Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan tujuan

berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia serta memiliki dua tujuan

pada tahun 2015-2019 yaitu yang pertama meningkatnya status kesehatan

masyarakat dan meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan

perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang

kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua

kontinum siklus kehidupan (life cycle) yaitu bayi, balita, anak usia

sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia

(Kemenkes RI, 2015).

Pada era globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang

sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini

menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya

menyangkut kehamilan dan persalinan melainkan dari menarche sampai

menopause. Menopause merupakan fase akhir atau berhentinya ovulasi

dan menstruasi pada wanita. Menopause juga disebut sebagai suatu

peristiwa biologis yang terkait berhentinya reproduksi wanita sebagai

konsekuensi dari proses penuaan fisiologis[ CITATION Nur16 \l 1033 ].

Berdasarkan data WHO (2010) jumlah wanita menopause di Asia

pada tahun 2025 akan terjadi peningkatan dari 107 juta jiwa mencapai 373

juta jiwa. Ditinjau dari jumlah penduduk yang ada di Indonesia pada

1
tahun 2008 sekitar 25,32 juta wanita memasuki usia menopause. Pada

tahun 2015 diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah sebesar 14%.

Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam usia

menopause adalah 30,3 juta orang (Putri, 2017).

Menopause merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

bagi masyarakat, berasal dari bahasa yunani yang berarti berhenti haid

(apause in the menses) (Nurpatminingsih, 2016). Menopause terjadi pada

perempuan yang memasuki usia menjelang 50 tahun. Melalui usia tersebut

bagian universal dan irreversibel dari keseluruhan proses penuaan yang

melibatkan sistem reproduksi dimana siklus haid setiap bulannya mulai

terganggu dan akhirnya menghilang sama sekali. Terganggunya atau

sampai hilangnya proses haid pada wanita tersebut disebabkan penurunan

dan hilangnya hormon estrogen, hal ini merupakan masalah yang normal,

yang sadar atau tidak akan dilalui oleh perempuan dalam kehidupannya.

Menopause merupakan masalah normal sedangkan penerimaannya

berbeda-beda diantara para perempuan (Nurpatminingsih, 2016).

Menopause ini disebabkan oleh penuaan ovarium yang mengarah

ke penurunan produksi ovarium Gonadotropin, Estrogen, dan Progesteron.

Kekurangan hormon ini memunculkan berbagai somatik, vasomotor,

seksual dan gejala psikologis lainnya yang mengganggu (Nurpatminingsih,

2016). Menopause menandai akhir masa reproduksi seorang wanita dan

biasanya terjadi pada wanita berusia antara 45 dan 55 tahun dengan usia

rata – rata 51 tahun (Irianto, 2014).

2
Kecemasan akan datangnya masa menopause umumnya terjadi

pada perempuan yang memasuki usia 50 tahun. Rasa takut yang dialami

oleh wanita antara lain, kecantikan memudar dan rasa khawatir akan

kehilangan suami karena gairah seksual menurun. Setelah usia 45 tahun,

seorang perempuan masih mengalami menstruasi tetapi tidak teratur lagi,

sebagian perempuan telah mengalami gejala pre menopause. Masa

menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang berupa penurunan

produksi hormon estrogen dari indung telur karena ovarium yang sudah

tua (Nurpatminingsih, 2016).

Menurut Purwatyastuti dalam Lombogia (2014) sindroma

pramenopause dan menopause dialami oleh banyak wanita di dunia,

sekitar 70-80% di Eropa, 60 % di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di

Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Julianto dalam Lombogia (2014)

mengemukakan bahwa gejala yang paling banyak dari seluruh jumlah

wanita premenopause yaitu 40% merasa hot flashes, 38% mengalami

susah tidur, 37 % mengalami lebih cepat lelah dalam bekerja, 35%

mengatakan menjadi lebih sering lupa, 33% mengatakan mudah

tersinggung, 26% mengatakan mengalami nyeri sendi dan 21%

mengatakan sering sakit kepala berlebihan [ CITATION Nur16 \l 1033 ].

Beberapa gejala fisik yang dialami oleh seorang perempuan yang

memasuki fase menopause yaitu rasa panas atau hot flues yang merupakan

sensasi tiba - tiba panas dan berkeringat terutama pada tubuh bagian atas.

Hot flashes terutama dan yang paling intensif terjadi pada wanita peri dan

pasca menopause [ CITATION Nur16 \l 1033 ], berkeringat saat malam

3
hari, susah tidur, sakit kepala, kesusahan menahan buang air kecil, detak

jantung meningkat, dan peningkatan berat badan (Spencer & Brown, 2007

dalam Nurpatminingsih, 2016). Selain itu juga disertai dengan beberapa

gejala psikis yang menonjol berupa suasana hati yang berubah ubah,

mudah tersinggung, emosi labil, merasa tidak berharga, dan munclnya

kecemasan yang dapat mengganggu aktifitas sehari- hari [ CITATION

Nur16 \l 1033 ].

Perubahan-perubahan yang terjadi baik secara fisik, psikis maupun

seksual akan menyebabkan wanita yang sedang menghadapi menopause

cemas dan khawatir. Kecemasan yang mereka alami sering dihubungkan

dengan kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya belum

pernah terjadi. Wanita seperti ini biasanya sangat sensitif terhadap

pengaruh emosional. Umumnya wanita tersebut kurang mendapat

informasi yang benar sehingga dibayangannya yang ada hanya efek

negatif yang akan dialami setelah masa menopause [ CITATION Nur16 \l

1033 ]. Salah satu cara untuk memperoleh informasi adalah dengan adanya

pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan

kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai usaha atau

kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam

meningkatkan kemampuan (perilakunya), untuk mencapai kesehatan

secara optimal[ CITATION Ati16 \l 1033 ]. Pendidikan kesehatan adalah

tindakan penting dan merupakan proses belajar, yang perlu dilakukan

dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu-ibu mengenai persiapan

4
wanita menghadapi menopause (Atikah, 2016). Dengan memberikan

penyuluhan, diharapkan masyarakat bisa lebih siap dalam menghadapi

menopause sehingga dapat menurunkan kekhawatiran mereka dan

meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat.

Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin

disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan, atau sikapnya. Belajar yang efektif harus dimulai dari

pengalaman langsung atau pengalaman konkrit dan menuju kepada

pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu

dengan media pembelajaran [ CITATION Has16 \l 1033 ].

Media mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

pendidikan kesehatan. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki akan

ditentukan oleh kerelevansian penggunaan media. Media yang dapat

digunakan salah satunya adalah media audio visual. Media audio visual

merupakan bentuk media pembelajaran gabungan antara media audio

visual (gambar). Media audio visual adalah salah satu sarana yang tepat

dalam proses pendidikan kesehatan. Dalam kenyataannya dilapangan

banyak yang tidak menggunakan media audio visual dalam proses

pembelajaran [ CITATION Has16 \l 1033 ].

Induniasih & Ratna (2018) bahwa bahan-bahan audio visual dapat

memberikan banyak manfaat dan berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan kesehatan.

Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan kesehatan, media audio-

5
visual mempunyai sifat sebagai berikut, yaitu kemampuan untuk

meningkatkan persepsi, kemampuan untuk meningkatkan pengertian,

kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar,

kemampuan untuk memberikan penguatan atau pengetahuan hasil yang di

capai, dan kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).

Kelebihan media audio visual adalah pemakaiannya tidak

membosankan, hasilnya lebih mudah untuk dipahami, dan informasi yang

diterima lebih jelas dan cepat dimengerti [ CITATION Has16 \l 1033 ].

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya,

jumlah penduduk usia 21-55 tahun sebesar 44,8% di puskesmas kampus

tahun 2018.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Audio Visual (Video)

Terhadap Kecemasan Wanita Premenopause Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kampus Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, meskipun penelitian

sejenis pernah dilakukan, namun oleh karena pentingnya Pendidikan

Kesehatan sebagai metode konservasi dalam mengurangi kecemasan

wanita premenopause sehingga para wanita mempunyai pengalaman

yang positif menjelang premenopause. Oleh karena itu masih perlu

dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan

Media Audio Visual (Video) Terhadap Kecemasan Wanita

Premenopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Tahun 2019”.

6
1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan dengan media audio visual (video) terhadap

kecemasan wanita premenopause di wilayah kerja puskesmas kampus

tahun 2019..

B. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden (Usia,

Pendidikan, Pekerjaan) di wilayah kerja puskesmas kampus tahun

2019.

2. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan wanita premenopause

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi di wilayah kerja

puskesmas kampus tahun 2019 pada kelompok intervensi.

3. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan wanita premenopause

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi di wilayah kerja

puskesmas kampus tahun 2019 pada kelompok kontrol.

4. Untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan dengan

media audio visual (video) terhadap kecemasan wanita

premenopause di wilayah kerja puskesmas kampus tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis

7
Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang kesehatan

terutama mengenai media yang digunakan dalam melakukan

pendidikan kesehatan khususnya pada wanita premenopause terhadap

tingkat kecemasan. Penelitian ini juga diharapkan menjadi bagian dari

landasan dalam pengembangan evidence based di bidang kesehatan

terutama bidang ilmu keperawatan.

B. Manfaat Praktis

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi D-IV

Keperawatan

Menjadi bahan masukan untuk mengembangkan keilmuan

dan keterampilan dalam bidang keperawatan, sebagai bahan

acuan penelitian lebih lanjut dan juga sebagai acuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan sehingga dihasilkan sumber daya

manusia yang bermutu khususnya di Poltekkes Kemenkes

Palembang Prodi D-IV Keperawatan.

2. Bagi Puskesmas Makrayu Palembang

Menjadi bahan informasi bagi puskesmas makrayu agar

dapat lebih meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat sehingga dapat menerapkan pendidikan

kesehatan menggunakan media audio visual (video).

3. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman baru bagi peneliti dalam

melaksanakan penelitian dan dapat mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan dengan media audio visual (video) terhadap

8
kecemasan wanita premenopause serta mengaplikasikannya untuk

mengetahui tingkat kecemasan dalam menghadapi premenopause.

4. Bagi Perkembangan Riset

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi

penelitian selanjutnya untuk meneliti intervensi yang tepat

terhadap keperawatan maternitas khususnya pada premenopause.

5. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan manfaat pengetahuan dan

keterampilan dalam memberikan pendidikan kesehatan

menggunakan media audio visual (video).

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan lingkup dari keperawatan maternitas,

penelitian ini dilakukan pada wanita premenopause di Wilayah kerja

puskesmas kampus Palembang pada tahun 2019 dengan lama penelitian 4

minggu. Yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah wanita usia 40 –

50 tahun yang akan memasuki masa menopause yang dipilih

menggunakan Simple Random Sampling. Penelitian ini menggunakan

desain penelitian True Eksperiment dengan rancangan Pretest-Posttest

With Control Group design.

9
1.2 Keaslian Skripsi

Penelitian ini melihat pengaruh pendidikan kesehatan dengan

media audio visual (video) terhadap kecemasan wanita premenopause di

wilayah kerja puskesmas kampus tahun 2019. Berdasarkan pengetahuan

peneliti, belum pernah ada penelitian sejenis dari beberapa jurnal

publikasi. Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah :

1. Hermawati, Dewi (2010) tentang Hubungan Karakteristik Wanita

Premenopause Dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi

Menopause di Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan

wawasan tentang perubahan yang terjadi menjelang menopause

menjadi sangat penting untuk di terapkan pada wanita pramenopause.

Hal ini dapat menurunkan kecemasan terhadap menopauase serta dapat

meningkatkan penerimaan terhadap menopause menjadi lebih baik.

Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan

cross sectional dengan populasi berumur 40-50 tahun dan belum

mengalami menopause. Teknik pengambilan sampel menggunakan

metode purposive sampling pada 63 sampel. Data dianalisis dengan

menggunakan statistikmChi-square dengan confidence interval 95%

dan alpha (α) 0,05. Pengujian hipotesa jika p-value > nilai α maka

hipotesa null (Ho) diterima. Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat kecemasan dalam

menghadapi menopause (P=0,145, P>α), dan tidak ada hubungan

antara status perkawinan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi

menopause (nilai P=1,000, P>α).

10
2. Nurpatminingsih (2016) tentang Hubungan Antara Kesiapan

Menopause Dengan Kecemasan Menghadapi Menopause Pada Ibu

PKK di Desa Gentan Kecamatan Bondosari Kabupaten Sukoharjo.

Hasil penelitian diperoleh 2 hitung 15,832 (p-value = 0,000),

sehingga H0 ditolak. Kesimpulan penelitian terdapat hubungan

Kesiapan menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada

ibu PKK di Desa Gentan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten

Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi

korelasi dan rancangan cross sectional. Sample penelitian adalah

perempuan usia 40 – 50 tahun yang akan memasuki masa menopause

yakni sebanyak 54 responden dengan teknik simple random sampling.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianaliswas

menggunakan uji chi square.

11

Anda mungkin juga menyukai