Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman sekarang ini terutama di daerah perkotaan, gedung bertingkat sudah sangat
banyak didirikan dan dapat kita jumpai disepanjang jalan. Pembangunan gedung
bertingkat seringkali tidak memperhatikan lingkungan sekitar, banyak pohon-pohon
yang ditebang untuk membangun gedung. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya ingin
membahas tentang proses pembangunan gedung bertingkat serta dampaknya. Saya
memilih judul ini karena ingin mengetahui dampak-dampak yang terjadi ketika
mendirikan gedung. Selain itu saya ingin mengetahui proses dalam pembangunan
gedung bertingkat.
Makalah ini memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui dampak dari
membangun sebuah gedung bertingkat. Selain itu, diharapkan setelah membaca makalah
ini, mahasiswa yang ingin membangun gedung bertingkat dapat mengurangi dampak
negatif yang ada ketika medirikan sebuah gedung. Makalah ini berbeda dari makalah
lain karena menyinggung juga tentang proses pembangunan gedung bertingkat. Untuk
itu, diharapkan agar mahasiswa yang membaca makalah ini tidak bosan ketika membaca
makalah ini. Dan mereka yang membaca makalah ini dapat memperhatikan lingkungan
sekitar ketika ingin membangun sebuah gedung.
Sumber data yang akan saya gunakan adalah referensi dari buku, internet, dan survei
langsung. Dalam makalah ini saya akan menggunakan buku-buku yang berhubungan
dengan proses pembangunan gedung bertingkat serta dampaknya. Selain itu, saya juga

1
menggunakan internet untuk mencari informasi mengenai judul makalah saya. Dan saya
akan survey langsung ketika ada pembangunan gedung dan mencari informasi. Untuk
itu, saya mencoba menganalisis informasi yang saya dapatkan sebelum dibuat dalam
makalah ini.
Di dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai (1) pengertian gedung, (2)
bahan-bahan yang digunakan, (3) proses pembangunan, (4) dampak dari pembangunan.
Dalam membahas bagian-bagian dalam makalah ini, saya memilah-milah terlebih
dahulu informasi yang ada agar pembaca makalah ini dapat mengerti dengan jelas.
Untuk itu, ketika membuat makalah ini diperlukan ketelitian dan kesabaran. Selain itu,
dalam makalah ini juga membahas tentang dampak baik dan buruk ketika membangun
sebuah gedung. Diharapkan bagi mereka yang membaca makalah ini dapat mengerti
informasi yang dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan topik tentang “Proses Pembangunan Gedung Bertingkat serta


Dampaknya”, beberapa hal yang perlu diungkap dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan gedung bertingkat?
2. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam pembangunan gedung
bertingkat?
3. Bagaimana proses pembangunan gedung bertingkat?
4. Apa saja dampak pembangunan gedung bertingkat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkenaan dengan permasalahan pada 1.2 diatas, tujuan penelitian tentang “Proses
Pembangunan Gedung Bertingkat serta Dampaknya” adalah

2
1. ingin menjelaskan proses pembangunan gedung bertingkat;
2. ingin mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembangunan
gedung bertingkat;
3. ingin mengetahui dampak positif dan negatif dalam pembangunan gedung
bertingkat;
4. ingin mempelajari proses pembangunan gedung bertingkat.

1.4 Kerangka Teori

Jika dirumuskan arti dari pembangunan, Fakih (2001:10) mengatakan bahwa


umumnya orang beranggapan bahwa pembangunan adalah kata benda netral yang
maksudnya adalah suatu kata yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha yang
meningkatkan kehidupan ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat dan
sebagainya.
Pembangunan merupakan upaya untuk memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik
secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan
kerusakan, baik terhadap kehidupam sosial maupun lingkuangan alam. (Trijono,
2007:3) 
Jika dilihat dari pandangan Katz dan Yuwono (2001:47) pembangunan yang besar
dari suatu keadaan tertentu ke keadaan yang dipandang lebih bernilai”.Pada
umumnya tujuan-tujuan pembangunan adalah pembinaan bangsa (national building) atau
perkembangan sosial ekonomi. Maka untuk mencapai pembangunan yang telah
dicanangkan selama ini bahwa dapat berjalan sesuai harapan bersama bahwa
peningkatan kesejahteraan manusia menjadi fokus sentral dari pembangunan dimana
pelaksanaan pembangunan masyarakatlah yang menentukan tujuan, sumber-sumber
pengawasan dan pengarahan proses-proses pelaksanaan pembangunan.
Seorang ahli yang bernama Siagian (2005:9) mengemukakan pendapat mengenai
pembangunan.

3
Pembangunan adalah suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana
dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Pada dasarnya dalam
negara berkembang yang lepas landas dari suatu keadaan taraf rendah menuju
taraf yang tinggi yaitu modernisasi, dimana variable-variabel dalam
pembangunan dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
Bangunan tingi pertama telah ada pada zaman purba. Struktur dinding penahan beban
setinggi 10 lantai sudah digunakan di kota-kota Kerajaan Romawi. Kota-kota di Barat
berkembang sangat cepat pada abad kesembilan belas, dan kepadatan penduduk
menyebabkan timbul kembalinya bangunan-bangunan tinggi yang menghilang dengan
runtuhnya Kerajaan Romawi.

1.5 Sumber Data


Sumber data yang saya gunakan dalam membuat makalah ini adalah buku-buku
tentang pembangunan gedung, dan internet.

1.6 Metode dan Teknik Penelitian


Dengan bertitik tolak dari topik yang saya angkat pada karya ilmiah ini, metode yang
yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah metode literature yang berbasis pada
buku-buku yang berhubungan dengan topic serta informasi-informasi yang didapat dari
internet.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gedung


Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau
air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
Pembangunan gedung bertingkat pada zaman dulu sangatlah tidak mudah dengan
belum diciptakannya komputer sebagai alat bantu manusia dalam mengerjakan
pekerjaan seperti mendesaign dan menghitung. Namun dengan gambar desaign gedung
manual oleh arsitek-arsitek yang handal dan perhitungan oleh para insinyur yang teliti
dapatlah tercipta gedung yang kokoh, proporsional dan memenuhi sebagai fungsinya.

2.2 Alat dan Bahan yang digunakan


A. Peralatan
Peralatan-peralatan proyek dikategorikan menjadi 2, yaitu peralatan berat dan peralatan
ringan.
Peralatan berat meliputi :
1. Backhoe : backhoe digunakan untuk pekerjaan tanah, biasanya sering disebut
bulldoser. Fungsi utamanya yaitu menggali/mengeruk tanah
2. Concrete pump truck : alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk pengecoran
balok dan plat lantai.

5
3. Tower rane : diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-bahan untuk
pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor, pengangkutan
material/bekas, dan material lainnya.
4. Concrete mixer truck : alat untuk mengolah campuran beton dan memompa
beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran.
5. Dum truck : alat yang dipergunakan untuk memindahkan atau membuang suatu
material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek yang telah ditetapkan
kemana material tersebut itu dibuang / dijual.

Peralatan ringan meliputi :


1. Theodolith : alat untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada
tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring.
2. Waterpass : alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai, balok,
lain – lain yang membutuhkan elvasi.
3. Trowel : alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaan beton
4. Gerobak dorong : alat yang digunakan untuk mengangkut bahan bangunan
5. Cangkul : alat yang digunakan untuk menggali tanah, membersihkan tanah
maupun meratakan tanah
6. Sekop : alat yang digunakan untuk mengangkut pasir
7. Gergaji : perkakas berupa besi tipis bergigi tajam yang digunakan untuk
memotong atau pembelah kayu atau benda lainnya
8. Palu : alat yang digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda,
penempaan logam dan menghancurkan suatu objek
9. Rol meter : alat ukur panjang yang digunakan dalam kegiatan pengukuran
10. Alat pengikat bendrat : alat yang biasa diguanakan oleh tukang besi dalam
pengikatan ikatan rebar (pembesian)

B. Bahan

6
Mengingat rencana pekerjaan proyek gedung yang dibatasi oleh waktu, maka
diusahakan pemilihan atau penempatan bahan yang tepat dan seefisien mungkin
sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Pemilihan bahan yang baik
juga akan menghasilkan bangunan gedung yang kokoh.
Berikut bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proyek gedung :

1. Pasir agregat kasar : kerikil hasil dari desintegrasi alami dari batuan-batuan
2. Pasir agregat halus : pasir alam hasil dari desintegrasi alami dari batuan-batuan
3. Semen : bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan – bahan material
lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan
4. Air : gunakanlah air yang bersih dan tidak mengandung lumpur
5. besi-besi tulangan

2.3 Proses Pembangunan Gedung Bertingkat


1. Persiapan
Pada pekerjaan persiapan , meliputi survei keadaan di lapangan yang akan dibangun
gedung yaitu 1.) Pembersihan lahan, seperti mencabut rumput dan menghilangkan /
menebang pohon yang mungkin menjadi penghalang  2.) pembuatan pagar pengaman,
dibuat dengan mengelilingi area yang akan digunakan untuk proyek.      3.) Penentuan as
dan peil bangunan.        4.) pemasangan bouwplank, merupakan papan-papan yang
dipasang di sekitar pekerjaan
2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah yaitu melaksanakan pekerjaan dari rencana proyek yang sedang
dilaksanakan di area lahan/tanah, pekerjaan tanah meliputi : 1.) galian tanah pondasi,
pada galian pondasi untuk bangunan bertingkat/gedung tinggi yaitu dengan galian yang
dalam. 2.) urugan pasir.      3.) urugan tanah, yaitu mengurug tanah kembali setelah
pasangan pondasi selesai dipasang.
3. Pekerjaan Pondasi

7
Bagian yang paling mendasar dari suatu bangunan yakni pondasi. Dalam ilmu
bangunan dan realita pekerjaan bangunan memiliki jenis-jenis pondasi yang harus
disesuaikan dengan bangunan yang akan dibuat. Jenis-jenis pondasi antara lain :
 pondasi dangkal : pasangan batu kali, pondasi ceker ayam, pondasi umpak ,
pondasi batu bata
 Pondasi dalam : pondasi tiang pancang ( driven pile ) , pondasi tiang franki
( franki pile ), pondasi tiang injeksi ( injection pile ), pondasi tiang bor ( bored
pile )
4. Pekerjaan Beton BERTULANG
Pekerjaan beton bertulang meliputi : 1.) pembesian, pengerjaan disesuaikan dengan
apa yang ada pada gambar rencana.  Pada proyek gedung bertingkat
menggunakan baja sebagai kerangka 2.) bekisting, yakni percetakan balok.   3.)
betonisasi, pada tahap ini tiap cetakan kolom dan balok diisi adonan beton dengan
berbagi ketentuan yang memenuhi standar.
5. Pekerjaan Dinding
Gedung pencakar langit pada saat-saat ini menggunakan dinding kaca, namun
dinding seperti batu-batu diganti dengan beton tumbuk ringan, beton tumbuk ringan ini
lebih efisien memiliki kualitas yang cukup baik dan beratnya yang ringan memudahkan
pengangkutan material.
Pada umunya penggunaan kaca untuk dinding eksterior gedung bertingkat yaitu
dengan menggunakan kaca reflektif karena lapisan kaca refletif ini bersifat memantulkan
cahaya dan panas, serta mampu memberikan penampilan yang mewah, sekaligus
menurunkan beban energi pengkodisian udara. Ketebalan kaca refleksi yang akan
digunakan sebagai dinding gedung haruslah sesuai standar kebutuhan untuk keperluan
dinding.
6. Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela
Untuk pekerjaan ini, sebuah proyek gedung tidaklah menggunakan kusen, pintu dan
jendela yang digunakan untuk rumah pada umumnya. Pintu pada gedung bertingkat

8
biasanya menggunakan kaca bening tebal sesuai kegunaanya, dan pintu alumunium.
Kusen pintu dan kusen jendela juga tidak terbuat dengan kayu seperti pada bangunan
rumah biasa. Jendela dibuat dan ditempatkan dengan menentukan letak fungsi dan
memperhatikan keadaan pemandangan.
7. Pekerjaan Tangga
Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat sangatlah vital, sebagai penghubung
lantai 1 dengan lantai 2 , lantai 2 dengan lantai 3 dan seterusnya.  Tangga menurut
bahannya dibedakan menjadi 2, yaitu tangga beton dan tangga kayu. Bentuk-bentuk
tangga dibedakan menjadi : Tangga bordes 2 lengan, tangga bordes 3 lengan, tangga 2
perempatan, tangga dengan permulaan perempatan dan tangga dengan penghabisan
perempatan.
8. Pekerjaan Atap
Untuk sebuah gedung bertingkat dengan 20 lantai, seperti pada gambar di awal
tidaklah dengan atap-atap seperti biasanya yakni genting, sirap, asbes, maupun seng.
Demi memberi kesan megah, kaca juga dapat dijadikan untuk atap. Kaca yang sebaiknya
digunakan memiliki ketebalan minimal 12 mm, misalnya  dengan menggunakan jenis
kaca tempered atau laminated.

2.4 Dampak dari Pembangunan


Kegiatan pembangunan bangunan berpotensi untuk menimbulkan dampak, dampak
tersebut dapat berupa :
1. Potensi Dampak Terkait Lokasi
Potensi dampak negatif terhadap lokasi dapat berupa:
• pemanfaatan lahan dan ruang,
• keberadaan objek khusus,
• pola mata pencarian,
• hubungan antarpenduduk, dan
• hak dan kepemilikan masyarakat.

9
2. Potensi Dampak Terkait Kesempatan Kerja dan Berusaha
Potensi dampak negatif terhadap kesempatan kerja dan berusaha berupa :
• Hubungan antarpenduduk, dan
• populasi dan komposisi penduduk.
Di sisi lain, potensi dampak positif akan terasa dengan adanya kesempatan kerja dan
peluang usaha yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
3. Potensi Dampak Terkait Lalu Lintas
Potensi dampak negatif terhadap lalu lintas dapat berupa:
• kenyamanan kawasan,
• kondisi fisik jalan,
• kelancaran berlalu-lintas, dan
• keselamatan berlalu-lintas.
4. Potensi Dampak Terkait Penggunaan Air
Potensi dampak negatif terhadap penggunaan air dapat berupa :
• kuantitas air permukaan,
• kuantitas air bawah permukaan,
• morfologi badan air

10
BAB 3
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Setelah mencari informasi-informasi baik dari internet maupun dari buku dapat
disimpulkan bahwa pembangunan gedung bertingkat memiliki dampak negatif dan
dampak positif. Dampak negatif tersebut dapat kita cegah dengan lebih memperhatikan
keadaan sekitar kita sebelum memulai proses pembangunan dan meminta ijin dengan
penduduk sekitar agar tidak merugikan mereka dan dapat memberikan keuntungan bagi
penduduk sekitar dengan memberikan mereka lapangan pekerjaan bagi penduduk yang
tidak mempunyai pekerjaan.

3.2 Saran
Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perancangan gedung
bertingkat dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika, sehingga
diharapkan perancangan gedung bertingkagt dapat dilaksanakan mendekati kondisi
sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perancangan
yaitu kuat, ekonomis dan tepat waktu dalam pelaksanaannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fakih, Mansour. 2001. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insistpres
bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.
Trijono, Lambang. 2007. Pembangunan Sebagai Perdamaian. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Yuwono, Teguh. 2001. Manajemen Otonomi Daerah :Membangun Daerah Berdasarkan
Paradigma Baru. Semarang: Ciyapps Diponegoro Universiti.
Siagian, Sondang. P.2005. Administrasi Pembangunan, Konsep Dimensi dan Strateginya.
Jakarta: Bumi Aksara.
https://kenray.wordpress.com/2010/01/22/sejarah-bangungunan-bertingkat-atau-berlantai-
banyak/
http://rudiniaciel.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-bangunan-gedung.html
https://warsono101.wordpress.com/2014/12/11/artikel-gedung-bertingkat/
http://www.ilmusipil.com/agregat-halus-kasar
https://blhkabsukabumi.wordpress.com/2013/11/06/potensi-dampak-lingkungan-bangunan-
komersil-mall-ruko/

12
13

Anda mungkin juga menyukai