EKLAMPSIA
Disusun oleh:
Preseptor
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana
atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan case ini
dengan baik. Adapun judul case ini yaitu “Eklampsia” yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik senior di Bagian
Obgyn Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Natsir Solok.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan. Penulis
mngucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan dari dr. Helwi Nofira,
Sp.OG dan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan case ini
sebagaimana mestinya.
Demikianlah case ini yang tidak terlepas dari kekurangan, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
case ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................1
1.2 Tujuan .........................................................2
1.3 Manfaat .........................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................3
2.1 Eklampsia .........................................................3
2.1.1 Definisi Eklampsia .........................................................3
2.1.2 Faktor Resiko .........................................................3
2.1.3 Gejala eklampsia .............................................................3
2.1.4 Diagnosis dan Gambaran Klinik......................................4
2.1.5 Etiologi Eklampsia...........................................................6
2.1.6 Tatalaksana .........................................................6
2.1.7 Komplikasi .........................................................7
BAB III ANALISA KASUS.........................................................8
BAB IV KESIMPULAN .........................................................14
DAFTAR PUSTAKA .........................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
persalinan. Pada penderita preeklampsia dapat memberikan gejala atau tanda khas
sebelum terjadinya kejang disebut tanda prodromal. Preeklampsia yang disertai
tanda prodoma ini disebut sebagai impending eclampsia atau imminent eclampsia.
Kematian ibu akibat eklampsia umumnya berhubungan dengan.
kesalahan pengelolaan dan komplikasinya. Kematian maternal pada eklampsia
disebabkan karena komplikasi yang terjadi, diantaranya acute vascular accident,
kerusakan pusat vital pada medula oblongata, trauma akibat konvulsi, perdarahan
pasca partum atau perdarahan solusio plasentae, dan kegagalan total organ vital.
Insiden eklampsia bervariasi antara 0,2% - 0,5% dari seluruh persalinan dan
lebih banyak ditemukan di negara berkembang (0,3%-0,7%) dibandingkan negara
maju (0,05%-0,1%). Insiden yang bervariasi dipengaruhi antara lain oleh paritas,
gravida, obesitas, ras, etnis, geografi, faktor genetik dan faktor lingkungan yang
merupakan faktor risikonya. Salah satu komplikasi yang berbahaya dari eklampsia
adalah stroke.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang eklampsia
2. Untuk memenuhi tugas case report session kepaniteraan klinik senior di
Bagian Obgyn RSUD M. Natsir Solok 2020
1.3 Manfaat
1. Sebagai sumber media informasi mengenai eclampsia
2. Sebagai laporan kasus yang menyajikan analisis kasus tentang eklampsia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Eklampsia
2.1.1 Definisi Eklampsia
Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba-
tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa
nifas yang menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya. Kejang disini bersifat
grand mal dan bukan diakibatkan oleh kelainan neurologis.Istilah eklampsia
berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar. Kata-kata tersebut
dipergunakan karena seolah-olah gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa
didahului tanda-tanda lain.
Sesuai dengan batasan dari National Institutes of Health (NIH) Working
Group on Blood Pressure in Pregnancy preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai dengan proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera
setelah persalinan. Saat ini edema pada wanita hamil dianggap sebagai hal yang
biasa dan tidak spesifik dalam diagnosis preeklampsia. Hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan diastolik ≥
90 mmHg. Proteinuria adalah adanya protein dalam urin dalam jumlah ≥300
mg/dl dalam urin tampung 24 jam atau ≥ 30 mg/dl dari urin acak tengah yang
tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran kencing.
3
- Kenaikan berat badan secara mendadak
- Pengeluaran protein dalam urin
- Edema pada tungkai dan wajah
- Gangguan penglihatan dan sakit kepala
Biasanya gejala-gejala tersebut muncul pada kehamilan trimester kedua
akhir atau ketiga.
●Gejala klinis eklampsia
a. Fase tonik
- Penurunan kesadaran, kadang disertai jeritan,bisa menjadi sianotik.
- Otot lengan,kaki,dada dan punggung menjadi kaku, berlangsung 1
menit.
b. Fase klonik
- 1-2 menit setelah fase klonik, otot mulai menyentak dan berkedut,
mulai terjadi kejang.
- Lidah dapat tergigit, hematoma lidah, perdarahan lidah
c. Fase pasca kejang
- setelah fase klonik selesai
- dalam keadaan tidur dalam, bernapas dalam, dan bertahapsadar kembali
disertai nyeri kepala. Biasanya pasien kembali sadar dalam 10-20 menit
setelah kejang.
d. Gejala Neurologis
- defisit memori, defisit persepsi visual, gangguan status mental
- defisit saraf kranial
- peningkatan refleks tendon dalam
e. Kondisi janin
- fetal bradikardia dapat terjadi saat dan setelah kejang
- saat penderita sadar kembali, dapat terjadi fetal takikardia, hilangnya
variabilitas dan kadang ditemukan deselerasi (pada pemeriksaan NST)
2.1.4 Diagnosis dan Gambaran Klinik
Seluruh kejang eklampsia didahului dengan preeklampsia. Preeklampsia
dibagi menjadi ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila ada satu atau
lebih tanda dibawah ini :
4
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg
atau lebih.
2. Proteinuria 5 gr atau lebih dalam24 jam; 3+ atau 4+ pada pemeriksaan
kualitatif
3. Oliguria, diuresis 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5. Edema paru atau sianosis. Pada umumnya serangan kejang didahului dengan
memburuknya preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di
daerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri di daerah
epigastrium, dan hiperrefleksia.
Terdapat beberapa perubahan klinis yang memberikan peringatan gejala
sebelum timbulnya kejang, adalah sakit kepala yang berat dan menetap,
perubahan mental sementara, pandangan kabur, fotofobia, iritabilitas, nyeri
epigastrik, mual, muntah. Namun, hanya sekitar 50% penderita yang mengalami
gejala ini.Prosentase gejala sebelum timbulnya kejang eklampsia adalah
sakitkepala yang berat dan menetap (50-70%), gangguan penglihatan (20-30%),
nyeri epigastrium (20%), mual muntah (10-15%), perubahan mental sementara (5-
10%).3
Frekuensi pernapasan biasanya meningkat setelah kejang eklampsia dan
dapat mencapai 50 kali per menit.Hal ini dapat menyebabkan hiperkarbia sampai
asidosis laktat, tergantung derajat hipoksianya.Pada kasus yang berat ditemukan
sianosis.Demam tinggi merupakan keadaan yang jarang terjadi, apabila hal
tersebut terjadi maka penyebabnya adalah perdarahan pada susunan saraf pusat.
Proteinuria hampir selalu didapatkan, produksi urin berkurang, bahkan kadang –
kadang sampai anuria dan pada umumnya terdapat hemoglobinuria.
Setelah persalinan urin output akan meningkat dan ini merupakan tanda
awal perbaikan kondisi penderita. Proteinuria dan edema menghilang dalam
waktu beberapa hari sampai dua minggu setelah persalinan apabila keadaan
hipertensi menetap setelah persalinan maka hal ini merupakan akibat penyakit
vaskuler kronis.
5
2.1.5 Etiologi dan Patofisiologi Kejang Eklampsia
Patofisiologi kejang eklampsia belum diketahui secara pasti. Kejang
eklampsia dapat disebabkan oleh hipoksia karena vasokonstriksi lokal otak, dan
fokus perdarahan di korteks otak. Kejang juga sebagai manifestasi tekanan pada
pusat motorik di daerah lobus frontalis. Beberapa mekanisme yang diduga sebagai
etiologi kejang adalah sebagai berikut:
1. Edema serebral
2. Perdarahan serebral
3. Infark serebral
4. Vasospasme serebral
5. Pertukaran ion antara intra dan ekstra seluler
6. Koagulopati intravaskuler serebral
7. Ensefalopati hipertensi
6
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi dari eklampsia yaitu:
- Edema paru
- Pendarahan otak
- Ablasio retina
- Sindrome HELLP
- Gagal ginjal akut
- Nekrosis periportal
- Psikosis
- Solusio plasenta
- Cardiac arrest
- Asidosis metabolik
2.7.8 Prognosis
Kriteria eden adalah kriteria untuk menetukan prognosis eklampsia.
Kriteria eden antara lain :
a. koma yanglama ≥6 jam
b. peningkatan nadi 120x/menit
c. suhu ≥39⁰C
d. tekanan darah ≥200 mmHg
e. konvulsi ≥10 kali
f. proteurinaria ≥10g
g. tidak ada edema/ edema menghilang
h. kegagalan sistem kardiovaskular (edema paru, sianosis,
menurunya TD, rendahnya tekanan nadi)
i. ketidakseimbangan elektrolit
j. kegagalan dalam pengobatan
Bila dijumpai satu atau lebih gejala diatas maka pronosisnya buruk.
7
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Umur : 34 th
Alamat : Bukit sileh
Pekerjaan : IRT
Tanggal masuk : 14-11-2020 (08.30 wib)
ANAMNESIS
A. Keluhan utama : pasien rujukan puskesmas bukit sileh, datang
dengan keluhan kejang 5 kali smrs
- Pasien rujukan puskesmas bukit sileh datang dengan keluhan kejang 5 kali smrs,
dirujuk dengan diagnosa G4P2A1H2 gravid 28 minggu + Hipertensi.
- Pasien dirujuk tanpa pasang infus dan tanpa pasang kateter dan belum diberikan
MgSO4. Pasien sudah dapat nifedipin 10 mg di puskesmas.
- Pasien mengeluhkan penglihatan kabur (+)
- Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (-)
- Keluar air banyak dari kemaluan (-)
- Keluar lendir campur darah dari kemaluan (-)
HPHT : 19-04-2020
TP : 26-01-2021
RHM : mual (+), muntah (+), perdarahan (-)
RHT : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
ANC : 1 x ke bidan
C. Riwayat Menstruasi
-Menarche : 12 th
-Siklus : 28 hari
8
-Lama : 5-6 hari
-Duk : 3 x/hari
Tidak ada penyakit turunan, penyakit menular dan kejiwaan pada keluarga
F. Riwayat kehamilan/ abortus/ persalinan: 4/1/2
1. Abortus
2. 2012/perempuan/4500 gr/sc/dokter/hidup
3. 2017/laki-laki/3800 gr/sc/ dokter/ hidup
4. Sekarang
G. Riwayat perkawinan : menikah 1x pada tahun 2007
H. Riwayat kontrasepsi (-)
I. Riwayat imunisasi (-)
J. Riwayat kebiasaan : tidak ada riwayat merokok dan minum alkohol
PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : cmc
b. TD : 160/100 mmHg
c. Nadi : 110x/ menit
d. Nafas : 22x/menit
e. Suhu : 36,8 ⁰C
STATUS GENERALISATA
a. Kepala : normochepal
b. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
c. Leher : tidak ada pembesaran KGB dan tyroid
9
d. Thorax : jantung dan paru dalam batas normal
e. Ekstremitas : akral hangat, CRT ≤2 detik, oedem (-)
STATUS OBSTETRIKUS
a. Wajah : chloasma gravidarum (-)
b. Mamae : tampak membesar, areola hiperpigmentasi,
papila menonjol
c. Abdomen
- Inspeksi : perut tampak membuncit sesuai usia
kehamilan
- Palpasi :
LI: fundus uteri teraba 3 jari diatas pusat teraba masa
besar,lunak, noduler
LII : tahanan terbesar di sebelah kanan, bagian kecil janin
sebelah kiri
LIII : teraba masa bulat keras,tidak terfiksir
LIV : konvergen
TFU : 18 cm
TBJ : 775 g
HIS : (-)
DJJ : 160 x/ menit
GENITALIA
Inspeksi : V/U tenang, perdarahan (-)
VT : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 14 November 2020
Hb : 12,2 g/dl
Eritrosit : 4.410.000
Ht : 36.6
Leukosit : 15.900
Trombosit : 144.000
10
Protein : 3+
Imunologi : rapid test : non reaktif
RENCANA TINDAKAN :
Jika hasil labor aman dan TTV stabil segera SCTPP atas indikasi eklampsi
LAPORAN BAYI LAHIR
Tanggal 14 November 2020 jam 11.00 WIB
Jenis kelamin: laki-laki
Berat badan : 1000 g
Panjang badan : 31 cm
Anus : (+)
Ketuban : jernih
PERAWATAN DI RUANG ICU
●Hari 1
-nyeri luka post operasi (+)
-penglihatan kabur (+)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
11
Kesadaran : CMC
TD : 130/ 90 mmHg
Nadi : 100 x/ menit
Nafas : 22 x/ menit
Suhu : 36.5 ⁰C
Terapi :
-IVFD RL 1500 cc/24 jam + drip oxytocin 20iu
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Ketorolac 3x 30mg
-Inj. Ondansentron 3x4 mg
-Inj. Ranitidine 3x1 amp
- Nipedipin 1x10mg
-syr MgSO4 1gr/jam
●Hari 2
-nyeri luka post operasi (+)
-panglihatan sudah mulai membaik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CMC
TD : 120/ 70 mmHg
Nadi : 70 x/ menit
Nafas : 18 x/ menit
Suhu : 36.6 ⁰C
Terapi :
- IVFD RL 1500 cc/24 jam + drip oxytocin 20iu
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Ketorolac 3x 30mg
-Inj. Ondansentron 3x4 mg
-Inj. Ranitidine 3x1 amp
- Inj. Dexamethason 4x10mg
-Nifedipin 1x10mg
-PCT 4x750mg
-NAC 4x200 mg
12
●Hari 3
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CMC
TD : 110/ 62 mmHg
Nadi : 70 x/ menit
Nafas : 18 x/ menit
Suhu : 36.5 ⁰C
Terapi :
-IVFD RL 1000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Dexamethasone 3x10mg
- Inj. Ketorolac 3x 30mg
-Inj. Ondansentron 3x4 mg
-Inj. Ranitidine 3x1 amp
13
BAB IV
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15