Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENNIS ELBOW

DISUSUN OLEH:

NAMA : SITI FARAH FATIHAH

NIM : 1903002

PRODI : FISIOTERAPI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “TENNIS ELBOW”
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..

A. Latar Belakang …………………………………………..

B. Rumusan Masalah ………………………………………

C. Tujuan Penulisan ………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………….

A.Pengertian Tennis Elbow………………………………………

B.Epidemiologi ………………………………………

C.Anatomi ………………………………………

D.Etiologi…………………………………………

E Patofisiologi………………………………..

BAB III PENUTUP ………………………………………………

Kesimpulan………………………………………

BAB VI DAFTAR PUSTAKA………………………………………………


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tennis Elbow sudah dikenal sejak tahun 1873 oleh Runge yang menyatakan periositis sebagai
penyebabanya . Sesuai dengan namanya, cedera ini biasa terjadi pada pemain tenis.

Bahkan cedera ini juga dapat terjadi pada pekerja seperti montir listrik, tukang kayu dan penjahit.

Pertolongan pertama yang diberikan dengan tepat pada tempat kejadian cedera akan mencegah
terjadinya cedera atau kecacatan tambahan

Tennis elbow merupukan keluhan yang sering terjadi, penelitian menunjukkan pada 45%
olahragawan yang bermain setiap hari dan 25% yang bermain 1-2x perminggu. Tennis elbow sering
terjadi pada usia 30-40 tahun , dimana sering didapatkan pada “weekend tennis player”. Tennis
elbow disebabkan penggunaan yang berlebihan (overuse) karena peningkatan frekuensi, kekuatan,
kecepatan dan durasi yang mengakibatkan perubahan patologi oada tendon ekstensor lengan bawah.
Otot utama yang terlibat adalah ekstensor carpi radialis brevis, ekstensor digitorum komunis, carpi
radialis longus dan ekstensor carpi ulnaris

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Tennis Elbow?

2.Bagaimana epidemiologi dari Tennis Elbow?

3.Bagaimana anatomi dari Tennis Elbow?

4. Apa Etiologi dari Tennis Elbow?

5. Bagaimana patofisiologi dari Tennis Elbow?


C. TUJUAN

1. Mengerti tentang Tennis Elbow

2.Mengetahui epidemiologi dari Tennis Elbow

3. Mengetahui anatomi dari Tennis Elbow

4. Mengetahui etiologi dari Tennis Elbow

5. Memahami patofisiologi Tennis Elbow


BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Tennis Elbow

Tennis Elbow merupakan suatu keadaan yang sering terjadi pada gejala myeri dan
sakit pada posisi luar siku, tepatnya pada epikondilus lateralis humeri biasanya terjadi karena
pukulan top spin back hand yang berlangsung terus menerus (jadi bersifat overuse). Pada
dasarnya, Tennis Elbow merepukan cedera yang bersifat overuse disebabkan karena
kontraksi otot yang berhubungan dengan sendi siku dan terjadi berulang-ulang. Saat
digunakan untuk memeukul bola. Stress pada siku ini tidak boleh diacuhkan begitu
saja,karena beberapa gaya yang bekerja ketika bola berbenturan dengan raket secara
otomatis akan mengenai pergelangan tangan dan siku, jika benturan ini berlangsung terus
menerus dapat mengakibatkan terjadinya tennis elbow (Core,2006:1)..

Epidemiologi

Insiden kelainan ini pada populasi umum antara 1-3%. Epikondilitis lateral lebih sering
terjadi pada usia lebih dari 35 tahun paling banayk ditemukan pada usuia 40-50 tahun.
Meskipun disebut tennis elbow, 95% kasusu dilaporkan terjadi pada bukan pemain tenis.
Kelainan ini lebih sering pada pekerjaan yang membutuhkan aktifitas repetitive ekstermitas
atas seperti penggunaan computer, mengangkat barang berat, pronasi dan supinasi lengan
yang kurang tepat dan vebrasi berulang. Pada atlet, kelainan ini kebanyakan dihubungkan
dengan olahraga yang menggunakan raket, namun dapat terjadi pada pemain golf, baseball,
dan perenang. Pada tennis, insiden sebesar 30-40%, lebih sering pada pemain tennis laki-
laki, walauipun pada populasi umum dilaporkan tidak ada petbedaan insiden laki-laki dan
perempuan.
Anatomi

Sendi siku dibentuk oleh tiga potong tulang yaitu tulang humerus,ulna dan radius
yang saling berhubungan dalam satu rongga sendi yang bersama-sama. Pada dasarnya
didalam sendi siku terdapat dua gerakan yakni fleksi/ekstensi dan rotasi berupa pronasi dan
supinasi. Gerakan fleksi dan ekstensi terjadi anatara tulang humerus dan lengan bawah
(radus dan ulna), pronasi dan supinasi terjadi karena radius berputar pada tulang ulna,
sementara itu radius juga berputar pada tulang ulna, sementara itu radius juga berputar pada
poros bujurnya sendiri. Sendi radioulnar proksimal dibentuk oleh kepala radius dan incisura
radialis ulna dan merupakan bagian dari sendi siku. Sendi radioulnar distal terletak dekat
pergelangan tangan (Suharto,2000:34). Sendi siku sangat stabil yang diperkuat oleh simpai
sendi yaitu ligamentcollateral medial dan lateral. Ligamentum annulare radii menstabilkan
terutama kepala radius. Otot-otot yang berfungsi pada gerakan sendi siku ialah
brachioradialis, biceps brachii, otot triceps brachii, pronator teres dan supinator. Selain otot
diatas, dari siku juga berasal dari sejumlah otot yang berfungsi untuk pergelangan tangan
seperti otot ekstensor caepi radialis longus yang berfungsi sebagai sebagai penggerak
utama ekstensi pergelangan tangan dipesarafi oleh saraf radialis akar saraf servical 6-7, otot
ekstensor carpi radialis brevis, berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi dan abduksi
sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servical 6-7 (Suharto,
2000:34). Axis tranversal dari permukaan artikulasi deviasi sekitar 10o dari axis longitudinal
humeri bagian medial terbawah yang menyebabkan supinasi pada tangan terjadi deviasi siku
sebesar 10-15 derajat pada laki-laki dan 20-30o pada wanita yang dikenal sebagai “carrying
angle” (Reyes,1978) fleksi ekstensi siku, luas pergerakan sebesar 140o dan pronasi supinasi
sebesar 90o.

Etiologi
Tennis Elbow merupakan penyebab keluhan nyeri disiku yang sangat umum
ditemukan. Umur rata-rata penderita 36-65 tahun dan resiko kejadian antara laki-laki dan
perempuan hamper sama.Sekitar 75% terjadi pada lengan yang dominan (lengan yang aktif
digunakan untuk aktifitas). Semua orang dapat menderita tennis elbow, namun pada atlet
yang menggunakan alat (raket, golf, anggar, dll) mempunyai risiko yang lebih besar.
Epikondilitis lateral sering terjadi pada pemain tennis, sehingga sering kali disebut juga
sebagai tennis elbow, terutama pada pemain tennis yang menggunakan pukulan backhand
dengan teknik yang salah. Kurang lebih 1/3 pemain tennis pernah mengalami tennis elbow di
sepanjang karir mereka.

Beberapa gerakan lengan lain berkaitan dengan pekerjaan juga dapat menyebabkan
dan meningkatkan risiko terjadinya epikondilitis lateral. Pekerja manual yaitu orang yang
bekerja menggunakan tangan secara aktif, misalnya melukis memasang sekrup,
mengangkat bebanatau memotong dagingjuga dapat menderita kelainan ini. Penyebab pasti
tennis elbow tidak diketahui,tetapi diperkirakan penggunaan yang berlebihan pada jaringan
otot bisa menimbulkan peradangan pada tendon yang melekatkan otot-otot lengan bawah ke
tonjolan tulang disiku bagian luar (Epikondilus Lateral).

Peradangan (pembengkakan) pada tendon otot ekstensor didaerah siku sebelah luar,
selain itu pada gerakan meluruskan dan menekuk siku yang berulang-ulang, dapat
menyebabkan pengikisan/sobekan dari tendon, akibat gesekan tendon dengan tonjolan
tulang tersebut. Kerusakan (sobekan) tendon otot extensor di daerah siku sebelah luar.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tennis elbow pada
pemain tennis adalah:

# Penggunaan pukulan backhand yang tidak tepat

# Otot bahu dan lengan bawah yang lemah

# Menggunakan raket yang terlalu pendek

# Memukul bola tidak pada pusat raket


# memukul bola yang berat dan basah

Patofisiologi

Selain akibat cedera stress repetitive, tennis elbow juga dapat terjadi karena trauma
langsung kondisi ini sering ditemukan pada para pemain tennis, terutama pada mereka yang
tidak professional dan belum memiliki teknik bermain tennis yang baik. Epikondilitis lateral
terjadi karena kontraksi repititif pada otot-otot extensor lengan bawah, terutama pada origo
Epicondylus Carpi Brevis, yang mengakibatkan robekan mikro lalu degenerasi tendon,
perbaikan yang imatur, hingga menimbulkan tendinosis.

Selain gaya mekanik yang mengakibatkan stress varus berlebihan pada Epicondylus Carpi
Brevis, posisi anatomi tendon Epicondylu Carpi Radial Brevis yang langsung berpamitan
dengan aspek lateral capitellum menyebabkan tendon tersebut mudah mengalami abrasi
berulang selama proses extensi elbow. Hipovaskularitas permukaan bawah tendon juga
berkontribusi dalm proses degenerasi dan tendinosis.

Pada pemeriksaan umum, tendon yang mengalami tennis elbow akan berwarna abu-abu dan
rapuh. Awalnya, banyak yang menduga bahwa epikondilitis terjadi karena adanya proses
inflamasi yang melibatkan bursa humeral radial, synovium, dan ligamentum annular. Pada
tahun 1979, Nirschl dan patrone menemukan adanya disorganisasi arsitektur kolagen
normalakibat invasi fibroblast yang berhubungan erat dengan respon reparatif vaskuleryang
imatur, yang disebut juga dengan istilah “hyperplasia angiofibroplastik” . Proses itu kemudian
dikenal dengan nama “ tendinosis angiofibropalstik”karena tidak ada satu pun sel radang
yang teridentifikasi. Karena inflamasi bukanlah faktor yang signifikan dalam epikondilitis,
maka istilah tendinosis merupakan istilah yang paling tepat untuk menggambarkan tennis
elbow.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saya bisa mengerti tentang Tennis Elbow, mengetahui epidemiologi dari Tennis Elbow,
mengetahui anatomi dari Tennis Elbow, mengetahui etiologi dari Tennis Elbow dan memahami
patofisiologi Tennis Elbow
BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Core, 2006.Tennis Elbow, Lateral Epicondylitis . (Online),


(http://www.pponline.co.uk/diakses,16 Februari 2012)
Gabriel, J.F.1991. Fisika kedokteran ; cetakan III Jakarta:EGC
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA PASIEN TENNIS ELBOW

STATUS KLINIS

A. ASSESMENT
1. Anamnesa
a. Data pasien
Nama : Mr.Y
Tanggal Lahir : Bekasi, 29 Januari 1980
Umur : 35 Tahun
Alamat : Jl. Gelatik no 9
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Okek online
Agama : Hindu
Hobi : Main tennis dan gym
Tanggal Pemeriksaan :29 September 2016
Diagnosa Medis : Tennis Elbow

b. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama :
Rasa nyeri disiku tangan kanan saat menggerakan tangan kebelakang

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien dating ke klinik Mutiara kasih tanggal 29 September 2016 pada pukul
17.00 WIB dengan keluhan nyeri dan keterbatasan Ruang Lingkup Gerak
Sendi di bagian lateral siku ( bagian ekstensor carpi radialisbrevis ) akibat
mengalami overstretch saat bermain tennis outdor sejak 11 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:

Tidak ada

2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Sadar
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Denyut Nadi : 80x permenit
Pernafasan : 20x permenit
Suhu : 32Oc
Kooperatif/Tidak : Baik

Pemeriksaan Khusus/Pemeriksaan Fisioterapi

a. Inpeksi
1. Statis : Wajah pasien tidak pucat, KU kurang baik
2. Dinamis : Pasien terlihat hati-hati pada saat mengangkat tangan hanya
mampu bergerak tidak full ROM
b. Palpasi
Adanya nyeri tekan saat dilakukan palpasi pada epicondilus lateral.
- Palpasi pada ekstensor carpi radialis longus (-)
- Palpasi pada tendon periosteal, ekstensor carpi radialis brevis (+)
- Palpasi pada tendon muscular junction, ekstensor carpi radialis brevis (-)
- Palpasi pada muscle belly, ekstensor carpi radialis brevis (-)
c. Tes cepat
- Fleksi elbow : Gerak siku kadang nyeri
- Ekstensi wrist : Nyeri pada siku
d. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Aktif
1. Fleksi elbow : Nyeri (-) full ROM
2. Ekstensi elbow : Nyeri (+) tidak full ROM
3. Pronasi : Nyeri (+) tidak full ROM
4. Supinasi : Nyeri (+) tidak full ROM
5. Fleksi wrist : Nyeri (-) full ROM
6. Ektensi wrist : Nyeri (+) tidak full ROM
e. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Pasif
1. Fleksi elbow : Nyeri (-) full ROM
2. Ekstensi elbow : Nyeri (+) tidak full ROM
3. Pronasi : Nyeri (+) tidak full ROM
4. Supinasi : Nyeri (+) tidak full ROM
5. Fleksi wrist : Nyeri (-) full ROM
6. Ektensi wrist : Nyeri (+) tidak full ROM
f. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Isometrik
1. Fleksi elbow : Nyeri (-)
2. Ekstensi elbow : Nyeri dibagian luar siku
3. Pronasi : Nyeri dibagian luar siku
4. Supinasi : Nyeri dibagian luar siku
5. Fleksi wrist : Nyeri (-)
6. Ekstensi wrist : Nyeri dibagian luar siku
g. Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan ROM
2. Pemeriksaan Nyeri
a. Nyeri diam: Tidak ada nyeri
Tidak ada nyeri Sangat nyeri
0 10

b. Nyeri gerak: Pada saat digerakan ekstensi elbow titik

0 7 10

3. Cozen’s test
Positif (+) Pasien merasakan nyeri di bagian lateral
epicondyle
4. Mill’s manipulation
Positif (+) Pasien merasakan nyeri dibagian lateral
epicondyle
5. Transfer friction
Positif (+) Pasien merasakan nyeri dibagian lateral
epicondyle
h. Pemeriksaan penunjang : Tidak ada

B. DIAGNOSA FISIOTERAPI

1.Problematika

a. Activity Limitation

Pasien merasakan rasa sakit siku bagian luar dan di perparah dengan setiap gerakan siku
sehingga pasien tidak dapat melakukan hobinya yaitu bermain tennis. Pada pemeriksaan fisik
pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah siku

b.Body Function and Stucture Impairment

Adanya odema pada bagian lateral epicondylus

c.Partisipation Restriction

Pasien tidak dapat berkumpul dengan klub motornya selain itu pasien tidak dapat bermain
tennis dengan teman-temannya

2.Diagnosa Fisioterapi beradasarkan ICF

Gangguan fungsi gerak siku akibat overstrecthsaat bermain tennis e.c tennis elbow tipe 2

3.Rencana Fisioterapi

a. Jangka Pamjang

- Mengembalikan fungsi ADL

- Dapat melakukan hobinya kembali

b. Jangka Pendek

- Mengurangi nyeri

- Memperbaiki LGS

4. Intervensi Fisioterapi

- Ultrasound

- Strengthening

- Trasverse friction

- Mill’s manipulation
- Tapping

5. Home program

- Trasversw friction

- Exercise

Anda mungkin juga menyukai