Bu Ani
Bu Ani
PENDAHULUAN
Penyakit karies, atau gigi berlubang merupakan penyakit infeksi yang umum
di dunia dan ditemukan pada 95% jumlah penduduk dunia. Karies merupakan
penyakit kronis yang umum pada anak-anak sedunia, sedangkan penyakit jaringan
Tindakan ekstraksi (pencabutan gigi) adalah tahap akhir jika gigi tersebut
sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Pembuangan jaringan gigi pada saat preparasi
dilakukan seminimal mungkin. Restorasi atau bahan tumpatan yang diberikan setelah
Sejak era tahun 1890-an, konsep preparasi kavitas (pengambilan bagian gigi
yang berlubang dengan bur gigi) yang dikembangkan oleh GV. Black mulai
digunakan luas di dunia kedokteran gigi. Konsepnya yang terkenal dengan prinsip
“extention for prevention” yakni membuat kavitas yang besar untuk bahan tumpat
sekunder. Namun fakta yang muncul pasca perawatan, struktur dan jaringan gigi
yang tersisa menjadi rapuh dan tidak kuat menahan beban akibat proses pengunyahan
dan ikatan bahan tumpatan gigi dengan struktur gigi. Hal ini berdampak pada resiko
fraktur gigi menjadi lebih besar. Oleh karena itu sudah saatnya kita berpikir untuk
1
Intervensi minimal merupakan filosofi dari penanganan karies secara
deteksi dini dan perawatan dini pada tingkat mikro (tahap yang paling kecil), diikuti
dengan invasi yang paling minimal dan “patient friendly” sebagai pilihan untuk
lebih murah dan trauma yang kecil pada pasien. Alasan perawatan didasarkan pada
Perawatan gigi dan mulut secara maksimal, khususnya pada masa balita dan
anak-anak, akan menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada usia selanjutnya.
Hal ini tidak lepas dari peranan orang tua yang memiliki pengetahuan dan kesadaran
akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut akan sering
dialami oleh balita dan anak-anak bila perawatannya tidak dilakukan dengan baik.
2
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
3. Penyakit gigi dan mulut akan sering terjadi pada anak-anak bila perawatannya
2. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar kesarjanaan (S1) Program Studi
Hasanuddin.
3. Sebagai bahan acuan bagi para klinisi kedokteran gigi dalam mengupayakan
3
I.4. Metodologi Penulisan
Penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara studi literatur, baik melalui buku-
Bab 1. Pendahuluan.
Bab 4. Penutup.
Penulisan berharap semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan bagi para
praktisi kedokteran gigi dalam menerapkan konsep perawatan karies secara modern
yang hanya memerlukan intervensi minimal dari dokter gigi, terutama dalam
4
BAB II
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang bersifat kronis progresif yang
antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mokrobial
dari substrat (medium bagi bakteri). Dekalsifikasi disebabkan oleh asam yang
dihasilkan dari reaksi antara bakteri asidogenik dengan gula (karbohidrat). Bakteri
1. Kuman, terdapat pada gigi. Secara normal kuman ada dan diperlukan di
rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat terus di gigi
2. Sisa makanan, terutama golongan karbohidrat seperti gula, roti, atau makanan
sejenis lemak lainnya yang lengket pada gigi. Sisa makanan yang melekat
terus pada gigi dapat diubah oleh kuman menjadi asam yang melarutkan email
4. Waktu, dari ketiga faktor di atas memerlukan proses dalam beberapa waktu
yang bersamaan.1
5
Ke empat faktor ini harus ada, bila salah satu faktor tidak ada maka karies tidak
terbentuk. Ini disebabkan keempat faktor ini merupakan lingkaran yang saling terkait,
perkembangan karies.
Predisposisi
2. Bentuk anatomis gigi yang mempunyai sifat self cleansing yaitu embrasur dan
sepertiga servikal.
6
3. Posisi gigi pada lengkung gigi, hubungannya terhadap kelenjar ludah, mudah
4. Kebiasaan mengunyah yang salah. Sisi yang tidak berfungsi akan cepat
Bentuk anatomis gigi sulung dan letaknya pada lengkung gigi menentukan
kerentanannya terhadap serangan karies. Gigi molar jauh lebih rentan terhadap karies
dibandingkan gigi lain. Hasil penelitian menunjukkan gigi molar satu tetap
1. Incisivus atas,
2. Incisivus bawah,
3. Caninus atas,
4. Molar atas,
5. Caninus bawah
6. Incisivus bawah.4
Gigi insisivus atas sulung mudah terkena karies, karena enamel di permukaan
lebih tipis dan kurang padat dibandingkan permukaan oklusal gigi molar sulung.
7
Disamping itu gigi insisivus erupsi paling awal sehingga paling lama berkontak
dengan ASI (Air Susu Ibu) atau PASI (Pengganti ASI). Gigi depan bawah (sulung
atau tetap) biasanya imun terhadap karies, karena adanya muara saliva sehingga self
cleansing lebih baik. Keadaan gigi akan disebut parah bila karies telah menyerang
gigi depan. 4
2. Kontak proksimal
3. Servikal.4
Prevalensi karies gigi sulung lebih tinggi dibandingkan gigi tetap, hal ini
yang mempengaruhi terjadinya karies pada gigi sulung, struktur enamelnya kurang
padat karena banyak mengandung air dan pemeliharaannya yaitu sikat gigi tidak
teratur.3,5
Rampan karies ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya
sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada gigi, terlibatnya pulpa
dan cenderung mengenai gigi yang imun terhadap karies yaitu gigi insisivus depan
bawah.4
8
Gambar 2. Rampant karies.
berbeda dengan karies biasa, hanya waktunya lebih cepat. Dikatakan cepat karena
dalam waktu satu tahun, gigi yang terlibat bisa mencapai 10 buah, dan dikatakan tiba-
tiba karena pulpa langsung terlibat. Rampan karies dapat terjadi pada mulut yang
relatif bersih.5
1. Pada umumnya yang terkena adalah anak-anak usia 4 – 8 tahun atau remaja
karies pada gigi sulung, hal ini dihubungkan dengan enamel hipoplasia dan
2. Gigi yang terkena rampan karies biasanya sudah mengalami kerusakan hebat,
beberapa gigi atau semuanya dapat menjadi gangren atau menjadi radiks.
Konsistensi lesi karies sangat lunak dengan warna kuning sampai coklat
muda.
rasa sakit, terlebih bila disertai abses yang mengakibatkan anak susah / tidak
9
sehingga mengakibatkan pertumbuhan rahang berkurang terutama arah
vertikal.
4. Bila terjadi gangguan pada jaringan penyangga, melalui ronsen foto terlihat
Faktor etiologi:
1. Konsumsi makanan.
2. Saliva.
karena aksi buffer, kandungan bikarbonat, amoniak dan urea dalam saliva
3. Faktor psikologis.
10
5. Faktor turunan.
Orang tua yang peka terhadap karies akan mempunyai anak yang juga peka
terhadap karies. Hal ini disebabkan karena dalam keluarga mempunyai pola
kebiasan makan yang sama dan pemeliharaan kesehatan gigi yang sama pula.5
Perawatan :
menghilangkan rasa sakit pada peradangan gigi yang masih vital (pulpitis)
dapat dilakukan pemberian zinc oksid eugenol (ZnO). Untuk gigi yang non
Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik. Setelah rasa sakit
sehingga proses karies terhenti. Pada beberapa kasus yang tidak dapat
3. Diet.
11
Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan oral
crown.
5. Topikal aplikasi .
Lakukan topikal aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif.
Pada evaluasi bila tidak dijumpai karies baru, topikal aplikasi tidak dilakukan
6. Evaluasi
Evaluasi secara periodik setiap 3 bulan sampai diperoleh keadaan oral higene
yang baik dan diet yang sesuai dengan anjuran. Koreksi faktor sistemik (bila
ada), saliva (terutama bila berhubungan dengan stress) bila perawatan yang
Karies botol merupakan masalah yang sering dihadapi oleh dokter gigi,
Banyak ibu datang ke klinik dengan membawa anaknya yang sudah menderita karies
botol, bahkan bayi yang masih sangat muda, ada yang melaporkan usia 16 bulan
sudah terkena karies botol. Pengetahuan yang kurang dari ibu tentang penyebab
karies botol menyebabkan keadaan ini terlambat untuk dirawat. ASI (Air Susu Ibu)
12
atau makanan/ minuman / susu melalui botol merupakan cara pemberian makanan
yang utama pada bayi dan anak, namun pola pemberian yang salah ternyata
bayi dan anak yang menggunakan botol (berisi cairan karbohidrat yang dapat
difermentasi) dalam waktu lama dan sering. Istilah tersebut adalah baby bottle caries,
early childhood caries, baby bottle tooth decay dan nursing caries.4
Karies botol adalah suatu karies yang terjadi pada bayi dan anak yang masih
sangat muda ditandai dengan pola tersendiri atau khas berupa karies yang hebat dan
parah pada gigi desidui disebabkan cara pemberian makanan/susu/ASI yang tidak
tepat. Karies botol tidak tergantung pada jumlah gigi yang terlibat tetapi pada usia
bayi dan anak, gigi dan posisi yang terlibat. Definisi karies botol sebenarnya adalah
bentuk spesifik dari rampant karies pada gigi sulung. Yang membedakannya dengan
13
- Lesi berkembang dengan cepat.
Kerusakan gigi dimulai segera setelah gigi erupsi yaitu pada gigi rahang atas bagian
lingual. Gigi yang sering terlibat adalah gigi insisivus sentralis dan lateralis atas,
molar pertama desidui atas dan bawah. Permukaan yang terkena dimulai dari
Selama menyusui dengan ASI atau botol, putting susu atau dot terletak di
bagian palatal, menyebabkan palatum tertekan, sementara itu otot oral menekan isi
botol ke dalam mulut. Cairan dari botol atau ASI tidak/ sedikit mengenai gigi depan
bawah karena secara fisik gigi bawah dilindungi oleh lidah, juga oleh ludah yang
berasal dari glandula salivari. Disamping itu gigi depan bawah juga merupakan gigi
Jika anak tertidur dengan putting susu atau dot berada dalam mulut, cairan
tersebut akan tergenang pada gigi atas. Jika cairan tersebut mengandung karbohidrat
Aliran saliva dan proses penelanan yang kurang selama tidur akan membahayakan
14
Faktor Predisposisi
Penyebab karies botol sebenarnya sama saja dengan karies yaitu interaksi antara
empat faktor yaitu : Gigi (host), substrat (karbohidrat) , mikrorganisme serta waktu.
Pemberian ASI dan atau botol yang dilakukan sampai usia 13 bulan,
bayi/anak harus dalam posisi duduk atau setengah duduk dan tidak boleh
tersebut akan tergenang di dalam mulut, botol atau ASI harus sudah
menyusui pada usia 6 bulan dan mulai makan/minum dengan cara yang sama
bahkan vitamin yang diberikan dalam jangka waktu lama dan tidak diikuti
dengan pemberian air putih dapat menimbulkan karies botol. Selain diberikan
15
dalam minuman ternyata ada juga ibu-ibu yang melapisi mainan
botol.
3. Mikrorganisme.
Plak yang berasal dari anak penderita karies botol mengandung streptokokus
mutans yang tinggi, pada anak yang menyusui jumlah kuman ini lebih
pH plak lebih rendah daripada susu sapi, akibatnya jumlah kuman akan lebih
banyak dalam mulut bila susu tergenang dalam mulut. Mengingat bahwa
potensi kariogenik dari susu sapi atau ASI berhubungan dengan waktu
Tahap Perkembangan
Tahap perkembangan karies atau pola kerusakan karies botol terdiri dari
dideteksi. Pada setiap tahap pencegahan yang dilakukan mempunyai efek yang baik.
Diagnosa awal karies botol dimulai dengan diskolorasi yang relatif sedikit
pada gigi, karies dimulai dengan demineralisasi, white spot pada permukaan
superfisialis lingual atau labiolingual dari gigi insisivus atas, kadang-kadang dijumpai
pula pada bagian proksimal, tetapi paling sering dijumpai pada bagian serviks tempat
melekatnya plak.6
16
Secara umum ada 5 tahap perkembangan karies botol yaitu :
1. Inisial
Disebut juga tahap reversibel, karena tahap ini dapat hilang. Ditandai dengan
terlihatnya warna putih, opak pada bagian seviks dan proksimal gigi insisivus
2. Karies/kerusakan
Lesi pada gigi insisivus atas meluas ke dentin dan menunjukkan diskolorasi.
Proses ini sangat cepat, anak mulai mengeluh sakit/ngilu bila minum air
terutama yang dingin dan gigi yang terlibat sudah mencapai molar satu atas.
Lesi pada gigi depan sudah meluas. Anak mulai mengeluh adanya rasa sakit
sewaktu makan terutama saat mengunyah dan juga saat menyikat gigi. Pulpa
insisivus atas sudah terlibat, rasa sakit spontan pada malam hari dan sesudah
4. Tahap traumatic
Tahap ini terjadi akibat tidak dilakukan tindakan perawatan sewaktu gejala
awal terjadi. Gigi depan atas akan rusak karena karies dan dengan tekanan
yang ringan dapat terjadi fraktur, bahkan tidak jarang anak dating dengan
hanya tinggal akar gigi saja. Pada tahap ini pulpa gigi insisivus atas sudah non
17
Semua tahap akan terhenti bila penyebab karies gigi dihilangkan. Akibat
1. Pemberian ASI atau makanan melalui botol dianjurkan hanya sampai usia
bayi 6 bulan.
2. Waktu memberi minuman pada bayi selalu diperhatikan dan bayi tidak boleh
4. Sebaiknya anak sudah mulai diperkenalkan ke dokter gigi sejak usia dini ( 1
tahun ) sehingga bila terlihat tanda-tanda karies botol dapat dirawat dengan
segera.
5. Perawatan harus dilakukan meskipun gigi hanya tinggal akar, karena usia
penggantian gigi masih lama. Kehilangan atau pencabutan yang dini dari gigi
18
BAB III
dokter gigi untuk mengidentifikasi faktor risiko dan demineralisasi gigi secepat
mungkin. Deteksi dini risiko tersebut memberikan kesempatan pada dokter gigi untuk
melakukan upaya preventif sebelum penyakit gigi dan mulut ini terlihat nyata. Upaya
buffer asam pH, dan pemberian kalsium, fosfat, serta fluor dapat membantu
kemungkinan demineralisasi struktur gigi dan juga memperbaiki lesi awal. Bila
panjang. Melalui peningkatan ketepatan diagnosis, seorang dokter gigi dapat belajar
Pada dasarnya, gigi erupsi dalam keadaan sehat. Lesi karies pertama dan
restorasi pertama pada sebuah gigi berarti dimulainya serial perawatan selama masa
hidup gigi dan akan berakhir pada keadaan yang memerlukan restorasi atau
19
perawatan lebih berat jika karies tersebut tidak dikontrol. Faktor risiko berperan
penting dalam etiologi dan kejadian penyakit, sementara indikator risiko merupakan
faktor atau keadaan yang secara tidak langsung berkaitan dengan penyakit.9
penilaian potensi faktor risiko karies awal, pencegahan karies berdasarkan faktor-
faktor risiko ini dan menghilangkan atau meminimalisir efeknya, serta merestorasi
gigi dengan bahan biomimetik. Selain dengan bahan biomimetik, teknik invasif
Dalam bidang kedokteran gigi anak telah lama dikenal identifikasi dini
Selanjutnya, restorasi harus dapat mempertahankan struktur gigi sehat dan membantu
pendidikan kepada pasien, remineralisasi dari lesi non-cavitated pada enamel dan
20
III.1. Mengurangi bakteri kariogenik.
Karies bukan merupakan kejadian tetapi proses yang dapat dikontrol dalam
kedokteran gigi. Bakteri berkaitan erat dengan peningkatan risiko karies. Karies
adalah penyakit infeksi, maka fokus utama adalah mengontrol infeksi, kontrol plak,
Hubungan antara diet dengan karies telah banyak diteliti. Namun diet itu
difermentasikan.8
penyebab karies, sehingga ada tindakan pencegahan yang lebih dini dari pasien. Peran
mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara
kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup
21
besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak.
8,9
yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses
pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan
mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan
Instruksi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak telah banyak disusun
oleh para ahli. Program tersebut menekankan pada pencegahan terjadinya karies.
Oleh karena masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa geligi susu hanya
sementara dan akan diganti oleh geligi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan
dan mulut sebaiknya telah dimulai sejak bayi masih di dalam kandungan, sehingga
proses alami yang terjadi dalam lingkungan mulut. Individu dengan bebas karies akan
menyeimbangkan serangan asam dari biofilm dengan sistem bufer saliva dan
pemberian fluor dan control diet juga berperan dalam ekuilibrium bebas karies.14
22
Kriteria risiko tinggi untuk anak-anak meliputi satu atau lebih dari hal-hal
berikut ini: gigi karies, karies email awal pada area multipel (white spot lesion), plak
terlihat pada gigi anterior, gambaran radiografis menunjukkan karies email, titer
tinggi terhadap Streptococcus mutans (SM), penggunaan alat ortodontik, dan adanya
hipoplasia email.14
Anak-anak lain yang dapat dimasukkan ke dalam risiko tinggi adalah anak
yang belum pernah dilakukan aplikasi fluor secara topikal, anak yang mengkonsumsi
gula-gula dan makanan kariogenik lebih dari tiga kali sehari, ibu dengan karies aktif,
anak dengan kebutuhan khusus, dan kondisi yang mengganggu komposisi serta aliran
saliva.14
Terdapat bukti ilmiah yang kuat yang menyatakan bahwa dalam rangka
mencegah karies, terdapat beberapa faktor yang harus diubah, yaitu diet, kebersihan
mulut, fluor dan fisur silen. Lingkungan rongga mulut berada dalam keadaan
biofilm yang berubah-ubah secara konstan, namun ini dapat dimanipulasi sehingga
Larutan super saturasi kalsium dan fosfat dalam saliva merupakan mekanisme
23
fluor dosis rendah diperlukan, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan pasta gigi
yang mengandung fluor dan obat kumur sodium fluorida yang dijual bebas.
demineralisasi gigi, namun kurang terbukti pada proses remineralisasi. Penelitian lain
menyebutkan bahwa remineralisasi berhasil bila varnish fluorida atau bahan lain yang
melepaskan fluor dalam jumlah besar ditempatkan di atas lesi email awal.16
efektif dalam membantu proses remineralisasi. Semen glass ionomer termasuk yang
berguna dalam memperbaiki gigi karena bersifat self-adhesive, terikat pada struktur
gigi, melepaskan fluor, dan bertindak sebagai ”pompa fluorida” yang dapat diisi
pada email dan melepaskan fluorida pada permukaan gigi untuk meningkatkan
remineralisasi. Selain itu, glass ionomer juga membantu proses remineralisasi internal
misalnya lesi cavitas tidak dapat dipertahankan dan keperluan untuk fungsi dan
estetik. Meminimalkan jumlah struktur gigi yang dibuang saat preparasi kavitas dapat
sebagai berikut:
24
1. Hanya degraded enamel dan infected dentin yang dibuang, sedangkan
sebagai usaha terakhir. Memperbaiki restorasi yang rusak berfungsi untuk mencegah
perluasan karies, memperbaiki fungsi dan estetik. Sesuai dengan paradigma baru
kedokteran gigi, gigi sulung dan permanen direstorasi dengan protokol restoratif
gigi menjadi berlubang dan bahan restorasi yang dipilih yang dapat menggantikan
dalam hal estetik dan fungsi. Bahan tersebut antara lain adalah semen glass ionomer.
Semen tersebut berfungsi dengan baik sebagai bahan tambal untuk gigi sulung
maupun permanen.18
25
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
deteksi dini dan perawatan dini pada tingkat mikro (tahap yang paling kecil), diikuti
dengan invasi yang paling minimal dan “patient friendly” sebagai pilihan untuk
pendidikan kepada pasien, remineralisasi dari lesi non-cavitated pada enamel dan
Karies bukan merupakan kejadian tetapi proses yang dapat dikontrol dalam
kedokteran gigi. Bakteri berkaitan erat dengan peningkatan risiko karies. Oleh karena
itu pendidikan kepada pasien sangat penting dilakukan agar pasien mengetahui
penyebab karies, sehingga ada tindakan pencegahan yang lebih dini dari pasien. Peran
mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara
26
kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup
besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak.
IV.2. Saran
Penulis sadar, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tulisan ini
kedokteran gigi anak. Maka dari itu penulis sadar akan perkembangan dan kemajuan
topik yang dibahas. Disamping itu untuk kesempurnaan tulisan ini bergantung pada
27