TINJAUAN TEORI
Pneumonia
1. Definisi Pneumonia
a) Status gizi
dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh dan kekurangan zat gizi akan
pneumonia.
b) Umur
Risiko untuk terkena pneumonia lebih besar pada anak umur dibawah 2 tahun
dibandingkan yang lebih tua, hal ini dikarenakan status kerentanan anak di
bawah 2 tahun belum sempurna dan lumen saluran nafas masih sempit.
c) Jenis kelamin
Ada kecenderungan anak laki-laki lebih sering terserang infeksi daripada anak
resiko kesakitan dan kematian bayi karena bayi rentan terhadap kondisikondisi infeksi saluran
pernafasan bagian bawah.
e) Pemberian ASI
ASI yang diberikan pada bayi hingga usia 4 bulan selain sebagai bahan
makanan bayi juga berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan infeksi,
f) Status Imunisasi
Menurut Depkes RI, 2004, kekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan
ini dapat dijumpai pada balita umur 5-9 bulan, dengan adanya kekebalan ini
pemberian imunisasi.
g) Ventilasi
3. Epidemiologi
Hampir 1,2 juta anak-anak yang kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahun akibat
pneumonia. Sebagian besar kematian ini terjadi di negara berkembang di mana akses
negara maju termasuk pengobatan anti mikroba, vaksinasi rutin, perbaikan gizi dan
paling umum kematian di dunia, dengan hampir 3,5 juta kematian per tahun
(Wunderink, 2014).
4. Etiologi
Virus (RSV) yang mencapai 40%; sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan
terjadi penyebaran mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan yaitu
parenkim paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah
(Misnadiarly, 2008).
Selain itu, usia merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting
pada kekhasan dan perbedaan pneumonia anak, terutama dalan spektrum etiologi,
neonatus dan bayi kecil berbeda dengan anak yang lebih besar. Etiologi pneumonia
pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptokokkus grup B dan bakteri gram negatif
seperti E.coli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar dan
yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi
Mikoplasma pneumonia.
pada pneumonia anak dan menemukan etiologi virus saja sebanyak 32%,campuran
bakteri dan virus 30% dan bakteri saja 22%. Virus yang terbanyak ditemukan adalah
Respiratory Syncytial Virus (RSV), Rhinovirus dan virus Parainfluenza Bakteri yang
infeksi bakteri yang lebih banyak daripada anak berusia di bawah 2 tahun.
Virus
Virus Sitomegalo
Virus Herpes simpleks
3 minggu – 3 bulan Bakteri Bakteri
5. Klasifikasi
1) Pneumonia lobaris
Pembagian etiologis :
sitomegalik.
asing.
• Nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe
chest indrawing)
Pada kelompok usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat dengan gejala
batuk dan kesukaran bernafas karena tidak ada ruang tersisa untuk oksigen di
paru-paru.
• Frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih (juga disertai)
(Misnadiarly, 2008).
7. Manifestasi Klinis
derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang
dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain
seperti nyeri perut, nafsu makan berkurang dan sakit kepala. Tanda dan gejala lainnya
adalah batuk non produktif, ingus (nasal discharge), suara nafas lemah, retraksi
mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema
Selanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di
alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium
hepatisasi kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel akan
mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. Stadium ini
disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena
9. Derajat pneumonia
• Pneumonia berat
• Pneumonia
• Bukan pneumonia
- tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan
a) Sinar X
(Misnadiarly, 2008).
b) Darah perifer lengkap
Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umunya ditemukan
leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat.Akan tetapi, pada pneumonia
lebih tinggi. Efusi pleura merupakan cairan eksudat dengan sel PMN berkisar antara
300-100.000/mm3
, protein > 2,5 g/dl, dan glukosa relatif lebih rendah daripada
glukosa darah. Kadang-kadang terdapat anemia ringan dan laju endap darah (LED)
yang meningkat.Secara umum, hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan LED
tidak dapat membedakan antara infeksi virus dan infeksi bakteri secara pasti.
Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara
faktor infeksi dan non-infeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri
tidak hanya untuk diagnosis empiema torasis, tetapi juga untuk memantau respons
semua kasus mempunyai CRP yang tinggi. Dengan pengobatan antibiotik, kadar CRP
turun secara meyakinkan pada hari pertama pengobatan. Hanya empat pasien yang
d) Uji Serologis
Uji serologik untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Akan tetapi, diagnosis infeksi
e) Pemeriksaan mikrobiologis
Untuk pemeriksaan ini, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret
dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura atau aspirasi paru.
Kecuali pada masa neonatus, kejadian bakterimia sangat rendah sehingga kultur darah
jarang yang positif. Pada pneumonia anak dilaporkan hanya 10-30% ditemukan
bakteri pada kultur darah. Pada anak besar dan remaja, spesimen untuk pemeriksaan
mikrobiologik dapat berasal dari sputum, baik untuk pewarnaan Gram maupun untuk
11. Tatalaksana
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per
oral dan tetap tinggal di rumah.Penderita anak yang lebih besar dan penderita dengan
sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan
• IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% = 3:1, + KCL 10 mEq/ 500 ml cairan.
• Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
• Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
• Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia community
base:
Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama secara
jalan, dapat diberikan antibiotik tunggal oral dengan efektifitas yang mencapai
baik eritromisin maupun makrolid baru, dapat digunakan sebagai terapi alternatif
Pilihan antibiotik lini pertama dapt menggunakan antibiotik golongan betalaktam atau kloramfenikol.
Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap betalaktam dan kloramfenikol, dapat diberikan
antibiotik lain seperti gentamisin,
Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan pneumonia
tanpa komplikasi, meskipun tidak ada studi kontrol mengenai lama terapi
Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus dimulai
sesegera mungkin.Oleh karena pada neonatus dan bayi kecil sering terjadi sepsis
Pada balita dan anak yang lebih besar, antibiotik yang direkomendasikan adalah
intravena, atau sefalosporin generasi ketiga.Bila pasien sudah tidak demam atau
keadaan sudah stabil, antibiotik diganti dengan antibiotik oral dan berobat jalan.
antibiotik pada anak dengan pneumonia berat berusia 2-24 bulan. Antibiotik yang
jam) dan kloramfenikol (15 mg/kgBB setiap 6 jam), dan sefriakson intravena (50
12. Komplikasi
berusia 2-24 bulan. Oleh karena miokarditis merupakan keadaan yang fatal, maka
dianjurkan untuk melakukan deteksi dengan teknik non invasif seperti EKG,
13. Pencegahan
Mengingat pneumonia adalah penyakit berisiko tinggi yang tanda awalnya sangat
miripnya dengan flu, alangkah baiknya para orangtua tetap waspada dengan
• Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat
• Segera berobat jika mendapati anak mengalami panas, batuk, pilek. Terlebih
jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya tarikan pada otot di antara
rusuk (retraksi).