Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN EKSPERIMEN ELEKTRONIKA DASAR 1

03

NAMA : AIKA AULIA

NIM : 19033003

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA B

DOSEN : Drs. Asrizal, M,Si

VIRTUAL LABORATORY

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
perlindungannya yang telah memberikan kekuatan lahir maupun batin sehingga penulisan
laporan eksperimen ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman yang tidak berilmu pengetahuan kezaman yang berilmu pengetahuan seperti pada
saat sekarang ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Drs. Asrizal, M,Si yang telah membantu
dalam penulisan laporan ini selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
Dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu kami
meminta kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan
sebagaimana fungsinya.

Padang, 08 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DARTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
BAB I RANGKAIAN PENYEARAH GEOMBANG
A. Tujuan Eksperimen ............................................................................................. 1
B. Pendukung Eksperimen ...................................................................................... 1
C. Teori Dasar ......................................................................................................... 1
D. Langkah Kerja .................................................................................................... 2
E. Hasil Eksperimen ............................................................................................... 5
F. Pengolahan Data ................................................................................................. 7
G. Pembahasan ........................................................................................................ 13
H. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK PADA KONFIGURASI COMMON
EMITOR
A. Tujuan Eksperimen ............................................................................................. 16
B. Pendukung Eksperimen ...................................................................................... 16
C. Teori Dasar ......................................................................................................... 18
D. Langkah Kerja .................................................................................................... 21
E. Hasil Eksperimen ............................................................................................... 23
F. Kesimpulan ........................................................................................................ 25
RANGKAIAN PENGUAT COMMON BASE
A. Tujuan Eksperimen ............................................................................................. 26
B. Pendukung Eksperimen ...................................................................................... 26
C. Teori Dasar ......................................................................................................... 28
D. Langkah Kerja .................................................................................................... 30
E. Hasil Eksperimen ............................................................................................... 32
F. Kesimpulan ........................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 42

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penyearah setengah gelombang tanpa filter ........................................................ 5


Tabel 2 Penyearah setengah gelombang filter ................................................................. 5
Tabel 3 Penyearah gelombang penuh tanpa filter ............................................................ 5
Tabel 4 Penyearah gelombang penuh filter ..................................................................... 6
Tabel 5 Memvariasikan nilai VCC pada Common Emitor .............................................. 23
Tabel 6 Memvariasikan nilai RB2 pada Common Emitor ............................................... 23
Tabel 7 Memvariasikan nilai V sumber pada rangkaian common base ........................... 32
Tabel 8 Memvariasikan nilai tahanan bebas pada rangkaian common base ..................... 36

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Common Emitter ........................................................................................... 18


Gambar 2 Rangkaian penguat satu tingkat ...................................................................... 19
Gambar 3 Konfigurasi common base (CB) ..................................................................... 28
Gambar 4 Konfigurasi transistor penguat CB ................................................................. 28

iv
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG

A. Tujuan Eksperimen
1. Menentukan bentuk keluaran dari rangkaian penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh tanpa filter.
2. Menentukan keluaran dari rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang
penuh dengan filter.

B. Pendukung Eksperimen
1. Laptop/computer/Hp sebagai tempat untuk melakukan eksperimen virtual
2. Capasitor
3. Resistor
4. Diode
5. Tegangan

C. Landasan Teori
Salah satu rangkaian dasar dalam elektronika adalah rangkaian penyearah.
Rangkaian ini terdiri dari satu atau beberapa diode. Diode merupakan komponen
elektronika yang paling sederhana, yang tersusun dari dua jenis semikonduktor, yaitu
semikonduktor jenis-n dan jenis-p. Salah satu penggunaan umum diode adalah untuk
aplikasi penyearah. Untuk mengurangi besarnya tegangan sampai ke diode digunakan
trafo, yang kumparan primernya dapat langsung dihubungkan ke jala-jala listrik. Jumlah
lilitan kumparan kedua harus di hitung sedemikian rupa sehingga tegangan sekundernya
masih dalam batas tegangan diode yang diperkenankan. Pada saat arus bolak balik
mengalir positif pada setengah panjang gelombang pertama sesuai arah panah diode,
diode akan mengalirkan arus. Osiloskop adalah piranti pengujian yang sangat serbaguna
yang dapat digunakan dalam berbagam pengukuran, dimana aplikasi pentingnya adalah
tampilan bentuk gelombang tegangan terhadap waktu.
(Woollard, 2006)
Penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama
memerlukan transformator dengan sedapan pusat (centertap-CT). Cara kedua untuk
mendapatkan keluaran gelombang penuh adalah menggunakan empat dioda, penyearah
seperti ini disebut penyearah jembatan. Untuk penyearah jembatan tampak transformator
tak memerlukan adanya CT. Bahkan bila diode yang digunakan mempunyai kemampuan
tegangan yang cukup, tanpa transformator pun penyearah ini dapat digunakan.
1
(Sutrisno, 1985)
Agar keluaran lebih halus, maka perlu diberikn rangkaian tapis RC. Sebab salah
satu sifat komponen C adalah menyimpan muatan listrik yang bersifat sementara.
Sementara bila ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, maka muatan itu disimpan.
Jika tidk ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, muatan yang tersimpan akan
dikeluarkan. Secara pendekatan tegangan riak puncak ke puncak (Vrpp):
1 𝑉𝑚
𝑉𝑝𝑝 = (1) penyearah gelombang penuh
2 𝑓𝑅𝐶
𝑉𝑚
𝑉𝑝𝑝 = (2) penyearah setengah gelombang
𝑓𝑅𝐶

Serta tegangan keluaran yang di hasilkan oleh penyearah gelombang tapis adalah
1
𝑉𝑜 = 𝑉𝑚 − 𝑉
2 𝑝𝑝

(Wahyudi, 2015)

D. Langkah Kerja
1. Membuka link https://www.falstad.com/circuit/e-index.html
2. Membuka eksperimen Half-Wave Rectifier, seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini:

3. Melakukan eksperimen pada Half-Wafe Rectifier dengan tidak menggunakan filter,


seperti gambar dibawah :

2
4. Pada eksperimen rangkaian setengah gelombang, Saya memvariasikan tegangan
sumbernya.
5. Mengambil 10 data, seperti table 1
6. Lalu, membuat plot grafik pada Microsoft excel
7. Selanjutnya, mengambil data rangkaian setengah gelombang dengan menggunakan
filter. Seperti gambar dibawah :

8. Rangkaiannya sama dengan tanpa filter, bedanya kita menambahkan Capasitor yang
seri dengan Resistor.
9. Mengambil 10 data dengan cara memvariasikan Capasitor nya.
10. Masukkan data ke dalam table
11. Lalu, membuat plot grafik pada mikrosoft excel.
12. Membuka eksperimen Full-Wave Rectifier tanpa filter. Seperti gambar dibawah ini:

3
13. Mengukur tegangan Puncak masukan dan keluaran dengan memvariasikan tegangan
sumbernya.
14. Mengambil 10 data, dan masukkan ke dalam table 3
15. Lalu, membuat plot grafik pada Microsoft excel
16. Melakukan eksperimen rangkaian gelombang penuh dengan menggunakan filter.
Seperti pada gambar dibawah:

17. Pada rangkaian gelombang penuh, saya menambahkan capasitor yang dipasang seri
dengan resistor.
18. Variasikan tegangan sumber, dan mencari riak pada setiap data
19. Mengambil 10 data dan memasukkan ke dalam table 4
20. Membuat plot grafik pada Microsoft excel

4
E. Hasil Eksperimen
1. Tabel 1. Penyearah setengah gelombang tanpa filter
No. Vsumber Masukan Keluaran VDC
Vp Ip Vp Ip
1. 2V 2V 0,002 A 1,5 V 0,002 A 0,48 V
2. 4V 4V 0,005 A 3,4 V 0,005 A 1,08 V
3. 6V 6V 0,008 A 5,4 V 0,008 A 1,72 V
4. 8V 8V 0,011 A 7,4 V 0,011 A 2,35 V
5. 10 V 10 V 0,014 A 9,4 V 0,014 A 2,99 V
6. 12 V 12 V 0,017 A 11,4 V 0,017 A 3,63 V
7. 14 V 14 V 0,020 A 13,4 V 0,020 A 4,27 V
8. 16 V 16 V 0,024 A 15,4 V 0,024 A 4,90 V
9. 18 V 18 V 0,027 A 17,4 V 0,027 A 5,54 V
10. 20 V 20 V 0,030 A 19,4 V 0,030 A 6,18 V

2. Tabel 2. Penyearah setengah gelombang filter


No. Capasitor Keluaran Vriak VDC
Vp VL
1. 10 µF 4,450 V 0,477 V 3,97 V 2,25 V
2. 30 µF 4,444 V 1,976 V 2,47 V 3,61 V
3. 50 µF 4,436 V 2,673 V 1,76 V 5,04 V
4. 70 µF 4,430 V 3,063 V 1,37 V 6,51 V
5. 90 µF 4,424 V 3,303 V 1,12 V 7,90 V
6. 110 µF 4,418 V 3,464 V 0,95 V 9,40 V
7. 130 µF 4,413 V 3,606 V 0,80 V 11,03 V
8. 150 µF 4,409 V 3,702 V 0,70 V 12,6 V
9. 170 µF 4,405 V 3,764 V 0,64 V 13,76 V
10. 190 µF 4,401 V 3,814 V 0,58 V 15,17 V

3. Tabel 3. Penyearah gelombang penuh tanpa filter


No. Vsumber Masukan Keluaran VDC
Vp Ip Vp
1. 2V 2V 0,008 A 0,87 V 0,27 V

5
2. 4V 4V 0,027 A 2,76 V 0,88 V
3. 6V 6V 0,046 A 4,70 V 1,49 V
4. 8V 8V 0,066 A 6,66 V 2,12 V
5. 10 V 10 V 0,086 A 8,64 V 2,75 V
6. 12 V 12 V 0,106 A 10,62 V 3,38 V
7. 14 V 14 V 0,126 A 12,60 V 4,01 V
8. 16 V 16 V 0,145 A 14,58 V 4,48 V
9. 18 V 18 V 0,165 A 16,57 V 5,27 V
10. 20 V 20 V 0,185 A 18,56 V 5,91 V

4. Tabel 4. Penyearah gelombang penuh filter


No. Capasitor Keluaran Vriak VDC
Vp VL
1. 10 µF 3,728 V 0,216 V 3,51 V 1,98 V
2. 30 µF 3,727 V 0,930 V 2,79 V 2,68 V
3. 50 µF 3,725 V 1,388 V 2,33 V 3,21 V
4. 70 µF 3,722 V 1,765 V 1,95 V 3,84 V
5. 90 µF 3,718 V 1,978 V 1,74 V 4,27 V
6. 110 µF 3,715 V 2,209 V 1,5 V 4,95 V
7. 130 µF 3,711 V 2,272 V 1,43 V 5,23 V
8. 150 µF 3,707 V 2,422 V 1,28 V 5,79V
9. 170 µF 3,703 V 2,500 V 1,2 V 6,17 V
10. 190 µF 3,700 V 2,600 V 1,1 V 6,72 V

6
F. Pengolahan data
a. Tabel 1. Penyearah setengah gelombang tanpa filter
1) VDC=Vp/π
=1,5V/3,14
=0,48 V
2) VDC=Vp/π
=3,4V/3,14
=1,08 V
3) VDC=Vp/π
=5,4V/3,14
=1,72 V
4) VDC=Vp/π
=7,4V/3,14
=2,35 V
5) VDC=Vp/π
=9,4V/3,14
=2,99 V
6) VDC=Vp/π
=11,4V/3,14
=3,63 V
7) VDC=Vp/π
=13,4V/3,14
=4,27 V
8) VDC=Vp/π
=15,4V/3,14
=4,90 V
9) VDC=Vp/π
=17,4V/3,14
=5,54 V
10) VDC=Vp/π
=19,4V/3,14
=6,18 V
b. Tabel 2. Penyearah setengah gelombang filter
1.) Vriak=Vp-VL
=4,450 V – 0,477 V
7
=3,97 V
2.) Vriak=Vp-VL
=4,444 V – 1,976 V
=2,47 V
3.) Vriak=Vp-VL
=4,436 V – 2,673 V
=1,76 V
4.) Vriak=Vp-VL
=4,430 V – 3,063 V
=1,37 V
5.) Vriak=Vp-VL
=4,424 V – 3,303 V
=1,12 V
6.) Vriak=Vp-VL
=4,418 V – 3,464 V
=0,95 V
7.) Vriak=Vp-VL
=4,413 V – 3,606 V
=0,80 V
8.) Vriak=Vp-VL
=4,409 V – 3,702 V
=0,70 V
9.) Vriak=Vp-VL
=4,405 V – 3,764 V
=0,64 V
10.) Vriak=Vp-VL
=4,401 V – 3,814 V
=0,58 V

1. VDC= Vp/(0,5 Vriak)


=4,450 / (0,5x3,97)
=4,450 / 1,98
=2,25 V
2. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,444 / (0,5x2,47)
8
=4,444 / 1,23
=3,61 V
3. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,436 / (0,5x1,76)
=4,436 / 0,88
=5,04 V
4. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,430 / (0,5x1,37)
=4,430 / 0,68
=6,51 V
5. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,424 / (0,5x1,12)
=4,424 / 0,56
=7,90 V
6. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,418 / (0,5x0,95)
=4,418 / 0,47
=9,4 V
7. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,413 / (0,5x0,80)
=4,413 / 0,4
=11,03 V
8. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,409 / (0,5x0,70)
=4,409 / 0,35
=12,6 V
9. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,405 / (0,5x0,64)
=4,405 / 0,32
=13,76 V
10. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=4,401 / (0,5x0,58)
=4,401 / 0,29
=15,17 V
c. Tabel 3. Penyearah gelombang penuh tanpa filter
9
1) VDC =Vp/π
=0,87V/3,14
=0,27 V
2) VDC =Vp/π
=12,76V/3,14
=0,88 V
3) VDC =Vp/π
=4,70V/3,14
=1,49 V
4) VDC =Vp/π
=6,66V/3,14
=2,12 V
5) VDC =Vp/π
=8,64V/3,14
=2,75 V
6) VDC =Vp/π
=10,62V/3,14
=3,38 V
7) VDC =Vp/π
=12,60V/3,14
=4,01 V
8) VDC =Vp/π
=14,58V/3,14
=4,48 V
9) VDC =Vp/π
=16,57V/3,14
=5,27 V
10) VDC =Vp/π
=18,56V/3,14
=5,91 V
d. Tabel 4. Penyearah gelombang penuh filter
1) Vriak=Vp-VL
=3,278 V – 0,216 V
=3,51 V
2) Vriak=Vp-VL
10
=3,727 V – 0,93 V
=2,79 V
3) Vriak=Vp-VL
=3,725 V – 1,388 V
=2,33 V
4) Vriak=Vp-VL
=3,722 V – 1,765 V
=1,95 V
5) Vriak=Vp-VL
=3,718 V – 1,978 V
=1,74 V
6) Vriak=Vp-VL
=3,715 V – 2,209 V
=1,5 V
7) Vriak=Vp-VL
=3,711 V – 2,272 V
=1,43 V
8) Vriak=Vp-VL
=3,707 V – 2,422 V
=1,28 V
9) Vriak=Vp-VL
=3,703 V – 2,5 V
=1,2 V
10) Vriak=Vp-VL
=3,7 V – 2,6 V
=1,1 V

1. VDC= Vp/(0,5 Vriak)


=3,728 / (0,5x3,51)
=3,728 / 1,75
=1,98 V
2. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,727 / (0,5x2,79)
=3,727 / 1,39
=2,68 V
11
3. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,725 / (0,5x2,33)
=3,725 / 1,16
= 3,21V
4. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,722 / (0,5x1,95)
=3,722 / 0,97
=3,84 V
5. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,718 / (0,5x1,74)
=3,718 / 0,87
=4,27 V
6. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,715 / (0,5x1,5)
=3,715 / 0,75
=4,95 V
7. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,711 / (0,5x1,43)
=3,711 / 0,71
=5,23 V
8. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,707 / (0,5x1,28)
=3,707 / 0,64
=5,79 V
9. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,703 / (0,5x1,2)
=3,703 / 0,6
=6,17 V
10. VDC= Vp/(0,5 Vriak)
=3,7 / (0,5x1,1)
=3,7 / 0,55
=6,72 V

12
G. Pembahasan
Pada tabel 1 dapat disimpulkan grafik antara Vs dengan keluaran Vp dan Ip. Dapat
kita lihat Vp berbanding lurus dengan Vs, jika di perhatikan betul antara Vs dengan Ip
juga berbanding lurus, karena jika Vs semakin besar Ip juga bertambah besar.

Hubungan Antara Tegangan Sumber Dengan


Keluaran Vp Dan Ip
25

20

15
Vp
10 Ip

0
0 5 10 15 20 25

Pada tabel 2 dapat disimpulkan grafik capasitor dengan tegangan riak. Dapat kita
lihat brafiknya berbanding terbalik, dimana Capasitor semakin besar dan Vriak semakin
kecil.

Hubungan Antara Capasitor Dengan Tegangan


Riak
4.5
4
3.5
Tegangan riak (V)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200
Capasitor (µF)

Pada tabel 3 terdapat hubungan Vs dengan Vp keluaran. Dapat kita lihat grafiknya
berbanding lurus, dimana jika Vs semakin besar maka Vp juga semakin beasr.

13
Hubungan Antara Tegangan Sumber Dengan
Tegangan Puncak Keluaran

7
6
Tegangan puncak (V) 5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25
Tegangan sumber (V)

Pada tabel 4 terdapat hubungan antara capasitor dengan Vriak. Dapat kita lihat
grafiknya berbanding terbalik, dimana jika capasitor semakin besar maka tegangan riak
semakin kecil.

Hubungan Antara Capasitor Dengan Tegangan Riak

4
3.5
3
Tegangan riak (V)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200
Capasitor

14
H. Kesimpulan
1. Pada rangkaian setengah gelombang dan gelombang penuh tanpa filter hanya berupa
resistor, tidak ada Capasitor sehingga tidak terbentuk riak.
2. Keluaran pada rangkaian setengah gelombang dan gelombang penuh terdapat
hubungan dengan capasitor sehingga menghasilkan tegangan riak, semakin besar
capasitor nya maka tegangan riak nya semakin kecil.

15
PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK SEARAH PADA
KONFIGURASI COMMON EMITOR

A. Tujuan Eksperimen
1. Menentukan nilai arus dan tegangan listrik dalam pengukuran searah rangkaian
common emitor.
2. Menentukan nilai tegangan common emitor dan tahanan kedua dari tegangan pada
baterai.

B. Pendukung Eksperimen
No Alat dan Bahan Fungsi Gambar

1. Resistor Penghambat arus

2. Projectboard Tempat merangkai


rangkaian

3. Kabel penghubung Menghubungkan


komponen antar rangkaian,
media perpindahan arus

16
4. Transistor NPN Sebagai penguat emitor dan
penguat basis

5. Multimeter Digital Untuk mengukur arus dan


tegangan pada listrik

6. Laptop Penyimpan dan Pengolah


data

7. Baterai Memberi daya pada


rangkaian listrik

17
C. Landasan Teori
Penguat Transistor Emittor Bersama
Common Emittor adalah konfigurasi transistor dimana kaki emitor transistor di-
ground-kan dan dipergunakan bersama untuk input dan output. pada konfiguras common
emittor ini, sinyal input dimasukan ke basis dan sinyal output-nya diperoleh dari kaki
kolektor.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi
Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan
penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi
Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus
antara sinyal Input dan sinyal Output.
Penguat Common Emitter sering dirancang dengan sebuah resistor emiter (RE)
seperti ditunjukkan dalam Gambar. Resistor tersebut menghasilkan bentuk dari umpan
balik negatif yang dapat digunakan untuk menstabilkan titik operasi DC dan penguatan
AC.

Gambar 1 Common Emitter


Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian
ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.

18
Gambar 2 Rangkaian penguat satu tingkat
Rangkaian di atas disebut rangkaian penguat satu tingkat dengan transistor yang
dirangkai dengan mengikuti konfigurasi common emitor (emitor bersama). Disebut
penguat satu tingkat karena rangkaian ini, sebagai satu kesatuan, merupakan salah satu
tahapan yang digunakan dalam suatu sistim penguatan sinyal audio (sinyal suara), selain
itu dinyatakan dalam konfigurasi common emitor karena kaki emitor dari transistor
tersebut digunakan bersama sebagai bagian masukan (input) dan juga sebagai keluaran
(output).
Komponen-komponennya :
1. R1 bersama-sama R2 membentuk rangkaian seri resistor yang dihubungkan ke
catu daya (power supply). Rangkaian seri ini menghasilkan tegangan drop pada
ujung-ujung kakinya yang diberikan kepada transistor untuk membuat transistor
bekerja dan mengalirkan arus listrik melalui transistor.
2. R3 yang dipasangkan pada kaki kolektor berfungsi untuk membatasi besar arus
yang boleh mengalir masuk ke kaki kolektor. Pembatasan arus masuk ke kolektor
agar tidak melewati batas maksimum arus yang boleh masuk ke kaki kolektor agar
tidak merusakkan transistor yang bersangkutan.
3. R4 yang dipasangkan pada kaki emitor berfungsi untuk membatasi besar arus yang
boleh mengalir masuk ke kaki emitor. Pembatasan arus masuk ke emitor agar tidak
melewati batas maksimum arus yang boleh masuk ke kaki emitor agar tidak
merusakkan transistor yang bersangkutan.
4. C1 yang dipasang pada rangkaian input berfungsi untuk menolak (mem blok) arus
searah dari terminal masukan agar tidak masuk ke rangkaian tetapi meneruskan

19
arus bolak-balik dari terminal masukan untuk diteruskan masuk ke dalam
rangkaian dan dikuatkan.
5. C2 yang dipasang pada rangkaian output berfungsi untuk menolak (mem blok)
arus searah pada rangkaian dibagian keluaran agar tidak masuk ke rangkaian tetapi
meneruskan arus bolak-balik yang sudah dikuatkan untuk diteruskan masuk ke
rangkaian penguat berikutnya.
6. C3 yang dipasang paralel terhadap resistor Emitor berfungsi sebagai jalan pintas
(by pass) arus sinyal bolak-balik (ac) sehingga sinyal ac tersebut (yang sesuai
dengan sinyal masukan yang dikuatkan) tidak perlu melewati resistor emitor yang
bernilai cukup besar. Dengan demikian diperoleh arus sinyal bolak-balik yang
besar dan menghasilkan tegangan sinyal yang besar pula di keluaran (output).
7. Transistor dalam rangkaian penguat ini berfungsi melipatgandakan arus yang kecil
di bagian masukan (basis) menjadi jauh lebih besar (sesuai kemampuantransistor)
di bagian keluaran (emitor – kolektor). Perubahan-perubahan pada arus basis ini
juga dirasakan sebagai perubahan-perubahan yang lebih besar di bagian keluaran.

Arus dan tegangan DC pada rangkaian di atas dapat dipahami dengan mengingat
prinsip dasar yang diungkapkan oleh Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I tentang arus dan
Hukum Kirchoff II tentang tegangan.Sesaat setelah catu daya diberikan arus listrik
mengalir dari kutub positip VCC masuk resistor R1 dan R2 dan selanjutnya menuju
kutub negatif Gnd. Sesuai prinsip Hukum Ohm, arus listrik yang mengalir melalui R1
akan menimbulkan tegangan drop pada R1 tersebut dan demikian juga arus yang
mengalir pada R2 menimbulkan drop tegangan pada R2. Drop tegangan pada R1
selanjutnya kita sebut VR1 dan drop tegangan pada R2 kita sebut VR2. Terminal atau
kaki resistor yang lebih dekat ke arah kutub positif baterei bernilai lebih positif
dibandingkan dengan terminal yang cenderung dekat ke arah kutub negatif.

20
D. Langkah Kerja
1. Membuka software Liveware
2. Memilih alat dan bahan eksperimen yang terdapat pada menu gallery berikut ini :

3. Menyusun rangkaian seperti berikut :

21
4. Untuk Tabel.1 memvariasikan VCC hingga 10 data,barulah didapatkan hasil berapa
nilai arus dan nilai tegangannya, lalu mencatat semua nilai yang tertera pada
multimeter digital tersebut.
5. Untuk Tabel.2 memvariasikan RB2 nya,dan VCC nya juga,agar memperoleh hasil
VCE yang dimana nilainya setenga dari nilai VCC.

22
E. Hasil Eksperimen
1. Tabel 5 Memvariasikan nilai VCC pada Common Emitor
No VCC VRC VCE VRE IC VRB1 VRB2 IB
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (mA) (Volt) (Volt) (µA)
1 9 1,52 7,26 0,23 0,15 8,18 0,82 0,65
2 10 2,06 7,63 0,31 0,21 9,09 0,91 0,85
3 11 2,62 7,98 0,39 0,26 10 0,10 1,04
4 12 3,19 8,33 0,48 0,32 10,91 1,09 1,24
5 13 3,76 8,67 0,57 0,38 11,82 1,18 1,42
6 14 4,33 9,01 0,65 0,43 12,73 1,27 1,61
7 15 4,91 9,35 0,74 0,49 13,64 1,36 1,79
8 16 5,49 9,68 0,83 0,55 14,55 1,45 1,98
9 17 6,08 10,01 0,91 0,61 15,46 1,54 2,16
10 18 6,66 10,33 1,00 0,67 16,37 1,63 2,33
11 19 7,25 10,66 1,09 0,72 17,28 1,72 2,51
12 20 7,84 10,98 1,18 0,78 18,19 1,81 2,68
13 21 8,42 11,31 1,27 0,84 19,10 1,90 2,85
14 22 9,01 11,63 1,36 0,90 20,01 1,99 3,03
15 23 9,60 11,95 1,45 0,96 20,92 2,08 3,19
16 24 10,19 12,27 1,53 1,02 21,83 2,17 3,36
17 25 10,78 12,59 1,62 1,08 22,74 2,26 3,53
18 26 11,38 12,91 1,71 1,14 23,65 2,35 3,69
19 27 11,97 13,23 1,80 1,20 24,56 2,44 3,85
20 28 12,56 13,55 1,89 1,26 25,47 2,53 4,02
21 29 13,15 13,87 1,98 1,32 26,38 2,62 4,18
22 30 13,75 14,18 2,07 1,37 27,29 2,71 4,33

2. Tabel 6 Memvariasikan nilai RB2 pada Common Emitor


No RB2 VCC VCE VRC VRE Ic VRB1 VRB2 IB
(kΩ) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (mA) (Volt) (Volt) (µA)
1 1 22 21,81 0,16 0,02 0,02 21,45 0,55 0,00
2 1,5 22 20,24 1,53 0,23 0,15 21,19 0,81 0,58
3 2 22 18,42 3,11 0,49 0,31 20,93 1,07 1,09
4 2,5 22 16,59 4,70 0,71 0,47 20,68 1,32 1,60
23
5 3 22 14,79 6,27 0,94 0,63 20,43 1,57 2,11
6 3,5 22 13,02 7,81 1,17 0,78 20,20 1,80 2,62
7 4 22 11,29 9,31 1,40 0,93 19,96 2,04 3,13

24
F. Kesimpulan
1. Pada rangkaian untuk tabel pertama,jumlah nilai tegangan untuk loop masukan dan
loop keluaran sama,dan nilai tegangannya bila dijumlahkan sama dengan nilai
tegangan pada baterai,jika semuanya sama,maka rangkaian dianggap benar dan bisa
diketahui nilai tegangan dan arusnya.
2. Untuk tabel kedua disimpulkan bahwa nilai tegangan common emitor (VCE) harus
diperoleh setengah dari nilai VCC atau tegangan pada baterai dan itu didapatkan
dengan mencari nilai tahanan keduanya atau (RB2),dan semakin kecil nilai RB2 nya
maka nilai VCE nya akan semakin besar,dan begitu juga sebaliknya.

25
RANGKAIAN PENGUAT COMMON BASE

A. Tujuan Eksperimen
1. Mempelajari karakteristik loop masukan dan karakteristik loop keluaran transistor
dalam konfigurasi Common Base.
2. Mempelajari karakteristik loop masukan dan karakteristik loop keluaran transistor
dalam konfigurasi Common Base, dengan menambahkan transistor beban.

B. Pendukung Eksperimen
No Alat dan Bahan Fungsi Gambar

1. Resistor Penghambat arus

2. Projectboard Tempat merangkai


rangkaian

3. Kabel penghubung Menghubungkan komponen


antar rangkaian, media
perpindahan arus

26
4. Transistor NPN Sebagai penguat emitor dan
penguat basis

5. Multimeter Digital Untuk mengukur arus dan


tegangan pada listrik

6. Laptop Penyimpan dan Pengolah


data

7. Baterai Memberi daya pada


rangkaian listrik

27
C. Landasan Teori
Konfigurasi Common-Base (CB)
Penguat Common Base digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini
Emitor merupakan input dan Collector adalah output sedangkan Basis di-ground-kan/
ditanahkan.
Pada rangkaian ini, sinyal yang masuk diberikan antara emiter dan basis,
sedangkan keluarannya adalah antara kolektor dan basis.

Gambar 5. Konfigurasi common base (CB)

Karakter dari konfigurasi transistor common base apabila digunakan sebagai


penguat adalah konfigurasi transistor common base memiliki resistansi masukan yang
sangat rendah dan tegangan output--nya bernilai tinggi. Ini seperti konfigurasi transistor
common emitter (CE). Lihat gambar 6.

Gambar 6. Konfigurasi transistor penguat CB

28
Keterangan:
VC = tegangan kolektor
VB = tegangan base
VE = tegangan emiter.
VCE = tegangan jepit kolektor
VBE = tegangan jepit base
VCB = tegangan jepit kolektor
VS = tegangan sumber
RS = hambatan sumber
RE = hambatan emitor
RC = hambatan kolektor
RB = hambatan basis
RL = hambatan beban (load)

29
D. Langkah Kerja
1. Eksperimen pengukuran
a. Membuka aplikasi Livewire
b. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang akan digunakan, seperti
sumber arus, resistor, multimeter digital baik untuk mengukur arus dan
mengukur tegangan dan NPN transistor.
c. Merakit komponen di aplikasi livewire sesuai dengan skema rangkaian yang
sudah diterangkan oleh dosen.

d. Menggunakan 1 osiloskop untuk melihat grafik yang terbentuk dari hubungan


tersebut.
e. Memvariasikan nilai Vsumber, sehingga memasukkan nilai Vmasukan dan Nilai
Vkeluaran kedalam tabel.
f. Plot grafik hubungan tersebut.
g. Mencaatat dan memasukkan hasil praktikum dalam tabel.
2. Eksperimen pengukuran
a. Membuka aplikasi Livewire
b. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang akan digunakan, seperti
sumber arus, resistor, multimeter digital baik untuk mengukur arus dan
mengukur tegangan dan NPN transistor.
c. Merakit komponen di aplikasi alivewire sesuai dengan skema rangkaian yang
sudah diterangkan oleh dosen.

30
d. Menggunakan 2 osiloskop untuk melihat grafik yang terbentuk dari hubungan
tersebut.
e. Memvaariasikan nilai resistor beban, sehingga masukkan nilai Vmasukan dan
Nilai Vkeluaran kedalam tabel.
f. Plot grafik hubungan tersebut.
g. Mencatat dan memasukkan hasil praktikum dalam tabel.

31
E. Hasil Eksperimen
1. Tabel 7 Memvariasikan nilai V sumber pada rangkaian common base
C1 = 470 μF dan C2 = 470 μF
VR1 = 10 kΩ
R1 = 3,9 kΩ
Vcc = 9V dan Vee = 9V
No VSumber (mV) VInput (mV) VOutput (mV) KV (mV)
1 10 14 600 42,85
2 15 21 800 38,09
3 20 28 1200 42,85
4 25 35 1400 40
5 30 42 1600 38,09
6 35 49 1800 36,73
7 40 56 2000 35,71
8 45 61 2200 36,06
9 50 70 2400 34,28
10 55 78 2600 33,33

Hubungan Tegangan Sumber Terhadap Tegangan


Masukan Dan Keluaran
3000

2500

2000 VInput (mV)


VOutput (mV)
1500

1000

500

0
0 10 20 30 40 50 60

a. Data 1

32
b. Data 2

c. Data 3

d. Data 4

33
e. Data 5

f. Data 6

g. Data 7

34
h. Data 8

i. Data 9

j. Data 10

35
2. Tabel 8 Memvariasikan nilai tahanan bebas pada rangkaian common base
C1 = 470 μF dan C2 = 470 μF
VR1 = 10 kΩ
R1 = 3,9 kΩ
Vcc = 9V dan Vee = 9V

No Resistor Beban VInput (mV) VOutput (V) KV (mV)


(Ω)
1 2 14 200 14,28
2 4 14 300 21,42
3 6 14 380 27,14
4 8 14 400 28,57
5 10 14 420 30
6 12 14 500 35,71
7 14 14 560 40
8 16 14 580 41,42
9 18 14 600 42,85
10 20 14 620 44,28

36
Hubungan Tegangan Masukkan Dan
700

600

500

400 Vinput
Voutput
300

200

100

0
0 5 10 15 20 25

a. Data 1

b. Data 2

c. Data 3

37
d. Data 4

e. Data 5

f. Data 6

38
g. Data 7

h. Data 8

i. Data 9

39
j. Data 10

40
F. Kesimpulan
1. Hubungan tengangan sumber dengan input dan output pada rangkaian cammon base
tanpa beban adalah sebanding, dimana semakin besar nilai tegangan sumber maka
nilai tegangan input dan tegangan output akan semakin besar.
2. Hubungan hambatan beban dengan tegangan output dan factor penguatan berbanding
lurus, dimana semakin besar nilai hambatan beban maka nilai tegangan output dan
factor penguatan semakin besar. Sementara hambatan beban dengan masukan
memiliki nilai tetap yaitu 14 mV.

41
DAFTAR PUSTAKA

Dickson Kho. Tanpa Tahun. Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar.


Endarta Adi. 2012. Penguat Transistor Satu Tingkat Common Emitor.
Sutrisno. 1985. Elektronika Dasar I. Bandung: ITB.
Taufiq Dwi Septian Suyadhi. 2010. Buku Pintar Robotika. Yogyakarta : ANDI Offset
Taufiq Dwi Septian Suyadhi. 2010. Buku Pintar Robotika. Yogyakarta : ANDI Offset
Wahyudi. 2015. Elektronika Dasar I. Mataram : FKIP Press.
Woolara, Harry. 2006. Elektronika Dasar Praktis. Jakarta : Erlangga.
Yuda. 2012. Transistor Sebagai Penguat.

42

Anda mungkin juga menyukai