PENDAHULUAN
Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan yang sering didapatkan dalam klinik,
walaupun istilah sakit ini tampaknya sulit didefinisikan. Persepsi tiap orang akan
berbeda-beda, karena keluhan ini berasal dari pengalaman subjektif seseorang yang
sulit dilakukan pengukurannya. Reaksi dan sikap individu terhadap stimulasi yang
identik yang menyebabkan sakit akan berbeda pula. Oleh karena itu, dokter
pemeriksa diharapkan pada tugas untuk mendapatkan informasi yang selengkap
mungkin dari pasien dan juga harus dapat membayangkan bagaimana pasien
bereaksi terhadap rasa sakitnya itu.
da banyak rasa sakit yang dijumpai pada pasien salah satunya adalah
sakit kepala. !akit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan
kepala yang berasal dari struktur sensitif terhadap rasa sakit
1
BAB II
PEMBAHASAN
I. NYERI KEPALA
A. Definisi
#yeri kepala adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di
belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. $enurut
$ansjoer dkk, %&&', disebutkan bahwa nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa
tidak enak di bagian atas ( superior ) kepala, setempat atau menyeluruh dan
dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher.
B. Etiologi
C. Faktor resiko
aktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis
kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor
genetik.
D. Ei!e"iologi
Prevalensi sakit kepala di ! menunjukkan * dari + orang (*+,') atau 'juta
orang menderita sakit kepala kronik dan %& juta dari 'juta
tersebutmerupakan wanita. ' dari jumlah di atas adalah tipe tension heada/he
yang berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar dan bekerja sebanyak +%, .
$enurut 01!, migren sering terjadi pada pria dengan usia *% tahun sedangkan
pada wanita, migren sering terjadi pada usia diatas *% tahun. 10! jugamengemukakan
/luster heada/he 2&-3& terjadi pada pria dan prevalensi sakitkepala akan
meningkat setelah umur *' tahun.
E. Klasifikasi
!e/ara garis besar nyeri kepala dibagi menjadi dua ma/am4 primer dan sekunder.
Pada nyeri kepala primer, nyeri kepala merupakan keluhan utama, artinya nyeri
kepala tersebut bukan timbul karena ada kelainan yang mendasari. 5engan kata
lain, nyeri kepala merupakan 6penyakit7 tersendiri, dengan patofiologi tersendiri
pula.
#yeri kepala primer yang utama berdasarkan klasifikasi dari 01! adalah" (*)
migren dengan dan tanpa aura, (%) nyeri kepala tipe tegang (tension-type
heada/he), dan (8) nyeri kepala berkelompok (/luster heada/he).
!edangkan nyeri kepala sekunder dapat dibagi menjadi nyeri kepala yang
disebabkan oleh karena trauma pada kepala dan leher, nyeri kepala akibat kelainan
vaskular kranial dan servikal, nyeri kepala yang bukan disebabkan kelainan vaskular
intrakranial, nyeri kepala akibat adanya 9at atau withdrawal, nyeri kepala akibat
infeksi, nyeri kepala akibat gangguan homeostasis, sakit kepala atau nyeri pada
wajah akibat kelainan kranium, leher, telinga, hidung, gigi, mulut atau struktur lain di
kepala dan wajah, sakit kepala akibat kelainan psikiatri.
II. MI#REN
A. Definisi
$igren merupakan nyeri kepala akibat gangguan pembuluh darah
yang biasanya bersifat unilateral dan seringkali memiliki kualitas berdenyut.
!eringkali berasosiasi dengan mual, muntah, fotofobia, fonofobia.
B. Klasifikasi
$enurut 1eada/he :lassifi/ation :ommittee of the 0nternational 1eada/he
!o/iety %nd ;dition, migren dibagi atas"
$. Migrain %i&o't
a'ra (. Migrain %it&
a'ra
%.* <ypi/al aura with migrain heada/he
%.% <ypi/al aura with non-migrain heada/he
%.8 <ypi/al aura without heada/he
%. amilial hemiplegi/ migrain (1$)
%.' !poradi/ hemiplegi/ migrain
%.+ =asilar type migrain
). C&il!&oo! erio!i* s+n!ro"es t&at are *o""onl+ re*'rsor of
"igrain
8.* :y/li/al vomiting
8.% bdominal migrain
8.8 =enign paro>ysmal vertigo of /hildhood
,. Retinal "igren
-. Co"li*ation of "igrain '.*
:hroni/ migrain
'.% !tatus migrainosus
'.8 Persisten aura without
infar/tion '. $igrainous infar/tion
'.' $igrain triggered sei9ure
. Pro/a/le "igrain
+.* Probable migrain without aura
+.% Probable migrain with aura
+.8 Probable /hroni/ migraine
C. Etiologi
*. <eori vaskular
$enyatakan bahwa nyeri kepala migren disebabkan oleh pelebaran
pembuluh darah di kepala. !ehingga banyak pengobatan yang digunakan
berefek pada vasokonstriksi pembuluh darah.
%. <eori neurologis
;dward ?iving (*28) mengajukan teori bahwa migren disebabkan oleh
keka/auan saraf diotak.
8. #eurotransmiter
=erdasarkan penelitian, perubahan konsentrasi serotonin ('-
hydro>ytryptamine atau '1<) selama berlangsungnya serangan migren
ketika dikeluarkan dari tempat penyimpanannya di dalam tubuh.
D. Faktor e"i*'
*. Perubahan hormon estrogen
1ormon estrogen yang banyak terdapat pada wanita dapat memi/u
migren. @hususnya pada saat jumlah estogen sedang tidak stabil,
misalnya
pada saat sebelum dan selama masa haid, selama masa kehamilan,
penyebabnya.
'. @elelahan
=erolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang lebih berat dari biasanya
dapat memperbesar kemungkinan terkena migren.
+. $akanan dan $inuman
@andungan yang terdapat pada makanan dan minuman dapat menjadi
pemi/u. $inuman beralkohol seperti bir dan wine atau kandungan
kafein yang terdapat pada kopi sebaiknya dihindari. $engkonsusmsi
/oklat, keju tua, makanan yang banyak mengandung $!B atau
pengawet juga merupakan pemi/u migrain.
E. Patofisiologi
:utaneous allodynia (:) adalah nafsu nyeri yang ditimbulkan oleh
stimulus non no>ious terhadap kulit normal. !aat seranganCmigren 3 pasien
menunjukkan /utaneus allodynia (:) di daerah kepala ipsilateral
dan
kemudian dapat menyebar kedaerah kontralateral dan kedua lengan.
llodynia biasanya terbatas pada daerah ipsilateral kepala, yang
menandakan sensitivitas yang meninggi dari neuron trigeminal sentral
(second-order) yang menerima input se/ara konvergen. Aika allodynia lebih
menyebar lagi, ini disebabkan karena adanya kenaikan sementara daripada
sensitivitas third order neuron yang menerima pemusatan input dari kulit pada
sisi yang berbeda, seperti sama baiknya dengan dari duramater maupun kulit
yang sebelumnya.
da 8 hipotesa dalam hal patofisiologi migren yaitu"
a. Pada migren yang tidak disertai :, berarti sensitisasi neuron ganglion
trigeminal sensoris yang menginervasi duramater
b. Pada migren yang menunjukkan adanya : hanya pada daerah referred
pain, berarti terjadi sensitisasi perifer dari reseptor meningeal (first
order) dan sensitisasi sentral dari neuron komu dorsalis medula spinalis
(second order) dengan daerah reseptif periorbital.
/. Pada migren yang disertai : yang meluas keluar dari area referred pain,
terdiri atas penumpukan dan pertambahan sensitisasi neuron talamik
(third
order) yang meliputi daerah reseptif seluruh tubuh.
Pada penderita migren, disamping terdapat nyeri intrakranial juga
disertai peninggian sensitivitas kulit. !ehingga patofisiologi migren diduga
bukan hanya adanya iritasi pain fiber perifer yang terdapat di pembuluh
darah intrakranial, akan tetapi juga terjadi kenaikan sensitisasi set safar
sentral terutama pada sistem trigeminal, yang memproses informasi yang
(biological clock).
#. Diagnosis
<idak ada tes laboratorium yang dapat mendukung penegakan
diagnosis migren. $igren kadangkala sulit untuk didiagnosis karena
gejalanya dapat menyerupai gejala sakit kepala lainnya. Pemeriksaan
standar yang dilakukan adalah dengan menggunakan kriteria
International eadache Society yaitu, seseorang didiagnosis migren jika
mengalami ' atau lebih serangan sakit kepala tanpa aura (atau % serangan
dengan aura) yang sembuh dalam sampai % jam tanpa pengobatan dan
diikuti dengan gejala mual,
muntah, atau sensitif terhadap sinar dan suara.
@riteria diagnosis bagi migren tanpa aura dikemukakan oleh 10!
sekurang-kurangnya terdapat ' serangan, diantaranya "
a. #yeri kepala berlangsung - jam (bila tidak diobati atau
pengobatan gagal)
b. #yeri kepala sekurang-kurangnya memenuhi % kriteria"
- ?okasi unilateral
- !ifat berdenyut
- 0ntensitas nyerinya sedang atau berat
- gravasi (bertambah berat) atau mengganggu aktivitas
/. !ewaktu berlangsung nyeri nyeri kepala terdapat sekurang-
kurangnya satu gejala"
- #ausea danCatau muntah
- atofobia dan fonofobia
d. <idak disebabkan gejala lain
H. Diagnosis /an!ing
#yeri kepala migren tanpa aura sering kali sulit dibedakan dengan
nyeri kepala tegang (tension heada/he), nyeri kepala /laster
(/lusther heada/he), dan gangguan peredaran darah sepintas (transient
is/hemi/ atta/ks).
I. Penatalaksanaan
a. <erapi umum
*. $enghindari pen/etus
%. Aika ada fa/tor psikogenik, harus dihilangkan
8. Pada sepertiga wanita sebabnya ialah kontrasepsi oral, ini dapat
diganti
b. <erapi abortif dan simtomatik
*. nti-0nflamasi #on !teroid (#!05), misalnya aspirin, ibuprofen,
yang merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migraine.
%. <riptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan
untuk menghentikan serangan migrain akut se/ara /epat. <riptan juga
d i u n ka u nt k m e n / e g h m ig r a in h a d .
8. ; rg o tam in , m i s a ln y a : a fe go t, o b a t in i
tidak seefektif triptan dalam
mengobati migrain.
5osis" * mg pada awalnya, diikuti * mg tiap I jam, maksimal '
mg
tiap serangan atau *& mgC minggu
. $idrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana,
asetaminofen, dan dikloralfena9on.
5osis isometheptana" % kapsul pada awalnya, diikuti * kapsulCjam,
maksimal ' kapsul tiap serangan.
'. nalgesik, mengandung butalbital yang sering memuaskan pada terapi
+. Opioid analgesik, pada umumnya lapang perantaranya memberikan
hasil yang menge/ewakan
. @orti/osteroid unsur yang membutuhkan waktu singkat untuk
mengurangi tingkat nyeri migraine
2. 0sometheptene, tidak dapat digunakan pada vasokonstriktor
/. <erapi preventif
*. Pen/egahan farmakologi, diantaranya "
- ;rgotamine * mg, % kali sehari
- =ellergal (ergotamine &,8 mg, belladonna &,* mg, fenobarbital %&
mg) %- kali perhari
- $etisergid -2 mg perhari, dosis terbagi
- J-bloker (propanolol) 2&-*+& mg, terbagi
- mitriptilin '&-' mg, dosis terbagi atau diminum saat akan
tidur
- enitoin %&&-&& mgChari
- 0bufrofen && mg, 8 kali perhari
%. Pen/egahan non-farmakologi, diantaranya "
- <erapi relaksasi
- <erapi tingkah laku
menderita tipe ini mengalami masa serangan nyeri selama waktu tertentu
(periode klaster), kemudian diseling dengan masa bebas nyeri (remisi) yang
lamanya bervariasi4 sedangkan tipe khronik ialah bila serangan-serangan nyeri
tersebut masih tetap timbul selama sedikitnya *% bulan.
B. Patogenesis
*. Perubahan vaskuler dan hemodinamik
1orton salah satu ahli yang banyak meneliti penyakit ini beranggapan
bahwa gejala klinis disebabkan oleh dilatasi arteri karotis eksterna yang
di/etuskan oleh kenaikan kadar histamin dalam darah. 5ia mengamati
adanya kemerahan wajah bersamaan dengan kenaikan suhu kulit *%K:4
meskipun demikian, peneliti lain menganggap bahwa kemerahan wajah
bukanlah gejala yang karakteristik untuk nyeri kepala kiaster. Perubahan-
perubahan pada arteri karotis interna juga diteliti, tetapi temyata
tidak dijumpai perubahan aliran darah pada saat serangan. Penelitian
menggunakan angiografi karotis dan 5oppler juga tidak menghasilkan
kesimpulan yang bermakna. Pengukuran aliran darah serebral (/erebral
blood flow :=) menunjukkan adanya peningkatan selama serangan,
C. Manifestasi Klinis
#yeri umumnya didahului oleh rasa penuh di telinga yang kadang-
!ifat periodisitas
!ifat peniodisitas ini khas pada nyeri kepala klaster4 terdapat periode
tertentu (periode kiaster) saat penderitanya mengalami serangan-
serangan nyeri dan rentan terhadap pen/etus tertentu4 kemudian disusul
dengan periode remisi saat penderitanya bebas nyeri sama sekali
meskipun terpapar pada hal- hal yang biasanya men/etuskan nyeri di saat
periode klaster. Periode klaster umumnya berkisar antara % bulan, kemudian
disusul dengan masa remisi
yang 0amanya antara *% tahun pada & pasien. Periode kiaster /enderung
berulang pada selang waktu yang teratur.
D. Diagnosis Ban!ing
=ila serangan nyeri kepalanya khas, umumnya diagnosis hampir dapat
dipastikan. =eberapa keadaan yang mungkin mirip gainbaran klinisnya
ialah
/hroni/ paro>ysmal hemi/rania, migren, neuralgia trigeminal, arteritis
temporalis, faeokhromo- sitoma dan sindrom Raeder.
E. Penatalaksanaan
*. Penjelasan kepada pasien
Pada kebanyakan pasien, ditemukan an>ietas dan rasa kuatir akan
timbulnya periode nyeri berikut, an>ietas juga sering ditemukan pada
periode klaster yang berkepanjangan. Perlu dipahami bahwa kebanyakan
serangan nyeri dapat dihindari atau diperpendekCdiperingan,
meskipun lamanya periode nyeri sampai saat ini belum dapat
dipersingkat atau dihilangkan. Para pasien dianjurkan untuk menghindari
tidur siang, minuman alkohol, 9at mudah menguap, terutama pada
periode klaster4 sedangkan pengaruh diet sangat ke/il. Bangguan
emosional seperti rasa marah, frustrasi ataupun aktifitas fisik yang berat
dapat men/etuskan serangan atau memulai periode nyeri. Pengaruh
ketinggian juga disebut-
F. Prognosis
!uatu studi longitudinal menunjukkan bahwa setelah %& tahun, *C8
pasien akan mengalami remisi total, *C8 pasien serangannya makin ringan dan
pada *C8 lainnya sifat serangannya menetap. !erangan-serangan nyeri
dapat diperingan atau dihindari dengan meniperhatikan faktor-faktor
pen/etus.
B. Klasifikasi
*. ;pisodik , jika serangan yang terjadi kurang dari * hari perbulan (*% hari
dalam * tahun).
%. @ronik, jika serangan minimal *' hari perbulan selama paling sedikit 8
bulan (*2& hari dalam * tahun).
<ension heada/he kronik dibagi % ma/am, yaitu"
a)!hort-duration, jika !erangan terjadi kurang dari jam.
b) ?ong-duration, jika !erangan berlangsung lebih dari jam.
C. Etiologi
aktor-faktor penyebab dari <<1 bukan merupakan infeksi virus
ataupun bakteri melainkan tetapi keadaan-keadaan seperti !tres, @e/emasan,
5epresi, @onflik emosional, @elelahan.
#yeri kepala yang timbul adalah manifestasi dari reaksi tubuh
terhadap stres, ke/emasan, depresi, konflik emosional atau kelelahan.
Respon fisiologis yang terjadi meliputi refleks vasodilatasi
pembuluh darah
D. Patofisiologi
$eskipun nyeri kepala tegang otot ini sangat umum ditemukan,
patofisiologinya masih tetap tidak jelas. Penelitian menunjukkan bahwa
mekanisme nyeri kepala ini tergantung terhadap otot yang terlibat yakni
otot wajah,leher dan bahu. Patomekanisme nyeri kepala tegang otot ini
masih menjadi bahan penilitian tetapi telah ada beebrapa teori-teori
yang diduga
E. Manifestasi Klinis
Bejala-gejala yang bisa digolongkan dalam nyeri kepala tipe tegang adalah "
• #yeri kepala bersifat konstan dan terus menerus.
• <erasa berat seperti tertekan atau seperti terikat, diperas, mau meledak.
F. Diagnosis
<ension <ype 1eada/he harus memenuhi syarat yaitu sekurang-
kurangnya dua dari berikut ini " (*) adanya sensasi tertekanCterjepit,
(%) intensitas ringan M sedang, (8) lokasi bilateral, () tidak diperburuk
aktivitas.
!elain itu, tidak dijumpai mual muntah, tidak ada salah satu dari fotofobia dan
fonofobia.
Bejala klinis dapat berupa nyeri ringan- sedang M berat, tumpul
seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut, menyeluruh, nyeri lebih hebat
pada daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher, terjadi spontan,
memburuk oleh stress, insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan
konsentrasi, kadang vertigo, dan rasa tidak nyaman pada bagian leher,
rahang serta temporomandibular.
<idak ada uji spesifik untuk mendiagnosis <<1 dan pada saat
dilakukan pemeriksaa neurologik tidak ditemukan kelainan apapun. <<1
biasanya tidak memerlukan pemeriksaan darah, rontgen, :<s/ an kepala
maupun $R0.
#. Diagnosis Ban!ing
H. Penatalaksanaan
<indakan umum
• Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan
tension heada/he (wart et. al. *334 Rejla, *334 heeler, *332 /it.
Rolnik, %&&&). !ebuah studi a/ak buta ganda terkendali pada terapi
botulinum toksik telah dilakukan Rollink et. al. (%&&&) untuk terapi
nyeri kepala tension heada/he. @elompok terapi diberi obat (injeksi
intrakranial *&>%& mu botulin toksin ) dan hasilnya adalah tidak
ada
perbedaan bermakna antara kelompok plasebo dan kelompok terapi.
BAB III
KESIMPULAN
!akit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala
yang berasal dari struktur sensitif terhadap rasa sakit.!akit kepala bisa disebabkan
oleh kelainan" vaskular, jaringan saraf, gigi geligi, orbita, hidung dan sinus
paranasal,
jaringan lunak dikepala, kulit, jaringan subkutan, otot, dan periosteum kepala.
aktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit,
jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan
faktor genetik.Pen/egahan sakit kepala adalah dengan mengubah pola hidup yaitu mengatur
pola tidur yang sama setiap hari, berolahraga se/ara rutin, makan makanan sehat dan
teratur, kurangi stress, menghindari pemi/u sakit kepala yang telah diketahui.