Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN EKSPERIMEN VIRTUAL

ELEKTRONIKA DASAR 1

NAMA : DAULATUL KAMALIA


NIM : 19033011
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN PENGAMPU : Drs. Asrizal, M.Si

VIRTUAL LABORATORY
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan perlindungan-
Nya yang telah memberikan kekuatan lahir maupun batin sehingga penulisan laporan
eksperimen ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman yang tidak berilmu pengetahuan ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti pada
saat sekarang ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asrizal, M,Si yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
Dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kami
meminta kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan
sebagaimana fungsinya.

Solok, 08 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DARTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
BAB I RANGKAIAN PENYEARAH GEOMBANG
A. TUJUAN EKSPERIMEN ................................................................................... 1
B. PENDUKUNG EKSPERIMEN .......................................................................... 1
C. LANDASAN DASAR ........................................................................................ 1
D. LANGKAH KERJA ........................................................................................... 6
E. HASIL EKSPERIMEN ...................................................................................... 8
F. PENGOLAHAN DATA ..................................................................................... 10
G. GRAFIK ............................................................................................................ 16
H. KESIMPULAN .................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18
BAB II PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK PADA KONFIGURASI
COMMON EMITOR
A. TUJUAN EKSPERIMEN ................................................................................... 19
B. PENDUKUNG EKSPERIMEN .......................................................................... 19
C. LANDASAN DASAR ........................................................................................ 20
D. LANGKAH KERJA ........................................................................................... 23
E. HASIL EKSPERIMEN ...................................................................................... 24
F. KESIMPULAN .................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 26
BAB III RANGKAIAN PENGUAT COMMON BASE
A. TUJUAN EKSPERIMEN ................................................................................... 27
B. PENDUKUNG EKSPERIMEN .......................................................................... 27
C. LANDASAN DASAR ........................................................................................ 28
D. LANGKAH KERJA ........................................................................................... 30
E. HASIL EKSPERIMEN ...................................................................................... 31
F. KESIMPULAN .................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 41

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penyearah setengah gelombang tanpa filter ..................................................... 8


Tabel 1.2 Penyearah setengah gelombang filter .............................................................. 9
Tabel 1.3 Penyearah gelombang penuh tanpa filter ......................................................... 9
Tabel 1.4 Penyearah gelombang penuh filter .................................................................. 10
Tabel 2.1 Memvariasikan nilai VCC pada Common Emitor ........................................... 24
Tabel 2.2 Memvariasikan nilai RB2 pada Common Emitor ............................................ 24
Tabel 3.1 Memvariasikan nilai V sumber pada rangkaian common base ......................... 31
Tabel 3.2 Memvariasikan nilai tahanan bebas pada rangkaian common base .................. 36

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Rangkaian Dioda (a) Penyearah Setengah Gelombang Ideal (b) Putaran Setengah
Positif (c) Putaran Setengah Negatif ............................................................................... 2
Gambar 1.2 Bentuk Keluaran Setengah Gelombang Rectifier ......................................... 3
Gambar 1.3 Simbol dioda penyearah .............................................................................. 3
Gambar 1.4 Rangkaian penyearah sederhana dan bentuk keluarannya ............................ 4
Gambar 1.5 Skema full wave rectifier ............................................................................ 5
Gambar 2.1 Common Emitter ........................................................................................ 20
Gambar 2.2 Rangkaian penguat satu tingkat ................................................................... 21
Gambar 3.1 Rangkaian penguat common base, kolektor, emitter .................................... 28
Gambar 3.2 Rangkaian penguat common base ................................................................ 29
Gambar 3.3 Penguat CB ................................................................................................. 29
Gambar 3.4 konfigurasi dasar common base .................................................................. 30

iv
BAB I

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG

A. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Menentukan bentuk keluaran dari rangkaian penyearah setengah geombang dan
gelombang penuh tanpa filter.
2. Menentukan keluaran dari rangkaian penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh dengan fiter.

B. PENDUKUNG EKSPERIMEN

Kompenen Fungsi

Menghantarkan arus listrik ke satu arah, tapi


Dioda
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya
Batrai Sumber energi listrik dalam rangkaian
Menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai
Resistor
resistansi tertentu
Kapasitor Penyimpanan tegangan listrik sementara
Komputer Menampilkan hasil eksperimen

C. LANDASAN TEORI
Salah satu rangkaian dasar dalam elektronika adalah rangkaian penyearah.
Rangkaian ini terdiri dari satu atau beberapa diode. Diode merupakan komponen
elektronika yang paling sederhana, yang tersusun dari dua jenis semikonduktor, yaitu
semikonduktor jenis-n dan jenis-p. Salah satu penggunaan umum diode adalah untuk
aplikasi penyearah. Untuk mengurangi besarnya tegangan sampai ke diode digunakan
trafo, yang kumparan primernya dapat langsung dihubungkan ke jala-jala listrik.
Jumlah lilitan kumparan kedua harus di hitung sedemikian rupa sehingga tegangan
sekundernya masih dalam batas tegangan diode yang diperkenankan. Pada saat arus
bolak balik mengalir positif pada setengah panjang gelombang pertama sesuai arah
panah diode, diode akan mengalirkan arus. Osiloskop adalah piranti pengujian yang
sangat serbaguna yang dapat digunakan dalam berbagam pengukuran, dimana aplikasi
pentingnya adalah tampilan bentuk gelombang tegangan terhadap waktu.
(Woollard, 2006)
Penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama
memerlukan transformator dengan sedapan pusat (centertap-CT). Cara kedua untuk
1
mendapatkan keluaran gelombang penuh adalah menggunakan empat dioda,
penyearah seperti ini disebut penyearah jembatan. Untuk penyearah jembatan tampak
transformator tak memerlukan adanya CT. Bahkan bila diode yang digunakan
mempunyai kemampuan tegangan yang cukup, tanpa transformator pun penyearah ini
dapat digunakan.
(Sutrisno, 1985)
Agar keluaran lebih halus, maka perlu diberikn rangkaian tapis RC. Sebab
salah satu sifat komponen C adalah menyimpan muatan listrik yang bersifat
sementara. Sementara bila ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, maka muatan
itu disimpan. Jika tidk ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, muatan yang
tersimpan akan dikeluarkan. Secara pendekatan tegangan riak puncak ke puncak
(Vrpp):
1 𝑉𝑚
𝑉𝑝𝑝 = (1) penyearah gelombang penuh
2 𝑓𝑅𝐶
𝑉𝑚
𝑉𝑝𝑝 = (2) penyearah setengah gelombang
𝑓𝑅𝐶

Serta tegangan keluaran yang di hasilkan oleh penyearah gelombang tapis adalah
1
𝑉𝑜 = 𝑉𝑚 − 𝑉
2 𝑝𝑝

(Wahyudi, 2015)
Rectifier Setengah Gelombang

Gambar 1.1. Rangkaian Dioda (a) Penyearah Setengah Gelombang Ideal (b) Putaran Setengah Positif
(c) Putaran Setengah Negatif
Gambar 1,1 (a) menunjukkan rangkaian penyearah setengah gelombang.
Sumber AC menghasilkan sebuah tegangan sinudoidal. Diasumsikan sebuah dioda
ideal, putaran setengah positif tegangan sumber dioda akan bias maju. Saat saklar
ditutup, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 (b), tegangan sumber putaran
setengah positif akan muncul melalui resistor beban. Pada putaran setengah negatif,
dioda merupakan bias balik. Dalam hal ini, dioda ideal akan terlihat sebagai sebuah
saklar terbuka seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 (c) dan tidak ada tegangan yang
muncul pada resistor beban.

2
Gambar 1.2 Bentuk Keluaran Setengah Gelombang Rectifier

Misalkan tegangan sinusoidal yang diberikan adalah :

(t) = Vm sin ωt

Ket :

Vm = Tagangan Maksimum (Volt)

𝑉𝑚
Veff = Tegangan Efektif = √2

Hampir semua peralatan elektronik memerlukan sumber tegangan searah untuk


dapat bekerja. Alat-alat elektronik dengan daya yang relatif kecil dapat menggunakan
baterai atau aki.Tetapi untuk peralatan yang relative memerlukan daya besar lebih baik
digunakan sumber tegangan yang berasal dari PLN. Mengingat listrik dari PLN bolak-
balik tentu saja memerlukan rangkaian penyearah. Komponen elektronik yang
berfungsi sebagai penyearah tadi adalah dioda. Dioda menpuyai sifat dapat
menghantarkan arus listrik hanya pada satu arah. Simbol dioda penyearah adalah
sebagai berikut :

Gambar 1.3 Simbol dioda penyearah

Apabih sebuah diode dipasang pada sumber tegangan bolak-balik, misalkan


PLN (setelah melewati transformator step-down), maka oleh dioda tegangan itu
diubah menjadi tegangan searah. Rangkaian penyearah sederhana dan bentuk
keluarannya sebagai berikut :

3
Gambar 1.4 Rangkaian penyearah sederhana dan bentuk keluarannya

Dari 0 sampai dengan π arus dapat diteruskan karena pada saat itu dioda
terpanjar maju. Tetapi dari π hingga 2 π dioda terpanjar mundur, oleh karenanya arus
tidak dapat mengalir. Rangkaian yang demikian tadi disebut rangkaian penyearah
gelombang setengah (half wave rectifier). Jika masukainnya (Vi) sebagai gelombang
sinus, maka dapat dituliskan:

V0 = Vm sin ωt untuk 0 <ωt< π

V0 = 0 untuk π <ωt< 2π

Suatu voltmeter dc analog dibuat sedemikian hingga simpangan jarumnya


menunjukkan tegangan reratanya saja untuk masukan yang berupa gelombang sinus,
dengan demikian tegangan yang terbaca pada voltmeter dc adalah:

𝑉𝑚
Vdc = = Vrerata
𝜋

(resistansi transformator dan diode diabaikan).


Sedangkan voltmeter ac analog mengukur tegangan rms (harga efektifnya)
pada ujung-ujung sebelum diserahkan, dan tegangan terbaca adalah :

𝑉𝑚
Vac = = Veff
√2

4
Penyearah yang sedikit lebih baik menggunakan dua dioda. Rangkaian ini
dapat dipikirkan sebagai dua rangkaian penyearah gelombang setengah yang bekerja
secara bergantian. Rangkaian demikian disebut sebagai rangkaian penyearah
gelombang penuh (full wave rectifier) yang skemanya dapat diihat pada gambar
berikut:

Gambar 1.5 Skema full wave rectifier


Mengingat sifat kapasitor © yang dapat diisi muatan maupun dikosongkan
dengan terpasangnya C, tegangan keluaran (V0) tidak segera turun meskipun tegangan
masukan Vi sudah turun. Ini dikarenakan kapasitor memerlukan waktu untuk
mengosongkan muatannya. Sebelum tegangan kapasitor turun ke nol, tegangan
kapasitor tersebut segera naik lagi oleh tegangan masukan. Dengan demikian sekecil
apapun, tegangan keluaran belum rata sempurna, tetapi masih terdapat riak (ripple).
Besar riak dinyatakan sebagai tegangan riak (Vr) yang besarnya dapat dibuktikan
secara teoritis sebagai berikut:

𝑉𝑚
Vr = 𝑓 𝑅𝑖𝐶 (untuk penyearah setengahgelombang)

𝑉𝑚
Vr = 2𝑓 𝑅𝑖𝐶 (untuk penyearah gelombang penuh)

Tampak bahwa tegangan riak (Vr ) makin kecil untuk nilai C yang semakin
besar. Setelah mealui tapis, tegangan dc ( Vdc) pada keluarannya dapat ditemukan,
diukur maupun dihitung. Besar tegangan dc tersebut tergantung pada R L, C, Vm, dan f.
Dari gambar ditentukan :

5
1
Vdc = Vm - 2 Vr

Ada beberapa besaran yang menunjukan kualitas suatu penyearah dan dua
diantaranya adalah faktor riak ( r ) dan regulasi tegangan ( R ) yang masing-masing
didefenisikan sebagai berikut :

𝑉𝑟,𝑟 𝑚𝑠
r= 𝑉𝑑𝑐

𝑉0 (𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎−𝑅𝑙) − 𝑉0 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑅𝑙)
R= 𝑉0 ( 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑅𝑙)

D. LANGKAH KERJA
1. Mengeklik link : https://www.falstad.com/circuit/e-index.html
2. Membuka eksperimen Half-Wave Rectifier, seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini:

3. Melakukan eksperimen pada Half-Wafe Rectifier dengan tidak menggunakan


filter, seperti gambar dibawah :

6
4. Pada eksperimen rangkaian setengah gelombang, Saya memvariasikan tegangan
sumbernya.
5. Mengambil 10 data, seperti table 1
6. Lalu, membuat plot grafik pada Microsoft excel
7. Selanjutnya, mengambil data rangkaian setengah gelombang dengan menggunakan
filter. Seperti gambar dibawah :

8. Rangkaiannya sama dengan tanpa filter, bedanya kita menambahkan Capasitor


yang seri dengan Resistor.
9. Mengambil 10 data dengan cara memvariasikan Capasitornya.
10. Masukkan data kedalam table
11. Lalu, membuat plot grafik pada mikrosoft excel.
12. Membuka eksperimen Full-Wave Rectifier tanpa filter. Seperti gambar dibawah
ini:

13. Mengukur tegangan Puncak masukan dan keluaran dengan memvariasikan


tegangan sumbernya.
14. Mengambil 10 data, dan masukkan kedalam table 3
15. Lalu, membuat plot grafik pada Microsoft excel
16. Melakukan eksperimen rangkaian gelombang penuh dengan menggunakan filter.

7
Seperti pada gambar dibawah:

17. Pada rangkaian gelombang penuh, saya menambahkan capasitor yang dipasang
seri dengan resistor.
18. Variasikan tegangan sumber, dan mencari riak pada setiap data
19. Mengambil 10 data dan memasukkan ke dalam table 4
20. Membuat plot grafik pada Microsoft excel.

E. HASIL EKSPERIMEN
Tabel 1.1 Penyearah setengah gelombang tanpa filter
Masukan Keluaran VDC (V)
No Vsumber (V)
VP (V) IP (mA) VP (V) IP (mA)

1 4 4 5. 3.4 5 1.08

2 6 6 9 5.4 9 1.72

3 8 8 12 7.4 12 2.35

4 10 10 15 9.4 15 2.99

5 12 12 18 11.4 18 3.63

6 14 14 21 13.4 21 4.27

7 16 16 24 15.4 24 4.90

8 18 18 27 17.4 27 5.54

9 20 20 30 19.4 30 6.18

10 22 22 33 21.4 33 6.81

8
Tabel 1.2 Penyearah setengah gelombang filter
Capasitor Keluaran VDC (V)
No VRiak (V)
(µF) VP (V) VL (V)

1 30 4.444 1.97 2.47 3.61

2 50 4.436 2.67 1.76 5.04

3 70 4.430 3.06 1.37 6.51

4 90 4.424 3.30 1.12 7.90

5 110 4.418 3.46 0.95 9.40

6 130 4.413 3.60 0.80 11.03

7 150 4.409 3.70 0.70 12.6

8 170 4.405 3.76 0.64 13.76

9 190 4.401 3.81 0.58 15.17

10 210 4.397 3.86 0.53 16.59

Tabel 1.3 Penyearah gelombang penuh tanpa filter

Vsumber Masukan Keluaran VDC


No. (V)
(V) Vp (V) Ip (mA) Vp

1. 4 4 27.5 2.76 0.88

2. 6 6 47.5 4.70 1.49

3. 8 8 66.6 6.66 2.12

4. 10 10 86.4 8.64 2.75

5. 12 12 106.4 10.62 3.38

6. 14 14 126.6 12.60 4.01

7. 16 16 146.4 14.58 4.48

8. 18 18 166.6 16.57 5.27

9. 20 20 186.4 18.56 5.91

9
10. 22 22 206.4 20.55 6.54

Tabel 1.4 Penyearah gelombang penuh filter


Capasitor Keluaran VRiak VDC (V)
No.
(µF) Vp (V) VL (V) (V)

1. 30 3.727 0.930 2.79 2.68

2. 50 3.725 1.388 2.33 3.21

3. 70 3.722 1.765 1.95 3.84

4. 90 3.718 1.978 1.74 4.27

5. 110 3.715 2.209 1.5 4.95

6. 130 3.711 2.272 1.43 5.23

7. 150 3.707 2.422 1.28 5.79

8. 170 3.703 2.500 1.2 6.17

9. 190 3.700 2.600 1.1 6.72

10. 210 3.697 2.822 0.87 6.26

F. PENGOLAHAN DATA
Tabel 1. Penyearah setengah gelombang tanpa filter
1. VDC = Vp/π
=3,4V/3,14
=1,08 V
2. VDC =Vp/π
=5,4V/3,14
=1,72 V
3. VDC =Vp/π
=7,4V/3,14
=2,35 V
4. VDC =Vp/π
=9,4V/3,14
=2,99 V
5. VDC =Vp/π
=11,4V/3,14
10
=3,63 V
6. VDC =Vp/π
=13,4V/3,14
=4,27 V
7. VDC =Vp/π
=15,4V/3,14
=4,90 V
8. VDC =Vp/π
=17,4V/3,14
=5,54 V
9. VDC =Vp/π
=19,4V/3,14
=6,18 V
10. VDC =Vp/π
= 21,4/3,14
=6,81 V

Tabel 2. Penyearah setengah gelombang filter


1. Vriak =Vp-VL
=4,444 V – 1,976 V
=2,47 V
2. Vriak =Vp-VL
=4,436 V – 2,673 V
=1,76 V
3. Vriak =Vp-VL
=4,430 V – 3,063 V
=1,37 V
4. Vriak =Vp-VL
=4,424 V – 3,303 V
=1,12 V
5. Vriak =Vp-VL
=4,418 V – 3,464 V
=0,95 V
6. Vriak =Vp-VL
=4,413 V – 3,606 V
=0,80 V
7. Vriak =Vp-VL
=4,409 V – 3,702 V
11
=0,70 V
8. Vriak =Vp-VL
=4,405 V – 3,764 V
=0,64 V
9. Vriak =Vp-VL
=4,401 V – 3,814 V
=0,58 V
10. Vriak =Vp-VL
= 4,397 V – 3,86 V
= 0,53 V
1. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,444 / (0,5x2,47)
=4,444 / 1,23
=3,61 V
2. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,436 / (0,5x1,76)
=4,436 / 0,88
=5,04 V
3. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,430 / (0,5x1,37)
=4,430 / 0,68
=6,51 V
4. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,424 / (0,5x1,12)
=4,424 / 0,56
=7,90 V
5. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,418 / (0,5x0,95)
=4,418 / 0,47
=9,4 V
6. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,413 / (0,5x0,80)
=4,413 / 0,4
=11,03 V
7. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,409 / (0,5x0,70)
=4,409 / 0,35
=12,6 V
12
8. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,405 / (0,5x0,64)
=4,405 / 0,32
=13,76 V
9. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=4,401 / (0,5x0,58)
=4,401 / 0,29
=15,17 V
10. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
= 4,397 V/(0,5 x 0,53)
= 16,59

Tabel 3. Penyearah gelombang penuh tanpa filter


1. VDC =Vp/π
=12,76V/3,14
=0,88 V
2. VDC =Vp/π
=4,70V/3,14
=1,49 V
3. VDC =Vp/π
=6,66V/3,14
=2,12 V
4. VDC =Vp/π
=8,64V/3,14
=2,75 V
5. VDC =Vp/π
=10,62V/3,14
=3,38 V
6. VDC =Vp/π
=12,60V/3,14
=4,01 V
7. VDC =Vp/π
=14,58V/3,14
=4,48 V
8. VDC =Vp/π
=16,57V/3,14
=5,27 V
9. VDC =Vp/π
13
=18,56V/3,14
=5,91 V
10. VDV = Vp/π
= 20,55/3,14
= 6,54

Tabel 4. Penyearah gelombang penuh filter


1. Vriak =Vp-VL
=3,727 V – 0,93 V
=2,79 V
2. Vriak =Vp-VL
=3,725 V – 1,388 V
=2,33 V
3. Vriak =Vp-VL
=3,722 V – 1,765 V
=1,95 V
4. Vriak =Vp-VL
=3,718 V – 1,978 V
=1,74 V
5. Vriak =Vp-VL
=3,715 V – 2,209 V
=1,5 V
6. Vriak =Vp-VL
=3,711 V – 2,272 V
=1,43 V
7. Vriak =Vp-VL
=3,707 V – 2,422 V
=1,28 V
8. Vriak =Vp-VL
=3,703 V – 2,5 V
=1,2 V
9. Vriak =Vp-VL
=3,7 V – 2,6 V
=1,1 V
10. Vriak =Vp-VL
= 3,67 – 2,8
= 0,87

14
1. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,727 / (0,5x2,79)
=3,727 / 1,39
=2,68 V
2. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,725 / (0,5x2,33)
=3,725 / 1,16
=3,21V
3. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,722 / (0,5x1,95)
=3,722 / 0,97
=3,84 V
4. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,718 / (0,5x1,74)
=4,27 V
5. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,715 / (0,5x1,5)
=3,715 / 0,75
=4,95 V
6. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,711 / (0,5x1,43)
=3,711 / 0,71
=5,23 V
7. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,707 / (0,5x1,28)
=3,707 / 0,64
=5,79 V
8. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,703 / (0,5x1,2)
=3,703 / 0,6
=6,17 V
9. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,7 / (0,5x1,1)
=3,7 / 0,55
=6,72 V
10. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
= 3,6 / (0,5 x 0,87 )
=6,26
15
G. GRAFIK
Tabel 1.

Hubungan antara Tegangan Sumber


dengan keluaran Vp dan Ip
35
30
25
20
Vp
15
Ip
10
5
0
0 5 10 15 20 25

Tabel 2

Hubungan antara Capasitor dengan


Tegangan riak
3
Tegangan riak (V)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200 250
Capasitor (µF)

Tabel 3

16
Hubungan antara Tegangan sumber
dengan Tegangan puncak keluaran
25
Tegangan puncak (V) 20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25
Tegangan sumber (V)

Tabel 4

Hubungan antara Capasitor dengan


3
Tegangan Riak
2.5
Tegangan riak (V)

2
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200 250

H. KESIMPULAN
1. Pada rangkaian setengah gelombang dan gelombang penuh tanpa filter hanya
berupa resistor, tidak ada Capasitor sehingga tidak terbentukriak.
2. Keluaran pada rangkaian setengah gelombang dan gelombang penuh terdapat
hubungan dengan capasitor sehingga menghasilkan tegangan riak, semakin besar
capasitor nya maka tegangan riak nya semakinkecil.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Abd. Haris. M. Agus Martawijaya. Muh. Saleh. 2015. Dasar-Dasar Elektronika.
Sulawesi Tengah: Edukasi Mitra Grafika.
Sutrisno. 1985. Elektronika Dasar I. Bandung: ITB.
Tim Penyusun Elektronika.2016. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar I. Makassar:
FMIPA UNM.
Wahyudi. 2015. Elektronika Dasar I. Mataram: FKIP Press.
Woollard, Harry. 2006. Elektronika Dasar Praktis. Jakarta: Erlangga.

18
BAB II
PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK PADA
KONFIGURASI COMMON EMITOR

A. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Menentukan nilai arus dan tegangan listrik dalam pengukuran searah rangkaian
common emitor.
2. Menentukan nilai tegangan common emitor dan tahanan kedua dari tegangan pada
baterai.

B. PENDUKUNG EKSPERIMEN
No Alat dan Bahan Fungsi Gambar

1. Resistor Penghambat arus

Tempat merangkai
2. Project board
rangkaian

Menghubungkan
komponen antar
3. Kabel penghubung
rangkaian, media
perpindahan arus

Sebagai penguat
4. Transistor NPN emitor dan penguat
basis

Untuk mengukur arus


5. Multimeter Digital dan tegangan pada
listrik

19
Penyimpan dan
6. Laptop
Pengolah data

Memberi daya pada


7. Baterai
rangkaian listrik

C. LANDASAN TEORI
Penguat Transistor Emittor Bersama
Common Emittor adalah konfigurasi transistor dimana kaki emitor transistor di-
ground-kan dan dipergunakan bersama untuk input dan output. pada konfiguras
common emittor ini, sinyal input dimasukan ke basis dan sinyal output-nya diperoleh
dari kaki kolektor.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi
Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan
penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi
Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus
antara sinyal Input dan sinyal Output.
Penguat Common Emitter sering dirancang dengan sebuah resistor emiter (RE)
seperti ditunjukkan dalam Gambar. Resistor tersebut menghasilkan bentuk dari umpan
balik negatif yang dapat digunakan untuk menstabilkan titik operasi DC dan
penguatan AC.

Gambar 2.1Common Emitter


Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor digunakan sebagai penguat tegangan. Pada
rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah
Collector.
20
Gambar 2.2 rangkaian penguat satu tingkat
Rangkaian di atas disebut rangkaian penguat satu tingkat dengan transistor
yang dirangkai dengan mengikuti konfigurasi common emitor (emitor bersama).
Disebut penguat satu tingkat karena rangkaian ini, sebagai satu kesatuan, merupakan
salah satu tahapan yang digunakan dalam suatu sistim penguatan sinyal audio (sinyal
suara), selain itu dinyatakan dalam konfigurasi common emitor karena kaki emitor
dari transistor tersebut digunakan bersama sebagai bagian masukan (input) dan juga
sebagai keluaran (output).
Komponen-komponennya :
1. R1 bersama-sama R2 membentuk rangkaian seri resistor yang dihubungkan ke
catu daya (power supply). Rangkaian seri ini menghasilkan tegangan drop pada
ujung-ujung kakinya yang diberikan kepada transistor untuk membuat transistor
bekerja dan mengalirkan arus listrik melalui transistor.
2. R3 yang dipasangkan pada kaki kolektor berfungsi untuk membatasi besar arus
yang boleh mengalir masuk ke kaki kolektor. Pembatasan arus masuk ke kolektor
agar tidak melewati batas maksimum arus yang boleh masuk ke kaki kolektor agar
tidak merusakkan transistor yang bersangkutan.
3. R4 yang dipasangkan pada kaki emitor berfungsi untuk membatasi besar arus yang
boleh mengalir masuk ke kaki emitor. Pembatasan arus masuk ke emitor agar tidak
melewati batas maksimum arus yang boleh masuk ke kaki emitor agar tidak
merusakkan transistor yang bersangkutan.
4. C1 yang dipasang pada rangkaian input berfungsi untuk menolak (mem blok) arus
searah dari terminal masukan agar tidak masuk ke rangkaian tetapi meneruskan

21
arus bolak-balik dari terminal masukan untuk diteruskan masuk ke dalam
rangkaian dan dikuatkan.
5. C2 yang dipasang pada rangkaian output berfungsi untuk menolak (mem blok)
arus searah pada rangkaian dibagian keluaran agar tidak masuk ke rangkaian tetapi
meneruskan arus bolak-balik yang sudah dikuatkan untuk diteruskan masuk ke
rangkaian penguat berikutnya.
6. C3 yang dipasang paralel terhadap resistor Emitor berfungsi sebagai jalan pintas
(by pass) arus sinyal bolak-balik (ac) sehingga sinyal ac tersebut (yang sesuai
dengan sinyal masukan yang dikuatkan) tidak perlu melewati resistor emitor yang
bernilai cukup besar. Dengan demikian diperoleh arus sinyal bolak-balik yang
besar dan menghasilkan tegangan sinyal yang besar pula di keluaran (output).
7. Transistor dalam rangkaian penguat ini berfungsi melipatgandakan arus yang kecil
di bagian masukan (basis) menjadi jauh lebih besar (sesuai kemampuantransistor)
di bagian keluaran (emitor – kolektor). Perubahan-perubahan pada arus basis ini
juga dirasakan sebagai perubahan-perubahan yang lebih besar di bagian keluaran.
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitter transistor digroundkan,
lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil pada kaki koletor. penguatCommon
Emitter juga mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Emitter mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
2. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga
seering dipasang umpan balik negative untuk mencegahnya.
3. Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
4. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan
suhu dan bias transistor.
Jika tegangan keluaran turun oleh pertambahan arus beban, maka Tegangan Basis
Emitter (VBE) bertambah dan arus beban besar, sehingga titik q bergeser ke atas
sepanjang garis beban. Emitter menjadi bagian bersama untai masukan dan keluaran.
Resistansi keluaran adalah resistansi di dalam penguat yang terlihat oleh beban,
resistamsi keluaran diperoleh dengan membuat Vs = 0 dan RL (hambatan beban) =
dengan menghubungkan pembangkit luar ujung keluaran, maka arus mengalir ke
dalam penguat.
Arus dan tegangan DC pada rangkaian di atas dapat dipahami dengan mengingat
prinsip dasar yang diungkapkan oleh Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I tentang arus dan
Hukum Kirchoff II tentang tegangan.Sesaat setelah catu daya diberikan arus listrik
22
mengalir dari kutub positip VCC masuk resistor R1 dan R2 dan selanjutnya menuju
kutub negatif Gnd. Sesuai prinsip Hukum Ohm, arus listrik yang mengalir melalui R1
akan menimbulkan tegangan drop pada R1 tersebut dan demikian juga arus yang
mengalir pada R2 menimbulkan drop tegangan pada R2. Drop tegangan pada R1
selanjutnya kita sebut VR1 dan drop tegangan pada R2 kita sebut VR2. Terminal atau
kaki resistor yang lebih dekat ke arah kutub positif baterei bernilai lebih positif
dibandingkan dengan terminal yang cenderung dekat ke arah kutub negatif.

D. LANGKAH KERJA
1. Membuka software Livewere.
2. Memilih alat dan bahan eksperimen yang terdapat pada menu gallery berikut ini:

3. Menyusun rangkaian yang akan di praktikumkan

4. Untuk Tabel 1 memvariasikan VCC hingga 12 data sehingga didapatkan hasil


berapa nilai arus dan nilai tegangannya, lalu mencatat semua nilai yang tertera
pada multimeter digital.

23
5. Untuk Tabel 2 memvariasikan RB2 dan VCC agar diperolh nilai VCE setengah
dari nilai VCC.

E. HASIL EKSPERIMEN
1. Tabel 2.1 Memvariasikan nilai VCC pada Common Emitor

VCC VRB1 VRB2 IB VRC VCE VRE IC


No (µA)
(V) (V) (V) (µA) (V) (V) (V)

1 9 8,17 0,834 0,70 1,63 7,13 0,245 162

2 10 9,07 0,926 0,90 2,19 7,48 0,329 219

3 12 10,89 1,11 1,29 3,35 8,15 0,503 334

4 14 12,70 1,30 1,68 4,52 8,80 0,680 452

5 16 14,52 1,48 2,05 5,71 9,43 0,859 570

6 18 16,33 1,67 2,42 6,91 10,06 1,04 690

7 20 18,15 1,85 2,78 8,11 10,67 1,22 810

8 22 19,96 2,04 3,13 9,31 11,29 1,40 931

9 24 21,78 2,22 3,47 10,52 11,90 1,58 1050

10 26 23,59 2,40 3,81 11,73 12,50 1,77 1170

11 28 25,41 2,59 4,15 12,94 13,11 1,95 1290

12 30 27,23 2,77 V 4,47 14,16 13,71 2,13 1420

2. Tabel 2.2 Memvariasikan nilai RB2 pada Common Emitor


No RB2 VCC VCE VRC VRE Ic VRB1 VRB2 IB
(kΩ) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (mA) (Volt) (Volt) (µA)

1 1 22 21,81 0,16 0,02 0,02 21,45 0,55 0,00

2 1,5 22 20,24 1,53 0,23 0,15 21,19 0,81 0,58

3 2 22 18,42 3,11 0,49 0,31 20,93 1,07 1,09

24
4 2,5 22 16,59 4,70 0,71 0,47 20,68 1,32 1,60

5 3 22 14,79 6,27 0,94 0,63 20,43 1,57 2,11

6 3,5 22 13,02 7,81 1,17 0,78 20,20 1,80 2,62

7 4 22 11,29 9,31 1,40 0,93 19,96 2,04 3,13

F. KESIMPULAN
1. Pada rangkaian untuk tabel pertama, jumlah nilai tegangan untuk loop masukan
dan loop keluaran sama, dan nilai tegangannya bila dijumlahkan sama dengan nilai
tegangan pada baterai, jika semuanya sama maka rangkaian dianggap benar dan
bisa diketahui nilai tegangan dan arusnya.
2. Untuk tabel kedua dapat disimpulkan bahwa nilai dari tegangan common emitor
(VCE) harus diperoleh setengah dari nilai VCC atau tegangan pada baterai dan itu
didapatkan dengan mencari nilai tahanan keduanya atau (RB2). Semakin kecil
nilai RB2 nya maka nilai VCE akan semakin besar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dickson Kho. TanpaTahun. TigaJenisKonfigurasi Transistor Bipolar.


EndartaAdi. 2012. Penguat Transistor Satu Tingkat Common Emitor.
Sutrisno. 1986. Elektronika :TeoriDasar 1 danPenerapannya. Bandung : ITB.
TaufiqDwiSeptianSuyadhi. 2010. BukuPintarRobotika. Yogyakarta : ANDI Offset.
Thomas,R. 2002. DasarElektronika. Yogyakarta :Andi Yogyakarta.

26
BAB III
RANGKAIAN PENGUAT COMMON BASE

A. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Mempelajari karakteristik loop masukan dan karakteristik loop keluaran transistor
dalam konfigurasi Common Base.
2. Mempelajari karakteristik loop masukan dan karakteristik loop keluaran transistor
dalam konfigurasi Common Base, dengan menambahkan transistor beban.

B. PENDUKUNG EKSPERIMEN
No Alat dan Bahan Fungsi Gambar

1. Resistor Penghambat arus

2. Project board Tempat merangkai


rangkaian

3. Kabel penghubung Menghubungkan


komponen antar
rangkaian, media
perpindahan arus

4. Transistor NPN Sebagai penguat emitor


dan penguat basis

5. Multimeter Digital Untuk mengukur arus dan


tegangan pada listrik

27
6. Laptop Penyimpan dan Pengolah
data

7. Baterai Memberi daya pada


rangkaian listrik

C. LANDASAN TEORI
Rangkaian penguat adalah suatu rangakaian yang digunakan untuk
menguatkan sinyal masukan. Berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai penguat sinyal,
rangkaian penguat juga dapat dibedakan berdasarkan jenis sinyal yang dikuatkan. Pada
dasarnya rangkaian penguat ini terdiri dari penguat arus, penguat daya, dan penguat
tegangan.
Rangkaian penguat yang paling sederhana adalah rangkaian penguat yang
dibngun oleh sebuah transistor. Berdasarkan konfigurasi pertahanan, rangkaian
penguat menggunakan transistor dibedakan menjadi tiga yaitu rangkaian penguat
common base, penguat common kolektor, dan penguat common emitter. Rangkaian
penguat common base adalah rangkaian penguat dengan kaki basisnya dihubungkan
ke ground. Rangkaian penguat common kolektor adalah rangkaian penguat dimana
kaki kolektor dihubungkan ke ground. Rangkaian penguat common emitter adalah
rangkaian penguat dengan kaki emitornya dihubungkan ke ground.

Gambar 3.1 Rangkaian penguat common base, kolektor, emitter


(Sutrisno, 1986)
Penguat Common Base
Rangkaian penguat common base adalah rangkaian penguat dengan kaki basis
dari transistor dihubungkan ke tanah (ground). Penguat jenis ini biasanya digunakan

28
sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini kaki emitor merupakan input, kolektor
merupakan output serta kaki basisi ditanahkan.
Karakteristik dari rangkaian penguat common base antara lain mempunyai
impedansi input yang relatif tinggi dan impedansi output yang relatif rendah serta
mempunyai pembatas yang baik antara masukan dan keluaran. Penguat arusnya lebih
kecil dari 1. Dengan kerakter impedansi masukan yang cukup tinggi maka faktor
kehilangan sinyal masukan akan sanga kecil, sehingga rangkaian ini cocok untuk
penguat sinyal yang kecil.

Gambar 3.2 rangkaian penguat common base


(Zuhal, 2004)
Penguat CB mempunyai impedansi input yang relative rendah dan impedansi
output yang relative tinggi. Penguatan arusnya lebih kecil dari 1, tetapi biasanya
mempunyai penguatan tegangan besaar, sehingga penguat CB mempunyai penguatan
daya relative tinggi.
Karakteristik penguat CB dapat dihitung dengan menggunakan parameter h
atau rangkaian ekivalen T, gambar 3.3 memperlihatkan penguat CB. Bias harus
diberikan sedemikian rupa agar transistor bekerja di daerah liniear.

Gambar 3.3 Penguat CB


Sumber tegangan VBB dan resistor RB digunakan untuk memberi bias maju
pada junction emitter base, sumber tegangan VCC digunakan sebagai supply collector
base. RL adalah resistor beban collector jika kita memperhatikan sinyal ac, maka
sumber tegangan VBB dan VCC kita ganti dengan tahanan dalamnya ( dihubungkan
singkat ).

29
Gambar 3.4 konfigurasi dasar common base
Kemudian kita dapat melihat dari konfigurasi dasar common base bahwa
variabel input berhubungan dengan arus emitter I E dan tegangan base-emitter, VBE,
sedangkan variabel output berhubungan dengan arus collector I C dan tegangan base
collector, VCB. Sejak saat emitter, IE juga arus input, setiap perubahan arus input akan
membuat perubahan yang sesuai dalam arus collector, I C. Untuk konfigurasi penguat
common base, arus gain, Ai diberikan sebagai iOUT / iIN yang itu sendiri ditentukan
dengan rumus IC/ IE. Arus gain untuk konfigurasi CB disebut Alpha, ( α ).
Dalam penguat BJT, arus emitter selalu lebih besar daripada arus
collector karena IE = IB + IC, oleh karena itu arus gain ( α ) dari penguat harus kurang
dari satu (unity) karena IC selalu kurang dari IE dengan nilai IB. Dengan demikian
penguat common base melemahkan arus, dengan nilai-nilai khas alpha berkisar antara
0.980 hingga 0.995.

D. LANGKAH KERJA
1. Eksperimen pengukuran
a. Membuka aplikasi Livewire
b. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang akan digunakan, seperti
sumber arus, resistor, multimeter digital baik untuk mengukur arus dan
mengukur tegangan dan NPN transistor.
c. Merakit komponen di aplikasi livewire sesuai dengan skema rangkaian yang
sudah diterangkan oleh dosen.
d. Menggunakan 1 osiloskop untuk melihat grafik yang terbentuk dari hubungan
tersebut.

30
e. Memvariasikan nilai V sumber, sehingga memasukkan nilai V masukan dan
nilai V keluaran ke dalam tabel.
f. Plot grafik hubungan tersebut.
g. Mencaatat dan memasukkan hasil praktikum dalam tabel.
2. Eksperimen pengukuran
a. Membuka aplikasi Livewire
b. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang akan digunakan, seperti
sumber arus, resistor, multimeter digital baik untuk mengukur arus dan
mengukur tegangan dan NPN transistor.
c. Merakit komponen di aplikasi livewire sesuai dengan skema rangkaian yang
sudah diterangkan oleh dosen.

d. Menggunakan 2 osiloskop untuk melihat grafik yang terbentuk dari hubungan


tersebut.
e. Memvaariasikan nilai resistor beban, sehingga masukkan nilai V masukan dan
nilai V keluaran ke dalam tabel.
f. Plot grafik hubungan tersebut.
g. Mencatat dan memasukkan hasil praktikum dalam tabel.

E. HASIL EKSPERIMEN
1. Tabel 3.1 Memvariasikan nilai V sumber pada rangkaian common base
C1 = 470 μFdan C2 = 470 μF
VR1 = 10 kΩ
R1 = 3,9 kΩ
Vcc = 9V danVee = 9V

31
No VSumber(mV) VInput(mV) VOutput(mV) KV (mV)

1 10 14 600 42,85

2 15 21 800 38,09

3 20 28 1100 39,28

4 25 35 1300 37,14

5 30 42 1600 38

6 35 50 1800 36,73

7 40 57 2000 35,71

8 45 61 2200 36

9 50 70 2400 34,28

10 55 78 2600 33,3

Grafik

3000

2500

2000

1500 Vinput
Voutput
1000

500

0
0 10 20 30 40 50 60

Data 1

32
Data 2

Data 3

Data 4

33
Data 5

Data 6

Data 7

34
Data 8

Data 9

Data 10

35
2. Tabel 3.2 Memvariasikan nilai tahanan bebas pada rangkaian common base
C1 = 470 μFdanC2 = 470 μF
VR1 = 10 kΩ
R1 = 3,9 kΩ
Vcc= 9V danVee= 9V

No Resistor Beban (Ω) VInput(mV) VOutput(mV) KV (mV)

1 2 14 200 14,28

2 4 14 270 19,28

3 6 14 300 21,42

4 8 14 350 25

5 10 14 400 28,57

6 12 14 420 30

7 14 14 440 31,42

8 16 14 450 32,14

9 18 14 480 34,28

10 20 14 500 35,71

Grafiknya

600

500

400

300 Vinput
Voutput
200

100

0
0 5 10 15 20 25

36
Data 1

Data 2

Data 3

Data 4

37
Data 5

Data 6

Data 7

38
Data 8

Data 9

Data 10

39
F. KESIMPULAN
1. Hubungan tegangan sumber dengan input dan output pada rangkaian common
base tanpa beban adalah sebanding, dimana semakin besar nilai tegangan sumber
maka nilai tegangan input dan tegangan output akan semakin besar.
2. Hubungan hambatan beban dengan tegangan output dan factor penguatan
berbanding lurus, dimana semakin besar nilai hambatan beban maka nilai
tegangan output dan factor penguatan semakin besar. Sementara hambatan beban
dengan masukan memiliki nilai tetap yaitu 14 mV.

40
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Budi. 2011. Pengantar Teknik Elektro. Graha Ilmu:Yogyakarta.


Bishop, Owen. 2004. Dasar-Dasar Elektronika. Erlangga:Jakarta.
Sutrisno. 1986. Elektronika: Teori dan penerapannya. Jakarta: Salemba Teknika.
Zuhal, Zhanggisschan. 2004. Prinsip Dasar Elektronika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

41

Anda mungkin juga menyukai