II. Sesi Kedua 2nd Narasumber Jepang Kegiatan “Indonesian Lake Conservation
Program”
1) Prof. Ishizaki Takayuki
Judul Materi
2) Prof. Shiga, Kyoto University Funakawa Shinya
Judul Materi Soil Erosion Prevention Measures In Indonesia
Penjelasan :
3) Prof Ibaraki
Judul Materi Konservasi mutu air di Kasumigaura (termasuk
penanggulangan perikanan
III. Sesi Ketiga 3th Exchange Of Opinions , Discussion and Question & Answer
Moderator : INGE
Narasumber : ALL NARASUMBER
A. Resume Kelompok
1
8. Perlu tahapan dalam penentuan langkah restorasi danau. Adapun yang perlu
Page
dilakukan yaitu 1) identifikasi kondisi riil (distribusi spasial arus, suhu, klorofil-
Indonesian Lake Conservation Program
42_NTB
a), 2. Identifikasi sumber utama eutrofikasi dan status latar serta 3.
Penentuan langkah-langkah restorasi secara jelas dan terinci. Implementasi
tahapan ini nantinya akan selalu dimonitor dan evaluasi terhadap progres
penanganan danau. Hasil monev selanjutnya dibuat berupa rekomendasi.
Contoh rekomendasi seperti pengurangan jumlah dan kepadatan petak KJA
milik masyarakat dan perusahaan sangat penting dilakukan guna memulihkan
status tropik perairan danau ke oligotropik dengan pertimbangan agar sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung.
9. Rekomendasi tersebut akan menunjukkan daerah mana dan besaran jumlah
KJA yang dikurangi. Hasil ini perlu disosialisasikan dan pendekatan kepada
masyarakat yang melibatkan para pihak pemangku kepentingan. Penunjukan
lokasi atau area yang dikurangi dibarengi dengan data eksisting hasil sampel
yang menunjukkan kualitas perairan serta perhitungan daya dukung dan
tampungnya secara rinci.
10. Policy brief danau terkait danau vulkanik, danau paparan banjir, danau
tektonik dan danau lainnya dapat dibaca dan dipahami lebih dalam.
Pemahaman terhadap karakteristik danau ini akan menentukan langkah
strategis dalam penanganan danau sehingga penyelesaian masalahnya tepat
sasaran dan tidak menimbulkan permasalahan baru yang malah berpotensi
semakin meningkatkan kerusakan danau.
11. Berkurangnya hasil tangkapan merupakan salah satu indikator adanya
penurunan kualitas ekosistem danau, disebabkan karena Pencemaran limbah
akibat aktivitas antrropogenik, Pendangkalan danau akibat sedimentasi dari
hulu, berkurangnya kehati akibat eksploitasi sumberdaya sehingga
mengakibatkan daya dukung danau menurun. Pengembangan rencana
revitalisasi Danau yang mengesampingkan siklus alami dapat berakibat pada
perubahan ekosistem danau.
12. Pendekatan sistematik melalui simulasi interaksi komponen penyusun
ekosistem Danau berbasis hidrodinamika, dapat dilakukan melalui Identifikasi
riel (distribusi spasial arus, suhu, dan kandungan krloropil) danau, termasuk
distribusi vector air, sumber eutropikasi, siapa yang menjadi penyebab utama
sumber pencemar (secara kuantitatif dan kualitatif), bagaimana pola
pemanfaatan sehingga dapat dirumuskan pola pengelolaan yang tepat. Perlu
memetakan stakeholders untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem
dengan mengidentifikasi pelaku-pelaku utama pemanfaat danau dan
keinginan dan ketergantungannya terhadap sistem, teknik permodelan
interpretative structural modelling dan model co-management.
13. Pola pengeloalan danau di Indonesia masih memerlukan State of the Art,
karena tantangan dan permasalahan pengelolaan danau telah teridentifikasi,
namun belum mampu mengimplementasikan Policy Brief dan Rencana Aksi
3
bertahun-tahun.
Indonesian Lake Conservation Program
42_NTB
14. Permasalahan danau sangat kompleks dan bersifat multi dimensi, aspek
ekologis, biogeofisik, secara sosial ekonomi termasuk budaya atau adat
kebiasaan masyarakat yang memanfaatkan, sehingga harus menjadi perhatian
serius, atas dasar itu penelitian dan kajian yang berada disektor inti penting
dilakukan sebagai acuan utama dalam melakukan pengelolaan danau. Arah
kajian dilakukan secara komprehensif, berapa DD dan DT Danau, berapa yang
dimanfaatkan ? dan penetapan consensus untuk pemanfaataan danau,
termasuk dampak perubahan yang terjadi, sehingga dapat disususn
rekomendasi kebijakan tata kelola danau secara berkelanjutan. Pemodelan,
ekosistem, pemanfaaran sumberdaya perairan darat, dan tetntu
membutuhkan interdisiplin. Sektor inti harus diperhatikan, melalui integrasi
berbagai elemen dengan peran masing-masing sehingga dapat
mengefisiensikan anggaran. Tanpa kollaboratif managemen, sulit melakukan
tata kelola danau sebara efektif dan efisien.
15. Kajian ekologi diarahkan untuk menemu kenali Policy Brief dan Exyt Strategi
pengelolaan danau, kajian ekonomi ditujukan untuk menilai beradpa besar DD
ekonomi yang mampu dihasilkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, dan
kajian sosial dibutuhkan untuk menggambarkan model pemanfaatan dan
budaya yang telah menjadi wairsan secara turun temurun dalam mengelola
danau.
16. Jepang merupakan rujukan yang baik dalam pengelolaan danau, dari sisi
kebersihan, keindahan, maupun manfaat danau bagi perekonomian
masyarakat, dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan hidup
karena didukung oleh oleh ketertiban masyarakat, serta kesadaran bersama
untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
17. Hasil kajian para ahli danau di Jepang, lebih dari 90% Nitrogen di danau yang
ada di dunia berasal dari air limbah industri dan sumber-sumber pertanian.
Dibutuhkan edukasi sejak pendidikan dasar terkait bagaimana perlindungan
Danau sehingga dapat difahami secara mendalam sejak awal/ sejak dini.
18. Pemanfaatan perikanan di danau di Jepang (D. Biwako) dilakukan melalui
pengelolaan yang ketat dan diatur dengan sistem regulasi yang tegas agar
dapat berkelanjutan, misalnya melalui pengaturan zona lokasi penangkapan,
mempertimbangkan kedalaman lokasi penangkapan, jumlah yang akan
memanfaatkan dilakukan dengan menetapkan kuota dengan meghitung
populasi yang menangkap dan menghitung berapa populasi ikan yang
terdapat di danau, pengaturan teknologi penangkapan yang dilakukan
(penggunaan jaring dengan ukuran mata jarring yang telah ditetapkan
pemerintah), ukuran ikan yang ditangkap, (Nigorobuna, Gori-Urori, dll)
termasuk musim penangkapan ikan yang dilakukan (umumnya penangkapan
di lakukan bulan Agustus sampai dengan April). Termasuk pengaturan
4
3. Peran tokoh agama : Pelibatan tokoh agama terutama di desa lingkar danau
Page