Anemia Kehamilan
Anemia Kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel darah
merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I dan III kadar
hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl.
Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) yang
berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat
besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi
merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia
pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III
(Waryana, 2010).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan
jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan murah (Manuaba, 2012).
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Volume plasma meningkat 45-65%
dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke sembilan dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan
setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti 8 laktogen plasenta yang
hemoglobin dari hematokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan tidak hamil.
Hemoglobin dari hematokrit mulai menurun pada bulan ke 3-5 kehamilan, dan mencapai nilai
terendah pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita hamil mengandung 2 gram, sekitar 60-
70% berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10- 30% adalah besi cadangan
yang terutama terletak di dalam hati, empedu, dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan
tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :
a) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan
b) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg. 3) Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat
besi 100-200 mg. Sekitar 190 mg hilang selama melahirkan. (Ibrahim dan Proverawati,
2011).
pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena pertambahan sel-sel darah tidak
3) Hemoglobin bertambah 19%. Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk
Penyebab lain dari anemia yaitu kehilangan darah berat akibat menstruasi, atau parasit
infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang dapat menurunkan
konsentrasi hemoglobin darah (Hb). Infeksi akut dan kronis, termasuk malaria, kanker, TBC,
dan HIV juga dapat menurunkan konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain, termasuk
vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga juga dapat meningkatkan risiko anemia
(Benoist, 2008).
b. pusing, lemah;
c. nyeri kepala;
e. kulit pucat;
(Rukiyah, 2010).
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. (Manuaba, 2012). Pemeriksaan dan
Hb 11 g% tidak anemia
Hb 9 – 10 g% anemia ringan
Hb 7 – 8 g% anemia sedang Hb
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe.
Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan,
karena gangguan absorbsi atau terlampau banyaknya keluar dari badan, misalnya pada
penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk defisiensi nutrisi dan gangguan
perdarahan akut atau kronis, misalnya menoragia, hemoroid berdarah, atau hemoragi
b. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah gangguan darah di mana ukuran sel lebih besar dari sel
darah merah normal. Anemia ini biasanya disebabkan oleh defisiensi asam folat dan jarang
sekali karena defisiensi vitamin B12. Anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang
mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein tinggi (Proverawati, 2011).
c. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang
kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2018). Pada sepertiga kasus
anemia dipisu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan
diwaspadai. Penyakit anemia yang menyerang ibu hamil berpengaruh terhadap kehamilan,
persalinan, dam saat masa nifas. Adapun pengaruh anemia terhdap kehamilan, persalinan dan
- Abortus.
- Persalinan prematur.
- Perdarahan antepartum.
- Gangguan his.
- Kala I memanjang.
- Retensio plasenta.
- Atonia uteri.
- Subinvolusi.
- Infeksi puerperium.
- Pengeluaran ASI berkurang.
- Infeksi mamae.
(Astarina, 2014)
- IUFD.
- BBLR.
- Cacat bawaan.
(Manuaba, 2012).
1) Faktor Dasar
- Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizipun akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas. Tingkat sosial ekonomi terbukti
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil
(Nurhidayati, 2013).
- Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
terjadinya anemia.
- Pendidikan
keluarga.
(Nurhidayati, 2013)
2) Faktor Langsung
Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi
- Jarak kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
- Paritas
apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah
- Status gizi
Maulana (2010) kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang
buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga janin
penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan jarang sekali
(Nurhidayati, 2013).
d. Pencegahan Anemia
1) Pemberian Fe
dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan
prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga
saat ini mulai melihat calon pengantin perempuan sebagai target. Mereka diberikan
tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1 tablet tiap hari selama haid. Dosis
(Asrtarina, 2014).
Selain itu, pendidikan dan peningkatan asupan besi melalui makanan juga
Meningkatkan makanan yang dapat memacu penyerapan zat besi dan mengurangi
makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi (Arisman, 2007). Selain itu,
juga dengan memberikan penyuluahn tentang tanda dan gejala anemia serta yang
anemia. Pemantauan konsumsi tablet Fe juga perlu diikuti dengan pemantauan cara
minum yang benar karena hal ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan
Fe. Cara minum tablet Fe yang benar yaitu dengan air putih atau air jeruk (Setyoresmi,
Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan mebentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan
makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba, 2010 dalam
Astarina, 2014).
Tabel 2.7