Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Antikorupsi INTEGRITAS, 5 (2), 35-56

e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: https://doi.org/10.32697/integritas.v5i2.465
©Komisi Pemberantasan Korupsi

Menakar Lembaga Antikorupsi:


Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola


Transparency International Indonesia

wsuyatmiko@ti.or.id, anicola@ti.or.id

Abstract
There is no universal standard in establishing and operating an ideal anti-corruption institution
(ACA). Since 2013, Transparency International has developed a measurement tool that can
capture the effectiveness of ACA’s performance in accordance with UNCAC's mandate and the
Jakarta Principles. One of the main aspects is whether the ACA is in a supportive environment or
is in a policy situation that impedes the implementation of anti-corruption laws. This study
specifically seeks to review the strengths and weaknesses of Indonesian ACA, the Corruption
Eradication Commission (KPK), based on TI’s measurement tools above, through 6 dimensions
spread across 50 indicators over the 2016-2019 period. The study found that the KPK had strong
and supportive environmental factors, both internally and externally, but has some notable
exceptions in the aspect of independence. ACA’s performance measurement, whether carried out
internally or externally, is significant to strengthen ACA independence and law enforcement in
the long run.

Keywords: Anti-Corruption Agency, Corruption Eradication Commission, Measurement,


Enabling Environment, Transparency International, Transparency International Indonesia

Abstrak
Tidak ada standar universal dalam membangun dan mengoperasikan lembaga anti korupsi
(ACA) yang ideal. Sejak 2013, Transparency International (TI) telah mengembangkan alat
pengukuran yang mampu menangkap efektivitas kinerja ACA sesuai dengan mandat UNCAC
dan Prinsip-prinsip Jakarta. Salah satu aspek utamanya adalah apakah ACA berada di dalam
lingkungan yang mendukung atau berada dalam situasi kebijakan yang menghambat
implementasi undang-undang anti-korupsi. Studi ini secara khusus berupaya mengkaji
kekuatan dan kelemahan ACA di Indonesia, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
berdasarkan alat pengukuran TI melalui 6 dimensi yang tersebar dalam 50 indikator selama
periode 2016-2019. Studi ini menemukan bahwa KPK memiliki faktor lingkungan yang kuat
dan mendukung, baik secara internal maupun eksternal; tetapi memiliki sejumlah
pengecualian dalam aspek independensi. Pengukuran kinerja bagi ACA, baik yang dilakukan
secara internal atau eksternal, signifikan untuk memperkuat independensi ACA dan
penegakan hukum dalam jangka panjang.

Kata Kunci: Lembaga Antikorupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Penakaran, Lingkungan


Pendukung, Transparency International, Transparency International Indonesia

35
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

Pendahuluan melibatkan dialog dan advokasi baik di


Saat ini terdapat lebih dari 100 tingkat nasional maupun daerah.
lembaga antikorupsi (ACA) di seluruh Studi ini dikembangkan untuk
dunia, dimana 40 diantaranya berada di menyusun standar-standar akuntabilitas
wilayah Asia Pasifik (Transparency ACA yang disusun melalui konsultasi
International, 2019). Pertumbuhan ini dengan para pemimpin ACA, serta praktisi
menunjukkan semakin strategisnya posisi dan para ahli dari seluruh dunia.
ACA di berbagai negara. Dari 30 negara di Pengukuran ini menjadi semakin relevan
kawasan Asia Pasifik yang telah karena tingkat kepatuhan negara-negara
meratifikasi UNCAC, 25 diantaranya sudah dalam mengaktualisasikan Prinsip-prinsip
memiliki ACA (Transparency Jakarta juga masih belum merata, dimana
International, 2019). Pertumbuhan ACA minimnya kemauan politik dalam
yang signifikan tersebut menegaskan memberikan kekuatan hukum,
adanya komitmen serius dari negara- independensi dan sumber daya bagi
negara untuk memberantas korupsi. kebutuhan ACA merupakan faktor-faktor
Di beberapa yurisdiksi di wilayah penghambat utama.
Asia Pasifik, beberapa ACA telah Dengan mengidentifikasi
menunjukkan komitmen, keberanian, dan keunggulan serta kelemahan melalui
kemajuan luar biasa dalam memenuhi perbandingan praktik terbaik ACA di Asia
mandat mereka, seperti Corrupt Practices Pasifik, alat ini diharapkan dapat
Investigation Bureau (CPIB) di Singapura mendorong ACA bersama pemerintah di
dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berbagai negara untuk memulai reformasi
di Indonesia. Namun, ACA lainnya masih kinerja ACA. Di Indonesia sendiri, situasi
memperlihatkan kesenjangan lebar dalam tersebut menjadi semakin penting
membangun kinerja lembaga yang efektif. mengingat negara berpenduduk lebih dari
Hasil penelitian Transparency 2,5 juta orang ini masih berada di iklim
International periode 2015-2017 yang korupsi tinggi—ditunjukkan oleh stagnasi
mengukur efektivitas kinerja ACA di 6 Indeks Persepsi Korupsi (CPI) dalam lima
negara (Bangladesh, Bhutan, Indonesia, tahun terakhir.1
Maldives, Pakistan, dan Sri Lanka) Kehadiran Komisi Pemberantasan
menggambarkan bahwa terhambatnya Korupsi (KPK) dalam 15 tahun terakhir
kinerja ACA disebabkan oleh sejumlah yang telah melakukan penegakan kasus
kendala seperti independensi yang tidak korupsi besar, menangkap lebih dari 1.000
memadai, kapasitas yang lemah dan pejabat publik dengan tingkat
mandat yang terbatas (Transparency keberhasilan lebih dari 75%, pengawasan
International, 2017). upaya penegakan hukum dalam kasus
Transparency International telah korupsi, dan menanamkan semangat
merespons kebutuhan ini dengan integritas di masyarakat, (Komisi
mengembangkan sebuah alat ukur dalam Pemberantasan Korupsi, 2019) justru
program “Inisiatif Penguatan Lembaga menunjukkan perlunya diikuti berbagai
Antikorupsi”. Sejak tahun 2013, upaya untuk memperkuat kinerja KPK.
pengukuran ini berupaya menggabungkan Identifikasi faktor-faktor
penilaian setiap dua tahun dengan pendukung, baik di internal dan eksternal

1Posisi Indonesia masih berada di tiga puluh Korupsi dalam empat tahun terakhir dimana
persen negara terkorup dunia, yang berturut-turut mendapatkan skor 36, 37, 37,
dicerminkan dari stagnasi tren Indeks Persepsi dan 38 sejak 2015.

36
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

KPK menjadi proses penting dalam hal ini. oleh staf penuh waktu, yang melakukan
Sehingga pengembangan alat ukur kinerja kegiatan eksekutif dimana termasuk
yang didasarkan dari kombinasi mandat setidaknya satu dari tiga fungsi anti korupsi
UNCAC serta standar dari Prinsip-prinsip yang meliputi fungsi penyelidikan,
Jakarta, secara jangka panjang dapat pencegahan dan penyadaran publik.
membantu KPK dalam mengidentifikasi (Transparency International, 2019)”
kebutuhan kelembagaan sekaligus
meningkatkan daya dukung bagi b. Bentuk
pemberantasan korupsi di Indonesia. Dalam merumuskan indikator-
indikator penilaian kinerja, salah satu
Pengaturan Kajian Literatur komponen penting yang perlu
1. Lembaga Antikorupsi (Anti- diidentifikasi adalah jenis organisasi ACA.
Corruption Agencies/ACA) Hal ini terutama didasarkan bahwa jenis
a. Pendekatan ACA di kawasan Asia Pasifik sangat
ACA merupakan organisasi khusus beragam.
yang dibentuk oleh negara dengan tujuan Dalam studi Jon Quah, dijabarkan
untuk meminimalkan korupsi. Luis de dua jenis ACA berdasarkan fungsinya
Sousa mendefinisikan ACA sebagai “badan (Quah, 2009):
publik [yang didanai] yang memiliki sifat  Tipe A: ACA yang khusus hanya
tahan lama, dengan misi khusus untuk menjalankan fungsi anti korupsi; dan
memerangi korupsi dan mengurangi  Tipe B: ACA yang tersebar dalam
struktur peluang korupsi di masyarakat melakukan fungsi terkait korupsi dan
melalui strategi pencegahan dan tindakan non-korupsi.
represif (de Sousa, 2010). Fungsi anti-korupsi yang dilakukan oleh
Kehadiran ACA menjadi salah satu ACA Tipe A dibagi dalam:
pilar institusional penting dalam  pengembangan kebijakan, penelitian,
membangun Sistem Integritas Nasional pemantauan dan koordinasi langkah-
(SIN). Kepemimpinan terpusat di bidang langkah implementasi;
anti korupsi sangat bermanfaat bagi  pencegahan korupsi dalam struktur
analisis kebijakan dan bantuan teknis kekuasaan;
dalam pencegahan, penjangkauan publik  pendidikan dan peningkatan
dan informasi, pemantauan, investigasi, kesadaran;
dan penuntutan (Meagher, 2005).  investigasi dan penuntutan kasus
Gorana Klemenic, Janez Stusek dan korupsi.
Inese Gaika menjabarkan bahwa peran- ACA Tipe A diimplementasikan oleh
peran ACA bisa saja disesuaikan dengan CPIB di Singapura; ICAC di Hong Kong dan
kondisi suatu negara; namun senantiasa New South Wales, Australia; Komisi Anti-
fokus meliputi fungsi investigasi dan Korupsi Malaysia (MACC) di Malaysia;
penuntutan; pencegahan; pendidikan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di
peningkatan kesadaran; koordinasi; dan Indonesia; Komisi Anti Korupsi (ACC) di
pemantauan dan penelitian (Klemencic, Bhutan; Otoritas Independen Anti Korupsi
Stusek, & Gaika, 2008). (IAAC) di Mongolia; Agency Against
Untuk tujuan penelitian ini, ACA Corruption (AAC) di Taiwan; dan Komisi
didefinisikan sebagai: Anti Korupsi Nasional (NACC) di Thailand.
“Badan hukum, lembaga permanen yang
diatur dalam hak mereka sendiri, dibantu

37
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

Sementara disisi lain, ACA Tipe B terdapat beberapa ACA seperti di India,
melakukan fungsi yang terkait dengan Filipina dan Taiwan serta Indonesia (ACA
korupsi dan non korupsi. Misalnya, Kantor non-tunggal).
Ombudsman (OMB) di Filipina yang
melakukan lima fungsi berikut: d. Fungsi
 investigasi maladministrasi dan Dikaji dalam aspek fungsi, Patrick
inefisiensi; Meagher dan Caryn Voland telah
 penuntutan kasus suap di mengidentifikasi sepuluh faktor yang
Sandiganbayan (Pengadilan sangat penting dalam mengukur
Antikorupsi Khusus); efektivitas ACA (Meagher & Voland, 2006).
 ajudikasi administratif yang Faktor-faktor tersebut adalah
melibatkan kontrol kedisiplinan dari mandat politik, koordinasi lintas-lembaga,
semua pejabat pilihan dan pejabat pencegahan dan pemantauan
yang ditunjuk kecuali untuk anggota implementasi pemerintah, akuntabilitas,
Kongres dan Peradilan serta pejabat independensi, kekuasaan, staf yang
yang memiliki imunitas; terlatih dan sumber daya yang memadai,
 pemberian bantuan oleh pejabat dan lingkungan yang mendukung, lembaga
publik dan karyawan kepada publik; pelengkap, dan undang-undang
dan; pelengkap.
 pencegahan korupsi dengan Untuk tujuan studi ini, Transparency
menganalisis langkah-langkah anti- International—dengan memanfaatkan
korupsi dan meningkatkan kesadaran turunan mandat UNCAC dan standar
dan kerja sama publik. Prinsip-prinsip Jakarta (2012)—telah
mengembangkan enam dimensi kunci
c. Yurisdiksi dalam mengukur kinerja ACA. Keenam
Selain dapat dilihat berdasarkan dimensi tersebut meliputi (Transparency
fungsinya, ACA juga dapat dibedakan International, 2019):
berdasarkan ruang lingkup  independensi dan status hukum;
pertanggungjawabannya, apakah hanya  sumber daya manusia dan anggaran;
pada korupsi di sektor publik, atau pada  akuntabilitas dan integritas;
korupsi di sektor publik dan juga swasta  fungsi deteksi, penyidikan dan
(Quah, 2009). penuntutan;
Sebagai gambaran, CPIB di  fungsi pendidikan, pencegahan dan
Singapura, ICAC di Hong Kong, dan MACC penjangkauan;
di Malaysia menyelidiki kasus-kasus yang  kerjasama dan hubungan eksternal.
melibatkan sektor publik dan swasta.
Namun, New South Wales ICAC, CBI di e. Kerangka Kerja
India, dan OMB Filipina bertanggung ACA di berbagai negara mengalami
jawab untuk menangani korupsi sektor situasi beragam baik dari segi dukungan
publik saja. politik maupun operasional. Transparency
Pertimbangan penting lainnya International Indonesia mengidentifikasi
adalah apakah hanya ada satu lembaga setidaknya terdapat 3 aspek penting
penegak hukum yang dimandatkan untuk dalam memastikan kinerja ACA dapat
melakukan pemberantasan korupsi (ACA terjaga, yakni kemauan politik,
tunggal) seperti CPIB, ICAC dan MACC di akuntabilitas publik dan sistem integritas
Singapura, Hong Kong dan Malaysia, atau

38
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

internal (Transparency International dalam memastikan terjaganya


Indonesia, 2018). akuntabilitas ACA.
Dukungan
Politik
Kemauan 2. Penakaran ACA
Politik
Akuntabilitas
Politik
Dalam studi ini, terdapat tiga aspek
kebijakan yang dipertimbangkan
Interaksi
Akuntabilitas
Publik (Transparency International, 2015):
Legitimasi
Publik
Pengawasan a. Luas lahan, populasi, produk
Publik
domestik bruto (PDB) per kapita,
Kode Etik dan nilai-nilai serta praktik budaya
Komitmen
Antikorupsi Ukuran suatu negara yang
Akuntabilitas
Etik didefinisikan berdasarkan luas area
merupakan faktor penting yang dapat
Bagan 1. Kerangka Kerja ACA memengaruhi efektivitas ACA.
Hal ini dikarenakan sebuah negara
Dari bagan tersebut, ditegaskan atau kepulauan besar berpotensi
bahwa keberadaan ACA di berbagai negara menghadapi lebih banyak masalah dalam
perlu didukung fondasi legitimasi yang mengimplementasikan kebijakannya di
memadai. Legitimasi tersebut berasal dari provinsi atau pulau-pulau terluar daripada
kemauan politik sebuah negara dalam negara kecil atau negara-kota. Di negara-
menangani korupsi. negara besar, kantor ACA biasanya
Dikarenakan memerangi korupsi itu berbasis di ibu kota, dengan kantor cabang
berbiaya mahal, ACA membutuhkan yang berlokasi di kota dan provinsi lain.
anggaran dan personel yang cukup untuk Situasi lainnya meliputi ACA di
menegakkannya. Sebuah studi Bank Dunia negara-negara dengan populasi besar,
mengenai keefektifan 50 ACA mungkin memiliki beban kerja yang lebih
menyimpulkan bahwa "kemauan dan berat daripada ACA di negara-negara lain
komitmen politik adalah landasan dari dengan populasi yang lebih kecil. Tingkat
setiap upaya antikorupsi yang berhasil. perkembangan ekonomi suatu negara juga
(Heilburnn, 2004)" penting untuk dipertimbangkan karena
Aspek akuntabilitas publik juga negara miskin berpotensi akan
merupakan alat ukur legitimasi yang menghadapi lebih banyak kesulitan
penting. Hal ini meliputi kesadaran publik daripada negara yang lebih makmur dalam
akan risiko dan dampak korupsi serta menerapkan langkah-langkah anti-
pengetahuan terhadap dampak korupsi korupsi, kecuali jika negara itu menerima
terhadap pembangunan dan bantuan keuangan dan teknis dari
kesejahteraan. Dengan memahami hal ini, lembaga donor dan negara lain.
publik mampu melakukan pengawasan
kinerja ACA. b. Jenis pemerintahan dan tingkat
Aspek terakhir adalah sebuah sistem pemerintahan menurut lima
integritas internal lembaga antikorupsi itu indikator dari Bank Dunia
sendiri. Pengembangan dan kepatuhan Sistem politik suatu negara sangat
terhadap kode etik serta segala peraturan memengaruhi efektivitas kinerja ACA.
internal untuk mencegah korupsi di dalam Riset Daniel Treismen menemukan bahwa
lembaga sendiri penting untuk di negara dengan durasi demokrasi yang
diwujudkan. Dukungan terhadap badan lebih panjang, berpeluang besar
independen internal menjadi krusial

39
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

mengurangi korupsi secara signifikan asing, dan kelemahan negara secara


(Treismen, 2000). Hal ini dikarenakan keseluruhan.
menurut Treismen, ekses dari demokrasi Aspek lain dari sistem politik suatu
adalah budaya akuntabilitas publik yang negara yang memengaruhi efektivitas ACA
kuat. Masyarakat diberikan peluang adalah tingkat tata pemerintahannya yang
menghukum pemerintah yang gagal diukur berdasarkan lima indikator berikut
mengendalikan korupsi. (Treismen, 2000):
Treisman juga menemukan bahwa  Partisipasi dan Akuntabilitas:
bekas koloni Inggris dengan sistem hukum Sejauh mana masyarakat dapat
common law memiliki persepsi korupsi berpartisipasi dalam pemilihan
yang jauh lebih rendah karena memiliki umum dan independensi media dalam
administrasi peradilan yang unggul. Hong melakukan pemantauan terhadap
Kong dan Singapura, misalnya telah pemerintah.
diuntungkan dari tradisi meritokrasi yang  Stabilitas Politik dan Absennya
diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Kekerasan: Persepsi tentang
Inggris dengan pembentukan Komisi kemungkinan bahwa pemerintah
Layanan Publik di kedua wilayah pada yang berkuasa akan tidak stabil atau
tahun 1950 dan 1951, masing-masing digulingkan dengan cara yang
karena perekrutan dan promosi dalam mungkin tidak konstitusional
layanan sipil mereka didasarkan pada dan/atau dengan kekerasan.
prestasi dan bukan impunitas.  Efektivitas Pemerintah: Kualitas
penyediaan layanan publik, kualitas
c. Tingkat korupsi yang dirasakan birokrasi, kompetensi pegawai
negara menurut Kontrol Korupsi pemerintah, independensi layanan
Bank Dunia, Indeks Persepsi sipil dari tekanan politik, dan
Korupsi (CPI) Transparency kredibilitas komitmen pemerintah
International, dan indikator terhadap kebijakan.
Laporan Daya Saing Global tentang  Kualitas Peraturan: Kebijakan yang
Pembayaran Tidak Teratur dan tidak ramah pasar seperti kontrol
Suap harga atau pengawasan bank yang
Sebuah negara yang telah tidak memadai, serta beban dari
mengalami transisi kekuasaan secara regulasi berlebihan di bidang-bidang
damai melalui pemilihan umum yang seperti perdagangan luar negeri dan
bebas dan adil lebih berpeluang berjalan pengembangan bisnis.
efektif dalam memerangi korupsi  Kebijakan Hukum: Indikator-
dibandingkan sebuah rezim yang telah indikator yang mengukur sejauh
mengambil alih kekuasaan melalui konflik mana agen memiliki kepercayaan dan
atau kudeta militer. mematuhi aturan-aturan masyarakat
Sebagai contoh, negara-negara yaitu: persepsi tentang insiden
pasca konflik seperti Kamboja, Nepal, kejahatan, efektivitas dan
Papua Nugini, Sri Lanka, Timor-Leste dan prediktabilitas peradilan, dan
Vietnam, yang telah mengalami masa keberlakuan kontrak.
perang saudara berkepanjangan, sangat
rentan terhadap korupsi jangka panjang Di aspek ketiga ini, tingkat korupsi
karena efek gabungan dari warisan yang dirasakan di suatu negara
korupsi masa perang, pengelolaan dan merupakan faktor penting yang
distribusi sumber daya alam atau bantuan

40
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

memengaruhi beban kerja dan efektivitas penghambat yang berpengaruh terhadap


ACA karena ACA yang beroperasi di kemajuan KPK.
negara-negara dengan tingkat korupsi Laporan ini juga memberikan
masif, lebih mungkin akan memiliki beban rekomendasi untuk reformasi
kerja yang lebih berat atau berbeda dari kelembagaan KPK. Oleh karena itu,
ACA di negara lain di mana korupsi tidak pengukuran ini juga berfungsi sebagai
menjadi masalah serius. panduan bagi KPK dan pemangku
Ketiga aspek di atas dikombinasikan kepentingan untuk memperkuat dan
sebagai alat penilaian yang telah memperluas dampak upaya anti-korupsi
dikembangkan dan disempurnakan di Indonesia.
Transparency International sejak tahun Studi ini menggunakan 6 dimensi
2013. Iterasi terbaru dari alat penilaian ini dengan melibatkan 50 indikator yang
didasarkan pada uji coba awal di Bhutan meliputi:
pada 2015 dan putaran pertama penilaian
di enam negara di kawasan Asia Pasifik Tabel 1. Dimensi dan Indikator Penilaian
(Transparency International, 2015)
pada periode 2016-2017 dan periode
2018-2019. DIMENSI PENILAIAN INDIKATOR
Berdasarkan latar belakang yang
1. Independensi dan Status 9
diuraikan di atas, maka rumusan masalah 2. Sumber Daya Manusia dan 9
penelitian ini sebagai berikut: Anggaran
“Bagaimana melakukan penakaran 3. Akuntabilitas dan Integritas 9
terhadap kinerja Komisi 4. Deteksi, Penyidikan dan 9
Penuntutan
Pemberantasan Korupsi pada periode
5. Pencegahan, Pendidikan, dan 8
2016-2019?”. Penjangkauan
Studi ini bertujuan melakukan 6. Kerja Sama dan Hubungan 6
penakaran terhadap kinerja Komisi Eksternal
Pemberantasan Korupsi 2016-2019. Studi Total 50
ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Rincian penjelasan terkait keenam
Selama proses, studi ini melibatkan
dimensi tersebut dapat dilihat sebagai
analisis dokumen, termasuk peninjauan
berikut (Transparency International,
regulasi dan potongan-potongan media,
2015):
wawancara semi-terstruktur dan diskusi
kelompok terfokus dengan pemangku
a. Independensi dan Status
kepentingan utama.
Pasal 6 di dalam UNCAC
Pada 14 Maret dan 12 April 2019,
menetapkan bahwa ACA harus dilengkapi
Transparency International Indonesia
dengan (1) “independensi yang
telah melakukan penilaian terhadap ACA
diperlukan” untuk menjalankan fungsinya
Indonesia, yakni Komisi Pemberantasan
secara efektif dan “bebas dari pengaruh
Korupsi (KPK). Penilaian ini bertujuan
yang tidak semestinya” dan (2) sumber
untuk memberikan informasi terkini
daya material, serta staf dan pelatihan
tentang efektivitas kinerja. Riset ini secara
memadai.
jangka panjang juga bertujuan untuk
Komitmen para pemimpin politik
mengidentifikasi peluang perbaikan serta
dalam memberantas korupsi dapat dilihat
memberikan pemahaman yang lebih baik
dari kondisi struktur dan otonomi
kepada semua pemangku kepentingan
operasional aktual dari ACA untuk
tentang faktor pendukung dan
menjalankan fungsinya. Selain itu,

41
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

independensi juga menyangkut struktur menyelesaikan masalah, dan menetapkan


kelembagaannya, apakah ACA merupakan dan mencapai tujuan secara
lembaga permanen yang secara terpisah berkelanjutan” (UNDP, 2011).
berada di luar lembaga pemerintah atau Penilaian kapasitas ACA dalam hal
apakah ACA ditempatkan sebagai unit atau ini berfokus pada kapasitas fungsional—
departemen dalam suatu kementerian. kapasitas yang diperlukan untuk
Dalam konteks kekuatan hukum, manajemen—dan kapasitas teknis—
perlu juga ditinjau apakah ada undang- kapasitas yang terkait dengan bidang
undang antikorupsi yang spesifik keahlian yang diperlukan untuk
mengenai ACA di suatu negara. Sebagai menjalankan fungsinya. Faktor kunci yang
contoh, UU Pencegahan Korupsi menentukan efektivitas ACA dalam hal ini
mengidentifikasi CPIB sebagai ACA di adalah kemampuannya untuk merekrut
Singapura dan memberikan kekuatan dan memilih pegawai secara mandiri
hukum yang luas, begitu UU KPK di berdasarkan kompetensi teknis tertentu.
Indonesia. Demikian pula Undang-Undang
Anti-Korupsi Mongolia tahun 2006, telah c. Akuntabilitas dan Integritas
menyediakan seperangkat fungsi-fungsi Secara ideal, ACA dengan kekuatan
IACC yang dapat menyelidiki aset serta hukum dan sumber daya manusia serta
deklarasi pendapatan semua pejabat anggaran yang memadai, tetap perlu
Mongolia. bertanggung jawab atas tindakannya,
terutama kepada masyarakat.
b. Sumber Daya Manusia dan Salah satu komponen utama dalam
Anggaran akuntabilitas organisasi adalah
Sesuai mandat UNCAC dan Prinsip- pelanggaran pegawai. Pegawai ACA
prinsip Jakarta, keberadaan ACA harus seharusnya tidak boleh melakukan
diikuti dengan anggaran yang memadai pelanggaran karena dua alasan. Pertama,
agar dapat menjalankan fungsinya secara jika personel ACA korup, legitimasi dan
efektif. Dalam hal ini, anggaran yang citra publik ACA telah rusak, oleh karena
dialokasikan negara untuk ACA dapat itu dukungan publik terhadap ACA akan
dijadikan indikator penting dalam menurun. Kedua, korupsi internal
mengukur dukungan politik pemerintah menghalangi pegawai ACA untuk
dalam memberantas korupsi. melakukan tugas secara adil dan efektif.
Indikator spesifik dalam dimensi ini Dengan demikian, ACA harus
meliputi apakah pemerintah memberikan dikelola oleh pegawai yang berintegritas
pendanaan yang konsisten dan dukungan dan kompeten. Salah satu praktik konkret
politik yang berkelanjutan bagi ACA, pengawasan akuntabilitas ini dapat
bagaimana proporsi rata-rata anggaran dilakukan melalui pembentukan badan
ACA terhadap total anggaran pemerintah internal dan pengawasan eksternal.
untuk negara selama tiga tahun terakhir,
dan lebih krusial lagi, apakah anggaran d. Deteksi, Penyidikan, dan
ACA cukup untuk menjalankan fungsinya. Penuntutan
Sama pentingnya dengan alokasi Dalam dimensi ini, indikator
anggaran, kapasitas pegawai adalah aspek utamanya tercermin dalam jumlah
penting yang menentukan kualitas ACA. pengaduan korupsi yang diterima dari
UNDP mendefinisikan kapasitas sebagai masyarakat dan jumlah pelapor selama
“kemampuan individu, organisasi dan tiga tahun terakhir, serta bagaimana itu
masyarakat untuk melakukan fungsi, direspon. Namun dikarenakan tidak

42
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

semua pengaduan yang diterima terkait penjangkauan dan pendidikan yang telah
dengan korupsi valid, ACA harus diprakarsai oleh ACA. Jumlah prosedur
melaporkan secara pasti kategorisasi- organisasi juga perlu ditinjau mengingat
kategorisasi laporan tersebut dan ACA biasanya membuat rekomendasi
dilaporkan ke publik. untuk mencegah korupsi dalam laporan
Selain daya tanggap ACA terhadap investigasinya.
pengaduan korupsi yang diterima dan
jumlah kasus korupsi yang diselidiki oleh f. Kerja Sama dan Hubungan
ACA selama tiga tahun terakhir, penilaian Eksternal
ini juga melihat tingkat inisiatif ACA dalam Perlu diingat, ACA tidak beroperasi
memulai investigasi korupsi selama tiga di ruang terisolir, dimana kinerjanya juga
tahun terakhir. Komponen penilaian lain tergantung pada hubungannya dengan
terkait dengan sumber daya manusia, baik lembaga lain.
dari jumlah pegawai, tingkat efisiensi dan Meagher dan Voland berpendapat
profesionalisme serta rata-rata waktu bahwa keberhasilan ACA juga bergantung
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pada kerja sama dengan lembaga
kasus korupsi. pemerintah lainnya guna mencapai
Efektivitas ACA dalam investigasi konsensus strategis atas komitmen
kasus korupsi juga dinilai dari tingkat pemberantasan korupsi (Meagher &
penuntutan dan tingkat hukumannya, Voland, 2006).
yakni persentase kasus yang diselidiki Namun, kerap kali kerja sama
oleh ACA yang menghasilkan penuntutan seperti itu jarang terjadi karena ACA
dan hukuman di pengadilan. Berkaitan secara teratur frustrasi oleh
dengan dimensi independensi, komponen ketidakmampuan lembaga lain dalam
lain yang dilihat dalam penilaian ini adalah mengamankan informasi, kerja sama, dan
kesediaan ACA untuk menyelidiki orang- penuntasan kasus. Akibatnya, efektivitas
orang berpengaruh serta peran ACA dalam ACA akan terhambat karena kurangnya
restitusi, pemulihan aset, pembekuan, dan kerja sama dan dukungan dari lembaga
penyitaan. pemerintah lainnya.
Dalam pengukuran ini, ACA
e. Pendidikan, Pencegahan, dan didorong peningkatan kualitas hubungan
Penjangkauan antar lembaga negara dan ditinjau
Komitmen dalam menjalankan masalah-masalah dalam proses
fungsi pencegahan, pendidikan dan pembangunan hubungan tersebut. Di
penjangkauan tercermin dari proporsi Indonesia, komponen ini semakin penting
rata-rata dari pengeluaran operasional mengingat badan antikorupsi tidak hanya
yang dialokasikan. Hal lain di dalam KPK semata, tapi juga melibatkan
dimensi ini juga melihat jumlah inisiatif koordinasi dengan Polri dan Kejaksaan.
pencegahan korupsi dan rencana

43
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

Tabel 2. Persebaran Indikator Penilaian

DIMENSI INDIKATOR
Indepen Indepen Mekanis Mandat Yurisdiksi Kekuatan Kekuatan Kewena Kewenang Pengguna
densi & densi me penyidi rekomen ngan an an
Status lembaga pengangka kan dan dasi hukum operasion kekuatan
tan dan penunutan al politik
pember
hentian
Komisio
ner
Sumber Proporsi Kecuku Stabilitas Gaji Seleksi Keahlian Keahlian Pelatihan Stabilitas
Daya anggaran pan anggaran pegawai pegawai penyidik pencegaha Pegawai pegawai
Manusia anggaran an dan n dan
penuntut pendidika
& Angga an n
ran
Akunta Pelaporan Responsivi Meka Mekanis Kepatuhan Kesediaan Penangan Hasil Mekanism
bilitas & tahunan tas nisme me terhadap pelapor an pelaporan e
Integri terhadap pengawa peninjau proses untuk pelaporan pegawai integritas
permin san an internal hukum mengident pegawai internal
tas taan eksternal (due ifikasi diri
informasi process)

Deteksi, Aksesibili Responsivi Penyelidi Efisiensi Tingkat Tingkat Penyelidik Restitusi Persepsi
Penyidik tas tas kan dan penuntu penetapan an orang- dan terhadap
an, & pelapor terhadap proaktif profesio tan tersangka orang pemulihan kinerja
laporan nalisme berpenga aset
Penuntu korupsi ruh
tan

Pencega Alokasi Perenca Pelatihan Peninjau Rekomend Penelitian Diseminas Komunika


han, anggaran naan dan pendi an asi strategi i dan si daring
Pendidi strategis dikan organisasi pencega kampanye
han
kan &
Penjang
kauan

Kerja Dukungan Kerja Kerja Jaringan Kerja Aksesibili


Sama & pemerin sama sama internasio sama tas
Hubu tah dengan dengan nal dengan kelompok
lembaga organisasi lembaga marjinal
ngan penegak non- antikorup
Ekster hukum pemerin si negara
nal lain tah lain
Sumber: Transparency International, 2015

Dari setiap 50 indikator ini, terdapat Pembahasan


tiga kemungkinan skor—tinggi, sedang Kinerja Aktual KPK 2016-2019.
dan rendah—dan tiga tingkat nilai yang Komisi Pemberantasan Korupsi
ditentukan untuk masing-masing (KPK) dibentuk berdasarkan Undang-
indikator. Dalam menilai setiap indikator, Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
tim peneliti mengidentifikasi sumber Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
informasi spesifik. Korupsi. KPK diberi amanat melakukan
Selanjutnya, tim peneliti pemberantasan korupsi secara
memperkuat setiap skor dengan profesional, intensif, dan
melakukan wawancara mendalam dengan berkesinambungan. KPK merupakan
staf dan manajemen KPK, serta lembaga negara yang bersifat independen,
wawancara konfirmatif dengan pihak yang dalam melaksanakan tugas dan
terkait lain seperti lembaga pemerintah, wewenangnya bebas dari kekuasaan
cabang pemerintahan, akademisi, media manapun.
massa dan organisasi masyarakat sipil. Hasil akhir penilaian menunjukkan
performa Komisi Pemberantasan korupsi
(KPK) mendapatkan persentase 80 persen.

44
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

KPK memiliki modalitas besar yang dapat pemerintah. Kemauan politik merupakan
dilihat dari faktor lingkungan pendukung konsep yang kompleks dan beragam. Bagi
yang sangat menunjang, baik secara Brinkerhoffs, kemauan politik perlu
internal maupun eksternal. Faktor diterjemahkan sebagai tingkat komitmen
pendukung internal KPK menyumbang para pembuat keputusan kunci dalam
85,71%, dimana indikator yang perlu menghasilkan solusi kebijakan tertentu.
menjadi prioritas untuk ditingkatkan (Brinkerhoff, 2000). Kemauan politik ini
kinerjanya adalah indikator-indikator dapat dilihat dari adanya iklim politik yang
terkait dengan pengelolaan sumber daya kondusif bagi penerapan prinsip-prinsip
manusia. antikorupsi yang ditunjukkan di dalam
Berdasarkan rentang enam dimensi kerangka regulasi dan mekanisme
yang diukur dalam penelitian ini akuntabilitas dari lembaga-lembaga
(Transparency International Indonesia, politik.
2019), KPK memperoleh satu dimensi Dari segi regulasi, evaluasi terhadap
yang memiliki persentase di atas 85 kepatuhan UNCAC menunjukkan bahwa
persen, yaitu dimensi Pencegahan, masih banyak ketentuan pidana korupsi
Pendidikan dan Penjangkauan (88 yang belum masuk UU Tipikor, seperti
persen); empat dimensi yang memiliki trading in influence, memperkaya diri
persentase antara 70-85 persen yaitu sendiri dengan tidak sah (illicit
dimensi a) Kemandirian dan Status (83 enrichment), suap di sektor swasta,
persen), b) Akuntabilitas dan Integritas penyuapan terhadap pejabat publik asing,
(78 persen), c) Deteksi, Investigasi dan perampasan aset, serta syarat-syarat
Penuntutan (83 persen), dan d) Kerjasama kerugian negara (Komisi Pemberantasan
dan Hubungan Eksternal (83 persen. Korupsi , 2019).
Sedangkan dimensi dimensi Di dalam komponen yang terkait
Keuangan dan Sumber Daya Manusia dengan pemimpin ACA, ada dua hal yang
mendapatkan persentase di bawah 70% menjadi sorotan, yakni integritas pasca
dengan persentase 67 persen. Perlu menjabat dan tingkat keamanan. Posisi
dicatat bahwa ada perbedaan komposisi pimpinan pasca menjabat komisioner KPK
antara indikator per dimensi sehingga perlu untuk diperhatikan agar integritas
tidak secara langsung sebanding. lembaga tempat para komisioner
Dimensi Independensi dan Status selanjutnya dapat terus terjaga.
dianggap moderat. Ada tiga dari sembilan Dalam beberapa kasus misalnya,
indikator yang memiliki skor sedang, yaitu terjadi jual beli jabatan di Kementerian
kerentanan dalam keamanan masa jabatan Agama, dimana Bapak Mochammad Jasin
dari pimpinan KPK, kurangnya KPK dalam yang dulu pernah menjadi komisioner KPK
mengelola otoritas operasional, dan ada menjadi Inspektorat di Kementerian
indikasi terbatas penggunaan KPK sebagai Agama hingga 2016 silam (Republika,
alat politik. Sebagian dari ini terutama 2019). Atau Bambang Widjojanto, Busyro
tercermin dalam kurangnya kewenangan Muqaddas, dan Adnan Pandu Praja yang
KPK dalam mengelola sumber daya belum lama lepas jabatan, kemudian
manusianya. Ada berbagai dugaan kasus masuk ke ranah politik.
penghambatan, terutama yang terkait Perlu diterapkan mekanisme,
dengan lembaga penegak hukum lainnya. termasuk pada mantan komisioner KPK
Dimensi independensi ini sangat agar integritas lembaga dapat terus
terkait dengan kemauan politik terjaga. OECD dalam Panduan Managing

45
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

Conflict of Interest in the Public Service (CVC) dan Komisi Anti Korupsi dan Komisi
merekomendasikan bahwa saat post- Kewaspadaan Negara di 28 negara bagian
employment, pejabat publik memiliki India. Dalam kondisi seperti ini,
cooling-off period, yakni interval waktu pemerintah memastikan kinerja semua
(diusulkan setahun) agar pejabat publik ACA di India dan bukan hanya CBI, yang
terkait tidak terlibat dalam pembentukan merupakan ACA utama.
kebijakan yang menguntungkan pihak lain Sementara di Filipina, terdapat lima
ketika ia akan selesai masa jabatannya. Di ACA yakni OMB (ACA utama);
Jepang, pendekatan ini dikenal dengan Sandiganbayan (pengadilan Tipikor);
istilah amakudari. Komisi Presiden tentang Pemerintahan
Aspek keamanan baik ancaman yang Baik; Dewan Koordinasi Anti-Korupsi
kriminalisasi dan keamanan diri pimpinan Antar Lembaga; dan Kantor Wakil
juga dapat dikatakan sangat rentan. Sesuai Sekretaris untuk Urusan Hukum
dengan mandat pasal 6 UU No. 30 Tahun (ODESLA), yang menjalankan fungsi badan
2002, KPK memiliki keleluasaan antikorupsi Presiden setelah dibubarkan
melakukan penyelidikan dan/ penuntutan. pada November 2011 oleh Presiden
Walaupun seperti itu, tingkat Benigno Aquino.
security of tenure pimpinan KPK dapat Di Taiwan, selain dari AAC,
dikatakan sangat rentan. Dalam proses Kementerian Investigasi Kehakiman
penegakan hukumnya, tak jarang banyak (MJIB) juga melakukan fungsi antikorupsi
terjadi upaya penyerang balik melalui dan non korupsi, dan Kantor Kejaksaan
praktik kriminalisasi. Namun hingga saat Umum bertanggung jawab menuntut
ini, UU KPK tidak mengatur mengenai korupsi dan pelanggaran non korupsi.
adanya hak imunitas bagi Komisioner dan Sementara di Australia, terdapat dua ACA
pegawai KPK untuk memiliki kekebalan di New South Wales yaitu ICAC dan Police
hukum dari penuntutan pidana/perdata Integrity Commission (PIC), yang didirikan
untuk tindakan yang dilakukan dalam pada Juli 1996.
pelaksanakan mandat mereka. Enam ACA lainnya di Australia
Hak kekebalan hukum atau imunitas adalah Komisi Australia untuk Integritas
bagi pimpinan KPK sebelumnya menjadi Penegakan Hukum; Komisi Kejahatan dan
wacana serius setelah dua pimpinan KPK Korupsi di Queensland; Komisi Korupsi
dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal dan Kejahatan di Australia Barat; Komisi
Mabes Polri atas dugaan kejahatan (CNN Integritas di Tasmania; Komisi Anti
Indonesia, 2016). Beberapa pakar menilai Korupsi di Victoria; dan Komisaris
pemberian hak imunitas atau kekebalan Independen Anti Korupsi dan Kantor
hukum justru seolah-olah Integritas Publik di Australia Selatan.
memprioritaskan KPK. Padahal di lembaga Di Indonesia, walaupun KPK
Ombudsman misalnya, yang memiliki memiliki mandat pemberantasan korupsi
risiko yang lebih kecil daripada KPK, yang sangat kuat, fungsi pemberantasan
bahkan sudah memiliki ketentuan korupsi di Indonesia hingga saat ini juga
mengenai imunitas terbatas ini. dipegang oleh Kepolisian dan Kejaksaan.
Dalam aspek penguatan Dalam beberapa konteks, potensi
pemberantasan korupsi, beberapa negara konflik kepentingan ketika sedang
sudah menerapkan badan tunggal mengusut kasus di tubuh Kepolisian
pemberantasan korupsi. Sebagai contoh, maupun Kejaksaan membuat proses
tugas pengendalian korupsi di India dibagi hukum menjadi rumit. Pimpinan KPK
antara CBI, Komisi Kewaspadaan Sentral dalam rapat kerja dengan DPR 2019 telah

46
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

mendorong agar fungsi pemberantasan khusus menargetkan aktor pemerintah. De


korupsi hanya dipegang KPK saja (IDN Sousa (2010: 13) dengan tepat
Times, 2018). berpendapat bahwa ACA seperti KPK
Dari uraian di atas, dapat terlihat rentan digunakan sebagai “lembaga perias
bahwa kemauan politik mengacu pada jendela (window dressing institutions)”
komitmen berkelanjutan dari para yang hanya berfungsi sebagai mekanisme
pemimpin politik untuk wacana antikorupsi pemerintah dimana
mengimplementasikan kebijakan dan dapat membawa keuntungan simbolis
program antikorupsi. Sehingga tidak yang cukup besar bagi inkumben (De
mengherankan bahwa para politisi korup Sousa 2010: 17).
yang merupakan penerima manfaat Kehadiran ACA yang independen
terbesar dari korupsi memiliki kekuatan juga mengirimkan sinyal kuat kepada
dan menggunakan sifat korup pemerintah publik, pejabat dan pengusaha bahwa
untuk mempertahankan kekuasaannya. negara berkomitmen untuk memerangi
Dikarenakan kegiatan pemerintah korupsi. Sehingga keuntungan awal ini
tidak pernah gratis, gagasan untuk dapat terkikis jika pemerintah tidak
mendorong komitmen politik perlu menunjukkan komitmennya dengan
mempertimbangkan biaya yang melekat menyediakan ACA yang memiliki kekuatan
dari tindakan tersebut. Sebagai contoh, hukum, sumber daya manusia serta
Klitgaard (1988: 195) menyatakan bahwa anggaran yang memadai untuk
dalam praktiknya, upaya antikorupsi tidak menjalankan fungsinya. Pemerintah harus
pernah berada dalam titik nol, selalu ada memberi ACA otonomi operasional
trade-off untuk mendorong upaya sehingga dapat menyelidiki siapa pun,
antikorupsi agar optimal atau sebaliknya. terlepas dari status, kedudukan, atau
Pasang surut siklus kemauan politik afiliasi politiknya. Semua keuntungan ini
pemerintah terhadap keberadaan ACA di tidak akan berarti jika pemerintah gagal
suatu negara tidak dapat terelakkan. mendukung ACA.
Relasi tidak harmonis antara Pemerintah Dimensi kedua, dalam Sumber Daya
dan ACA dicontohkan oleh serangan Manusia dan Anggaran KPK
pemerintah terhadap Komisi Slovenia membutuhkan perhatian lebih dari semua
untuk Pencegahan Korupsi (Batory, 2010), pemangku kepentingan. Ada empat dari
atau dalam perlakuan yang diterima oleh sembilan indikator terkait dengan
inisiatif antikorupsi di Georgia sebelum anggaran yang memiliki skor moderat,
Revolusi Mawar (Kupatadze, 2012). yaitu kecukupan anggaran stabilitas
Di Indonesia, fenomena “Cicak vs anggaran, keahlian penuntutan dan
Buaya” yang menunjukkan bahwa pencegahan, dan proporsi anggaran yang
komitmen antikorupsi di Indonesia bukan rendah untuk APBN.
diterjemahkan ke dalam dukungan Kekuatan utama dari lembaga
terhadap penguatan KPK tetapi seberapa antikorupsi adalah independensi
berdampak positif menciptakan modal termasuk dalam mengelola sumber daya
politik baru. manusianya. Terdapat dua landasan
Dalam sisi yang berlawanan, para hukum yang menguatkan KPK agar
pemimpin politik enggan memperkuat merekrut penyidik yang bukan dari
KPK karena minim insentif terhadap lembaga penegak hukum, yakni Pasal 45
modal politik tersebut. Bagaimanapun ayat (1) Undang-Undang KPK yang
juga, karena KPK dalam hal ini juga secara menyebut penyidik adalah penyidik pada

47
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

KPK yang diangkat dan diberhentikan oleh Thailand adalah 924 orang dengan 64,2
KPK. Kedua, putusan Mahkamah juta orang”.
Konstitusi pada 2016 yang kembali Di dalam laporan-laporan kinerja
menegaskan legalitas KPK untuk KPK, ditemukan juga bahwa tingkat
mengangkat penyidik independen. KPK penetapan tersangka menurun dalam dua
dalam hal ini memiliki keleluasaan dalam tahun terakhir, dari 100% di tahun 2017
memilih dan mengangkat pegawainya, menjadi 78,51% di tahun 2018 (Komisi
namun dalam praktiknya juga sangat Pemberantasan Korupsi, 2019). Dengan
terkait dengan politik penegak hukum semakin luasnya dimensi kejahatan
dengan Polri. korupsi dan penggunaan teknologi,
KPK juga memiliki keterbatasan penyidik KPK dituntut lebih cepat
jumlah tenaga penindakan untuk beradaptasi dengan kebutuhan. Kalahnya
menuntaskan perkara-perkara yang beberapa kali KPK di beberapa
mangkrak, ditambah jumlah pengaduan praperadilan juga menjadi indikator
publik yang banyak. Total pegawai KPK perlunya penguatan keahlian.
pada tahun 2018 berjumlah 1.652 Pada aspek daya dukung anggaran,
pegawai. Komposisi pegawai terbesar ditemukan bahwa anggaran aktual sudah
berada pada kesekjenan 509 pegawai atau cukup secara operasional tapi masih
30,81 persen diikuti kedeputian minim dalam pengungkapan kasus-kasus
penindakan total 440 pegawai atau 26,63 korupsi model baru. Disisi lain juga ada
persen, termasuk di dalamnya 119 masalah penyerapan anggaran yang belum
penyelidik, 106 penyidik terdiri atas 48 maksimal.
penyidik pegawai tetap KPK dan 56 Anggaran KPK dalam periode 2015-
penyidik berasal dari Polri dan 2 Penyidik 2019 cenderung fluktuatif dan sangat kecil
PNS serta 78 penuntut umum. Dan porsinya di dalam APBN (kurang dari
berikutnya adalah pegawai di kedeputian 0,0004% tiap tahunnya) (Kementerian
pencegahan 310 pegawai atau 18,77 Keuangan, 2019). Perencanaan
persen (Komisi Pemberantasan Korupsi, penganggaran dengan instansi terkait
2018). yang belum maksimal dan realisasi
Pada tahun 2018, komparasi program yang tidak penuh juga menjadi
pegawai KPK dengan jumlah penduduk salah satu faktor yang perlu diperhatikan
Indonesia adalah 1558 orang berbanding KPK ke depan.
dengan ±265 juta orang. Sedangkan Angka pendanaan kegiatan
sebagai gambaran kondisi perbandingan pemberantasan korupsi tersebut dinilai
jumlah pegawai dengan jumlah penduduk sangat kecil dibanding CPIB Singapura
negaranya pada beberapa ACA lain di atau ICAC Hongkong. Laporan
tahun 2005 saja adalah (1) perbandingan Transparency International tahun 2017
jumlah pegawai ICAC dengan jumlah tentang Penilaian Badan Antikorupsi (ACA
penduduk Hong Kong adalah 1194 orang Assesment), ditemukan bahwa anggaran
berbanding 7 juta orang; (2) perbandingan KPK memang cukup namun jumlahnya
pegawai CPIB dengan jumlah penduduk kurang dari 0,10% dari APBN
Singapura adalah 81 orang berbanding 4,3 (Transparency International Indonesia,
juta orang; (3) perbandingan pegawai 2017).
KICAC dengan jumlah penduduk Korea Dalam laporan tersebut, indikator
Selatan adalah 205 orang berbanding 47,8 anggaran ditemukan paling buruk (skor
juta orang; (4) perbandingan antara 58) diantara indikator-indikator penilaian
pegawai NACC dengan jumlah penduduk lain. Menurut Mantan Komisioner di

48
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

Independent Commission Against Secara umum, dimensi


Corruption (ICAC) Bertrand de Speville, Akuntabilitas dan Integritas dianggap
Negara yang berhasil memberantas moderat. Sebagai organisasi yang telah
korupsi setidaknya mengalokasikan berjalan selama 15 tahun, KPK dianggap
0,05% dari total anggaran negara. Padahal berhasil mengembangkan sistem
alokasi anggaran yang memadai bagi KPK meritokrasi dengan kontrol sistem yang
merupakan acuan penting kemauan cukup baik.
politik Pemerintah dalam memberantas Namun, ada empat dari sembilan
korupsi. Oleh karena itu, KPK perlu secara indikator yang dianggap memiliki skor
serius berkomunikasi dengan Pemerintah sedang, yaitu mekanisme peninjauan
dan DPR RI terkait alokasi anggaran. internal, kepatuhan dengan proses hukum,
Kecukupan anggaran ini terutama penanganan pelaporan pegawai, dan hasil
sangat berkaitan dengan biaya pelaporan pegawai. Indikator terkait erat
penanganan perkara. Di KPK sendiri dengan kinerja Deputi Pengawasan
menggunakan sistem pagu. Pagu anggaran Internal dan Pengaduan Masyarakat
tahap penyelidikan 11 miliar rupiah untuk (PIPM) yang dianggap masih perlu
proyeksi 90 perkara. Tahap penyidikan ditingkatkan terutama pada penegakan
punya pagu anggaran 12 miliar untuk pelanggaran etika.
proyeksi 85 perkara. Independensi dalam hal ini tidak
Sementara, untuk boleh diartikan bahwa ACA boleh tidak
tahap penuntutan dan eksekusi bertanggung jawab dalam melaksanakan
dialokasikan 14,329 miliar untuk 85 kasus. akuntabilitas publiknya. ACA tetap harus
Selain itu, masih ada biaya yang digunakan tunduk pada aturan hukum dan koridor
untuk eksekusi pidana badan sebesar 45 hak asasi manusia dalam setiap operasi
miliar rupiah. Mekanisme ini perlu mereka, tetap menyerahkan laporan
dievaluasi ulang mengingat borosnya kinerja reguler ke lembaga eksekutif dan
biaya operasional, dan minimnya tingkat legislatif, serta menyediakan akses publik
pengembalian aset dari perkara yang ke semua informasi tentang pekerjaan
ditangani KPK. ACA.
Perkara dugaan pelanggaran berat
1. yang ditengarai pelakunya pegawai di
Independen Bagian Penindakan KPK tidak sepenuhnya
si dan
Status (9…
ditindaklanjuti oleh pimpinan KPK.
6. Kerja 2. Sumber Penanganan perkara oleh Pengawas
83%
Sama dan Daya Internal juga diduga tidak transparan.
Hubungan83% 67% Manusia Contohnya terdapat pada perusakan
Eksternal… dan…
5. 3. barang bukti berupa buku catatan
Pendidikan, 78%Akuntabilit keuangan milik Basuki Hariman, terpidana
88%
Pencegaha
83%
as dan dalam kasus suap mantan hakim
n, dan… Integritas…
4. Deteksi,
Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar.
Penyidikan, Ajun Komisaris Roland Ronaldy dan
dan Komisaris Harun selaku penyidik KPK
Penuntut…
kemudian hanya dikembalikan ke
Kepolisian karena terlibat dalam perkara
Gambar 1. Ringkasan Penilaian Komisi ini, dan tidak dikenai pasal telah
Pemberantasan Korupsi menghalangi penyidikan.

49
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

KPK perlu memperbaiki penegakan meninjau penanganan ICAC atas


etik internal melalui Biro PIPM. Adanya pengaduan non-pidana terhadap
petisi tersebut, semakin memperkuat personelnya.
indikasi adanya upaya sistematis Kinerja KPK di bidang dimensi
melemahkan kinerja penegakan hukum Deteksi, Investigasi dan Penuntutan
KPK dari internal. KPK perlu menaruh disorot terutama ketika mengungkap
perhatian lebih karena secara simultan hal kasus-kasus yang tidak mengenal
ini akan berdampak pada proses status/posisi apa pun. Ada tiga dari
pemberantasan korupsi di masa depan. sembilan indikator yang memiliki skor
Sesuai alat ukur ini, setidaknya sedang, yaitu dimensi efisiensi dan
terdapat tiga cara untuk meningkatkan profesionalisme terkait dengan konteks
akuntabilitas ACA. Pertama, melalui bukti dan administrasi kasus seperti surat
laporan tahunan dimana ACA dapat pencarian tertib dan informasi terkait
memberikan informasi penting dan laporan investigasi yang telah bocor
relevan tentang kegiatannya kepada beberapa kali, dan upaya untuk
publik. Selain memastikan akuntabilitas memulihkan kerugian uang negara belum
kepada Parlemen, laporan tahunan ACA dimaksimalkan.
harus memberikan informasi yang Dua indikasi utama dari aspek
komprehensif tentang kegiatannya selama profesionalisme ini adalah menurunnya
tahun sebelumnya kepada publik. Laporan conviction rate dari 100 persen di tahun
tahunan ACA juga harus ditinjau 2017 menjadi 79,10 persen di tahun 2018,
aksesibilitasnya bagi publik. serta tingkat keberhasilan dalam sidang
Kedua, melalui mekanisme praperadilan yang menurun. Dari berbagai
pengawasan eksternal terhadap operasi penggalian informasi, pengelolaan
ACA, sebagai contoh dalam bentuk komite manajemen perkara di tingkat Satgas
penasihat atau peninjau. ICAC Hong Kong perlu dibenahi.
misalnya memiliki empat komite Selain itu, penuntut umum KPK juga
penasihat yang terdiri dari publik dan dianggap belum konsisten. Dalam
pegawai negeri: Komite Penasihat beberapa kasus di mana kerugian negara
Korupsi; Komite Peninjauan Operasi; diperkirakan sangat besar, dakwaannya
Komite Penasihat Pencegahan Korupsi; justru cukup rendah. Diperlukan pedoman
dan Komite Penasihat Warga untuk untuk penuntutan kasus agar kesenjangan
Hubungan Masyarakat. dapat dipenuhi. Pendekatan untuk Operasi
Ketiga, jumlah pengaduan yang Tangkap Tangan juga perlu ditinjau lagi,
dibuat oleh publik terhadap personel ACA terutama untuk meningkatkan putusan di
per tahun dan jumlah putusan kasus yang persidangan. Kurangnya pemulihan aset
berkekuatan hukum tetap. Apakah terkait erat dengan kurangnya
keluhan tersebut diselidiki oleh organisasi penggunaan UU Pencucian Uang (TPPU)
eksternal atau oleh unit perilaku internal dalam kasus-kasus yang ditangani oleh
di dalam ACA juga perlu dilihat. KPK. Visi TPPU dalam strategi penegakan
Di Hong Kong, kelompok investigasi hukum harus menjadi fokus KPK di masa
dan pemantauan internal ICAC juga depan.
menyelidiki pelanggaran disiplin staf dan Disisi lain, Peraturan Mahkamah
tuduhan korupsi terhadap petugas ICAC Agung No 13 Tahun 2016 tentang Tata
dan pengaduan non-pidana terhadap Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana
mereka. Ada juga Komite Pengaduan ICAC oleh Korporasi tersebut menjadi amunisi
yang independen untuk memantau dan baru bagi KPK. Terbukti dari tahun 2016

50
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

hingga 2019 KPK telah menetapkan lima Sementara itu, catatan penting di
korporasi sebagai tersangka korupsi. Hal dalam dimensi Kerjasama dan Hubungan
ini patut diapresiasi, karena dengan Eksternal meliputi kerjasama dengan
menetapkan korporasi sebagai subjek lembaga penegakan hukum (Kepolisian
tindak pidana maka akan mempersempit dan Kejaksaan), dan kurangnya akses
kemungkinan pihak swasta untuk untuk bekerja sama dengan kelompok-
melakukan praktik koruptif. Diharapkan kelompok yang terpinggirkan.
penindakan korupsi korporasi perlu lebih Memperkuat strategi mekanisme
masif kedepannya pemicu (trigger mechanism), sebagai
Di dimensi kelima, Pendidikan, stimulus agar upaya pemberantasan
Pencegahan dan Penjangkauan, kinerja korupsi oleh lembaga yang ada menjadi
KPK berada dalam kategori baik. Ada dua lebih efektif dan efisien adalah penting,
dari sembilan indikator yang memiliki terutama setelah munculnya berbagai
skor sedang. Skor moderat diberikan konflik yang melibatkan pegawai dari
untuk perencanaan strategis untuk Kepolisian.
kegiatan pencegahan yang belum Membangun strategi komunikasi
maksimal, dan upaya mengoordinasikan publik para pemimpin KPK juga
dan mengawasi (Koordinasi dan merupakan agenda penting. Sebagai
Supervisi/Korsup) masih perlu penegak hukum, KPK dinilai hanya perlu
ditingkatkan, terutama dengan lembaga mengomunikasikan temuan hukum yang
penegak hukum yaitu polisi dan jaksa. sudah tersedia, dan tidak menyajikan hal-
Korsup perlu memperluas fokusnya hal yang tidak memiliki kekuatan hukum
sehingga mampu menerapkan pencegahan permanen, dan justru menyampaikan
korupsi dan mereformasi birokrasi berbagai pernyataan kontroversial.
internal secara lebih efektif. KPK dirasa masih harus
Terdapat tiga bagian kepatuhan meningkatkan kerja sama dan pola
yang perlu terus diperkuat, meliputi supervisi dengan lembaga penegak hukum
kepatuhan terhadap rekomendasi lain, terutama Polri—walaupun jika dilihat
Koordinasi Supervisi Pencegahan dari parameter-parameter lain seperti
(Korsupgah), kepatuhan Laporan Harta pelaporan SPDP dari Kepolisian dan
Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), dan Kejaksaan, yang rata-rata mencapai 921
kepatuhan pembentukan Unit SPDP per tahun sudah cukup baik (Komisi
Pengendalian Gratifikasi (UPG). Pemberantasan Korupsi, 2019).
Di sisi lain kehadiran Perpres No. 54 Peningkatan tersebut terutama penting
Tahun 2018 tentang Strategi Nasional pasca kembali munculnya berbagai konflik
Pencegahan Korupsi dapat membantu yang melibatkan penyidik internal dan
KPK untuk lebih fokus pada dimensi- penyidik dari unsur Polri.
dimensi pencegahan yang ditargetkan. Selain itu, dikarenakan adanya
KPK dinilai perlu secara lebih masif keterbatasan SDM, dalam proses tindak
melakukan sosialisasi, diseminasi, dan lanjut aduan, KPK juga perlu
kampanye publik terkait inisiatif Stranas menggandeng lembaga lain seperti Aparat
PK. Selain itu program Korsupgah, Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),
terutama yang dilakukan di 9 wilayah, Badan Pengawas (Bawas), dan Komisi
dinilai belum fokus terutama dalam Yudisial.
konteks pendampingan Pemda dalam
kerangka Stranas PK.

51
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

100% Faktor Pendukung perusahaan. Dalam aspek pencegahan,


FAKTOR PENDUKUNG
80%
Internal (85,71%)
praktik baik KPK di Korsupgah regional
perlu dilakukan secara terus menerus.
Faktor Pendukung Ekternal
60% (78,13%)

40% Mempertahankan pola organisasi dengan


20% sistem prestasi dan mengembangkan
0%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
pusat pendidikan perlu dipertahankan.
PERFORMA KPK Sedangkan 78,13% dari faktor
pendukung eksternal KPK masih dianggap
Grafik 1. Hasil Penilaian – Faktor Pendukung sebagai penghambat pekerjaan KPK,
terhadap Performa KPK terutama yang terkait dengan otoritas
hukum formal dalam mempercepat
Dari elaborasi di atas, keberhasilan otoritas operasional dan anggaran.
KPK dalam memberantas korupsi Dengan demikian, melihat hasil dari enam
menunjukkan bahwa kerja ACA dapat dimensi penilaian, penguatan
sangat efektif bahkan di dalam lingkungan kelembagaan KPK di masa depan perlu
pemerintahan yang buruk dan korupsi dievaluasi dengan melihat faktor-faktor
yang tinggi, serta dalam waktu yang relatif pendukung internal dan eksternal yang
singkat. berfokus pada peningkatan manajemen
Pendekatan penting yang perlu sumber daya manusia.
dilakukan agar tetap menjaga kinerja KPK
adalah memastikan independensi tetap Mengembangkan Penakaran Evaluasi
berjalan. Para pembuat kebijakan harus KPK
menghindari penyalahgunaan ACA sebagai Dari riset ini juga ditemukan bahwa
alat viktimisasi politik, seperti yang terjadi evaluasi organisasi merupakan komponen
di MACC Malaysia, yang hampir penting dalam menjaga kinerja baik KPK.
sepenuhnya bergantung pada perdana Dalam buku Modern Organizations, Amitai
menteri dan raja, sehingga di mata publik Etzioni menekankan bahwa efektivitas
lembaga ini hanya digunakan sebagai alat aktual dari suatu organisasi ditentukan
untuk melawan oposisi politik. dari sejauh mana organisasi tersebut
Hal yang sama juga terjadi masalah mampu merealisasikan tujuannya
pada Biro Anti-Korupsi Pusat Polandia (Etzioni, 1964). Dengan kata lain,
yang hanya bergantung kepada kehendak efektivitas organisasi mengacu pada
perdana menteri dan komposisi politik tingkat pencapaian tujuan.
parlemen saat itu. Di negara-negara yang Efektivitas organisasi tersebut,
sedang mempertimbangkan pembentukan menurut Basil S. Georgopoulos dan Arnold
ACA, seperti Papua Nugini, harus S. Tannenbaum, juga perlu dilihat dari
menyadari prasyarat untuk sejauh mana suatu organisasi—sebagai
keberhasilannya dan kebutuhan untuk sebuah sistem sosial—dapat memenuhi
meningkatkan tata kelola sektor publik tujuannya tanpa melumpuhkan sarana
dengan memperkuat supremasi hukum dan sumber dayanya serta tidak
dan institusi akuntabilitas. menempatkan tekanan yang tak
Selain memperkuat faktor semestinya pada organisasi
lingkungan pendukung, KPK perlu terus (Georgopoulos & Tannenbaum, 1957).
mempertahankan kinerjanya dalam Dengan demikian, ACA termasuk
strategi penegakan hukum, bersama KPK dipandang sebagai organisasi yang
dengan fokus pada penyelesaian korupsi efektif apabila jika dalam mencapai
politik besar dan kasus korupsi tujuannya, hanya ada sedikit/tidak ada

52
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

sama sekali konsekuensi yang merugikan tugas-tugas yang sebenarnya dialokasikan


bagi anggotanya. untuk ACA dengan perangkat pelayanan
Sesuai dengan evaluasi organisasi publik yang lebih besar memperjelas
pada umumnya, sangat krusial untuk bahwa pengukuran ini hanya dapat
mengidentifikasi kebutuhan jangka mengambil set yang terbatas.
panjang. Hasil studi di atas menunjukkan ICAC Hong Kong misalnya telah
bahwa pengukuran yang berasal dari melakukan survei sejak tahun 1977. Survei
pihak eksternal perlu diperkuat oleh yang diprakarsai oleh Departemen
pengukuran dari dalam ACA itu sendiri Hubungan Masyarakat ini kemudian
agar semakin komprehensif. menemukan dalam tiap survei berikutnya,
Melakukan pengukuran nilai bahwa hampir semua orang di Hong Kong
tambah atau hasil bersih kerja ACA telah mendengar ICAC (Anti-Corruption
memang rumit, karena pada umumnya Resource Centre, 2011) (ICAC, 2018).
akan menghadapi serangkaian masalah Sementara CPIB di Singapura
metodologis yang rumit serta kebutuhan menugaskan Forbes Research untuk
akan waktu dan sumber daya yang melakukan survei persepsi publik
signifikan. terhadap 1.000 warga Singapura berusia
Bahkan jika masalah ini diatasi, antara 16 dan 60 tahun sejak Oktober
upaya penilaian akan menghadapi 2002. Survei ini menemukan bahwa 13
serangkaian fenomena yang sangat persen sebagai sangat baik sekali
kompleks. Ditambah seringkali, (excellent) dan 42 persen sebagai sangat
kesimpulan yang salah diperoleh dari bias baik (very good), 39 persen sebagai baik,
analisis juga sering terjadi. dan hanya 7 persen sebagai cukup.
Dalam merespon hal ini, perlu Sementara sejak tahun 1993, ICAC di
dibedakan antara “bias-gejala" (melawan New South Wales (NSW) telah melakukan
gejala-gejala korupsi dengan intervensi survei berkala untuk memantau
yang ditargetkan sementara mengabaikan perubahan dan kecenderungan kesadaran
penyebab struktural) dan "bias injeksi" masyarakat akan korupsi, dan persepsi
(berfokus pada lembaga yang berdiri serta sikap terhadapnya. Pada 2012, ICAC
sendiri untuk merugikan kebutuhan melakukan survei sikap masyarakat yang
mendasar lingkungan kelembagaan yang berfokus pada empat bidang ini: persepsi
lebih besar) (Meagher, 2002) sehingga tingkat keparahan korupsi di NSW;
dapat mengetahui strategi intervensi kesadaran publik tentang ICAC; evaluasi
terbaik. ICAC; dan sikap untuk melaporkan korupsi
Dalam meninjau kinerja ACA, tentu (ICAC New South Wales, 2014).
bisa didalami seberapa baik ACA Bhutan, Korea Selatan dan Mongolia
melaksanakannya. Sehingga keberadaan juga telah melakukan penilaian integritas
alat ukur ini menjadi signifikan dalam badan-badan publik di negara mereka.
mengukur dampak kebijakan ACA di masa Komisi Anti-Korupsi Bhutan (ACC) telah
depan. melakukan survei Penilaian Integritas
Untuk saat ini, alat ukur yang Nasional pada 2009 dan 2012 (ACC
dirancang Transparency International Bhutan, 2013). Pada 2012, 64,9 persen
lebih fokus pada apa yang dilakukan ACA responden mengatakan bahwa ACC
dan seberapa baik melakukannya. Tentu Bhutan sangat efektif dibandingkan
sebagai alat, pendekatan ini juga memiliki dengan 31 persen dalam survei 2009
beberapa keterbatasan. Membandingkan tentang sikap publik terhadap korupsi dan

53
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

ACC. Pada tahun 2011, Komisi Anti  Transparansi: Visibilitas dan


Korupsi dan Hak Sipil (ACRC) Korea penjangkauan merupakan hal penting
Selatan melakukan penilaian integritas untuk menarik dukungan publik.
lebih dari 700 lembaga publik untuk Evaluasi dapat menghasilkan laporan
mendeteksi area rawan korupsi (ACRC, tertulis dan angka kinerja nyata yang
2012). Selama tahun yang sama, ACRC juga berkontribusi terhadap transparansi.
memprakarsai penilaian integritas 6.400  Akuntabilitas: KPK adalah badan
pejabat senior di 156 lembaga publik. yang didanai publik. Oleh karena itu,
Di Mongolia, IAAC telah melakukan KPK perlu melaporkan kegiatan
beragam survei: (1) survei indeks korupsi mereka, masalah yang dihadapi, dan
Mongolia pada tahun 2009 dan 2011; (2) hasil aktivitas kepada mereka yang
survei evaluasi tingkat integritas mendanai kegiatan KPK. Evaluasi
organisasi publik pada 2008, 2010 dan dalam hal ini dapat memberikan
2012; dan (3) survei tahunan tentang informasi yang akurat tentang kinerja
persepsi korupsi pada lembaga-lembaga dan membuat KPK dapat melacak
politik dan penegakan hukum sejak 2008 kemajuan dengan lebih mudah dan
(OECD, 2014). sistematis.
Selain survei yang dilakukan oleh  Memori kelembagaan: Evaluasi
IAAC, Asia Foundation dan Sant Maral memungkinkan KPK untuk
Foundation juga telah melakukan banyak mengembangkan memori internal
survei pembanding sejak Maret 2006 tentang manajemen pengetahuan
untuk menilai situasi aktual dari korupsi di dalam berbagai fase KPK.
berbagai sektor dan persepsi publik  Pembelajaran: Evaluasi dapat
tentang efektivitas IAAC dalam menyediakan bukti dan menguji
memberantas korupsi (Asia Foundation & asumsi, serta dapat berguna dalam
Sant Maral Foundation, 2015). menyesuaikan strategi, kebijakan,
Di Indonesia sendiri, sayangnya dan praktik.
hingga saat ini KPK belum pernah  Memperbaiki kebijakan: Kerangka
melakukan penelitian terukur yang kerja evaluasi dapat memberikan
mengevaluasi kinerjanya sendiri secara indikasi kepada pemimpin KPK dan
terbuka. Evaluasi terhadap capaian dari pemerintah tentang apakah opsi
rencana strategis berbasis divisi atau kebijakan yang selama ini diambil
program memang ada (walaupun dapat berfungsi dengan maksimal
persentasenya pun sangat kecil), namun atau sebaliknya.
evaluasi yang bersifat keseluruhan belum  Kinerja yang lebih baik: Semua hal
pernah dilakukan. Berbagai dimensi di atas dapat berkontribusi pada
penelitian yang hingga saat ini kinerja KPK yang lebih baik dalam
dikembangkan fokus pada entitas memerangi korupsi. Hal juga
dan/nilai pada kelembagaan lain. Dalam memberi KPK basis yang lebih kuat
hal ini penting seharusnya bagi KPK mulai untuk mengumpulkan dana dan
mengembangkan alat ukur bagi memengaruhi kebijakan.
organisasinya secara mandiri.
Padahal setidaknya terdapat 7
Penutup
manfaat jika KPK mengembangkan sistem
Berdasarkan berbagai temuan di
pengukuran kinerja dan dampaknya
atas, studi ini merekomendasikan bahwa
secara mandiri (Anti-Corruption Resource
KPK perlu segera memberi perhatian
Centre, 2011):

54
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi

besar untuk memperbaiki tata kelola kemudian dapat diluncurkan untuk


organisasi dan menggunakan otoritas mengatasi masalah dampak. Langkah
independennya dengan fokus pada pertama yang dilakukan adalah
investasi sumber daya manusia jangka meningkatkan pemahaman ACA tentang
panjang. hubungan sebab akibat antara hasil upaya
Selain meningkatkan visi SDM dan anti-korupsi dan indikator keseluruhan
memperkuat kontrol internal, melalui korupsi dengan kualitas tata kelola.
studi ini juga merekomendasikan semua Penelitian ini akan menjadi bagian dari
pihak harus memastikan bahwa KPK dapat upaya yang lebih luas, untuk memahami
melaksanakan fungsi-fungsi penegakan dinamika dan efek korupsi dan langkah-
hukumnya secara independen dan bebas langkah antikorupsi.
dari konflik kepentingan.
Studi ini utamanya memberikan dua Referensi
rekomendasi utama. Pertama, KPK sebaga ACC Bhutan. (2013). National Integrity
ACA harus didorong untuk menghindari Assessment Report 2012. ACC
bias dalam melakukan pengukuran Bhutan.
kinerja. Pertanyaan yang paling relevan di
ACRC. (2012). The Anti-Corruption Policy
sini adalah: "Apa yang sedang dilakukan of Korea and Efforts to
oleh KPK, apa saja kegagalan, dan apa yang Enhance Integrity. Seoul:
paling efektif mengatasi masalah ini?". ACRC, Korea.
Penguatan hal ini juga harus diikuti
dengan kemauan politik yang memadai. Anti-Corruption Resource Centre. (2011).
Rekomendasi kedua berkaitan How to Monitor and Evaluate
Anti-Corruption Agencies:
dengan informasi dan basis penelitian
Guidelines for Agencies,
mengenai KPK. Kelembagaan KPK perlu Donors, and Evaluators. U4.
mengembangkan alat pengukuran mandiri
terhadap evaluasi kinerjanya. Hal ini Asia Foundation & Sant Maral Foundation.
penting agar KPK memiliki basis informasi (2015). Survey on Perceptions
yang komprehensif tentang aspek-aspek and Knowledge of Corruption:
Strengthening Transparency
yang perlu dibenahi, dan dioptimalkan di
in Mongolia Project.
masa depan. Dalam praktiknya, publik
perlu dipastikan terlibat dalam tiap upaya ICAC. (2018). Annual Report. ICAC Hong
evaluasi kinerja dan kelembagaan KPK. Kong.
Perlu ada minat serius dalam
mendokumentasikan pengalaman dan ICAC New South Wales. (2014). Annual
dampak KPK. Juga perlu ada upaya untuk Report. ICAC.
mengumpulkan dan mensistematisasikan
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2018).
data KPK, untuk membuat beberapa Capaian dan Kinerja KPK di
estimasi nilai tambah oleh KPK untuk Tahun 2018. Retrieved from
kinerja keseluruhan fungsi-fungsi anti https://www.kpk.go.id/id/be
korupsi. Data kualitatif yang jauh lebih rita/siaran-pers/717-
lengkap tentang kinerja ACA juga akan capaian-dan-kinerja-kpk-di-
dibutuhkan untuk penilaian yang tahun-2018
bermakna.
Setelah langkah-langkah di atas
telah diambil, upaya penelitian serius

55
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola

______________. (2019). Daftar Laporan


Tahunan. Retrieved from
https://www.kpk.go.id/id/pu
blikasi/laporan-tahunan

______________. (2019). Laporan Keuangan


KPK 2015-2018. Retrieved
from
https://www.kpk.go.id/id/pu
blikasi/laporan/laporan-
keuangan

______________. (2017). Struktur Organisasi


KPK. Retrieved from
https://www.kpk.go.id/id/te
ntang-kpk/struktur-
organisasi

OECD. (2014). Anti-Corruption Reforms in


Mongolia: Assessment and
Recommendations Report.
Paris: OECD.

56

Anda mungkin juga menyukai