Anda di halaman 1dari 5

T

U
G
A
S
Nama Kelompok : Muhammad Zidan
Willer James
Agus Gianto
Bela Putri Salsabila
Naia Putri Malika
Silvia wati
Kelas : X IPS lll
Mapel : Sejarah (w) .
Menganthropus

Meganthropus adalah sekumpulan koleksi fosil mirip manusia purba yang ditemukan
di Indonesia. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936
dan berakhir 1941 di Situs Sangiran, yaitu rahang bawah dan rahang atas. Ketika pertama
ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus,artinya manusia
raksasa dari jawa. Memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Pithecanthropus erectus (Homo
erectus) yang lebih dulu ditemukan di Sangiran.

Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun 1952 berupa rahang bawah.

Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga
menyerupai kera, diperkirakan juga makanan yang dikonsumsi oleh manusia purba ini adalah
tumbuh-tumbuhan. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu,
pada masa Paleolithikum atau Zaman Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada
bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.

Meganthropus palaeojavanicus adalah jenis jenis manusia purba di indonesia yang paling tua.
Mungkin bagi kalian, kata ini sangatlah asing, karena sangat jarang di ucapkan, atau tidak
banyak kita temukan. Namun, meganthropus palaeojavanicus adalah sejarah yang indah dan
sangat banyak informasi yang menarik untuk kita pelajari. Untuk itu, pertama-tama kita harus
mengenal sejarah, atau di balik nama itu. 

Sejarah Penemuan Meganthropus Palaeojavanicus

Nama manusia purba di indonesia meganthropus palaeojavanicus sendiri, di ambil dari kata
Mega yang berarti besar, Anthropus yang artinya manusia, Paleo yang berarti tertua atau
yang paling tua dan Javanicus yang berarti jawa. Jadi dari kata-kata itu, kita tau bahwa arti
dari meganthropus palaeojavanicus adalah, manusia dengan tubuh besar, yang tertua atau
paling tua di pulau jawa. 

 Pithecanthropus Erectus (Manusia Jawa)

Penemuan pertama yang tertua di pulau jawa adalah Homo erectus paleojavanicus atau
manusia jawa. Penemuan ini adalah penemuan pertama yang di temukan. Yang menarik,
pada awal penemuannya manusia jawa ini langsung di beri nama ilmiah. Dan pemimpin tim
yang menemukan fosil atau manusia purba ini langsung berhasil menemukan tengkoraknya di
Ngawi pada tahun 1891. Arti dari nama manusia purba ini juga sangat unik untuk kita
ketahui. Arti namanya sendiri di ambil dari bahasa latin dan yunani, yang berarti manusia
kera yang dapat berdiri. 

Penemu dari manusia jawa ini Eugene Dubois, awalnya tidak banyak mendapat temuannya.
Namun akhirnya, ia menemukan fosil yang lebih lengkap di desa Sangiran, Jawa tengah,
yang berjarak sekitar 18 km ke Utara dari kota Solo. Ada banyak penemuan fosil di
Indonesia yang kini menjadi kian tersingkap keadaan dan keberadaannya. Fosil yang
akhirnya di temukan berupa tengkorak tempurungnya di temukan oleh Gustav Heinrich
Ralph Von Koenigswald pada tahun 1936. 
Banyak yang berfikir, bahwa di temukannya manusia jawa ini mungkin merupakan mata
rantai yang hilang antara manusia kera dengan manusia modern yang ada saat ini. Tapi,
semua leluhur dan telah di sepakati juga, bahwa manusia jawa adalah Homo Erectus yang
memang benar-benar hidup di di pulau jawa. Kita juga bisa coba mengunjungi atau
melihat tempat-tempat bersejarah yang bisa memberi kita gambaran jelas tentang sejarah
indonesia, dan jenis manusia purbanya. 

 Meganthropus A

Temuan ini pertama kali di temukan oleh Koenigswald pada tahun 1941. Dan ia berhasil
membawa temuannya itu dan berhasil mengirim cast rahang untuk di berikan dan di jelajahi
sebagai penemuan. Franz yang mendapat penemuan ini, akhirnya menjelaskan penemuan luar
biasa yang ia ingin jelaskan ini. Pada tahun 1945 ia mulai memberi nama temuannya ini,
dengan nama hominid. Kita bisa coba melihat ciri-ciri Homo Robustus yang membantu kita
untuk membayangkan banyak hal tentang manusia purba. Penemuan ini yang terkenal karena
memiliki rahang terbesar dan setelah di prediksi, ternyata rahangnya sama dengan tinggi
dengan gorila, tapi memiliki bentuk yang berbeda.

Franz menganggap temuannya ini adalah gigantisme acromegalic, tapi akhirnya tidak
menggolongkannya karena tidak memiliki fitur khas seperti dagu yang menonjol berlebihan
dan giginya yang kecil di bandingkan dengan ukuran rahang itu sendiri. Memang Franz tidak
pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid ini berasal, namun ia mengatakan
ukurannya termasuk dalam ciri-ciri Homo Floresiensis yang di perkirakan dua kali lebih
besar dari ukuran gorila, yang memiliki tinggi sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang
rahangnya di gunakan dalam bagian dari rekonstruksi temuan lainnya.

Ciri-Ciri Meganthropus Palaeojavanicus

1. Bentuk dahi mendatar


2. Bentuk pada bagian tulang kening sangat menonjol
3. Bagian mulut menjorok ke depan
4. Memiliki tinggi badan berukuran 130 cm sampai 210
5. Bentuk kaki sangat panjang dan sangat dominan di gunakan untuk berjalan
6. Bentuk tengkorak ada yang pendek dan panjang
7. Memiliki berat badan 88 kg sampai 150 kg
8. Tulang pipi menonjol dan lebar
9. Memiliki bahasa komunikasi antar individu
10. Bagian matanya berbentuk orbit
11. Memiliki bentuk geraham seperti manusia tetapi tidak berdagu seperti kera
12. Makanan pokoknya adalah tumbuh-tumbuhan
13. Memiliki tulang pipi yang tebal
14. Hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu
15. Manusia purba tidak mempunyai tempat tinggal tetap, mereka berpindah-pindah dan
btidak kembali lagi ke tempat awal
16. Semakin hari awalnya manusia purba sendiri-sendiri, tapi setelah itu mereka
membentuk kelompok kecil
17. Tempat tinggal paling aman dan nyaman adalah Goa
18. Dalam masa perburuannya, mereka sudah sangat mengenal seni. Jdi untuk
membudidyakan itu, manusia purba menggambar di dalam Goa mereka, lukisan
hewan . Untuk warna mereka biasanya menggunakan warna merah, hitam dan putih
19. Di masa ini mereka sudah makan ubi

Jenis Meganthropus Palaeojavanicus

 Arkaik

Tipe atau jenis yang satu ini adalah manusia dalam jenis macam-macam Homo yang di
temukan yang paling tua. Di temukannya pada lapisan lempung hitam formasi pucangan dan
grenzbank di sangiran, serta pasir vulkanik di utara perning. Tipe atau jenis ini adalah tipe
yang paling besar dan kekar dengan volume otak sekitar 870cc. 

 Progresif

Tipe atau jenis ini merupakan jenis yang paling maju, sebagian besar di temukan pada
endapan aluvial di Ngandong (Blora), selopuro (Ngawi), dan pada endapan Vulkanik di
Sambung macan. Volume otak sudah mencapai 1.100cc, dengan tatap tengkorak yang lebih
tinggi dan lebih memudar. 

 Tipik

Tipe atau jenis yang satu ini adalah tipe yang paling lebih maju di bandingkan dengan tipe
arkaik, atau jenis lainnya. Jenis ini merupakan bagian terbanyak dari Homo erectus di
Indonesia. Ada cara hidup Meganthropus Paleojavanicus yang menarik, dan patut untuk di
perhatikan. Penemuan ini kedungbrubus (Madiun), Patiayam (Kudus), dan sejak tahun 2011
di temukan lagi di (Tegal). Konstruksi tengkoraknya lebih ramping, meskipun dahi masih
landai dan agak tonggos. Kapasitas otak sekitar 1.000cc.

 Meganthopus 2

Jenis atau tipe yang satu ini merupakan fragmen tengkorak yang pertama kali di jelaskan oleh
Sartono pada tahun 1982. Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih
luas daripada sebelumnya spesimen yang belum di temukan. Inilah yang menjadi alasan para
ilmuwan untuk akhirnya, memutuskan untuk meneliti lebih dalam temuan ini. Ada
banyak sejarah Homo Sapiens yang juga menjadi penjelasan jelas dari manusia purba. Selain
itu, temuan ini memiliki sagittal crest yang sama atau punggung temporal ganda dengan
kapasitas tengkorak sekitar 800-1000cc. 

 Meganthopus 1

Spesimen Tyler yang satu ini di gambarkan sebagai tengkorak yang hampir lengkap tapi
hancur dalam batas ukuran. Yang berbeda dari jenis atau tipe lainnya adalah, spesimen ini
tidak memiliki jendolan ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan punggung
nuchal sangat tebal. Ada bentuk lain dari ciri-ciri Homo Habilis yang bisa kita perhatikan dan
lihat, jika kita ingin mengenal lebih dalam tentang manusia purba ini. 

 Pithecanthoropus Soloensis

Tipe atau jenis yang satu ini adalah manusia kera dari solo. Manusia purba jenis ini fosilnya
di temukan langsung oleh Openorth dan Von Koenigswald di daerah pulau jawa sekitar tahun
1931. Hingga tahun 1933 ada penemuan manusia purba sejenis lainnya di Sangiran dekat
dengan sungai di Solo. Bagian awal yang di temukan adalah tulang kering dan tulang
tengkorak. Bentuk dari penemuan ini juga sangat unik. Karena memiliki bentuk yang beda
dari yang lain. Yang akhirnya menjadi daya tarik para ilmuwan untuk di jadikan sebagai
temuan yang menarik untuk di pelajari. Temuan ini juga sempat di bawa di bandung, sebelum
sempat di bawa ke jawa atau solo, sehingga kita juga bisa mempelajari bangunan bersejarah
di Bandung yang membantu kita memahami banyak hal tentang sejarah manusia kala itu.

 Homo Soloensis

Franz dan Koenigswald menemukan manusia purba ini pada kisaran tahun 1931-1934.
Karena volume otaknya, manusia purba ini tidak termasuk ke dalam golongan manusia kera.
Mereka juga di nilai lebih cerdas dan mempunyai kehidupan yang lebih baik. Fosil pertama
yang di temukan adalah tulang tengkorak. Dan di perkirakan juga kehidupannya terjadi
900.000 sampai 300.000 tahunan lalu.

Penting untuk kita perhatikan juga monumen di Indonesia yang membantu kita memahami
sejarah manusia purba yang menarik sekali untuk di pelajari dan di pahami dengan jelas.
Bentuk dari temuan ini juga sangat unik, misalnya cara berjalan dari manusia purba yang satu
ini adalah dengan bipedal, mereka juga memiliki badan yang lebih tegap. Memiliki wajah
yang tidak menonjol seperti manusia kera. Namun, jenisnya sangat mirip dengan manusia
purba yang sudah lama di budidayakan di museum.

Itu tadi beberapa jenis manusia purba yang bisa kita lihat dan pelajari untuk di perhatikan.
Banyak sejarah manusia yang sangat indah dan menarik untuk kita pelajari meskipun sudah
sangat lama, namun pengetahuan sangat membantu kita sekarang tentang sejarahnya. Dan
sejarah atau peninggalan yang sudah lama ini, akan sangat membantu kita untuk lebih
menghargai dan ingin menjaga dan membudidayakan peninggalan-peninggalan ini dengan
sangat baik. 

Anda mungkin juga menyukai