SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi Pada Jurusan
Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas
Muhammadiyah Makassar
Oleh:
HERLINDA
10538276413
OKTOBER 2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Tlpn (0411) 860132 Makassar 9022www.fkip-
unismuh.info
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :Herlinda
Nim : 105382 764 13
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Objek
Pangkep
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuat oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
Herlinda
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Tlpn (0411) 860132 Makassar 9022 www fkip-unismuh.info
SURAT PERJANJIAN
Nama : Herlinda
Nim : 105382 764 13
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi saya, saya akan menyusun
sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing,
yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Makassar, Oktober2017
Yang Membuat Perjanjian
Herlinda
Diketahui;
Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi
vii
MOTTO
Hidup itu seperti sepeda
Agar tetap seimbang
Kau harus terus bergerak
~ Albert Einstein
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati
Kupersembahkan karya sederhana
Ini kepada Ayah dan Ibu atas segala doa dan kasih sayangnya
Serta keluarga dan sahabat-sahabat
Yang senantiasa berdoa serta membantu dengan tulus
Ikhlas baik moral maupun moril untuk kesuksesan penulis
ABSTRAK
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugrah pada
detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang
pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian
juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis
dalam keterbatasan. Segala dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan
ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini.
Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua H.
Idris dan Hj. Atirah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik,
dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis
ix
mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan
selalu menemaniku dengan candanya, kepada, Drs. H. Nurdin, M.Pd dan Tasrif Akib,
S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesai
skripsi ini.
Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Sosiologi serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Ibu
Nur Ida, S.Ag selaku lurah Balleangin yang telah memberikan izin dan bantuan untuk
seperjuanganku Sri Reski yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat-
sahabatku terkasih serta rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi atas segala
kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi
x
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para
Penulis
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel3.1 : Daftar Informan ..................................................................... 28
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan objek wisata saat ini mengalami berbagai perubahan, baik
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan
perjalanan, cara berfikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Di negara maju
pariwisata sudah bukan hal yang baru lagi bahkan orang melakukan suatu perjalanan
sedang berkembang atau yang sering disebut negara dunia ketiga pariwisata baru
berorientasi ke objek wisata alternatif dan objek wisata ekonomi, kita sudah
merasakan bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan internasional terutama yang
dan prospek yang tinggi adalah sektor objek wisata. Semenjak merosotnya
pendapatan negara terutama dari sumber alam minyak dan gas bumi pada periode
tahun 1980-an, pemerintah serta pakar mulai mengarahkan pandangan dan perhatian
untuk mencari potensi dan memanfaatkan potensi dari sektor lain yang dirasakan
cukup potensial.
1
2
pariwisata bahwa “Temuan dari sumber alam yang lain selain dari sektor migas
lokal terhadap objek wisata yang dimiliki terutama pada daerah yang tidak pernah
tersentuh oleh para wisatawan hanya karena tidak adanya pengembangan partisifasi
masyarakat lokal untuk meningkatkan daya tarik para wisatawan dengan itu akan
karuniai Tuhan.
dan penggunaannya serta bagaimana meningkatkan daya tarik wisatawan. Selama ini
kita ketahui bahwa keterlibatan partisifasi masyarakat terhadap objek wisata sangat
minim hal ini dikarenakan pengetahuan serta bagaimana cara mengelolanya yang
masyarakat untuk menjadi stakeholders yang nanti akan mengelola dan mengekspous
wisata sangat minim maka perlunya masyarakat setempat dijadikan sebagai peran
dan memotivasi masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan objek wisata untuk
itupun bisa dilakukan antara lain dengan cara tidak bertentangan dengan adat istiadat
atau budaya masyarakat. Suatu desa yang tata cara dan ada istiadatnya masih
atraksi wisata harus disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di desanya.
suatu desa pada hakekatnya tidak merubah apa yang sudah ada di desa tersebut, tetapi
lebih kepada upaya merubah apa yang ada di desa dan kemudian mengemasnya
prasarana air bersih dan sanitasi lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang ada sehingga desa tersebut dapat dikunjungi dan dinikmati
wisata adalah keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek wisata yang ada di
desa tersebut.
objek wisata yang belum tersentuh oleh wisatawan akan memberikan dampak positif
seperti memperluas pasar bagi produk Indonesia kegiatan ekspor merupakan salah
satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Menambah devisa
barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan
merupakan salah satu sumber penerimaan negara, memperluas lapangan kerja dengan
daya tarik wisatawan terhadap objek wisata yang belum tersentuh oleh para
wisatawan sangatlah penting agar tepat-tempat wisata tidak banyak tertinggal padahal
internasional.
5
ekonomi daerah. Selain itu sektor pariwisata dapat membantu pelestarian nilai dan
kesenjangan ekonomi. Namun jika tidak dikembangkan secara terencana dan hati-
hati, industri pariwisata juga memberikan peluang bagi munculnya berbagai dampak
negatif yang merugikan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya di daerah yang
Peran pemerintah daerah sebagai inisiator, motivator, fasilitator dan advokator dalam
konteks ini sangat menentukan kebarhasilan pengembangan pariwisata. Selain itu sub
dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana
dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu
Era otonomi daerah sebagai implikasi dari berlakunya UU No. 32 tahun 2004,
dan mengelola pembangunan daerahnya sendiri, serta tuntutan bagi partisipasi aktif
kepariwisataan. Peran serta masyarakat dalam memelihara sumber daya alam dan
budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik
wisata.
tatanan masyarakat yang dilakukan secara mandiri oleh tatanan itu sendiri guna
meningkatkan kualitas tatanan dengan tetap memelihara kelestarian alam dan nilai-
nilai budaya lokal, serta obyek wisata alam dan wisata budaya yang ada. Selama ini
yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi guna memberikan
development. Dalam hal ini masyarakat lokal yang akan membangun, memiliki dan
yang berorientasi pada masyarakat lokal masih minim. Hal ini dikarenakan
masyarakat tidak memiliki kemampuan secara finansial dan keahlian yang berkualitas
berbasiskan alam dan budaya. Sehingga perlunya partisipasi aktif masyarakat untuk
menjadi tuan rumah yang baik, menyediakan sesuatu yang terbaik sesuai
lingkungan, memberikan kenangan dan kesan yang baik bagi wisatawan dalam
dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain”. Menurut Tikson (2001) partisipasi
Masyarakat turut serta secara aktif dalam memprakarsai kehidupan mereka, melalui
masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata untuk dapat lebih
8
partisipasi masyarakat. Hal ini tentunya perlu ditumbuhkan pemahaman atau persepsi
yang sama dari stakeholders terkait dan memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi
memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik
lingkungan alam pedesaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat, yang dikelola
dan dikemas secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas pendukung
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti,
1993).
4. Memiliki kelembagaan
7. Adanya motivasi
8. Adanya kemitraan
Salah satu dearah yang berpotensi besar dalam sektor pariwisata dan
yang cukup potensial dan beragam, mulai dari kekayaan alam, goa, sumber air terjun,
seni budaya dan peninggalan sejarah. Potensi 11 objek wisata itu diantaranya, Leang
Pa’niki, Leang Lonrong, Mata Air Ka’lobang Kalengkere, Air Terjun Kampoang,
akan mampu memposisikan objek wisata yang kurang mendapat perhatian dari
Selain objek wisata Pulau Camba-cambang, juga masih terdapat objek wisata
Tetapi jika dibandingkan dengan Taman Batu, objek wisata ini masih jauh tertinggal
dengan kebutuhan masyarakat lokal karena masyarakat lokal sebagai salah satu faktor
Taman Batu sebagai salah satu daerah tujuan wisata (tourist destination area)
meningkatkan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung dan faktor penahan
wisatawan lebih lama tinggal yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Masyarakat
Daerah (PAD).
A. Penelitian Relevan
penelitianpenulis yaitu :
Kepulauan Karimunjawa.
Masyarakat.
Kata partisipasi telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik
yang diucapkan oleh para ahli maupun orang awam.Sampai saat ini belum ada
13
14
pengertian atau defenisi yang dapat diterima secara umum tentang partisipasi.Hal
ini disebabkan oleh adanya perbedaan sudut pandang yang dipakai dalam
participation ialah setiap proses identifikasi atau menjadi peserta suatu proses
komunikasi atau kegiatan bersama dalam suatu situasi sosial tertentu. Loekman
Soetrisno (1995) menyebutkan partisipasi adalah kerja sama antara rakyat dan
Seperti yang dijelaskan oleh Veitzel Rivai (2000: 61) Partisipasi adalah
dalam usaha mencapai tujuan serta turut serta bertanggung jawab terhadap usaha
yang bersangkutan.
perlu adanya pengembangan peran serta masyarakat baik sebagai pelaku maupun
penerima manfaat (Dinas Pariwisata Jawa Tengah, 2002:II: 16). Dalam konteks
15
implementasi program/proyek.
pembangunan.
16
swakarsa mengandung arti bahwa keikutsertaan dan peran sertanya atas dasar
memiliki arti keikutsertaan dan berperan serta atas dasar pengaruh orang lain.
manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai
semua faktor kehidupan dalam batas kesatuan.Lagipula, pola itu harus besifat
mantap dan kontiniu. Dengan kata lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat
isttiadat yang khas. Warga suatu masyarakat harus juga mempunyai ciri lain, yaitu
suatu rasa identitas bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus
pembangunan.
17
dibangun.
misalnya dengan ikut serta dalam mengawasi dan menilai atau secara tidak
Segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat
disebut atraksi” atau lazim pula di katakan obyek wisata. Atraksi-atraksi ini
lembah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit, dan matahari
terbenam, cuaca, udara dan lain-lain. Di samping itu juga berupa budaya hasil
18
dalam (Widyasmi 2012: 17), objek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan
manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
objek wisata alam adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada
sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat
17).
a) Promosi
secara selaras dan terpadu, baik dalam negeri maupun luar negeri.
b) Aksesibilitas
mencapai kawasan.
wisata.
d) Wisata Bahari
Merupakan salah satu jenis produk wisata yang sangat potensial untuk
e) Produk Wisata
Segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat
disebut atraksi atau lazim pula di katakan obyek wisata. Atraksi-atraksi ini antara
lain panorama keindahan alam yang menakjubkan seperti gunung, lembah, ngarai,
air terjun, danau, pantai, matahari terbit, dan matahari terbenam, cuaca, udara dan
lain-lain. Di samping itu juga berupa budaya hasil ciptaan manusia seperti
arsitektur kuno, seni tari, musik, agama, adat-istiadat, upacara, pekan raya,
(Pendit,2002: 20).
berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga
Dengan demikian, dari beberapa pendapat para ahli yang di kutip diatas
yang berubungan dengan judul proposal ini, penulis dapat menarik suatu
adalah peranan atau keikut sertaan masyarakat dalam proses pengembangan atau
pembangunan pada objek wisata tertentu,baik itu secara fisik maupun non fisik.
Dalam hal ini masyarakat bukan hanya sebagai penikmat wisata, tapi masyarakat
Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas
bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
perubahan pula terhadap bagian yang lain. Penganut teori ini cenderung untuk
melihat hanya kepada sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadapa sistem
yang lain dan karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau
suatu sistem dapat menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial.
Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua
struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat. Maka jika terjadi konflik,
keseimbangan.
sistem sosial itu. Demikian pula semua institusi yang ada, diperlukan oleh sosial
B. Kerangka Konsep
wisata.
tahapan partisipasi yang ada pada Bagan Kerangka Pikir dibawah bisa
pembanguan.
24
Partisipasi Masyarakat
Partisipasi dalam
Partisipasi dalam Pelaksanaan Partisipasi dalam
Perencanaan Pemanfaatan Hasil
A. Jenis Penelitian
prosedur penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa atau perilaku orang atau suatu
keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi, dengan
penelitian kualitatif itu sendiri. Disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
proses dari pada hasil, menggunakan analisis induktif dan pengungkapan suatu
menyatakan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif,
dimana data dikumpulkan dalam bentuk kata – kata, atau gambar, sehingga tidak
25
26
B. Lokasi Penelitian
laut seluas 11.464,44 Km2, dengan daratan seluas 898,29 Km2, dan panjang garis
pantai di Kabupaten Pangkajene, dan Kepulauan yaitu 250 Km, yang membentang
wilayah kepulauan. Batas administrasi dan batas fisik Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan adalah sebelah Utara berbatsan dengan Kabupaten Barru, sebelah Selatan
Bone dan sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, dan
C. Informan Penalitian
hasil penelitiannya.Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya
populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian
27
ditentukan dengan sengaja, sebjek penelitian ini menjadi informan yang akan
dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat dan terpercaya baik berupa pernyataan-
Berikut ini merupakan daftar informan yang ditemui oleh peneliti dalam
D. Fokus Penelitian
tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka yang menjadi fokus atau titik perhatian dalam penelitian ini adalah
Objek Wisata Taman Batu adalah keikut sertaan masyarakat dalam pengembangan
objek wisata taman batu yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. Penelitian
dapat mengetahui secara langsung melalui proses melihat dan merasakan makna–
Pangkep.Selain itu peneliti juga mengukur batas waktu pengumpulan data yang telah
refleksi.
1. Lembar wawancara
2. Lembar observasi
29
3. Lembar dokumentasi
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terbagi atas
2 yaitu:
1. Data primer adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi
keabsahan datanya.
2. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil telaah buku referensi atau
dokumentasi.Sumber data terdiri dari sumber informan kunci, informan ahli dan
informan biasa.
objek wisata taman batu peneliti mengguanakan beberapa cara dalam mengumpulkan
data, yaitu :
1. Observasi
secara partisipatif artinya observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan disertai
2. Wawancara
setiap informan secara langsung atau dilakukan secara bertatap muka. Tetapi,
yang kita takutkan ketika kita tidak membuat janji terlebih dahulu, informan
dan pekerjaan suam bagi yang sudah berkeluarga. Pertanyaan tersebut bertujuan
sebagai pengantar dari wawancara agar informan tidak panik atau kaget peneliti
wawancara tersebut berjalan dengan lancar atau sesuai yang diinginkan atau
informasi maka peneliti menyimak, serta mancatat hal – hal penting dan
31
oleh informan. Ketika kita merasa dapat yang diperoleh sudah cukup serta
titik jenuh ) maka wawancara tersebut diakhiri dan jangan lupa berterima kasih.
3. Dokumentasi
mencatat hasil wawancara langsung, rekaman dan foto atau gambar – gambar di
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematika data
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. ( Sugiyono, 2013: 244 ).Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model Analisis Interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman
memfokuskan pada hal – hal yang penting, mencari tema polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
Dalam peneitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan anatara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada objek penelitian. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
dapat digunakan uji kredibilitas. Menurut Sugiyono ( 2013: 270 ) untuk menguji
kredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
33
data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini akan membentuk
hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin baik dan kehadiran peneliti
tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang mengganggu perilaku masyarakat.
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis, karena peneliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah
atau tidak.
3. Triangulasi : yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi yaitu,
4. Analisis kasus negatif : yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
penelitian hingga pada saat tertentu. Disini peneliti mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi
data berbeda atau bertentangan ditemukan, maka data tersebut sudah dapat
dipercaya.
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya data hasil wawancara perlu
peneliti kepada pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
pemberi data, maka data tersebut dapat dikatakan valid, sehingga semakin
Apabila mengacu pada konsep kredibilitas tersebut, maka dalam penelitian ini
pendekatan yang paling tepat untuk digunakan adalah triangulasi. Adapun jenis
cara mengecek kembali data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan menggunakan teknik
wawancara, lalu dicek kembali dengan observasi dan dokumentasi. Bila dengan
berbeda – beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber
data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
4º40’ LS sampai 8 º00’ LS dan di antara 110 º BT sampai 119 º48’67” BT. Kabupaen
yang memiliki landscape tiga dimensi ini mempunyai luas wilayah 1.112,29 Km² atau
berikut :
Maros
35
36
Gambar. 4.1
Peta Kabupaten Pangkep
Untuk lebih jelasnya gambaran umum kecamatan yang ada dalam wilayah
Kabupaten Pangkep berdasarkan komposisi luas dan jarak dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel. 4.1
Ibu Kota Kabupaten Pangkep
No Kecamatan Ibu kota Kabupaten
5. Pangkajene Pangkajene
37
6. Minasatene Pangkajene
7. Balocci Pangkajene
9. Bungoro Pangkajene
1. Luas Wilayah
Kepulauan, Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 143,48 Km² atau 12,90
Balocci terbagi atas 4 Kelurahan, 1 Desa 8 Lingkungan, 2 Dusun, 25 RW, dan 83 RT.
Kelima Kelurahan / Desa tersebut adalah Kassi, Tonasa, Balocci Baru, Balleangin
dan Tompobulu. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Balleangin dan Barat
berbatasan dengan Kelurahan Tonasa. Sementara Utara dan Selatan dipagari oleh
pengunungan Karst.
ini. Juga terdapat sungai dengan belasan air terjun mini yang sebenarnya berpotensi
2. Musim
iklim Tropis Basah (Type B) dengan musim kemarau. Curah hujan disuatu wilayah
(tempat) dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi, dan perputaran / pertemuan arus
udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamat. Pada tahun 2012 rata-rata curah hujan per bulan sekitar 201,33 mm.
3. Jumlah Penduduk
Pada tahun 2011 tercatat jumlah penduduk sebanyak 326.357 jiwa, sedangkan
di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,34 persen di banding tahun 2011
dengan kata lain faktor penduduk penting terutama dalam kaitannya dengan
peningkatan taraf hidup mereka. Jumlah penduduk Kecamatan Balocci pada tahun
2014 sebesar 43.973 jiwa, laki-laki berjumlah 21.315 jiwa dan perempuan sebanyak
22.658 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut 99,18% adalah pemeluk agama Islam.
Kecamatan Balocci ini. Namun saat ini ciri mobilitas yang tinggi dari penduduk
Kecamatan Balocci tetap nampak. Salah satu ciri yang tampak hingga saat ini adalah
tingkat migrasi mereka relatif tinggi. Sekalipun sulit mendapatkan data yang begitu
1. Pendidikan
Kecamatan Balocci sudah banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan dan teknologi.
masyarakat bahwa betapa pentingnya arti pendidikan bagi anak-anak mereka. Dengan
Nama Jumlah
TK -
SD 19
SMP 5
SMA 3
yaitu SD 19, SMP 5 dan SMA 3 jadi jumlah keselurahan fasilitas pendidikan di
2. Pekerjaan
daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan, karena Kecamatn
luar petani yang sejak lama banyak berkembang khususnya di Kecamatan Balocci,
adalah seperti pedagang, pegawai negeri sipil dan peternak disamping itu akses
penduduk cukup mudah ketempat lain. Yang dimana pekerjaan pedagang merupakan
pekerjaan baik kaum perempuan maupun laki-laki. Selain itu buruh disini baik laki-
laki maupun perempuan selain itu juga terdapat anak-anak maupun remaja yang
3. Kesehatan
dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan
tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, yang pada
gilirannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Walaupun rumah sakit
sebagai sarana kesehatan yang vital bagi masyarakat sudah tersedia. Akan tetapi,
meningkatkan status puskesmas dari puskesmas rawat jalan menjadi puskesmas rawat
inap.
pegunungan. Jarak dari batas Maros – Pangkep hingga Soreang lalu menuju masjid
Taqwa sekitar 17 Km. Dari masjid tersebut, lokasi bisa dijangkau dengan roda dua
dan roda empat maupun berjalan kaki kurang lebih 100 meter melewati hamparan
A. Hasil Penelitian
pengembangan tentu akan berbeda disetiap individu dalam masyarakat. hal ini terjadi
karena dalam lingkungan masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda-beda dari
setiap individunya. Partisipasi dalam pengembangan juga sangat berbeda dari setiap
disini adalah adanya saling pengertian dan saling mendukung antara pemerintah dan
42
43
sebagai berikut :
a. Faktor Pendukung
alam yang masih terjaga dan jauh dari hiruk pikuk perkotaanmembuat
Batu, yaitu pak Supu.Pak Supu tinggal tidak jauh dari lokasi Taman Batu.
adalah objek wisata dengan keindahan alamnya memang menjadi daya tarik tersendiri
bagi setiap pengunjung atau wisatawan.Begitupun dengan objek wisata Taman Batu
namanya, Taman Batu menawarkan pemandangan hamparan batu kars berwarna abu-
abu kehitaman dipadu dengan rerumputan hijau yang seakan memagari kumpulan
44
batu kars. Dengan melakukan wisata alam kita harus melestarikan area yang masih
masyarakat setempat sehingga bisa menjadi objek wisata, agar daerah tersebut
memiliki potensi wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat
Tak hanya kebersamaan dan adat istiadat yang terus dijaga olehmasyarakat
nilai jual tersendiri di daya tariknya, sebut saja objek wisata Taman Batu.
b. Faktor Penghambat
“Menurut saya Taman Batu itu sangat bagus untuk di jadikan sebagai objek
wisata karena memang pemandangannya bagus, tapi sayangnya belum ada
campur tangan dari pemerintah setempat atau pemerintah daerah untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk objek wisata
Taman Batu.Makanya sampai sekarang keadaan Taman Batu masih kurang
45
adalah fasilitas objek wisata merupatan salah satu komponen pendukung yang dapat
menunjang kemajuan objek wisata Taman Batu, karena pengunjung atau wisatawan
akan merasa nyaman berlama-lama di tempat wisata. Tanpa adanya sarana fasilitas
yang mendukung maka akan mempengaruhi tingkat pengunjung yang akan datang.
Karena fasilitas objek wisata dapat diartikan suatu sarana dan prasarana yang harus
hanya menikmati keindahan alam atau keunikan objek wisata saja melainkan
toko cindera mata, transportasi dan lain-lain (mushola, tempat parkir, MCK dan
shelter).
penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau metode
sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan
“Kalau menurut saya strategi yang bagus untuk meningkatkan objek wisata
Taman Batu adalah sama halnya dengan objek wisata di berbagai wilayah
yang lain. Dengan menyediakan sarana dan prasarana mendukung.Seperti
akses jalannya bagus, terdapat papan informasi mengenai objek wisata itu
atau ada pemandu wisatanya, kalau perlu disediakan penginapan di sekitar
objek wisata itu untuk mempermudah orang-orang di luar Pangkep untuk
datang ke Taman Batu” (Wawancara, 25 Oktober 2017).
mengembangkannya.
merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa daerah
kampanye dan program Visit Indonesia Year seperti yang sudah dilakukan
sistem informasi yang handal dan membangun kerjasama yang baik dengan
47
berpotensi.
dengan daerah tujuan wisata lain, terutama yang bersifat tradisional dan alam.
Karena era kekinian lah objek wisata yang alami dan tradisional yang menjadi
pemerintah daerah setempat, dengan system terbuka, jujur dan adil. Kerja
f. Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua daerah tujuan wisata
h. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk
jalan, telepon, internet dan pusat pembelanjaan disekitar lokasi daerah wisata.
internal dan eksternal, pariwisata dapat menghasilkan pendapat yang luar biasa bagi
Partisipasi masyarakat adalah hal ikut sertanya setiap orang suatu kegiatan
merupakan aktivitas dalam organisasinya untuk mencapai tujuan yang yang mereka
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat terhadap
dalam suatu daerah haruslah di dukung oleh adanya partisipasi masyarakat dan
Mereka merupakan salah satu pemeran penting dalam pengembangan objek wisata,
sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Selain itu, masyarakat lokal merupakan
dikonsumsi oleh wisatawan dan pelaku wisata lainnya berada ditangan mereka.
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan
perjalanan, cara berfikir, maupun sifat pengembangan itu sendiri. Di Negara maju
pariwisata sudah bukan hal yang baru lagi bahkan orang melakukan suatu perjalanan
berkembang atau yang sering disebut Negara Dunia Ketiga Pariwisata baru dalam
keobjek wisata alternatif dan pariwisata ekonomi, kita sudah merasakan bahwa dari
terus meningkat sehingga kita di hadapkan pada persoalan untuk menata produk-
produk wisata sehingga dapat meningkatkan dari minat wisatawan untuk berkunjung.
dan prospek yang tinggi adalah sektor pariwisata. Semenjak merosotnya penerimaan
negara terutama dari sumber alam minyak dan gas bumi pada periode tahun 1980-an,
pemerintah serta pakar mulai mengarahkan pandangan dan perhatian untuk mencari
potensi dan memanfaatkan potensi dari sektor lain yang dirasakan cukup potensial.
50
dari sumber alam yang lain selain dari sektor migas diharapkan mampu membantu
daerahyang bersangkutan.
menambahkan bahwa :
yang dimiliki suatu daerah tujuan wisata dapat diberdayakan secaraoptimal untuk
pengembangan dalam bidang objek wisata tidak hanya didukungoleh satu pihak tetapi
merupakan kerjasama dari berbagai pihak, baik kalanganusaha (swasta), tokoh adat
(budaya) maupun pihak pejabat pemerintah sendiri.Lebih penting lagi adalah adanya
objek wisata.
“Peran masyarakat terhadap objek wisata Taman Batu adalah dengan cara
ikut membantu dalam menjaga objek wisata Taman Batu Kelurahan
Balleangin dengan tidak membuang sampah sembarangan karena dapat
menyebabkan lokasi Taman Batu akan depenuhi sampah seperti sampah
plastik. Masyarakat setempat tetap menjaga keaslian alam daerah tersebut
karena memang aset utama daerah itu adalah pemandangannya yang indah”
(Wawancara, 19 Oktober 2017).
menjunjung tinggi norma agama, tradisi, adat istiadat, kesusilaandan hak asasi
Seperti yang di ungkapkan oleh bu Nur Ida (43 tahun), selaku staf Kelurahan
B. PEMBAHASAN
beberapa dasawarsa terakhir ini, hal ini menjadi menarik karena pelaksanaan
pengembangan objek wisata Taman Batu dapat tercapai apabila masyarakat turut
kesatuan sistem maupun sebagai individu yang merupakan bagian yang sangat
wisata Taman Batu. Karena secara prinsip pengembangan objek wisata Taman
kesadaran dan partisipas aktif dari masyarakat merupakan salah satu kunci
kebijaksanaan pemerintah.
Taman Batu yang sedang dalam proses ditentukan oleh besar kecilnya partisipasi
masyarakat yaitu :
informasi
objek wisata Taman Batu suatu masyarakat mutlak bagi tercapainya tujuan
Batu itu dapat dirasakan secara adil dan sejahtera. Sebagaimana diketahui bahwa
pengembangan objek wisata Taman Batu tidak hanya merupakan usaha pemerintah
semata atau masyarakat saja, akan tetapi suatu kegiatan bersama yang hasilnya
masyarakat.
Batu
wisata Taman Batu, sehingga akan timbul satu program dari prakarsa serta dan
swadaya serta gotong royong dari masyarakat. Atas dasar inilah kesadaran dari
masyarakat .atas dasar inilah kesadaran dari masyarakat perlu terus di tumbuhkan dan
pengembangan objek wisata Taman Batu sebagai suatu kewajiban yang lahir secara
spontan.
tersendiri bagi wisatawan, sehingga perlu perhatian lebih baik itu daripemerintah
geografi wilayah nusantara, tetapi juga memandu lahirnya partisipasi, efesiensi dan
daerah, yakni dapat memberikan kesejahteraan tiap warga masyarakat secara adil dan
pengembangan dan pengelolaan objek wisata Taman Batu berjalan dengan baik, yang
bahkan lebih lanjut menimbulkan akibat yang fatal dalam arti politis, yaitu
antara pemerintah dan rakyat, hal ini terlihat dari banyaknya contoh kasus yang
program pengembangan objek wisata Taman Batu adalah patiripasi sebagai suatu
tahun 1999 tentang pemerintah daerah sebagaimana telah di ubah dengan Undang
57
bahwa hakekat pengertian pembangunan dalah dari, untuk dan oleh masyarakat.
sebagai subyek pengembangan objek wisata Taman Batu dan bukan sebagai objek
desentralisasi, bergerak dari bawah (bottom up) , mengikut sertaan masyarakat secara
aktif (participatory), dilaksanakan dari dan bersama masyarakat (from and with
people) dan koordinasi antar sektor serta kelembagaan yang ada di desa. Melalui
proses semacam ini maka keinginan-keinginan dan kebutuhan masyarakat desa dapat
disalurkan dan di wujudkan dalam program pengembangan objek wisata Taman Batu
di Kelurahan Balleangin.
berorientasi kemasa depan. Namun demikian, bukanlah hal yang mudah untuk
Kelurahan, meningat banyak dilema yang terlibat dalam pembangunan. Salah satu
pengetahuan sumber daya manusia. Dilemma tersebut seringkali timbul pada saat
perumusan arah dan tujuan yang akan dilakukan dalam pengembangan objek wisata
kendala yang akan muncul, yakni : (1) terdapat bahwa massa rakyat, umumnya
adalah pihak yang tidak memiliki kesempatan untuk menikmati pendidikan formal
yang memadai. Maslaah seperti pendidikan rendah, kemampuan baca tulis dan
keterbatasan pengetahuan, membuat secara teknis, massa rakyat sulit untuk bisa di
ambil bagian secara produktif dan (2) terdapat suatu kenyataan bahwa massa rayat
telah sekian lama ada dalam politik otenter sentralistik. Massa rakyat telah di
tradisikan dalam proses politik yang mengekor, pasif takut mengambil inisiatif dan
pengetahuan maka akan timbul pemahaman yang sama dan memadai terhadap
dalam pengembangan objek wisata Taman Batu, maka program pembangunan yang
harus menguntungksn rakyat, dapat di pahami oleh rakyat, harus mengikut sertakan
Taman Batu
Wisata Taman Batu di Kelurahan Balleangin adalah faktor intern yang meliputi
2) Faktor Pendidikan
objek wisata dalam bentuk ide dan pikiran biasanya dikeluarkan oleh orang-
61
pikiran.
1) Kepemimpinan Pemerintah
tidak timbul begitu saja melainkan terpengaruh oleh beberapa faktor dan
2) Peralatan Fasilitas
pengembangan objek wisata, yaitu : (1) Partisipasi masyarakat merupakan salah satu
alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya program pengembangan objek wisata dan proyek
akan gagal, (2) Masyarakat mempercayai program pengembangan objek wisata jika
berbentuk sebagai macam, yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : (1)
yang dilakukan pemerintah. Hal ini bukan saja berlangsung dalam proses politik,
tetapi juga dalam proses sosial, hubungannya antara kelompok kepentingan dalam
masyarakat, (2) Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan pengembangan objek wisata. Hal ini dapat berupa sumbangan dalam hal
mobilisasi, kegiatan yang produktif serasi, dan pengawasan sosial atas jalannya
Partisipasi masyarakat adalah hal yang ikut sertanya setiap orang suatu
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Masyarakat dalam kedudukannya bagi subjek
Kesediaan memberikan sumbangan ini begitu saja akan tetapi terdorong oleh
antara lain misalnya dalam bentuk tenaga atau fisik, ide atau pemikiran (perencanaan)
atau hanya sebatas mendukung dan menyetujui apa yang diprogramkan oleh
lain dalam bentuk tanaga atau fisik, dan juga masyarakat yang hanya menyetujui serta
mendukung proses pelaksanaan pengembangan objek wisata. Selain itu juga dapat
disimpulkan bahwa masyarakat yang dalam kategori golongan menengah keatas dan
terlibat langsung pada proses pelaksanaannya dalam bentuk tenaga atau fisik.
65
PENUTUP
A. Simpulan
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan
potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi
masyarakat.
67
68
4. Fokus pengembangan objek wisata ini akan mampu memposisikan objek wisata
yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah sebagai destinasi utama objek
B. Saran
1. Pemerintah
2. Bagi Masyarakat
Kabupaten Pangkep.
3. Peneliti
4. Peneliti Selanjutnya
relevan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bagong, Suyanto. 2005. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana
Media Group.
70
Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993
Internet :
https://www.google.co.id/search?q=partisipasi+masyarakat+dalam+pengembanga
n+objek+wisata&sa
https://www.google.co.id/search?q=jurnal+partisipasi+masyarakat+dalam+penge
mbangan+pariwisata&sa
https://www.google.co.id/search?q=skripsi+partisipasi+masyarakat+dalam+penge
mbangan+pariwisata&sa
https://www.google.co.id/search?source=hp&q=partisipasi+masyarakat+lokal+dal
am+pengembangan+objek+wisata&oq
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Pedoman Wawancara
2. Daftar Informan
4. Persuratan
5. Dokumentasi
xvii
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan AlauddinNo. 256 Tlp. (0411) 860132 Makassar90221
PEDOMAN WAWANCARA
Taman Batu ?
Taman Batu ?
Taman Batu ?
Taman Batu ?
10. Apakah proses pengembangan objek wisata Taman Batu berjalan efektif ?
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 256 Tlp. (0411) 860132 Makassar 90221
DAFTAR INFORMAN
Berikut ini merupakan daftar informan yang ditemui oleh peneliti dalam
melakukan penelitian di Kelurahan Balleangin Kabupaten Pangkep.
Objek Wisata Taman Batu Kelurahan Balleangin Kabupaten Pangkep (15 Oktober
2017)
Wawancara dengan Pak Supu selaku penjaga Taman Batu (24 Oktober 2017)
RIWAYAT HIDUP
Herlinda. Lahir di Ujung Mattajang, pada tanggal 9 Januari 1994.
Anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan buah kasih sayang
dari pasangan H. Idris dan Hj. Atirah. Penulis menempuh
Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 121 Ujung Mattajang mulai
tahun 2000 sampai tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di MTs As’Adiyah Puteri 1 Sengkang dan
tamat pada tahun 2010. Kemudian pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Masamba dan tamat
pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2017 penulis berhasil lulus pada Jurusan
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar program strata 1 (S1) Kependidikan.