Anda di halaman 1dari 10

LO WEEK 4

1. Anatomi colo-rectal
2. Tes untuk mencari micro-bleeding
Fecal occult blood

Untuk mengetaui apakah ada darah di feses.

Cara :

1. Put a special pad/tissue from the kit into the toilet, lihat apakah ada perubahan
warna.
2. Sampel feses yang lebih dari 1 hari dimasukkan ke kontainer, dianalisa dengan
mikroskop atau chemical.

Hasil :

(+) ada perubahan warna menjadi biru atau terdapat RBC pada mikroskop. Kemudian
lanjutkan dengan kolonoskopi.

(-) tidak ada perubahan warna atau tidak terdapat RBC pada mikroskop.

3. Hyocine injection (Butylscopolamine)


Antimuscarinic, anticholinergic agent.
Indikasi : kram perut dan nyeri (lebih ke pencegahan)
MOA : Scopolamine butylbromide berikatan dengan reseptor muskarinik M3 pada
GIT sehingga cegah Ach berikatan dan mengaktifkan reseptor yang dapat membuat
kontraksi otot polos.
Dikasih ke orang post operasi untuk cegah mual, muntah.
Kontraindikasi : ibu hamil
Efek samping : penglihatan kabur, konstipasi, kemampuan berkeringat menurun,
diare, pusing, mulut kering, denyut nadi cepat, flushing, mual
4. Rectal toucher
Nama lain : rectal examination, prostate exam.
Tujuan :
 Cek pembesaran kelenjar prostat.
 Cek permasalahan uterus dan ovarium.
 Mencari tau penyebab feses berdarah, nyeri perut bagian bawah, perubahan
pada saat pipis, perubahan bowel habit.
 Mengambil sampel feses untuk tes apakah ada darah di feses.
 Cek hemorrhoid/kanker.

Cara :

1. Buka celana dan diberikan gown to wear.


♂ Berdiri dan bungkuk ke depan
♂ Lying on his left side dengan lutut ditekuk dan menempel ke dada.
♀ Tiduran dengan kedua kaki diangkat dan disupport oleh stirrups (jika
dilakukan rectovaginal exam)
♀ Lying on her left side (jika Cuma DRT)
2. Lubrikasi jari telunjuk kanan yang telah menggunakan sarung tangan dan
masukkan ke rectum, raba searah jarum jam. Tangan lainnya dapat digunakan
untuk press lower belly/pelvic area untuk merasakan nyeri atau masalah.

Risks

 Vasovagal syncope
 Pendarahan (kalo hemorrhoid)
Hasil

Normal : tidak teraba pembesaran organ/tumor.

Abnormal :

 Ada pembesaran organ/tumor/massa


♂ (kelenjar prostat)
♀ (cervix, uterus, ovarium)
Both (hemorrhoid, polyp, tumor, abses, anal fissures dan masalah pipis)

Indikasi

 BAB berdarah
 Nyeri abdomen colic
 Usia tua
5. Hemorrhoid interna dan externa
 Interna
Di dalam rektum, invisibel, tidak nyeri, bisa sembuh sendiri, di atas pectinate
line.
 Externa
Terlihat, nyeri dan uncomfortable, diberi obat anti-nyeri, di bawah pectinate
line.
 Prolapsed (interna)
Protrudes outside the body, sangat nyeri, soft puffy pads of skin, bisa masuk
sendiri/didorong.
 Thrombosed (externa)
Prolapsed dan formed a blood clot, sangat nyeri, swollen, berwarna ungu/biru,
bisa burst.

Grade

1. Pendarahan
2. Pendarahan dan protrusion, with spotaneous reduction.
3. Pendarahan, protrusion yang memerlukan manual reduction.
4. Prolapse that cannot be reduced.

Treatment

Grade 1 dan 2 : pola hidup

Grade 3 dan 4 : Ardium 1 bulan

6. Macam-macam endoskopi
Types
 GIT
Esophagogastroduodenoscopy (esofagus, lambung, duodenum)
Enteroscopy (usus halus)
Colonoscopy (kolon)
Sigmodoscopy (kolon sigmoid)
Rectoscopy (rektum)
Anoscopy (anus)
 Respiratory tract
Rhinoscopy (hidung)
Bronchoscopy (lower respiratory tract)
 Ear : otoscopy
 Urinary tract : cytoscopy
 Female reproductive tract (gynoscopy)
Colposcopy (cervix)
Hysteroscopy (uterus)
Falloscopy (fallopian tube)
 Through a small incision
Laparoscopy (abdominal/pelvic cavity)
Arthroscopy (interior of joint)
Thoracoscopy and mediastinoscopy (organs of the chest)

Kolonoskopi
Prosedur memasukan colonscope ke colon-rectum
Fungsi : mengambil dan remove polyps untuk biopsi, deteksi inflamasi jaringan,
ulcer, abnormal growth.
Indikasi kolonoskopi :
 Pasien > 55 tahun
 Riwayat BAB berdarah
 Sudah terapi tetapi pedarahan tidak membaik
 Setelah dilakukan aspirasi NGT (+)

Prosedur :

1. Pasien puasa untuk mengosongkan kolon


2. Posisi berbaring dan miring
3. Beri anestesi
4. Periksa dari anus ke kolon
5. Ambil polyps dan biopsi
Diagnosis

7. Polyp colon
Small clump of cells yang terbentuk di dinding kolon.
Sebagian besar colon polyps tidak berbahaya tapi kadang bisa jadi kanker kolon.
Ada 2 tipe:
1. Non-neoplastik : hyperplastic polyps, inflammatory polyps, hamatomatous
polyps.
2. Neoplastik : adenoma, serrated types

Faktor resiko

 > 50 tahun
 Overweight
 Perokok
 Riwayat keluarga kanker/polip kolon

Symptoms

 Rectal bleeding
 Perubahan warna feses
 Perubahan bowel habit
 Nyeri
 Iron deficiency anemia

Types

 Polypoid polyps : seperti jamur, flops around, attached to lining by thin stalk
 Sessile polyps : do not have stalk, broad base, small bump, mudah ruptur
 Flat polyps : jarang, flat, slightly depressed
 Serrated types : seperti mata gergaji
 Inflammatory (pseudopolyps) : efek samping dari infeksi
 Hammartomatous : juvenile, Peris-Jagger, Crohn cryde Canada
 Hiperplastik : >2 cm (malignant), <5 mm (tidak ganas)

Tubular polyps kemungkinan kecil menjadi kanker (5%)

Filous polyps kemungkinan besar menjadi kanker (40%)

Tubulo-filous polyps kemungkinan sedang menjadi kanker (22%)

8. Fisiologi motilitas, defekasi dan continence


Motilitas
 Kontraksi dari taenia coli menyebabkan kolon untuk bergerak maju dan
mundur seperti harmonika (kontraksi haustra)
 Basic Electrical Rhythm (BER) yang mengontrol pergerakan kolon akan
berbeda frekuensinya pada setiap segmen kolon. Dari proksimal ke caudal,
BER meningkat sehingga BER lebih tinggi di bagian descendens dibanding
dengan ascendens. Hal ini menyebabkan motilitas lebih hebat yang
memungkinkan untuk lebih mencampur isinya sehingga surface area untuk
bisa absorbsi elektrolit dan air maksimal dan mengeraskan feses.
 Extrinsic cholinergic nerve secara langsung menstimulasi aktivitas mekanik
dan mengatur motilitas.
 Neuropeptide : serotonin, neurotensin, cholecystokinin, gastrin.
 Gastrocolic reflex
 Kolon memiliki 2 amplitudo motilitas :
1. Low amplitude : durasi kontraksi singkat, makanan dipindahkan lama,
serimg, untuk absorbsi air dan pertukaran elektrolit.
2. High amplitude : 3-4x setelah makan, mass movement, diperlukan aktivasi
cholinergic.

Defekasi

 Peningkatan intraabdominal pressure/valsalva manuver


 Peningkatan kontraksi rektum
 Relaksasi sphincter anal interna
 Relaksasi di pelvic
 Jika tidak ada defekasi rektum rileks.

Continence

 Kekuatan dinding rektum untuk accomodate bolus feses.


 Diperantarai dengan neurogenic control di pelvic dan anal sphincter (interna
dan eksterna)
 Incontinence disebabkan oleh compliance dinding rektum yang jelek, luka di
sphincter interna dan eksterna, dna neuropati.
9. CEA (Carcinoembryonic Antigen)

Glikoprotein yang diproduksi oleh sel-sel GIT saat embryonic developement.

Saat fetus tinggi, saat dewasa rendah.

Jika tinggi menandakan beberapa kanker :

 Bladder
 Breast
 Colon/rectal
 Lung
 Ovarium
 Pankreas
 Lambung
 Tiroid
 Prostat

Bisa juga karena:

 Breast cysts
 COPD
 Infeksi
 IBD
 Penyakit liver
 Penyakit paru
 Ulcer
 Hamil
 Kemoterapi
 Terapi radiasi

Normal level

 Non-smoker : <2.5 ng/mL


 Smoker : <5 ng/mL
10. Colorectal cancer
Nama lain : bowel/colon/rectal cancer.
Kanker yg affects colon dan rectum.
Biasa dimulai dengan dengan adenomatous polyps.

Sign & symptoms


 Change in bowel habit
 Rectal bleeding (>4 w)
 Persistent abdominal discomfort
 Weakness/fatigue
 Penurunan BB
 Diare/konstipasi

Faktor resiko

 Umur > 50 tahun


 Ras Afrika-Amerika
 Riwayat kanker colorectal/polyps
 Inhereted syndromes yang meningkatkan resiko
 Riwayat keluarga kanker colorectal
 Low fiber, high fat diet
 Kurang aktivitas fisik
 DM
 Obese
 Rokok
 Alkohol
Stages

Treatment

Stage 0 : polypectomy

Stage 1 : polypectomy

Stage 2 : partial colectomy > kemoterapi jika high recurrent

Stage 3 : colectomy + kemoterapi


Stage 4 : tidak disarankan colectomy, kemoterapi

Perkembangan sampai metastasis

Anda mungkin juga menyukai