Anda di halaman 1dari 15

Andalas Dental Journal |9

KAJIAN META ANALISIS

FAKTOR VIRULEN STREPTOCOCUS MUTANS PENYEBAB


TIMBULNYA KARIES GIGI
Febrian
Departemen of Dental Public Health Faculty of Dentistry Andalas University

PENDAHULUAN

Karies yang disebut juga sebagai preventive di mulai tahun 1945 dengan
lobang gigi merupakan penyakit jaringan melakukan fluoridasi air minum dan
keras gigi yang sudah ada sejak zaman penambahan fluor pada pasta gigi pada
dulu, baru tahun 1890 secara ilmiah WD tahun 1950.1
Miller menyatakan bahwa timbulnya Berdasarkan data WHO dari tahun 1980
karies sebagai akibat interaksi kuman- sampai tahun 1998 rata rata angka Decay
kuman pathogen yang ada pada rongga Missing Filling Teeth (DMFT) pada anak
mulut dan pada tahun 1914 Black usia rata rata 12 tahun di negara negara
menyatakan bahwa peristiwa terjadinya maju Amerika dan Eropa terjadi trend
karies digambarkan sebagai akibat aksi penurunan, sebaliknya untuk negara
asam organik dari kuman terhadap kalsium berkembang di Asia dan Afrika angka
fosfat gigi.1 DMFT terjadi trend peningkatan. Di
Penanganan karies awal mulanya lebih sebagian besar negara-negara berkembang,
bersifat kuratif, ini dibuktikan adanya hal ini disebabkan oleh meningkatnya
catatan arkeologi bangsa Yunani 1250 konsumsi gula dan kurang memadai
sebelum masehi yang melakukan paparan fluor pada gigi sebaliknya negara
pencabutan atas penangangan lobang gigi, maju mereka telah memiliki program
penanganan karies ini berkembang dengan program yang bersifat preventif yaitu
di lakukannya penambalan lobang gigi penggunaan fluor secara indifidu dan
dengan bahan sejenis perak oleh Rhazes masal serta mereka telah berusaha
(Arab) 900 M, penambalan dengan emas mengubah gaya hidup sehat. Rata rata
1450 M dan penambalan dengan amalgam angka DMFT secara global untuk semua
1833 M. Penanganan karies secara negara berkisar 2 dan 3 namun Indonesia
Andalas Dental Journal | 10

berdasarkan laporan Riset kesehatan dasar ketidak nyamanan (discomfort), fungtional


angka DMFT masih tetap tinggi yaitu 4,7.2 Limitation, disability, handicap.1
Akibat langsung dari dampak ini
adalah begitu banyaknya anak yang tidak
bisa masuk sekolah akibat sakit gigi,
begitu banyaknya anak anak tidak bisa
mengikuti pelajaran dengan baik di
sekolah, begitu banyaknya anak bisa tidur
Gambar 1. Angka DMFT Kelompok dengan nyenyak, begitu banyaknya anak
Negara Di Dunia Dari Tahun
1980 – 1998 2 yang menjadi sulit makan, hal ini secara
tidak langsung akan mempengaruhi
Penelitian Namal tahun 2005 pada
prestasi belajar anak dan bahkan
30 negara ternyata angka DMFT pada usia
pertumbuhan tubuh dan otak si anak. Hal
35 – 44 tahun rata rata berkisar 8,3 – 20.8.
yang sama juga terjadi pada orang dewasa
Untuk beberapa negara maju angka ini
yang menderita karies gigi, mereka
termasuk tinggi seperti Australia 20,8,
menjadi malas bekerja dan berusaha,
Belanda 17,4, Jepang 13,7, Amerika 13,3.
pekerjaan menjadi terganggu. Berdasarkan
Hal ini berarti walaupun upaya preventif
data persentase Year Live with Disability
pada beberapa negara maju sudah sangat
(YLD), penyakit gigi (karies, periodontitis
baik namun untuk upaya mengontrol
dan kehilangan gigi) adalah 1,5% dan
peningkatan prevalensi karies untuk jangka
angka YLD penyakit gigi ini lebih tinggi
panjang masih belum menunjukkan hasil
dari pada beberapa penyakit yang secara
yang memadai.3
umum banyak di derita oleh orang di
Karies menjadi awal dari rusaknya
dunia ini seperti Diabetes, diare, malaria
gigi secara permanen bahkan apabila
dan TBC.4
penetrasi kuman masuk ke area yang lebih
Dilihat sudut ekonomi, penyakit
dalam lagi akan menyebabkan pulpitis dan
karies gigi telah menjadi disease burden.
periodontitis apikalis yang bisa berlanjut
Disability akibat penyakit gigi secara
gigi menjadi abses dan nekrosis bahkan
ekonomi mengakibatkan orang kehilangan
bisa menjadi fokal infeksi. Secara nyata
pendapatannya, kehilangan pekerjaan,
dampak penyakit karies ini sangat banyak
kehilangan kesempatan, dan mereka juga
antara lain bisa menimbulkan rasa sakit,
mengeluarkan banyak biaya untuk mencari
pengobatan. Berbagai negara didunia
Andalas Dental Journal | 11

termasuk Indonesia telah memprogramkan ketahanan host melalui upaya


bahwa penanggulangan secara preventive remineralisasi email, mencegah terjadinya
menjadi prioritas utama penangulangan karies dengan mengurangi jumlah koloni
penyakit gigi. Karena dianggap upaya ini kuman, mencegah perlekatan kuman di
mempunyai cost lebih rendah dari pada permukaan gigi dan juga penelitian tentang
kurative dan berdampak lebih luas dan mencari faktor virulen microorganisma
terbukti mampu menurunkan prevalensi yang menjadi penyebab terjadinya karies
karies pada usia muda. Selama ini streptococcus
Berdasarkan etiologi terjadinya merupakan microorganisma yang
karies, karies terjadi apabila ada interaksi merupakan flora normal di dalam mulut,
antara kuman, makanan yang kariogenik, dengan mengetahui faktor virulen
gigi sebagai host. Selama ini upaya penyebab terjadinya karies ini diharapkan
preventive telah dilakukan terhadap ketiga akan dapat menemukan pula vaksin anti
faktor penyebab itu. Program promotive karies yang mampu menurunkan
dilakukan kepada setiap individu prevalensi dan mencegah timbulnya
bagaimana cara untuk menghindari penyakit itu kembali, padahal menurut
terjadinya karies seperti menghindari Fejerskov et al, 2008, bahwa penelitian
makan kariogenik, menggosok gigi yang tentang immunisasi karies ini telah di
baik. Upaya preventive lain juga dilakukan mulai oleh Bowen pada tahun 1969.
dilakukan secara masal seperti fluoridasi Namun sampai saat ini vaksin anti karies
air minum, pemakaian fasta gigi bagi manusia belum ada.1
mengandung fluor. Upaya preventive MEKANISME TERJADINYA KARIES
secara indifidu yaitu melakukan pit and GIGI
fissure sealent.
Secara global, upaya preventive
diatas dianggap cukup mampu
menurunkan prevalensi kejadian karies di
usia muda namun belum mampu
mengontrol meningkatnya prevalensi
diusia selanjutnya. Penelitian untuk upaya
pencegahan karies ini tidak ada habisnya
dilakukan, banyak penelitian dilakukan
untuk meningkatkan dan menjaga
Andalas Dental Journal | 12

Gambar 2. Mekanisme Terjadinya Karies paradigma bahwa tentang penanganan


Gigi karies yang mana selama karies tidak bisa
diicegah dan diperbaiki namun sekarang
Mekanisme terjadinya karies
karies gigi diperlakukan sebagai penyakit
diawali oleh adanya bakteri penyebab
menular yang dapat dicegah dan
karies yang terpapar oleh gula atau
disembuhkan. Penangan ini berbeda
karbohidrat yang kariogenik dan kemudian
dengan penanganan karies terdahulu yang
bakteri ini akan menghasilkan asam.
hanya melakukan penanganan karies
Produk asam ini akan berikatan substansi
dengan pendekatan restorative. Ilmuwan
pada permukaan luar gigi sehingga
Amerika menemukan metode Caries
menyebabkan terjadinya proses
Managament By Risk Assessment
demineralisasi email. Tanda pertama
(CAMBRA) yang merupakan pendekatan
proses ini adalah bercak putih yang disebut
penanganan karies gigi dengan pendekatan
juga sebagai white spot. Demineralisasi
pencegahan, mengembalikannya seperti
berlanjut akan menyebabkan rusak dan
keadaan semula dan mengobati karies gigi.
hancur email gigi sehingga kemudian
Dengan menilai keseimbangan proses
membentuk lobang gigi di permukaan
kejadian karies maka seorang klinisi dapat
email gigi. Keyes, 1960 menggambarkan
mencegah terjadinya karies.
bahwa ada 3 prasyarat terjadinya karies
Keseimbangan karies dilihat dari faktor
yaitu adanya plak, adanya diet karbohidrat
protektif yaitu saliva dan sealent, anti
dan gigi.5
microba, fluoride, efektif diet dan faktor
phatologik yaitu bacteria virulent,
kurangnya flow saliva (xerostomia), habits
poor diet.6

Gambar 3. Etiologi Terjadinya Karies


Menurut Keyes1

Dengan berkembangnya ilmu


pengetahuan terjadilah pergeseran
Andalas Dental Journal | 13

Gambar 4. Etiologi Terjadi Karies Gambar 5. Etiologi terjadinya karies


Berdasarkan Faktor menurut Fejerskov1
Kesembangan Menurut Young6
Meningkatnya deposit plak yang
Fejerskov et al tahun 2008 juga
mengandung microorganisma virulen akan
mengungkapkan ada 3 faktor penentu
menyebabkan menurunkan PH pada
penyebab karies faktor pertama merupakan
permukaan gigi karena produk asam yang
faktor utama yaitu permukaan gigi, jumlah
dihasilkan oleh microorganisma akan
koloni kuman dan PH. Faktor utama ini
menyebabkan demineralisasi permukaan
harus dijaga keseimbanganya oleh faktor
email gigi dan sebaliknya meningkatnya
kedua yaitu waktu, flow saliva, composisi
PH permukaan gigi dan berkurangnya
saliva, fluor, komposisi dan frekwensi diet,
jumlah microorganisma yang menempel
spesies microorganisma, kemampuan
pada permukaan gigi akan mencegah
bertahan (buffer capacity), makanan bebas
terjadinya karies gigi dan bahkan
gula (sugar clearence rate). Faktor ketiga
membantu proses remineralisasi dari
adalah faktor pendukung yang
permukaan gigi.
digambarkan sebagai lingkaran terluar
yang berpengaruh kepada terjadinya karies
gigi yaitu tingkat pendidikan, klas sosial, ORGANISME PENYEBAB KARIES
pendapatan, kebiasaan, pengetahuan, DAN PATOGENESIS KARIES
sikap.1 Microorganisma merupakan
penyebab terjadinya karies gigi ini sudah
diketahui oleh Black, 1914 yang
Sosial
menyatakan bahwa karies gigi dimulai dari
Saliva menempelnya kuman dipermukaan gigi
(Flow Inco
Educati
kemudian kerkembang dalam jumlah yang
Micr Too
obial
Fluor th
Depo Buffe banyak pada satu titik di permukaan gigi
r
Diet
Compositi
Ti
Sugar
tersebut sehingga membentuk sebuah
on Clearence
Micro
lobang yang makin lama makin membesar,
Behav Micr
To Knowle
ba obial
Depo oth namun lebih jauh sebelumnya Antonie
Saliva
(Composit Van Leewenhoek, 1674 telah mengetahui
bahwa dalam rongga mulut terdapat
Attitud
banyak sekali microorganisma setelah ia
menemukan microskop dan melakukan
Andalas Dental Journal | 14

observasi terhadap plak gigi. Baru tahun dan ditemukan berbagai macam spesies
1960 Keyes dalam penelitiannya microorganisma. Dengan kultur anaerob,
menjelaskan adanya kaitan antara microba dominannya adalah
microorganisma dengan diet karbohidrat sp.proionibacterium (18%), olsenella
dan permukaan gigi sebagai faktor propusa (14%), lactbacillus rhamnosus
penyebab dari timbulnya karies gigi.1,7 (8%) dan dg Analisis Molecular microba
Dari berbagai penelitian tentang dominannya adalah: streptococcus mutans
microorganisma diketahui bahwa rongga (16%), lactobacilus gasseri/jhonsonii
mulut merupakan sebuah ekosistem (13%), lactobacilus rhamnosus (8%).8
microorganisma yang memberikan Chhour et al, 2004 melakukan
lingkungan yang mendukung bagi identifikasi microorganisme pada karies
perkembangan bakteri. Bebagai macam tingkat lanjut (karies dalam) dan
spesies microorganisma diketahui ditemukan 75 spesies bakteri dan yang
membuat ribuan koloni di rongga mulut. terbanyak adalah Jumlah microorganisma
Penelitian tentang microorganisma di yang terbanyak adalah spesies laktobacilli
rongga mulut sangat menarik minat para 50 %, spesies prevotelae 15 %, Sisanya
ahli untuk menelitinya lebih mendalam adalah dari spesies selenomonas, dialister,
lagi. fusobacterium nukleatum, eubacterium,
Bagg et al, 2006 dalam bukunya lachnospiraceae, olsenella,
menyatakan bahwa dalam rongga mulut bifidobacterium, propionibacterium dan
terdapat lebih kurang 350 spesies kuman pseudoramibacter alactolycus.9
yang berbeda dan dalam 1 mililiter saliva Byun Roy et al, 2004 melakukan
terdapat jutaan jumlah microorganisma identifikasi terhadap spesies laktobacillus
namun hanya 50 % dari jumlah spesies ini dan menemukan ada 9 macam gol spesies
yang dapat di identifikasi dengan tehnik lactobacillus dan paling banyak adalah
Kultur di laboratorium. Dengan ditemukan L.gasseri, L.ultunensis, L.Salivatorius,
tehnik baru secara biomolekuler maka L.rhamnosos, L.casei, L.crispatus,
lebih banyak lagi jenis micro organisma L.delbrueckii. L.fermentum,
yang bisa di identifikasi.7 L.gallinarum.10
Munson el al, 2003 melakukan Dari berbagai macam jenis spesies
identifikasi microorganisma yang terkait microorganisme yang terdapat didalam
dengan karies gigi dengan menggunakan rongga mulut, yang berpotensi untuk
teknik kultur dan teknik identifikasi DNA menimbulkan karies adalah spesies bakteri
Andalas Dental Journal | 15

yang mampu menempel pada permukaan polisakarida yang lengket disebut dextran.
gigi. Banyak penelitian yang menyebutkan Dextran pada beberapa artikel sering
tersebut adalah spesies streptococcus disebut dengan glucan.13
mutanss.
Grup streptococcus terdiri dari 7
spesies yaitu Streptococcus cricetus, S.
Rattus, S mutanss, S sobrinus, S downei, S
macacae, S ferus. Namun dilaporkan
Streptococcus mutanss dan S sobrinus
jumlahnya paling banyak terdapat dental
plaque dan ada keterkaitannya dengan
karies karena bersifat Acid Tolerant
Response (ATR). Namun diantara Gambar 6. Metabolisme Karbohydrat
(www.dentistry.leeds.ac.uk :
keduanya streptococcus mutansslah yang
Oral Microbiologi)
paling dominan jumlahnya pada dental
Permukaan gigi selalu diselubungi
plak manusia.11,12
oleh a celular protein film yang disebut
Streptococcus mutanss adalah
juga dental biofilm. Dental biofilm ini
bakteri gram positif, nonmotil (tidak
dibentuk dari formasi pelikel yang
bergerak) dan anaerob fakultatif. Bakteri
merupakan glicoprotein saliva,
ini bersifat asidogenik (menghasilkan
phospoprotein dan lipid. Dengan adanya
asam) dan asidurik (mampu hidup) di
dextran, streptococcus mutanss menempel
lingkungan asam. Untuk mendapatkan
pada permukaan dental biofilm. Suasana
energinya bakteri ini membutuhkan
asam dan lengket yang dibuat oleh
fruktosa. Melalui metabolisme glikolisis
streptococcus mutans pada permukaan
fruktosa dirubah menjadi energi dan asam
dental biofilm ini menarik juga spesies
laktat dalam suasana anaerob. Asam laktat
bakteri lain yang bersifat acidurik sehingga
yang dihasilkan akan menuruhkan PH
membentuk koloni koloni diatas
sehingga sampai dalam batas mampu
permukaan dental biofilm. Dental biofilm
menyebabkan demineralisasi email gigi.
ini yang dipenuhi oleh microorganisma
Bakteri ini juga mempunyai suatu enzim
inilah yang disebut juga sebagai plak gigi.
yang disebut glukosil transferase (Gtf)
Walaupun begitu banyaknya
yang menyebabkan terjadinya polimerisasi
microorganisma di permukaan dental
glukosa yang membentuk suatu
Andalas Dental Journal | 16

biofilm namun hanya streptococcus Untuk mengikat komponen diatas,


mutanss yang mampu bertahan dalam streptococcus mutanss juga mempunyai
1
glicoprotein. komponen protein antigen permukaan
yang disebut juga sebagai protein antigen
I/II dan diketahui saat ini bahwa antigen
ini berikatan dengan saliva agglutinin
glycoproten.15
Herdiyeti dan Satari, 2008 dalam
penelitiannya mencoba membuktikan
Gambar 7. Pathogenesis Of Dental Decay
secara biologi molekuker apakah ada gen
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov:
Medical Microbiologi) Gtf B dan Gtf C ada pada streptococcus
mutanss, karena gen ini merupakan faktor
Fishman, 2009 melakukan analisis
virulen dari streptococcus mutans yang
biomolekuler microorganisma terhadap
bertanggung jawab untuk sintesis glukan
dental biofilm pada permukaan gigi yang
untuk menghasilkan polishakarida.16
mempunyai karies dan pada permukaan
Penelitian tentang dextran (glucan)
gigi yang berkaries, ternyata secara
oleh beberapa ahli ternyata menemukan
statistik tidak terdapat perbedaan yang
glucan binding (pengikat glucan) yang
bermakna jumlah spesies microorganisma
merupakan protein receptor dari
pada biofilm permukaan gigi yang
streptococcus mutans selain Gtf dalam
berkaries dan permukaan gigi tidak
mengikat glucan dan disebut juga sebagai
berkaries.14
Glucan binding protein (Gbp). Pada
Daya ikat (adhesi) membuat
beberapa penelitian telah ditemukan
streptococcus menempel pada berbagai
berbagai macam protein Gbp yang
komponen permukaan tubuh manusia
dihasilkan oleh streptococcus mutanss.
seperti kolagen, myosin, fibronectin dan
Gbp ini dikalsifikasikan kepada 4 macam
laminin dan pada permukaan gigi dengan
Gbp yaitu Gbp A berfungsi sebagai
berbagai mineral dalam matrik email gigi
biofilm morfologi, Gbp B berfungsi
dan juga berbagai komponen dari pelikel
sebagai peptidaglycan Hidrolase, Gbp C
menutupi permukaan gigi seperti α
berfungsi sebagai Aggregation, Gbp D
amylase, proline rich protein, lysozome,
berfungsi sebagai Cohesian/enzym.17
saliva mucin dan parotid agglutinin
glycoproten yang berasal dari saliva.
Andalas Dental Journal | 17

rongga mulut mempunyai mekanisme


pertahanan yang sangat kuat dan berlapis.
Sistem pertahanan paling depan di rongga
mulut adalah saliva. Saliva merupakan
komponen yang penting dalam sistem
pertahanan rongga mulut, selain
memberikan efek self cleansing dalam
membersihkan mikroorganisma pada
permukaan mukosa mulut, gigi, gingiva
dan lidah, saliva juga mempunyai
komponen anti mikroba. Komponen itu
antara lain Ig A, Lysozim, Peroxidase,
Gambar 8. The Molecular Pathogenesis Of Lactoferin dan leukosit. Ig A merupakan
Dental Caries Associated With
Mutans Streptococci. 18 komponen yang sangat penting dalam
mencegah menempelnya mikroorganisma
pada permukaan mukosa mulut, gigi,
IMUN RESPON TERHADAP KUMAN
gingiva dan lidah. Ig A dalam saliva
KARIES
diproduksi oleh sel plasma yang ada dalam
Rongga mulut adalah ekosistem
kelenjar liur.7
yang baik bagi mikroorganisma karena
rongga mulut menyediakan habitat yang
menguntungkan. Sisa makanan dan
rongga-rongga yang tersembunyi menjadi
tempat berkembangnya mikroorganisma
tersebut. Kondisi ini menjadi berbahaya
apabila ekosistemnya berubah,
mikroorganisma menjadi virulen mampu
menembus mukosa bahkan jaringan keras
gigi yang menghantarkan kuman untuk
masuk kesistem sirkulasi.
Walaupun jumlah kuman yang ada
dipermukaan mukosa rongga mulut dan Gambar 9. Common Mucosal Immune
System And Salivary
permukaan gigi sangat banyak, namun
Immunity19
Andalas Dental Journal | 18

memiliki dental karies dengan kondisi


Beberapa penelitian menyebutkan
berbeda ternyata hasilnya perbedaan
respon imun tehadap antigen I/II
DMFT tidak mempunyai pengaruh yang
streptococcus mutans dalam binatang
signifikan jumlah sekresi imunoglobulin A
percobaan banyak berinteraksi dengan Ig
Russel, 1999 menyatakan bahwa Ig
G atau berikatan dengan B cel epitop.
A tidak ada waktu lahir, namun mulai
Penelitian pada manusia menunjukkan
berkembang minggu pertama postnatal
adanya peningkatan jumlah B Cell epitop
hingga 6 bulan sehingga dalam jangka
pada penderita endokarditis yang
waktu itu Ig A disuplai dengan air susu
disebabkan oleh meningkatnya protein
ibu. oleh. Apabila ada bentuk imunisasi
antigen I/II streptococcus mutans.15
aktif terhadap streptococcus mutanss maka
Disamping menghambat terjadinya
sangat efektif diberikan antara usia 6 bulan
ikatan antara streptococcus mutanss
sampai 18 bulan.19
dengan permukaan gigi, Ig A juga
Antigen I/II, Gtf dan Gbp
menghambat streptococcus mutanss untuk
merupakan kelompok protein permukaan
menghasikan asam dan menetralkan toxin
streptococcus mutanss. Pada beberapa
dan mencegah antigen tersebut meresap
penelitian, ketiga antigen ini merupakan
melalui mucosa mulut namun Naspits,
faktor virulence dari streptococus mutans
1999 dalam penelitiannya menyebutkan
dan bisa menginduksi produksi sekresi Ig
tidak ada perbedaan level Ig A dengan
A dan Ig B. Kemampuan dalam
perbedaan tingkatan karies pada gigi anak
menginduksi Imunoglobulin ini
usia 3-5 tahun
menjadikan ketiga faktor virulen ini
Yuliani, 2008 mengindentifikasi
menjadi strategis untuk membuat vaksin.21
epitop streptoococus terhadap antibody
Penelitian lain juga menyebutkan
dan ternyata Peptida-peptida dari asam
bahwa Ig A mampu menghambat sintesa
amino antigen I/II bereaksi terhadap
sukrosa oleh streptococcus mutanss dan
Imunoglobulin A saliva baik pada
menekan kolonisasi streptococcus mutans
permukaan gigi yang berkaries maupun
di permukaan gigi. Pada experimen
yang bebas karies namun frekwensi
binatang percobaan, pemberian imunisasi
antibodinya berbeda sangat signifikan
terhadap mucosa mampu meningkatkan
20
dalam perhitungan statistik.
sekresi Ig A dalam saliva.22
Rashkova, 2009 mengidentifikasi
jumlah imunoglobulin A pada anak yang
Andalas Dental Journal | 19

VAKSIN STREPTOCOCCUS Fan et al, 2002 melakukan uji


MUTANS klinis vaksin DNA pCIA-p terhadap sel
Aspek pertahanan terhadap protein antigen permukaan (PAc) yang
streptococus saat ini banyak diteliti oleh pada beberapa artikel disebut sebagai
peneliti hal ini berkaitan dengan begitu antigen B, atau antigen P1 atau antigen
tingginya minat peneliti untuk membuat I/II. Uji coba pada binatang percobaan
vaksin anti karies gigi. Dengan mengetahui ternyata Vaksin DNA pCIA-p tidak
virurence faktor dari sebuah kuman akan mampu melindungi karies email yang
dapat dibangun kandidat vaksin untuk mempunyai virulensi cariogenik yang kuat
mencegah penyakit. Dengan pendekatan dan konsumsi sukrosa yang banyak pada
biokimia ada 3 hal penting yang harus makanan namun vaksin ini mampu
diketahui dari streptococcus mutanss memprovokasi respon imun spesifik.24
sebagai penyebab penyakit yaitu sifat Guo et al, 2004 melakukan
Aciduricity, Acidogenesis, sucrose ujiklinis klinis binatang percobaan
dependent colonization. Dengan dasar terhadap vaksin DNA pGLUA-P hasil
biologi molekular sangat perlu dicari dan mengkloning Glu Gtf pada Vaksin DNA
dimengerti faktor virulensi dari kuman pCIA-p. Vaksin ini merupakan fusi 2
penyebab penyakit mulut yang nantinya vaksin karena streptococcus mutanss
berguna sebagai pencegah terjadinya mempunyai 2 faktor virulens yaitu
penyakit. Kemampuaan kecepatan kuman Glucosyltransferase (GTFs) dan Antigen
dalam mensintesa gula (sukrosa) menjadi Protein permukaan (PAc). Hasilnya
asam laktat dapat dijadikan cara untuk menunjukkan pemberian DNA pGLUA-p
mengungkapkan kuman streptococcus memberi efek karies lebih sedikit dari pada
mutanss mana yang virulen, mana gen jenis vaksin pCIA-p dan di simpulkan
streptococcus mutans yang bersifat bahwa pemberian vaksin DNA multigenik
aciduricity. Sejumlah penelitian mencoba lebih karie protektif dari pada single gen
melihat gen strep mutans dari karakteristik vaksin.25
ikatannya dengan permukaan gigi (adhesi) Weintraub et al, 2005 melakukan
seperti Antigen I/II atau PAc. Sejumlag uji klinis pemberian antibody monoclonal
penelitian juga mencoba melihat gen dari (Guy’13 antibody) yang merupakan
kemampuannya mensintesa sukrosa seperti antibody yang secara langsung dapat
23
Glucotransferase (GtF) gen tersebut. menghambat daya ikat streptococcus
mutanss pada permukaan gigi. Antibody
Andalas Dental Journal | 20

ini melawan daya adhesi antigen I/II untuk limfosit kedalam glucan binding gene
melekat ke permukaan pelicle glicoprotein streptococcus mutanss. Hasilnya adalah
yang ada pada permukaan gigi. Namun meningkatnya level Ig G setelah minggu
sebelum pemberian antibody, sampel ke 4 sesudah imunisasi sebanyak 3,4 X ,
diberikan kumur chlorhexidine (CHX) meningkatnya Ig A anti PAc di minggu ke
yang mampu menghilangkan streptococcus 6 setelah imunisasi sebesar 15 X
mutans di rongga mulut. Hasilnya ternyata diminggu dan meningkatnya Ig A anti Gtf
pemberian CHX mampu mengurangi di minggu ke 6 sesudah imunisasi sebesar
jumlah streptococcus mutans pada rongga 23 X apabila dibandingkan dengan
mulut namun pemberian antibody Guy’13 kontrol.28
tidak mampu mempertahankan kondisi Zhang et al, 2007 melakukan uji
tersebut.26 klinis terhadap vaksin DNA CTLA 4
Xu et al, 2005 melakukan uji klinis (Cytotoxic T Limfocyte Asoosiated
untuk memastikan adanya efek Cytotoxic Antigen 4) untuk mengevaluasi
T Limfocyte Asoosiated Antigen 4 (CLTA perbandingan imunogenitas dan efek
4) dalam menginduksi terbentuknya protektifnya. Vaksin CLTA 4 adalah
akselerasi serum Ig A dan Ig G. Dari fusion DNA vaksin pGJA-P/VAX1,
beberapa antigen yang ada di ujikan PGJA-P dan DNA pGLUA-P. Hasilnya
dengan pemberiannya secara Intra vaksin DNA CTLA 4 lebih meningkatkan
muskular apakah mempunyai efek pada imunogenitas dibandingkan dengan vaksin
CLTA 4 dan ternyata pGLUA-P gagal yang lain.29
menginduksi Ig A namun pGJA-P mampu Ada 2 faktor utama yang
meningkatkan imunitas sistemik mucosa mengakibatkan strep mutans menjadi
dan di pastikan antigen pGJA-P bisa virulen yaitu adanya :Protein permukaan
dijadikan vaksin anti karies.27 antigen (PAc) dan Glucotransferases (Gtf).
Xu et al, 2006 melakukan uji klinis Gtf mempunyai 2 fungsi utama yaitu
terhadap daya tahan vaksin DNA sebagai N terminal Catalitic sucrosa
pGJA/VAX sebagai booster imunisasi binding (CAT) dan Sebagai C terminal
antikaries dalam tubuh. pGJA/VAX dibuat glucan binding (GLU). Niu et al, 2009
untuk mempercepat terbentuknya antibodi mencoba mengclone catalitic fragmen
Ig A dan Ig G dalam tubuh dengan (CAT) GTF streptococcus sobrinus
mengkloning signal peptide dan memasukkannya kedalam vaksin pGJA-
extraselular region human cytotoxid T P/VAX dan dilihat kemampuannya dalam
Andalas Dental Journal | 21

menghambat sintesis water isoluble menjadi penyebab tidak langsung. Faktor


glucan. Hasil ini dapat dijadikan kandidat penyebab tidak langsung berkaitan dengan
vaksin yaitu New recombinant plasmid pola hidup sehat. Faktor yang menjadi
pGJGAC/VAX.30 penyebab langsung dibagi atas faktor
Walaupun secara preventif sudah utama dan faktor pendukung. Faktor utama
banyak upaya yang dilakukan untuk adalah microorganisma penyebab langsung
mencegah karies namun bertambahnya yaitu streptococus mutans dan permukaan
populasi dan berkembangnya gigi sebagai host. Faktor pendukung
industrialisasi sebuah negara tidak mampu adalah saliva, microorganisma diluar
menahan prevalensi karies. Dengan dasar microorganisma penyebab utama,
biologi molekular sangat perlu dicari dan gula/sukrosa, waktu, frekwensi dan
dimengerti faktor virulensi dari kuman komposisi diet, keseimbangan asam basa,
penyebab penyakit mulut yang nantinya fluoride. Karies tidak akan terjadi apabila
berguna sebagai pencegah terjadinya keseimbangan selalu terjaga antara faktor
penyakit. protektif anti karies dan faktor pathologis
Demikian juga dengan faktor penyebab karies.
transmisi, karena dengan mengetahui Penelitian banyak dilakukan untuk
faktor transmisi dari suatu kuman kita mencegah terjadinya karies. Penelitian
dapat mencegah perpindahanya. Analisis yang berdampak langsung pada penurunan
biomolekuler yang pernah dilakukan jumlah karies gigi adalah penelitian yang
Napimoga et al, 2004 ada sejumlah 52 ditujukan kepada penyebab utama.
genotipe streptococcus mutan yang Penelitian yang banyak dilakukan saat ini
ditemukan pada seorang anak balita, adalah mencari faktor virulen dari
namun hanya 16 genotipenya yang sama streptococcus mutan. Pencaharian vaktor
dengan genotipe streptococcus mutans dari virulen ini banyak digunakan dengan
ibu, hal ini mengindentifikasikan selain pendekatan imunologi dan biologi
ada transmisi vertikal antara keluarga ada molekuler
juga transmisi horizontal yang harus Secara imunologi diketahui ada 3
diketahui.21 penyebab utama yaitu adanya protein
KESIMPULAN META ANALISIS antigen permukaan dari kuman
Etiologi penyebab karies sangat streptococcus mutans yang berikatan
banyak, mulai dari faktor yang menjadi dengan permukaan gigi yang pertama
penyebab langsung maupun faktor yang adalah Antigen I/II atau disebut juga
Andalas Dental Journal | 22

sebagai PAc, yang kedua adalah methods and data sources, Global Programme
on Evidence for Health Policy Discussion,
Glucosyltransferase atau disebut juga Gtf Paper No. 36 World Health Organization
(revised). 2001.
yang berfungsi sebagai enzym yang
5. Decker Riva Touger, Loveran Cor van. Sugar
mensintesis sukrosa menjadi polishakarida and dental caries. America Journal Clinical
yang bersifat lengket yang disebut juga Nutrition. 2003; 78:881S–92S.

sebagai glucan atau dextran. Yang ketiga 6. Young DA, Buchanan PM, lubman RG,
Badway NN. New Directions in
adalah Glucan binding protein (Gbp) yang Interorganizational Collaboration in Dentistry:
The CAMBRA Coalition Model, Journal of
bekerja sebagai pengikat antar Dental Education. 2007;71(5): 595-600.
dextran/glucan. Sifat acidogenik dari 7. Bagg J, Fariane MTW, Poxton IR, Smith AJ,
Bagg S. Essential Of Microbiology For Dental
streptococcus akan menghasilkan asam Students. 2nd Edition. Oxford University Press.
2006.
lactad yang menurunkan PH permukaan
gigi sehingga membuat terjadinya 8. Munson MA, Banerjee A, Watson TF, Wade
WG. Molecular Analisys Of Microflora
demineralisasi dari matrik mineral Associated With Dental Caries. Journal of
Clinical Microbiology. 2004: 3023–3028.
permukaan gigi.
9. Chhour K, Nadkarni M, Byun R, Martin FE,
Dengan ditemukannya faktor Jacques N, Hunter N. Molecular Analysis of
Microbial Diversity In Advance Caries. Journal
virulen dari streptococcus mutans saat ini of Clinical Microbiology. 2004: 843–849.
penelitian experimental banyak dilakukan 10. Byun R, Nadkarni M, Chhour K, Martin FE,
untuk menemuan vaksin yang ampuh Jacques N, Hunter. Quantitative Analysis Of
Diverse Lactobacillus Species Present In
pencegah karies. Dengan perkembangan Advance Dental Caries. Journal of Clinical
Microbiology. 2004: 3028–3036.
ilmu biomolekuler perlu diteliti lebih
11. Igarashi T, Yamamoto A, Goto N. PCR For
mendalam lagi tentang faktor virulen identification of Streptococcus Sobrinus. J Med
Micro Biology. 2000: 49.
streptococcus mutans secara genom.
12. Nascimento MM, Lemos JAC, Abranches J,
Gonchalver RB, Burne RA. Adaptive Acid
Tolerance Response of Streptococcus Sobrinus.
KEPUSTAKAAN Journal of Bacteriologi. 2004; 186: 6383-6390.
1. Fejerskov O, Kidd E. Dental Caries The 13. Ryan KJ, Ray CG, Sherris. Medical
Desease and Its Clinical Management. 2nd Microbiology An Introduction to Infectious
Edition. Blackwell Munksgaard. 2008. Diseases. 4ed. The McGraw-Hill Companies,
Inc. 2004.
2. World Health Organization. The World Oral
Health Report 2003, Geneva, Switzerland. 14. Fishman RH. The Molecular Analysis of The
2003. Biofilm of Proximal Incipient Caries In Young
Permanen Teeth. Thesis Degree Master of
3. Namal N, Vehid S, Sheiham A. Rangking
Science The Graduate School of The Ohio State
Countries By Dental Status Using The DMFT
University. 2009.
And FS-T Indices, International Dental Jurnal.
2005; 85: 373-376. 15. Jenkinson Howard F. & Demuth Donald R.
Structure, function and immunogenicity of
4. Murray CJL, Lopez AD, Mathers CD, Stein C.
streptococcal antigen I/II polypeptides.
The global burden of the disease. project: aims, Molecular Microbiology. 1997; 23: 183-190.
Andalas Dental Journal | 23

16. Herdiyeti Y, Satari M H. Isolasi Gen 27. Xu Q, Yu F, Fan M, Bian Z, Guo J, Jia R, Chen
Kariogenik Gtf BC Streptococcus Mutans Dari Z, Peng B, Fan B. Imunogenicity And
Plak Gigi Anak. Universitas Padjajaran Protective Efficacy Of Targeted Fusion DNA
Bandung. 2008, Construct Against Dental Karies. 2005.

17. Banas JA, Vickermann MM. Glucan Binding 28. Xu Q, Yu M, Van MW, Bian Z.
Protein of The Oral streptococcus. Critical Immunogenicity And Persistence Of A
Review Oral Biologi & Medecine. 2003; 14: 89. Targeted Anti-Caries DNA Vaccine Journal of
Dental Research. 2006; 85; 10: 915.
18. Taubman MA, Nash A. The scientific and
public-health imperative for a vaccine against 29. Zhang F, Li YH, Fan MW, Jia R, Xu QA, Guo
dental caries. Nature Reviews Immunology. JH, Tian QW. Enhanced Efficacy Of CTLA-4
2006; 6: 555–563. Fusion Anti Caries DNA Vaccines In
Gnotobiotik Hamsters. Acta Pharmacol Sin.
19. Russel MW, Hajishengalis G, Childers NK, 2007; 28(8): 1236–1242.
Michalek SM. Secretory Immunity In Defense
Against Cariogenic Mutans Streptococci. Caries 30. Niu Y, Sun J, Fan M, Xu QA, Guo J, Jia R, Li
Research. 1999; 33: 4-15. Y. Construction Of A New Fusion Anti Caries
DNA Vaccine. Journal of Dental Research.
20. Yuliani A. Identifikasi Epitop Dari 2009; 88(5): 455-460.
Streptococcus Mutans terhadap Sekretori
Imunoglobulin A Saliva, Universitas Airlangga
Surabaya. 2008.

21. Napimoga MH, Hofling JF, Klen MI, Kamiya


RU, Goncalves RB. Transmisssion Diversity
And Virulence Factor Of Streptococcus Mutans
Genotype. Journal of Oral Science. 2005; 47(2):
59-64.

22. Russel MW, Childers NK, Michalek SM,


Suzanne M, Smith DJ, Taubman MA. A Caries
Vaksin; The State Of Science of Immunization
Again Dental Caries. Caries Research. 2004;
38: 230-235.

23. Kuramitsu HK. Virulence Properties of Oral


Bacteria: Impact of Molecular Biology. Current
issues Mol Biol. 2001; 3(2): 35-36.

24. Fan MW, Bian Z, Peng ZX, Zhong Y. DNA


Vaccine Encoding A Cell Surface Protein
Antigen Of Streptococcus Mutans Protects
Gnotobiotic Rats From Caries. Journal of
Dental Research. 2002; 81(11): 784.

25. Guo JH, Jia R, Fan MW, Bian Z. Construction


And Immunogenik Characterization Of A
Fusion Anti Caries DNA Vaccine Againts Pac
And Glucosyltransferase I of Streptococcus
Mutans. Journal of Dental Research.2004;
83(3): 266.

26. Weintraub JA, Hilton JF, White JM, Hoover


CL, Wycoff KL, YU L, Larrick JW,
Featherstone JDB. Clinical Trial of Plant
Derived Antibody On Recolonization of Mutans
Streptococci. Caries Research. 2005; 39: 241-
250.

Anda mungkin juga menyukai