ELEKTRONIKA DASAR 1
VIRTUAL LABORATORY
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan perlindungan-
Nya yang telah memberikan kekuatan lahir maupun batin sehingga penulisan laporan
eksperimen ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman yang tidak berilmu pengetahuan ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti pada
saat sekarang ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asrizal, M,Si yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
Dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kami
meminta kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan
sebagaimana fungsinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Rangkaian Dioda (a) Penyearah Setengah Gelombang Ideal (b) Putaran Setengah
Positif (c) Putaran Setengah Negatif ............................................................................... 2
Gambar 1.2 Bentuk Keluaran Setengah Gelombang Rectifier ......................................... 3
Gambar 1.3 Simbol dioda penyearah .............................................................................. 3
Gambar 1.4 Rangkaian penyearah sederhana dan bentuk keluarannya ............................ 4
Gambar 1.5 Skema full wave rectifier ............................................................................ 5
Gambar 2.1 Common Emitter ........................................................................................ 20
Gambar 2.2 Rangkaian penguat satu tingkat ................................................................... 21
Gambar 3.1 Rangkaian penguat common base, kolektor, emitter .................................... 28
Gambar 3.2 Rangkaian penguat common base ................................................................ 29
Gambar 3.3 Penguat CB ................................................................................................. 29
Gambar 3.4 konfigurasi dasar common base .................................................................. 30
iv
BAB I
A. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Menentukan bentuk keluaran dari rangkaian penyearah setengah geombang dan
gelombang penuh tanpa filter.
2. Menentukan keluaran dari rangkaian penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh dengan fiter.
B. PENDUKUNG EKSPERIMEN
Kompenen Fungsi
C. LANDASAN TEORI
Salah satu rangkaian dasar dalam elektronika adalah rangkaian penyearah.
Rangkaian ini terdiri dari satu atau beberapa diode. Diode merupakan komponen
elektronika yang paling sederhana, yang tersusun dari dua jenis semikonduktor, yaitu
semikonduktor jenis-n dan jenis-p. Salah satu penggunaan umum diode adalah untuk
aplikasi penyearah. Untuk mengurangi besarnya tegangan sampai ke diode digunakan
trafo, yang kumparan primernya dapat langsung dihubungkan ke jala-jala listrik.
Jumlah lilitan kumparan kedua harus di hitung sedemikian rupa sehingga tegangan
sekundernya masih dalam batas tegangan diode yang diperkenankan. Pada saat arus
bolak balik mengalir positif pada setengah panjang gelombang pertama sesuai arah
panah diode, diode akan mengalirkan arus. Osiloskop adalah piranti pengujian yang
sangat serbaguna yang dapat digunakan dalam berbagam pengukuran, dimana aplikasi
pentingnya adalah tampilan bentuk gelombang tegangan terhadap waktu.
(Woollard, 2006)
Penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama
memerlukan transformator dengan sedapan pusat (centertap-CT). Cara kedua untuk
1
mendapatkan keluaran gelombang penuh adalah menggunakan empat dioda,
penyearah seperti ini disebut penyearah jembatan. Untuk penyearah jembatan tampak
transformator tak memerlukan adanya CT. Bahkan bila diode yang digunakan
mempunyai kemampuan tegangan yang cukup, tanpa transformator pun penyearah ini
dapat digunakan.
(Sutrisno, 1985)
Agar keluaran lebih halus, maka perlu diberikn rangkaian tapis RC. Sebab
salah satu sifat komponen C adalah menyimpan muatan listrik yang bersifat
sementara. Sementara bila ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, maka muatan
itu disimpan. Jika tidk ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, muatan yang
tersimpan akan dikeluarkan. Secara pendekatan tegangan riak puncak ke puncak
(Vrpp):
1 𝑉𝑚
𝑉𝑝𝑝 = (1) penyearah gelombang penuh
2 𝑓𝑅𝐶
𝑉𝑚
𝑉𝑝𝑝 = (2) penyearah setengah gelombang
𝑓𝑅𝐶
Serta tegangan keluaran yang di hasilkan oleh penyearah gelombang tapis adalah
1
𝑉𝑜 = 𝑉𝑚 − 𝑉
2 𝑝𝑝
(Wahyudi, 2015)
Rectifier Setengah Gelombang
Gambar 1.1. Rangkaian Dioda (a) Penyearah Setengah Gelombang Ideal (b) Putaran Setengah Positif
(c) Putaran Setengah Negatif
Gambar 1,1 (a) menunjukkan rangkaian penyearah setengah gelombang.
Sumber AC menghasilkan sebuah tegangan sinudoidal. Diasumsikan sebuah dioda
ideal, putaran setengah positif tegangan sumber dioda akan bias maju. Saat saklar
ditutup, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 (b), tegangan sumber putaran
setengah positif akan muncul melalui resistor beban. Pada putaran setengah negatif,
dioda merupakan bias balik. Dalam hal ini, dioda ideal akan terlihat sebagai sebuah
saklar terbuka seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 (c) dan tidak ada tegangan yang
muncul pada resistor beban.
2
Gambar 1.2 Bentuk Keluaran Setengah Gelombang Rectifier
(t) = Vm sin ωt
Ket :
𝑉𝑚
Veff = Tegangan Efektif = √2
3
Gambar 1.4 Rangkaian penyearah sederhana dan bentuk keluarannya
Dari 0 sampai dengan π arus dapat diteruskan karena pada saat itu dioda
terpanjar maju. Tetapi dari π hingga 2 π dioda terpanjar mundur, oleh karenanya arus
tidak dapat mengalir. Rangkaian yang demikian tadi disebut rangkaian penyearah
gelombang setengah (half wave rectifier). Jika masukainnya (Vi) sebagai gelombang
sinus, maka dapat dituliskan:
V0 = 0 untuk π <ωt< 2π
𝑉𝑚
Vdc = = Vrerata
𝜋
𝑉𝑚
Vac = = Veff
√2
4
Penyearah yang sedikit lebih baik menggunakan dua dioda. Rangkaian ini
dapat dipikirkan sebagai dua rangkaian penyearah gelombang setengah yang bekerja
secara bergantian. Rangkaian demikian disebut sebagai rangkaian penyearah
gelombang penuh (full wave rectifier) yang skemanya dapat diihat pada gambar
berikut:
𝑉𝑚
Vr = 𝑓 𝑅𝑖𝐶 (untuk penyearah setengahgelombang)
𝑉𝑚
Vr = 2𝑓 𝑅𝑖𝐶 (untuk penyearah gelombang penuh)
Tampak bahwa tegangan riak (Vr ) makin kecil untuk nilai C yang semakin
besar. Setelah mealui tapis, tegangan dc ( Vdc) pada keluarannya dapat ditemukan,
diukur maupun dihitung. Besar tegangan dc tersebut tergantung pada R L, C, Vm, dan f.
Dari gambar ditentukan :
5
1
Vdc = Vm - 2 Vr
Ada beberapa besaran yang menunjukan kualitas suatu penyearah dan dua
diantaranya adalah faktor riak ( r ) dan regulasi tegangan ( R ) yang masing-masing
didefenisikan sebagai berikut :
𝑉𝑟,𝑟 𝑚𝑠
r= 𝑉𝑑𝑐
𝑉0 (𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎−𝑅𝑙) − 𝑉0 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑅𝑙)
R= 𝑉0 ( 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑅𝑙)
D. LANGKAH KERJA
1. Mengeklik link : https://www.falstad.com/circuit/e-index.html
2. Membuka eksperimen Half-Wave Rectifier, seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini:
6
4. Pada eksperimen rangkaian setengah gelombang, Saya memvariasikan tegangan
sumbernya.
5. Mengambil 10 data, seperti table 1
6. Lalu, membuat plot grafik pada Microsoft excel
7. Selanjutnya, mengambil data rangkaian setengah gelombang dengan menggunakan
filter. Seperti gambar dibawah :
7
Seperti pada gambar dibawah:
17. Pada rangkaian gelombang penuh, saya menambahkan capasitor yang dipasang
seri dengan resistor.
18. Variasikan tegangan sumber, dan mencari riak pada setiap data
19. Mengambil 10 data dan memasukkan ke dalam table 4
20. Membuat plot grafik pada Microsoft excel.
E. HASIL EKSPERIMEN
Tabel 1.1 Penyearah setengah gelombang tanpa filter
Masukan Keluaran VDC (V)
No Vsumber (V)
VP (V) IP (mA) VP (V) IP (mA)
1 4 4 5. 3.4 5 1.08
2 6 6 9 5.4 9 1.72
3 8 8 12 7.4 12 2.35
4 10 10 15 9.4 15 2.99
5 12 12 18 11.4 18 3.63
6 14 14 21 13.4 21 4.27
7 16 16 24 15.4 24 4.90
8 18 18 27 17.4 27 5.54
9 20 20 30 19.4 30 6.18
10 22 22 33 21.4 33 6.81
8
Tabel 1.2 Penyearah setengah gelombang filter
Capasitor Keluaran VDC (V)
No VRiak (V)
(µF) VP (V) VL (V)
9
10. 22 22 206.4 20.55 6.54
F. PENGOLAHAN DATA
Tabel 1. Penyearah setengah gelombang tanpa filter
1. VDC = Vp/π
=3,4V/3,14
=1,08 V
2. VDC =Vp/π
=5,4V/3,14
=1,72 V
3. VDC =Vp/π
=7,4V/3,14
=2,35 V
4. VDC =Vp/π
=9,4V/3,14
=2,99 V
5. VDC =Vp/π
=11,4V/3,14
10
=3,63 V
6. VDC =Vp/π
=13,4V/3,14
=4,27 V
7. VDC =Vp/π
=15,4V/3,14
=4,90 V
8. VDC =Vp/π
=17,4V/3,14
=5,54 V
9. VDC =Vp/π
=19,4V/3,14
=6,18 V
10. VDC =Vp/π
= 21,4/3,14
=6,81 V
14
1. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,727 / (0,5x2,79)
=3,727 / 1,39
=2,68 V
2. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,725 / (0,5x2,33)
=3,725 / 1,16
=3,21V
3. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,722 / (0,5x1,95)
=3,722 / 0,97
=3,84 V
4. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,718 / (0,5x1,74)
=4,27 V
5. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,715 / (0,5x1,5)
=3,715 / 0,75
=4,95 V
6. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,711 / (0,5x1,43)
=3,711 / 0,71
=5,23 V
7. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,707 / (0,5x1,28)
=3,707 / 0,64
=5,79 V
8. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,703 / (0,5x1,2)
=3,703 / 0,6
=6,17 V
9. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
=3,7 / (0,5x1,1)
=3,7 / 0,55
=6,72 V
10. VDC = Vp/(0,5 Vriak)
= 3,6 / (0,5 x 0,87 )
=6,26
15
G. GRAFIK
Tabel 1.
Tabel 2
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200 250
Capasitor (µF)
Tabel 3
16
Hubungan antara Tegangan sumber
dengan Tegangan puncak keluaran
25
Tegangan puncak (V) 20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25
Tegangan sumber (V)
Tabel 4
2
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200 250
H. KESIMPULAN
1. Pada rangkaian setengah gelombang dan gelombang penuh tanpa filter hanya
berupa resistor, tidak ada Capasitor sehingga tidak terbentukriak.
2. Keluaran pada rangkaian setengah gelombang dan gelombang penuh terdapat
hubungan dengan capasitor sehingga menghasilkan tegangan riak, semakin besar
capasitor nya maka tegangan riak nya semakinkecil.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Abd. Haris. M. Agus Martawijaya. Muh. Saleh. 2015. Dasar-Dasar Elektronika.
Sulawesi Tengah: Edukasi Mitra Grafika.
Sutrisno. 1985. Elektronika Dasar I. Bandung: ITB.
Tim Penyusun Elektronika.2016. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar I. Makassar:
FMIPA UNM.
Wahyudi. 2015. Elektronika Dasar I. Mataram: FKIP Press.
Woollard, Harry. 2006. Elektronika Dasar Praktis. Jakarta: Erlangga.
18
BAB II
PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK PADA
KONFIGURASI COMMON EMITOR
A. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Menentukan nilai arus dan tegangan listrik dalam pengukuran searah rangkaian
common emitor.
2. Menentukan nilai tegangan common emitor dan tahanan kedua dari tegangan pada
baterai.
B. PENDUKUNG EKSPERIMEN
No Alat dan Bahan Fungsi Gambar
Tempat merangkai
2. Project board
rangkaian
Menghubungkan
komponen antar
3. Kabel penghubung
rangkaian, media
perpindahan arus
Sebagai penguat
4. Transistor NPN emitor dan penguat
basis
19
Penyimpan dan
6. Laptop
Pengolah data
C. LANDASAN TEORI
Penguat Transistor Emittor Bersama
Common Emittor adalah konfigurasi transistor dimana kaki emitor transistor di-
ground-kan dan dipergunakan bersama untuk input dan output. pada konfiguras
common emittor ini, sinyal input dimasukan ke basis dan sinyal output-nya diperoleh
dari kaki kolektor.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi
Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan
penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi
Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus
antara sinyal Input dan sinyal Output.
Penguat Common Emitter sering dirancang dengan sebuah resistor emiter (RE)
seperti ditunjukkan dalam Gambar. Resistor tersebut menghasilkan bentuk dari umpan
balik negatif yang dapat digunakan untuk menstabilkan titik operasi DC dan
penguatan AC.
21
arus bolak-balik dari terminal masukan untuk diteruskan masuk ke dalam
rangkaian dan dikuatkan.
5. C2 yang dipasang pada rangkaian output berfungsi untuk menolak (mem blok)
arus searah pada rangkaian dibagian keluaran agar tidak masuk ke rangkaian tetapi
meneruskan arus bolak-balik yang sudah dikuatkan untuk diteruskan masuk ke
rangkaian penguat berikutnya.
6. C3 yang dipasang paralel terhadap resistor Emitor berfungsi sebagai jalan pintas
(by pass) arus sinyal bolak-balik (ac) sehingga sinyal ac tersebut (yang sesuai
dengan sinyal masukan yang dikuatkan) tidak perlu melewati resistor emitor yang
bernilai cukup besar. Dengan demikian diperoleh arus sinyal bolak-balik yang
besar dan menghasilkan tegangan sinyal yang besar pula di keluaran (output).
7. Transistor dalam rangkaian penguat ini berfungsi melipatgandakan arus yang kecil
di bagian masukan (basis) menjadi jauh lebih besar (sesuai kemampuantransistor)
di bagian keluaran (emitor – kolektor). Perubahan-perubahan pada arus basis ini
juga dirasakan sebagai perubahan-perubahan yang lebih besar di bagian keluaran.
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitter transistor digroundkan,
lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil pada kaki koletor. penguatCommon
Emitter juga mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Emitter mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
2. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga
seering dipasang umpan balik negative untuk mencegahnya.
3. Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
4. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan
suhu dan bias transistor.
Jika tegangan keluaran turun oleh pertambahan arus beban, maka Tegangan Basis
Emitter (VBE) bertambah dan arus beban besar, sehingga titik q bergeser ke atas
sepanjang garis beban. Emitter menjadi bagian bersama untai masukan dan keluaran.
Resistansi keluaran adalah resistansi di dalam penguat yang terlihat oleh beban,
resistamsi keluaran diperoleh dengan membuat Vs = 0 dan RL (hambatan beban) =
dengan menghubungkan pembangkit luar ujung keluaran, maka arus mengalir ke
dalam penguat.
Arus dan tegangan DC pada rangkaian di atas dapat dipahami dengan mengingat
prinsip dasar yang diungkapkan oleh Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I tentang arus dan
Hukum Kirchoff II tentang tegangan.Sesaat setelah catu daya diberikan arus listrik
22
mengalir dari kutub positip VCC masuk resistor R1 dan R2 dan selanjutnya menuju
kutub negatif Gnd. Sesuai prinsip Hukum Ohm, arus listrik yang mengalir melalui R1
akan menimbulkan tegangan drop pada R1 tersebut dan demikian juga arus yang
mengalir pada R2 menimbulkan drop tegangan pada R2. Drop tegangan pada R1
selanjutnya kita sebut VR1 dan drop tegangan pada R2 kita sebut VR2. Terminal atau
kaki resistor yang lebih dekat ke arah kutub positif baterei bernilai lebih positif
dibandingkan dengan terminal yang cenderung dekat ke arah kutub negatif.
D. LANGKAH KERJA
1. Membuka software Livewere.
2. Memilih alat dan bahan eksperimen yang terdapat pada menu gallery berikut ini:
23
5. Untuk Tabel 2 memvariasikan RB2 dan VCC agar diperolh nilai VCE setengah
dari nilai VCC.
E. HASIL EKSPERIMEN
1. Tabel 2.1 Memvariasikan nilai VCC pada Common Emitor
24
4 2,5 22 16,59 4,70 0,71 0,47 20,68 1,32 1,60
F. KESIMPULAN
1. Pada rangkaian untuk tabel pertama, jumlah nilai tegangan untuk loop masukan
dan loop keluaran sama, dan nilai tegangannya bila dijumlahkan sama dengan nilai
tegangan pada baterai, jika semuanya sama maka rangkaian dianggap benar dan
bisa diketahui nilai tegangan dan arusnya.
2. Untuk tabel kedua dapat disimpulkan bahwa nilai dari tegangan common emitor
(VCE) harus diperoleh setengah dari nilai VCC atau tegangan pada baterai dan itu
didapatkan dengan mencari nilai tahanan keduanya atau (RB2). Semakin kecil
nilai RB2 nya maka nilai VCE akan semakin besar.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
BAB III
RANGKAIAN PENGUAT COMMON BASE
A. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Mempelajari karakteristik loop masukan dan karakteristik loop keluaran transistor
dalam konfigurasi Common Base.
2. Mempelajari karakteristik loop masukan dan karakteristik loop keluaran transistor
dalam konfigurasi Common Base, dengan menambahkan transistor beban.
B. PENDUKUNG EKSPERIMEN
No Alat dan Bahan Fungsi Gambar
27
6. Laptop Penyimpan dan Pengolah
data
C. LANDASAN TEORI
Rangkaian penguat adalah suatu rangakaian yang digunakan untuk
menguatkan sinyal masukan. Berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai penguat sinyal,
rangkaian penguat juga dapat dibedakan berdasarkan jenis sinyal yang dikuatkan. Pada
dasarnya rangkaian penguat ini terdiri dari penguat arus, penguat daya, dan penguat
tegangan.
Rangkaian penguat yang paling sederhana adalah rangkaian penguat yang
dibngun oleh sebuah transistor. Berdasarkan konfigurasi pertahanan, rangkaian
penguat menggunakan transistor dibedakan menjadi tiga yaitu rangkaian penguat
common base, penguat common kolektor, dan penguat common emitter. Rangkaian
penguat common base adalah rangkaian penguat dengan kaki basisnya dihubungkan
ke ground. Rangkaian penguat common kolektor adalah rangkaian penguat dimana
kaki kolektor dihubungkan ke ground. Rangkaian penguat common emitter adalah
rangkaian penguat dengan kaki emitornya dihubungkan ke ground.
28
sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini kaki emitor merupakan input, kolektor
merupakan output serta kaki basisi ditanahkan.
Karakteristik dari rangkaian penguat common base antara lain mempunyai
impedansi input yang relatif tinggi dan impedansi output yang relatif rendah serta
mempunyai pembatas yang baik antara masukan dan keluaran. Penguat arusnya lebih
kecil dari 1. Dengan kerakter impedansi masukan yang cukup tinggi maka faktor
kehilangan sinyal masukan akan sanga kecil, sehingga rangkaian ini cocok untuk
penguat sinyal yang kecil.
29
Gambar 3.4 konfigurasi dasar common base
Kemudian kita dapat melihat dari konfigurasi dasar common base bahwa
variabel input berhubungan dengan arus emitter I E dan tegangan base-emitter, VBE,
sedangkan variabel output berhubungan dengan arus collector I C dan tegangan base
collector, VCB. Sejak saat emitter, IE juga arus input, setiap perubahan arus input akan
membuat perubahan yang sesuai dalam arus collector, I C. Untuk konfigurasi penguat
common base, arus gain, Ai diberikan sebagai iOUT / iIN yang itu sendiri ditentukan
dengan rumus IC/ IE. Arus gain untuk konfigurasi CB disebut Alpha, ( α ).
Dalam penguat BJT, arus emitter selalu lebih besar daripada arus
collector karena IE = IB + IC, oleh karena itu arus gain ( α ) dari penguat harus kurang
dari satu (unity) karena IC selalu kurang dari IE dengan nilai IB. Dengan demikian
penguat common base melemahkan arus, dengan nilai-nilai khas alpha berkisar antara
0.980 hingga 0.995.
D. LANGKAH KERJA
1. Eksperimen pengukuran
a. Membuka aplikasi Livewire
b. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang akan digunakan, seperti
sumber arus, resistor, multimeter digital baik untuk mengukur arus dan
mengukur tegangan dan NPN transistor.
c. Merakit komponen di aplikasi livewire sesuai dengan skema rangkaian yang
sudah diterangkan oleh dosen.
d. Menggunakan 1 osiloskop untuk melihat grafik yang terbentuk dari hubungan
tersebut.
30
e. Memvariasikan nilai V sumber, sehingga memasukkan nilai V masukan dan
nilai V keluaran ke dalam tabel.
f. Plot grafik hubungan tersebut.
g. Mencaatat dan memasukkan hasil praktikum dalam tabel.
2. Eksperimen pengukuran
a. Membuka aplikasi Livewire
b. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang akan digunakan, seperti
sumber arus, resistor, multimeter digital baik untuk mengukur arus dan
mengukur tegangan dan NPN transistor.
c. Merakit komponen di aplikasi livewire sesuai dengan skema rangkaian yang
sudah diterangkan oleh dosen.
E. HASIL EKSPERIMEN
1. Tabel 3.1 Memvariasikan nilai V sumber pada rangkaian common base
C1 = 470 μFdan C2 = 470 μF
VR1 = 10 kΩ
R1 = 3,9 kΩ
Vcc = 9V danVee = 9V
31
No VSumber(mV) VInput(mV) VOutput(mV) KV (mV)
1 10 14 600 42,85
2 15 21 800 38,09
3 20 28 1100 39,28
4 25 35 1300 37,14
5 30 42 1600 38
6 35 50 1800 36,73
7 40 57 2000 35,71
8 45 61 2200 36
9 50 70 2400 34,28
10 55 78 2600 33,3
Grafik
3000
2500
2000
1500 Vinput
Voutput
1000
500
0
0 10 20 30 40 50 60
Data 1
32
Data 2
Data 3
Data 4
33
Data 5
Data 6
Data 7
34
Data 8
Data 9
Data 10
35
2. Tabel 3.2 Memvariasikan nilai tahanan bebas pada rangkaian common base
C1 = 470 μFdanC2 = 470 μF
VR1 = 10 kΩ
R1 = 3,9 kΩ
Vcc= 9V danVee= 9V
1 2 14 200 14,28
2 4 14 270 19,28
3 6 14 300 21,42
4 8 14 350 25
5 10 14 400 28,57
6 12 14 420 30
7 14 14 440 31,42
8 16 14 450 32,14
9 18 14 480 34,28
10 20 14 500 35,71
Grafiknya
600
500
400
300 Vinput
Voutput
200
100
0
0 5 10 15 20 25
36
Data 1
Data 2
Data 3
Data 4
37
Data 5
Data 6
Data 7
38
Data 8
Data 9
Data 10
39
F. KESIMPULAN
1. Hubungan tegangan sumber dengan input dan output pada rangkaian common
base tanpa beban adalah sebanding, dimana semakin besar nilai tegangan sumber
maka nilai tegangan input dan tegangan output akan semakin besar.
2. Hubungan hambatan beban dengan tegangan output dan factor penguatan
berbanding lurus, dimana semakin besar nilai hambatan beban maka nilai
tegangan output dan factor penguatan semakin besar. Sementara hambatan beban
dengan masukan memiliki nilai tetap yaitu 14 mV.
40
DAFTAR PUSTAKA
41