peningkatan pigmentasi areola puting susu
Bertambahnya ukuran dan nodule
d) Jantung dan paru
Volume darah meningkat
Peningkatan frekuensi nadi
Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu
darah pulmonal.
Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
Diafragma meninggi.
Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
e) Abdomen
Menentukan letak janin
Menentukan tinggi fundus uteri
f) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
( tanda Chandwick)
Hipertropi epithelium
g) System musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur
Gaya berjalan yang canggung
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan dalam
jumlah yang besar.
b. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya
pengetahuan mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
3. Rencana keperawatan
N Diagnosa Tujuan/Kriteria
Intervensi Rasional
o Keperawatan Hasil
1 Penurunan kardiak Setelah 2. Kaji dan catat 1. Pengkajian
output dilakukannya TTV, TD serta yang akurat
berhubungan tindakan jumlah mengenai
dengan perdarahan keperawatan perdarahan. status
dalam jumlah yang 2x24 3. Bantu pemberian hemodinamik
besar jam diharapkan pelayanan merupakan
penurunan kesehatan atau dasar untuk
kardiak output mulai sarankan perencanaan,
tidak terjadi terapi cairan IV intervensi,
atau teratasi atau terapi evaluasi.
dengan kriteria transfusi darah 2. Memperbaiki
hasil : sesuai kebutuhan. volume
1. Volume vaskuler
darah membutuhkan
intravaskuler terapi IV dan
dan kardiak intervensi
output dapat farmakologi.
diperbaiki 3. Kehilangan
sampai nadi, volume darah
tekanan harus
darah, nilai diperbaiki
hemodinamik untuk
, serta nilai mencegah
laboratorium komplikasi
menunjukkan seperti infeksi,
tanda normal gangguan janin
dan gangguan
vital ibu hamil.
2 Ansietas Setelah 1. Terapi bersama 1. Kehadiran
berhubungan dilakukan pasangan dan perawat dan
dengan kurangnya tindakan menyatakan pemahaman
pengetahuan efek keperawatan perasaan. secara empati
perdarahan dan selama 3 x 24 2. Menentukan merupakan alat
manejemennya. diharapkan tingkat terapi yang
ansietas dapat pemahaman potensial untuk
berkurang pasangan tentang mempersiapka
dengan kriteria situasi dan n pasangan
hasil : manajemen yang untuk
Pasangan dapat sudah menanggulang
mengungkapka direncanakan. i situasi yang
n harapannya 3. Berikan tidak
dengan kata- pasangan diharapkan.
kata tentang informasi tentang 2. Hal yang
manajemen manajemen yang diberikan
yang sudah sudah perawat akan
direncanakan, direncanakan. memperkuat
sehingga dapat penjelasan
mengurangi dokter dan
kecemasan untuk
pasangan. memberitahu
dokter jika ada
penjelasan
yang penting.
3. Pendidikan
pasien yang
diberikan
merupakan
cara yang
efektif
mencegah dan
menurunkan
rasa cemas.
Pengetahuan
akan
mengurangi
ketakutan akan
ha-hal yang
tidak
diketahui.
3. Resiko tinggi Kriteria 1. Kaji jumlah 1. Hemoragi
cedera (janin) b/d evaluasi : darah yang berlebihan dan
hipoksia jaringan/ Menunjukkan hilang. Pantau menetap dapat
organ,profil darah profil darah tanda/gejala syok mengancam
abnormal,kerusaka dengan hitung 2. Catat suhu, hidup klien
n system imun. SDP, Hb, dan hitung SDP, dan atau
pemeriksaan bau serta warna mengakibatkan
koagulasi DBN rabas vagina, infeksi
normal. dapatkan kultur pascapartum,
bila dibutuhkan. anemia
3. Catat pascapartum,
masukan/haluara KID, gagal
n urin. Catat ginjal, atau
berat jenis urin. nekrosis
4. Berikan heparin, hipofisis yang
bila disebabkan
diindikasikan oleh hipoksia
5. Berikan jaringan dan
antibiotic secara malnutrisi.
parenteral 2. Kehilangan
darah
berlebihan
dengan
penurunan Hb
meningkatkan
risiko klien
untuk terkena
infeksi.
3. Penurunan
perfusi ginjal
mengakibatkan
penurunan
haluaran urin
4. Heparin dapat
digunakan
pada KID di
kasus kematian
janin, atau
kematian satu
janin pada
kehamilan
multiple, atau
untuk
memblok
siklus
pembekuan
dengan
melindungi
faktor-faktor
pembekuan
dan
menurunkan
hemoragi
sampai terjadi
perbaikan
pembedahan
5. Mungkin
diindikasikan
untuk
mencegah atau
meminimalkan
infeksi.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan
dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan
perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil
dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dapat berupa :
masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga. Media


Aesculapius FKUI. Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan
Maternal/Bayi, edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan
Ginekologi. Bagian /SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung
Pandang.
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran EG. Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta
FORMAT PENGKAJIAN ANTENATAL
KEPERAWATAN MATERNITAS

Nama Mahasiswa : Rina Febrianti NIM : G1B220003


Tempat Praktik : Rawat Inap Kebidanan Tgl : 20 Desember 2020

A. DATA UMUM KLIEN


1. Inisial Klien : Ny. N
2. Usia : 28 tahun
3. Status perkawinan : Menikah
4. Pekerjaan : IRT
5. Pendidikan terakhir : SMA
6. Inisial Identitas Penanggung Jawab : Tn J
B. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

No Tahun Jenis Jenis Penolong Keadaan Masalah BBL


Persalinan Kelamin Bayi Kehamilan
1. Ini

C. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Masalah ginekologi : Klien mengatakan tidak pernah mengidap masalah
ginekologi
2. Riwayat KB : Klien belum pernah menggunakan KB
D. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. HPHT : 27-04-2020
2. Taksiran Partus : 04-02-2021
3. BB Sebelum Hamil : 40 kg
4. TD Sebelum : 110/70 mmHg
Tgl TD TB/BB TFU Presentasi DJJ Usia
Janin Gestasi
20- 100/60 157cm/47kg 27 cm Persentase 164x/i 35 mg
12- mmHg Kepala
2020
E. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
1. Status obstetri : G1P0A0
2. Keluhan : Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah (+) dan
keluar air-air dan darah segar pervaginam (+).
3. Keadaan umum : Lemah
4. Kesadaran : Composmentis TB: 157 cm BB: 47 kg
5. Tanda vital : TD: 100/60 mmHg Nadi: 91 x/menit
Suhu: 36,30c RR: 20x/menit
6. Kepala dan Leher:
a. Kepala : Kepala tampak simetris dan sebaran rambut rata,
tidak ada benjolan
b. Mata : Konjungtiva ananemis dan sklera tidak ikterik,
pupil isokor, tidak memakai kacamata
c. Hidung :Tidak ditemukan septum deviasi, tidak
menggunakan napas cuping hidung
d. Mulut : Mukosa bibir lembab.
e. Telinga : Simetris dan tidak memiliki gangguan
pendengaran
f. Leher :Tidak ditemukan pembengkakan kelenjar getah
bening
7. Dada:
a. Jantung : Bunyi jantung s1 dan s2 reguler
b. Paru : Dada tampak simetris, suara nafas vesikuler
c. Payudara : payudara tampak bulat dan hyperpigmentasi areola
d. Puting susu : Puting berwarna coklat gelap dan uninverted
e. Pengeluaran ASI: Asi belum keluar
8. Eliminasi:
a. Urin: kebiasaan BAK ± 7x sehari dan jernih
b. BAB: kebiasaan BAB 1x sehari, klien tidak mengalami konstipasi
9. Istirahat dan kenyamanan:
a. Pola tidur: baik, lama tidur ± 4-6 jam, frekuensi jam 1x
b. Pola tidur saat ini: miring dan ditopang dengan bantal, lama tidur ± 6
jam, frekuensi jam 1x.
c. Keluhan ketidaknyamanan: Klien mengatakan merasa nyeri dibagian
perut bawah (1-2x), Dada terasa sesak pada malam hari, Nyeri tulang
belakang (>2x)
10. Mobilisasi dan latihan
a. Tingkat mobilisasi: Klien mengatakan klien tetap beraktivitas seperti
biasa hanya saja menjadi lebih lambat
b. Latihan senam: Klien tidak melakukan ataupun mengikuti senam
namun dianjurkan untuk sering sujud oleh dokter
11. Nutrisi dan cairan:
a. Asupan nutrisi: Klien mengatakan memiliki nafsu makan yang baik
dengan frekuensi makan ± 5 kali makan dalam sehari
b. Asupan cairan : Klien mengatakan klien dapat memenuhi kebutuhan
cairannya dengan frekuensi minum ±4,5L perhari
12. Keadaan mental:
a. Adaptasi psikologis: Klien mengatakan sering sesak di malam hari
b. Penerimaan terhadap kehamilan : Klien sangat menantikan anak
pertama setelah satu tahun menikah.
13. Abdomen:
a. Uterus
1) TFU: 27 cm
2) Kontraksi : Ya
3) Leopold I : Presentase Bokong
4) Leopold II: Puki
5) Leopold III: Presentase Kepala
6) Leopold IV: Kepala belum memasuki PAP
b. Pigmentasi
1) Linea nigra: Terdapat line nigra dari prosesus xipoideus hingga
simfisis pubis
2) Striae : Striae pada peruh bagian bawah
3) Fungsi pencernaan: Klien mengatakan tidak ada masalah
14. Perineum dan genitalia
a. Vagina : Klien mengatakan vaginanya terasa bengkak
b. Kebersihan : Klien mengatakan menjaga kebersihan dengan mandi 2x
sehari
c. Keputihan : Klien mengatakan tidak mengalami keputihan
1) Jenis/Warna: -
2) Konsistensi: -
3) Bau:-
4) Hemorhoid: -
15. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas:
1) Edema: Tidak terdapat edema
2) Varises: Tidak ada varises
b. Ekstremitas bawah
1) Edema: Tidak terdapat edema
2) Varises: Tidak ada varises
3) Reflex patella:…., jika ada:
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dan Rapid Test, USG
G. KESIMPULAN
G1P0A0 Hamil 32 minggu JTH Presentase Kepala dengan Plasenta Previa
DATA FOKUS

Data subjektif Data Objektif

- Klien mengatakan nyeri perut bagian - TD 110/80 mmHg


bawah - Klien tampak meringis saat berdiri
- Klien mengatakan skala nyeri yang - Klien akan direncanakan tindakan
dirasakan 4 Sectio Caesarea
- Klien mengatakan saat akan berdiri
dari duduk mengalami kontraksi

ANALISA DATA (PRE OP)

NO. Hari/Tanggal/Jam Masalah


Data Penyebab
Keperawatan
1. Sabtu/31 Oktober DS: Agen Nyeri akut
2020 Pukul 10.00 Klien mengatakan nyeri pencedera
perut bagian bawah, fisiologis
Klien mengatakan skala (kehamilan)
nyeri yang dirasakan 4,
klien mengatakan
kontraksi ketika dari
duduk ke berdiri

DO: TD 110/80 mmHg


2. Sabtu/31 Oktober DS: Ancaman Ansietas
2020 Pukul 10.00 Klien mengatakan terhadap
cemas karena akan konsep diri
dilakukan operasi
pertama
DO:
Klien tampak cemas
Klien akan
direncanakan tindakan
section caesaria
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Hari/tanggal/jam Diagnosis Keperawatan Paraf


1. Sabtu/31 Oktober Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
2020 Pukul 10.00 (kehamilan) d.d Klien mengatakan nyeri
perut bagian bawah, Klien mengatakan
skala nyeri yang dirasakan 4, klien
mengatakan kontraksi dari duduk ke
berdiri, TD 110/80 mmHg
2. Sabtu/31 Oktober Ansietas b.d ancaman terhadap konsep
2020 Pukul 10.00 diri d.d Klien mengatakan cemas karena
akan dilakukan operasi pertama kalinya,
Klien tampak cemas, Klien akan
direncanakan tindakan section caesaria

INTERVENSI KEPERAWATAN (PRE OP)


No Diagnosa Perencanaan keperawatan
keperawatan Tujuan/Kriteria Intervensi
Hasil
1. Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,
pencedera fisiologis tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
(kehamilan) d.d 1x4 jam diharapkan frekuensi, kualitas,
Klien mengatakan nyeri klien berkurang intensitas nyeri
nyeri perut bagian dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
bawah, Klien - Klien dapat 3. Identifikasi faktor yang
mengatakan skala mengontrol nyeri memperberat dan
nyeri yang dirasakan klien memperingan nyeri
4, klien mengatakan - Klien merasa 4. Ajarkan teknik non
kontraksi dari duduk nyaman farmakologis untuk
ke berdiri, TD - TTV dalam batas mengurangi rasa nyeri
110/80 mmHg normal (tarik nafas dalam atau
melakukan masase di
bagian punggung oleh
suami)
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
6. Pantau TTV secara
berkala
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkat stres
ancaman terhadap tindakan keperawatan klien
konsep diri d.d Klien 1x4 jam diharapkan 2. Monitor tanda-tanda stres
mengatakan cemas ansietas klien ( baik verbal maupun non
karena akan berkurang dengan verbal)
dilakukan operasi kriteria hasil: 3. Ciptakan suasana
pertama kalinya, - Klien terapeutik antara perawat
Klien tampak cemas, mengatakan dengan pasien
Klien akan dapat mengontrol 4. Anjurkan keluarga untuk
direncanakan cemas tetap menemani pasien
tindakan section - Klien 5. Jelaskan prosedur
caesaria menunjukkan tindakan, penyakit,
ekspresi yang penyebab dan rencana
tenang tindakan
6. Anjurkan klien untuk
istirahat yang cukup
7. Ajarkan teknik relaksasi
(tarik nafas dalam)

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (PRE OP)


Diagnosa Implementasi Tgl/jam Catatan Tan
keperawa perkembangan da
tan tang
an
Nyeri akut 1. Megidentifikasi Sabtu/31 Oktober S: - Klien
b.d Agen lokasi, 2020 Pukul 10.00 mengatakan nyeri
pencedera karakteristik, masih terasa
fisiologis durasi, frekuensi, namun terkontrol
(kehamila kualitas, intensitas O: - KU : sedang
n) nyeri (nyeri hilang A: rencana
timbul pada perut section caesaria
bagian bawah) P: masalah
2. Mengajarkan teratasi sebagian
teknik non lanjut intervensi
farmakologis untuk - Anjurk
mengurangi rasa an
nyeri (tarik nafas klien
dalam dan untuk
mengajarkan istiraha
masase bagian t yang
punggung oleh cukup
suami) - Ciptak
3. Mengidentifikasi an
faktor yang lingkun
memperberat dan gan
memperingan nyeri yang
(mengatur posisi nyama
klien senyaman n
mungkin)
4. Mengidentifikasi
skala nyeri (klien
mengatakan skala
nyerinya
berkurang)
Ansietas 1. Menciptakan Sabtu/31 Oktober S: - Klien
b.d suasana terapeutik 2020 Pukul 10.00 mengatakan
ancaman antara perawat cemas berkurang
terhadap dengan pasien O: - KU : baik
konsep 2. Memonitor tanda- A: rencana
diri tanda stres ( baik section caesarea
verbal maupun non P: masalah
verbal) teratasi sebagian
3. Mengajarkan teknik lanjut intervensi
relaksasi (tarik - Anjurk
nafas dalam) an
4. Menjelaskan klien
prosedur tindakan, untuk
penyebab dan istiraha
rencana tindakan t yang
5. Menganjurkan cukup
keluarga untuk tetap - Minta
menemani pasien keluarg
6. Mengidentifikasi a untuk
tingkat stress klien tetap
(klien mengatakan menem
cemasnya ani
berkurang) pasien
7. Menganjurkan klien
untuk istirahat yang
cukup

Anda mungkin juga menyukai