NIM: 06111181823069
Filsafat Perenialisme
A. Pengertian Perenialisme
Perenialisme berasal dari kata dasar perenial yang berarti abadi atau kekal yang
selalu ada tanpa akhir. Perenialisme memandang pola perkembangan kebudayaan
sepanjang zaman merupakan sebagai pengulangan dari apa yang telah ada sebelumnya
sehingga perenialisme disebut juga sebagai tradisionalisme. Esensi aliran ini yaitu
menerapkan nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat kekal dan abadi yang selalu
seperti itu sepanjang sejarah manusia. Perenialisme sering dianggap sebagai suatu aliran
yang ingin kembali atau mundur kepada nilai-nilai kebudayaan masa lampau.
Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi dan solusi terhadap pendidikan progresif
dan atas terjadinya keadaan yang mereka sebut sebagai krisis kebudayaan dalam
kehidupan manusia modern. Untuk mengatasi hal tersebut aliran ini menggunakan
kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum tyang telah menjadi pandangan hidup yang
kuat, kukuh pada zaman kuno, dan abad pertengahan. Perenialisme mengambil analogi
realita sosial budaya manusia seperti realita sepohon bunga. Pohon bunga akan berbunga
musim demi musim, datang dan pergi secara tetap sepanjang tahun dan masa.
Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman modern telah menimbulkan
krisis di berbagai bidang kehidupan umat manusia. Mengatasi krisis ini perenialisme
memberikan jalan keluar berupa “kembali kepada kebudayaan masa lampau” regresive
road to culture. Oleh sebab itu perenialisme memandang penting peranan pendidikan
dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modren ini kapada kebudayaan
masa lampauyang dianggap cukup ideal yang telah teruji ketangguhannya.
Aliran perenialisme lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu
reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang
menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perennialisme memandang situasi dunia
dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam
kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk
mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-
nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat
dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan
ortimer Adler.
Perenialisme lahir pada tahun 1930-an sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan
progresif. Perennialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan
perubahan dan suatu yang baru. Perennialisme memandang situasi didunia ini penuh
kekacawan, ketikdak pastian dan ketidak teraturan, terutama pada kehidupan moral,
intelektual dan sosial kultural. Maka perlu ada usaha untuk mengamankan ketidak
beresan ini. Teori atau konsep pendidikan perennialisme dilatar belakangi oleh filsafat-
filsafat Plato yang merupakan bapak edialime klasik, filsafat Aristoteles sebagai bapak
realisme klasik dan filsafat Thomas Aquinas yang mencoba memadukan antara filsafat
Aristoteles dengan ajaran (filsafat) greja katolik yang tumbuh pada zamannya (abat
pertengahan).
Kira-kira abad ke-6 hingga abad ke-15 merupakan abad kejayaan dan keemasan
filsafat perenialisme. Namun, mungkin saja kita bisa saja dengan terburu-buru melihat
perkembangan filsafat perenial ini hanya dalam kerengka sejalan pemikiran barat saja,
melainkan juga terjadi di wilayah lainnya . dan memang harus tetap diakui bahwasanya
jejak perkembanganfilsafat perenial jauh lebih tampak
Dalam konteks sejarah perkembangan intelektual barat, apalagi sebagai jenis
filsafat khusus, filsafat ni mendafat eleborasi sistem dari para perenialis barat, seperti
Agostino Steunco. Namun, filsafat perenial atau yang sering disebut sebagai
kebijaksanaan univeral, disebabkan oleh beberapa alasan yang kompleks secara
berangsur-angsur mulai rumtuh menjelang akhir abad ke-16. Salah satu alasan yang
paling dimonan adalah perkembangan yang pesat dari pilsafat materialis. Filsafat
materialis ini membawa perubahan yang radikal terhadap paradigma hidup dan pemikiran
manusia pada saat itu.
Memasuki abad ke-18, karena pengaruh filsafat materialis, bayak aspek relita yang
diabaikan, dan yang tinggal hanyalah mekanistik belaka. Filsafat materialis ini begitu
kuat mempengaruhi pola pikir manusia abad modern yang merentang sejak abad ke-16
hingga akhir abad ke-20. Memasuki akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, sehingga
pada tiap-tiap bentuk pemikiran baru yang muncul hingga pada zaman kontemporer. Dan
zaman kontemporer inilah dapat dikatakan zaman kebangkitan filsafat perennialisme.
D. Ciri-ciri Filsafat Perenialisme
a. Pendidikan
Perenialisme memandang edukation as cultural regresion: pendidikan sebagai jalan
kembali,atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam
kebudayaan masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan yang ideal. Tugas
pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti,
absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang
kebudayaan ideal tersebut.
Sejalan dengan hal diatas, perenialist percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga
bersifat universal dan abadi. Robert M. Hutchins mengemukakan ”Pendidikan
mengimplikasikan pengajaran. Pengajaran mengiplikasikan pengetahuan. Pengetahuan
adalah kebenaran. Kebenaran dimana pun dan kapan pun adalah sama”. Selain itu,
pendidikan dipandang sebagai suatu persiapan untuk hidup, bukan hidup itu sendiri.
b. Tujuan pendidikan
Bagi perenialist bahwa nilai-nilai kebenaran bersifat universal dan abadi, inilah yang
harus menjadi tujuan pendidikan yang sejati. Sebab itu, tujuan pendidikannya adalah
membantu peserta didik menyingkapkan dan menginternalisasikan nila-nilai kebenaran
yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup.
c. Sekolah
Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite intelektual yang mengetahui kebenaran
dan suatu waktu akan meneruskannya kepada generasi pelajar yang baru. Sekolah adalah
lembaga yang berperan mempersiapkan peserta didik atau orang muda untuk terjun
kedalam kehidupan. Sekolah bagi perenialist merupakan peraturan-peraturan yang
artificial dimana peserta didik berkenalan dengan hasil yang paling baik dari warisan
sosial budaya.
d. Kurikulum
Kurikulum pendidikan bersifat subject centered berpusat pada materi pelajaran. Materi
pelajaran harus bersifat uniform, universal dan abadi, selain itumateri pelajaran terutama
harus terarah kepada pembentukan rasionalitas manusia, sebab demikianlah hakikat
manusia. Mata pelajaran yang mempunyai status tertinggi adalah mata pelajaran yang
mempunyai “rational content” yang lebih besar.
e. Metode
Metode pendidikan atau metode belajar utama yang digunakan oleh perenialist adalah
membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendikusikan karya-karya besar yang tertuang
dalam the great books dalam rangka mendisiplinkan pikiran.
f. Peranan guru dan peserta didik
Peran guru bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga
sebagai “murid” yang mengalami proses belajar serta mengajar. Guru mengembangkan
potensi-potensi self-discovery, dan ia melakukan moral authority (otoritas moral) atas
murid-muridnya karena ia seorang propesional yang qualifiet dan superior dibandingkan
muridnya. Guru harus mempunyai aktualitas yang lebih, dan perfect knowladge.
Kelebihan:
Kelemahan: