1 Januari 2016
ABSTRAK
Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan, sampai saat ini masih tinggi di Indonesia dan jauh berada di
atas negara ASEAN lainnya. Preeklamsia merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya negara-negara sedang berkembang frekuensi
dilaporkan berkisar antara 0,3% sampai 0,7 %, sedangkan di negara-negara maju angka
preeklamsia lebih kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1%. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis faktor resiko terjadinya preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong
lintang (cross-sectional). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu
hamil yang tercatat di bagian rekam medis Rumah Sakit Umum Undata Palu sejak 1
Januari 2014-31 Desember 2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling.
Hasil: Uji statistik dengan chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara faktor umur ibu (p = 0,040), faktor graviditas (p = 0,0421) dengan
kejadian preeklamsia. Sedangkan untuk faktor paritas (p = 0,500), abortus (p =0,345), dan
berat bayi lahir (p =0,212) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian
preeklamsia.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik pada faktor umur dan
graviditas dengan kejadian preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014 sedangkan tidak
terdapat hubungan antara faktor paritas, abortus, dan berat bayi lahir dengan terjadinya
preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014.
Kata kunci : preeklamsia, faktor resiko, umur ibu, graviditas, paritas, abortus, dan berat
bayi lahir
52 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016
dunia. Di seluruh dunia terdapat 76.000 terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan
sampai 0,1%[3].
Kematian ibu adalah kematian
seorang wanita yang terjadi selama
53 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016
graviditas, paritas, abortus, berat bayi lahir umur <20 tahun dan >35 tahun sebesar 9,5%.
Pasien dengan preeklamsia umur 20 sampai 35
sebagai variabel bebas dan preeklamsia
tahun sebesar 89,9% sedangkan
sebagai variabel terikat.
Pengolahan data penelitian ini
dilakukan dengan cara editing, coding,
54 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016
pasien yang tidak mengalami preeklamsia dilaksanakan, nilai P pada variabel umur
umur 20 sampai 35 tahun sebesar 90%. adalah 0,0421 hal ini berarti terdapat
Menurut hasil uji chi square yang telah hubungan antara faktor graviditas dengan
dilaksanakan, nilai P pada variabel umur kejadian preeklamsia.
adalah 0,040 hal ini berarti terdapatTabel 4.3 Faktor paritas dengan
preeklamsia
hubungan antara faktor umur ibu dengan
kejadian preeklamsia.
Tabel 4.2. Faktor graviditas dengan
preeklamsia
Tabel 4.4. Faktor riwayat abortus dengan Dari hasil analisis data program komputer
preeklamsia
SPSS menggunakan uji statistik chi-
square diperoleh bahwa tidak ada
hubungan antara berat badan lahir dengan
kejadian preeklamsia pada ibu hamil. Hal
ini didasarkan pada nilai p > nilai α yaitu p
=0,212. Berdasarkan data pada tabel 4.12 ,
Dari hasil analisis data program terlihat bahwa pasien yang melahirkan
komputer SPSS menggunakan uji statistik bayi dengan preeklamsia dengan berat
chi-square diperoleh bahwa tidak ada badan lahir <2500 gram sebesar 21,5%,
hubungan antara abortus dengan kejadian untuk berat badan lahir 2500-4000 gram
preeklamsia pada ibu hamil. Hal ini sebesar 68,4%, dan untuk berat badan
didasarkan pada nilai p > nilai α yaitu p lahir >4000 gram sebesar 10,1%,
=0,345. Berdasarkan data pada tabel 4.11 , sedangkan pasien yang tidak mengalami
terlihat bahwa pasien dengan preeklamsia preeklamsia melahirkan bayi dengan berat
yang belum pernah abortus sebesar 83,5% badan lahir <2500 gram sebesar 33,3%,
sedangkan pasien preeklamsia yang untuk 2500-4000 gram sebesar 66,7%, dan
pernah abortus sebesar 16,5%, sedangkan berat badan lahir >4000 gram sebesar 0%.
pasien yang tidak mengalami preeklamsia
belum pernah abortus sebesar 71,4% dan
pasien yang tidak mengalami preeklamsia
yang pernah abortus sebesar 28,6%.
Tabel 4.5. Faktor berat bayi lahir dengan
1. Analisis Multivariat
preeklamsia
Dari hasil analisis multivariat
dengan regresi logistic ganda dengan
metode backward wald diperoleh nilai
signifikansi masing-masing variabel yakni
56 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016
6.114) dan status gravidarum (wald = bahwa terdapat hubungan bermakna antara
faktor usia ibu dengan kejadian preeklamsia.
5.019). Dari hasil tersebut dapat
Wanita usia dibawah 20 tahun perkembangan
disimpulkan bahwa secara parsial faktor
organ-organ reproduksi serta fungsi fisiologis
umur memiliki pengaruh paling besar
belum optimal. Hal ini juga didukung oleh hasil
terhadap kejadian preeklamsia di RSUD penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Undata Palu dimana memiliki nilai wald
yang paling besar yaitu 6.114.
57 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016
[7] menunjukkan bahwa usia ibu beresiko preeklamsia. Preeklamsia sering terjadi
secara bermakna terhadap kejadian pada primigravida karena adanya suatu
preeklamsia yang menunjukkan terjadinya mekanisme imunologi terhadap antigen.
hubungan yang signifikan antara faktor Preeklamsia merupakan konsekuensi dari
umur ibu dengan preeklamsia dan reaksi imun maternal terhadap antigen
mempunyai risiko 3,61 kali untuk terjadi ayah dinyatakan dalam plasenta dan reaksi
preeklamsia pada ibu hamil yang berusia ini mengakibatkan invasi trofoblas
<20 tahun atau >35 tahun. menjadi rusak dan selanjutnya terjadi
disfungsi plasenta.
2. Graviditas Menurut Benson [9] menyebutkan
Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa preeklamsia merupakan gangguan
bahwa pasien preeklamsia primigravida yang terutama terjadi pada primigravida,
adalah 68 orang (68%) sedangkan untuk primigravida mempunyai resiko lebih
multigravida yaitu sebanyak 32 orang besar terjadinya hipertensi dalam
(32%). Uji korelasi diperoleh bahwa ada kehamilan jika dibandingkan dengan
hubungan antara jumlah gravidia dengan multigravida. Pada kehamilan pertama
kejadian preeklamsia pada ibu hamil. terjadi pembentukan blocking antibodies
Hasil analisis multivariat menunjukkan terhadap antigen tidak sempurna. Pada
adanya hubungan yang sangat signifikan kehamilan pertama dapat terjadi
antara kejadian preeklamsia dengan pembentukan Human Leucocyte Antigen
jumlah gravida dan hubungan ini Protein G (HLA) yang berperan penting
mempunyai keeratan yang cukup tinggi dalam modulasi respon imun, sehingga
dengan nilai wald (5.019) sehingga terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta
ditetapkan sebagai faktor resiko terjadinya sehingga terjadi preeklamsia.
preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun Status gravidarum adalah status yang
2014. Hal ini sesuai dengan penelitian menunjukkan jumlah kehamilan yang dialami
seorang wanita. Faktor status gravidarum memiliki
Artikasari [8] yang menyimpulkan bahwa
pengaruh terhadap persalinan dikarenakan ibu
ada hubungan yang signifikan antara
hamil
primigravida dengan kejadian
58 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016
memiliki risiko lebih tinggi untuk dengan preeklampsia pada ibu hamil di
mengalami gangguan selama poli kebidanan RS Undata dimana tidak
kehamilannya terutama pada ibu yang ada hubungan antara paritas dengan
pertama kali mengalami masa kehamilan. kejadian preeklampsia (p=0,858)
(OR=0,563). Banyak teori dan penelitian
3. Paritas yang menyatakan bahwa preeklamsia
Hasil analisa univariat menunjukkan adalah penyulit kehamilan yang umumnya
bahwa pasien preeklamsia pada pasien terjadi pada nullipara. Seperti misalnya
dengan nulipara sebesar 38,0% memiliki
Royston & Amstrong yang menyatakan
distribusi tertinggi. Berdasarkan uji
korelasi diperoleh bahwa faktor paritas bahwa preeklamsia sering terjadi pada
tidak mempunyai hubungan yang kehamilan anak pertama, dan jarang
signifikan dengan terjadinya preeklamsia terjadi pada kehamilan berikutnya[11].
degan nilai p < ∝ (0,500 > 0,05). Hasil
akhir analisis multivariat menunjukkan
nilai sig yang lebih dari nilai kemaknaan, 4. Riwayat Abortus
sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor Hasil analisa univariat menunjukkan
paritas merupakan variabel bebas yang
bahwa pada pasien dengan riwayat abortus pada
secara parsial tidak memiliki hubungan
pasien preeklamsia yang pernah mengalami
bermakna dengan kejadian preeklamsia di
abortus yaitu 19 orang (19%) sedangkan pada
RSUD Undata Palu.
pasien preeklamsia dengan belum pernah
Hal tersebut sejalan dengan
mengalami abortus yaitu 81 orang (81%).
penelitian Indriani [10] yang juga
Berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa
mendapatkan hasil tidak terdapat penelitian ini tidak menunjukkan suatu hubungan
hubungan yang bermakna antara paritas yang bermakna antara riwayat abortus dengan
dengan kejadian preeklamsia. Berdasarkan kejadian preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun
penelitian yang dilakukan oleh Dewi [7] 2014. Hasil akhir analisis multivariat menunjukkan
mengenai faktor-faktor yang berhubungan nilai sig yang lebih dari nilai kemaknaan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa faktor riwayat abortus
59 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016
yang terlalu kecil juga kemungkinan tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
penyakit menahun ibu seperti gangguan
menjadi penyebab tidak signifikannya
pembuluh darah (perokok), mengerjakan aktivitas
hubungan riwayat abortus dengan kejadian
fisik beberapa jam tanpa istirahat, kejadian
preeklampsia. Hal ini karena memang
prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan
kejadian abortus yang sudah sangat yang tidak sah, pengawasan antenatal yang
sedikit. kurang. Menurut teori,
61 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016