Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAWATAN PERIOPERASI

DOSEN PENGAMPUH
St. Surya Indah Nurdin, S.ST.,M.Keb

DISUSUN OLEH
Siti Rosita MT. Bada

TUGAS MATA KULIAH


KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021
Kata Pengantar

Puji Syukur Alhamdulillah. Dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami
panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan
hidayahNYA, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “Perawatan Peioperasi”.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama Rahmatan lil’alamin, agama islam.
Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari semua
pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Tentunya
semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua terlebih bagi kelompok kami
yang mengerjakan makalah ini. Karena keterbatasan kami,makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka saran dan kritik sangat dibutuhkan demi penyempurnaannya. Akhir kata, sekian
dari kai, kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Gorontalo,Sabtu, 9 Januari 2021

Siti Rosita MT. Bada


Daftar Isi

KATA
PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahsan.......................................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perawatan Perioperasi................................................................................................
2.2 Jenis-Jenis Pembedahan...............................................................................................................
Berdasarkan Lokasi................................................................................................................
Berdasarkan Utama................................................................................................................
2.3 Jenis-Jenis Anastesi.....................................................................................................................
2.4 Perawatan Perioperasi..................................................................................................................
Rencana Tindakan..................................................................................................................
Latihan Nafas dan Latihan Batuk..........................................................................................
2.5 Perawatan Intra Operasi...............................................................................................................
Rencana Tindakan..................................................................................................................
2.6 Perawatan Pasca Operasi.............................................................................................................
Rencana Tindakan..................................................................................................................
2.7 Perawatan Luka............................................................................................................................
Pengertian..............................................................................................................................
Jenis Luka..............................................................................................................................
Proses Penyebab Luka...........................................................................................................
Faktor Yang Mempengaruhi Penyebab Luka.......................................................................
Masalah Yang Terjadi Pada Luka Beda.................................................................................
Tujuan Perawatan Luka.........................................................................................................
Indikasi Perawatan Luka.......................................................................................................
2.8 Peran Bidan Dalam Perawatan Luka...........................................................................................
Perawatan Luka Operasi Sectio Caesarea (SC).....................................................................
Konsep Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea.........................................................
Pelaksanaan Praktik...............................................................................................................
Perawatan Luka Perineum.....................................................................................................
Pelaksanaan Praktik...............................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................
3.2 Daftar Pustaka..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan preoperatif merupakan sebuah tahapan awal dari keperawatan perioperatif.


Preoperatif dimulai ketika keputusan untuk melakukan intervensi pembedahan. Kecemasan
adalah salah satu respon adaptif yang normal terhadap stress karena akan dilakukannya
pembedahan. Kecemasan biasanya akan mulai timbul pada tahap preoperatif ketika pasien
mengantisipasi pembedahannya, perubahan pada citra tubuh dan fungsi tubuh, menggantungkan
diri pada orang lain, kehilangan kendali, perubahan pada pola hidup, dan masalah finansial
(Baradero, Dayrit & Siswadi, 2009).
Tindakan operasi menggunakan 2 macam anestesi, yaitu general anestesi dan
spinal anestesi. Jumlah tindakan anestesi diseluruh dunia setiap tahunnya dapat mencapai 240
juta tindakan, 10% tindakan tersebut dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi dengan angka
mortalitas mencapai 80%. Jumlah pasien dengan risiko moderat mencapai 40%, dan jumlah
komplikasi minor mencapai 40% dimana komplikasi minor ini akan meningkatkan biaya dari
suatu pembedahan. Sebagian besar komplikasi ini berhubungan dengan tindakan resusitasi yang
tidak adekuat dan adanya hipoperfusi jaringan (Redjeki, 2013)
Spinal anestesi merupakan suatu metode anestesi dengan cara menyuntikkan obat
analgetik lokal kedalam ruang subarachnoid di daerah lumbal. Spinal anestesi berfungsi menekan
transmisi impuls nyeri dan menekan saraf otonom eferen ke adrenal. Anastesi spinal mempunyai
beberapa efek samping diantaranya yaitu hipotensi, hipotermia dan brakikardi yang merupakan
proses fisiologis yang banyak terjadi. Angka kejadian hipotensi danbradikardia dilaporkan
(secara retrospektif)sebesar 33% terjadi pada pasien obstetrik,serta 13% pada pasien non
obstetrik (Ismandiya, Tinni & Ruli, 2015). Sedangkan menurut penelitian oleh Syam dkk (2013)
didapatkan sekitar 70% pasien pasca pembedahan akan mengalami keadaan hipotermia. Dengan
adanya efek samping yang akan muncul pada pasien dengan spinal anestesi serta adanya
ancaman gangguan fisik dapat menjadi stressor sehingga timbul stress dan kecemasan.
Kecemasan dapat menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis yang ditandai dengan
bertambahnya detak jantung, naiknya tekanan darah, frekuensi nafas cepat dan secara umum
dapat mengurangi tingkat energi pada klien, sehingga akan merugikan individu itu sendiri
(Purwaningsih, 2012). Prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada 6-7% dari populasi umum.
Penelitian dengan menggunakan HARS, menunjukkan prevalensi gangguan kecemasan sebesar
8-12% (Ibrahim,2002). Sedangkan menurut penelitian dari Merdikawati, Titin dan Laily (2012),
pengukuran menggunakan HARS menunjukkan bahwa 87,5% dari subyek yang diteliti
mengalami ketegangan sebelum operasi, seperti merasa tegang, mudah terkejut, mudah menangis
dan mudah lelah. Hasil lain dari penelitian yang dilakukan oleh Amaliyah (2009) di RSUD
Panembahan Senopati Bantul ada 65,71% pasien yang mengalami kecemasan sebelum
pembedahan. Beberapa faktor yang dapat digunakan untuk
mengurangi kecemasan antara lain dengan teknik distraksi dan relaksasi, komunikasi terapeutik,
psikofarmaka, psikoterapi dan psikoreligius. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
relaksasi sebagai metode untuk mengurangi kecemasan. Teknik relaksasi merupakan teknik
dengan metode pemberian kegiatan yang dapat membuat rileks. Misalnya meditasi, napas dalam,
relaksasi imajinasi, pemberian aromaterapi dan relaksasi progresif. Teknik relaksasi yang dapat
digunakan untuk menurunkan kecemasan yaitu dengan relaksasi otot progresif dan pemberian
aromaterapi. Relaksasi progresif merupakan relaksasi dengan teknik mengencangkan dan
melemaskan otot-otot bagian tubuh tertentu sehingga timbul perasaan rileks secara fisik. Teknik
mengencangkan dan melemaskan otot dilakukan secara berturut-turut, diawali dari tubuh bagian
atas sampai tubuh bagian bawah. Relaksasi otot progresif dapat menekan saraf-saraf simpatis
sehingga dapat menekan rasa tegang yang dialami oleh individu secara timbal balik, sehingga
timbul counter conditioning (penghilangan) (Lestari & Yuswiyanti, 2014)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perawatan perioperasi

2. Apa itu jenis pembedahan

3. Apa itu jenis anastesi

4. Apa itu perawatan praoperasi

5. Apa itu perawatan intra operasi

6. Apa itu perawatan pasca operasi

7. Bagaimana macam-macam luka

8. Bagaimana proses penyembuhan luka

9. Bagaimana cara ganti balut dan angkat jahitan

1.3 Tujuan Pembahasan

1.3.1 Tujuan umum


Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah KDPK

1.3.2 Tujuan khusus


1. Agar bisa mengetahui pengertian perawatan perioperasi
2. Agar bisa mengetahui jenis pembedahan
3. Agar bisa mengetahui jenis anastesi
4. Agar bisa mengetahui perawatan perioperasi
5. Agar bisa mengetahui perawatan intra operasi
6. Agar bisa mengetahui perawatan pasca
operasi 7. Agar bisa mengetahui macam-
macam luka 8. Agar bisa mengetahui proses
penyembuhan luka 9. Agar bisa mengetahui cara
ganti balut dan angkat jahitan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perawatan Perioperasi


Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah
(preoperasi), bedah (intraoperasi),dan pasca bedah (postoperasi).Prabedah merupakan masa
sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir
saat pasien di meja bedah. Intrabedah merupakanmasa pembedahan yang dimulai sejak di
transfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien dibawah ke ruang pemulihan. Pasca bedah
merupakan masa setelah di lakukan pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang
pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. (Salemba Medika,2008)

2.2 Jenis-Jenis Pembedahan

Berdasarkan lokasinya
Berdasarkan lokasinya, pembedahan pembedahan dapat dibagi menjadi bedah toraka
kardiovaskuler, bedah neurologi, bedah ortopedi, bedah urolgi, bedah kepalah leher,bedah
digestif dan lain-lain

Berdasarkan tujuannya
Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat dibagi menjadi :

1. Pembedahan diagnosis.ditujukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala penyakit


seperti biopsi,eksplorasi,dan laparotomi.
2. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit misalnya
pembedahan apendektomi.
3. Pembedahan restoratif,dilakukan untuk memperbaiki deformitas,menyambung daerah
yang terpisah.
4. Pembedahan paliatif,dilakukan untuk mengurangi gejalah tanpa menyembuhkan
penyakit.
5. Pembedahan kosmetik,dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam tubuh seperti
rhinoplasti.

(Salemba Medika, 2008)

2.3 Jenis-Jenis Anastesi

Anastesi dapat dibagi menjadi anastesi umum, anastesi regional anastesi lokal,
hipoanestesia, dan akupuntur

1.Anastesi Umum : Anastesi umum dilakukan untuk memblok pusat keadaan otak dengan
menghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi, dan hilangnya rasa. Pada umumnya, metode
pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena.

2. Anastesia Regional : Anastesia regional adalah anastesia yang dilakukan pada pasien yang
masi dalam keadaan sadar untuk meniadakan proses konduktivitas pada ujung atau serabut saraf
sensoris di bagian tubuh tertentu, sehingga dapat menyebabkan hilang rasa pada daerah tubuh
tersebut. Metode umum yang digunakan adalah melakukan blok saraf, memblok regional
intravenadengan tomiquet, blok daerah spinal, dan melalui epidural.

3. Anastesia lokal : Anastesia lokal adalah anastesia yang dilakukan untuk memblok transmisi
impuls saraf pada daerah yang akakn dilakukan anastesia dan pasien dalam keadaan sadar.
Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal.

4. Hipoanestasia : Hipoanestasia merupakan anastesia yang dilakukan untuk membuat status


kesadaran menjadi pasif secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada sarana atau
perintah serta untuk mengurangi kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang
digunakan adalah hipnotis.

5. Akupuntur : Akupuntur merupakan anastesia yang dilakukan untuk memblok rangsangan


nyeri dengan merangsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode yang
digunakan adalah jarum atau penggunaan elektrode pada permukaan kulit.

(Salemba Medika, 2008)

2.4 Perawatan Perioperasi


Beberapa hal yang perluh dikaji dalam tahap pra bedah adalah pengetahuan tentang
persiapan pembedahan, pengalaman masa lalu dan persiapan psikologi. Hal ini seperti
pengobatan yang mempengaruhi kerja obat anastesi, seperti antibodi yang berpotensi dalam
istirahat otot, antikoagulan yang dapat meningkatkan pendarahan, antihipertensi yang
mempengaruhi anastesi dan dapat menyebabkan hipotensi, diuretika yang berpengaruh pada
ketidakseimbangan potasium dan lain-lain. Selain itu, perluh juga diketahui adanya riwayat
alergi obat,status nutrisi , ada atu tidaknya alat potensi seperti gigi palsu dan lain-lain.

(Budi Utama,2020 Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan)

Rencana Tindakan

a. Pemberian pendidikan
pendidikan kesetan yang perluh diberikan mencakup penjelasan mengenai berbagai
informasi dalam tindakan pembedahan. Informasi tersebut di antaranya tentang jenis
pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang di perlukan,
pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan dan kemungkinan pengobatan setelah
bedah.
b. Persiapan diet
Pasien yang akan dibelah memerlukan persiapan khusus dalam hal pengaturan diet.
Ssehat sebelum bedah, Pasien boleh menerima makanan biasa,namun 8 jam sebelum
bedah tersebut dilakukan pasien tidak diperbolehkan makan. Sedangkan cairan tidak
diperbolehkan 4 jam sebelum operasi sebab makanan dan cairan dalam lambung dapat
menyebabkan terjadinya aspirasi.
c. Persiapan kulit
Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari
icroorganisme dengan cara menyiram kulit dengan sabun heksaklorofin atau sejenisnya
yang sesuai dengan jenis pembedahan. Bila pada kulit terdapat rambut maka perluh
dicukur.

Latihan bernafas dan latihan batuk


Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru-paru, sedangkan
batuk dapat menjadi kontraindikasi pada bedah intrakranial, mata,telinga,hidung dan
tenggorokan karena dapat meningkatkan tekanan,merusak jahitan dan melepaskan jahitan.
(Budi Utama,2020 Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan)

2.5 Perawatan Intra Operasi

Salah satu hal perluh di kaji dalam intra bedah adalah pengaturan posisi pasien. Berbagai
masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup aspek pemantauan fisiologis, perubahan
tanda vital, sistem kardiovaskular, keseimbangan cairan dan pernafasan. Selain itu,lakukan
pengkajian terhadap tim dan instrumen pembedahan serta anastesia yang diberikan.
Rencana Tindakan

a. Penggunana baju seragam bedah yang didesain khusus dapat mencegah kontaminasi.
b. Mencuci tangan sebelum pembedahan
c. Menerimah pasien di daerah bedah, dilakukan pemeriksaan ulang identitas pasien dan
program bedah yang direncanakan.
d. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah sesuai jenis operasi.
e. Pembersihan dan persiapan kulit dengan tujuan membuat daerah yang akan dibedah
terbebas dari kotoran,lemak kulit dan mengurangi adanya microba.
f. Penutupan daerah steril dengan menggunakan duk steril agar daerah seputar bedah tetap
steril dan mencegah bepindahnya microba microorgansme antara daerah steril dan tidak.
g. Pelaksanaan anastesia sesuai dengan program operasi.
h. Pelaksanaan pembedahan sesuai dengan program eperasi.

(Budi Utama,2020 Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan)

2.6 Perawatan Pascaoperasi

Setelah tindakan pembedahan , beberapa hal yang perlh di kaji di antaranya sistem
kesadaran,kualitas jalan nafas,sirkulasi dan perubahan tanda vital, keseimbangan elektrolit,
kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya serta alat yang digunakan dalam
pembedahan.

Rencana Tindakan

a. Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dengan merawat
luka dan memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin C.
b. Mempertahankan respirasi sempurnah, dengan cara latihan napas, tarik kemudian
hembuskan. Atau dapat juga dengan cara menarik napas melalui hidung dengan
menggunakan difragma kemudian dikeluarkan napas lewat mulut.
c. Mempertahankan sirkulasi, pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus
meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena balik.
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan car memberikan cairan
sesuai dengan kebutuhan dan memonitor input dan output serta mempertahankan nutrisi
yang cukup.
e. Mempertahankan eliminasi, dengan cara mempertahankan asupan dan output serta
mencegas retensi urine.
f. Mempertahankan aktifitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum ambulatori.
g. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi terapeutik.

(Budi Utama,2020 Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan)


2.7 Perawatan Luka

Pengertian
Luka (vulnus) ada;ah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

Jenis Luka
Berdasarkan sifat kejadiannya, luka dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja seperti luka terkena
radiasi atau bedah sedangkan luka tidak sengaja misalnya luka terkena trauma. Luka yang tidak
disengaja dibagi menjadi dua yaitu luka tertutup dan luka terbuka. Disebut luka tertutup jika
tidak terjadi robekan sedangkan luka terbuka yaitu jika terjadi robekan dan kelihatan. Luka
terbuka seperti luka abrasi (luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan) dan luka
hautration (luka akibat alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka). Dibidang kebidanan,
luka yang sering terjadi adalah episiotomi, luka beda sectio caesarea dan luka pada proses
persalinan.

Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua yaitu luka mekanik dan non mekanik. Luka
mekanik terdiri dari :

 Vulnus scissum atau luka sayat akibat benda tajam, pinggir luka rapi.
 Vulnus keceratum atau luka robek akibat mesin atau benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringan dalam.
 Vulnus contusum atau luka memar akibat cedera jaringan bawah kulit akibat benturan
benda.
 Vulnus punctum atau luka tusuk yang kecil dibagian luar (bagian mulut luka) namun luka
tusuk besar dibagian dalam luka.
 Vulnus soloferadum atau luka tembak akibat tembakan peluru,bagian tepi luka terlihat
kehitam-hitaman.
 Vulnus morcum atau luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka.
 Vulnus abrasion atau luka terkikir yang terjadi pada bagian luka namun tidak sampai ke
pembuluh darah.

Luka non mekanik terdiri dari luka yang disebabkan oleh zat kimia, radiasi atau sengatan
listrik.

Proses Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka terdiri dari empat tahap yaitu:
1. Hemoestasis
Fase vaskuler ini terjadi segera setelah terdapat kerusakan jaringan. Terjadi vosokontriksi
atau meminimalkan pendarahan dan membantu proses koagulasi. Terjadi bekuan fibrin
yang menutupi luka sementara waktu.Sementara terjadi pembentukan bekuan, darh atau
cairan serosa keluar dari luka yang merupakan upaya tubuh untuk membersuhkan luka
secara alami.
2. Inflamasi
Terjadi dilatasi pembuluh dara di sekitar luka,menimbulkan eritema lokal.adema,panas,
rasa tidak nyaman, rasa berdenyut-denyut dan terkadang gangguan fungsional. Pada luka
yang bersih,fase ini berlangsung seama 36 jam tetapi dapat lebih lama bila terjadi infeksi
atau nekrosis.
3. Proliferasi
Pada fase ini terjadi pertumbuhan jaringan baru melalului tiga peroses yaitu granulasi,
kontraksi luka dan epitelisasi.

Faktor yang mempengaruhi Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah


yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
2. Staus nutrisi, diperlukan asupan protein, vitamin A dan C,tembaga danzat besi yang
adekuat. Vitamin A untuk epitelisasi dan vitamin C sintesis kolagen dan integritas
kapiler. Zat besi diperluhkan untuk sintesis hemoglobin yang bersama oksigen diperlukan
untuk menghantarkan oksigen ke tubuh.
3. Merokok, mempengaruhi sirkulasi oksigen ke jaringan sehingga akan memperburuk
perfusi jaringan.
4. Penambahan usia, adanya gangguan sirkulasi dan koagulopati, respon inflamasi yang
lebih lambat dan penurunan aktifitas fibrablast.
5. Obesitas, jaringan lemak dapat menyebabkan suplai darah yang tidak adekuat,
mengakibatkan lambatnya proses penyenbuhab dan menurunnya resistensi terhadap
infeksi.
6. Diabetes melitus, adanya ganggua sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain itu hiperglikemia
dapat menghambat fagositasis dan mencetuskan terjadinya infeksi jamur dan ragi.
7. Anemia, dapat memperlambat proses penyembuhan lukankarena perbaikan sel
memerluka kadar protein yang cukup. Oleh karena itu, orang yang memiliki kekurangan
hemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan yang lama.
8. Obat-obatan, obat anti inflamasi sintesi protein,inflamasi ,kontraksi luka dan epitelisasi.
9. Infeksi dapat menyebabkan peningkatan inflamasi dan nekrosis yang menghambat
penyembuhan luka.

Masalah Yang Terjadi Pada Luka Bedah

1. Pendarahan, ditandai dengan pendarahan yang disertai dengan perubahan tanda-tanda


vital.
2. Infeksi, ditandai dengan munculnya demam, kulit kemerahan, nyeribatau bengkak,
jaringan di sekitar luka mengeras serta adanya kenaikab leukosit.
3. Dehiscene, merupakan bagian pevahnya sebagian atau seluruhnya yang dipengaruhi
dengan berbagai faktor diantaranya adalah kegemukan, kekurangan nutrisi, terjadinya
trauma dan lain-lain.

Tujuan Perawatan Luka

1. Melindungi luka dari trauma mekanik.


2. Mengabsorpsi drainase
3. Mencegah kontiminasi dari kotoran-kotoran tubuh (feses,urine)
4. Membantu hemoestasis
5. Menghambat atau membunuh microrganisme
6. Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
7. Mencegah pendarahan
8. Menigkatkan kenyamanan fisik dan psikologi

Indikasi Perawatan Luka

1. Balutan kotor dan basa akibat eksternal


2. Ada rembesan eksudat
3. Ingin mengkaji keadaan luka
4. Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridemen jaringan nekrotik

(Budi Utama,2020 Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan)

2.8 Peran Bidan Dalam Perawatan Luka

Perawatan luka operasi sectio caesarea (SC)

Konsep Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea


Pada pasien yang dilakukan operasi pembedahan untuk tindakan SC memerlukan beberapa
perhatian karena ibu nifas yang melahirkan dengan SC agar dapat melewati fase penyembuhan
pascaperasi tanpa komplikasi. Fokus penanganan luka adalah mempercepat penyembuhan luka
dan meminimalkan komplikasi dan biaya perawatan. Fokus utama dalam penyembuhan luka
adalah dengan evakuasi semua hematoma dan seroma dan mengobati infeksi yang menjadi
penyebabnya. Perhatikan pendarahan yang terlalu banyak
Devinisi perawatan luka adalah suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka,
mengngkat jahitan, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan
luka. Tujuan dari perawatan luka post SC adalah sebagi berikut:
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mempercepat proses penyembuhan luka .
c. Menigkatkan kenyamanan fisik dan psikologis

Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan praktik perawatan luka post SC adalah sebagai berikut :
a. Beri salam dan perkenalan diri
b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Informed consent
d. Persiapan alat (bak instrumen, sarung tangan, pinset, kasa steril, bengkok, perlak,kom,
alkohol, NaCl/betadin)
e. Atur posisi pasien senyaman mungkin, sebaiknya pasien dalam posisi terlentang agar
mempermudah perawatan ganti balutan.
f. Cuci tangan
g. Memakai sarung tangan
h. Membuka kasa dan plester pada luka dengan pinset.Jika plester sulit dilepaskan dapat
diberikan alkohol. Angkat balutan pada luka dengan pinset kemudian buang bekas balutan
kedalam bengkok.
i. Kaji luka operasi, lihat dengan seksama keadaan luka, apakah ada luka yang terbuka atau tidak
dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi.
j. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik/NaCl dari arah atas ke bawah/kanan ke kiri hingga
bersih. Gunakan NaCl betadin sebagai anti septik.
k.Tutup luka dengan kasa steril. Untuk mencegah kontaminasi dan infeksi tutup kembali luka
dengan kasa steril
l. Pasang plester pada luka yang telah di tutup kasa steril.
m. Rapikan pasien,lingkungan dan bersihkan peralatan. Atur kembali posisi pasien senyaman
mungkin dan rapikan area sekitar tempat tidur pasien.
n. Rendam peralatan yang habis digunakan dalam larutan klorin selama
10 menit. o. Cuci tangan sesuai prosedur dan keringkan
p. Mengevaluasi hasil
tindakan dan menginformasikan hasil tindakan kepada ibu dan keluarga. q.
Memberitahu kepada ibu tentang tanda-tanda infeksi dan menganjurkan ibu untuk segera
memberitahukan tenaga kesehatan jika ada keluhan.
r. Dokumentasi, catat semua tindakan yang telah dilakukan secara benar dan sistematis.

Perawatan Luka Perineum

Konsep Perawatan Luka Perineum


Perawatan luka perineum adalah untuk pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ seperti sebelum hamil. Perawatan luka
perineum dapat mengurangi terjadinya infeksi dengan cara menjaga kebersihan perineum
Perawatan luka perineum dapat dilakukan pada saat mandi, setelah buang air kecil dan setelah
buang air besar. Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut. Setelah terbuka maka
ada kemungkian terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, utuk
itu diperlukan pembersihan perineum.

Tujuan dilakukankannya pembersihan perineum adalah untuk mencegah terjadinya infeksi di


daerah vulva, perineum maupun uterus, untuk penyembuhan luka jahitan, untuk kebersihan
perineum dan vulva serta memberi rasa nyaman pada pasien.

Pelaksanaan Praktik

 Persiapan alat (bak instrumen berisi kasa dan pinset anatomis, perlak dan alas, selimut
mandi, sarung tangan, bengkok, dan kom berisi kapasDTT)
 Cuci tangan
 Menjelaskan prosedur tindakan
 Memasang sampiran/menjaga privasi
 Memasang selimut mandi
 Mengatur posisi dorsal recumbent
 Memasang alas dan perlak di bawah bokong
 Melepas celana dan pembalut
 Sambil memperhatikan lochea
 Mendekatkan bengkok
 Memakai sarung tangan
 Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
 Membersihkan vulva dari labio mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora kiri,labia
minora kanan, vestibulum dan perineum, arah dari atas kebawah satu kali usap
 Membantu pasien untuk memakai celana dalam,pembalut dan pakaian pasien
 Cuci tangan dan rapikan alat
 Dokumentasi

(Budi Utama,2020 Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi


berlangsung, yang mana tugas seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap seorang
pasien supaya saat dilaksanankannya operasi hingga pasca operasi sampai pemulihan pasien,
hingga pasien sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan-kebutuhannya. Dalam
fase penyembuha apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugas perawat yaitu memberikan
penyuluhan tindakan perawatan diri pasien terhadap keluarga dan pasien itu sendiri, supaya
terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga pasien sehat seperti sediakalah.

3.2 Daftar Pustaka

Baradero, Daryit dan Siswadi,2009

Redjeki,2013

Yuswiyanti,2014

Salemba Medika, 2008

Budi Utama,2020 Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai