Anda di halaman 1dari 3

Self Assignment

Training “Indonesian Lake Conservation Program”


Jepang dan Indonesia, 18-22 Januari 2021

Hari/tanggal : Senin, 18 Januari 2021


Nomor Kelompok : 42
Nama Kelompok : NTB
Nama File : day1_42_NTB

I. Acara Pembukaan Kegiatan “Indonesian Lake Conservation Program”


Acara dibuka Oleh Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Rehabilitasi Hutan Ir.
Hudoyo, MM.
Training ini sesungguhnya tidak hanya menjadi kesempatan kita menambah
pengetahuan, tapi lebih dari itu, menjadi kesempatan untuk memahami pentingnya
peran kita masingmasing, dan apa saja upaya yang perlu kita lakukan, dalam
menyelamatkan ekosistem danau, baik di Pusat maupun di daerah, baik pada tataran
kebijakan maupun teknis.
II. Sesi Pertama Narasumber Indonesia Kegiatan “Indonesian Lake Conservation
Program”
1) Prof. Dr. Gadis Sri Haryani (LIPI)
Judul Materi Karakter Ekosistem Danau Serta Urgensi dan Tantangan
Pengelolaannya
2) Ir. Sri Handayaningsih, M.Sc (Direktur PKPD)
Judul Materi Kerangka Pengelolaan Ekosistem Danau di Indonesia
3) Ami A Meutia
Judul Materi Karakteristik Beberapa Danau Di Indonesia
III. Sesi Kedua Narasumber Jepang Kegiatan “Indonesian Lake Conservation Program”
1) Nakamura Masahisa (ILEC)
Judul Materi Rencana Konservasi Mutu Air Danau di Jepang
2) Prof. Ichiki
Judul Materi Keperluan Rencana Manajemen Danau Ciri Khas Danau Di Indonesia
3) Prof. Nakajima
Judul Materi Keperluan Rencana Manajemen Danau Ciri Khas Danau Di Indonesia
4) Penerjemah Bahasa Jepang Mrs. Taki San
1
Page

Indonesian Lake Conservation Program


42_NTB
IV. Sesi Kedua Tanya Jawab dengan peserta
Moderator : Tri Retnaningsih
Narasumber : Prof. Nakamura Masahisa (ILEC)
Ami A Meutia
Prof. Ichiki
Prof. Nakajima
Peserta : Seluruh Peserta Bimbingan Teknis “Indonesian Lake Conservation
Program ”

Rangkuman

 Ekosistem danau memiliki fungsi perlindungan dan fungsi ekonomi. Fungsi danau
sangat strategis dan bersifat multifungsi, karena digunakan sebagai sumber air
minum, irigasi, perikanan, transportasi, pembangkit listrik, pariwisata, hingga
kawasan tumbuh budaya dan kearifan lokal.
 Dari persepektif konservasi ekosistem, danau merupakan rumah bagi ratusan jenis
spesies baik yang hidup di dasar danau, permukaan, maupun di sempadan, sehingga
danau dapat dikatakan sebagai sumberdaya yang memiliki tangiblevalue yang sangat
tinggi. Kerusakan danau akan berdampak pada hilangnya bahkan punahnya spesies
sebagai entitas biologi, kehilangan materi genetika dan biokimia serta terganggunya
ekosistem danau.
 Pengembangan dan pemanfaatan danau diarahkan pada konservasi atau pengelolaan
berbasis Carryng Capacity, baik secara ekologi, ekonomi dan sosial. Rambu rambu
konservasi/ CC menjamin keberlanjutan ekologis, dan dapat memberikan manfaat
ekonomis dan sosial dalam waktu yang bersamaan, sehingga pengelolaan danau
diharapkan menjadi sabuk ekonomi (economic belt) dan sabuk pengaman (security belt)
dan secara konsep yang lebih luas danau merupakan ekosistem yang bersifat Net
Incremental Benefit.
 Rencana pengelolaan danau perlu memperhatikan tata ruang wilayah yang telah
disepakati dalam menetapkan pola ruang dan struktur ruang.
 Menurunnya kualitas danau disebabkan oleh kesalahan dalam tata kelola, seringkali
akibat belum terintegrasinya pengelolaan danau ke dalam RTRW maupun RPJMD.
 Integrasi RP Danau kedalaman RPJMD dan RTRW sulit diimplementasikan karena
tantangan yang dihadapi dalam menghadapi penentu kebijakan yang memiliki
preferensi berbeda terhadap keberadaan danau.
 Jika penentu kebijakan memiliki preferensi yang sama, lebih mudah
mengintegrasikan RP Danau ke dalam RTRW khususnya pada momentum Revisi
RTRW sehingga integrasi danau dalam RTRW akan mampu menyelamatkan
ekosistem danau,  karena memungkinkan pengurangan erosi, sedimentasi dan
pengurangan limbah
2
Page

Indonesian Lake Conservation Program


42_NTB
 Dengan pendekatan penataan ruang yang ketat, sehingga penggunaan lahan di
sekitar danau dan sepanjang DAS yang bermuara ke danau, dapat diatur dengan
memperhatikan keseimbangan antara faktor ekonomi dan lingkungan.
 Danau sangat strategis sebagai ikon pembangunan, karena perekonomian wilayah
tumbuh dari keberadaan danau apabila dikelola dan harus dibangun persepsi yang
baik agar dapat menjadi kebanggaan masyarakat sekitar.
 Sebagai daerah tangkapan air, danau merupakan areal penggunaan lain yang sering
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian intensif, sehingga seringkali menjadi sumber
sedimentasi dan erosi, sedangkan sebagian kecil lainnya, yang merupakan kawasan
hutan yang kondisinya mengalami kerusakan.
 Salah satu upaya untuk melestarikan dan perlindungan danau adalah melalui
kegiatan rehabilitasi lahan / penanaman, sedangkan upaya mengatasi persoalan
badan air danau dari gangguan pencemaran dilakukan melalui tracing sumber-
sumber pencemar sehingga dapat diketahui bagaimana solusi penyelamatan
ekosistem danau secara tepat termasuk dalam pengaturan pemanfaatan danau
secara berkelanjutan.
 Pemantauan harus dilakukan secara rutin khususnya pemantauan kualitas air,
mengidentifikasi sumber pencemar secara tepat. Dan sangat penting , untuk
menyusun rencana aksi, perumusan regulasi, termasuk pembangunan teknis yang
mendukung perbaikan ekosistem danau.
 Tantangan terbesar terhadap ancaman ekosistem danau berasal dari ancaman
introduksi jenis spesies asing; konversi hutan, sampah dan gulma,  ilegal logging,
erosi dan sedimentasi, dan penegakan hukum yang masih lemah. 
 Lingkup pengelolaan danau meliputi badan air, daerah tangkapan air atau daerah aliran
sungai, selain terkait air dan bentang lahan, juga terkait kehidupan masyarakat sekitar
danau, sehingga diperlukan kerjasama multi pihak dengan tugas dan fungsi masing-
masing.
 Tata kelola danau harus dilakukan secara terintegrasi antar sector,  dan melibatkan
multistakholder, oleh karena itu perlu kesepahaman bersama agar gerakan
penyelamatan danau ini dapat berhasil secara efektif dan berkelanjutan.
 Pentingnya kajian tentang ekosistem danau khususnya hidroekologi danau, dampak
sedimentasi dan eutrofikasi atau kesuburan perairan dan analisis tingkat/laju erosi di
hulu, termasuk aspek sosial ekonomi dan budaya dan fungsi danau dalam
mengendalikan perubahan iklim. Pengelolaan danau merupakan spirit dalam
berkontribusi mendukung program MDGs 6 dan 5.
3
Page

Indonesian Lake Conservation Program


42_NTB

Anda mungkin juga menyukai