Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

MAKALAH

Oleh:

Rachmat Susatyo

WORKSHOP KESEJARAHAN

“Pembelajaran Sejarah dalam Pengembangan Jatidiri Bangsa”

Medan, 28-31 Mei 2008

PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

Oleh: Rachmat Susatyo

Pengantar

Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar Negara, sebab

dasar Negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai

dengan tujuan yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undangundang Dasar 1945, maka cita-
cita kemerdekaan Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.

Dengan demikian, kemudian, Pancasila bukan saja sebagai dasar negara,

tetapi sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan dasar Negara Pancasila dan tujuan masyarakat yang adil

dan makmur berdasarkan Pancasila, maka tidak dapat tidak, pedoman

atau cara-cara guna mencapai tujuan tersebut juga harus Pancasila. Sehingga, dapat dikatakan, dari
(dasar) Pancasila - dengan (pedoman) Pancasila - untuk Pancasila. Jika salah satu komponen ini tidak
terpenuhi,

maka tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila tidak mungkin
dapat terwujud.

Seperti halnya demokrasi: dari rakyat- oleh rakyat - untuk rakyat.


Jika salah satu komnponen ini diganti, atau tidak terpenuhi, maka itu

berarti sudah tidak demokratis lagi. Sebagai contoh: dari rakyat - bukan

oleh rakyat – untuk rakyat maka bukan demokrasi lagi. Atau: dari rakyat –

oleh rakyat – tetapi bukan untuk rakyat, juga bukan demokrasi. Apalagi

jika bukan dari rakyat – oleh rakyat – untuk rakyat sekalipun, juga bukan

demokrasi. Oleh sebab itu, dengan dasar Pancasila harus berpedoman

Pancasila dan harus bertujuan masyarakat yang Pancasila juga. Jika hal itu

tidak terpenuhi, maka dasar negara dasar negara yang Pancasila, pedoman

yang Pancasila dan tujuan yang Pancasila juga tidak mungkin terwujud.

Adanya realita semacam ini, menunjukkan bahwa arti dan fungsi

Pancasila bukan saja menjadi dasar negara, tetapi juga mempunyai arti

dan fungsi yang semakin banyak lagi. Kedudukan dan fungsi Pancasila dapat menjadi:

1. Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia

Hal ini berarti bahwa Pancasila melekat erat pada kehidupan bangsa

Indonesia, dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia. Segala

aktivitas bangsa Indonesia disemangati oleh Pancasila.

2. Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia:

Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri-
ciri khas yang dapat

membedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian, dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah

Pancasila.

3. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia:

Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

dipergunakan sebagai petunjuk, penuntun, dan pegangan dalam


mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

4. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia:

Falsafah berasal dari kata Yunan “philosophia”. Philos atau philein

berarti to love (mencintai atau mencari). Sophia berarti wisdom,

kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi secara harafiah, falsafah berarti

mencintai kebenaran. Dengan demikian, Pancasila sebagai falsafah

hidup bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa, Pancasila oleh

bangsa Indonesia diyakini benar-benar memiliki kebenaran. Falsafah berarti pula pandangan hidup, sikap
hidup, pegangan hidup,

atau tuntunan hidup.

5. Pancasila sebagai weltanshauung bangsa Indonesia atau sebagai

philosophische grondslag bangsa Indonesia:

Kata-kata ini diucapkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada

tanggal 1 Juni 1945 di muka sidang BPUPKI. Welt berarti dunia,

anshauung berarti pandangan. Dalam kamus Jerman-Inggris

weltanschauung diberi arti conception of the world, philosophy of

life. Jadi weltanschauung berarti pandangan dunia atau pandangan

hidup, atau falsafah hidup atau philoshopischegrondslag (dasar

filsafat).

6. Pancasila adalah perjanjian luhur rakyat Indonesia:

Hal ini berarti bahwa Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh

rakyat Indonesia melalui perdebatan dan tukar pikiran baik dalam

sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para pendiri negara. Perjanjian

luhur tersebut dipertahankan terus oleh negara dan bangsa


Indonesia. Kita semua mempunyai janji untuk melaksanakan, mempertahankan serta tunduk pada azas
Pancasila.

7. Pancasila adalah dasar Negara Repbuplik Indonesia:

Hal ini berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar dan

pedoman dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan

negara. Isi dan tujuan dari semua perundang-undangan di Indonesia harus berdasarkan, Pancasila dan
tidak boleh bertentangan

dengan jiwa Pancasila. Pancasila dalam pengertian ini disebut

dalam Pembukaan UUD 1945.

8. Pancasila adalah landasan idiil:

Kalimat ini terdapat dalam ketetapan MPR mengenai Garis-garis

Besar Haluan Negara (GBHN). Hal ini berarti, bahwa landasan idiil

GBHN adalah Pancasila.

Arti dan fungsi Pancasila sebenarnya masih banyak lagi, salah satunya adalah: Pancasila sebagai
Pemersatu Bangsa.

Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya,

bahwa Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa
Pancasila juga menjadi alat

pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus

juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaanperbedaan. Apakah itu perbedaan
bahasa (daerah), suku bangsa,

budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama. Artinya,

bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat dalam

penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga

sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat


5

Indonesia. Mereka juga menyadari bahwa perbedaan sangat

potensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu

mereka juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa

Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia

selain menyadari pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup

bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa perbedaan

itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia.

Perbedaan sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri,

dan bukan sesuatu yang harus diingkari. Apalagi harus dihilangkan

dari muka bumi ini.

Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di

negara manapun juga dan di bangsa manapun juga. Menyikapi

realita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak adalah

menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan yang justru

harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan

kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan maupun

daerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi adalah kepentingan
nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih rendah, ataupun yang lebih sempit.

Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa persatuan bangsa sesungguhnya nilai luhur
yang seharusnya dijunjung

tinggi oleh semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan
menghancurkan umat manusia

itu sendiri.

Seloka Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan kebenaran yang
terkandung di

dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua manusia


6

memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia.

Kerjsama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh

sebab itu perpecahan sebagai lawan dari persatuan mutlak perlu

dihindari dan disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari penjelasan ini,
kita semakin tahu dan sadar,

bahwa Sila Persatuan Indonesia sangat tepat dicantumkan dalam

dasar negara, mengingat kebenaran dan kebutuhan yang dihadapi

oleh seluruh umat manusia.

Penutup

Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh

seluruh generasi bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang

sudah bersatu, tidak berarti Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena

yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya yang sekarang ini ada,

tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses regenerasi, selama itu pula Pancasila
sebagai pemersatu Bangsa masih

tetap kita perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia,

selama itu pula masih kita perlukan alat pemersatu bangsa. Ini

berarti, bahwa selama masih ada bangsa Indonesia, maka Pancasila

sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini sekaligus membuktikan kebenaran Pancasila, baik
selaku dasar Negara, maupun

sebagai kepentingan lain. Sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi atau multy function.

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 1990. Jakarta: BP-7 Pusat.

Darmodihardjo, Dardji. 1997. Orientasi Pancasila. Malang:

Universitas Brawijaya.
---------, et.al 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa.

Jakarta: Gramedia.

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta:

Pantjuran Tudjuh.

Oesman, Oetojo dan Alfian (Ed). 1991. Pancasila sebagai Ideologi:

Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat,

Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.

Panitia Lima, 1997. Uraian Pancasila. Jakarta: Mutiara.

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ketetapan

MPR No II/MPR/1978). 1990. Jakarta: BP-7 Pusat.

Pranarka, A.M.W. 1985 Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila.

Jakarta: CSIS.

Soekarno.t.th. Lahirnya Pancasila. Jakarta: Deppen.

Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila. Seri pertama, kedua,

ketiga, keempat. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas

Ekonomi UII.

Undang-undang Dasar 1945. 1990. Jakarta: BP-7 Pusat.

Wahyono, Padmo. 1984. Bahan-bahan Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila. Jakarta: Aksara Baru.

YAmin, Muhammad. 1971. Naskah Persiapan Undang-undang

Dasar 1945. Jakarta: Siguntang.

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Sebagai alat pemersatu Pancasila sudah semestinya mengandung persatuan,


kesatuan didalam diri pribadinya sendiri serta mempunyai dasar yang mengandung
persatuan, kesatuan yang kokoh dan kekal. “Pancasila sebenarnya bukan lahir secara
mendadak pada tahun 1945 namun melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh
sejarah perjungan Bangsa kita sendiri,  melihat pengalaman-pengalaman bangsa-bangsa
lain, diilhami oleh ide-ide besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian Bangsa
kita sendiri,” demikian yang diungkapkan oleh Presiden Soeharto pada peringatan Hari
Ulang Tahun Parkindo 1969 (lihat Krissantono 1976 : 10).
Pancasila yang berasal dari kebudayaan kita telah ada sejak dulu dan menjadi dasar
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pandangan hidup yang mengaku senasib, setanah
air dan sepenanggungan inilah yang mendasari tekad bersama dalam
mewujudkan  pesatuan dan kesatuan bangsa. Dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai asal mula pancasila yang menjadi pandangan hidup dalam meningkatkan
persatuan bangsa Indonesia.
Dewasa ini pancasila masih menjadi landasan dan pondasi yang di sebut-sebut
sebagai alat pemersatu bangsa, di sisi lain masih banyak orang mengabaikan
perananannya. Namun akhir-akhir ini muncul kesadaran baru tentang pancasila di
gelorakan lagi,yang sudah beberapa lama seperti di lupakan.  Pancasila merupakan
simbol dan dasar negara republik indonesia yang tidak di miliki oleh negara lain, sudah
sejak 7 abad lamanya nenek moyang kita berpancasila tanpa nama yaitu bhineka tunggal
ika yang artinya walau berbeda-beda namun tetap satu jua.
Hal ini pula yang menjadikan bangsa kita mempunyai tujuan yang sama walau
berbeda suku,adat,agama. Tetap menjujung tinggi kedaulatan bangsa sebagai warga
negara yaitu indonesia.
1.2 Fokus Permasalahan

· Apa saja fungsi Pancasila?


· Mengapa Pancasila dijadikan sarana pemersatu bangsa?
· Bagaimana pengaruh Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa?
· Bagaimanakah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dasar persatuan bangsa
Indonesia?
· Bagaimanakah tindakan yang terdapat dalam sila-sila pancasila dalam
mewujudkan persatuan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

1.   Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila. 


2.   Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila.
3.   Untuk mengetahui pengaruh Pancasila sebagai alat pemersatu Bangsa.
4.   Untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
5.   Untuk menjelaskan pancasila sebagai pandangan hidup dan  dasar yang menjadi
pemersatu bangsa.

1.4 Ruang Lingkup

Makalah ini membahas mengenai landasan filosofis Pancasila dan fungsi utama
Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia. Serta membahas mengenai bukti bahwa
Pancasila dijadikan sebagai alat pemersatu Bangsa Indonesia. Berdasarkan beberapa
masalah yang teridentifikasi tersebut, makalah ini difokuskan pada Pancasila sebagai alat
pemersatu Bangsa Indonesia.
BAB II
Pembahasan

Pancasila sebagai dasar pemerintahan di Indonesia, memiliki nilai-nilai yang terkandung


di dalamnya yang telah dijelaskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
sumber dari keseluruhan hukum di Indonesia. Namun pada kenyataanya kebijakan hukum di era
reformasi pasca amandemen UUD 1945 belum mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yang
menumbuhkan rasa kepercayaan yang tingi terhadap berbagai perbedaan pandangan, suku,
agama, ras,dan budaya yang disertai kejujuran yang tinggi, saling menghargai dan menghormati,
non diskriminatif dan persamaan hak di depan hukum.
Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk dan multikultur terdiri atas berbagai agama,
suku, bangsa, adat istiadat, dan bahasa daerah, menempati wilayah dan kepulauan yang
sedemikian luas maka tiddak mungkin berhasil disatukan tanpa tali pengikat yang jelas. Tali
pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang dianggap ideal, yang dipahami, dipercaya
dan bahkan diyakini sebagai sesuatu yang mulia dan luhur. Pancasila dianggap sebagai alat
pemersatu karena berisi cita-cita dan gambaran tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan
bangsa ini.
Indonesia dengan agama yang beragam, tentunya memerlukan tali pengikat tersebut
untuk melahirkan semangat persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Memang, setiap agama
pasti memiliki ajaran tentang gambaran kehidupan ideal, yang masing-masing berbeda.
Perbedaan itu tidak akan mungkin dapat disamakan. Apalagi, perbaedaaan itu sudah melewati
dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi, masing-masing pemeluk agama melalui para tokoh
atau pemuka agamanya, sudah berjanji akan membangun Negara kesatuan berdasarkan
Pancasila.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa agama akan bisa mempersatukan bangsa. Dengan
alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan tentang persatuan, kebersamaan, dan
tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama dan bermasyarakat. Akan tetapi, pada
kenyataanya tidak sedikit konflik terjadi antara pemeluk agama yang berbeda. Kini orang
merasakan perbedaan menjadi halangan untuk bersatu. Maka, di sini lah peran Pancasila dengan
sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum dan sekaligus menyatukan pemeluk
agama yang berbeda-beda itu. Para pemeluk agama yang berbeda-beda dari berbagai aspek itu
disatukan oleh cita-cita dan kesamaan ideologi bangsa yang tak lain adalah Pancasila.
Itulah sebabnya, melupakan Pancasila sama artinya dengan mengingkari janji
(kesepakatan) bersama sebagai satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Selain itu, apabila muncul
suatu kelompok masyarakat yang mengubah kesepakat itu, maka sama artinya dengan
melakukan pengingkaran sejarah dan janji yang telah disepakati bersama. Dengan demikian,
peran pancasila sebagai alat pengikat dan pemersatu bangsa yang harus selalu diperkukuh setiap
saat.
Itulah mengapa Pancasila, sejarah dan filsafatnya harus tetap diperkelanlan dan diajarkan
kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal maupun non formal. Pancasila
memang hanya milik Indonesia, dan tidak dimiliki oleh bangsa lain,. Namun tidak berarti bangsa
Indonesia tanpa Pancasila bisa seperti bangsa lain,. Bangsa Indonesia memiliki sejarah, kultur,
dan budaya yang berbeda dengan bangsa lainnya. Keberagaman yang ada di Indonesia inilah
yang menjadi cirri khas bangsa ini, dan memerlukan alat pemersatu yang dikenal dengan
Pancasila.
Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat
menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga
menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga
menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaanperbedaan.
Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik,
bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat dalam
penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga
sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka juga menyadari
bahwa perbedaan sangat potensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu mereka
juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa
Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari pentingnya
persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa
perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan
sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari.
Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini.
Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara manapun juga dan di
bangsa manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak adalah
menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan yang justru
harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan
pribadi, golongan maupun daerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung
tinggi adalah kepentingan nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih rendah,
ataupun yang lebih sempit. Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa persatuan
bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua umat manusia.
Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan menghancurkan umat manusia
itu sendiri.
Seloka Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan
kebenaran yang terkandung di dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua
manusia memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia.
Kerjsama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab itu perpecahan sebagai
lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dari penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar, bahwa Sila Persatuan
Indonesia sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat kebenaran dan kebutuhan
yang dihadapi oleh seluruh umat manusia.
Dengan melihat perkembangan kehidupan berbangsa dan bertanah air di Negara kita
yang sering terjadi konflik maka menjadi suatu tantangan buat kita untuk bisa menjawab
bagaimana penanganan atau pemecahan masalah konflik tersebut dan dalam penanganan konflik
tersebut berpedoman kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta langkah-langkah
apa yang harus dilaksanakan.
Telah kita ketahui bersama bahwa negara indonesia  terdiri dari berbagai macam suku,
bahasa, agama, adat istiadat, dan banyak lagi, hal itu akan bisa berdampak pada konflik apabila
kita tidak memiliki jiwa kesatuan dan persatuan. Untuk itu di dalam menumbuhkan nilai
persatuan dan kesatuan maka salah satu langkah pemecahan adalah perlu dihidupkan  kembali
penataran pedoman penghayatan pengamalan pancasila (P4) kepada setiap lapisan masyarakat.
Karena dengan penataran tersebut secara tidak langsung masyarakat akan memahami tentang
dasar falsafah kita dan bagaimana pengaplikasiannya sehingga akan mengurangi konflik-konflik
yang terjadi di Negara kita, seperti halnya kalau kita simak Sila-Sila yang ada pada Pancasila,
Sila pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) yang mengandung nilai saling menghormati
antar sesama penganut agama dan tidak memperuncing perbedaan cara-cara pendekatan diri
kepada Tuhan. Pada Sila kedua Pancasila (Kemanusiaan yang adil dan beradab) terkandung
nilai-nilai kemanusiaan antara lain : Pengakuan terhadap adanya martabat manusia; Perlakuan
yang adil terhadap martabat manusia; Pengertian manusia yang beradab memiliki daya cipta,
rasa, karsa dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan. Sehingga
tumbuh nilai saling menyayangi dan mengasihi antar sesama serta menghormati nilai-nilai hidup
setiap orang. Dengan memahami nilai-nilai ini maka tidak akan terjadi pelanggaran terhadap
hak-hak manusia seperti pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan lain-lain. Pada Sila
ketiga (Persatuan Indonesia) terkandung nilai-nilai sebagai berikut: Persatuan bangsa Indonesia
adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia; Bangsa Indonesia adalah persatuan
suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia dan memiliki satu tekad yang sama dalam
pencapaian cita-cita; Pengakuan terhadap “Ke-Bhineka Tunggal Ika-an” suku Bangsa (etis) dan
kebudayaan Bangsa (Berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan
kesatuan Bangsa. Sedangkan pada Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan) terkandung nilai-nilai: Kedaulatan negara
adalah ditangan rakyat; Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan  yang ditempuh
melalui jalan musyawarah dengan dilandasi akal sehat; Manusia Indonesia sebagai warga negara
dan warga masyarakat Indonesia mempnyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama;
Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat. Pada Sila
kelima pada Pancasila (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) terkandung nilai-nilai:
Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakan meliputi seluruh rakyat
Indonesia dengan tidak memandang Suku, Agama, Ras dan golongan; Keadilan dalam kehidupan
sosial terutama meliputi bidang-bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Kebudayaan dan
Pertahanan/keamanan nasional; Cita-cita masyarakat adil dan makmur material dan spiritual
yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia; Keseimbangan antara hak dan kewajiban
menghormati hak orang lain.
Dengan memahami bagaimana pengaplikasian dari butir-butir Pancasila yang merupakan
sebagai pandangan hidup seperti tersebut di atas, maka bangsa Indonesia akan dapat memandang
suatu persoalan yang dihadapinya dan menetukan arah serta dapat memecahkan persoalannya
dengan tepat.
Tanpa memiliki suatu pandangan hidup, bangsa Indonesia akan merasa terombang
ambing dalam mengahadapi suatu persoalan masyarakat itu sendiri maupun persoalan besar umat
manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
Pandangan hidup bangsa haruslah berakar pada pandangan hidup masyarakat dengan kata
lain bahwa pandangan hidup masyarakat dengan kata lain bahwa pandangan hidup bangsa harus
berakar dari nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat yang
menjadi unsur lapisan masyarakat itu.
Setiap masyarakat yang mendiami suatu daerah di Indonesia pastilah mempunyai ciri
kebudayaan dan pandangan hidup masyarakat yang perlu dilindungi, dihormati, serta dimajukan
oleh negara.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memperoleh dukungan dari rakyat Indonesia
karena sila-sila serta nilai-nilai yang secara keseluruhan merupakan intisari dari nilai-nilai
budaya masyarakat yang majemuk. Pancasila memberikan corak yang khas dalam kebudayaan
masyarakat, oleh karena itu,tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia dan
merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Realisasi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar falsafah negara, sehingga tertanam nilai-
nilai Pancasila dalam rangka mencegah terjadinya konflik antar suku, agama, dan daerah serta
menghindari adanya keinginan pemisahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia maka perlu
dilakukan secara berangsur-angsur kepada lapisan masyarakat tentang pemahaman lebih
mendalam mengenai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 , sehingga timbul jiwa persatuan
dan kesatuan.
Oleh karena itulah Negara Kesatuan Republik Indonesia mencantumkan semboyan
Bhineka Tunggal Ika pada lambang Negara, Persatuan dan Kesatuan tidak boleh mematikan
keanekaragaman dan kemajemukan sebagaimana kemajemukan tidak boleh menajdi faktor
pemecah belah, tetapi harus menjadi sumber daya yang kaya untuk memajukan kesatuan dan
persatuan itu.
` Pancasila adalah asas persatuan, kesatuan, damai, kerjasama,hidup bersama dari bangsa
Indonesia yang warga-warganya sebagai manusia mempunyai bawaan kesamaan dan perbedaan.
Unsur-unsur yang terkandung didalam pancasila itu merupakan ciri-ciri khas dari pada kita
bangsa Indonesia,oleh karena itu dengan sendirinya juga segala keadaan didalam kehidupan
kenegaraan kita perwujudannya didasarkan pada filsafat pancasila. Rakyat, bangsa, masyarakat,
adat istiadat, kebudayaan, kesusilaan, agama/kepercayaan dan daerah, semuanya itu termasuk
dalam sifat dan keadaan batin atau bawaan daripada negara dan bangsa kita. Dasar filsafat
Negara kita tersusun atas lima hal, yang masing-masing merupakan suatu sila,suatu
asas  peradaban,dan suatu asas keadaban.
Sila-sila yang terdapat pada pancasila itu merupakan bagian-bagian dari suatu keutuhan
dan bagian-bagian dalam hubungan kesatuan. Negara kita hanya mempunyai satu dasar yang
susunannya tidak tunggal,akan tetapi majemuk tunggal. Dalam istilah disebutkan sebagai Eka-
Pancasila. Pada 19 September 1951 di Universitas Gajah Mada, setelah diadakan penelitian
secara ilmiah, dirumuskan oleh Senat Universitas Gajah Mada, Pancasila itu bukannya suatu
konsepsi politis, meskipun tentu saja juga mengandung sifat politis, konsepsinya pada
hakekatnya bukan mengenai politik, akan tetapi suatu asas pandangan dunia, suatu asas
pandangan hidup, buah hasil perenungan jiwa yang dalam, buah hasil penelaahan cipta yang
teratur dan seksama diatas basis pengetahuan dan pengalaman hidup yang luas. (lihat
Notonogoro hal.3). Berbicara mengenai pancasila seharusnya kita mendudukkan diri sebagai
sesama warga bangsa, sesama saudara, dimana kita telah mempunyai sejarah yang sama,dan
setelah proklamasi kemerdekaan, kita mempunyai satu  tekad untuk menyusun hidup bersama
dalam Negara, yang bersatu, merdeka, adil dan makmur.( Pembukaan UUD 1945). Dengan
mengakui memiliki pandangan hidup dan sejarah yang sama, itulah yang menjadi dasar
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang hidup bersama memiliki tekad bersama dalam
mencapai tujuan bangsa yang dicita-cita kan.
Aktualisasi pancasila sebagai pandangan hidup dasar  persatuan bangsa dapat diwujudkan
dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Aktualisasi pancasila juga dapat diwujudkan pada setiap
individu terutama dalam aspek moral yang berkaitan dalam hidup negara dan masyarakat. Denen
peran serta aktualisasi Pancasila oleh pemertintah dan masyarakat yang selaras inilah yang akan
memperkuat persatuan bangsa dan akan berujung dalam peningkatan kesejahteraan bangsa
Indonesia yang adil dan makmur
BAB III
Penutup

1. Kesimpulan
Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi
bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti
Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya
yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses
regenerasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu Bangsa masih tetap kita
perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama itu pula masih kita
perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa Indonesia,
maka Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini sekaligus
membuktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar Negara, maupun sebagai
kepentingan lain. Sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi atau multy
function.

B. Saran
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus dilakukan
peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat.Yang lebih penting lagi, para
pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila. Pancasila akan menjadi
ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai, tentram, adil, makmur dan
sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama dalam menegakkan persatuan di
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
Daftar Pustaka

Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 1990. Jakarta: BP-7
Pusat.

Darmodihardjo, Dardji. 1997. Orientasi Pancasila. Malang: Universitas Brawijaya.

---------, et.al 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia.

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Pantjuran Tudjuh.

Oesman, Oetojo dan Alfian (Ed). 1991. Pancasila sebagai Ideologi: Dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.

Panitia Lima, 1997. Uraian Pancasila. Jakarta: Mutiara.

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR No II/MPR/1978). 1990.


Jakarta: BP-7 Pusat.

Pranarka, A.M.W. 1985 Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: CSIS.

Soekarno.t.th. Lahirnya Pancasila. Jakarta: Deppen.

Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila. Seri pertama, kedua, ketiga, keempat. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII.
Undang-undang Dasar 1945. 1990. Jakarta: BP-7 Pusat.

Wahyono, Padmo. 1984. Bahan-bahan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.


Jakarta: Aksara Baru.

YAmin, Muhammad. 1971. Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945. Jakarta: Siguntang.

Bakry MS, Noor. 1994. Pancasila Yuridis Kenegaraan Ed.revisi, Liberty : Yogyakarta.
Rusmarsini, dkk, kewarganegaraan untuk kelas 2 SMP CV. Media Karya Putra, Kartosura
Undang-Undang Dasar tahun 1945

http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/6308/4656/19.09.2015/09.27/

http://ebuddy921.blogspot.co.id/2014/01/pancasila-sebagai-alat-pemersatu-
bangsa.html/19.09.2015/09.28/

http://www.scribd.com/doc/216780904/Pancasila-Sebagai-Alat-Pemersatu-
Bangsa#scribd/19.09.2015/09.28

http://monitavalentine.blogspot.co.id/2014/03/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-
dasar.html/19.09.2015/09.43/

Anda mungkin juga menyukai