Anda di halaman 1dari 3

Cokelat Edel dan 4 Faktanya

Untuk membuat cokelat diperlukan bahan baku berupa biji kakao. Ada 3 varietas utama
tanaman kakao, yaitu forastero, trinitario, dan criollo. Dari beberapa negara penghasil kakao,
Indonesia termasuk penghasil biji kakao yang mempunyai kualitas unggul. Varietas yang
paling banyak ditemui di Indonesia adalah varietas forastero, varietas ini biasanya berada di
daerah Afrika dan Asia Tenggara. Indonesia juga dikenal sebagai penghasil biji kakao lindak
atau bisa juga disebut bulk. Ada satu varietas/jenis kakao yang memiliki nama Edel, varietas
ini termasuk kualitas kakao terbaik di dunia, menariknya varietas ini berasal dari
Banyuwangi, Indonesia.

Berasal dari Persilangan Beberapa Varietas Kakao


Kakao Edel memiliki kualitas dunia karena varietas ini merupakan persilangan dari beberapa
varietas kakao. Cara budidayanya juga terbilang cukup rumit, memerlukan perawatan intensif
dan perlakuan yang lebih khusus dari varietas kakao yang lain.

Pada Jurnal tentang kakao Edel yang di tulis oleh beberapa mahasiswa Universitas Udayana
Bali, tanaman kakao ini dibuat dengan proses persilangan antara tiga varietas yang berbeda.
Persilangan pertama menggunakan varietas criollo dan forastero, hasil persilangan tersebut
menghasilkan varietas trinitario. Setelah itu varietas trinitario akan disilangkan lagi dengan
varietas criollo (perlu diingat varietas criollo jumlahnya hanya 10% didunia), hasil dari
persilangannya disebut varietas Edel. Tetapi kelemahan dari varietas Edel adalah rentan
terhadap serangan hama dan penyakit, hal itu membuat potensi produksinya cukup rendah.

Pemerintah tahu bahwa kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di
Indonesia karena termasuk lima besar komoditas perkebunan dengan volume produksi
tertinggi setelah kelapa sawit, karet, kelapa, dan tebu, selain itu pemerintah juga mendukung
pelestarian kakao ini, seperti contohnya PTPN XII perusahaan ini mendukung dan membantu
melestarikan plasma nutfah dari kakao Edel.

Peningkatan jumlah produksi dan kualitas hasil kakao dapat dilakukan dengan cara
intensifikasi dan ekstensifikasi, yang keduanya memerlukan ketersediaan benih dan bibit
kakao unggul. Maka dari itu diperlukan usaha-usaha untuk memperoleh bahan tanam unggul,
seperti koleksi plasma nutfah, pengujian klon, hibridisasi, serta pengujian hasil silangan antar
klon.

Cita Rasa Kakao Edel


Kakao varietas Edel memiliki rasa yang unik mild flavor (cita rasa yang ringan), fruity (berasa
seperti buah – buahan), sweet (manis), dan spicy (agak pedas sedikit). Varietas ini juga
memiliki warna cokelat cerah. Karena memiliki banyak kelebihan biji kakao Edel sering
digunakan sebagai pencerah dan sumber cita rasa pada makanan berbahan baku cokelat.
Kualitas dari Edel juga diakui produsen cokelat dunia, mereka hanya akan membuat cokelat
kualitas premium menggunakan kakao Edel. Seperti merek cokelat Russia, Shogetten. Merek
ini dibuat menggunakan biji kakao dari Banyuwangi yaitu Edel.

Shogetten memiliki rasa yang sangat baik, lembut dan aromatik. Produsen ini lebih condong
ke cokelat putih yang memiliki tampilan eksklusif. Biasanya pembuatan tidak hanya
menggunakan murni biji kakao Edel saja, tetapi sudah ditambahkan stroberi, susu, dan
beberapa bahan rahasia lainnya yang membuat cita rasa cokelat Shogetten tidak ada duanya.

Selain produk cokelat Russia ada juga produk cokelat Jerman yang menggunakan biji kakao
Edel. Produsen cokelat ini sudah berdiri sekitar 100 tahun, dengan pengalam selama itu
tentunya biji kakao Edel akan diubah menjadi cokelat yang bercita rasa sangat baik.

Pengekspor Kualitas Cokelat Premium


Perlu diketahui perkebunan kakao yang menanam varietas Edel hanya di perkebunan
Kendeng Lembu. Lokasinya ada di Dusun Pagergunung, Desa Karangharjo, Kecamatan
Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Saking terkenalnya kakao Edel biasa disebut kakao mulia, dan harganya jauh lebih mahal 2
sampai 3 kali lipat dari biji bulk atau biji kakao biasa. Kata manajer Perkebunan Kendeng
Lembu, Titon Tantular, saat harga biji kakao sedang bagus, harga Edel bisa mencapai 8 USD
per kilogram atau sekitar 112.000 ribu rupiah.

Titon juga berpendapat rasa kakao edel lebih enak dan lebih renyah setelah produk cokelat
yang terbuat dari biji ini jadi. Jika dilihat bentuk fisiknya, ukuran biji kakao Edel lebih besar,
jika biji ini dibelah maka bagian tengah akan terlihat berwarna cokelat, beda dengan biji bulk
yang berwarna ungu. Hal yang membuat harga biji Edel mahal adalah proses pemeliharaan
pohonnya, jika pohon kakao Edel terkena penyakit, proses pemulihannya cukup lama.

Saat ini perkebunan kakao Kendeng Lembu memiliki luas 13 ribu hektar dan ditanami 1.000
pohon kakao per hektarnya, jadi total pohon kakao sekitar 13 juta. Jika saat puncak masa
panen, dalam sehari perkebunan ini bisa memproduksi 12 ton, biasanya puncak masa panen
adalah bulan Mei dan Juni. Tetapi jumlah produksi biji kakao Edel hanya memiliki 20 persen
dari total produksi perkebunan tersebut.

Biasanya produksi ini, 80 persen akan di ekspor ke negara produsen cokelat seperti, Eropa,
Jepang, Singapura, dan Amerika. Sisa 20 persennya akan di jual kepada produsen cokelat
dalam negeri. Banyak dari negara produsen cokelat menunggu hasil dari perkebunan Kendeng
Lembu, khususnya biji kakao Edel.

Festival Cokelat Glenmore


Pada saat puncak panen biasanya antara bulan Mei - Juni perkebunan Kendeng Lembu, akan
mengadakan Festival Cokelat Glenmore, hal ini bertujuan untuk mengangkat potensi
perkebunan agar dikembangkan masyarakat dan menjadi apresiasi bagi para pekerja yang
berada pada perkebunan Kendeng Lembu. Pejabat seperti Bupati Banyuwangi juga berharap
akan muncul pabrik cokelat sendiri di daerah Banyuwangi, agar bisa memaksimalkan potensi
dari biji kakao Edel sampai ke proses produksi dalam negeri.

Walaupun sebagai penghasil biji kakao, ternyata masyarakat Kendeng Lembu masih sedikit
yang menikmati cokelat. Biasanya Festival Cokelat Glenmore akan di isi dengan acara
menaburkan permen cokelat oleh Bupati Banyuwangi yang akan diperebutkan oleh
masyarakat sekitar. Jumlah permen cokelatnya pun sangat banyak yaitu berjumlah ribuan,
setelah acara penaburan permen cokelat biasanya dilanjutkan dengan meminum kopi cokelat
bersama yang biasanya dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan pengunjung festival.

Selain untuk tempat wisata dan mengangkat potensi perkebunan, ternyata Festival Cokelat
Glenmore juga menjadi kegiatan untuk mengenang sejarah awal tentang cokelat di
Banyuwangi. Sejarah tentang ekspor biji kakao di perkebunan Kendeng Lembu memang
sudah berjalan sejak lama, sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka.

Menariknya banyak masyarakat daerah perkebunan yang tidak tahu produk dan rasa cokelat
dari perkebunan ini, hal ini dikarenakan biji kakao merupakan produk setengah jadi, dan di
Indonesia sendiri masih memiliki sedikit industri pembuatan cokelat. Satu lagi ternyata nama
Festival Cokelat Glenmore berasal dari orang Scotland yang artinya mencerminkan kondisi
wilayah daerah itu. Glen memiliki arti bukit dan more memiliki banyak, jadi yang dimaksud
daerah yang memiliki banyak bukit.

Itulah 4 fakta menarik dari biji cokelat Edel yang ada di Banyuwangi, Indonesia. Semoga
dengan membaca ini, menambah kebanggaan produk dalam negeri, selain itu menambah
semangat para pengusaha cokelat rumahan untuk membuat industri cokelat dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai