Anda di halaman 1dari 2

Nama:fitrida yanti

kelas:12 ips 2

1. Sila ke-1: KETUHANAN YANG MAHA ESA


Sila pertama mengungkapkan bahwa Tuhan itu satu (esa), dan sila ini sejalan
dengan perkataan Musa dalam Ulangan 6: 4 yang mengatakan bahwa TUHAN itu
esa. Bahkan Tuhan Yesus sendiri juga menyatakan bahwa “Tuhan itu esa”
(Markus 12:29).
Sila ke-2: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Sila kedua menjelaskan bahwa sebagai sesama manusia, kita harus menjelaskan
dan senantiasa memperlakukan manusia lain dengan beradab. Perintah untuk
menegakkan dan mengejar keadilan ini juga ditegaskan TUHAN dalam Yesaya 56:
1 dan Ulangan 16:20. Mengapa kita diperintahkan menjadi manusia yang
adil? Karena Dia sendiri mencintai keadilan (Ibrani 1: 9).
Sila ke-3: PERSATUAN INDONESIA
Sila penekanan ketiga untuk menjaga persatuan dan perdamaian dengan seluruh
rakyat Indonesia. Alkitab dalam Roma 14:19 meminta kita untuk, “..mengejar apa
yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling
membangun.” Paulus juga menasihati laporan, “..seia sekata dan jangan ada
perpecahan di antara kamu, tetapi agensi kamu erat bersatu dan sehati
sepikir.” (1 Korintus 1:10).
Sila ke-4: KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
Sila keempat mengingatkan agar dalam melakukan segala sesuatu,
permintaannya yang dipimpin oleh hikmat, serta masalah permasalahan yang
muncul dengan bermusyawarah terlebih dahulu. Tentang hikmat dan desa,
Alkitab menceritakan kisah tentang Raja Salomo yang memimpin orang Israel
dengan hikmat dan desa (1 Raja 3: 16-27). Alkitab juga menjelaskan bahwa untuk
mendapat hikmat, kita harus memintanya kepada Allah (Yakobus 1: 5). 
Sedangkan penyelesaian masalah dengan permusyawaratan juga beberapa kali
dilakukan dalam Alkitab. Salah satunya adalah pemilihan Matias untuk
menggantikan Yudas Iskariot. Para rasul telah bermusyawarah dan membuang
undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan
demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu (Kisah Rasul 1: 15-
26).
Sila ke-5: KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila yang lebih melayani untuk para pemimpin agar terus menciptakan keadilan
sosial untuk rakyat Indonesia, terutama bagi rakyat yang miskin dan rakyat kecil
yang terpinggirkan. Pesan bagi para pemimpin ini juga tertulis dalam Mazmur 82:
3, “Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah
hak orang sengsara dan orang yang kekurangan!”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai ideologi dasar bagi
negara Indonesia, bertentangan dengan ajaran Alkitab dan Agak, banyak ayat
dalam Alkitab yang selaras dengan kelima sila di Pancasila. Maka dari itu warga
sebagai negara Indonesia yang baik, memungkinkannya kita menghormati
Pancasila sebagai ideologi dasar bangsa serta mendukung segala keputusan
pemerintah yang baik, karena ada tertulis,
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak
ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang
ada, ditentukan oleh Allah. ” (Roma 13: 1).

2.kesimpulan saul: Pengurapan memberikan tanda bahwa pekerjaan orang


tersebut, baik imam besar maupun raja, adalah sangat mulia, kudus, dan berat,
sehingga tanpa ada pencurahan kuasa dari Roh Kudus pekerjaan tersebut tidak
akan terlaksana dengan baik. Pengurapan juga menandakan suatu periode yang
khusus dalam kehidupan seseorang, yaitu periode dimulainya seseorang
menjalani jabatan itu. Itu sebabnya pengurapan yang hanya secara simbolik tidak
akan berguna, tetapi pengurapan yang diikuti dengan perubahan hati, itulah
pengurapan yang sejati.

Kita lihat bahwa Tuhan mengubah hati Saul menjadi berani. Keberanian ini
tadinya tidak ada di dalam diri Saul, tetapi akan menjadi terlihat di dalam 1
Samuel 11:6-8. Tetapi harap kita perhatikan baik-baik. Roh Kudus bekerja
memberikan keberanian kepada Saul, memberikan kemampuan, dan juga
memberikan karisma kepada Saul. Tetapi Roh Kudus tidak memberikan kasih
setia yang kekal
kesimpulan Diakonos:karena mereka percaya diri

Anda mungkin juga menyukai