berkembang dan juga sehat, tidak hanya untuk jangka waktu yang pendek
akan tetapi juga untuk jangka panjang, dimana perusahaan dapat dikatakan
sehat ketika perusahaan tersebut liquid dan solvable. Liquid dan solvable
kekayaan pemegang saham dan perusahaan dapat dilihat dari harga pasar
manajemen aset. dengan kata lain perusahaan dapat dikatakan sehat ketika
satu ukuran tidak akan dapat digunakan oleh semua orang karena
ketika
tinggi.
Enterprise Value (EV) atau firm value (nilai perusahaan) adalah suatu
idikator
perusahaan
pertumbuhan
tersebut
(Salvatore, 2011:11).
investasinya.
capital gain. Laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana untuk
pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba yang ditahan semakin kuat
manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya
hutang pada angka tertentu, namun dengan catatan bahwa manajer dan
saham.
Tabel 1.1
Perkembangan Rata-rata Kebijakan Deviden
Perusahaan Konstruksi Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2018
DALAM PERSEN (%)
NO KODE PERUSAHAAN
2014 2015 2016 2017 2018
1 ACST 20,23 39,67 11,40 40,05 7,49
2 NRCA 24,98 20,62 74,08 65,07 0,89
3 PTPP 19,94 12,58 26,66 16,86 5,08
4 SSIA 27,48 11,92 51,32 7,58 9,8
5 TOTL 62,47 71,3 69,34 73,72 7,18
6 WSKT 19,89 20,00 28,35 18,48 1,92
rata-rata 27,36 24,14 43,53 36,96 5,39
Perkembangan -11,77 80,30 -15,08 -96,48
Sumber : www.idx.co.id
Tabel 1.1 diatas memberikan gambaran terkait perkembangan kebijakan
pada tahun 2016 meningkat menjadi 80,30% namun kembali turun pada tahun 2017
sebesar -15,08% dan kembali menurun pada tahun 2018 sebesar -96,48%
secara linear terhadap peningkatan kebijakan deviden bagi perusahaan. Pada periode
ini pembangunan menjadi salah satu concern utama dari pemerintah, peningkatan
berdampak pada keuntungan perusahaan itu sendiri. Akan tetapi faktanya dari 6
perusahaan konstruksi yang menjadi sampel kali ini tidak satupun diantaranya yang
Tabel 1.2
Perkembangan Rata-rata Kebijakan Investasi
Perusahaan Konstruksi Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2018
DALAM PERSEN (%)
NO KODE PERUSAHAAN
2014 2015 2016 2017 2018
1 ACST 7,49 36,02 36,74 11,16 8,95
2 NRCA 0,89 7,87 10,15 6,30 9,04
3 PTPP 5,08 25,35 31,26 11,26 9,60
4 SSIA 9,80 11,12 12,98 1,48 -26,9
5 TOTL 7,18 10,96 12,19 8,82 7,42
6 WSKT 1,92 11,63 27,78 7,73 4,59
rata-rata 5,39 17,16 21,85 7,79 2,12
Perkembangan 218,13 27,34 -64,34 -72,83
Sumber : www.idx.co.id
pada tahun 2016 menurun menjadi 27,34% namun kembali mengalami penurunan
pada tahun 2017 sebesar -64,34% dan kembali menurun pada tahun 2018 sebesar
-72,83%.
diatas cendrung bersifat fluktuatif atau tidak sejalan dengan trend perkembangan
Tabel 1.3
Perkembangan Rata-rata Kebijakan Pendanaan
Perusahaan Konstruksi Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2018
DALAM PERSEN (%)
NO KODE PERUSAHAAN
2014 2015 2016 2017 2018
1 ACST 1,28 1,90 0,92 2,69 4,19
2 NRCA 0,86 0,84 0,87 0,95 0,92
3 PTPP 5,11 2,74 1,89 1,93 2,19
4 SSIA 0,97 0,94 1,15 0,98 0,74
5 TOTL 2,11 2,29 2,13 2,21 1,91
6 WSKT 3,40 2,12 2,66 3,30 3,78
rata-rata 2,29 1,81 1,60 2,01 2,29
Perkembangan -21,12 -11,17 25,36 13,85
Sumber : www.idx.co.id
pada tahun 2016 menurun menjadi -11,17%. Pada tahun 2017 mengalami
peningkatan sebesar 25,36% dan kembali menurun pada tahun 2018 sebesar -13,85%.
investasi maupun pendanaan selama kurun waktu dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2018 cendrung menunjukan hasil yang justru bertolak belakang dengan asumsi
Tabel 1.4
Perkembangan Harga Saham
Perusahaan Konstruksi Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2018
DALAM PERSEN
NO KODE PERUSAHAAN
2014 2015 2016 2017 2018
1 ACST 100 3020 2820 2460 1555
3 NRCA 100 625 330 380 386
4 PTPP 100 3875 3810 2640 1805
5 SSIA 125 715 434 515 500
6 TOTL 100 615 765 660 560
WSKT 100 1670 2550 2210 1680
rata-rata 104,17 1753,33 1784,83 1477,50 1081,00
Perkembangan 1583,2 1,8 -17,22 -26,84
Tabel 1.4 diatas memberikan gambaran terkait perkembangan kebijakan
pada tahun 2016 menurun menjadi 1,8%. Pada tahun 2017 mengalami penurunan
kembali sebesar -17,22% dan kembali menurun pada tahun 2018 sebesar -26,84%.
investasi,pendanaan maupun harga saham selama kurun waktu dari tahun 2014
sampai dengan tahun 2018 cendrung menunjukan hasil yang justru bertolak belakang
Berdasarkan uraian dan juga penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa hasil
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa ingin untuk
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antar variable secara
empiris, dengan begitu judul penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Pengaruh struktur modal dan nlai perusahaan terhadap harga saham pada
2018”.
2. Identifikasi Masalah
4. Trend harga saham cenderung bersifat fluktuatif sejalan dengan trend nilai
nilai perusahaan yang juga bersifat demikian dalam kurun periode 2014-2018
3. Rumusan Masalah
2014-2018.
2014-2018.
4. Tujuan Penelitian
periode 2014-2018.
5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
khusus dalam judul dan variabel yang diteliti yaitu mengenai pengaruh
Total Utang dan Total Modal terhadap Laba Bersih Industri Farmasi yang
2. Manfaat Praktis
masukan bagi perusahaan mengenai masalah Total Utang dan Total Modal
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
pengendalian.
manajemen adalah ilmu dan seni yang dilakukan oleh seseorang melalui
dengan bantuan orang lain, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
a. Fungsi Manajemen
berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang
akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-
tujuan itu.
2. Pengorganisasian (Organizing)
1. Penempatan (Staffing)
2. Pemotivasian (Motivating)
3. Pengendalian (Controlling)
ke arah yang salah, maka manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan
mencari dana dan membagi dana dengan tujuan memberikan profit atau
tercapai
efektif
adalah seni (art) dan ilmu (science), untuk me-menage uang, yang meliputi
yang relavan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (value of the firm).
keputusan berikut:
tertentu.
pemegang saham dalam bentuk deviden dan berapa persen yang akan
mendatang.
periode tertentu”.
utama perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Semakin tinggi harga saham
semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan
membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai
Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga
sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per
PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga
nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik,
perusahaan.
utama perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Semakin tinggi harga saham
semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan
membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
(EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya
pengaruh inflasi.
2) Tingkat bunga
4) Pangsa pasar
keputusan investasi:
2. Tingkat bunga Bunga pinjaman salah satu faktor yang dijadikan biaya
ini dapat menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi. Faktor tersebut
4. Pangsa pasar Salah satu faktor utama yang selalu menjadi perhatian
investor yaitu pangsa pasar atau peluang pasar. Semakin besar pangsa pasar
keamanan dan stabilitas politik akan memberikan kepastian dan rasa aman
terakhir.
2) Trade Off Theory, pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debt holder.
berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bankruptcy cost, tidak
pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka
value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana
hutang lebih banyak sebagai sinyal yang lebih credible. Perusahaan yang
meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin akan
tujuan yang paling penting dalam hal ini Leverage (hutang).Hal ini
hal 153) beberapa tujuan debt to equity ratio antara lain sebagai berikut:
lainnya (kreditor)
dan modal.
pengelolaan aktiva.
6) Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
7) Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat
1) Tingkat Penjualan
2) Struktur asset
3) Tingkat pertumbuhan
4) Profitabilitas
6) Skala Perusahaan
keputusan pendanaan :
a) Tingkat Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil
berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka menggunakan
stabil.
besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan
menggunakan utang.
menanti saat yang tepat untuk menjual saham dan obligasi. Secara
umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligasi dan saham
diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Nilai dan waktu
(RUPS) dan nilai yang dibagikan dapat berkisar antara 0 hingga sebesar
laba bersih tahun berjalan atau tahun lalu. Terdapat beberapa teori yang
maka pada tahun depan investor bisa memperoleh dividen tahun depan
dan dividen yang seharusnya dibayar tahun ini plus tingkat keuntungan
Teori ini dicetuskan oleh Myron Gordon dan John Lintner yang
terhadap nilai perusahaan. Teori ini mengacu pada konsep time value of
money dimana dividen saat ini seharusnya memiliki nilai yang lebih
merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya pajak yang harus dibayar
ketika dividen dibagikan. Lain halnya dengan capital gain yang tidak
perlu membayar pajak sampai saham terjual. Sesuai dengan konsep time
value of money maka pembayaran pajak pada masa yang akan datang
saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen. Dividen itu
5) Clientele Effect
sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per
nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik,
nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. PBV yang tinggi
perusahaan.
berupa saving kas sehingga dana kas tersebut dapat dipakai untuk tujuan
yang lain, namun disisi lain pemegang saham juga dapat menikmati adanya
tambahan saham. Menurut Fakhrudin (2013, hal 197) ada beberapa tujuan
yang lebih banyak dan diikuti harga saham yang semakin murah akan
pembagian deviden.
1) Posisi Likuiditas
3) Perkiraan Pendapatan
4) Kontrol Kepemilikan
5) Inflasi
membayar dividen.
akan datang akan lebih baik. Perusahaan seperti ini biasanya akan
menetapkan dividen yang tingi agar saham minoritas tidak jatuh pada
diinvestasikan kembali.
6.1.8. Saham
atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir
menjalankan haknya”.
Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka
saham terbagi atas:
dikategorikan menjadi:
sebelumnya.
stock lesser known, yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai
pasti.
perusahaan yang telah go public, tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara
menyatakan bahwa :
“Harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh
penutupan.
1. Harga Nominal
2. Harga Perdana
perdana.
3. Harga Pasar
kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor
yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah
saham tersebut dicatat dibursa. Transaksi di sini tidak lagi
4. Harga pembukaan
pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat
dimulainya hari nursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham,
dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli.
5. Harga Penutupan
pembeli pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa
saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi
pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah
6. Harga Tertinggi
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang
terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu
saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.
7. Harga Terendah
yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila
terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada
8. Harga Rata-Rata
terendah.
saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat
1. Faktor internal
lainnya.
2. Faktor eksternal
deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang
trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading.
modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham
atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau
price earning ratio, tingkat bunga bebas risiko yang diukur dari tingkat
saham.
Tabel 6.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil Penelitian
1 Dewi dan Pengaruh Price Earning Menemukan Bahwa secara
Sudiartha Ratio (PER),Dividend simultan variabel Price
(2012) Payout Ratio (DPR), Earning Ratio
Return On Asset (ROA), (PER),Dividend Payout
Tingkat Suku Bunga SBI, Ratio (DPR), Return On
Serta Kurs Dollar AS Asset (ROA), Tingkat Suku
Terhadap Harga Saham Bunga SBI, Serta Kurs
Dollar AS berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham. Dan secara parsial
variabel Price Earning Ratio
(PER),Dividend Payout
Ratio (DPR) berpengaruh
signifikan negatif terhadap
harga saham
2 Hidayat Pengaruh Earning Per menemukan bahwa secara
(2014) Share (EPS), Price parsial Earning Per Share
Earning Ratio (PER), Debt (EPS), Return On Asset
To Equity (DER), Return (ROA), dan Return On
On Asset (ROA), dan Equity (ROE) berpengaruh
Return On Equity (ROE) signifikan terhadap harga
Terhadap Harga Saham saham. Sedangkan Price
Earning Ratio (PER), Debt
To Equity Ratio (DER)
secara parsial berpengaruh
tidak signifikan terhadap
harga saham
3 dewa kadek Pengaruh struktur modal
oka dan pertumbuhan Penelitian menghasilkan
kusumajaya perusahaan terhadap kesimpulan struktur modal
(2011) profitabilitas dan niai berpengaruh positif dan
perusahaan pada signifikan terrhadap
perusahaan manufaktur di profitabilitas,pertumbuhan
bursa efek indonesia perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
profitabilitas,struktur nodal
berpengaruh positif dan
signifkan terhadap nilai
perusahaan,pertumbuhan
perusahaan berpengaruh
positif dan signifkan
terhadap nilai perusahaan,
profitabilitas berpengaruh
positif dan signifkan
terhadap nilai perusahaan
4 Jusriani Analisis Pengaruh Menghasilkan kesimpulan
(2013) Profitabilitas, Kebijakan profitabilitas dan kebijakan
Dividen, Kebijakan Utang, dividen berpengaruh positif
dan Kepemilikan dan signifikan terhadap nilai
Manajerial terhadap Nilai perusahaan. Sedangkan
Perusahaan kebijakan utang dan
kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan
5 Hidayati (2010) Analisis Pengaruh DER, DPR, Hasil penelitian DER, DPR, ROE
ROE DAN Size Terhadap PBV dan Size secara bersama-sama
PerusahaanManufaktur Yang berpengaruh terhadap PBV,
Listing Di BEI Periode 2005- Sedangkan secara individual,
2007 DER dan DPR berhubungan
negatif dan tidak signifikan
dengan PBV sedangkan ROE
dan Size berhubungan positif
dan signifikan terhadap PBV.
Earnings Ratio (PER). Menurut Sartono (2001) dalam Aji (2012), Price
saham (market price) dengan Earnings Per Share (EPS) dari saham yang
dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak. Deviden
dibagi dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam
mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari investor dan hal ini dapat
investor adalah berupa dividen dan kenaikan nilai saham. Oleh karena itu,
(Taswan, 2003).
terletak pada sisi kanan laporan neraca, yaitu kewajiban lancar dan
perusahaan tidak dapat mengubah nilai total atau biaya modal rata-rata
harga saham per lembar. Struktur modal yang satu sama baiknya dengan
sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak
relevan. Hal ini berarti penggunaan hutang atau modal sendiri akan
theory bahwa hutang mempunyai dua sisi, yaitu sisi negatif dan positif.
t1
Kebijakan Investasi Nilai Perusahaan
(X2) (Y)
t2
Kebijakan Pendanaan
t
(X3) 3
t
Harga Saham 4
(X4)
Keterangan : :
Y = Perusahaan
X1 = Variabel independen Kebijakan Dividen
X2 = Variabel independen Kebijakan Investasi
X3 = Variabel independen Kebijakan Pendanaan
X4 = Harga Saham
6.5. Hipotesis
7. Metotologi Penelitian
a. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
b. Sumber Data
yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas dan bahan bacaan
penulis ini berasal dari buku-buku penulis ilmiah terdahulu dan studi
melalui www.idx.co.id.
7.3.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Tabel 3.1
Perusahaan konstruksi yang terdaftar di bursa efek indonesia
periode 2014-2018
N
O Kode Nama Perusahaan
1 ACST PT.Acset Indonusa Tbk
2 ADHI PT.Adhi Karya Persero Tbk
3 CSIS PT.Cahaya Sakti Investindo Sukses Tbk
4 DGIK PT.Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
5 IDPR PT.Indonesia Pondasi Raya Tbk
6 MTRA PT.Mitra Pemuda Tbk
7 NRCA PT.Nusa Raya Cipta Tbk
8 PBSA PT.Paramita Bangun Saran Tbk
9 PSSI PT.Pelita Samudera Shipping Tbk
10 PTPP PT.Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
11 SKRN PT.Superkrane Mitra Utama Tbk
12 SSIA PT.Surya Semestsa Internusa Tbk
13 TAMA PT.Lancar Tama Sejati Tbk
14 TOPS PT.Totalindo Eka Persada Tbk
15 TOTL PT.Total Bangun Persada Tbk
16 WEGE PT.Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
17 WIKA PT.Wijaya Karya (prsero) Tbk
18 WSKT PT.Waskita Karya (persero) Tbk
2. Sampel
Tabel 3.2
Kriteria dalam pemilihan sampel
NO Kriteria Jumlah
Perusahaan yang tergabung dalam perusahaan konstruksi periode
1 2014-2018 18
Perusahaan konstruksi yang tidak membagikan dividen 2014-
12
2 2018
Perusahaan konstruksi yang mempunyai data lengkap yang
3 dibutuhkan 6
Jumlah Sampel Akhir 6
Tabel 3.3
Sampel Dalam Penelitian
No Kode Nama Emiten
1 ACST PT.Acset Indonusa Tbk
2 NRCA PT.Nusa Raya Cipta Tbk
3 PTPP PT.Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
4 SSIA PT.Surya Semestsa Internusa Tbk
5 TOTL PT.Total Bangun Persada Tbk
6 WSKT PT.Waskita Karya (persero) Tbk
7.4. Metode Analisis Data
karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka, maka data
(Kuncoro, 2009:146).
Yaitu data yang di ukur dalam satu skala numerik atau angka, yang
likuiditas diukur dalam rasio sedangkan harga saham dalam rupiah maka
Dimana :
Y = Nilai Perusahaan
X1 = Dividen
X2 = Investasi
X3 = Pendanaan
X4 = Harga Saham
A = Nilai Konstanta
b1 = Koefisien Dividen
b2 = Koefisien Investasi
b3 = Koefisien Regresi Pendanaan
e = error
Hasil dari regresi linear berganda akan dapat digunakan sebagai alat
prediksi yang baik dan tidak biasa bila memenuhi beberapa asumsi yang
disebut asumsi klasik. Agar mendapatkan regresi yang baik harus
heteroskesdatisitas.Serta autokorelasi.
1. Normalitas
dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
2. Multikolinearitas
terjadi multicollinearity.
untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar dan probabilitas menerima
3. Heteroskedastisitas
perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari
regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis uji
diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
bergelombang-gelombang.
4. Autokorelasi
Menurut Sunyoto (2011 : 91) uji autokorelasi digunakan untuk
tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru
timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t
( -2 ≤ DW ≤ +2).
bebas terhadap variabel terikat dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang
F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linear
a. Merumuskan Hipotesis
perusahaan.
n = jumlah sample
d. kriteria penguji :
2. Uji t
3. Koefisien Determinasi
korelasinya, yaitu :
Kd = R2 x 100%
Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi atau sebarapa jauh perubahan
terhadap variabel terikat (Y). Pada hakikatnya nilai R berkisar antara -1 dan
yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila R mendekati 0,
8. Operasional Variabel
Tabel 6.2
Operasional variabel
No Variabel Definisi Indikator Satuan Skala
1 Dividen DPR adalah % Rasio
(DPR) persentase Dividentunai per Saham
(X1) laba yang Laba per Saham
dibayarkan
dalam bentuk
dividen bagi
pemegang
saham
2 Investasi PER adalah Laba Per Saham % Rasio
(PER) perbandingan Harga pasar per
(X2) antara harga lembar
pasar
Total Kewajiban
Equity
perlembar
saham dengan
laba
perlembar
saham
3 Pendanaan DER adalah % Rasio
(DER) ratio yang
( X3 ) digunakan
untuk
mengetahui
perbandingan
antar total
hutang dengan
modal sendiri
Harga Harga %
4 Saham saham adalah Rasio
(X4) harga saham di
bursa
saham pada saat
tertentu yang
ditentukan oleh
pelaku pasar dan
oleh permintaan
dan penawaran
saham yang
bersangkutan di
pasar modal.
Nilai (Market value of %
5 Perusahaan Equity+Book Value of Rasio
Tobins’Q
Debt)/Book Value of Total
Asset
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Parvez dan Sudhir Nanda (2000), Style Investing: Incorporating Growth
Characteristics in Value Stocks, Pennsylvania State University, Harrisburg.
Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Euis Soliha dan Taswan (2002), “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi. STIE STIKUBANK, Semarang.
Euis Soliha dan Taswan (2002), “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi. STIE STIKUBANK, Semarang.
Jensen & Meckling, (1976), The Theory of The Firm: Manajerial Behaviour,
Agency Cost, and Ownership Structure, Journal of Financial and
Economics, 3:305-360.