Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan studi kasus

Desain penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah dengan

menggunakan metode studi kasus yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi . Studi kasus ini

adalah studi untuk mengeskplorasikan masalah Asuhan Keperawatan

Keluarga pada Salah Satu Anggota keluarga Balita gizi kurang dengan

masalah Keperawatan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh dalam

observasi kunjungan 6 x 30 menit sampai 60 menit (Nursalam, 2015).

3.2 Subyek studi kasus

3.2.1. Subyek penelitian ini adalah dua keluarga yang salah satu anggota

keluarganya menderita gizi kurang. Disini yang dimaksud oleh

peneliti adalah anak dari responden yang masih tinggal satu rumah

dengan responden.

3.2.2. Keluarga yang belum mengerti tentang gizi kurang dan cara

merawat anak dengan gizi kurang, dengan keluarga menunjukkan

perawatan yang salah.

3.2.3. Pasien yang tidak mampu memenuhi nutrisi dengan cukup.

3.2.4. Pasien usia balita, dengan gizi kurang.

3.2.5. Dengan jenis kelamin sama.

3.2.6. Dengan masalah keperawatan yang sama yaitu nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

36
37

3.3 Fokus Studi

Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan

titik acuan studi kasus.yaitu:

3.3.1 Kebutuhan nutrisi pada Balita Gizi Kurang

3.3.2 Penerapan prosedur pemberian makanan tambahan balita gizi kurang

3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Prosedur Pemberian makan tambahan adalah prosesur makanan yang

bergizi sebagai tambahan selain makan utama bagi balita untuk

memenuhi kebutuhan gizi. Makanan tambahan bagi balita dapat

berupa makanan yang dibuat dengan bahan pangan lokal yang

tersedia dan mudah diperoleh oleh masyarakat dengan harga yang

terjangkau atau makanan hasil olahan pabrikan (Kemenkes RI,

2011).

3.4.2 Pasien gizi kurang adalah pasien yang memiliki keadaan yang

diakibatkan asupan energi dan makronutrien yang tidak memadai

3.5 Tempat dan waktu

Penelitian studi kasus ini akan dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang. Penelitian akan dilakukan selama 2

minggu, 6 kali kunjungan di mulai dari tanggal pada bulan April 2020, dan

setiap kali kunjungan membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit.

3.6 Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dari studi kasus ini dalam tahapan sebagai

berikut :
38

3.6.1. Peneliti mengajukan surat rekomendasi peneliti kepada institusi

STIKES PEMKAB JOMBANG.

3.6.2. Menyerahkan surat rekomendasi peneliti kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Jombang.

3.6.3. Menyerahkan surat rekomendasi kepada kepala Puskesmas Cukir.

3.6.4. Setelah diberikan ijin melaksanakan penelitian studi kasus maka

peneliti mencari dua pasien yang susai dengan peneliti yaitu dua

keluarga dengan diagnosa gizi kurang dengan masalah keperawatan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Wilayah Kerja Puskesmas

Cukir.

3.6.5. Menjelaskan kepada calon responden tentang etik penelitian studi

kasus pada asuhan keperawatan gizi kurang terdiri dari

nonmaleficience, benefiecence, autonomy, anonymity, justice,

confidentiality dan bila bersedia menjadi responden dipersilahkan

untuk menandatangani Infoment Consent.

3.6.6. Peneliti melakukan wawancara (hasil anamnesis keluarga berisi

tentang komposisi keluarga, identitas masing-masing keluarga, tipe

keluarga, riwayat kesehatan masing-masing keluarga, keluhan

masing-masing anggota keluarga, dll) pada kunjungan pertama dan

kedua.

3.6.7. Observasi dan pendekatan fisik dengan pendekatan IPPA (inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada klien dengan prinsip head to toe,

kemudian hasil observasi dan pemeriksaan fisik ditulis dibuku

catatan kemudian disalin diformat pengkajian.


39

3.6.8. Studi dokumentasi dan angket (hasil pemeriksaan diagnostik dan

data lain yang relevan).

3.7 Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan

mengaburkan identitas klien.

3.8 Etika studi kasus

Dalam melakukan penelitian ini mendapat rekomendasi dari

Program Studi D-III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

PEMKAB Jombang dan permintaan izin Dinas Kesehatan Kabupaten

Jombang, dan Puskesmas Mojoagung Jombang. setelah mendapat

persetujuan barulah melakukan penelitian dengan masalah etika, meliputi :

3.8.1. Nonmaleficience

Peneliti berkewajiban untuk menyakinkan bahwa kegiatan

penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan suatu resiko

bahaya, baik bahaya secara fisik maupun bahaya secara

psikologis (Afiyatin & Rachmawati, 2014). Penelitian ini

diyakini tidak menimbulkan bahaya bagi partisipan, karena

metode yang dilakukan adalah wawancara. Selama proses

wawancara tidak terjadi hal-hal yang dapat membahayakan bagi

partisipan dan sebelum dilakukan wawancara, peneliti

memberikan informasi bahwa jika dalam kegiatan epenelitian

yang dilakukan menyebabkan ketidaknyamanan partisipan,

maka partisipan memiliki hak untuk tidak melanjutkannya.


40

Namun, jika ha tersebut tidak terjadi, maka wawancara akan

diteruskan.

3.8.2. Beneficence

Prinsip ini mewajibkan peneliti untuk meminimalkan resiko

dan memaksimalkan manfaat, yang mana penelitian terhadap

manusia diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

kepentingan manusia baik secara individual maupun masyarakat

secara keseluruhan (Settiawan & Saryono, 2011). Penilitian ini

akan memberikan informasi bagaimana keluarga menanggapi

kejadian gizi kurang pada balita yang mana hasilnya dapat

memberikan informasi kepada pemberi layanan kesehatan untuk

memberikan penyuluhan tentang kegawatdaruratan katarak

sehingga, pasien dan keluarga pasien dapat melakukan

penatalaksanaan awal di rumah.

3.8.3. Autonomy

Partisipan memiliki hak untuk menentukan keputusannya

berpartisipasi dalam kegiatan pnelitian setelah diberikan

penjelasan oleh peneliti dan memahami bentuk partisipasinya

dalam penlitian (Afiyanti & Rachmawati, 2014). Penelitian ini

dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari partisipan yang

mana sebelum dilakukan kegiatan wawancara partisipan

diberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan proses

penelitian yang akan dilakukan. Penelitian akan dihentikan


41

ketika partisipan memutuskan untuk tidak melanjutkan

keikutsertaanya dalam penelitian.

3.8.4. Anonymity

Kerahasiaan partisipan dilakukan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penlitian yang akan disajikan (Hidayat, 2014).

Peniliti menjaga kerahasiaan dengan memberikan kode peserta

mengenai identitasnya, Penulisan transkip data akan diberikan

inisial P1, P2, P3 dan seterusnya.

3.8.5. Justice

Prinsip memberikan keadilan dan kesetaraan dalam

penelitian, dengan menghargai hak-hak dalam membikan

perawatan secara adil, dan hak untuk menjaga privasi partisipan

(Setiwan & Saryono, 2011). Setiap partisipan sebelum

dilakukan kegiatan penelitian diberikan penjelasan mengenai

tujuan, manfaat, dan proses penlitian yang akan dilakukan.

Peneliti menghormati dan menghargai partisipan apa adanya

tanpa membedakan latar belakang budaya maupun ekonomi.

3.8.6. Veracity

Kejujuran merupakan suatu dasar penelitian yang harus

dimiliki peneliti untuk kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga

ilmu pengetahuan tersebut dapat diterima dan tidak diraguka

validasinya. Peneliti dalam penelitian ini melakukan penelitian


42

dengan partisipan di Kabupaten Jombang dan menuliskan hasil

penelitian berdasarkan temuan yang ada dan disusun secara

sistematis.

3.8.7. Confidentiality

Prinsip memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,

baik inforasi maupun masalah-masalah (Hidayat, 2014). Peneliti

menyimpan seluruh dokumen hasil pengumpulan data berupa

lembar persetujuan mengikuti penelitian, biodata, hasil rekaman

dan transkip wawancara dalam tempat khusus yang hanya bisa

diakses oleh peneliti.

3.8.8. Inform Consent

Inform Consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan partisipan penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

tujuan agar partisipan mengerti maksud dan tujuan penelitian

dan mengetahui dampaknya ( Hidayat, 2014). Setelah partisipan

bersedia, maka diminta untuk menandatangani inform consent.

Setelah inform consent ditandatangani peneliti memiliki

tanggungjawab.

3.8.9. Bujukan / Inducement

Bujukan / Inducement merupakan penjelasan tentang

insentif bagi subjek penelitian, dapat berupa material seperti

uang, hadiah, layanan gratis jika diperlukan, atau lainnya,

berupa non material: uraian mengenai kompensasi atau


43

penggantian yang akan diberikan (dalam hal waktu, perjalanan,

hari-hari yang hilang dari pekerjaan,dll). Insentif pada penelitian

yang berisiko luka fisisk, atau lebih berat, termasuk pemberian

pengobatan bebas biaya termasuk asuransi, bahkan kompensasi

jika terjadi disabilitas, bahkan kematian, (KEPPKN, 2017).

Anda mungkin juga menyukai