Anda di halaman 1dari 13

FLORA DAN FAUNA LANGKA DI INDONESIA

1. Badak Jawa

Badak Jawa atau kerap disebut badak bercula satu ini populasinya amat langka. Kita
dapat menemukannya hanya di taman nasional Ujung Kulon yang terdapat di Banten.
Badak ini kerap diburu untuk di ambil culanya yang dipakai untuk penyembuhan atau
cuma sekedar untuk bisnis saja.
2. Anoa

Anoa datang dari daerah Sulawesi. Dari tahun ke tahun, populasinya selalu
mengalami penurunan, tak ada peningkatan. Bahkan, di sebagian daerah di Sulawesi
kehadiran anoa telah tidak ada. Habitat anoa yaitu di hutan-hutan.
3. Harimau Sumatra

Harimau Sumatra berlainan dengan harimau-harimau yang ada di seluruh dunia


seperti yang ada di India. Harimau Sumatra mempunyai ukuran badan yang lebih
kecil lantaran habitatnya yang didalam hutan, ini mempermudah harimau sumatra
untuk bergerak atau untuk menangkap mangsa. Populasi harimau sumatra saat ini
telah nyaris punah.
4. Elang Jawa

Tampak dari namanya, burung ini datang dari daerah Jawa. Burung jenis ini
mempunyai ciri-ciri berbentuk jambul di kepalanya. Keberadaannya di alam telah
sangat susah untuk kita temui, bila mau lihat, kita dapat melihatnya di penangkaran
atau kebun binatang.
5. Bekantan

Bekantan termasuk jenis monyet yang keberadaannya berada di Pulau Kalimantan.


Hewan jenis ini sangat gampang dikenali dengan tanda-tanda yang menonjol yaitu
mempunyai hidung yang panjang dan mempunyai rambut tubuh yang berwarna
cokelat kemerah-merahan. Bekantan dikategorikan hewan langka sejak tahun 2000.
6. Komodo
Komodo adalah jenis kadal raksasa yang asli dari Indonesia. Hewan ini terhitung
hewan karnivora meskipun seringkali mengonsumsi bangkai hewan daripada
memburu hewan hidup-hidup. Rata-rata komodo dapat meraih panjang 2-3 m serta
berat 60 kg. Banyak yang mengatakan bahwa komodo adalah hewan prasejarah yang
masih hidup.
7. Merak Hijau
Burung merak Hijau jantan bisa mencapai panjang tubuh 300 cm dengan ekor yang
panjang. Juga mempunyai jambul tegak di kepalanya. Ekor panjang serta jambul
dipakai oleh merak hijau jantan untuk menarik merak hijau betina pada musim kawin.
Sedangkan merak hijau betina mempunyai ukuran badan yang lebih kecil serta
bulunya yang tidak warna-warni.
8. Beruang Madu
Beruang madu ada di hutan-hutan Sumatra. Jumlah populasinya dari tahun ke tahun
senantiasa mengalami penurunan. Walapun jenis beruang, beruang madu kerap
makan buah-buahan dan juga madu. Perbedaan dengan jenis beruang lain adalah
bentuk tubuhnya yang kecil serta ada garis kuning berupa cincin diantara dada dan
lehernya.
9. Jalak Bali
Dengan ukuran tubuh sedang serta bulu yang cantik, tak heran burung ini jadi langka
lantaran jadi incaran beberapa pemburu untuk diperjualbelikan. Burung ini asli
endemik Indonesia yang cuma bisa didapati di Bali. Diprediksikan jumlah Jalak Bali
waktu ini sekitar 1.000 ekor.
10. Orang Utan
Orang utan merupakan jenis kera yang asli Indonesia. Hewan yang dalam bahasa
Inggrisnya juga Orang utan ini jadi langka lantaran dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya, rusaknya hutan serta penebangan hutan jadi ladang, pabrik, serta
perumahan. Orang utan dapat kita jumpai di Pulau Kalimantan, serta orang utan
mempunyai ciri-ciri berbentuk rambut tubuhnya yang berwarna kemerah-merahan.
11. Gajah Sumatera
Mungkin saat ini jumlah populasi Harimau Sumatera tak lebih dari 300 ekor saja,
sehingga menurut WWF spesies yang merupakan satu dari enam sub-spesies harimau
yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis
atau hewan langka yang terancam punah (critically endangered). Warna kulit harimau
Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua. Tubuhnya juga relatif paling kecil dibandingkan
semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini. Semakin sempitnya luas habitat
karena aktivitas pembukaan lahan, membuat mereka semakin terancam punah.
12. Kanguru Pohon Wondiwoi
Rupanya, Kanguru bukan hanya milik Australia saja, karena Indonesia juga
memilikinya. Kanguru Pohon Wondiwoi namanya, merupakan salah satu spesies
hewan langka endemik yang hidup di Pulau Papua. Berdasarkan spesimen yang
ditemukan Ernst Mayr, hewan yang memiliki nama ilmiah Dendrolagus mayri ini
diperkirakan mempunyai berat sekitar 9,25 kg. Bulunya berwarna hitam suram
dengan beberapa bagian yang berwarna kekuningan. Daerah pantat dan tungkai
berwarna kemerahan dengan ekor keputihan. Populasi pasti Kanguru Pohon
Wondiwoi memang tidak pernah diketahui secara pasti. Namun menurut IUCN Red
List, diperkirakan jumlah populasi kanguru pohon ini sekitar 50 ekor individu saja.
Hal inilah yang membuat pihak IUCN Red List memasukkan Kanguru Pohon
Wondiwoi atau Wondiwoi Tree-kangaroo sebagai spesies Critically Endangered atau
spesies yang sangat terancam punah (Kritis).
13. Anoa
Anoa merupakan hewan endemik pulau Sulawesi, tepatnya di provinsi Sulawesi
Tenggara. Hewan ini termasuk fauna peralihan (Asiatic – Australis). Hewan yang
dikategorikan sebagai hewan langka ini sudah di ambang kepunahan sejak tahun
1960-an. Bahkan, selama satu dekade terakhir jumlah populasinya semakin menurun
drastis. Diperkirakan saat ini jumlahnya tidak lebih dari 5.000 ekor di alam bebas.
Ancaman kepunahan memang tak lepas dari perilaku masyarakat yang sering
memburunya untuk diambil kulit, tanduk, serta dagingnya. Ada dua spesies binatang
ini, yaitu anoa dataran rendah dan anoa pegunungan. Maskot provinsi Sulawesi
Tenggara ini hidup di dalam hutan yang masih rimbun dan sulit didekati manusia. Itu
sebabnya hewan ini tidak bisa menjadi hewan ternak, karena tidak bisa dijinakkan.
14. Monyet Hitam Sulawesi
Kera Hitam Sulawesi atau dalam bahasa ilmiah disebut Macaca nigra atau sering juga
disebut monyet berjambul merupakan salah satu dari sekian jenis perimata yang
keberadaannya mulai langka dan terancam mengalami kepunahan. Kera Hitam
Sulawesi merupakan satwa endemik pulau Sulawesi, tepatnya di daerah provinsi
Sulawesi Utara. Ciri utama yang pada monyet ini adalah jambul di atas kepalanya.
Dalam bahasa Inggris primata langka ini disebut dengan beberapa nama diantaranya
Celebes Crested Macaque, Celebes Black ape, Celebes Black Macaque, Crested
Black Macaque, Gorontalo Macaque, dan Sulawesi Macaque. Sementara itu, kera ini
oleh masyarakat setempat  biasa dipanggil dengan Yaki, Bolai, Dihe. Dalam bahasa
latin (ilmiah) Kera Hitam Sulawesi dinamai Macaca nigra yang bersinonim dengan
Macaca lembicus (Miller, 1931) Macaca malayanus (Desmoulins, 1824). Kera hitam
sulawesi ini semakin hari keberadaannya semakin langka dan terancam punah.
Bahkan oleh IUCN Redlist digolongkan dalam status konservasi Critically
Endangered (Krisis).
15. Pesut Mahakam
Pesut mahakam atau dalam bahasa Latin disebut Orcaella brevirostris adalah sejenis
hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang hampir punah
karena berdasarkan data tahun 2007, populasi hewan tinggal 50 ekor saja dan
menempati urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Ilmuwan
internasional mengklasifikasikan populasi Pesut Mahakam di Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur, dalam kondisi sangat terancam punah. Banyak faktor yang
mempengaruhi populasi pesut. Jumlah pasokan makanan yang makin berkurang di
alam, lalu lalang kapal ponton di kawasan habitatnya, serta penggunaan racun oleh
nelayan setempat menjadi biang kerok berkurangnya populasi ikan pesut.
16. Macan Tutul Jawa
Harimau Jawa telah lama punah, dan spesies sejenis yang masih ada di tanah Jawa
adalah Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa Latin disebut Panthera pardus melas.
Hewan langka yang menjadi ikon provinsi Jawa Barat ini merupakan satwa endemik
pulau Jawa dan menjadi bagian dari sembilan subspesies Macan Tutul (Phantera
pardus) di dunia. Macan Tutul Jawa yang telah dikategorikan dalam status konservasi
“Critically Endangered” mempunyai dua jenis variasi, yaitu Macan Tutul berwarna
terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang.
Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama.
Menurut laporan dari IUCN, jumlah Macan Tutul Jawa yang masih hidup tak lebih
dari 300 ekor di habitatnya.
17. Kura-kura Paruh Betet
Dalam bahasa Inggris kura-kura hutan sulawesi yang endemik pulau Sulawesi ini
disebut sebagai Sulawesi Forest Turtle. Sedangkan resminya, hewan langka ini
mempunyai nama latin yaitu Leucocephalon yuwonoi  yang bersinonim dengan
Geoemyda yuwonoi dan Heosemys yuwonoi. Kura-kura hutan Sulawesi ini sering
juga dikenal dengan nama kura-kura paruh betet. Pemberian julukan nama tersebut
dikarenakan bentuk mulutnya yang unik seperti burung betet. Kura-kura hutan
Sulawesi (kura-kura paruh betet) ini termasuk dalam salah satu dari 7 jenis reptil
paling langka di Indonesia. Bahkan termasuk dalam daftar The World’s 25 Most
Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—2011 yang dikeluarkan oleh Turtle
Conservation Coalition. Sebelumnya kura-kura hutan sulawesi digolongkan dalam
genus Heosemys, namun sejak tahun 2000 dimasukkan dalam genus tunggal
Leucocephalon. Kata ‘yuwonoi’ dalam nama ilmiahnya merujuk pada Frank Yuwono
yang kali pertama memperoleh spesimen pertama kura-kura hutan sulawesi ini di
pasar di Gorontalo Sulawesi.
18. Elang Flores
Elang flores atau Nisaetus floris merupakan jenis elang berukuran besar sekitar 71 –
82 cm yang turut memperkaya keragaman burung di nusantara. Meskipun namanya
elang flores, burung ini juga dapat dijumpai juga di Pulau Lombok, Sumbawa, serta
pulau kecil Satonda dan Rinca, selain tentu saja di Pulau Flores, Nusa Tenggara.
Kecenderungan populasi elang flores yang terus menurun membuat Badan
Konservasi Dunia IUCN menetapkannya sebagai jenis “satu langkah menuju
kepunahan” (Critically Endangered/CR). Jumlah individu dewasa di seluruh
persebarannya diperkirakan sekitar 100 pasang dengan daerah jelajah sekitar 10.000
kilometer persegi. Ciri elang ini adalah tubuh bagian bawahnya berwarna putih, hidup
di kawasan hutan dataran rendah dan submontana hingga ketinggian 1.000 mdpl.
Teknik memangsanya yang mudah terlihat adalah berburu dari tenggeran dan terbang
mengangkasa memanfaatkan aliran udara panas.
19. Ekidna Moncong Panjang Barat
Ekidna Moncong Panjang Barat (Zaglossus bruijnii) atau yang dalam bahasa Inggris
biasa disebut dengan Western Long-beaked Echidna merupakan hewan endemik yang
berasal dari Papua, dan Australia (punah) yang hidup di ketinggian 1300-4000 mdpl.
Habitatnya adalah padang rumput alpin dan hutan yang lembap. Ekidna merupakan
hewan mammalia yang bertelur (ordo Monotremata) yang masih bertahan hidup
hingga sekarang di samping platipus (Ornithorhynchus anatinus). Sebagaimana
dengan platipus, Ekidna termasuk hewan yang aneh. Ekidna menjadi aneh lantaran
hewan mamalia selayaknya harimau ataupun tarsius tetapi ekidna tidak melahirkan
anaknya melainkan bertelur.
20. Kodok Pohon Ungaran
Philautus jacobsoni atau biasa disebut Katak Pohon Ungaran. Memiliki status
Critically endangered (hampir punah) dan masuk dalam daftar The IUCN Red List of
Threatened Species tahun 2008. Dalam pernyataannya, Philautus jacobsoni
dinyatakan hampir punah dengan alasan daerah yang menjadi habitatnya kurang dari
10 km2, semua individu dari jenis katak ini hanya terdapat di Gunung Ungaran,
Semarang, Jawa Tengah.
21. Burung Trulek Jawa
Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) merupakan salah satu jenis burung
endemik Jawa yang memiliki habitat utama di wilayah rawa yang luas, seperti padang
rumput luas yang banjir saat musim hujan. Menurut data IUCN terbaru tahun 2013,
jumlah populasi Trulek Jawa ini sangat kecil, diasumsikan kurang dari 50 individu
saja. Mengerikan bukan? Jumlah populasi yang dimungkinkan menurun ini,
disebabkan oleh gangguan manusia dan konversi habitat untuk budidaya dan
pertanian, serta perburuan. Sejalan dengan itu, menurut data IUCN, dinyatakan
bahwa ancaman kepunahan Trulek Jawa ini adalah masalah lahan dari habitat asli
yang telah dialihfungsikan menjadi wilayah agro-industry farming atau lahan
pertanian dan menjadi daerah budidaya air tawar, yaitu tambak.
22. Kakatua Jambul Kuning
Jenis burung yang semakin terancam kelestariannya adalah burung Kakatua Jambul
Kuning atau dalam nama ilmiahnya disebut Cacatua sulphurea. Daerah sebaran
kakatua-kecil jambul-kuning adalah Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Bali, dan
Timor, di tempat yang masih terdapat hutan-hutan primer dan sekunder. Menurut
Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tengara Barat
Dr Ir Widada MM, seperti dikutip dari Republika, mengungkapkan populasi burung
Kakatua Jambul Kuning yang hidup di alam liar di daerah NTB saat ini tersisa 145
ekor. Bahkan, lanjut Widada, burung Kakatua jambul kuning telah dinyatakan hewan
langka yang masuk kategori kritis oleh lembaga konservasi dunia (IUCN), karena
jumlahnya yang semakin sedikit.
23. Simakobu
Simakobu adalah monyet berhidung pesek yang status populasinya paling
mengkhawatirkan dan orang jarang bahkan tidak mengenalnya. Simakobu adalah
spesies monoleptik dimana binatang ini tidak memiliki ‘saudara’ dalam marganya.
Russel A. Mittermeier, Presiden Conservation International (CI) juga menambahkan
bahwa Simakobu merupakan satu-satunya monyet pemakan daun yang mempunyai
ekor melingkar pendek dan mempunyai hidung tumpul seperti halnya monyet emas
atau monyet berhidung pesek. Simakobu atau yang bernama ilmiah Simias concolor
ini menjadi penting karena statusnya dalam IUCN yang dikategorikan sebagai spesies
yang Critically Endangered atau status konservasi tingkat keterancaman tinggi
(hewan langka) dan dicap sebagai  ‘The World’s 25 Most Endangered Primates’. Hal
ini terjadi karena populasi monyet ekor babi selama 10 tahun terakhir mengalami
penurunan hingga 80%.
24. Beruk Mentawai
Selain Simakobu, kawasan Mentawai juga dihuni spesies primata lainnya. Orang
lokal menyebutnya Bokoi atau bokkoi (Macaca pagensis). Mereka adalah sejenis
monyet yang menyebar terbatas (endemik) di Kepulauan Mentawai, lepas pantai barat
Sumatera. Nama itu adalah sebutan yang sering digunakan oleh penduduk Kepulauan
Mentawai untuk menyebut hewan tersebut. Nama lainnya adalah beruk mentawai,
sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut dengan nama Pagai Island Macaque. Epitet
spesifiknya, yaitu pagensis, berarti “berasal dari Pagai”; merujuk kepada pulau-pulau
Pagai di Kepulauan Mentawai sebagai habitat asal beruk ini yang kian terancam
punah.
25. Tarsius Siau
Tarsius adalah primata dari genus Tarsius, suatu genus monotipe dari famili
Tarsiidae, satu-satunya famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes. Tarsius
mempunyai tubuh kecil dengan mata yang sangat besar; tiap bola matanya
berdiameter sekitar 16 mm dan keseluruhan berukuran sebesar otaknya. Kaki
belakangnya juga sangat panjang. Sampai saat ini populasi Tarsius cenderung
mengalami penurunan (IUCN, 2012). Perkiraan kepadatan populasi Tarsius di
Tangkoko adalah 156/km2 (Gursky, 1997). Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor luar (eksternal)
yang mempengaruhi Tarsius antara lain adalah lingkungan(habitat,sarang, jenis
vegetasi), iklim (suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan curah hujan), predator
(kucing hutan, ular dan manusia), dan pakan.
10 Flora Langka di Indonesia
1. Raflesia Arnoldi

Bunga Rafflesia hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan


diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan
bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang
dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu
penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang
untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan
sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga
tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan
baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.
2. Bunga Bangkai Raksasa

Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase
vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-
talasan (Araceae) endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan
dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia. Nama bunga ini berasal dari bunganya
yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan
sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya.
3. Kantong Semar
Kantong semar merupakan jenis tanaman langka karnivora. Sewaktu daun masih
muda, kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah
dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih
muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya
proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap
merebut makanan yang sudah ia peroleh.
4. Damar

Tanaman langka ini berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon potensial
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa mencapai
60 m dan dimeternya 2 m.
5. Cendana

Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana
dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa,
aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah
tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang
untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup
mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan
atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan
harganya sangat mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk
membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat
mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara
Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
6. Bulian
Diameter batang mencapai 95 cm dengan tinggi pohon sampai dengan 36 m. Tumbuh
pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut. Biasanya tumbuh di daerah lereng
perbukitan dengan tanah berpasir. Biasanya dipakai untuk konstruksi berat karena
sifatnya yang kuat dan tahan lama. Tersebar di Kalimantan, Maluku, Sumatera dan
Malaysia.
7. Anggrek Tebu
Anggrek tebu merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara
jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat
mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan
diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya jenis tanaman langka ini layak
menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.
8. Jelutung
Jelutung atau jelutong (Dyera costulata, syn. D. laxiflora) adalah spesies pohon dari
subfamilia oleander. Pohon ini dapat tumbuh hingga 60 meter dengan diameter
sebesar 2 meter. Pohon ini tumbuh di semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra
dan bagian selatanThailand.
9. Bayur
Tanaman langka indonesia ini memiliki nama daerah balang, wadang, walang,dan
wayu. Bayur adalah jenis tanaman langka yang memiliki kualitas kayu bagus.
10. Tengkawang
Tengkawang adalah nama buah dan pohon dari genus Shorea yang buahnya
menghasilkan minyak nabati. Pohon Tengkawang hanya terdapat di pulau
Kalimantan dan sebagian kecil Sumatra. Dalam bahasa Inggris, jenis tanaman langka
ini dikenal sebagai Illepe Nut atau Borneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas
belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora
identitas) provinsi Kalimantan Barat.
11. Bantal sulam
Bantal sulam merupakan sejenis pohon yang tingginya bisa sampai 45 meter dengan
diameter batang sekitar 45 cm. Banyak dijumpai di daerah berketinggian 1000 meter
di atas permukaan air laut atau kawasan rawa gambut.
Persebaran tanaman ini antara lain ke daerah Sumatera, Kalimantan Timur, dan
Malaysia. Pohon yang memiliki nama latin palaquium walsurifolium ini dikenal pula
dengan nyatoh, nyato, beitis, dan margetahan.
12. Bayur
Bayur yang biasa dipakai sebagai bahan pembuatan bangunan dan furniture ini dapat
tumbuh hingga 59 meter. Diameter pohon kurang lebih 54 cm. Pohon bayur dapat
kita temukan juga di kawasan batu gamping, kawasan 600 meter di atas permukaan
air laut atau daerah pegunungan.
Persebaran tanaman ini diantaranya ke daerah Kalimantan Timur, Serawak, Sabah,
dan India. Nama latin dari bayur adalah pterosperium javanicum jungh.
13. Damar
Tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi ini asalnya dari Indonesia timur
yaitu tanah Papua. Termasuk jenis tanaman langka dengan tinggi mencapai 60 meter
dan diameter hingga 2 meter.
Damar sebenarnya memiliki persebaran di daerah papua dan nusa tenggara yang
memiliki banyak jenis. Jenis jenis pohon damar sendiri sangat beragam sesuai dengan
daerahnya dan memiliki karakteristik yang sangat berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya.
14. Edelweis
Bunga edelweis (senduro) atau dikenal dengan bunga abadi ini memang tidak mudah
layu saat dipetik. Ia bisa tahan lama. Bunganya berwarna putih kuning atau putih
cokelat. Tanaman ini dapat tumbuh mencapai 8 meter dengan batang bisa sampai
ukuran kaki manusia.
Tanaman ini dapat ditemukan di pegunungan wilayah Jawa, Lombok, Sumatera
Selatan, Sulawesi Selatan.
15. Jelutung
Jelutung atau jelutong mempunyai nama latin dyera costulata. Pohon jelutong dapat
ditemui di daerah Kalimantan, Sumatera, Thailand Selatan, Malaysia. Dapat tumbuh
sampai dengan 60 meter dan diameter batang sepanjang 2 meter. Pohon ini dikenal
juga dengan sebutan bulian. Habitatnya adalah hutan-hutan dengan karakteristik
tanah yang barpasir dan bukit-bukit yang mempunyai tinggi kira-kira 400 meter.
Kayunya banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat perlengkapan rumah dan
perabot, sementara untuk getahnya sendiri biasa dipakai dalam pembuatan permen
karet. Nama latin dari jelutung ialah eusderoxylon zwageri.
16. Sarang semut
Sarang semut memiliki nama latin myrmecodia pendans. Tak mudah menjumpai
tanaman yang merupakan jenis tumbuhan epifit dari Papua ini. Lokasi sarang semut
tinggi, biasanya hidup menempel di batang pohon besar dengan ketinggian sekitar 8
meter, dan tinggi kawasan antara 1100-2500 di atas permukaan air laut.
Seperti namanya, tanaman sarang semut memang sangat disenangi oleh semut
sebagai tempat tinggal mereka.
17. Purwaceng
Tanaman ini bermanfaat sebagai penambah stamina. Pengolahan purwaceng adalah
menjadi serbuk yang dapat dicampur ke dalam minuman berupa kopi atau susu.
Kita dapat menjumpai tanaman ini di wilayah dataran tinggi Jawa Tengah, seperti
Dieng. Nama latin dari tanaman ini adalah pimpinella pruatjan.
18. Daun sang
Daun sang atau daun payung mempunyai nama latin johannestijsmania altifrons.
Nama ini diambil dari nama penemunya yaitu professor Teijsman dari Belanda.
Daun sang banyak ditemukan cuma di wilayah Asia Tenggara. Temuan pertama daun
sang ialah awal abad 19. Daun ini saat ini masih berada di Indonesia, dan ditemukan
di hutan papua.
19. Akar karak
Akar karak termasuk dalam jenis pohon berdiameter batang sekitar 159 cm, dan
tinggi pohon kira-kira 14 meter. Habitatnya adalah perbukitan, sepanjang aliran
sungai, lahan dengan tanah liat, berpasir, atau mengandung kapur. Mempunyai
banyak getah batang dan warna batang yang putih.
Tumbuhnya di daerah berketinggian sekitar 1700 meter di atas permukaan air laut.
Daerah persebaran akar karak atau kara (wa punot) ini adalah Myanmar, Malaysia,
Thailand, Filipina, Kalimantan, Sumatera.
20. Kokoleceran
Merupakan maskot dari kota Banten (tanaman endemik Banten) dan dipercaya hanya
ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Keberadaan tanaman kokoleceran sangat
misterius. Tanaman ini mempunyai nama latin atau nama ilmiah vatica bantamensis.
Sayang sekali persebaran tumbuhan langka kokoleceran sangat sulit ditemukan di
Indonesia, bahkan hanya ada di TAMAN nasional ujung kulon.
21. Korma rawa
Korma rawa ialah sejenis tanaman berumpun dengan tinggi pohon mencapai 5 meter,
dengan daun sirip dan panjangnya kira-kira dua meter. Pangkal daunnya berduri.
Sebetulnya duri di pangkal daun adalah anak daun yang telah berubah bentuknya.
Dalam 1 daun ada 25 anak daun, tersusun menjadi 4 hingga 5 kelompok. Korma rawa
banyak terdapat di indonesia bagian timur seperti sulawesi dan papua.
22. Palem merah
Tanaman maskot provinsi Jambi ini mempunyai nama latin cyrtostachys renda. Palem
merah atau pinang merah ini termasuk sejenis tanaman hias. Palem merah
mempunyai pelepah yang merah menyala. Pelepahnya yang merah ini membuatnya
dijuluki sebagai pinang lipstik. Di Indonesia sendiri, tumbuhan ini banyak terdapat di
daerah sumatera terutama jambi.
23. Anggrek hartinah
Anggrek hartinah hanya tumbuh di kawasan Sumatra Utara. Memiliki nama lain
anggrek Tien Suharto dan nama latin cymbidium hartinahlanum. Persebaran di
Indonesia : Anggrek yang tumbuh merumpun ini kali pertama ditemukan di tahun
1976 tepatnya di kawasan desa Baniara Tele, Kecamatan Harian, Samosir, Sumatera
Utara.
24. Bertan
Tanaman dengan nama latin eugeissona utilis ini dinamakan juga dengan kadjatoa
atau sagu liar borneo (wild bornean sago palm). Persebaran di Indonesia untuk saat
ini masih sangat minim, dan terdapat di jawa barat dan hutan kalimantan yang masih
menjadi rumah untuk tumbuhan ini
sehingga tumbuhan ini tergolong dengan tumbuhan langka yang memang harus
dilindungi dan dijaga kelestariannya agar tumbuhan ini terus berfotosintesis.
25. Tembesu
Tembesu adalah jenis pohon dengan tinggi hingga 40 meter, panjang batang yang
bebas dari cabang-cabang sekitar 25 meter, diameter batang ada yang sampai 80 cm
bahkan lebih. Pohonnya tinggi tegak, kulit batang berwarna cokelat sampai dengan
hitam dan agak mengelupas. Kayunya keras dan awet dengan warna batang kayu
kuning emas cenderung tua atau cokelat jingga.
Persebaran di Indonesia untuk tumbuhan tembesu masih terdapat di daerah
kalimantan dan jawa.
 

Anda mungkin juga menyukai