Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa yunani) yang berarti ‘adat’, ‘kebiasaan’, dan ‘praktik’.
Dalam bahasa inggris, etika sering di gunakan dengan istilah ethics. Velasques (1987)
mengemukakan bahwa etika memiliki kesamaan dengan perkataan benar atau salah
Istilah profesi berasal dari kata profess artinya mengakui, pengakuan. Istilah tersebut sudah ada
dalam kosa kata inggris sejak abad ke 12 sebagai bagian dalam ibadah agama katolik. Kemudian
istilah profesi mulai berkembang sekitar abad ke 18 bersamaan dengan munculnya revolusi
industri. Revolusi industri yang terjadi di Inggris ini membutuhkan tenaga manusia yang
memerlukan keahlian khusus yang disebut profesi
Istilah profesi berasal dari kata profess artinya mengakui, pengakuan. Istilah tersebut sudah ada
dalam kosa kata inggris sejak abad ke 12 sebagai bagian dalam ibadah agama katolik. Kemudian
istilah profesi mulai berkembang sekitar abad ke 18 bersamaan dengan munculnya revolusi
industri. Revolusi industri yang terjadi di Inggris ini membutuhkan tenaga manusia yang
memerlukan keahlian khusus yang disebut profesi
Asas legalitas
- Tenaga Kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan Kesehatan
- Dalam menyelenggarakan pelayanan Kesehatan tenaga Kesehatan wajib memiliki izin
dari pemerinrah
- Aspek legalitas merupakan landasan nakes untuk menjalankan pelayanan kesehatan
Asas keseimbangan
- Hukum yang memulihkan keseimbangan tantangan masyarakat yang terganggu Kembali
kepada keadaan semula
- Penyelenggaraan Kesehatan harus menyelenggarakan secara seimbang antara fisik dan
mental antara material dan spiritual keseimbangan :
- Antara tujuan dan sarana
- Antara sarana dan hasil
- Antara manfaat dan resiko
- Asas keseimbangan ini memberikan kedudukan bagi kepentingan pasien dan dokter
- Asas ini erat kaitannya dengan masalah keadilan
- Asas keadilan berarti bahwa penyelenggaraan Kesehatan harus dapat memberikan
pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan pembiayaan
yang terjangkau
Asas Tepat Waktu
- Asas ini sangat diperlukan karena akibat kelalaian memberikan pertolongan tepat pada
saat yang dibutuhkan dapat menimbulkan kerugian pada pasien
- Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga
Kesehatan
- Didasarkan asas tepat waktu : suatu Tindakan yang harus segera dilakukan dalam rangka
pelayanan medis, demi kepentingan pasien tidak dapat ditunda semata-mata demi
kepentingan pribadi dokter
- Asas ini berkaitan dengan asas itikad baik
- Memberikan pertimbangan perlu tidaknya informed consent dalam transaksi theraputik
Asas Itikad Baik
- Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik
- Bersumber pada norma etik dengan cara berbuat baik
- Asas ini diterapkan dalam pelaksanaan kewajiban dokter memenuhi standar profesinya
- Dalam memberikan pelayanan Kesehatan didasarkan kepercayaan pasien maka dokter/
perawat/ fisiotearpi dengan itikad baiknya berkewajiban memberikan pertolongan
professional yang bermutu dan bermartabat kesungguhan niat sesuai tanggung jawabnya
- Sesorang berkewajiban menolong orang lain sepanjang:
- Tidak menimbulkan resiko bagi dirinya sendiri
- Orang yang ditolong tealh mencoba menolong dirinya sendiri
Asas kejujuran
- Kejujuran adalah salah satu factor yang dapat menimbulkan sikap percaya
- Dalam pelayanan Kesehatan: tenaga Kesehatan berkewajiban memberikan pertolongan
sesuai dengan yang dibutuhkan pasien dan sesuai standar profesi
- Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia hanya dilakukan sesuai kebutuhan
- Penyampaian informasi, berorientasi kepentingan pasien
- Kejujuran merupakan kebenaran informasi
- Tidak semua kebenaran harus disampaikan kepada pasien, jikajustru merugikan
- Sikap dan kualitas komunikasi dalam wawancara pengobatan
Transaksi terapeutik
Merupakan hubungan antara 2 orang atau lebih subjek hukum , yang saling mengingatkan diri
didasarkan pada sikap saling percaya.
Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara
dokter/nakes dan pasien, karena masing2 dapat saling memberikan informasi yang baik dan
tercapainya tujuan pelayanan kesehatan
Asas kehati-hatian
- Setiap orang sebelum Melakukan sesuatu dalam hubungannya dengan orang lain harus
bersikap hati-hati
- Prinsip etis tidak merugikan juga tidak mencelakakan orang lain, walaupun menimbulkan
resio kerugiaan
- Pasien berhak atas ganti rugi
Asas keterbukaan
- Asas ini erat kaitannya dengan asas pembangunan Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu upaya Kesehatan yang harus dilaksanakan
secara berdaya guna , dan hanya tercapai bila ada kerja sama antara dokter/fisioterapi
dengan pasien yang didasarkan saling percaya
- Komunikasi secara berkala
- Asas keterbukaan ini didasarkan pada kemampuan, keterampilan, dan pengalaman
- Peluang pasien mendapatkan penjelasan dan informasi dari tenaga Kesehatan
- Berupaya untuk mendapatkan informasi yang benar dari pasien, yang diperlukan dalam
penyusunan anamnesa
2. Leenen: Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan hukum di
bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.
SUMBER-SUMBER HUKUM
Zevenbergen mengartikan sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; sumber yang
menimbulkan hukum. Sedangkan Achmad Ali, sumber hukum adalah tempat di mana kita dapat
menemukan hokum Sumber hukum dapat dibedakan ke dalam :
a. Sumber hukum materiil, adalah faktor-faktor yang turut menentukan isi hukum. Misalnya,
hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau struktur ekonomi, hubungan kekuatan politik,
pandangan keagamaan, kesusilaan dsb.
b. Sumber hukum formal, merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum; melihat sumber hukum dari segi bentuknya.
Yang termasuk sumber hukum formal, adalah :
1. Undang-undang (UU);
2. Kebiasaan;
3. Yurisprudensi;
4. Traktat (Perjanjian antar negara);
5. Perjanjian;
6. Doktrin.
Penerapan Kode Etik fisioterapi Dalam Memberikan
Inform Consent & Inform Choice Layanan
Sejarah Informed Consent
Dalam hukum Inggris-Amerika, ajaran tentang informed consent juga berkaitan dengan kasus-
kasus malpraktek yang melibatkan perbuatan tertentu pada tubuh pasien yang kompeten tanpa
persetujuannya dalam kasus tersebut dipandang tidak dapat diterima lepas dari pertimbangan
kualitas pelayanan
Konsep informed consent dapat dikatakan merupakan suatu konsep yang relatif masih baru
dalam sejarah etika medis. Secara histori konsep ini muncul sebagai suati prinsip yang secara
formal ditegaskan hanya setelah Perang dunia ke II, yakni sebagai reaksi dan tindakan lanjut dari
apa yang disebut pengadilan Nuremberg, yakni pengadilan terhadap para penjahat perang zaman
Nazi. Prinsip informed consent merupakan reaksi terhadap kisah-kisah yang mengerikann
tentang pemakaian manusia secara paksa sebagai kelinci percobaan medis di kamp-kamp
konsentrasi. Sejak pengadilan Nuremberg, prinsip inforned consent cukup mendapat perhatian
besar dalma etika biomedis (Sudarminta, J. 2001).
Pasien adalah pembuat keputusan utama dalam semua pilihan yang berhubungan dengan
kesehatan dan perawatannya, ini berarti ia adalah pembuat keputusan pertama, orang yang
diandaikan memprakarsai keputusan berdasarkan keyakinan hidup dan nilai-nilainya. Sedangkan
pembuat keputusan sekunder lainnya juga mempunyai tanggung jawab. Jika secara hukum
pasien tidak mampu membuat keputusan atau mengambil inisiatif, seorang pelaku yang lain yang
menggantikan pasien. Biasanya keluarga pasien, kecuali kalau sebelumnya pasien telah
menunjuk orang lain yang bertanggung jawab untuk berusaha menentukan apa yang kiranya
akan dipilih oleh pasien, atau jika itu tidak mungkin, berusaha dipilih apa yang paling
menguntungkan bagi pasien
Para pemegang profesi pelayanan kesehatan juga merupakan pembuat keputusan kedua, dengan
tanggung jawab menyediakan pertoongan dan perawatan untuk pasien sejauh itu sesuai dengan
keyakinan hidup dan nilai-nilai mereka. Kebijakan dan praktek rumah sakit harus mengakui
serangkai tanggung jawab ini.
Para pemegang profesi pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk memberikan informasi
yang mencukupi dan untuk memberikan dukungan yang memadai kepada si pasien, sehingga ia
mampu memberikan keputusan yang dilandasi pengetahuan mengenai perawatan yang mestinya
dijalani.
Perlu disadari bahwa bantuan dalam profesi pengambilan keputusan merupakan bagian penting
dalam perawatan kesehatan. Kebijakan dan dokumen mengenai informed consent haruslah
diupayakan untuk meningkatkan dan melindungi otonomi pasien, bukan pertama-tama
melindungi rumah sakit dan petugas pelayanan medis dari perkara pengaduan hokum
Pengertian Informed consent
Persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan, seperti operasi atau prosedur
diagnostik invasif, berdasarkan pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan
akibat penolakan.
Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara pelayanan kesehatan untuk
memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti oleh klien sehingga klien dapat membuat
pilihan. Persetujuan ini harus diperoleh pada saat klien tidak berada dalam pengaruh obat seperti
narkotika
Persetujuan Tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai Tindakan kedokteran yang akan dilakukan
tehadap pasien tersebut
Secara harfiah informed consent adalah persetujuan bebas yang didasarkan atas informasi yang
diperlukan untuk membuat persetujuan tersebut. Dilihat dari pihak-pihak yang terlibat , dalam
praktek dan penelitian medis, pengertian “informed consent” memuat dua unsur pokok, yakni:
- Hak pasien (atau subjek manusiawi yang akan dijadikan kelinci percobaanmedis) untuk
dimintai persetujuannya bebasnya oleh dokter (tenaga medis) dalam melakukan kegiatan
medis pada pasien tersebut, khususnya apabila kegiiatan ini memuat kemungkinan resiko
yang akan ditanggung oleh pasien.
- Kewajiban dokter (tenaga riset medis) untuk menghormati hak tersebut dan untuk
memberikan informasi seperlunya, sehingga persetujuan bebas dan rasional dapat
diberikan kapada pasien.
Informed Choice
- Pilihan yang didasari dengan pengetahuan yang cukup setelah mendapati informasi yag
lengkap.
- Membuat pilihan setelah menjelaskan pendapat setelah mendapatkan penjelasan tentang
alternative asuhan yang akan di alaminya
Tom L. Beauchamp dan James F. Childress (Informed Consent)
Empat unsur Informed Consent adalah:
- Pembeberan informasi,
- Pemahaman informasi
- Persetujuan bebas,
- Kompetensi untuk membuat perjanjianmes F. Childress (InformedBeberapa standar
Pembeberan informed concend yakni:
- Standar praktek profesional (the professional practice standard)
- Standar pertimbangan akal sehat (the reasonable person standard)
- Standar subyektif atau orang perorang (the subjective standard)
Dasar Hukum Informed Consent
- UU No. 32 Tahun 1992 tentang Kesehatan
- Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 Tentang tenaga Kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 b/Menkes/SK/Per/II/1998 Tentang RS
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749A/Menkes/Per/IX/1989 tentang Rekam medis/
Medical record
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Persetujuan
Tindakan Medis
- Kep Menkes RI No. 466/Menkes/SK dan standar Pelayanan Medis di RS
- Fatwa pengurus IDI Nomor: 139/PB/A.4/88/Tertanggal 22 Februari 1988 Tentang
Informed Conse
Aspek perdata Informed Consent
Aspek perdata Informed Consent bila dikaitkan dengan Hukum Perikatan yang di dalam KUH
Perdata BW Pasal 1320 memuat 4 syarat sahnya suatu perjanjjian yaitu:
- Adanya kesepakatan antar pihak, bebas dari paksaan, kekeliruan dan penipuan.
- Para pihak cakap untuk membuat perikatan
- Adanya suatu sebab yang halal, yang dibenarkan, dan tidak dilarang oleh peraturan
perundang undangan serta merupakan sebab yang masuk akal untuk dipenuhi.
Fungsi informed consent
Menurut Katz & Capran, fungsi informed Consent :
- Promosi otonomi individu.
- Proteksi terhadap pasien dan subjek.
- Menghindari kecurangan, penipuan dan paksaan.
- Mendorong adanya penelitian yang cermat.
- Promosi keputusan yang rasional
- Menyertakan public
Semua tindakan medik/keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
Persetujuan :
Persetujuan : Tertulis maupun lisan.
Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat informasi yang adekuat.
- Cara penyampaian informasi disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan
situasi pasien.
- Setiap tindakan yang mengandung risiko tinggi harus dengan persetujuan, selain itu
dengan lisan
- Persetujuan Tertulis, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resiko
besar, sebagaimana ditegaskan dalam PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 Pasal 3
ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3, yaitu intinya setiap tindakan medis
yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah
sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan
medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi informed consent)
- Persetujuan Lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non-invasif
dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasien
- Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya pasien yang akan
disuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan lengannya sebagai
tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya. Tujuan Informed
Consent:
- Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak
diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasiennya.
- Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan
medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 ).
Bagaimana cara mendapatkan informed consent
- Conmmunication
- Condition
- Clarification
- Consent
Bentuk penanganan medis yang membutuhkan Inform consent
- Tindakan pembedahan
- Transfusi darah
- Terapi radiasi
- Tindakan Anastesi
- Sebagian Besar vaksinasi
- Kemoterapi
- Beberapa tes Medis lanjutan
- Tes darah, termasuk HIV
Komponen-komponen Informed Consent
- Treshold elements : pemberi concent haruslah seseorang yang kompeten
- Information Element : Pengukapan dan Pemahaman
- Consent Elemen : Kesukarelaan, Kebebasan dan persetujuan
Hak-hak pasien dalam pemberian Inform Consent
- Hak atas informasi
- Hak atas persetujuan
Hak persetujuan atas dasar Informed Concent
- Hak atas rahasia medis
- Hak atas pendapat kedua ( second opinion)
- Hak untuk melihat rekam medic
- Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya (lansia, gangguan mental, anak dibawah
umur)
- Hak pasien dalam penelitian
- Hak memperoleh pelayanan yang adil dan manusiawi
Perlindungan Pasien
UU N0 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 56
Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang
akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap
Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:
a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang
lebih luas
b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau
c. gangguan mental berat
Fisioterapi sebagai salah satu profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
secara profesional, efektif dan efisien, karena pasien/klien fisioterapi secara penuh
mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang dialaminya
untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi yang bermutu dan bertanggung jawab.
Fisioterapi sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal
yang berkaitan dengan lingkup kegiatan profesi fisioterapi
Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan pelayanan kepada individu dan masyarakat
harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi fisioterapi
Menjunjung tinggi kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun
mematuhi peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok
dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur
kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.
Fisioterapi dapat melatih pasien dengan olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam
teknik dan menggunakan beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien
yang tidak dapat diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi. ( DepKes)
Fisioterapi adalah suatu proses yang secara sistemik untuk mengatasi gangguan fungsi
muskuloskeletal dan psikosomatos. (Joic I William)
Fisioterapi menurut WCPT 1995 dan 1999 dapat diuraikan dan dijabarkan sebagai berikut
- Fisioterapi profesi yang mandiri
- Sejajar dengan profesi kesehatan lainnya
- Lingkup pelayanannya dari individu sampai masyarakat menyangkut promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi
Fungsi Sosial RS
Mempermudah akses masayarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan RS dan SDM
Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan RS
Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, SDM
Jenis-Jenis RS
Berdasarkan jenis penyakit atau masalah Kesehatan penderita dibedakan menjadi:
- RSU
- RS Khusus Misalnya : RSIA, RS KUSTA, RS Jantung dll
Berdasarkan kepemilikannya:
- RS yang dikelola Depkes
- RS dikelola Pemerintah Daerah : RSUD Provinsi atau KotaBerdasarkan Klasifikasi RS
Umum Fungsi Rujukan
- RS Kelas A
- RS Kelas B
- RS Kelas C
- RS Kelas D
Berdasarkan Klasifikasi RS Khusus berdasarkan Rujukan
- RS Khusus Kelas A
- RS Khusu Kelas B
- RS Khusus Kelas C
- RS dikelola oleh BUMN : Pertamina. Pelni
- RS dikelola oleh TNI atau POLRI: RSPAD, RS Polri
- RS Dikelola oleh swasta : RS yayasan., RS Perusahaan
Hak pasien
- Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku RS
- Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
- Memperoleh informasi tentang; penyakit yang diderita, Tindakan medis yang akan
dilakukan oleh dokter, alternative terapi lainnya, Prognosis
- Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
- Memperoleh layanan Kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional
- Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan Kesehatan yang didapatkan
Tanggung jawab RS
Tanggung Jawab umum
- Kewajuiban pimpinan RS untuk menjawab pertanyaan mengenai permasalahan,
peristiwa, kejafian dan keadaan di RS
Tanggung Jawab Khusus
- RS harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan
serta tidak mendahulukan urusan biaya
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan kerjasama yang membutuhkan dengan
pertanggungjawaban bersama seiring dengan meningkatnya pembentukan lembaga pelayanan
kesehatan. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan
meningkatnya perhatian terhadap hak yang dimiliki manusia untuk memperoleh pelayanan
kesehatan
Pelayanan fisioterapi
Pelayanan Kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya
mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis gerak dan komunikasi
KODE ETIK
Suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu, asas
diwujudkan dalam peraturan atau norma sebagai landasan tingkah laku sekelompok masyarakat
Bartens
Menyatakan bahwa etika profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi, melakukan pembinaan, mengarahkan dan memberi petunjuk kepada anggoranya agar
kualitas atau mutu dimata masyarakat selalu terjamin
Malpraktek
Akibat dari sikap tidak peduli, kelalaian atau kurang keterampilan, kurang hati-hati dalam
melaksanakan tugas profesi, berupa pelanggaran yang disengaja, pelangggaran hukum atau
pelanggaran etika
Kelalaian
Kegagalan untuk melakukan perawatan yang sesuai dan atau etika yang diharapkan akan
dilakukan diantara keadaan tertentu
Malpraktek Medis
Sebuah sebab Tindakan hukum yang terjadi saat seseorang professional medis melewati standar
dalam profesinya, sehingga menyebabkan dampak buruk bagi pasien
ETIKET
Kata Etika berarti moral, sedangkan kata etiket berarti sopan santun, tata
krama. Persamaan antara kedua istilah tersebut adalah keduanya mengenai perilaku manusia.
Baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma
perilaku manusia bagaimana seharusnya berbuat atau tidak berbuat
ETIKA ETIKET
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu
perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan harus dilakukan manusia
perbuatan itu sendiri
Etika selalu berlaku, baik kita sedang Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana
sendiri atau bersama orang lain kita tidak seorang diri (ada orang lain di
sekitar kita).
Etika memandang manusia dari segi dalam Etiket memandang manusia dari segi
lahiriah saja.
Orang yang etis tidak mungkin bersifat Orang yang berpegang pada etiket bisa
munafik, sebab orang yang bersikap etis juga bersifat munafik.
pasti orang yang sungguh-sungguh baik.
NORMA
Suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang
atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang
merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto: 1989:7).
Aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu yang di dalamnya
terkandung nilai benar/salah.
Kaidah atau petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat maupun bernegara
DUA MACAM NORMA
1.Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kehidupan atau kehidupan yang
khusus, misalnya menyangkut aturan bermain dalam olah raga, aturan mengenai mengunjungi
pasien dirumah sakit dst.
2. Norma umum mempunyai sifat yang lebih umum dan universal
- Norma sopan santun atau etiket, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah,
misalnya tatacara bertamu, duduk, makan
- Norma hukum, norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu demi
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
- Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia, norma moral
mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia.
MORAL
Nilai-nilai dan norma norma yang menjadi pegangan seseorang/ suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan
santun, Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, Agama atau sebuah idieologi atau
gabungan dari berbagai sumber.
Hubungan antara etika dan moralitas, etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan
merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral
Pemikiran filsafat mempunyai ciri khas .
- Rasional : mendasarkan diri pada rasio atau nalar pada argumentasi yang bersedia untuk
dipersoalkan tanpa pengecualian.
- Kritis : mengetahui masalah sampai ke akar-akarnya
- Sistematik : membahas langkh demil langkah
- Normatif : menyelediki bagaimana pandangan moral yang seharusnya
NILAI
Suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan kahir yang di inginkan individu, dan
di gunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
Penilaian etika di dasarkan pada beberapa factor yaitu :
1. titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau
tidak asusila
2. perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah
daging itulah disebut ahlak atau budi pekerti
Etika kesehatan
Leenen : suatu penerapan dari nilai kebiasaan (etika) terhadap bidang pemeliharaan / pelayanan
kesehatan
Soerjono soekanto : penilian terhadap gejala kesehatan yang disetujui, dan juga mencakup
terhadap rekomendasi bagaimana bersikap tidak secara pantas dalam bidang kesehatan