Anda di halaman 1dari 31

ETIKA PROFESI

 Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa yunani) yang berarti ‘adat’, ‘kebiasaan’, dan ‘praktik’.
Dalam bahasa inggris, etika sering di gunakan dengan istilah ethics. Velasques (1987)
mengemukakan bahwa etika memiliki kesamaan dengan perkataan benar atau salah
Istilah profesi berasal dari kata profess artinya mengakui, pengakuan. Istilah tersebut sudah ada
dalam kosa kata inggris sejak abad ke 12 sebagai bagian dalam ibadah agama katolik. Kemudian
istilah profesi mulai berkembang  sekitar abad ke 18 bersamaan dengan munculnya revolusi
industri. Revolusi industri yang terjadi di Inggris ini membutuhkan tenaga manusia yang
memerlukan keahlian khusus yang disebut profesi
Istilah profesi berasal dari kata profess artinya mengakui, pengakuan. Istilah tersebut sudah ada
dalam kosa kata inggris sejak abad ke 12 sebagai bagian dalam ibadah agama katolik. Kemudian
istilah profesi mulai berkembang  sekitar abad ke 18 bersamaan dengan munculnya revolusi
industri. Revolusi industri yang terjadi di Inggris ini membutuhkan tenaga manusia yang
memerlukan keahlian khusus yang disebut profesi

Ruang Lingkup Profesi


Secara umum ada beberapa ciri atau kriteria yang selalu melekat pada profesi, baik profesi
pada umumnya ataupun profesi luhur yaitu sebagai berikut :
1. Adanya pengetahuan khusus
2. Adanya kaedah dan standar moral yang tinggi
3. Mengabdi kepada kepentingan masyarakat
4. Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi
5. Kaum profesional biasanya menjadi angggota dari suatu profesi

Prinsip-Prinsip Etika Profesi


1. Tanggung jawab. Setiap orang yang mempunyai profesi tertentu diharapkan selalu bersikap
bertanggung jawab dalam dua arah, yaitu :
a. terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b. Terhadap dampak dari segi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum professional memiliki dan diberi kebebasan
dalam menjalankan profesinya
Aspek Hukum Dan Keterkaitannya Pelayanan
Fisioterapi

PENGERTIAN ASPEK HUKUM


Keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib di
dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi
Kondisi saat ini:
- Pola hubungan dokter/ Nakes dengan Pasien
- Hubungan paternalistic dengan prinsip father knows best
- Kedudukan pasien tidak sederajat dengan dokter / nakes
- Kedudukan dokter / nakes dianggap lebih tinggi oleh pasien, peranannya lebih penting
dalam upaya penyembuhan
- Sepenuhnya kepada dokter/nakes
- Pola hubungan dokter/ Nakes dengan Pasien
- Hubungan paternalistic dengan prinsip father knows best
- Kedudukan pasien tidak sederajat dengan dokter / nakes
- Kedudukan dokter / nakes dianggap lebih tinggi oleh pasien, peranannya lebih penting
dalam upaya penyembuhan
- Sepenuhnya kepada dokter/nakes

Tinjuan PP No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan


Jenis tenaga Kesehatan
Tenaga medis : dokter dan dokter gigi
Tenaga keperawatan : perawat dan bidan
Tenaga kefarmasian : apoteker, analis farmasi, asisten apoteker
Tenaga gizi : nutrisionis dan dietesian
Tenaga keterapian Fisik : Fisioterapi, ocupasi terapi, terapi wicara, Orthotic prostetik
Tenaga keteknisian Medis : radiogfer, radioterapis, teknisi gigi, perekam medis

Asas legalitas
- Tenaga Kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan Kesehatan
- Dalam menyelenggarakan pelayanan Kesehatan tenaga Kesehatan wajib memiliki izin
dari pemerinrah
- Aspek legalitas merupakan landasan nakes untuk menjalankan pelayanan kesehatan

Asas keseimbangan
- Hukum yang memulihkan keseimbangan tantangan masyarakat yang terganggu Kembali
kepada keadaan semula
- Penyelenggaraan Kesehatan harus menyelenggarakan secara seimbang antara fisik dan
mental antara material dan spiritual keseimbangan :
- Antara tujuan dan sarana
- Antara sarana dan hasil
- Antara manfaat dan resiko
- Asas keseimbangan ini memberikan kedudukan bagi kepentingan pasien dan dokter
- Asas ini erat kaitannya dengan masalah keadilan
- Asas keadilan berarti bahwa penyelenggaraan Kesehatan harus dapat memberikan
pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan pembiayaan
yang terjangkau
Asas Tepat Waktu
- Asas ini sangat diperlukan karena akibat kelalaian memberikan pertolongan tepat pada
saat yang dibutuhkan dapat menimbulkan kerugian pada pasien
- Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga
Kesehatan
- Didasarkan asas tepat waktu : suatu Tindakan yang harus segera dilakukan dalam rangka
pelayanan medis, demi kepentingan pasien tidak dapat ditunda semata-mata demi
kepentingan pribadi dokter
- Asas ini berkaitan dengan asas itikad baik
- Memberikan pertimbangan perlu tidaknya informed consent dalam transaksi theraputik
Asas Itikad Baik
- Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik
- Bersumber pada norma etik dengan cara berbuat baik
- Asas ini diterapkan dalam pelaksanaan kewajiban dokter memenuhi standar profesinya
- Dalam memberikan pelayanan Kesehatan didasarkan kepercayaan pasien maka dokter/
perawat/ fisiotearpi dengan itikad baiknya berkewajiban memberikan pertolongan
professional yang bermutu dan bermartabat kesungguhan niat sesuai tanggung jawabnya
- Sesorang berkewajiban menolong orang lain sepanjang:
- Tidak menimbulkan resiko bagi dirinya sendiri
- Orang yang ditolong tealh mencoba menolong dirinya sendiri
Asas kejujuran
- Kejujuran adalah salah satu factor yang dapat menimbulkan sikap percaya
- Dalam pelayanan Kesehatan: tenaga Kesehatan berkewajiban memberikan pertolongan
sesuai dengan yang dibutuhkan pasien dan sesuai standar profesi
- Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia hanya dilakukan sesuai kebutuhan
- Penyampaian informasi, berorientasi kepentingan pasien
- Kejujuran merupakan kebenaran informasi
- Tidak semua kebenaran harus disampaikan kepada pasien, jikajustru merugikan
- Sikap dan kualitas komunikasi dalam wawancara pengobatan

Transaksi terapeutik
Merupakan hubungan antara 2 orang atau lebih subjek hukum , yang saling mengingatkan diri
didasarkan pada sikap saling percaya.
Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara
dokter/nakes dan pasien, karena masing2 dapat saling memberikan informasi yang baik dan
tercapainya tujuan pelayanan kesehatan

Asas kehati-hatian
- Setiap orang sebelum Melakukan sesuatu dalam hubungannya dengan orang lain harus
bersikap hati-hati
- Prinsip etis tidak merugikan juga tidak mencelakakan orang lain, walaupun menimbulkan
resio kerugiaan
- Pasien berhak atas ganti rugi

Asas keterbukaan
- Asas ini erat kaitannya dengan asas pembangunan Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu upaya Kesehatan yang harus dilaksanakan
secara berdaya guna , dan hanya tercapai bila ada kerja sama antara dokter/fisioterapi
dengan pasien yang didasarkan saling percaya
- Komunikasi secara berkala
- Asas keterbukaan ini didasarkan pada kemampuan, keterampilan, dan pengalaman
- Peluang pasien mendapatkan penjelasan dan informasi dari tenaga Kesehatan
- Berupaya untuk mendapatkan informasi yang benar dari pasien, yang diperlukan dalam
penyusunan anamnesa

Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan


- Tersedia dan berkesinambungan ( available & Continuos)
- Dapat diterima dan wajar (acceptable & appropriate)
- Mudah dicapai ( accesible)
- Mudah di jangkau ( affortable)
- Bermutu ( Quality)

Dasar penyelenggaraan Kesehatan Fisioterapi


- Kesejahteraan Kesehatan setinggi-tingginya adalah hak asasi
- Profesi fisioterapi mendasarkan bahwa Kesehatan gerak funsi tubuh adalah hak asasi
manusia
- Setiap manusia/warga berhak mendapat pelayanan fisioterapi sebaik-baiknya

Fisioterapi berkewenangan & berkewajiban (kep menkes 1363/2001)


- Menghormati pasien
- Merujuk pasien
- Menyimpan rahasia
- Meminta persetujuan Tindakan
- Memberi informasi lingkup fisioterapi
- Melakukan pencatatan
Pelayanan fisioterapi
- Dalam melaksanakan praktek dapat menerima pasien/klien dengan /tanpa rujukan
- Kewenangan menerima pasien /klien tanpa rujukan:
- Bersifat promotive dan preventif
- Pemeliharaan kebugaran, memperbaiki postur, sikap tubuh, melatih irama pernafasan
- Keadaan aktualisasi rendah untuk pemeliharaan Memiliki pedoman mandiri (Kepmen no
778 tahun 2008 ) tentang pedoman pelayanan fisioterapi di sarana Kesehatan
- Pelayanan fisioterapi disarana Kesehatan ditata oleh :
- Falsafah, etika profesi, kompetensi, peran dan fungsi serta tanggung jawab fisioterapi
- Penatalaksanaan pelayanan fisioterapi
- Masukan pelayanan fisioterapi
- Proses pelayanan fisioterapi
- Keluaran pelayanan fisioterapi
- Dampak pelayanan
- Pelaporan pelayanan

Dasar hukum pelayanan fisioterapi (uu 39/1999 HAM)


- Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
hidupnya ( pasal 9)
- Setiap orang berhak atas kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan kembang secara layak
( pasal 11)
- Setiap penyandang cacad, orang berusia lanjut, wanita hamil dan anak-anak berhak
memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus (pasal 41)
- Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental berhak
memperoleh perawatan, Pendidikan, pelatihan, bantuan khusus atas biaya negara untuk
menjamin kehidupan yang layaj sesuai martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa
percaya diri, kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa ,
bernegara
Dasar hukum pendukung pelayanan
- Hak atas kenyamanan, keamanam, dan keselamatan
- Hak memilih
- Hak atas informasi
- Hak didengar
- Hak mendapatkan advokasi dan upaya perlindungan
- Hak mendapat pembinaan dan Pendidikan konsumen
- Hak dilayani secara benar dan jujur dan diskriminatif
- Hak mendapat ganti rugi
- Hak diatur dalam peraturan perundangan lain
Ruang lingkup hukum pada kesehatan
Ruang Lingkup Hukum Kesehatan meliputi penyusunan peraturan perundang-undangan,
pelayanan advokasi hukum, dan peningkatan kesadaran hukum di kalangan masyarakat. Hukum
Kesehatan adalah penggabungan dari dua disiplin yang tertua, yaitu Hukum dan Medis. Kedua
ilmu bekerja sama dengan bidang medis tetap mempertahankan wilayah keilmuan masing-
masing
hukum kesehatan (Health Law) menurut:
1. Van Der Mijn: Hukum Kesehatan diratikan sebagai hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan kesehatan, meliputi: penerapan perangkat hukum perdata, pidana
dan tata usaha negara.

2. Leenen: Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan hukum di
bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.

Secara ringkas hukum kesehatan adalah:


1. Kumpulan peraturan yang mengatur tetang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
2. Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan upaya dan
pemeliharaan di bidang kesehatan.
3. rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan
medik dan sarana medic
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang unjuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Latar Belakang disusunnya peraturan perundang-undangan di bidang pelayanan kesehatan


1.pengaturan pemberian jasa keahlian
2. tingkat kualitas keahlian tenaga kesehatan
3. keterarahan
4. pengendalian biaya
5. kebebasan warga masyarakat untuk menentukan kepentingannya serta
identifikasi kewajiban pemerintah
6. perlindungan hukum pasien
7. perlindungan hukum tenaga kesehatan
8. perlindungan hukum pihak ketiga
9. perlindungan hukum bagi kepentingan umum

FUNGSI HUKUM KESEHATAN


- menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata kehidupan di
dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat memberi sumbangan yang besar
bagi ketertiban masyarakat secara keseluruhan
- menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di bidang
kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat
- merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-halangi dokter
untuk melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka-luka karena tembakan, maka
tindakan tersebut sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.

RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN


Pasal 1 butir (1) Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentgang kesehatan menyatakan yang
disebut sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Menurut Leenen, masalah kesehatan dikelompokkan dalam 15 kelompok: (Pasal 11 UUK):
1.kesehatan keluarga
2. perbaikan gizi
3. pengemanan makanan dan minuman
4. kesehatan lingkungan
5. kesehatan kerja
6. kesehatan jiwa
7. pemberantasan penyakit
8. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9. penyuluhan kesehatan
10. pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11. pengamanan zat adiktif
12. kesehatan sekolah
13. kesehatan olah raga
14. pengobatan tradisional
15. kesehatan matra

SUMBER HUKUM KESEHATAN


Hukum Kesehatan tidak hanya bersumber pada hukum tertulis saja tetapi juga yurisprudensi,
traktat, Konvensi, doktrin, konsensus dan pendapat para ahli hukum maupun kedokteran.
Hukum tertulis, traktat, Konvensi atau yurisprudensi, mempunyai kekuatan mengikat (the
binding authority), tetapi doktrin, konsensus atau pendapat para ahli tidak mempunyai kekuatan
mengikat, tetapi dapat dijadikan pertimbangan oleh hakim dalam melaksanakan kewenangannya,
yaitu menemukan hukum baru.

SUMBER-SUMBER HUKUM
Zevenbergen mengartikan sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; sumber yang
menimbulkan hukum. Sedangkan Achmad Ali, sumber hukum adalah tempat di mana kita dapat
menemukan hokum Sumber hukum dapat dibedakan ke dalam :
a. Sumber hukum materiil, adalah faktor-faktor yang turut menentukan isi hukum. Misalnya,
hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau struktur ekonomi, hubungan kekuatan politik,
pandangan keagamaan, kesusilaan dsb.
b. Sumber hukum formal, merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum; melihat sumber hukum dari segi bentuknya.
Yang termasuk sumber hukum formal, adalah :
1. Undang-undang (UU);
2. Kebiasaan;
3. Yurisprudensi;
4. Traktat (Perjanjian antar negara);
5. Perjanjian;
6. Doktrin.
Penerapan Kode Etik fisioterapi Dalam Memberikan
Inform Consent & Inform Choice Layanan
Sejarah Informed Consent
Dalam hukum Inggris-Amerika, ajaran tentang informed consent juga berkaitan dengan kasus-
kasus malpraktek yang melibatkan perbuatan tertentu pada tubuh pasien yang kompeten tanpa
persetujuannya dalam kasus tersebut dipandang tidak dapat diterima lepas dari pertimbangan
kualitas pelayanan
Konsep informed consent dapat dikatakan merupakan suatu konsep yang relatif masih baru
dalam sejarah etika medis. Secara histori konsep ini muncul sebagai suati prinsip yang secara
formal ditegaskan hanya setelah Perang dunia ke II, yakni sebagai reaksi dan tindakan lanjut dari
apa yang disebut pengadilan Nuremberg, yakni pengadilan terhadap para penjahat perang zaman
Nazi. Prinsip informed consent merupakan reaksi terhadap kisah-kisah yang mengerikann
tentang pemakaian manusia secara paksa sebagai kelinci percobaan medis di kamp-kamp
konsentrasi. Sejak pengadilan Nuremberg, prinsip inforned consent cukup mendapat perhatian
besar dalma etika biomedis (Sudarminta, J. 2001).
Pasien adalah pembuat keputusan utama dalam semua pilihan yang berhubungan dengan
kesehatan dan perawatannya, ini berarti ia adalah pembuat keputusan pertama, orang yang
diandaikan memprakarsai keputusan berdasarkan keyakinan hidup dan nilai-nilainya. Sedangkan
pembuat keputusan sekunder lainnya juga mempunyai tanggung jawab. Jika secara hukum
pasien tidak mampu membuat keputusan atau mengambil inisiatif, seorang pelaku yang lain yang
menggantikan pasien. Biasanya keluarga pasien, kecuali kalau sebelumnya pasien telah
menunjuk orang lain yang bertanggung jawab untuk berusaha menentukan apa yang kiranya
akan dipilih oleh pasien, atau jika itu tidak mungkin, berusaha dipilih apa yang paling
menguntungkan bagi pasien
Para pemegang profesi pelayanan kesehatan juga merupakan pembuat keputusan kedua, dengan
tanggung jawab menyediakan pertoongan dan perawatan untuk pasien sejauh itu sesuai dengan
keyakinan hidup dan nilai-nilai mereka. Kebijakan dan praktek rumah sakit harus mengakui
serangkai tanggung jawab ini.
Para pemegang profesi pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk memberikan informasi
yang mencukupi dan untuk memberikan dukungan yang memadai kepada si pasien, sehingga ia
mampu memberikan keputusan yang dilandasi pengetahuan mengenai perawatan yang mestinya
dijalani.
Perlu disadari bahwa bantuan dalam profesi pengambilan keputusan merupakan bagian penting
dalam perawatan kesehatan. Kebijakan dan dokumen mengenai informed consent haruslah
diupayakan untuk meningkatkan dan melindungi otonomi pasien, bukan pertama-tama
melindungi rumah sakit dan petugas pelayanan medis dari perkara pengaduan hokum
Pengertian Informed consent
Persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan, seperti operasi atau prosedur
diagnostik invasif, berdasarkan pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan
akibat penolakan.
Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara pelayanan kesehatan untuk
memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti oleh klien sehingga klien dapat membuat
pilihan. Persetujuan ini harus diperoleh pada saat klien tidak berada dalam pengaruh obat seperti
narkotika
Persetujuan Tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai Tindakan kedokteran yang akan dilakukan
tehadap pasien tersebut
Secara harfiah informed consent adalah persetujuan bebas yang didasarkan atas informasi yang
diperlukan untuk membuat persetujuan tersebut. Dilihat dari pihak-pihak yang terlibat , dalam
praktek dan penelitian medis, pengertian “informed consent” memuat dua unsur pokok, yakni:
- Hak pasien (atau subjek manusiawi yang akan dijadikan kelinci percobaanmedis) untuk
dimintai persetujuannya bebasnya oleh dokter (tenaga medis) dalam melakukan kegiatan
medis pada pasien tersebut, khususnya apabila kegiiatan ini memuat kemungkinan resiko
yang akan ditanggung oleh pasien.
- Kewajiban dokter (tenaga riset medis) untuk menghormati hak tersebut dan untuk
memberikan informasi seperlunya, sehingga persetujuan bebas dan rasional dapat
diberikan kapada pasien.

Informed Choice
- Pilihan yang didasari dengan pengetahuan yang cukup setelah mendapati informasi yag
lengkap.
- Membuat pilihan setelah menjelaskan pendapat setelah mendapatkan penjelasan tentang
alternative asuhan yang akan di alaminya
Tom L. Beauchamp dan James F. Childress (Informed Consent)
Empat unsur Informed Consent adalah:
- Pembeberan informasi,
- Pemahaman informasi
- Persetujuan bebas,
- Kompetensi untuk membuat perjanjianmes F. Childress (InformedBeberapa standar
Pembeberan informed concend yakni:
- Standar praktek profesional (the professional practice standard)
- Standar pertimbangan akal sehat (the reasonable person standard)
- Standar subyektif atau orang perorang (the subjective standard)
Dasar Hukum Informed Consent
- UU No. 32 Tahun 1992 tentang Kesehatan
- Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 Tentang tenaga Kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 b/Menkes/SK/Per/II/1998 Tentang RS
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749A/Menkes/Per/IX/1989 tentang Rekam medis/
Medical record
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Persetujuan
Tindakan Medis
- Kep Menkes RI No. 466/Menkes/SK dan standar Pelayanan Medis di RS
- Fatwa pengurus IDI Nomor: 139/PB/A.4/88/Tertanggal 22 Februari 1988 Tentang
Informed Conse
Aspek perdata Informed Consent
Aspek perdata Informed Consent bila dikaitkan dengan Hukum Perikatan yang di dalam KUH
Perdata BW Pasal 1320 memuat 4 syarat sahnya suatu perjanjjian yaitu:
- Adanya kesepakatan antar pihak, bebas dari paksaan, kekeliruan   dan penipuan.
- Para pihak cakap untuk membuat perikatan
- Adanya suatu sebab yang halal, yang dibenarkan, dan tidak dilarang oleh peraturan
perundang undangan serta merupakan sebab yang masuk akal untuk dipenuhi.
Fungsi informed consent
Menurut Katz & Capran, fungsi informed Consent :
- Promosi otonomi individu.
- Proteksi terhadap pasien dan subjek.
- Menghindari kecurangan, penipuan dan paksaan.
- Mendorong adanya penelitian yang cermat.
- Promosi  keputusan yang rasional
- Menyertakan public

Semua tindakan medik/keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
Persetujuan :
Persetujuan : Tertulis maupun lisan.
Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat informasi yang adekuat.
- Cara penyampaian informasi disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan
situasi pasien.
- Setiap tindakan yang mengandung risiko tinggi harus dengan persetujuan, selain itu
dengan lisan
- Persetujuan Tertulis, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resiko
besar, sebagaimana ditegaskan dalam PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 Pasal 3
ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3, yaitu intinya setiap tindakan medis
yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah
sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan
medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi informed consent)
- Persetujuan Lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non-invasif
dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasien
- Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya pasien yang akan
disuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan lengannya sebagai
tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya. Tujuan Informed
Consent:
- Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak
diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasiennya.
- Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan
medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 ).
Bagaimana cara mendapatkan informed consent
- Conmmunication
- Condition
- Clarification
- Consent
Bentuk penanganan medis yang membutuhkan Inform consent
- Tindakan pembedahan
- Transfusi darah
- Terapi radiasi
- Tindakan Anastesi
- Sebagian Besar vaksinasi
- Kemoterapi
- Beberapa tes Medis lanjutan
- Tes darah, termasuk HIV
Komponen-komponen Informed Consent
- Treshold elements : pemberi concent haruslah seseorang yang kompeten
- Information Element : Pengukapan dan Pemahaman
- Consent Elemen : Kesukarelaan, Kebebasan dan persetujuan
Hak-hak pasien dalam pemberian Inform Consent
- Hak atas informasi
- Hak atas persetujuan
Hak persetujuan atas dasar Informed Concent
- Hak atas rahasia medis
- Hak atas pendapat kedua ( second opinion)
- Hak untuk melihat rekam medic
- Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya (lansia, gangguan mental, anak dibawah
umur)
- Hak pasien dalam penelitian
- Hak memperoleh pelayanan yang adil dan manusiawi
Perlindungan Pasien
UU N0 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 56
Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang
akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap
Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  tidak berlaku pada:
a.  penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang
lebih luas
b.  keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau
c.  gangguan mental berat
Fisioterapi sebagai salah satu profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
secara profesional, efektif dan efisien, karena pasien/klien fisioterapi secara penuh
mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang dialaminya
untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi yang bermutu dan bertanggung jawab.
Fisioterapi sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal
yang berkaitan dengan lingkup kegiatan profesi fisioterapi
Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan pelayanan kepada individu dan masyarakat
harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi fisioterapi
Menjunjung tinggi kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun
mematuhi peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok
dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur
kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.
Fisioterapi dapat melatih pasien dengan olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam
teknik dan menggunakan beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien
yang tidak dapat diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi. ( DepKes)
Fisioterapi adalah suatu proses yang secara sistemik untuk mengatasi gangguan fungsi
muskuloskeletal dan psikosomatos. (Joic I William)
Fisioterapi menurut WCPT 1995 dan 1999 dapat diuraikan dan dijabarkan sebagai berikut
- Fisioterapi profesi yang mandiri
- Sejajar dengan profesi kesehatan lainnya
- Lingkup pelayanannya dari individu sampai masyarakat menyangkut promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative
Fisioterapi adalah  bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi

Fisioterapis dalam melaksanakan praktek berwewenang Untuk


Melakukan
ASSESMEN FISIOTERAPI
Assesment termasuk pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi
untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lainnya
dengan cara pengambilan perjalanan penyakit (history Taking), skrening, tes khusus pengukuran
dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses
pertimbangan klinis
DIAGNOSA FISIOTERAPI
Diagnosa ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi dan menyatakan hasil dari proses
pertimbangan/ pemikiran klinis, dapat berupa pernyatan keadaan disfungsi gerak, dapat
meliputi/mencakup kategori kelemahan, limitasi fungsi, kemampuan/ketidakmampuan dan
sindrom
Intervensi fisioterapi
Perencanaan dimulai dengan pertimbangan  kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada
pengembangan rencana intervensi, termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang
disetujui pasien/klien, famili atau pelayan kesehatan lainnya. Dapat menjadi pemikiran
perencanaan alternatif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk
fisioterapi
Evaluasi/re-evaluasi/re-assesment
Dilakukan setiap penerapan proses fisioterapi agar dapat memaksimalkan tujuan yang akan
dicapai.
Asas-asas Etika Profesi
- Melaksanakan kewajiban dengan dasar itikad yang baik dengan kesadaran pengabdian.
- Wajib menghormati martabat kemanusian dan pribadinya.
- Menghormati perasaan setiap orang (menyimpan rahasia) menghormati prestasi dll.
- Menyumbangkan ide-ide, konsep-konsep dan karya ilmiah demi kemajuan bidang
kewajibannya.
- Menerima haknya semata-mata sebagai suatu kewajiban dan bukan karena pamrih pribadi
Kode Etik Fisioterapi
- Kode etik profesi fisioterapi disusun untuk memberikan standar umum kepada semua
anggota profesi fisioterapi.
- Kode etik profesi dapat ditinjau kembali sesuai dengan kondisi dan tututan keadaan.
- Bertujuan untuk memelihara martabat dan integritas profesi fisioterapi.
- Menghargai hak dan martabat individu,
- Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang
membutuhkan.
- Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan bertanggungjawab.
- Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam
lingkup profesi fisioterapi.
- Menjaga rahasia pasien/klein yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan
pengadilan/hukum.
- Selalu memelihara standar kompetnsi profesi fisioterapi dan selalu meningkatlan
pengatahuan/ketrampilan.
- Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk
meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.
Sanksi-Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi Fisioterapi
- Peringatan lisan
- Peringatan tertulis; dan                                                          
- Pencabutan Surat Izin Praktik Fisioterapi
Etika Dan Hukum Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan pemondokan dan memberikan jasa
pelayanan medis jangka pendek dan jangka Panjang yang terdiri dari atas Tindakan
observasi, diagnostic, terapeutik dan rehabilitative untuk orang-orang yang menderita sakit,
terluka dan untuk mereka yang melahirkan (WHO)
Merupakan sarana upaya Kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan Kesehatan
serta dapat dimanfaatkan untuk Pendidikan tenaga Kesehatan dan penelitian (Permenkes
1988)
UU no 44 tahun 2009 tentang RS
RS adalah institusi pelayanan Kesehatan yang menyelenggarkan pelayanan Kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat.
Gawat darurat adalah keadaan pasien yang membutuhkan Tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
Pelayanan Kesehatan paripurna adalah pelayanan Kesehatan yang meliputi promotive, preventif,
kuratif dan reahibiltatif

Landasan hukum etika RS


Didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan
hak dan antidiskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien secara fungsi sosial

Perkembangan Rumah sakit


- RS menjadi suatu Lembaga yang berperan sebagai organisasi yang merupakan pusat
pelayanan Kesehatan atau unit pelayanan Kesehatan
- Menurut UU RS adalah tempat pengobatan dan perawatan orang sakit yang ada didalam
pengawasan seorang dokter yang mendapatkan izin untuk menjalankan praktek (PP No.
27 tahun 19530
- Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan Kesehatan meruapak “Unit Sosio Ekonomi” yang
harus mengutamakan fungsi sosialnya bukan bertujuan mencari keuntungan semata
(Kodersi-2001)
- Ciri RS modern adalah padat karya, padat modal, teknologi bahkan perubahan dan
penyesuain sehingga unsur sumber daya manusia senantiasa perlu deprogram untuk
peningkatan mutu pelayanan RS

Etika Rumah sakit


Etika RS adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk RS sebagai suatu institusi lahir
pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis.
Etika biomedis adalah pengembangan dari etika biomedika (bioetika), karena masalah-masalah
atau dilemma etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan
pesat ilmu dan teknologi biomedis yang terjadi di RS seperti Transplantasi organ

Fungsi Sosial RS
Mempermudah akses masayarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan RS dan SDM
Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan RS
Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, SDM

Jenis-Jenis RS
Berdasarkan jenis penyakit atau masalah Kesehatan penderita dibedakan menjadi:
- RSU
- RS Khusus Misalnya : RSIA, RS KUSTA, RS Jantung dll
Berdasarkan kepemilikannya:
- RS yang dikelola Depkes
- RS dikelola Pemerintah Daerah : RSUD Provinsi atau KotaBerdasarkan Klasifikasi RS
Umum Fungsi Rujukan
- RS Kelas A
- RS Kelas B
- RS Kelas C
- RS Kelas D
Berdasarkan Klasifikasi RS Khusus berdasarkan Rujukan
- RS Khusus Kelas A
- RS Khusu Kelas B
- RS Khusus Kelas C
- RS dikelola oleh BUMN : Pertamina. Pelni
- RS dikelola oleh TNI atau POLRI: RSPAD, RS Polri
- RS Dikelola oleh swasta : RS yayasan., RS Perusahaan

Kewajiban dan hak Rumah sakit


- Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat
- Memberikan pelayanan Kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
- Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien dengan kemampuan pelayanannya;
- Berperan aktif dalam memberikan pelayanan Kesehatan pada bencana, sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
- Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mammpu atau miskin
- Melaksanakan fungsi social antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien
tidak mampu
- Meneyelenggarakan rekam medisMembuat, melaksanakan dan menjag standar mutu
pelayanan Kesehatan sebagai acuan melayani pasien
- Melaksanakan system rujukan
- Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien
- Melindungi dan menghormati hak-hak pasien
- Melaksanakan etika RS
- Memiliki system pencegahan dan penanggulanagn bencana
- Menyusun dan melaksanakan peratutan internal RS (Hospital by Laws)
- Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas RS dalam
melaksanakan tugas

Hak-hak rumah sakit


- Menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi SDM sesuai dengan klasifikasi RS
- Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundan-undangan
- Melakukan kerja sama dengan pihak lain
- Menerima bantuan dari pihak lain
- Menggugat pihak yang mengakibtakn kerugian
- Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan
- Mempromosikan layanan Kesehatan
- Mendapatkan insentif pajak bagi RS Publik yang ditetapkan sebagai RS pendidikan

Kewajiban dan Hak pasien


- Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib RS
- Pasien wajib untuk menceritakan sejujur-jujurnya tentang sesuatu mengenai penyakit
yang dideritanya
- Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala intruksi dokter atau tenaga Kesehatan
- Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi segalan perjanjian yang ditanda
tangani
- Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atau jasa
pelayanan RS/ dokter

Hak pasien
- Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku RS
- Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
- Memperoleh informasi tentang; penyakit yang diderita, Tindakan medis yang akan
dilakukan oleh dokter, alternative terapi lainnya, Prognosis
- Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
- Memperoleh layanan Kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional
- Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan Kesehatan yang didapatkan

Tanggung jawab hukum RS


- RS dapat menolak mengungkapkan segala informasi kepada public yang berkaitan
dengan rahasia kedokteran
- Pasien dan atau keluarga yang menutut Rs dan menginformasikannya melalui media
massa, dianggap telah melepaskan rahasia kedokterannya kepada umum
- Penginformasian kepada media massa diartikan sebagai bentuk memberikan kewenangan
kepada RS untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab RS
- RS tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan atau keluarganya menolak
atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya
penjelsan medis yang komprehensif
- RS tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa
manusia
- RS tidak bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan
atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan di RS

Tanggung jawab RS
Tanggung Jawab umum
- Kewajuiban pimpinan RS untuk menjawab pertanyaan mengenai permasalahan,
peristiwa, kejafian dan keadaan di RS
Tanggung Jawab Khusus
- RS harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan
serta tidak mendahulukan urusan biaya

Garis Besar tanggung jawab RS


- Tanggung jawab RS sebagai sauatu badan yang diwakili oleh kepala Rumah Sakit secara
keseluruhan
- Tanggung jawab dibidang kedokteran diwakili oleh profesi kedokteran
- Tanggung jawab di bidang keperawatan yang di wakiuli oleh profesi / satd keperawatan
Aplikasi Etika Dalam Pelayanan Praktek Fisioterapi

Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan kerjasama yang membutuhkan dengan
pertanggungjawaban bersama seiring dengan meningkatnya pembentukan lembaga pelayanan
kesehatan. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan
meningkatnya perhatian terhadap hak yang dimiliki manusia untuk memperoleh pelayanan
kesehatan

Pelayanan fisioterapi
Pelayanan Kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya
mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis gerak dan komunikasi

KODE ETIK
Suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu, asas
diwujudkan dalam peraturan atau norma sebagai landasan tingkah laku sekelompok masyarakat

Bartens
Menyatakan bahwa etika profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi, melakukan pembinaan, mengarahkan dan memberi petunjuk kepada anggoranya agar
kualitas atau mutu dimata masyarakat selalu terjamin

Butir-butir kode etik


- Kode perilaku
- Kode Moral
- Menjungjung tinggi standar moral
- Memeiliki kejujuran yang tinggi
- Mengatur etis naam yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh prefional

Kode etik fisioterapi


- Disusun memberikan standar umum kepada seluruh anggota profesi fisioterapi
- Kode etik bisa di tinjau kembali sesuai dengan kondisi dan tuntutan keadaan
- Memelihara martabat dan integritas profesi fisioterapi
Tiga hal pokok fungsi kode etik profesi :
- Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
- Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana dilapangan kerja (kalangan sosial).
- Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi dilain instansi atau perusahaan

Tujuan Kode Etik


- Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
- Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota.
- Kesejahteraan adalah kesejahteraan material dan spiritual atau mental
- Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
- Untuk meningkatkan profesi
- Prinsip kode etik
- Penetapan kode etik

Prinsip Kode Etik


- Menghargai otonom
- Melakukan tindakan yang benar
- Mencegah tindakan yang dapat merugikan
- Memberlakukan manusia dengan adil
- Menejelaskan dengan benar
- Menepati janji yang telah disepakati
- Menjaga kerahasiaan

Fungsi Kode Etik Profesi


- Sebagai sarana kontrol sosial
- Sebagai pencegah campur tangan pihak lain;
- Sebagai pencegah kesalah pahaman dan konflik

Kaidah-Kaidah Pokok Etika Profesi


- Dalam melaksanakan profesinya harus melaksanakan pelayanan tanpa pamrih dimana
pelayanan mengutamakan kepentingan pasien dan kepentingan umum bukan atas
kepentingan sendiri (pengemban profesi).
- Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan klien atau pasien mengacu
kepada kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai norma kritik yang memotivasi sikap
dan tindakan.
- Pengemban profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat.
- Agar persaingan dalam pelayanan haruslah bersaing dengan sehat, supaya peningkatan
mutu tetap menjadi acuan bagi tenaga medis atau paramedik mempunyai kualitas yang
baik dan dapat diterima oleh pasien

Tujuan Pokok Standar Etika


- Menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada klien, lembaga (institusi) dan
masyarakat pada umumnya.
- Membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau
mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan.
- Membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi profesi dalam masyarakat
melawan kelakuan yang jahat dari anggota tertentu.
- Mencerminkan/membayangkan pengharapan moral dari komunitas. Dengan demikian,
standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan mentaati kitab undang-
undang etika profesi dalam pelayanannya.
- Menetapkan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli
profesi.
MALA PRAKTEK DAN HAK PASIEN
Pengertian
Suatu jenis kelalaian dalam standar professional yang berlaku umum, dan pelanggaran atas tugas
yang menyebabkan seseorang menderita kerugian.
Hal ini dilakukan oleh seorang professional ataupun bawahannya, agen atas nama klien atau
pasien yang menyebabkan kerugian bagi klien atau pasien

Malpraktek
Akibat dari sikap tidak peduli, kelalaian atau kurang keterampilan, kurang hati-hati dalam
melaksanakan tugas profesi, berupa pelanggaran yang disengaja, pelangggaran hukum atau
pelanggaran etika

Kelalaian
Kegagalan untuk melakukan perawatan yang sesuai dan atau etika yang diharapkan akan
dilakukan diantara keadaan tertentu

Malpraktek Medis
Sebuah sebab Tindakan hukum yang terjadi saat seseorang professional medis melewati standar
dalam profesinya, sehingga menyebabkan dampak buruk bagi pasien

Trilogi Rahasia Kedokteran


- Persetujuan Tindakan Medik ( Infotmed Consent )
- Rekam Medik ( Medical Record)
- Rahasia Kedokteran ( Medical Secrecy)

Jenis – Jenis Malpraktek


- Malpraktek Medik ( Medical Malpractice)
- Malpraktek Etik ( Etihical Malpractice)
- Malpraktek Yuridis ( Yudical Malpractice)

Aturan Hukum Positif Berkaitan Malpraktek


- Undang-undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
- Pasal 359-360 KUHP Pidana
- Undang-undang RI tentang Praktik Kedokteran
Hak Pasien
Setiap orang yang Melakukan konsultasi masalah kesehatnnya untuk memperoleh pelayanan
Kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter/ tenaga
kesehatan

Hak & Kewajiban Pasien


- Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di RS
- Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
- Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
- Memperoleh layanan Kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur oprasional
- Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi
- Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
- Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya
- Memberikan persetujuan atau menolak atas Tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
Kesehatan
Falsafah Etika Kesehatan
Etika berasal dari bahasa yunani “ ethos” dalam bentuk tunggal. “ etha” dalam bentuk jamak atau
plural yang apabila dalam bentuk tunggal mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, adat,akhlak, watak perasaan, sikap, cara berpikir.
bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan. Jadi, jika kita membatasi diri pada asal-usul kata ini,
maka “etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan
Secara etimologi, ada dua pendapat mengenai asal-usul kata etika (Ayi Sofyan, 2010)yakni;
pertama, etika berasal dari bahasa Inggris, yang disebut dengan ethic (singular) yang berarti
suatu sistem, prinsip moral, aturan atau cara berperilaku. ethics (dengan tambahan huruf s) dapat
berarti singular

Empat alasan penting etika (Siagian, 1996)


- Etika memandu manusia dalam memilih berbagai keputusan yang dihadapi dalam
kehidupan
- Etika merupakan pola perilaku yang didasarkan pada kesepakatan nilai-nilai sehingga
kehidupan yang harmonis dapat tercapai
- Dinamika dalam kehidupan manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral sehingga
perlu dilakukan analisa dan ditinjau ulang
- Etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas dan mengilhami manusia untuk sama-sama
mencari, menemukan dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki

Pendapat para ahli “ETIKA”


- Ahmad Tafsir, 2012. Etika merupakan budi pekerti menurut akal. Etika merupakan
ukuran baik buruk perbuatan manusia menurut akal.
- Amsal Bakhtiar, 2013. Mengartikan etika dalam dua makna, yakni: etika sebagai
kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia dan
etika sebagai suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan
perbuatan, atau manusia-manusia yang lain
- Asmoro Achmadi, 2014. Etika dibagai 2 yaitu menyangkut “tindakan” dan “baik-buruk”
Apabila permasalahan jatuh pada“tindakan” maka etika disebut sebagai filsafat praktis,
sedangkan jatuh pada “baik-buruk” maka etika disebut “filsafat normatif”.
- Surahwardi K. Lubis, dalam istilah Latin, ethos atau ethikos selalu disebut dengan mos,
sehingga dari perkataan tersebut lahirlah moralitas atau yang sering diistilahkan dengan
perkataan moral

Menurut bertens dalam abdul kadir Muhammad


Etika dirumuskan
- Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini dapat juga disebut sebagai “sistem
nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya Etika
orang jawa, etika agama Budha, dll.
- Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik.
- Ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti etika disini sebagai filsafat moral

ETIKET
Kata Etika berarti moral, sedangkan kata etiket berarti sopan santun, tata
krama. Persamaan antara kedua istilah tersebut adalah keduanya mengenai perilaku manusia.
Baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma
perilaku manusia bagaimana seharusnya berbuat atau tidak berbuat

Bertens dalam abdulkabir Muhammad


Etiket
- Etika menetapkan norma perbuatan, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau
tidak,misalkan masuk rumah orang lain tanpa izin. Bagaimana cara masuknya, bukan
menjadi permaslahan, akan tetapi etiket menetapkan cara melakukan perbuatan,
menunjukan apakah cara itu baik, benar dan tepat sesuai yang diharapkan.
- Etika bergantung pada ada tidaknya orang lain, misalnya larangan mencuri selalu
berlaku, baik atau tidak ada orang lain. Etiket hanya berlaku pada pergaulan jika tidak
ada orang lain etiket tidak berlaku
- Etika bersifat absolut, tidak dapat ditawar menawar, misalnya jangan mencuri dan jangan
membunuh. Etiket bersifat relatif, yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan
dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain, misalnya di Indonesia memegang
kepala orang, di Indonesia tidak sopan, akan tetapi di negara lain bisa saja sopan.
- Etika memandang manusia dari segi dalam (batiniah), orang yang bersifat etis adalah
orang yang benar-benar baik, sifatnya tidak bersifat munafik. Etiket memandang manusia
dari segi luar (lahiriah), tampaknya dari luar sangat sopan dan halus, tetapi didalam
dirinya penuh kebusukan dan kemunafikan
Perbedaan Antara Etika dan Etiket Menurut Bertens

ETIKA ETIKET

Etika menyangkut cara dilakukannya suatu Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu
perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan harus dilakukan manusia
perbuatan itu sendiri

Etika selalu berlaku, baik kita sedang Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana
sendiri atau bersama orang lain kita tidak seorang diri (ada orang lain di
sekitar kita).

Etika bersifat absolut Etiket bersifat relatif

Etika memandang manusia dari segi dalam Etiket memandang manusia dari segi
lahiriah saja.

Orang yang etis tidak mungkin bersifat Orang yang berpegang pada etiket bisa
munafik, sebab orang yang bersikap etis juga bersifat munafik.
pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

NORMA
Suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang
atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang
merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto: 1989:7).
Aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu yang di dalamnya
terkandung nilai benar/salah.
Kaidah atau petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat maupun bernegara
DUA MACAM NORMA
1.Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kehidupan atau kehidupan yang
khusus, misalnya menyangkut aturan bermain dalam olah raga, aturan mengenai mengunjungi
pasien dirumah sakit dst.
2. Norma umum mempunyai sifat yang lebih umum dan universal
- Norma sopan santun atau etiket, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah,
misalnya tatacara bertamu, duduk, makan
- Norma hukum, norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu demi
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
- Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia, norma moral
mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia.

MORAL
Nilai-nilai dan norma norma yang menjadi pegangan seseorang/ suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan
santun, Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, Agama atau sebuah idieologi atau
gabungan dari berbagai sumber.
Hubungan antara etika dan moralitas, etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan
merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral
Pemikiran filsafat mempunyai ciri khas .
- Rasional : mendasarkan diri pada rasio atau nalar pada argumentasi yang bersedia untuk
dipersoalkan tanpa pengecualian.
- Kritis : mengetahui masalah sampai ke akar-akarnya
- Sistematik : membahas langkh demil langkah
- Normatif : menyelediki bagaimana pandangan moral yang seharusnya
NILAI
Suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan kahir yang di inginkan individu, dan
di gunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
Penilaian etika di dasarkan pada beberapa factor yaitu :
1. titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau
tidak asusila
2. perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah
daging itulah disebut ahlak atau budi pekerti

Etika kesehatan
Leenen : suatu penerapan dari nilai kebiasaan (etika) terhadap bidang pemeliharaan / pelayanan
kesehatan
Soerjono soekanto : penilian terhadap gejala kesehatan yang disetujui, dan juga mencakup
terhadap rekomendasi bagaimana bersikap tidak secara pantas dalam bidang kesehatan

Etika Dan Hati Nurani


Hati nurani adalah penghayatan atau kesadaran tentang baik atau buruk, benar atau tidak benar
berhubungan dengan tingkah laku konkret seseorang di dalam masyarakat
Hati Nurani merupakan sifat dasar manusia, kesadarn mengenal diri sendiri, cenderung
mengiayakan perbuatan-perbuatan yang baik, jujur adil dan sebaliknya tidak mengiyakan atau
tidak memihak terhadap hal-hal yang baik
Hati Nurani mempunyai kedudukan yang kuat dalam kehidupan moral manusia atau dalam etika
Hati Nurani dibedakan menjadi dua yaitu:
- Hati Nurani Retrospektif
- Hati nurani Prospektif

Etika, agama, dan hokum


Etika (moral) dan agama mempunyai hubungan yang sangata erat dan Merupakan aturan atau
rambu-rambu perilaku dalam hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya dalam
kontek sosiso-budayana
Agama dalah lebih dari etika. Karena mengatur hubungan antar manusia, hubungan antara
manusia dengan Tuhan semesta alam seisinya.
Hukum adalah Norma Yuridis dan dituangkan dalam berbagai produk hukum misalnya UUD,
peraturan, surat keputusan dan ketentuan lainnya

Anda mungkin juga menyukai