Anda di halaman 1dari 170

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas
Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah
keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden
yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan
pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan
berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah. Pengalaman belajar
harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus
of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai
pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.

1. RASIONALISASI
a. TANTANGAN INTERNAL
1) Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar
dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia
berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari
238 juta jiwa.
2) Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara
lain keragaman geografis, keragaman demografis, keragaman potensi
sumber daya daerah, keragaman latar belakang dan kondisi sosial
budaya,
3) Keragaman potensi SMK, keragaman ketersediaan sarana dan
prasarana di SMK, dan berbagai keragaman lainnya yang ada di setiap
daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan perbedaan jenis
kebutuhan, tingkat kebutuhan, tingkat kesiapan, peluang dan
tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dan antar SMK.
Keragaman tersebut harus diadaptasi dalam rangka peningkatan
relevansi mutu Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai upaya
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan
masyarakat di setiap daerah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 1


b. TANTANGAN EKSTERNAL
1) Adanya globalisasi industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) Economic Community (AEC),
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN
FreeTrade Area(AFTA).
2) Adanya pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang
pendidikan. Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang turut
memberi andil menyiapkan modal manusia kompeten untuk
bersaing di pasar tenaga kerja global.

c. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
Ada beberapa Pola Pembelajaran :
1) Berpusat peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang
sama;
2) Interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/media lainnya
3) Secara jejaring, peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet.
4) Aktif-mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains.
5) Kelompok : berbasis tim.
6) Berbasis alat multimedia;
7) Berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) Ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan kritis

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 2


d. PENGELOLAAN KURIKULUM
Ada beberapa Tata Kelola Kurikulum :
1) Tata kerja guru kerja yang bersifat kolaboratif;
2) Manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
Kepala Sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader);
3) Sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
4) Materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.

B. KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan


sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 3


C. LANDASAN KURIKULUM
1. LANDASAN FILOSOFIS
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas
utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan
masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman
belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang
kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan
makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 4


masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu.
Dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

2. LANDASAN SOSIOLOGIS
a. Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional.
b. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan
dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi
pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu
dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan
sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 5


3. LANDASAN TEORITIS
a. Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
b. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.
c. Kurikulum 2013 menganut :
1) Pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan
2) Pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik
menjadi hasil kurikulum.

4. LANDASAN YURIDIS
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional,beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 6


Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor
81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20, 21, 22, 23, dan 24 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Kompetensi Inti &
Kompetensi Dasar.
h. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4678/D/KEP/MK/2016
tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
i. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 130/D/KEP/KR/2017
tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah.

D. PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. PENGERTIAN KURIKULUM
a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan,kompetensi lulusan pada satuan pendidikan, dan peserta didik.
Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan sesuai Kurikulum
Nasional (Kurnas) dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah
sesuai dengan Kurikulum Daerah (Kurda).
b. Kurikulum Nasional (Kurnas) adalah kurikulum yang dikembangkan pusat
dan berlaku secara nasional, yang di dalamnya memuat Rasional, Struktur

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 7


Kurikulum dan Beban Belajar, Kerangka Implementasi, Silabus, dan Buku
Babon untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.
c. Kurikulum Daerah (Kurda) adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah
Tingkat I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah tersebut. Kurda
merupakan bagian dari KTSP.
d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP paling tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, kalender
pendidikan, dan RPP.
e. Kurikulum merupakan sistem operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan dan merupakan
kurikulum Nasional. Kurikulum SMK Nurtanio 1 terdiri dari Pendahuluan,
Tujuan, Standar Kompetensi, struktur dan muatan kurikulum, Standart
Kompetensi , kalender pendidikan, dan Penutup.

2. PERUBAHAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2016


a. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tapi tetap
Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.
b. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran
hanya agama dan ppkn namun KI tetap dicantumkan dalam penulisan
RPP
c. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD , maka yang diambil adalah nilai
yang tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD ditotal
(praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata. Untuk
pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu
sama.
d. pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satu nya metode saat
mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus
berurutan.
e. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu KD,
materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
f. Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, uas
menjadi penilaian akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 8


tahun untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi uts, langsung ke
penilaian akhir semester.
g. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang
digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan
rubrik penilaian (jika ada).
h. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk
predikat dan deskripsi
i. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa
diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang
dicantumkan dalam hasil.

3. PERUBAHAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2017


a. Istilah KKM berubah istilah dgn KBM (Ketuntasan Belajar Minimal)
b. Istilah UH berubah istilah dengan PH (Penilaian Harian).
c. Istilah UTS berubah istilah dgn PTS (Penilaian Tengah Semester)
d. Istilah UAS berubah istilah dgn PAS (Penilaian Akhir Semester)
Gasal/Genap
e. Istilah UKK berubah PAT (Penilaian Akhir Tahun)
f. Sikap dikatakan Tuntas, jika predikat minimal B (baik)
g. Pengetahuan dan Keterampilan , dikatakan Tuntas jika predikat Minimal C.
h. K-13: Sebuah mapel dikatakan Tuntas , jika Pengetahuan dan
keterampilan Tuntas.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 9


4. TUJUAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut: 

a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan


daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai
rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki
oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu
satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah
totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang
pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam
rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan
dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan
Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses
pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan
tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang
pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar
Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta
Standar Kompetensi satuan pendidikan. 
c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan
kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam
satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan
dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran
dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi
horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi
prinsip akumulasi dalam pembelajaran. 
d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan
dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 10
Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
(mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi. 
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan
minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik,
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki
tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan
pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal
peserta didik. 
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan
aktif dalam belajar. 
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni;
membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. 
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak
boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan
kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan
kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di
lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan
untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di
masyarakat. 
i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 11


dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan
untuk mengembangkan budaya belajar. 
j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui
penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan
Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk
membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu
berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua
kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan
kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk
mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok
peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses
perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki
seorang atau sekelompok peserta didik. 

5. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM

Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum adalah sebagai berikut :


a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/ media lainnya);
c. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 12


d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
e. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
g. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan(users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

6. KOMPONEN KURIKULUM SMK

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (a) tujuan; (b) materi; (c)
strategi, pembelajaran; (d) organisasi kurikulum dan (e) evaluasi. Kelima
komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.

a. TUJUAN
1) Tujuan Pendidikan Nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional,
bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
2) Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada
tingkatan yang luas, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan
institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis
maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 13


3) Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
4) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya.
5) Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke
dalam tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari
setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau
satuan pendidikan.
6) Dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar : telah dirumuskan tujuan kurikuler yang
berkaitan dengan pembelajaran setiap mata pelajaran di satuan
pendidikan menengah kejuruan.
7) Tujuan-tujuan pendidikan mulai dari pendidikan nasional sampai
dengan tujuan mata pelajaran masih bersifat abstrak dan konseptual,
oleh karena itu perlu dioperasionalkan dan dijabarkan lebih lanjut
dalam bentuk tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
tujuan pendidikan yang lebih operasional, yang hendak dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran.
8) Pada tingkat operasional ini, tujuan pendidikan dirumuskan lebih
bersifat spesifik dan lebih menggambarkan tentang perubahan perilaku
spesifik apa yang hendak dicapai peserta didik melalui proses
pembelajaran. Merujuk pada pemikiran Bloom, maka perubahan
perilaku tersebut meliputi perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
9) Gambaran spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai pada tujuan
pembelajaran.
10) Stimulus yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik,
dengan :
 menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku yang
dapat diamati;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 14


 menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku peserta
didik; dan
 memberikan pengkhususan tentang sumber-sumber yang dapat
digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak
bekerja sama.
11) Respon perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam
bentuk:
 ketepatan atau ketelitian respons;
 kecepatan, panjangnya dan frekuensi respons.
12) Kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang perilaku peserta
didik berupa :
 kondisi atau lingkungan fisik; dan
 kondisi atau lingkungan psikologis.
13) Upaya pencapaian tujuan pembelajaran ini memiliki arti yang sangat
penting.. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran pada tingkat
operasional ini akan menentukan terhadap keberhasilan tujuan
pendidikan pada tingkat berikutnya.

b. MATERI PEMBELAJARAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 15


Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :

1) Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang


saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala
dengan menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel
dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2) Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau
gejala.
3) Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4) Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5) Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
6) Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.

Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan, guru memiliki wewenang penuh untuk menentukan
materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu


memperhatikan hal-hal berikut :.

 Sahih (valid) dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran


benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
 Aktual merupakan materi yang , tidak ketinggalan zaman, dan
memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan.
 Sesuai kebutuhan adalah materi yang dipilih benar-benar diperlukan
peserta didik dan materi tersebut penting untuk dipelajari.
 Kebermanfaatan materi yang dipilih dapat memberikan manfaat
akademis maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 16


lebih lanjut pada jenjang pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manfaat non
akademis dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Layak dipelajari materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek
tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun
aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat.
 Menarik minat materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan
rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan
sendiri kemampuan mereka.
 Penyusunan materi pembelajaran berdasarkan sekuens (susunan
materi ) seperti berikut :
 Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang
mengandung urutan waktu.
 Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung
hubungan sebab-akibat.
 Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung
struktur materi.
 Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan
materi pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan,
dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan
sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-
bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut
sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari
benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah bagaimana ke
masalah mengapa.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 17


c. STRATEGI PEMBELAJARAN
1) Strategi pembelajaran progresivisme, yang seharusnya aktif dalam
suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik
secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan
minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara
yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan
belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat
dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya
proses pembelajaran melalui dinamika kelompok.
2) Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru
tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses
dinamika kelompok (kooperatif), seperti : pembelajaran moduler,
obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
3) Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru
berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang
kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk
mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan
perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan
pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara
personal.
4) Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang
menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi
tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat
penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik,
tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta
didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis
dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung
dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran
guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of
learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 18


melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah
didesain sebelumnya.
5) Konsep pembelajaran dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim
dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena
itu, dalam prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan
strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi
yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya
secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi.
d. ORGANISASI KURIKULUM
Setidaknya terdapat enam jenis pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1) Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari
sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-
sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-
masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan
minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
diberikan sama
2) Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-
pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik
memahami pelajaran tertentu.
3) Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-
ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang
pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan inti subyek, dan
mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan inti tersebut.
4) Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program
kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik,
bukan pada mata pelajaran.
5) Inti program, yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah,
dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu,
dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar
dalam upaya memecahkan masalahnya..

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 19


6) Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan
antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan
peserta didik.
7) Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya
lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat
eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu :
 kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
 kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
 kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
 kelompok mata pelajaran estetika; dan
 kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi
ke dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan
jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan
lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan
penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan
pengembangan diri.

e. EVALUASI KURIKULUM
1) Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam
pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan.
2) Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak
hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi,
kelaikan (feasibility) program.
3) Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program
evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya
evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk
mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-
komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 20


komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan
dengan proses dan hasil belajar siswa.
4) Agar hasil evaluasi kurikulum tetap bermakna diperlukan persyaratan-
persyaratan tertentu. .Salah satu dimensi yang sering mendapat
sorotan adalah dimensi kuantitas dan kualitas. Instrumen yang
digunakan untuk mengevaluasi diemensi kuantitaif berbeda dengan
dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi
dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes
diagnostik dan lain-lain. Sedangkan, instrumen untuk mengevaluasi
dimensi kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview,
catatan anekdot dan sebagainya
5) Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan
kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan
keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum
dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para
pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan.
6) Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru,
kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam
memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih
bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara
penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
7) Selanjutnya, Tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum, yaitu :
 pendekatan penelitian (analisis komparatif);
 pendekatan obyektif; dan
 pendekatan campuran multivariasi.
8) Di samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum,
diantaranya adalah Model CIPP (Context, Input, Process dan Product)
yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : karakteristik
peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang
digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 21


Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance)
dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk
akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan
kelemahan program yang dievaluasi. Model program pendidikanterdiri
atas empat dimensi, yaitu : Context, Input, Process dan Product.

9) Penjelasan singkat dari keempat dimensi tersebut adalah, sebagai


berikut :
 Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi
jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan
dalam program yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen
atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh
unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
 Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan
pendidikan, seperti : dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran
yang dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media
pendidikan yang digunakan dan sebagainya.
 Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut,
meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan
evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, penglolaan program,
dan lain-lain.
 Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan,
mencakup : jangka pendek dan jangka lebih panjang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 22


E. Visi dan Misi SMK Nurtanio 1
1. Visi :
Terwujudnya lulusan yang berahlak mulia, cerdas, dan berkarakter

2. Misi :
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
melalui pembelajaran dan pembiasaan
b. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi
akademik
c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam perusahaan sain dan teknologi
d. Meningkatkan program pengembangan diri guna mencapai prestasi non
akademik
e. Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandaskan nilai-nilai agama,
budaya dan sosial
f. Mewujudkan warga sekolah yang sadar dan peduli terhadap lingkungan
g. Mewujudkan suasana pembelajaran yang bersih , nyaman dan ramah
lingkungan

F. Visi dan Misi Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik
1. Visi
Terciptanya insan cerdas yang beriman, bertaqwa, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mampu berkompetisi di dunia global
khususnya di bidang ketenagalistrikan

2. Misi
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan
teknologi yang sesuai dengan tantangan global di bidang
Ketenagalistrikan
b. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas spiritual,
emosional dan intelektual, serta mengusai keahlian dasar di bidang
Ketenagalistrikan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 23


G. TUJUAN SMK Nurtanio 1
 Tercapainya tingkat kelulusan 100% sesuai dengan standar kelulusan
 Tercapainya tamatan yang diterima di perguruan tinggi mencapai 7%
 Tercapainya nilai rata-rata Ujian Nasional 7,00
 Menerapkan nilai-nilai dan norma keagamaan dalam kehidupan sehari
hari
 Menghasilkan output siswa yang berkarakter, berbudaya, mampu
menguasai IPTEK dan peduli lingkungan
 Mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris secara aktif baik lisan
maupun tertulis 40%
 Meningkatkan pembiasaan membaca 90%
 Menghasilkan output siswa yang memiliki skill ekonomi kreatif dengan
memanfaatkan lingkungan
 Menerapkan perilaku yang disiplin, peduli dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan

H. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik


Instalasi Tenaga Listrik

Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik


Instalasi Tenaga Listrik adalah membekali peserta didik dengan
keterampilan,
pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam bidang :
 Dasar Pengukuran Listrik dan Elektromekanik
 Instalasi Penerangan Listrik
 Instalasi Tenaga Listrik
 Instalasi Motor Listrik

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 24


BAB II

SPEKTRUM, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. SPEKTRUM

1. SPEKTRUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 2013 (SK Dirjen


Dikmen Kemdikbud No. 1464 Tahun 2014)

BIDANG STUDI PROGRAM STUDI


NO. PAKET KEAHLIAN
KEAHLIAN KEAHLIAN
Teknologi dan 1. Teknik
1 1. Teknik Konstruksi Baja
Rekayasa Bangunan
2. Teknik Konstruksi Kayu
3. Teknik Konstruksi Batu dan
Beton
4. Teknik Gambar Bangunan
2. Teknik Furnitur 5. Teknik Furnitur
3. Teknik Plambing
6. Teknik Plambing dan Sanitasi
dan Sanitasi
4. Geomatika 7. Surveying
8. Penginderaan Jauh
9. Sistem Informasi Geografis
(SIG)
5. Teknik
10. Teknik Pembangkit Tenaga
Ketenagalistrik
Listrik
an
11. Teknik Jaringan Tenaga
Listrik
12. Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik
13. Teknik Otomasi Industri
14. Teknik Pendingin dan Tata
Udara
6. Teknik Mesin 15. Teknik Pemesinan
16. Teknik Pengelasan
17. Teknik Fabrikasi Logam

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 25


BIDANG STUDI PROGRAM STUDI
NO. PAKET KEAHLIAN
KEAHLIAN KEAHLIAN
18. Teknik Pengecoran Logam
19. Teknik Pemeliharaan Mekanik
Industri
20. Teknik Gambar Mesin
7. Teknologi
21. Air Frame & Power Plant
Pesawat Udara
22. Pemesinan Pesawat Udara
23. Konstruksi Badan Pesawat
Udara
24. Konstruksi Rangka Pesawat
Udara
25. Kelistrikan Pesawat Udara
26. Elektronika Pesawat Udara
27. Pemeliharaan dan Perbaikan
Instrumen Elektronika
Pesawat Udara
8. Teknik Grafika 28. Persiapan Grafika
29. Produksi Grafika
9. Teknik
Instrumentasi 30. Teknik Instrumentasi Logam
Industri
31. Kontrol Proses
32. Kontrol Mekanik
10. Teknik Industri 33. Teknik Pelayanan Produksi
34. Teknik Pergudangan
35. Teknik Pemintalan Serat
11. Teknologi Tekstil
Buatan
36. Teknik Pembuatan Benang
37. Teknik Pembuatan Kain
38. Teknik Penyempurnaan
Tekstil
12. Teknik 39. Teknik Produksi Minyak dan
Perminyakan Gas
40. Teknik Pemboran Minyak dan
Gas

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 26


BIDANG STUDI PROGRAM STUDI
NO. PAKET KEAHLIAN
KEAHLIAN KEAHLIAN
41. Teknik Pengolahan Minyak
dan Gas
13. Geologi
42. Geologi Pertambangan
Pertambangan
14. Teknik Kimia 43. Kimia Analisis
44. Kimia Industri
15. Teknik Otomotif 45. Teknik Kendaraan Ringan
46. Teknik Sepeda Motor
47. Teknik Alat Berat
48. Teknik Perbaikan Bodi
Otomotif
16. Teknik
49. Teknik Konstruksi Kapal Baja
Perkapalan
50. Teknik Konstruksi Kapal Kayu
51. Teknik Konstruksi Kapal
Fiberglass
52. Teknik Instalasi Pemesinan
Kapal
53. Teknik Pengelasan Kapal
54. Kelistrikan Kapal
55. Teknik Gambar Rancang
Bangun Kapal
56. Interior Kapal
17. Teknik
57. Teknik Audio Video
Elektronika
58. Teknik Elektronika Industri
59. Teknik Elektronika
Komunikasi
60. Teknik Mekatronika
61. Teknik Ototronik
18. Teknik Energi
62. Teknik Energi Hidro
Terbarukan
63. Teknik Energi Surya dan
Angin
64. Teknik Energi Biomassa

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 27


BIDANG STUDI PROGRAM STUDI
NO. PAKET KEAHLIAN
KEAHLIAN KEAHLIAN
Teknologi 19. Teknik
2 Informasi dan Komputer dan 65. Rekayasa Perangkat Lunak
Komunikasi Informatika
66. Teknik Komputer dan
Jaringan
67. Multimedia
20. Teknik 68. Teknik Transmisi
Telekomunikasi Telekomunikasi
69. Teknik Suitsing
70. Teknik Jaringan Akses
71. Teknik Produksi dan
21. Teknik
Penyiaran Program
Broadcasting
Pertelevisian
72. Teknik Produksi dan
Penyiaran Program Radio
Ket : Spektrum PMK diatas di terapkan untuk kelas XI dan XII

2. Spektrum PMK 2017 (SK Dirjen Dikmen Kemdikbud No. 4678


Tahun 2016)
Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1. Teknologi 1.1. Teknologi 1.1.1. Konstruksi Gedung,
001
dan Rekayasa Konstruksi Sanitasi dan Perawatan
dan
Properti 1.1.2. Konstruksi Jalan, Irigasi
002
dan Jembatan

1.1.3. Bisnis Konstruksi


003
dan Properti

1.1.4. Desain Pemodelan √


004
dan Informasi Bangunan

1.2. Teknik Geomatika 1.2.1. Teknik Geomatika 005


dan Geospasial
1.2.2. Informasi Geospasial 006

1.3. Teknik 1.3.1. Teknik Pembangkit Tenaga


007
Ketenagalistrikan Listrik

1.3.2. Teknik Jaringan Tenaga


008
Listrik

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 28


1.3.3. Teknik Instalasi Tenaga √
009
Listrik

1.3.4. Teknik Otomasi Industri 010

1.3.5. Teknik Pendinginan


011
dan Tata Udara

1.3.6. Teknik Tenaga Listrik 012 √


1.4. Teknik Mesin 1.4.1. Teknik Pemesinan 013 √
1.4.2. Teknik Pengelasan 014

1.4.3. Teknik Pengecoran Logam 015

1.4.4. Teknik Mekanik Industri 016

1.4.5. Teknik Perancangan √


dan Gambar Mesin 017

1.4.6. Teknik Fabrikasi Logam


018
dan Manufaktur

1.5. Teknologi 1.5.1. Airframe Power Plant 019


Pesawat Udara
1.5.2. Aircraft Machining 020

1.5.3. Aircraft Sheet Metal Forming 021

1.5.4. Airframe Mechanic 022

1.5.5. Aircraft Electricity 023

1.5.6. Aviation Electronics 024

1.5.7. Electrical Avionics 025

Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1.6. Teknik Grafika 1.6.1. Desain Grafika 026

1.6.2. Produksi Grafika 027

1.7. Teknik 1.7.1. Teknik Instrumentasi Logam 028


Instrumentasi
Industri 1.7.2. Instrumentasi
029
dan Otomatisasi Proses

1.8. Teknik Industri 1.8.1. Teknik Pengendalian


030
Produksi

1.8.2. Teknik Tata Kelola Logistik 031

1.9. Teknologi Tekstil 1.9.1. Teknik Pemintalan Serat


032
Buatan

1.9.2. Teknik Pembuatan Benang 033

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 29


1.9.3. Teknik Pembuatan Kain 034

1.9.4. Teknik Penyempurnaan


035
Tekstil

1.10. Teknik Kimia 1.10.1. Analisis Pengujian


036
Laboratorium

1.10.2. Kimia Industri 037

1.10.3. Kimia Analisis 038

1.10.4. Kimia Tekstil 039

1.11. Teknik Otomotif 1.11.1. Teknik Kendaraan Ringan √


040
Otomotif

1.11.2. Teknik dan Bisnis Sepeda


041
Motor

1.11.3. Teknik Alat Berat 042

1.11.4. Teknik Bodi Otomotif 043

1.11.5. Teknik Ototronik 044

1.11.6. Teknik dan Manajemen


045
Perawatan Otomotif

1.11.7. Otomotif Daya


046
dan Konversi Energi

1.12. Teknik Perkapalan 1.12.1. Konstruksi Kapal Baja 047

1.12.2. Konstruksi Kapal Non Baja 048

1.12.3. Teknik Pemesinan Kapal 049

1.12.4. Teknik Pengelasan Kapal 050

1.12.5. Teknik Kelistrikan Kapal 051

1.12.6. Desain dan Rancang


052
Bangun Kapal

1.12.7. Interior Kapal 053

Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1.13. Teknik Elektronika 1.13.1. Teknik Audio Video 054

1.13.2. Teknik Elektronika Industri 055

1.13.3. Teknik Mekatronika 056

1.13.4. Teknik Elektronika Daya


057
dan Komunikasi

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 30


1.13.5. Instrumentasi Medik 058

2. Energi 2.1. Teknik 2.1.1. Teknik Produksi


059
dan Pertambangan Perminyakan Minyak dan Gas

2.1.2. Teknik Pemboran


060
Minyak dan Gas

2.1.3. Teknik Pengolahan Minyak,


061
Gas dan Petrokimia

2.2. Geologi 2.2.1. Geologi


062
Pertambangan Pertambangan

2.3. Teknik Energi 2.3.1. Teknik Energi Surya, Hidro


063
Terbarukan dan Angin

2.3.2. Teknik Energi Biomassa 064

3. Teknologi Informasi 3.1. Teknik 3.1.1. Rekayasa Perangkat Lunak 065


dan Komunikasi Komputer dan
Informatika 3.1.2. Teknik Komputer √
dan Jaringan 066

3.1.3. Multimedia 067

3.1.4. Sistem Informatika, √


068
Jaringan dan Aplikasi

3.2. Teknik 3.2.1. Teknik Transmisi


069
Telekomunikasi Telekomunikasi

3.2.2. Teknik Jaringan Akses


070
Telekomunikasi

4. Kesehatan 4.1. Keperawatan 4.1.1. Asisten Keperawatan 071


dan Pekerjaan Sosial
4.2. Kesehatan Gigi 4.2.1. Dental Asisten 072

4.3. Teknologi 4.3.1. Teknologi Laboratorium


073
Laboratorium Medik Medik

4.4. Farmasi 4.4.1. Farmasi Klinis


074
dan Komunitas

4.4.2. Farmasi Industri 075

4.5. Pekerjaan Sosial 4.5.1. Social Care


076
(Keperawatan Sosial)

4.5.2. Caregiver 077

Ket : Spektrum PMK diatas diterapkan untuk kelas X Program 3 Tahun


dan 4 Tahun

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 31


STRUKTUR
1. STRUKTUR KURIKULUM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 3 3 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 3 3 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan - - 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 3 3 3 3
Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 3 3 2 2 - -
11 Kimia 3 3 2 2 - -
12 Gambar Teknik 3 3 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian
13 Simulasi Digital 3 3 - - - -
14 Dasar Pengukuran Listrik 5 5 - - - -
15 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -

C3. Paket Keahlian


Teknik Instalasi Tenaga Listrik - - 18 18 24 24
16 Instalasi Penerangan Listrik - - 8 8 6 6
17 Instalasi Tenaga Listrik - - 6 6 8 8
18 Instalasi Motor Listrik - - 4 4 10 10
D. Muatan Lokal
20 PLC* √
21 Gambang Kromong
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 32
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
22 Pencaksilat Beksi
23 Mengelas ukiran √ √

TOTAL 48 48 48 48

Ket : Muatan Lokal Terintegrasi kedalam mapel Instalasi Motor Listrik,


Seni Budaya, Penjasorkes, dan Teknologi

2. Struktur Kurikulum Teknik Tenaga Listrik dan Teknik Instalasi Tenaga


Listrik

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 3 3 - - - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
9 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
10 Fisika 3 3 - - - -
11 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
12 Gambar Teknik Listrik 3 3 - - - -
13 Dasar Listrik dan Elektronika 5 5 - - - -
14 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
Teknik Tenaga Listrik
12 Dasar dan Pengukuran Listrik 5 5 - - - -

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 33


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
13 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
14 Gambar Listrik 3 3 - - - -
TOTAL 46 46

B. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria


mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan
SKL PMK dimulai dengan menentukan profil lulusan Pendidikan Menengah
Kejuruan, sebagai berikut.

1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;

2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara


berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk
bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global.
Berdasarkan profil lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan tersebut, maka
rumusan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan
dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Lulusan SMK program pendidikan 3 tahun dan SMK program
pendidikan 4 tahun memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagaimana pada
Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.

Tabel 1. SKL PMK Dimensi Sikap

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 34


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun


Berperilaku yang mencerminkan Berperilaku yang mencerminkan
sikap: sikap:

1. beriman dan bertakwa kepada 1. beriman dan bertakwa kepada


Tuhan YME; Tuhan YME;
2. jujur, disiplin, empati, dan 2. jujur, disiplin, empati, dan
pembelajar sejati sepanjang hayat; pembelajar sejati sepanjang hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, 3. bangga dan cinta tanah air,
bangga pada profesinya, dan bangga pada profesinya, dan
berbudaya nasional; berbudaya nasional;
4. memelihara kesehatan jasmani, 4. memelihara kesehatan jasmani,
rohani, dan lingkungan; rohani, dan lingkungan;
5. berpikir kritis, kreatif, beretika- 5. berpikir kritis, kreatif, beretika-
kerja, bekerja sama, kerja, bekerja sama,
berkomunikasi, dan bertanggung berkomunikasi, dan bertanggung
jawab pada pekerjaan sendiri dan jawab pada pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tanggung jawab dapat diberi tanggung jawab atas
membimbing orang lainsesuai kuantitas dan kualitas hasil kerja
bidang dan lingkup kerja dalam orang lain sesuai bidang dan
konteks diri sendiri, keluarga, lingkup kerja dalam konteks diri
sekolah, masyarakat, bangsa, sendiri, keluarga, sekolah,
negara, dan industri lingkup lokal, masyarakat, bangsa, negara, dan
nasional, regional, dan industri lingkup lokal, nasional,
internasional. regional, dan internasional.

Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

Berfikir secara faktual, konseptual, Berfikir secara faktual, konseptual,


operasional dasar, prinsip, dan operasional lanjut, prinsip, dan
metakognitif sesuai denganbidang metakognitif secara multidisiplin
dan lingkup kerjapada tingkat teknis, sesuai dengan bidang dan lingkup
spesifik, detil, dan kompleks, kerja pada tingkat teknis, spesifik,
berkenaan dengan: detil, dan kompleks, berkenaan
dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi, 1. ilmu pengetahuan,
3. seni, 2. teknologi,
4. budaya, dan 3. seni,

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 35


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

5. humaniora 4. budaya, dan


dalam konteks pengembangan 5. humaniora
potensi diri sebagai bagian dari dalam konteks pengembangan potensi
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga diri sebagai bagian dari keluarga,
masyarakat lokal, nasional, regional, sekolah, dunia kerja, warga
dan internasional. masyarakat lokal, nasional, regional,
dan internasional.

Tabel 3. SKL PMK Dimensi Keterampilan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Bertindak produktif, mandiri, Bertindak produktif, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif dalam: kolaboratif, dan komunikatif dalam:

1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan


menggunakan alat, informasi, menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan dilakukan serta menyelesaikan
masalah sederhana sesuai masalah kompleks sesuai
dengan bidang kerja, dan dengan bidang kerja, dan
2. menampilkan kinerja mandiri 2. menampilkan kinerja mandiri
dengan pengawasan langsung dengan pengawasan tidak
atasan berdasarkan kuantitas langsung atasan berdasarkan
dan kualitas terukur sesuai kuantitas dan kualitas terukur
standar kompetensi kerja, dan sesuai standar kompetensi kerja,
dapat diberi tugas membimbing serta bertanggung jawab atas
orang lain. hasil kerja orang lain.

Sebagaimana tertuang pada rumusan SKL, kompetensi yang bersifat


generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini
diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana
diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian kompetensi
yang bersifat generik tersebut diuraikan menjadi empat yaitu kompetensi inti
sikap spiritual disebut KI-1, kompetensi inti sikap sosial disebut KI-2, kompetensi
inti pengetahuan disebut KI-3, dan kompetensi inti keterampilan disebut KI-4.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 36


Uraian Kompetensi Inti untuk program pendidikan 3 tahun dan 4 tahun
pada SMK/MAK disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Deskripsi Kompetensi Inti Program PMK

KOMPETENS DESKRIPSI KOMPETENSI


I INTI 3 Tahun 4 Tahun
Sikap Spritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
(KI-1) dianutnya.
Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
(KI-2) santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui
keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan,
dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Pengetahuan Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan,
(KI-3) menganalisis, dan menganalisis, dan
mengevaluasi tentang mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual,
konseptual, operasional konseptual, operasional
dasar, dan metakognitif lanjut, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan secara multidisiplin sesuai
lingkup kerja pada tingkat dengan bidang dan lingkup
teknis, spesifik, detil, dan kerja pada tingkat teknis,
kompleks, berkenaan spesifik, detil, dan
dengan ilmu pengetahuan, kompleks, berkenaan
teknologi, seni, budaya, denganilmu
dan humaniora dalam pengetahuan,teknologi,seni,
konteks pengembangan budaya, dan humaniora
potensi diri sebagai bagian dalam konteks
dari keluarga, sekolah, pengembangan potensi diri
dunia kerja, warga sebagai bagian dari
masyarakat nasional, keluarga, sekolah, dunia
regional, dan internasional. kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan
internasional.
Keterampilan Melaksanakan tugas spesifik, Melaksanakan tugas spesifik,
(KI-4) dengan menggunakan alat, dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja informasi, dan prosedur kerja
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 37
KOMPETENS DESKRIPSI KOMPETENSI
I INTI 3 Tahun 4 Tahun
yang lazim dilakukan serta yang lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan kompleks sesuai dengan
bidangkerja. bidang kerja.

Menampilkan kinerja di Menampilkan kinerja mandiri


bawah bimbingan dengan dengan mutu dan kuantitas
mutu dan kuantitas yang yang terukur sesuai dengan
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
standar kompetensi kerja.
Menunjukkanketerampilan
Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan
menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
menyaji secara efektif,
produktif, kritis, mandiri,
kreatif, produktif, kritis,
kolaboratif, komunikatif, dan
mandiri, kolaboratif,solutif dalam ranah abstrak
komunikatif, dan solutif
terkait dengan
dalam ranah abstrak terkait pengembangan dari yang
dengan pengembangan dari dipelajarinya di sekolah, serta
yang dipelajarinya di
mampu melaksanakan tugas
sekolah, serta mampu spesifik secara mandiri.
melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan Menunjukkan keterampilan
langsung. mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak
Menunjukkan keterampilan mahir, menjadikan gerak
mempersepsi, kesiapan, alami, sampai dengan
meniru, membiasakan, gerak tindakan orisinal dalam ranah
mahir, menjadikan gerak konkret terkait dengan
alami, dalam ranah konkret pengembangan dari yang
terkait dengan dipelajarinya di sekolah, serta
pengembangan dari yang mampu melaksanakan tugas
dipelajarinya di sekolah, spesifik secara mandiri.
serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

C. MUATAN KURIKULUM

1. MATA PELAJARAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 38


Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan Dirjen
Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017. Struktur Kurikulum Pendidikan
Menengah Kejuruan berisi Muatan Umum yang terdiri atas:
(A) Muatan Nasional dan
(B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah
dan
(C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian,
Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu :
(1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
(2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
(3) Bahasa Indonesia;
(4) Matematika;
(5) Sejarah Indonesia;
(6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya.
Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu :
(1) Seni Budaya dan
(2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu :
(1) Dasar Bidang Keahlian;
(2) Dasar Program Keahlian;
(3) Kompetensi Keahlian.

D. MUATAN LOKAL

1. PENGERTIAN
a. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 39


tentang potensi dan keunikan lokal.
b. Muatan lokal sebagai kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan
kearifan di daerah tempat tinggalnya.
c. Muatan lokal diajarkan untuk membekali peserta didik dengan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk:
1) Meningkatkan Kesadaran peserta didik akan potensi
lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya,
dan
2) Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan
daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam
rangka menunjang pembangunan nasional.

2. TUJUAN

Tujuan pembelajaran Muatan lokal (Mulok) adalah untuk membekali


peserta didik agar mampu:
a. Mengidentifikasi berbagai potensi yang ada di daerah tempat
tinggalnya;
b. Mengembangkan aspek lingkungan, social, budaya, dan seni yang
dapat menjadi nilai ekonomis, dan
c. Memanfaatkan sumber daya daerah untuk menunjang
pembangunan nasional.

3. LANDASAN HUKUM
a. Permendikbud Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013.
b. Permendikbud Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.

4. PRINSIP PRINSIP PENGEMBANGAN


Muatan lokal dikembangkan atas prinsip-prinsip:
a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. Keutuhan kompetensi;
c. Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan,

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 40


d. Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi
tantangan global.

5. LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN


Langkah-langkah atau tahapan pengembangan Muatan Lokal adalah:
a. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;
b. Identifikasi muatan lokal;
c. Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis Muatan Lokal;
d. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap
kompetensi dasar;
e. Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran
yang relevan;
f. Penetapan Muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran
atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri;
g. Penyusunan silabus
h. Penyusunan buku teks pelajaran.

6. PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN

Jenis-jenis Muatan Lokal yang dapat diimplementasikan di satuan

pendidikan adalah:
a. Seni Budaya;
b. Prakarya;
c. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan;
d. Bahasa, dan/atau
e. Teknologi.
f. Apabila mata pelajaran Muatan Lokal tidak dapat diintegrasikan
pada mata pelajaran yang ada, dapat menjadi mata pelajaran
tersendiri.

7. DOKUMENTASI MUATAN LOKAL


Sebelum Muatan Lokal dilaksanakan, terlebih dahulu harus
menyiapkan dokumen yang dibutuhkan berupa:
a. Kompetensi Dasar;
b. Silabus, dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 41
c. Buku teks pelajaran.
d. Penilaian
8. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL
Agar Muatan Lokal dapat dilaksanakan dengan baik, harus
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Muatan lokal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan sumber daya pendidikan yang tersedia.
b. Muatan lokal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk berdiri
sendiri sebagai mata pelajaran mempunyai waktu beban belajar
maksimum 2 (dua) jam per minggu.
c. Jika muatan lokal tersebut telah ditentukan dan ditetapkan oleh
Gubernur Kepala Daerah Provinsi untuk satuan pendidikan yang
ada di wilayahnya, maka sekolah harus melaksanakannya.

d. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri,


harus diintegrasikan di dalam salah satu atau lebih dari ketiga mata
pelajaran Kelompok Wajib B (Seni Budaya, Prakarya dan
Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani, Olah raga dan
Kesehatan) dengan waktu beban yang terintegrasi pada salah satu
atau lebih mata pelajaran tersebut.

e. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan


beban belajar muatan lokal, ditanggung oleh pemerintah daerah
yang menetapkan (Permendikbud 79 Tahun 2014, Pasal 8, ayat (3)).

f. Pelaksanaan muatan lokal pada satuan pendidikan perlu didukung


dengan:Kebijakan Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/ kota, dan satuan pendidikan sesuai
kewenangannya, dan Ketersediaan sumber daya pendidikan yang
dibutuhkan. (Permendikbud 79 tahun 2014, Pasal 9).

9. PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

a. Pengembangan muatan lokal di satuan pendidikan adalah tim


pengembang kurikulum satuan pendidikan yang melibatkan unsur
komite sekolah/madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang
terkait.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 42
b. Tim Pengembang muatan lokal provinsi adalah: Tim Pengembang
Kurikulum Provinsi, Pengembang Kurikulum Kabupaten/Kota,
Pengembang Kurikulum di Satuan Pendidikan, dan dapat
melibatkan nara sumber serta pihak lain yang terkait.

c. Pengembangan muatan lokal dikoordinasikan dan disupervisi oleh


dinas pendidikan atau kantor kementerian Agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. (Permendikbud 79
tahun 2014, Pasal 10).

10. ANALISIS POTENSI DAERAH


a. Integrasi muatan lokal (Mulok) pada kurikulum 2013 berasal dari
hasil analisis potensi kebutuhan daerah. Menurut Permendikbud
Nomor 79 Tahun 2014.
b. Yang dimaksud dengan potensi daerah adalah kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan atau kekuatan yang
terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial
budaya.

Tabel 5. Analisis Potensi Daerah

Produk atau kompetensi yang dikembangkan Potensi di DKI Jakarta

1. Produk atau kompetensi apa yang berkembang  Gambang


di daerah/lingkungan satuan pendidikan terkait Kromong
bidang:  Mengelas
a. Seni budaya dengan
b. Prakarya motif/seni
 Pencak Silat
c. Penjas Orkes
Beksi
d. Teknologi  Pembuatan
Pemanas Air
Tanpa Listrik

Sedangkan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan


oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup
dan peningkatan tarap kehidupan masyarakat, yang disesuaikan dengan
arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk :
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 43


b. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu
sesuai dengan keadaan perekonomian daerah;
d. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan peserta
didik dan untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti
potensi pariwisata, dan
e. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
E. PENGEMBANGAN DIRI DAN EKSTRAKURIKULER
1. PENGERTIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari pendidikan
adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam
rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.
Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif,
logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor
atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan
peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian, dalam wujud
kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab
sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam
kehidupannya
Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung
(tatap muka) antara guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu), dan
diberikan secara individual (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih
dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah
peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).
Konseling adalah penerima layanan bimbingan dan konseling pada
satuan pendidikandalam rangka realisasi tugas-tugas perkembangan
secara utuh dan optimalserta mencapaikemandirian dalam
kehidupannya.
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan
bertugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan
tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling

a. FUNGSI DAN TUJUAN

Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang


lebih baik terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, budaya, dan norma agama).
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 44
Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.
Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan,
pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih program
peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadiannya.
Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala
satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata pelajaran atau guru
kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
didik/konseli.
Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak
mengalami masalah dalam kehidupannya.
Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli
yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir,
berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling melakukan memberikan perlakuan
terhadap konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki
perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan
dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.
Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat
menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui
pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif.
Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan
terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.
Tujuan layanan bimbingan dan konseling :
Tujuan umum adalah membantu peserta didik/konseli agar dapat
mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta
menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek
pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus adalah membantu konseli agar mampu:
1) Memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir
dan kehidupannya di masa yang akan datang;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 45


3) Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5) Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam
kehidupannya
6) Mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab

b. Asas Bimbingan dan Konseling :


Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru
bimbingan dan konseling merahasiakan segenap data dan
keterangan tentang peserta didik/konseling, sebagaimana diatur
dalam kode etik bimbingan dan konseling.
Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta
didik/konseling mengikuti layanan yang diperlukannya.
Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam
memberikan dan menerima informasi.
Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik/konseling memerlukan keaktifan
dari kedua belah pihak.
Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/ konseling
mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir
secara mandiri.
Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi
masyarakat di tingkat lokal, nasional dan global yang
berpengaruh kuat terhadap kehidupan peserta didik/konseling.
Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang
tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta
proses dan teknik bimbingan dan konseling sejalan
perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.
Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang terpadu antara tunjuan bimbingan dan konseling
dengan tujuan pendidikan dan nilai – nilai luhur yang dijunjung
tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat.
Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan
dan konseling yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai
dan norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika
profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling hanya
dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 46


Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang
mengandung makna bahwa konseloratau guru bimbingan dan
konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta
didik/konseli untuk mencapai tingkat perkembangan yang utuh dan
optimal.
c. Prinsip Bimbingan dan Konseling :

Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta


didik/konseli dan tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua peserta didik/konseli, baik yang
tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun
wanita; tanpa diskriminatif.
Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap
peserta didik bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis,
dan melalui bimbingan peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi
dirinya sendiri secara utuh.
Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya memberikan
bantuan kepada konseli untuk membangun pandangan positif dan
mengembangkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya dan
lingkungannya.
Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab
bersama.Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab
konselor atau guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab
guru- guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan tugas
dan kewenangan serta peran masing-masing.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk
membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya secara
bertanggungjawab.
Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting
(adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan
konseling tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan,
tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada
umumnya.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak
terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya
Indonesia. Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau
konselor dengan peserta didik harus senantiasa selaras dan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 47


serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan
dimana layanan itu dilaksanakan.
Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta
berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling harus
mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung
sarana dan prasarana yang tersedia.
Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional
dan kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh
tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan
dan Konseling yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan
(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus
Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dari
Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.
Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil
analisis kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek
perkembangan.
Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui
keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

d. KOMPONEN BIMBINGAN DAN KONSELING


1) Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
secara keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan,
yaitu komponen: layanan dasar, layanan peminatan dan
perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan
sistem.
2) Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan
kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian).
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual adalah program
kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat,
bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan
orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata
pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan peserta didik
dalam Kurikulum 2013 mengandung makna :
a) Suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai
kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan;
b) Suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang
ditawarkan oleh satuan pendidikan;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 48


c) Merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh
peserta didik tentang peminatan belajar yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan
pendidikan serta prospek peminatannya;
d) Merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi
peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar
serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional; dan
e) Layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan
profesi bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan
perencanaan individual.
4) Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak
mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya
konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral). Ketiga
komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan
perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan
dan konseling kepada peserta didik/konseli secara langsung.
5) Dukungan Sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi
dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional
konselor atau guru bimbingan dan konseling secara berkelanjutan,
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta
didik/konseling atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
peserta didik/konseling dan mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

e. Bidang Layanan

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup


empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya
perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseling.

1) Bimbingan dan konseling pribadi

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru


bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan,

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 49


dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan
mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan
dalam kehidupannya.

2) Bimbingan dan konseling sosial

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada


peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat
melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi
sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang
dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian
hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

3) Bimbingan dan konseling belajar

Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan


konseling kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali
potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan
belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan
mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai
kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya.

4) Bimbingan dan konseling karir


Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami
pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya
secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan
kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga
mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
f. Struktur Program Layanan
Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan
dan konseling dalam keseluruhan program satuan pendidikan.
Rumusan konsep dasar kaitan antara bimbingan dan konseling
dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 50


perkembangan iptek dan konteks sosial budaya hidup masyarakat
(termasuk peserta didik), dan hal- hal lain yang dianggap relevan.

1) Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk
perilaku yang harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah
memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
2) Bidang layanan

Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial,


belajar dan karir. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan
secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4
(empat) bidang layanan.

g. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan

1) Kegiatan Layanan

Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan


diselenggarakan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan dan
Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal)
dan di luar kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam
kelas dan di luar kelas merupakan satu kesatuan dalam layanan
profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang
dan dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan
kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, serta
mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran
dan kegiatan ekstra kurikuler.

Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara


terprogram berdasarkan asesmen kebutuhan (need assessment)
yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan secara rutin
dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta didik harus
mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara
terencana, teratur dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
dialokasikan jam masuk kelas selama 2 (dua) jam pembelajaran
per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal.Layanan
bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan merupakan mata
pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di kelas
dimaksudkan untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan
bagi peserta didik/konseli dan memberikan layanan yang bersifat

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 51


pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan
atau pengembangan.

2) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas.

Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas


(bimbingan klasikal) merupakan layanan yang dilaksanakan
dalam seting kelas, diberikan kepada semua peserta didik, dalam
bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu.

Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan


klasikal) adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar)
perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal di kelas.

Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan


Bimbingan dan Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai
kebutuhan peserta didik/konseli yang meliputi aspek
perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirdalamkerangka
pencapaian perkembangan optimal peserta didik dan tujuan
pendidikan nasional.

Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk


rencanapelaksanaan layanan bimbingan klasikal (RPLBK).

Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas


dan dilakukan oleh konselor yaitu pendidik profesional yang
minimal berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S1)dalam
bidang Bimbingan dan Konseling dan lulus pendidikanprofesi
guru bimbingan dan konseling/konselor, atau guru Bimbingan
dan konseling yang berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan
dalam bidang bimbingan dan konseling dan bersertifikat pendidik.

3) Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas.

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi


konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok,
bimbingan kelas besar atau lintas kelas, konsultasi, konferensi
kasus, kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan
kasus, pengelolaan media informasi yang meliputi website
dan/atau leaflet dan/atau papan bimbingan dan konseling,
pengelolaan kotak masalah, dan kegiatanlain yang mendukung
kualitas layanan bimbingan dan konseling yang meliputi
panajemen program berbasis kompetensi, penelitian dan
pengembangan,pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB),
serta kegiatan tambahan yang relevan dengan profesi
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 52
bimbingan dan konseling atau tugas kependidikan atau lainnya
yang berkaitan dengan tugas profesi bimbingan dan konseling
yang didasarkan atas tugas dari pimpinan satuan pendidikan atau
pemerintah. Berikut ini penjelasan beberapa kegiatan profesi
bimbingan dan konseling yang di luar kelas.

Konseling individual merupakan kegiatan terapeutik yang


dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta
didik/konseli yang sedang mengalami masalah atau kepedulian
tertentu yang bersifat pribadi. Dalam pelaksanaannya, peserta
didik/konseli dibantu oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling untuk mengidentifikasimasalah,penyebabmasalah,
menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan terbaik untuk mewujudkan keputusannya dengan
penuh tanggung jawab dalam kehidupannya.

Konseling kelompok merupakan kegiatan terapeutik yang


dilakukan dalam situasi kelompokuntuk membantu menyelesaikan
masalah individu yang bersifat rahasia. Dalam
pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh Konselor atau
Guru Bimbingan dan Konseling dan anggota kelompok untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan
alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
terbaik dan mewujudkan keputusannya dengan penuh tanggung
jawab.

Bimbingan kelompok merupakan pemberian bantuan


kepada peserta didik/konseli melalui kelompok-kelompok kecil
terdiri atas dua sampai sepuluh orang untuk maksud pencegahan
masalah, pemeliharaan nilai-nilai atau pengembangan
keterampilan-keterampilan hidup yang dibutuhkan. Bimbingan
kelompok harus dirancang sebelumnya dan harus sesuai dengan
kebutuhan nyata anggota kelompok. Topik bahasan dapat
ditetapkan berdasarkan kesepakatan angggota kelompok atau
dirumuskan sebelumnya oleh Konselor atau Guru Bimbingan
dan Konseling berdasarkan pemahaman atas data tertentu.
Topiknya bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia.
seperti: cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi
ujian, pergaulan sosial, persahabatan, penanganan konflik,
mengelola stress.

Bimbingan kelas besar atau lintas kelas, Bimbingan lintas


kelas merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan,
pengembangan yang bertujuan memberikan pengalaman,
wawasan, serta pemahaman yang menjadi kebutuhan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 53
peserta didik, baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, serta
karir. Salah satu contoh kegiatan bimbingan lintas kelas
adalah career day.

Konsultasi merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan


kepedulian antara konselor atau guru bimbingan dan konseling
dengan guru mata pelajaran, orang tua, pimpinan satuan
pendidikan, atau pihak lain yang relevan dalam upaya
membangun kesamaan persepsi dan memperoleh dukungan
yang diharapkan dalam memperlancar pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling.

Konferensi kasus (case conference) merupakan kegiatan


yang diselenggarakan oleh konselor atau guru pembimbing
dengan maksud membahas permasalahan peserta didik/konseli.
Dalam pelaksanaannya, melibatkan pihak- pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Kunjungan rumah (home visit) merupakan kegiatan


mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali peserta didik/konseli
dalam rangka klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan
kolaborasi untuk penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Alih tangan kasus (referral) adalah pelimpahan penanganan


masalah peserta didik/konseli yang membutuhkan keahlian di luar
kewenangan konselor atau guru bimbingan dan konseling. Alih
tangan kasus dilakukan dengan menuliskan masalah konseli dan
intervensi yang telah dilakukan, serta dugaan masalah yang
relevan dengan keahlian profesional yang melakukan alih tangan
kasus.

Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang


dimaksudkan untuk memberi pendampingan peserta didik/konseli
yang mengalami perlakuan tidak mendidik, diskriminatif,
malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal.

Kolaborasi adalah kegiatan fundamental layanan BK dimana


Konselor atau guru bimbingan dan konseling bekerja sama
dengan berbagai pihak atas dasar prinsip kesetaraan, saling
pengertian, saling menghargai dan saling mendukung.
Semua upaya kolaborasi diarahkan pada suatu kepentingan
bersama, yaitu bagaimana agar setiap peserta didik/konseli
mencapai perkembangan yang optimal dalam aspek
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 54
perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Kolaborasi
dilakukan antara konselor atau guru bimbingan dan konseling
dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, atau pihak lain
yang relevan untuk membangun pemahaman dan atau upaya
bersama dalam membant memecahkan masalah dan
mengembangkan potensi peserta didik/konseli.

Pengelolaan Media informasi merupakan kegiatan penyampaian


informasi yang ditujukan untuk membuka dan memperluas
wawasan peserta didik/konseli tentang berbagai hal yang
bermanfaat dalam pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan
karir, yang diberikan secara tidak langsung melalui media cetak
atau elektronik (seperti web site, buku, brosur, leaflet, papan
bimbingan)

Pengelolaan kotak masalah merupakan kegiatan penjaringan


masalah dan pemberian umpan balik terhadap peserta didik yang
memasukan surat masalah kedalam sebuah kotak yang
menampung masalah-masalah peserta didik.

h. Bimbingan Kelas Besar atau Lintas Kelas

 Melaksanakan layanan konseling kelompok baik peserta didik


datanng sendiri maupun dipanggil
 Melaksanakan layanan bimbingan kelompok baik peserta didik
datanng sendiri maupun dipanggil
 Melaksanakan layanan tatap di kelas secara terstruktur dan
terprogram secara berkelanjut an berupa asesmen kebutuhan
atau materi bidang layanan pribadi, belajar, sosial atau karir
 Melaksanakan layanan tatap muka dengan peserta didik 100 –
160 peserta
 Disusun laporan, dan tersedia Rencana Pengembangan
Layanan BK (RPLBK) serta status konseling
 Disusun laporan, dan tersedia Rencana Pengembangan
Layanan BK (RPLBK )serta status bimbingan
 Disusun laporan, dan tersedia Rencana Pengembangan
Layanan BK (RPLBK) serta perkembangan siswa/i

 Disusun laporan dan dilengkapi surat/foto yang relevan


 1x45 menit untuk SMK atau maksimum 50-60 menit
 1x 45 menit untuk SMK atau maksimum 100–120 menit 1
pertemuan setara dengan 2 jam pelajaran (1 pertemuan atau
1 Kelompok)

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 55


 2 pertemuan setara dengan 4 jam pelajaran (2 pertemuan
atau 2 Kelompok)

2. PENGERTIAN EKSTRAKULIKULER

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh


peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,
bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

a) Bersifat Wajib

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh


satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh semua peserta didik,
berupa kegiatan kepramukaan, atau kegiatan sejenis kepramukaan
yang terdapat pada sekolah tertentu.

b) Bersifat Pilihan

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh satuan


pendidikan untuk memfasilitasi minat, bakat peserta didik, misalnya
kegiatan musik, tari, basket, silat, kelompok ilmiah remaja, UKS,
PMR, dan sebagainya.

c) Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler


(1) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa
(LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
(2) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian,
dan lainnya;
(3) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan
bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater,
teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
(4) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan,
baca tulis Al-Qur’an, retreat; atau
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 56
(5) Bentuk kegiatan lainnya.

d) Prinsip kegiatan ekstrakurikuler

(1) partisipasi aktif peserta didik, dan

(2) menyenangkan, karena itu dilaksanakan dalam suasana yang


menggembirakan.

Pelaksanaannya dapat dilakukan secara individual/perorangandan


berkelompok; yakni peserta didik dalam satu kelas (klasikal), dalam
kelas paralel, dan antarkelas.

Kegiatan ekstrakurikuler dibedakan menjadi dua, yaitu wajib dan


pilihan. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik, dalam kurikulum 2013 berupa kegiatan
Kepramukaan. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan
yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai pilihan bakat
dan minatnya masing-masing.

Sekolah dapat menentukan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang


sesuai dengan sumber daya, sarana dan prasarana pendukung,
serta hasil penjaringan minat dan bakat dari peserta didik. Guru BK
(Bimbingan dan Konseling) dapat membantu mengarahkan pilihan
peserta didik dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan
penelusuran minat dan bakat yang dilakukan dengan
memanfaatkan nilai rapor, hasil capaian belajar dan prestasi yang
dimiliki peserta didik.

A. MEKANISME PENGEMBANGAN

Pengembangan Ekstrakurikuler Wajib (Kepramukaan) dapat


bekerja sama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat
dengan mengacu kepada Pedoman dan Prosedur Operasi Standar
Pendidikan Kepramukaan yang berlaku.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 57


Pengembangan Ekstrakurikuler Pilihan di satuan pendidikan dapat
dilakukan melalui tahapan:

(1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan

kegiatan ekstrakurikuler;

(2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;

(3) penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;

(4) pengadaan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau

penyaluran ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya, dan

(5) penyusunan Program Kegiatan Ekstrakurikuler.

Program Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan


dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama
yang tersedia pada gugus/klaster sekolah. Penggunaannya
difasilitasi oleh pemerintah provinsi atau pemerintah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta
didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Sistematika program kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya


memuat:

a) rasional dan tujuan umum;


b) deskripsi setiap kegiatan Ekstrakurikuler;
c) pengelolaan;
d) pendanaan, dan
e) evaluasi.

Pelaksanaan

Penjadwalan kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun


pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 58


atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal kegiatan Ekstrakurikuler
diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan
kokurikuler.

Penilaian

Kinerja peserta didik dalam kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat


penilaian dan dideskripsikan dalam rapor yang dilakukan secara
kualitatif. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam kegiatan Ekstrakurikuler yang
dipilihnya.

Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” untuk Pendidikan


Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada
Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas
peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal
perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.

Evaluasi

Satuan pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang


sudah tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil
evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan perbaikan dan rencana
tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.

B. DAYA DUKUNG KEBIJAKAN SATUAN PENDIDIKAN


Pengembangan dan pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler merupakan
kewenangan dan tanggung jawab penuh satuan pendidikan. Oleh
karena itu diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan
dalam rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan
ketersediaan pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan
pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina.
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 59


Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk
sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan
kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada
satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan,
gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta
prasarana lainnya.

C. PIHAK YANG TERLIBAT


1. Satuan Pendidikan

Kepala sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan dan


pembina Ekstrakurikuler, bersama-sama mewujudkan keunggulan
dalam ragam kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki oleh tiap satuan pendidikan.

2. Komite Sekolah/Madrasah

Komite Sekolah sebagai mitra memberikan dukungan, saran, dan


kontrol dalam mewujudkan keunggulan ragam kegiatan
Ekstrakurikuler.

3. Orang tua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap keberhasilan
kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan.
Tabel 6. PROGRAM EKSKUL TAHUN PELAJARAN 2017/2018

NE JADWAL
K S S RK J S
S E E AA U A
K N L BMM B
U I A UI A T
L NS ST U

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 60


A
P
r
a

1m
u
k
a            
K
a
r
2
a
t
e            
P
a
s
k
3
i
b
r
a            
F
u
t
4
s
a
l            
5B            
a
s
k
e

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 61


t
B
u
l
u
t

6a
n
g
k
i
s
P
e
c
i
n

7t
a
A
l
a
m            
B
a
8
n
d            
K

9I
R            
1R            
o
h

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 62


i
s
V
o
1
ll
y            
M
a
d
1
i
n
g            
P
M
R

1/
U
K
S

Catatan :
Kegiatan Ekskul Pramuka dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar
selesai yaitu pukul 13.30 s/d 15.30
Sedangkan kegiatan ekskul lainnyadilaksanakan mulai pukul 15.00 s.d.
17.30

F. PENGATURAN BEBAN BELAJAR

1. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang


dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran
melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 63


serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
2. Rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam
mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk
mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya
dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan sistem :
a) Tatap Muka (TM)
Kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung
antara pendidik dengan peserta didik
b) Penugasan Terstruktur (PT)
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta
didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu
penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini
tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta
didik
c) Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta
didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu
penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak
terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik.

H. PRAKTIK KERJA LAPANGAN

1. KONSEP

a. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi


dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 64


sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi semakin lama semakin
meningkat dalam sikap spiritual dan sosial, pengetahuan serta
ketrampilan yang diperlukan untuik kehidupan dirinya dan masyarakat.
Guna merealisasikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
terutama dalam program pembelajaran.
b. Program pembelajaran dapat berlangsung di sekolah, di
lingkungan keluarga, dan di masyarakat.
Program pembelajaran yang diprogramkan secara khusus untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat
(Institusi Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan
peserta didik, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi dunia
kerja (DU/DI) terhadap upaya pengembangan pendidikan di SMK.

2. TUJUAN

Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain sebagai berikut.

a. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem


Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan (DU/DI) yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di
sekolah (SMK) dan program latihan penguasaan keahlian di dunia
kerja (DU/DI).
b. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang
dapat dilaksanakan di sekolah (SMK) dan yang dapat dilaksanakan
di Institusi Pasangan (DU/DI) sesuai dengan sumberdaya yang
tersedia di masing-masing pihak.
c. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 65


d. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja
global.

3. DESKRIPSI
a. PERENCANAAN PROGRAM PKL
1) Pemetaan Industri

Pemetaan industri merupakan proses analisis Kompetensi Dasar


(KD) dan topik pembelajaran/pekerjaan pada mata pelajaran paket
keahlian serta memetakannya berdasarkan kemungkinan atau
peluang dilaksanakan pembelajaran topik-topik tersebut di masing-
masing DU/DI yang menjadi Institusi Pasangan, dilakukan sebelum
penyusunan program PKL. Pemetaan industri bertujuan untuk
memperoleh Institusi Pasangan (DU/DI) yang sesuai dengan KD
yang sedang ditekuni oleh peserta didik, serta meningkatkan jalinan
hubungan kerja sama antara sekolah dengan dunia kerja (DU-DI).

Pemetaan industri adalah proses menganalisis KD dan topik-topik


pembelajaran atau pekerjaan yang ada dalam silabus, dilakukan
dengan mempertimbangkan daya dukung sumberdaya yang dimiliki
pihak sekolah (SMK) dan pihak Institusi Pasangan (DU/DI).
Berdasarkan pertimbangan ketersediaan sumberdaya masing-
masing Institusi Pasangan tersebut, diperoleh kejelasan tentang
berapa dan mana saja KD dan topik-topik pembelajaran/pekerjaan
yang dapat dipelajari oleh peserta dalam kegiatan PKL DU/DI yang
menjadi mitra sekolahnya. Dari hasil analisis KD dan topik-topik
pembelajaran/pekerjaan tersebut kemudian dibuat peta industri.
Format untuk menganalisis KD dapat menggunakan format seperti
contoh terlampir.

Setelah sekolah melakukan analisis KD dan topik-topik


pembelajaran pada mata pelajaran paket keahlian, dibuatlah
pemetaan KD dan topik-topik yang akan dilakukan pembelajaran
pada Institusi Pasangan/Industri (pemetaan industri). Format
pemetaan industri untuk pembelajaran di Institusi Pasangan (DU-
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 66
DI) dapat menggunakan contoh terlampir.
2) Program PKL

Berdasarkan hasil pemetaan industri, selanjutnya sekolah


menyusun program PKL yang memuat sejumlah Kompetensi Dasar
yang akan dipelajari peserta didik di dunia kerja (dunia
usaha/industri). Kompetensi dasar yang tidak dapat dilakukan
pembelajarannya di industri wajib dilaksanakan di sekolah.

Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program


pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan Institusi
Pasangan/Industri dalam melaksanakan pembelajaran kompetensi
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya,
penempatan peserta didik tepat sasaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dipelajari. Program PKL dapat menggunakan contoh
terlampir.
3) Waktu Pelaksanaan PKL

Permendikbud Nomo 60 Tahun 2014 menyatakan bahwa PKL


dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah
semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3 hari
dalam seminggu, setiap hari 8 jam selama 1 semester.
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B
dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi
dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai
instrumen utama penilaian.

Berkaitan dengan Permendikbud tersebut, PKL dengan sistem


semi blok, peserta didik melaksanakan PKL selama 3 hari
perminggu di Institusi Pasangan/Industri dan melaksanakan
pembelajaran di sekolah selama 3 hari. Untuk memenuhi
pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang memiliki
jam kerja kurang dari 6 hari per minggu maka sekolah perlu
mengatur sirkulasi/perputaran kelompok peserta PKL. Jika
pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tidak terintegrasi
dalam kegiatan PKL maka pembelajaran mata pelajaran kelompok

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 67


A dan B tersebut dilakukan di satuan pendidikan (setelah peserta
didik kembali dari kegiatan PKL di Institusi pasangan/industri)
dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu semester.
Memperhatikan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, waktu
pelaksanaan pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri dapat
dilakukan pada kelas XI atau kelas XII. Untuk menjamin
keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan alternatif
pengaturan sebagai berikut:
Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI,
sekolah harus menata ulang topik-topik pembelajaran pada
semester 4 dan semester 5, agar pelaksanaan PKL tidak
mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada semester 4
sehingga sebagian materi pada semester 4 tersebut dapat ditarik
ke semester 5.
Demikian juga sebagaimana pada butir 1) di atas, jika program PKL
akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus
melakukan pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada
kedua semester tersebut.
Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor
penentu kelulusan, maka program PKL dapat dilaksanakan
sebelum UN pada semester 7 secara blok penuh selama 3 bulan
(12 minggu) bagi SMK Program 4 Tahun.

4) Pembekalan Program PKL


Pembekalan program PKL dilakukan terhadap peserta didik dan
penyampaian informasi kepada orang tua pada awal kegiatan.
Program tersebut memberikan pemahaman tentang kegiatan
belajar yang harus dilakukan di Institusi pasangan/industri.
Materi pembekalan PKL bagi peserta didik antara lain meliputi:

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 68


a) Karakteristik budaya kerja di industri
b) Tata krama di industri
c) Penyusunan jurnal
d) Pembuatan laporan

Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara


lain meliputi:
a) Maksud dan tujuan PKL
b) Budaya kerja industri
c) Tata krama di industri
d) Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi,
konsumsi dan transportasi selama pelaksanaan di lokasi PKL
(Life cost).
5) Penetapan Pembimbing
Pembimbing PKL terdiri dari pembimbing internal sekolah dan
pembimbing eksternal sekolah (pihak industri). Pembimbing dari
pihak sekolah adalah guru yang bertanggung jawab terhadap
pembelajaran kompetensi yang pembelajarannya dilaksanakan
di Institusi pasangan/industri, dan pembimbing eksternal dari
industri yang sekaligus bertindak selaku instruktur yang
mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaannya di
Institusi pasangan/industri.

4. PELAKSANAAN PROGRAM PKL


a) Jurnal Kegiatan PKL
Selama melakukan kegiatan pembelajaran di Institusi
pasangan/industri, peserta didik wajib menyusun jurnal kegiatan
PKL. Jurnal ini dibuat selengkap mungkin sesuai dengan topik-
topik pembelajaran/jenis pekerjaan dan tugas-tugas lain yang
diberikan pembimbing industri dan kejadian-kejadian penting

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 69


(pengalaman belajar) selama kegiatan PKL di Institusi
pasangan/industri. Format jurnal kegiatan PKL dapat
menggunakan contoh terlampir.
b) Pelaporan PKL
Pelaporan hasil praktik kerja lapangan disusun oleh peserta didik.
Proses pembuatan laporan dilakukan oleh peserta didik dibawah
pembinaan pembimbing Institusi pasangan/industri. Pembuatan
laporan dilakukan dengan cara mengkompilasi catatan-catatan
pengalaman belajar dari seluruh pekerjaan/ kegiatan pembelajaran
di Institusi Pasangan/Industri yang berasal dari jurnal kegiatan PKL.
Hasil kompilasi tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk
laporan.

I. PERATURAN AKADEMIK DAN TATA TERTIB

1. PERATURAN AKADEMIK

a. KETENTUAN UMUM

1) Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha


mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada
jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal
maupun pendidikan non formal pada jenjang pendidikan dan
jenis pendidikan tertentu yang secara khusus disini adalah SMK
Nurtanio 1
2) Tata tertib dan tata krama ini ditujukan sebagai rambu-rambu
bagi peserta didik dalam bersikap, bertindak, berperilaku dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah.
3) Tata tertib dan tata krama ini dibuat dalam rangka menciptakan
iklim dan kultur sekolah yang kondusif, agar tercipta kegiatan
belajar mengajar yang nyaman, efektif dan efisien.
4) Tata tertib dan tata krama ini dibuat berdasarkan nilai-nilai yang
dianut sekolah dan masyarakat sekitar. Adapun nilai-nilai
tersebut meliputi nilai ketaqwaan, sopan santun pergaulan,

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 70


kedisiplinan,keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,
kekelurgaan, kerindangan dan kesehatan.
5) Setiap peserta didik harus taat, tunduk dan patuh serta wajib
melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tata tertib dan
tata krama ini secara konsisten, konsekuen, penuh kesadaran
dan bertanggung jawab.
6) Tata tertib dan tata krama ini bersifat mengikat selama menjadi
peserta didik SMK Nurtanio 1

b) KETENTUAN KHUSUS
 Setiap peserta didik harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, sopan santun, berpengetahuan dan
berketerampilan serta sehat jasmani dan rohani.
 Setiap peserta didik harus berjiwa Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945
 Setiap peserta didik harus bertanggung jawab atas terciptanya 7
K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan,
Kekeluargaan, Kerindangan dan Kesehatan) .
 Setiap peserta didik harus menciptakan ketahanan sekolah
sebagai wawasan Wiyata mandala
 Setiap peserta didik harus melaksanakan Panca Tertib :
Tertib waktu datang dan pulang
Tertib mengikuti pelajaran
Tertib berseragam sekolah
Tertib bercakap
Tertib Bertingkah laku

c) MASUK DAN MENINGGALKAN SEKOLAH


1) Hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum jam
pelajaran dimulai
2) Waktu efektif untuk siswa belajar di sekolah, berlangsung dari
hari Senin hingga hari Jum’at, mulai pukul 06.30 sampai

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 71


dengan 15.00 WIB dengan penampilan dan pakaian yang sopan
dan rapi.
3) Peserta didik yang datang terlambat maksimal pukul 06.35 WIB,
dapat langsung masuk kelas.
4) Peserta didik yang datang terlambat lebih dari pukul 06.35 WIB :
5) Dicatat pada buku khusus dan diberi skor poin.
6) Diberi sanksi langsung selama dua jam pelajaran berupa
kegiatan yang bersifat edukatif dan konstruktif secara bertingkat
sesuai dengan akumulasi keterlambatan dalam rangka
pembinaan.
7) Diberi surat izin masuk kelas oleh guru piket untuk mengikuti
jam pelajaran ke 3, kecuali pelajaran Pendidikan Agama dan
Olah Raga peserta didik dapat masuk ke kelas pada jam
pelajaran ke 4.
8) Peserta didik yang datang terlambat lebih dari tiga kali, orang
tua atau wali dipanggil ke sekolah dalam kurun waktu semester
berjalan oleh pihak sekolah (wali kelas)
9) Peserta didik yang akan meninggalkan kelas atau sekolah pada
jam tertentu, harus minta izin pada guru yang mengajar, wali
kelas/Kaprog dan guru piket.
10)Peserta didik yang tidak dapat masuk sekolah karena suatu
alasan, wajib mengirimkan surat izin dari orang tua/wali dan atau
dokter jika sakit.
11)Permohonan izin tidak masuk sekolah boleh melalui telepon
atau sms kepada pihak sekolah, wali kelas dan BK. Surat izin
resmi bisa menyusul, dari orang tua / keterangan dokter. Apabila
tidak menyampaikan surat izin, peserta didik dinyatakan tidak
masuk tanpa keterangan / alpa.
12)Apabila peserta didik tidak masuk sekolah tiga kali berturut-turut
tanpa keterangan, orang tua/wali siswa dipanggil ke sekolah
atau dilakukan kunjungan rumah oleh pihak sekolah.

d) HAK PESERTA DIDIK

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 72


1) Peserta didik mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menyampaikan aspirasi kepada pihak sekolah.
 Disampaikan secara tertulis maupun secara lisan baik
perorangan maupun kelompok.
 Dilakukan dengan cara-cara yang sopan, berkepribadian
dan bermartabat.
 Bersifat inovatif, konstruktif, perspektif, promotif demi
kemajuan dan kejayaan prestasi sekolah.
 Disampaikan melalui Majlis Permusyawaratan Kelas
( MPK ), akan ditindaklanjuti oleh sekolah secara
proporsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Peserta didik berhak mendapatkan :
 Bekal pengetahuan ketrampilan dan sikap mandiri.
 Pelayanan pengembangan potensi diri sesuai bakat, minat
dan karakter.
 Perlindungan dan pelayanan selama kegiatan belajar
mengajar.
 Hak mengingatkan / menegur secara santun pada warga
sekolah yang disampaikan melalui MPK akan diteruskan
kepada Kepala Sekolah.
 Layanan penggunaan sarana prasarana sekolah secara
prosedural dan penuh tanggung jawab.
 Pelayanan dan perlakuan yang sama dari warga sekolah.
 Pendampingan dan pembelajaran kewirausahaan dengan
dunia usaha dan industri.

e) PROSEDUR PENILAIAN
1) Pengamatan dilakukan oleh peserta didik, guru, wali kelas, guru
pembimbing ( BP/BK), Pembina OSIS, staf TU, Kepala Sekolah,
instansi terkait, dan warga masyarakat.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 73


2) Secara periodik penilai mengadakan perhitungan jumlah angka
poin pelanggaran sebagai upaya pembinaan dan penilaian.
3) Penilaian dilaksanakan setiap akhir semester berdasarkan
angka poin komulatif pelanggaran pada semester yang
berlangsung dan sebagai bahan pertimbangan penempatan
praktik kerja lapangan (PKL).
4) Jika peserta didik dalam waktu satu tahun pelajaran tidak
mencapai angka kredit komulatif 100 dan siswa tersebut naik
tingkat / kelas berikutnya, angka poin kembali 0, sejalan dengan
penghargaan prestasi yang diperoleh pada tahun pelajaran
berjalan.
Tabel 7. Predikat Poin Peserta Didik
Nilai Jumlah angka poin pelanggaran
Komulatif tiap aspek
BAIK 0 – 25
CUKUP 26 – 74
KURANG 75 – 100

f) PENGHARGAAN
1) Peserta didik yang berprestasi akan diberikan penghargaan :
2) Pengurangan poin
3) Pujian
4) Nilai
5) Piagam penghargaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
g) PEMBERIAN PENGHARGAAN MEKANISME
1) Peserta didik yang berprestasi akan diumumkkan pada waktu
upacara bendera dan mendapat ucapan selamat dari kepala
sekolah, dewan guru, dan karyawan serta perwakilan / semua
peserta didik
2) Peserta didik yang memiliki prestasi namun memiliki
pelanggaran maka skor akan dikurangi dengan ketentuan
sebagai berikut :
3) Berprestasi di tingkat sekolah : poin dikurangi 15
4) Berprestasi di tingkat kecamatan : poin dikurangi 20

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 74


5) Berprestasi di tingkat kabupaten : poin dikurangi 25
/kotamadya
6) Berprestasi di tingkat propinsi : poin dikurangi 30
7) Berprestasi di tingkat nasional : poin dikurangi 35
8) Berprestasi di tingkat intenasional : poin dikurangi 50
9) Peserta didik yang tidak terlambat selama satu bulan maka point
dikurangi 10 (rekomendasi guru BK)
10)Penghargaan yang berupa uang pembinaan akan diatur oleh
sekolah sesuai ketentuan yang berlaku.

h) PKL
1) Peserta didik belajar selama tiga tahun dari kelas X sampai
dengan kelas XII di sekolah, pada tahun ketiga (tingkat 3)
semester ganjil peserta didik melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di industri dengan ketentuan / kewajiban
sebagai berikut :
2) Memiliki nilai rapor sesuai ketuntasan belajar di kelas X dan XI.
3) Membuat surat pernyataan sesuai MOU dunia usaha dan
industri.
4) Membuat laporan setelah selesai melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan ( PKL ) dan dipresentasikan di hadapan peserta didik
kelas X atau kelas XI.

2. TATA TERTIB
a) PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH
Senin
Putra :
1) Seragam putih-putih
2) Memakai dasi berlogo SMK Nurtanio 1
3) Memakai topi bertuliskan SMK Nurtanio 1 (pada saat upacara)
4) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawah tidak
mengecil (ukuran lebar minimal 18 cm)
5) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 75


Nametag
6) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
7) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
Putri :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki, kecuali pada saat
pelajaran bengkel dapat menggunakan celana panjang
3) Memakai dasi berlogo SMK Nurtanio 1
4) Memakai topi bertuliskan SMK Nurtanio 1 (pada saat upacara)
5) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan
Nametag
6) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
7) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
8) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna putih
9) Bagi yang tidak berjilbab dan berambut panjang wajib diikat rapi

Selasa
Putra :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawahtidak
mengecil
3) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan
Nametag
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih

Putri :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki
3) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan
Nametag Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki putih
5) Bagi yang meengenakan jilbab, berwarna putih

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 76


6) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi
Rabu
Putra :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawah tidak
mengecil
3) Memakai atribut Pramuka Penegak dan Nametag ( dasar
coklat tulisan hitam ) ukuran 11,5 x 2 cm
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
Putri :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki
3) Memakai atribut Pramuka Penegak dan Nametag ( dasar
coklat tulisan hitam ) ukuran 11,5 x 2 cm
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
6) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna coklat tua. Apabila
jilbab di luar maka kacu di taruh di luar, apabila jilbab
dimasukkan ke dalam kerah maka kacu di taruh di kerah baju
7) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi

Kamis
Putra :
1) Seragam batik khas SMK Nurtanio 1
2) Celana panjang putih sampai mata kaki dan bagian bawah tidak
mengecil
3) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam

Putri :
1) Seragam pramuka warna coklat

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 77


2) Rok panjang putih rempel sebatas mata kaki
3) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
5) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna putih. Bagi yang tidak
berjilbab, rambut diikat rapi

Jumat
Putra :
1) Pakaian muslim ( baju koko putih )
2) Nonmuslim baju putih lengan panjang
3) panjang warna abu- abu sampai mata kaki dan bagian bawah
tidak mengecil
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki putih

Putri :
1) Pakaian muslimah ( berjilbab )
2) Non Muslim baju putih lengan panjang
3) Rok panjang warna abu-abu rempel sebatas mata kaki
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
6) Bagi yang meengenakan jilbab, berwarna putih
7) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi
8) Membuat identitas nama dibordir pada baju seragam, praktik,
batik, baju koko (berwarna putih) dan kaus olahraga sebelah
kanan dengan ukuran 11.5 cm x 2 cm
9) Khusus untuk hari Senin dan Selasa membuat nametag nama
sebelah kanan dengan ukuran 11.5 cm x 2 cm dan bendera
merah putih 2 x 3 cm sebelah kiri
10)Pakaian olahraga dan praktik digunakan pada waktu mengikuti
pelajaran tersebut , berangkat dari rumah memakai seragam
sekolah sesuai ketentuan.
11) Putri menggunakan celana panjang/training spack pada

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 78


pelajaran olahraga dan praktik sesuai ketentuan.

b) RAMBUT, KUKU, TATO, TINDIK, DAN MAKE UP


Umum
Setiap peserta didik dilarang :
 Berkuku panjang dan atau dicat
 Mewarnai rambut alaminya
 Bertato
 Tidak menggunakan aksesoris yang berlebihan
Khusus peserta didik putra
 Berambut cepak ( depan 3 cm , tengah 2 cm , 1cm bawah /
belakang / samping)
 Rambut tidak berkucir, tidak punk,cambang tidak panjang
 Tidak mengenakan aksesoris kecuali untuk kesehatan.
 Tidak bertindik dan bertato
Khusus peserta didik putri
 Tidak berhias/ make up secara berlebihan
 Tidak bertindik kecuali di telinga ( satu lubang ).
 Rambut panjang, dikuncir rapi
c) DI DALAM DAN DI LUAR LINGKUNGAN SEKOLAH
1) Setelah tanda masuk berbunyi , setiap peserta didik harus
segera masuk kelas masing-masing.
2) Peserta didik harus mengikuti pelajaran dari jam pertama hingga
jam terakhir dengan tertib, tenang dan bersikap sopan/ hormat
kepada guru.
3) Ketua kelas/pengurus kelas bertanggung jawab atas ketertiban
kelas, pengisian buku kemajuan kelas, buku absensi peserta
didik, memimpin doa sebelum dan sesudah pelajaran
4) Apabila di dalam kelas belum ada guru yang mengajar, ketua
kelas harus lapor pada piket untuk meminta tugas. Peserta didik
wajib mengerjakan tugas yang diberikan, belajar mandiri dengan
tenang, dan tidak mengganggu kelas lain. Ketua kelas wajib
menyerahkan pekerjaan peserta didik kepada guru piket.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 79
5) Pada waktu istirahat semua peserta didik harus berada di luar
kelas dan tidak makan serta minum didalam kelas.
6) Semua peserta didik harus melaksanakan tugas piketnya untuk
menjaga kebersihan kelas / bengkel yang ditempati pada
lingkungannya
7) Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, peserta didik
harus mematikan handphone dan alat sejenisnya kecuali seizin
guru yang mengajar.
8) Peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kelas karena alasan tugas yang diberikan sekolah,
maka harus dibuatkan surat tugas dari sekolah yang diketahui
oleh wali kelas
9) Peserta didik harus menjaga barang pribadinya masing-masing.
Jika terjadi kehilangan menjadi tanggung jawab sendiri.

d) UPACARA
1) Setiap peserta didik wajib mengikuti upacara bendera dengan
tertib dan khidmat yang diselenggarakan tiap hari Senin dan
hari-hari besar nasional
2) Petugas upacara PASKIBRA SMK Nurtanio 1
3) Ketua kelas/ pengurus kelas wajib menyiapkan kelasnya untuk
mengikuti dan atau menjadi petugas paduan suara pada saat
upacara bendera.
4) Setiap peserta didik harus mengikuti upacara dengan khidmat
5) Setiap peserta didik wajib mengenakan pakaian lengkap pada
saat upacara bendera

e) KESADARAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA


SEKOLAH
1) Peserta didik wajib memelihara sarana prasarana sekolah , dan
menggunakan sebagaimana mestinya.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 80


2) Penggunaan alat-alat bengkel / kelas / laboratorium, LCD,
Televisi, Kamera ,Komputer, Ipad dan alat-alat elektronika
lainya harus seijin dan sepengetahuan guru atau petugas
penanggung jawab.
3) Setiap peserta didik harus hemat air, listrik dan lainnya.

f) KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN, DAN KETERTIBAN


1) Setiap peserta didik wajib membuang sampah pada tempat
sampah yang telah disediakan.
2) Setiap peserta didik wajib menjaga ketenangan suasana belajar
baik di kelas, perpustakaan, laboratorium, ruang praktik,
maupun di lingkungan sekolah pada umumnya.
3) Setiap peserta didik wajib mengikuti jadwal, pelajaran, remedial/
pengayaan, ekstrakurikuler, penggunaan dan peminjaman buku
perpustakaan, penggunaan ruang praktik / laboratorium dan
yang lainnya sesuai ketetapan sekolah.
4) Setiap peserta didik wajib menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru/ sekolah dengan baik dan penuh tanggung
jawab.

g) SOPAN SANTUN PERGAULAN


1) Berperilaku senyum, salam, sapa, sopan dan santun terhadap
masyarakat sekolah.
2) Menggunakan bahasa yang santun pada saat bertutur kata.
3) Saling menghormati, menghargai pendapat orang lain dan tidak
membeda-bedakan SARA dalam berteman.
4) Berani menyampaikan sesuatu pendapat secara
sopan,santun,jujur dan bertanggung jawab.
5) Berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan meminta
maaf baik secara lisan dan atau tertulis atas kesalahan yang
dilakukannya.

h) LARANGAN – LARANGAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 81


1) Membawa alat / benda apa pun yang membahayakan dan tidak
ada hubungannya dengan pelajaran sekolah.
2) Merokok, minum minuman keras, dan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya ( NAPZA ).
3) Membentuk organisasi selain OSIS dan mengikuti /
melaksanakan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan
pemerintah.
4) Berkelahi di sekolah maupun di luar sekolah secara perorangan
maupun secara masal atau keroyokan.
5) Pelecehan, perundungan/bullying, dan kekerasan.
6) Membawa teman luar sekolah tanpa seizin guru piket.
7) Membawa, membaca, menonton, mengedarkan film pornoaksi,
pornografi, dan lain-lain yang bertentangan dengan kesusilaan.
8) Memakai topi ( bukan topi sekolah ), jaket , aksesoris, dan
kalung di lingkungan sekolah.
9) Gaduh dilingkungan sekolah atau perbuatan-perbuatan yang
diperkirakan mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar
( KBM ).
10)Meninggalkan sekolah sebelum waktunya, kecuali sudah
diizinkan oleh petugas piket.
11)Menentang perintah guru, kepala sekolah, orang tua atau
petugas sekolah.
12)Melakukan tindakan kriminalitas yang tidak sesuai dengan
norma-norma.
13)Memakai atribut sekolah lain.
14)Membuang ludah di dalam kelas.
15)Tindakan radikalisme dan vandalisme.

i) PELANGGARAN, SANKSI, DAN PENGHARGAAN


1) Peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib dan tata
krama akan menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 82


2) Peserta didik yang mendapatkan prestasi akademik maupun
nonakademik akan menerima penghargaan sesuai dengan hasil
yang diperoleh.
j) SANKSI
1) Dicatat pada buku khusus, diberi skor poin, dibimbing dan
dibina.
2) Membuat dan menandatangani surat pernyataan dan surat
perjanjian.
3) Dikembalikan kepada orang tua.
k) TAHAPAN PEMBINAAN BERDASARKAN ANGKA POIN
1) Panggilan I terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka poin
komulatif pelanggaran 25 ( peringatan I / P 1 ) oleh wali kelas.
2) Panggilan II terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka poin
komulatif pelanggaran 50 ( peringatan II / P 2 ) oleh wali kelas
dan ketua program.
3) Panggilan III terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka
poin komulatif pelanggaran 75 ( peringatan III / P 3 ) oleh wali
kelas, ketua program, dan wakil kesiswaan.
4) Panggilan IV terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka
poin komulatif pelanggaran 100 sekaligus menyerahkan siswa
kepada orang tua atau wali murid.
5) Setiap proses panggilan orang tua atau wali murid didampingi
BK dan dibuat bukti fisik pernyataan pengakuan pelanggaran.

l) TAMBAHAN
1) Tata tertib dan tata krama ini bersifat mengikat sejak peserta
didik berangkat dari rumah ke sekolah / industri sampai di rumah
kembali
2) Pemberian sanksi terhadap peserta didik yang terlibat tindak
pidana kriminalitas atau tindakan luar biasa lainya ditentukan
oleh tim tata tertib sekolah, wali kelas, BK, ketua program,
Kepala Sekolah, dan atau instansi terkait (alih tangan kasus).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 83


3) Kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di dalam maupun di
luar sekolah harus mendapat izin dari orang tua dan pihak
sekolah.
4) Tata tertib dan tata krama yang belum tercantum akan
diputuskan lebih lanjut melalui rapat pengurus MPK, OSIS, Tim
Tata Tertib Sekolah, Dewan Guru, Kepala Sekolah, dan atau
Komite Sekolah.
5) Peserta didik yang tinggal kelas direkomendasikan untuk pindah
sekolah
6) Apabila terjadi kecelakaan di lapangan olahraga / bengkel pada
jam pelajaran, sekolah hanya sebatas memberikan pertolongan
pertama. Selanjutnya, menjadi tanggung jawab orang tua
peserta didik.
7) Kehilangan barang milik pribadi di lingkungan sekolah pada jam
belajar menjadi tanggung jawab peserta didik kecuali dititipkan
kepada guru, petugas piket atau satuan pengamanan (satpam).

m) PENUTUP
Tata tertib dan tata krama ini berlaku sejak ditetapkan dan akan
dievaluasi setiap tahun pelajaran.

Tabel 8. TABULASI PELANGGARAN DAN POIN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 84


A ASPEK KEDISIPLINAN POIN
1 Memicu perkelahian antarteman sekolah, dengan sekolah lain, dan 100
kelompok masyarakat
2 Minum-minuman keras atau mabuk yang disebabkan oleh benda cair, 100
padat, serbuk, ataupun gas
3 Bertindik atau bertato 100
4 Terlibat demonstrasi yang bersifat destruktif dan anarkis di sekolah 100
maupun di luar sekolah
5 Memalak , mencuri, berjudi, menipu 100
6 Melakukan tindakan asusila / pergaulan bebas, pelecehan seksual 100
dilingkungan sekolah / diluar sekolah
7 Melakukan pornoaksi dan pornografi 100
8 Membawa , menggunakan, mengedarkan NAPZA 100
9 Menyuruh, menggunakan senjata tajam / tumpul, senjata api, bahan 100
peledak / gas tanpa seijin pihak berwajib
10 Terlibat kriminalitas 100
11 Terbukti melawan / mengancam masyarakat sekolah 100
12 Membawa senjata tajam / tumpul, senjata api, bahan peledak / gas 85
tanpa seijin pihak berwajib dan tidak berhubungan dengan kegiatan
belajar mengajar
13 Membawa / mengedarkan buku, gambar, CD , flashdisk porno dan 75
sejenisnya
14 Terbukti secara terpaksa (dibawah ancaman) menjadi partisipan dalam 75
aksi tindak kekerasan
15 Memukul, mendorong, menjambak, menggigit, menendang, mencubit, 50
mencakar, mengunci seseorang dalam ruangan
16 Buang air kecil tidak pada tempatnya 50
17 Pencemaran nama baik (mempermalukan, merendahkan, memaki, 50
memanggil nama panggilan yang merendahkan) teman, guru,
masyarakat, dan sekolah baik melalui media cetak atau elektronik /
maya
18 Menghadang, melempar angkutan umum 50
19 Memalsukan tanda tangan guru 40
20 Tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekolah 30
21 Menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah yang berkenalpot yang 30
tidak sesuai dengan standar dari pabrik dan tanpa plat nomor sesuai
ketentuan pihak yang berwajib.
22 Merusak barang / kendaraan orang lain 30
23 Merusak sarana prasarana dan lingkungan sekolah 30
24 Kabur pada saat proses belajar dan mengajar 30
25 Membawa / mengisap / mengedarkan rokok dan mendapatkan sanksi 25

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 85


tambahan (dicukur bagi putra dan membersihkan ruang selama satu
minggu bagi putri)
Tidak menyampaikan amanat sekolah pada orang tua / berbohong 25
26 Menggunakan HP saat KBM tanpa seijin guru yang mengajar 20
27 Membawa / menggunakan atribut lain tanpa seizin sekolah 15
28 Membawa orang luar tanpa izin petugas piket / satpam 15
29 Berbicara tidak sopan 15
30 Nongkrong terlalu lama di halte bus saat menunggu kendaraan 15
31 Menggunakan laptop pada saat belajar yang tidak ada kaitannya 15
dengan pelajaran berlangsung
32 Berdiri di atas kursi dan duduk di meja 10
33 Tidak taat perintah guru 10
34 Tidak ikut upacara pada peringaran hari besar tanpa keterangan 10
35 Berkeliaran pada saat jam pelajaran atau pergantian jam pelajaran 10
tanpa izin
B ASPEK KERAJINAN POIN
1 Tidak mengikuti KBM dengan baik ( misalnya : membaca majalah / 15
komik, tidur, mengerjakan tugas lain) pada saat KBM berlangsung
2 Tidak mengikuti kegiatan hari-hari besar dan keagamaan 10
3 Tidak masuk ekstrakurikuler wajib (pramuka) tanpa keterangan 8
4 Tidak masuk tanpa keterangan 8
5 Terlambat datang ke sekolah 5
6 Terlambat masuk kelas/ bengkel / laboratorium/ lapangan olahraga / 5
upacara
7 Tidak mengerjakan PR / tugas dari guru 5
C ASPEK KERAPIAN POIN
1 Membuat, mengedarkan, menjual, memakai topi, kaos / jaket atau 50
atribut lainya yang berlogo, bergambar atau bertuliskan yang
mempunyai konotasi negatif terhadap nama baik sekolah.
2 Merias wajah / make up yang berlebihan 30
3 Mencorat-coret di tempat yang tidak semestinya 20
4 Membuang sampah tidak pada tempatnya 10
5 Berpakaian tidak semestinya / kurang rapi 10
6 Tidak berpakaian sekolah/ olahraga/ praktik sesuai ketentuan 10
7 Mengikuti mode yang tidak pada tempatnya (rambut dicat, gondrong) 10
8 Memakai kalung / asesoris dan sejenisnya bagi siswa (putra) 10
9 Memakai kalung / asesoris dan sejenisnya yang berlebihan bagi siswa 10
(putri)
10 Tidak memakai atribut sekolah (OSIS, bendera, name tag, ikat 10
pinggang, kaos kaki) serta topi saat upacara
11 Memakai sepatu tidak sesuai dengan aturan sekolah (sepatu disita 10
sebelah dan akan dimusnahkan)

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 86


J. PENILAIAN dan KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL(KBM)
1. PENILAIAN

a. KONSEP
1) Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik
mengandung makna pengukuran, penilaian dan evaluasi.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan
dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses
mengumpulkan informasi/bukti, menafsirkan, mendeskripsikan,
dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Sedangkan
Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan
hasil-hasil penilaian.
2) Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), ranah pengetahuan,
dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran suatu
kompetensi muatan pembelajaran untuk kurun tertentu.
3) Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik
mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes),
memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan
pembelajaran dan belajar. Dalam pendidikan berbasis standar
(standard-based education), kurikulum bebasis kompetensi
(competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas
(mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan
parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang menjadi
batas ketuntasan belajar.
4) Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan dan pemerintah.
5) Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses
pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam ranah sikap spiritual dan sikap sosial, ranah
pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 87


terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran.
6) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian oleh pendidik digunakan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik; bahan penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
7) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan
untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian
nasional.

b. DESKRIPSI

1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk


mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan
ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan program
perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi, dan memperbaiki proses pembelajaran.
2) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk
penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan pendekatan
utama dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik. Penilaian
otentikadalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam
melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.
3) Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan
kriteria. Acuan kriteria merupakan penilaian kemajuan peserta
didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 88


ditetapkan. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi
kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan
setelah suatu kegiatan penilaian baik secara individual,
kelompok, maupun kelas. Bagi peserta didik yang berhasil dapat
diberikan program pengayaan sesuai dengan waktu yang
tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program
pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari
kompetensi yang dipelajari. Acuan Kriteria menggunakan modus
untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian optimum
untuk keterampilan.
4) Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah sikap, ranah
pengetahuan, dan ranah keterampilan menggunakan skala
penilaian.
5) Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 100 digunakan untuk Nilai
6) Pengetahuan (KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4).
7) Sedangkan nilai kualitatif digunakan untuk Nilai Sikap Spiritual
(KI 1), Sikap Sosial (KI 2), dan Kegiatan Ekstra Kurikuler,
dengan kualifikasi SB (Sangat Baik), B(Baik), C (Cukup), dan K
(Kurang).

Tabel 9 : Nilai Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

NILAI PENGETAHUAN
PREDIKAT
PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP

SB 86 – 100 86 – 100 Sangat Baik

B 71 – 85 71 – 85 Baik

C 56 – 70 56 – 70 Cukup

K < 55 < 55 Kurang

c. TEKNIK PENILAIAN RANAH SIKAP


1) Penilaian ranah sikap bertujuan membentuk sikap dan karakter
peserta didik yang dilaksanakan selama kegiatan proses

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 89


pembelajaran berlangsung. Penilaian ranah sikap dilakukan
melalui pengamatan, menggunakan lembar pengamatan atau
ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati.
Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada KD dari KI-1
dan KI-2.
2) Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan
sikap sosial dan sikap spiritual dalam rangka pengembangan
nilai karakter bangsa.Oleh karena itu, pengembangan rubrik
penilaian sikap pada seluruh mata pelajaran di satuan
pendidikan fokus pada bagian dari upaya pencapaian ranah
sikap (spiritual dan sosial). Setiap satuan pendidikan
menyepakati dan menetapkan aspek dan rubrik penilaian sikap
yang akan digunakan oleh semua pendidik. Satuan pendidikan
dalam mengembangkan aspek dan rubrik penilaian sikap
hendaknya memperhatikan sikap yang dituntut berdasarkan KD
dari KI-1 dan KI-2. Bila dimungkinkan pada tingkat daerah
(kabupaten atau kota) dikembangkan aspek dan rubrik penilaian
sikap yang digunakan oleh seluruh satuan pendidikan.
3) Setiap pendidik memetakan aspek sikap yang
dikembangkan/ditekankan pada kegiatan pembelajarannya
sesuai dengan relevansi dan karakteristik, baik yang tersurat
maupun yang tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4, serta
menggunakan rubrik penilaian sikap yang disepakati pada
satuan pendidikan
4) Untuk peserta didik yang bermasalah (belum menunjukkan
sikap yang diinginkan), terlebih dahulu dilakukan pembinaan
selama proses pembelajaran oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Frekuensi perubahan sikap yang ditunjukkan
oleh peserta didik selama kurun waktu inilah yang disebut
dengan modus. Nilai akhir yang dilaporkan oleh pendidik
kepada satuan pendidikan adalah nilai modus yang
diperoleh/nilai yang terbanyak muncul (Permendikbud Nomor
104 Tahun 2014 Pasal 6 ayat (3)).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 90


Tabel 10. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap
Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
Daftar cek Dilakukan selama proses
Observasi
Skala penilaian sikap pembelajaran.
Daftar cek
Penilaian diri Dilakukan pada akhir semester.
Skala penilaian sikap
Penilaian Daftar cek Dilakukan pada akhir semester,
antar peserta setiap peserta didik dinilai oleh
didik Skala penilaian sikap 3 peserta didik lainnya.
Catatan pendidik
tentang sikap dan Berupa catatan guru tentang
perilaku positif atau sikap dan perilaku positif atau
Jurnal negatif, selama dan di negatif peserta didik yang tidak
luar proses berkaitan dengan mata
pembelajaran mata pelajaran.
pelajaran.

d. TEKNIK PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


Penguasaan siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui
tes tulis, observasi dan penugasan, dikembangkan berdasarkan
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Pendidik dapat
memilih salah satu teknik dan bentuk penilaian ranah pengetahuan
yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang
dinilai.
Nilai akhir pengetahuan diambil dari nilai rerata perolehan nilai
ranah pengetahuan Permendikbud no 104 Th. 2014 pasal 6 ayat 4.

Tabel 11. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan


Teknik
Bentuk Instrumen
Penilaian
 Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah,
ya-tidak), menjodohkan, sebab-akibat.
Tes tulis
 Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban
singkat atau pendek, uraian).
 Daftar cek observasi guru terhadap diskusi, tanya jawab
Observasi
dan percakapan.
 Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau
Penugasan projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuai dengan karakteristik tugas.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 91


e. TEKNIK PENILAIAN RANAH KETRAMPILAN
1) Penilaian keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan
keterampilan konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada
keterampilan seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar,
dan mengomunikasikan yang lebih dominan pada kemampuan
mental (berpikir). Sedangkan untuk keterampilan kongkret
cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat,
mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan
bantuan alat.

Tabel 12. Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan

Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
Penilaian unjuk
kerja/kinerja/praktik
 Daftar cek, dengan
disebut juga penilaian
menggunakan daftar cek,
tugas yang dilakukan
peserta didik mendapat nilai
dengan cara mengamati
bila kriteria penguasaan
kegiatan peserta didik
kompetensi tertentu dapat
dalam melakukan
diamati oleh penilai.
sesuatu.
Penilaian ini cocok
Unjuk  Skala Penilaian (Rating digunakan untuk menilai
kerja/kinerja/ Scale). Penilaian kinerja ketercapaian kompetensi
praktik yang menggunakan skala yang menuntut peserta
penilaian memungkinkan didik melakukan tugas
penilai memberi nilai tengah tertentu.
terhadap penguasaan Penilaian Tugas adalah
kompetensi tertentu, karena penilaian atas proses dan
pemberian nilai secara hasil pengerjaan tugas
kontinum dimana pilihan yang dilakukan langsung
kategori nilai lebih dari dua. secara individu atau
kelompok.
Projek  Penilaian projek dilakukan Penilaian projek dapat
mulai dari perencanaan, digunakan untuk
pelaksanaan, sampai mengetahui pemahaman,
pelaporan. mengaplikasi, menyelidiki
 Untuk menilai setiap tahap dan menginformasikan
perlu disiapkan kriteria suatu hal secara jelas.
penilaian atau rubrik. Penilaian projek dilakukan
mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 92
Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
pelaporan.
 Daftar cek atau skala Penilaian produk menilai
penilaian (rubrik) kemampuan peserta didik
Produk
membuat produk-produk,
teknologi, dan seni.
 Daftar cek atau skala Penilaian portofolio pada
penilaian (rubrik) dasarnya menilai karya-
karya peserta didik secara
Portofolio
individu pada satu periode
untuk suatu mata
pelajaran.
 Tes tulis, daftar cek atau Penilaian tulis juga
skala penilaian (rubrik) digunakan untuk menilai
ranah keterampilan,
Tulis seperti menulis karangan,
menulis laporan, dan
menulis surat,laporan
keuangan, dsb.
2) Hasil penilaian setiap KD keterampilan dilaporkan dalam bentuk
nilai optimum (nilai tertinggi) dari indikator pencapaian
kompetensi (IPK) dengan catatan tidak ada IPK yang mendapat
nilai di bawah batas ketuntasan (2,67) atau kurang dari 3 bila
menggunakan rentang 1-4. Sedangkan Nilai akhir untuk ranah
keterampilan yang dilaporkan pendidik kepada satuan
pendidikan diambil dari rerata nilai optimal ranah keterampilan
(Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 6 ayat (5))
f. REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar wajib


mengikuti kegiatan remedial pada semester berjalan hingga
mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan bagi peserta didik
yang telah mencapai ketuntasan belajar dan memiliki kecepatan
belajar diatas rata-rata yang telah ditetapkan dapat diberikan
pengayaan dan pendalaman materi.

2. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 93


Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal merupakan kriteria ketuntasan
belajar untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang
ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria
ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif
dan adaptif adalah 75%.

a. KKBM KOMPETENSI NORMATIF DAN ADAPTIF


KKBM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian
sebagai berikut:

1) Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik


 Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3
 Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
 Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
 Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
 Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
 Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan
bahan)
 Dukungan tinggi, diberi skor 3
 Dukungan sedang, diberi skor 2
 Dukungan rendah, diberi skor 1

b. KKBM PROGRAM PRODUKTIF


KKM program produktif mengacu kepada standar minimal
penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang
bersangkutan. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator pada KD program produktif pada dasarnya adalah
lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 94


mencapai kompetensi minimal diberi skor 75 atau 7,5. Penentuan
nilai ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :

Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan


dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar
kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.
Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang
dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan
kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika
memenuhi persyaratan minimal berikut :
 Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
 Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang
dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar
observasi (lihat lampiran RPP Perangkat Penilaian).
Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan
menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan
indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 75.
Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik yang telah
dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 75 telah dimiliki peserta
didik. Jika peserta didik memiliki performansi/unjuk kerja melebihi
standar minimal yang ditetapkan dalam aspek penilaian seperti :
Lebih cepat, lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan
lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 75

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 95


Tabel 13. KKBM SMK Nurtanio 1 Tahun 2017-2018

Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Teknik


Tenaga Listrik

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 78 78 79 79 80 80

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 78 78 79 79 80 80

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75

4 Matematika 75 75 75 75 75 75

5 Sejarah Indonesia 78 78 79 79 80 80

6 Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75

Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 78 78 79 79 80 80

8 Prakarya dan Kewirausahaan 79 79 80 80

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 78 78 79 79 80 80

Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 78 78 79 79 - -

11 Kimia 78 78 79 79 - -

12 Simulasi dan Komunikasi Digital 80 80 - -


C2. Dasar Program Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
13 Gambar Teknik Listrik 78 78 - - - -

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 96


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
14 Dasar Listrik dan Elektronika 78 78 - - - -

15 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 78 78 - - - -


Teknik Tenaga Listrik
13 Dasar dan Pengukuran Listrik 78 78 - - - -

14 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 78 78 - - - -

15 Gambar Listrik 78 78 - - - -
C3. Paket Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik

16 Instalasi Penerangan Listrik - - 78 78 79 79

17 Instalasi Tenaga Listrik - - 78 78 79 79

18 Instalasi Motor Listrik - - 78 78 79 79

K. PELAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


Konsep
1. Pengolahan hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik dengan
caramenghitung perolehan nilai akhir, baik kompetensi sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan pada setiap mata pelajaran, yang
selanjutya digunakan untuk membuat laporan hasil belajar untuk
disampaikan kepada pihak-pihak terkait.
2. Pelaporan hasil belajar adalah bentuk laporan hasil pengolahan nilai
proses dan hasil belajar siswa pada kurun waktu tertentu yang dilakukan
oleh pendidik, yang selanjutnya digunakan oleh satuan pendidikan untuk
mengisi rapor. Rapor adalah laporan capaian hasil belajar siswa dalam
bentuk angka dan deskripsi.

3. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam


bentuk ijazah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 97


4. Ijazah adalah pengakuan terhadap prestasi dan penyelesaian belajar
peserta didik setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan terakreditasi.

5. Pelaporan hasil ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dalam


bentuk Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN).

6. Pelaporan hasil penilaian UUK dilakukan oleh satuan pendidikan


terakreditasi dalam bentuk paspor keterampilan sesuai dengan unit
kompetensi yang telah dicapai.
7. Paspor Keterampilan (Skill Passport) adalah dokumen rekaman
pengakuan atas kompetensi yang telah dicapai oleh peserta
didik..Dokumen ini berisi tentang kompetensi dasar-kompetensi dasar
yang sudah dipelajari dan diujikan dan keterangan lain yang diperlukan.

8. Pelaporan hasil penilaian UKK dilakukan oleh LSP-P1 atau satuan


pendidikan terakreditasi bersama DUDI dalam bentuk sertifikat
kompetensi keahlian dengan memperhatikan paspor keterampilan.

9. Pelaporan hasil penilaian Skema Sertifikasi Profesi dilakukan oleh satuan


pendidikan terakreditasi atau LSP-P1 dalam bentuk paspor keterampilan
dan/atau sertifikat kompetensi sesuai dengan unit kompetensi yang telah
dicapai.

10. Pelaporan hasil penilaian RPL dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai
dengan ketentuan dalam bentuk surat keterangan pengakuan kompetensi
yang dimiliki peserta didik.
Pelaporan hasil penilaian teaching factory atau technopark dilakukan oleh
satuan pendidikan dan/atau DUDI dalam bentuk paspor keterampilan atau
sertifikat kompetensi (teaching factory atau technopark).
L. PROSEDUR DAN KRITERIA KENAIKAN KELAS
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang
menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak
melanjutkan ke jenjang kompetensi-kompetensi tahun selanjutnya.
Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek :

1) Akademik : sesuai dengan KKM

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 98


2) Nonakademik :
 Kehadiran ≥ 80%
 Sikap/kepribadian minimal B
Syarat naik tingkat / mengikuti program semester tahun berikutnya
adalah ;

1) Kehadiran Komulatifnya minimal 80 %.


2) Minimal Tidak ada 6 SKS (± 3 mata pelajaran ) yang
sampai batas akhir tahun ajaran belum mencapai Ketuntasan
Kompetensi Minimal (KKM),
3) Nilai Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak
Mulia minimal (7,0) BAIK
4) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran

M. PROSEDUR DAN KRITERIA KELULUSAN


Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional pendidikan Pasal 72 Ayat (1) adalah bahwa peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah:
 menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
 memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran ;
 lulus ujian sekolah/madrasah ;
Kelulusan Peserta Didik dari satuan/program pendidikan ditetapkan oleh
satuan/program pendidikan yang bersangkutan.

N. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Strategi Pembelajaran di SMK Nurtanio 1, agar berjalan efektif maka


diterapkan pola pendekatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Pembelajaran

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 99


Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat
dipadukan secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax)
model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan
belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan
sistem pendukung (Joice&Wells).

Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana


belajar yang membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik
berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir
dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan
membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice & Wells).

Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 (tiga) model pembelajaran


utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku
sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model
tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based
Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan
(Discovery/Inquiry Learning). Tidak semua model pembelajaran tepat
digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran
tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu
pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan
dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran
tertentu. Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap
KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan
(Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya
(Problem Based Learning dan Project Based Learning).

Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:

a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau


penemuan;

b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman


pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural; dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 100
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.

Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based


Learning dan Project Based Learning):

a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk


jasa atau produk;

b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;

c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan

d. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan


penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.

Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah


kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuan dan


pencarian/penelitian)

Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan


hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery
terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,


prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut
cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the
mental process of assimilating concepts and principles in the
mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

1) Sintaksis model Discovery Learning


a) Pemberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pembuktian (Verification), dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 101
e) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

2) Sintaksis model Inquiry Learning Terbimbing


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik
dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan
dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).

Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara


maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.

Sintaksis/tahap model inkuiri meliputi:


a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.

b. Model Pembelajaran Hasil Karya Problem Based Learning


(PBL)

Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai


kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun
kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
(Tan Onn Seng, 2000).

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam


menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata,
pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOTS),
keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan
keterampilan (Norman and Schmidt).
1) Sintaksis model Problem Based Learning dari Bransford and Stein
(dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
a) Mengidentifikasi masalah;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 102


b) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan
menseleksi informasi-informasi yang relevan;
c) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-
alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
d) Melakukan tindakan strategis, dan
e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi
yang dilakukan.
2) Sintaksis model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting
(David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
a) Merumuskan uraian masalah;
b) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
c) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
d) Mengevaluasi.
c. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pembelajaran otentik menggunakan proyek nyata dalam
kehidupan yang didasarkan pada motivasi yang tinggi,
pertanyaan yang menantang, tugas-tugas atau permasalahan
untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan
secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah (Barel,
2000 and Baron 2011).
Tujuan PjBL adalah meningkatkan motivasi belajar, team work,
keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan
akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang
dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).

Sintaksis/tahapan model pembelajaran Project Based Learning,


meliputi:
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential
Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 103


3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the
Students and the Progress of the Project);
5) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

d. Pembelajaran Tuntas (mastery learning);


Pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan penguasaan materi (topik/kompetensi) yang
dipersyaratkan untuk tingkat kemampuan tertentu. Peserta didik
boleh pindah pada materi lain bila materi yang dipelajari sudah
dikuasai secara tuntas, jika peserta didik belum mencapai kriteria
minimal kompeten, harus mengulangi sampai berhasil.
Agar ketuntasan belajar mencapai 100 %, maka dilakukan program
remedial dan perbaikan secara terjadual dengan menyedia kan jam
ke ; 9-10 sebagai jam perbaikan dan pengayaan atau
diwaktu/bulan yang lain atas dasar kesepakatan bersama antara
guru dan peserta didik.
e. Pembelajaran berbasis Produksi;
Pembelajaran berbasis produksi merupakan interaksi antara guru
dan peserta didik dari KBM yang mengacu pada proses produksi
untuk mencapai kompe tensi/sub kompetensi tertentu. Pendekatan
pembelajaran ini akan memiliki muatan ganda, yaitu ketrampilan
dan menghasilkan komoditi/jasa mupun produk. Ini yang diarahkan
untuk mengisi kebutuhan pasar dan penjual. Pendekatan ini
menggabungkan tiga aspek secara sistimatik dan sistimatis yaitu;
Aspek pembelajaran dalam proses pemelajaran di sekolah, Aspek
ekonomi yang menca kup pengenalan dunia bisnis berupa harga
“delivery time”, efisiensi bahan, kepuasan pelanggan, dsb.Aspek
industri dalam bentuk penguasaan ketrampilan, sikap dan sikap
kerja industri yang terstandar.

f. Pembelajaran Mandiri;
KBM yang memposisikan peserta didik sebagai subyek yang
mampu mengelola proses pembelajaran secara swakelola
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 104
(mandiri). Dalam pembelajaran mandiri, peserta didik harus
mampu menyiapkan, mengorganisasikan, melaksana kan,
mengendalikan dan menilai proses dan hasil pembelajaran,
dengan cirri sebagai berikut:
a) Guru memberikan asistensi jika diperlukan
b) Peserta didik lebih aktif dan dinamis
c) Kegiatan pemelajaran bersifat swakelola

g. Pembelajaran berbasis Kompetensi;


Interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang mengacu
pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara
utuh dan menyuluruh. Untuk itu ditempuh program pemelajaran
sebagai berikut :
Tabel 14. Program Pembelajaran

Tahun Waktu
No. Program Tempat Belajar
Ke Belajar

Semua 5 hari disekolah, 1 hari di


1. I 6 hari
program masyarakat

Semua 5 hari disekolah, 1 hari


2. II 6 hari
program melakukan replikasi kerja

Semua 5 hari disekolah, 1 hari di


3. III 6 hari
program Institusi Pasangan

h. Pembelajaran berwawasan lingkungan;

Proses KBM yang memasukkan dasar-dasar pendidikan


lingkungan hidup secara terintegrasi dalam setiap materi
pembelajaran.

i. Pembelajaran berbasis normative dan adaptif;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 105


Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses
pembentukan watak, sikap, kepribadian, ekonomi. Dengan
pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan tamatan yang
memiliki norma-norma sebagai makhluk sosial dan kematangan,
serta memiliki potensi dalam mengembangkan diri sesuai
dengan tuntutan perkembangan IPTEK/Global.Untuk itu
dikembangkan Pendidikan Dakwah Sistem Langsung.

j. Pembelajaran sepanjang hari;


Merupakan pendekatan KBM yang mengacu pada proses dan
karakter obyek yang dipelajari secara alamiah, cirinya antara lain
; Waktu pembelajaran boleh jadi terjadwal dan tidak terjadwal,
KBM di laksanakan secara bersela sesuai dengan kebutuhan
baik pada waktu pagi atau siang, waktu pembelajaran
khususnya praktik sangat ditentukan oleh kebutuhan obyek yang
dipelajari, dan waktu belajar peserta didik tidak harus belajar
selama 24 jam terus menerus.

Proses pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran


berpendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut:

1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa untuk mengidentifikasi


melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu
objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan
mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati
gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan
internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan
mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.

2. Menanya, yaitu kegiatan siswa untuk mengungkapkan


apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu
objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan
menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau
kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 106
mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, siswa
lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru
hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan
dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira.
Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat
hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan menanya adalah siswa
dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.

3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa untuk


mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan
disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan
dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder,
observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara,
menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan
mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.

4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data


dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan
bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data
antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting),
menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang
lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih
bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya
membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan
pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk
membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data
yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat
ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep
penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif,
meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil
belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat
menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 107


5. Mengomunikasikan yaitu kegiatan siswa
mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah
data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik
secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan,
gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi
sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil
belajar dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat
memformulasikan dan mempertanggungjawabkan
pembuktian hipotesis.

O. TEMPAT PEMBELAJARAN

Susunan Kurikulum SMK Nurtanio 1 terdiri dari program normatif,


adaptif, produktif , program pengembangan diri dan muatan lokal dengan
pengembangan. Kompetensi lulusannya sesuai dengan standar
kompetensi lulusan masing-masing program keahlian yang mengacu pada
standar kompetensi nasional (SKN) dan level-level kopetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum SMK Nurtanio 1 .

Masa pendidikan di SMK Nurtanio 1 untuk program reguler adalah 3


tahun dan dapat diperpanjang menjadi 4 tahun, sedang untuk program
akselarasi dapat kurang dari 3 tahun. Pengurangan waktu dan
perpanjangan masa pendidikan tersebut berdasarkan atas tuntutan
pencapaian standar kompetesi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai
pada satu program keahlian.

Alokasi waktu belajar berkisar antara 1044 jam pelajaran untuk selama
waktu pendidikan. Durasi pembelajaran 45 menit per jam pelajaran dan
praktik kerja industri dilaksanakan selama 4 sampai 12 bulan dengan
menggunakan alokasi waktu pembelajaran program produktif.

Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu


melalui pola pendidikan sistem ganda dengan pengaturan sebagai berikut ;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 108


a) Pem
belajaran di sekolah
Melakukan pembelajaran prograan normatif, adaptif dan produktif,
untuk pembelajaran produktif ditekankan pada penguasaan dasar-
dasar keahlian serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat,
bila memungkinkan dapat melibatkan unsur industri dalam proses
pembelajarannya. Disamping itu dikembangkan kelas wirausaha dan
pengelolaan Unit Produksi.
b) Pem
belajaran di Industri / dunia kerja
Kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai
program bersama yang telah disepakati dan dilengkapi dengan jurnal
kegiatan, daftar kemajuan pelatihan, perangkat monitoring dan
asuraansi kecelakaan kerja. Untuk pelaksanaannya dilakukan langkah-
langkah berikut ;
1) Pengkondisian Prakerin;
Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta didik
melaksanakan praktik disekolah dan atau sekolah mendatangkan
guru tamu dari industri atau dunia usaha.
2) Pemprograman Bersama;
Program Prakerin dibuat bersama antara sekolah (PKS Bidang
PSG/Humas) dengan DU/DI agar apa yang akan dikerjakan
peserta didik selama praktek industri bisa diketahui bersama.
3) Guru Tamu;
Sekolah secara priodik mendatangkan guru tamu yang akan
memberi informasi tentang dunia industri untuk menambah
wawasan peserta didik.

4) Orientasi Kerja;
Sekolah memberi tugas kepada peserta didik tingkat I pada setiap
liburan untuk mengikuti kegiatan kerja yang dilakukan oleh
ORTU/lingkungan yang ada dimasyarakat dan penulisan Laporan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 109


Hasil Praktek Orientasi Kerja yang dilakukan selama liburan akhir
semester gasal/genap.
5) Replikasi Industri;
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dikalangan peserta didik dan
mempersiapkan peserta didik memiliki ketrampilan dalam
memasuki kehidupan, sekolah mengadakan program replikasi
bekerjasama dengan Perusaahaan sebagai suplay produk dan
jasa.

P. PROGRAM PEMINATAN/PENJURUSAN

1. KONSEP PEMINATAN

Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan peserta
didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman
mata pelajaran atau muatan kejuruan. Peminatan akademik adalah
program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan
orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan. Peminatan
kejuruan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan vokasional
peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran
kejuruan.

Lintas minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan
akademik atau vokasional peserta didik dengan orientasi penguasaan
kelompok mata pelajaran keilmuan atau vokasional di luar pilihan
minat.

Pendalaman minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik atau vokasional
peserta didik dengan orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 110


keilmuan atau vokasional dalam lingkup pilihan minat (Permendikbud
No. 64 Th. 2014, Pasal 1).

2. TUJUAN

Peminatan pada SMK/MAK dimaksudkan untuk memberikan


kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minat, bakat, dan/atau
kemampuan dalam bidang Kejuruan, program Kejuruan, dan paket
Kejuruan (Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014, Pasal 2 ayat (2)).

3. DESKRIPSI

a) Peminatan pada SMK/MAK dilaksanakan mengacu pada Spektrum


Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah (SK Dirjen Dikmen Nomor
7013/D/KP/2013). Spektrum Keahlian mencakup: Bidang Keahlian,
Program Keahlian, dan Paket Keahlian. Bidang Keahlian merupakan
pengelompokan sejumlah Program Keahlian yang memiliki
karakteristik Keahlian serumpun. Program Keahlian merupakan
bagian dari Bidang Keahlian dalam bentuk satu atau lebih Paket
Keahlian serumpun. Paket Keahlian merupakan kemasan keahlian
spesifik dalam lingkup Program Keahlian (Permendikbud No. 64
Tahun 2014, Pasal 8).

b) Peminatan Bidang Keahlian SMK Nurtanio 1 terdiri atas:


 Teknologi dan Rekayasa,
 Teknologi Informasi dan Komunikasi,
c) Mata pelajaran peminatan kejuruan Kelompok C merupakan
program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik sesuai dengan minat,
bakat dan/atau kemampuan dalam Bidang Keahlian, Program
Keahlian, dan Paket Keahlian (Permendikbud No. 60 Tahun 2014,
pasal 3 ayat (4)).

d) Setiap Peminatan Bidang Keahlian berisi kelompok mata pelajaran


Dasar Bidang Keahlian (C1), sebagai contoh: Fisika, Kimia, dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 111
Gambar Teknik untuk Peminatan Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa (Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 9).

e) Setiap Program Keahlian berisi kelompok mata pelajaran Dasar


Program Keahlian (C2). Setiap Paket Keahlian berisi kelompok mata
pelajaran Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran Dasar Program
Keahlian dan mata pelajaran Paket Keahlian ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah. Setiap peserta didik dapat
memilih mata pelajaran lintas Paket Keahlian (Permendikbud No. 64
Tahun 2014, Pasal 10).

f) Struktur kurikulum SMK/MAK memperkenankan peserta didik


melakukan pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata
pelajaran lintas minat dan/atau pendalaman minat. Mata pelajaran
lintas minat dan/atau pendalaman minat diambil sesuai dengan
beban belajar minimal yang diperlukan (Permendikbud No. 60
Tahun 2014 Lampiran I Bagian III B3).

4. Proses Pemilihan Peminatan

Pemilihan peminatan pada SMK/MAK dilakukan untuk:


 Program Keahlian;
 Paket Keahlian, dan
 Lintas Minat dan Pendalaman Minat.
Pelaksanaan proses pemilihan peminatan ini dilakukan dalam dua
tahapan, yaitu pada saat peserta didik mendaftar dan setelah
menyelesaikan proses pembelajaran kelas X (akhir smester 2).
5. Pemilihan Peminatan Program Keahlian
Pemilihan peminatan Program Keahlian dilakukan peserta didik pada
saat mendaftar, didasarkan atas:
1) nilai Rapor SMP/MTs atau yang sederajat;
2) nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, dan
3) rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor di SMP/MTs
atau yang sederajat

Diagram 1. Mekanisme Pemilihan Peminatan Program Keahlian


Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 112
(Peserta Didik Baru)

Saran Orangtua
Calon Siswa Minat Siswa
Nilai rapor SMP
Pilihan Program Keahlian Nilai UN SMP
Rekomendasi guru BK SMP
2. Datang ke Sekolah

3. Mengambil dan mengisi formulir pendaftaran

4. Mendaftar dan Mengembalikan formulir

Tabel 15.

KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE


Calon peserta didik didampingi/bersama orangtua menggali
informasi secara detail tentang peminatan program kejuruan
yang tersedia, dan prosedur peminatan (tata cara, kuota, syarat
pendaftaran, dll.) di sekolah yang akan dituju.
1
Calon peserta didik mempersiapkan salinan rapor.
Calon peserta didik meminta rekomendasi dari guru BK,
mengenai minat yang sesuai.
Calon peserta didik, membawa keseluruhan berkas dokumen
2
yang sudah disiapkan ke sekolah tujuan.
Calon peserta didik, mengambil formulir peminatan belajar di
ruang yang disediakan sekolah. Pengisian formulir dapat 3
dilakukan di rumah dan dilakukan pencermatan secara teliti.
Calon peserta didik mendaftar dan menyerahkan formulir yang
telah diisi lengkap serta berkas dokumen yang dipersyaratkan di 4
ruang pengembalian formulir di sekolah

Setelah calon peserta didik mengembalikan formulir Pendaftaran -


serta seluruh dokumen yang dipersyaratkan, selanjutnya tim
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melakukan seleksi lanjutan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 113
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh sekolah yang
bersangkutan.
Diagram 2. Mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru
1. Formulir Pendaftaran dan dokumen siswa

Seleksi Administrasi tim PPDB


2. Seleksi fisik Seleksi Akademik oleh tim PPDB Wawancara 0lehGuru BK

3. Penetapan Penerimaan

Y/T

5. Lapor Diri/Daftar ulang


4. Pengumuman

6. Menetapkan dan melaksanakan MOS/OSPEK

7. Proses Pembelajaran

Tabel 16

KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 114


Formulir dan persyaratan pendaftaran yang sudah
dikembalikan oleh calon peserta didik dicek kelengkapannya 1
oleh tim PPDB.
Tim melakukan seleksi sesuai dengan proseur yang
2
ditetapkan.
Penetapan penerimaan dan pengumuman. 3, 4
Calon peserta didik yang diterima melakukan lapor diri/
pendaftaran ulang, dan yang tidak diterima kembali ke 5
orang tua masing-masing.
Penetapan jadwal pelaksanaan program pengenalan
6
kampus.
Pelaksanaan proses pembelajaran. 7
6. Pemilihan Peminatan Paket Keahlian

Pemilihan peminatan Paket Keahlian dilakukan peserta didik pada


akhir semester 2 (dua) Kelas X, didasarkan atas:
1) Nilai Rapor semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) Kelas X,
dan
2) Rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 11).

Apabila dalam Program Keahlian yang ada memiliki lebih dari satu
Paket Keahlian, peserta didik diberikan kesempatan untuk
mengubah Paket Keahlian pilihannya ketika mendaftar dengan
memenuhi ketentuan di atas. Untuk memperkuat pilihan Paket
Keahlian, sebaiknya meminta pendapat dari kepala Progam
Keahlian.

Diagram 3. Peminatan Paket Keahlian


Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 115
Peserta
Nilai rapor kls X
Didik
Rekomendasi guru BK
Paket Keahlian Awal Saran Kaprog. Keahlian

Prog. Keahlian Tidak


(Siswa)

Paket Keahlian 1
Ya/Tidak berubah
Ya
Paket Keahlian 2

Paket Keahlian n

7. Lintas Minat dan Pendalaman Minat

Pilihan lintas minat atau pendalaman minat di SMK/MAK dapat


dilakukan sesuai dengan sumber daya pendidikan. Lintas minat dapat
dilakukan pada Program Keahlian dan Paket Keahlian. Pilihan lintas
minat Program Keahlian dapat dilakukan dengan mengambil mata
pelajaran di luar Program Keahlian yang sudah dipilih, dalam Bidang
Keahlian yang sama. Pilihan lintas minat Program Keahlian
dilaksanakan di Kelas X dengan beban paling banyak 4 jam pelajaran
per minggu.

Pilihan lintas minat Paket Keahlian dapat dilakukan dengan mengambil


mata pelajaran di luar Paket Keahlian yang sudah dipilih, dalam
Program Keahlian yang sama. Pilihan lintas minat Paket Keahlian
dilaksanakan di Kelas XI dan Kelas XII dengan beban paling banyak 4
jam pelajaran per minggu.

Beban belajar per minggu jika mengambil mata pelajaran lintas minat
Program Keahlian atau Paket Keahlian adalah jam wajib (48 jp)
ditambah jam lintas minat (4 jp), sehingga menjadi 52 jp per minggu.

Diagram 4. Pilihan Lintas Minat Kelas X

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 116


BIDANG KEAHLIAN

Program Keahlian I
Prog. Keahlian II Mapel: 1. …..
(Siswa)
2. …..
3. …..
Pilihan Lintas Minat (4 jp/mg)
4..….
n…….

Diagram 5. Pilihan Lintas Minat Kelas XI

PROGRAM KEAHLIAN

Paket Keahlian A Paket Keahlian B Mapel: 1. …..


(Siswa) 2. …..
3. …..
4. .….
Pilihan Lintas Minat (4 jp/mg)
n. …..

Mata pelajaran lintas minat yang diambil oleh peserta didik pada kelas X,
kelas XI, dan kelas XII masing-masing sejumlah satu atau lebih mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Pilihan pendalaman minat dapat dilakukan dengan memperdalam mata


pelajaran pada Paket Keahlian yang sudah dipilih. Mata pelajaran
pendalaman minat yang diambil oleh peserta didik pada kelas XII
sejumlah satu atau lebih mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Pendalaman minat pada SMK diselenggarakan oleh satuan
pendidikan melalui kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri
atau perguruan tinggi (untuk lebih jelasnya tentang lintas minat atau
pendalaman minat ini dapat ditelaah lebih lanjut pada Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2014, Pasal 12).

Pendalaman minat dapat dilakukan dalam program praktik kerja lapangan,


yang sudah dirancang khusus untuk program pendalaman minat.Program
pendalaman minat pada praktik kerja lapangan dikembangkan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 117
berdasarkan Kompetensi Dasar peminatannya (Paket Keahlian) dan
sebaiknya dirancang sebagai program sertifikasi yang keberhasilannya
ditandai dengan pemberian sertifikat dari industri yang kredibel atau
asosiasi profesi.

Diagram 6. Pendalaman Minat Kelas XII

Disesuaikan dengan
tugas jabatan yang
disertifikasi

Program Pendalaman
Tugas/pekerjaan 1
Paket Tugas/pekerjaan 2 Prog. Ya
Du/Di Sertifikasi
Keahlian Tugas/pekerjaan 3 Tidak
Pendalaman
Tugas/pekerjaan 4 Tuntas
…………………………
Tidak
Tugas/pekerjaan n
Surat
Keterangan

Peserta didik SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya dapat pindah antara
kelompok peminatan akademik ke kelompok peminatan kejuruan atau
sebaliknya, paling lambat pada akhir semester 1 (satu). Perpindahan
kelompok peminatan akademik ke kelompok peminatan kejuruan atau
sebaliknya didasarkan pada hasil pembelajaran pada semester berjalan
dan rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor. Peserta didik
yang pindah ke kelompok peminatan kejuruan atau sebaliknya harus
mengikuti program matrikulasi pada peminatan yang dipilih
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 13).

Q. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

1. PENGERTIAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 118


Pendidikan kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu upaya
pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara.
Pengertian kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan
dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu
mengatasinya.
Secara operasional, program kecakapan hidup dalam pendidikan non
formal dipilih menjadi empat jensi yaitu :
1. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup kecakapan
mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional, dan percaya diri.
2. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan melakukan
kerjasama, bertenggang rasa, dan tanggung jawab sosial.
3. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan dalam berfikir
secara ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan-percobaan dengan
pendekatan ilmiah.
4. Kecakapan vokasional (vocational skill) adalah kecakapan yang
dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Seperti di bidang jasa (perbengkelan, jahit menjahit), dan produksi barang
tertentu (peternakan, pertanian, perkebunan).
Keempat jenis kecakapan hidup di atas, dilandasi oleh kecakapan spritual,
yakni; keimanan, ketakwaan, moral, etika dan budi pekerti yang luhur
sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama Pancasila. Dengan
demikian, pendidikan kecakapan hidup diarahkan pada pembentuka
manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri serta
memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi.
Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan dan program
pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan
dan penanggulangan pengangguran lebih ditekankan pada upaya
pembelajaran yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).
Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup dengan
pendekatan "broad based education (BBE)" pada jalur pendidikan non
formal (Malik Fadjar, 2001), ditandai oleh:

a. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam


bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (inggris, arab,
mandarin, jepang, dan lainnya).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 119


b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang
dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan ilmiah,
penelitian, penemuan dan penciptaan.
c. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi
guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.
d. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi diberbagai
lapangang kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan,
kerumahtangga, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur dan
industri, perdagangan, kesenian, dan olahraga).
e. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan
lingkungan
f. Kemampuan bekerja dalam tim baik dalam sektor formal maupun
informal.
g. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
h. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi manusia
belajar dan pembelajar
i. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran
dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.

Muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum adalah: pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan
olahraga, keterampilan/kejuruan, pembiasaan dan muatan lokal. Masing-
masing muatan memiliki tujuan pendidikan yang berbeda dan peluang
untuk memasukkan kecakapan hidup secara terintegratif seperti berikut :

a. Pendidikan agama    Membentuk peserta didik menjadi manusia


yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME               
b. Pendidikan Kewargane-garaan    Membentuk peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki wawasan dan rasa kebersamaan, cinta
tanah air, serta bersikap dan berperilaku demokratis               
c. Bahasa    Membentuk peserta didik mampu berkomunikasi secara
efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulisan    
d. Matematika    Mengembangkan logika dan kemampuan berpikir
peserta didik               
e. Ilmu Pengetahuan Alam    Mengembangkan pengetahuan, dan
kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan
sekitarnya   
f. Ilmu Pengetahuan Sosial    Mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap
kondisi sosial masyarakat   

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 120


g. Seni dan Budaya    Membentuk karakter peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya               
h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga    Membentuk karakter peserta
didik agar sehat jasmani dan rohani, serta menumbuhkan rasa
sportivitas               
i. Keterampilan/Bahasa Asing/TIK    Membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki keterampilan               
j. Muatan Lokal    Membentuk pemahaman terhadap potensi sesuai
dengan ciri khas di daerah tempat tinggalnya                
k. Pengembangan Diri    Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, minat, dan bakat   
          
2. PENDIDIKAN KARAKTER BUDAYA BANGSA

a. Pengertian
 Menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “pendidikan
merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh
anak. Jadi sedah jelas, bahwa pendidikan merupakan kunci utama
untuk menumbuhkembangkan karakter bangsa menjadi baik.
 Menurut Suyanto (2009) : Pendidikan karakter adalah cara berfikir
dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun Negara.
 Menurut Kertajaya (2010) : Pendidikan karakter adalah ciri khas
yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu
tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana
seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.

b. Tujuan
 Mengembangkan potensi hati nurani peserta didik sebagai manusia
dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa
 Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius
 Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
 Menanamkan jiwa keteladanan, kepemimpinan dan tanggung
jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 121


 Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi

c. Nilai Inti dan 18 Nilai Pendidikan Karakter


 Agama: artinya masyarakat Indonesia adalah masyarakat
beragama, sehingga nilai-nilai karakter bangsa harus didasarkan
pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama
 Pancasila: artinya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum,
ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni
 Budaya: artinya nilai-nilai komunikasi antar masyarakat
mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
karakter bangsa

Ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu :

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan


ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Indakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 122


11. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Bersahabat/Komunikatif : Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
14. Cinta Damai : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dibutuhkan penguatan yang bisa secara terencana dan tersistem
dengan baik dalam mengajarkan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter .
Di sinilah pendidikan berperan penting dalam penguatan karakter bangsa
indonesia. Bangsa indonesia telah memiliki karakter yang bernilai luhur
dan diwariskan secara turun-temurun. Akan tetapi pewarisan dengan cara
yang konservatif saja tidaklah cukup. Perlu dilakukan pewarisan dan
pembentukan karakter bangsa yang bisa mencetak generasi penerus
berkarakter dan bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
sebab itulah dilakukan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
pendidikan karakter.

Pendidikan karakter ini sendiri menurut desain induk pendidikan


karakter yang diterbitkan oleh kemendiknas pada tahun 2010, merupakan
pendidikan yang berfokus pada “moral absolute”. Pendidikan karakter
menekankan pada suatu nilai moral yang universal yang bisa diterima baik
oleh berbagai kalangan di seluruh kelompok sosial. Pendidikan karakter
berfokus bukan lagi pada sesuatu yang salah dan benar saja tapi sudah
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 123
pada tingkat baik dan buruk hal yang diajarkan. Tujuan dari pendidikan
karakter ini ialah mencetak Individu yang berkarakter. Individu baru bisa
dikatakan berkarakter apabila dirinya sudah mampu melaksanakan segala
keputusan yang diambilnya dengan pertimbangan moral.

SISWA SISWI BERKARAKTER

Seperti diterangkan di atas bahwa dalam diri siswa siswi SMK


Nurtanio 1terdapat perasaan, pikiran dan perilaku, sama halnya dalam
desain induk milik kemendiknas ini yang menyebutkan ciri Individu yang
berkarakter ialah :

 Moral Knowing, Ialah memahami dan mengetahui hal yang baik


dan buruk sesuai dengan kaidah moral. Penerapan dari hal ini ialah
memahami bahaya narkoba bagi generasi muda dan mengerti
dampak korupsi bagi negara. Individu yang bermoral akan
memahami dengan baik konsekuensi dari contoh kedua kasus tadi
bagi dirinya, keluarga, dan lingkungannya.
 Moral Feeling, atau disebut juga “loving the good”, yakni menyukai
hal-hal yang bersifat baik dan cenderung menarik diri menuju
kebaikan. Semisal memiliki keinginan kuat untuk mempelajari cara
melestarikan budaya lokal ditengah gempuran invasi budaya asing
atau semisal memiliki perasaan ingin senantiasa menaati peraturan
yang berlaku karena dirinya takut bila peraturan tidak ditaati dengan
baik maka akan timbul bahaya akibat jika tidak ada keadilan di
masyarakat.
 Moral Action, Pada tahap ini perasaan dan pikiran yang baik akan
mewujudkan perilaku yang baik di dalam diri individu. Ketika
menangkap realita yang ada individu akan bergerak dan
memberikan respons yang baik terhadap permasalahan yang ada.
Ini terjadi semisal pada individu yang tidak hanya menyadari
kemajemukan di lingkungan sosialnya tapi juga mengupayakan
cara merawat kemajemukan  bangsa indonesia. Integrasi antara
pikiran dan perasaan serta perilaku yang diwujudkan ini bahkan
tidak hanya berada pada tahap mengupayakan pemecahan
masalah, Individu dengan moral action juga akan memikirkan
dengan matang berbagai potensi faktor penyebab konflik sosial dan
cara penyelesaiannya.

PELAKSANAAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 124


Realisasi Pendidikan Karakter :

Secara umum untuk mewujudkan pendidikan karakter bangsa dapat


dilakukan melalui pendidikan formal, non formal, dan informal yang saling
melengkapi dan mempercayai dan diatur dalam peraturan dan undang-
undang. Pendidikan formal dilaksanakan secara berjenjang dan
pendidikan tersebut mencakup pada pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, evokasi keagamaan dan khusus. Dalam pelaksanaan
pendidikan karakter bangsa dapat dilakukan melalui jenjang pendidikan
yang diimplementasikan pada kurikulum di tingkat satuan pendidikan yang
memuat pelajaran normatif, adaptif, produktif, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Pendidikan karakter bangsa di sekolah yang
diimplementasikan pada pendidikan pengembangan diri antara lain;
melalui kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, semisal : pengurus
OSIS, Pramuka, PMR, PKS, KIR, Olahraga, Seni, Keagamaan dan
lainnya. Dengan kegiatan ekstrakurikuler ini sangat menyentuh, mudah
dipahami, dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat dan
dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat dan bakat yang dapat
dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan karakter bangsa.

TERINTEGRASI DALAM SELURUH MATA PELAJARAN

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam


proses  pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan
ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan
nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di
luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan
pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku.
Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang
ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui
sistem penilaian.

Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang


dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai
kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama
pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi
sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 125
dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok
sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya
nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran.
Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman
nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata
pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang
diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada Enam
nilai pokok : mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi
pada tindakan dan kerja keras.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan


mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP
dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi
untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus
yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi
silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus
untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan.
Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah
ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran
atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan


kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan
menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan
mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya
menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini,
peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga
proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Integrasi Nilai Nilai Kewirausahaan :

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 126


 Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP
dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
 Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai
kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.
 Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di
dalam SKdan KD kedalam silabus.
 Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan
integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
 Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam RPP.

TERPADU DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata


pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya
potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian
dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah :
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka;
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan
peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan
mandiri dan atau kelompok.

TERINTEGRASI MELALUI PENGEMBANGAN DIRI

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran


sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk
karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan
kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta
kegiatan ekstra kurikuler.

Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan


pengembangan  kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 127
perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah/madrasah.

Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan


peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas,
kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan
keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian.
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak
terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik.
Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian
kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’
(bazar, karya peserta didik, dll)

3. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN EKONOMI KREATIF


Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara
utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan
ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan
kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-
kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan
dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor),
peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu  komunitas pendidikan.
Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara
mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan
pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.  Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan
di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.

TERINTEGRASI DALAM SELURUH MATA PELAJARAN

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam


proses  pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan
ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan
nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di
luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan
pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 128
menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku.
Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang
ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui
sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang
dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai
kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama
pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi
sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan
dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok
sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya
nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran.
Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman
nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata
pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang
diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada Enam
nilai pokok : mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi
pada tindakan dan kerja keras.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan


mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP
dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi
untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus
yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi
silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus
untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan.
Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah
ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran
atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan
menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan
mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya
menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini,
peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga
proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 129


Integrasi Nilai Nilai Kewirausahaan :
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat
dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan
sudah tercakup didalamnya.
Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam
SKdan KD kedalam silabus.
Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi
nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam RPP.

TERPADU DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER


Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya
potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian
dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah
kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang
memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas
melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

TERINTEGRASI MELALUI PENGEMBANGAN DIRI


Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk
karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan
kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta
kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pengembangan  kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan
perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah/madrasah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 130


Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan
peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas,
kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan
keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian.
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak
terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik.
Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian
kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’
(bazar, karya peserta didik, dll)

PERUBAHAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


ENTREPRENEURSHIP TEORI DAN PRAKTEK

Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada


pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter
wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar
pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan
pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata pelajaran
ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan
pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut
merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan
nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta
didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh
model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter
dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin
kejujuran.

4. PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL

PENGERTIAN
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam  aspek ekonomi, seni
budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan
lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 131


pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk
persaingan global.
Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya,
pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya
yang menjadi keunggulan suatu daerah.
Keunggulan yang dimiliki suatu daerah dapat lebih memberdayakan
penduduknya sehingga mampu meningkatkan pendapatan atau
meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Karena manfaat dan
pendapatan yang diperoleh menjadikan penduduk daerah tersebut
berupaya untuk melindungi, melestarikan dan meningkatkan kualitas
keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga bermanfaat bagi
penduduk  daerah setempat serta mampu mendorong persaingan secara
kompetitif pada tingkat nasional maupun global.

TUJUAN
Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
adalah agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana dia
tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan
keunggulan lokal daerah tersebut, selanjutnya siswa mampu mengolah
sumber daya, terlibat dalam pelayanan / jasa atau kegiatan lain yang
berkaitan dengan keunggulan lokal sehingga memperoleh pendapatan
dan melestarikan budaya / tradisi / sumber daya yang menjadi ungulan
daerah  serta  mampu bersaing secara nasional maupun global.
Supaya keunggulan yang dimiliki daerah dapat dipahami siswa dan
keunggulan daerah dapat menyejahterakan masyarakatnya diharapkan
keunggulan daerah dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat pada
umumnya.
Sehingga masyarakat dapat menjaga kelestarian potensi daerahnya dan
dapat memanfaatkan potensi daerahnya sendiri dengan semaksimal
mungkin, sehingga bermanfaat bagi hidupnya, dan bagi masyarakat pada
umumnya.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global :
1.  Lingkup situasi dan kondisi daerah adalah segala sesuatu yang
terdapat di daerah tersebut yang berkaitan dengan lingkungan alam,
sosial, ekonomi, seni dan budaya atau lainnya yang berupa  hasil bumi,
tradisi, pelayanan/jasa, tenaga kerja atau lainnya yang menjadi
keunggulan suatu daerah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 132


2.   Lingkup keunggulan lokal dan global, adalah mencakup potensi
keunggulan lokal,
bagaimana mengelola, mengolah/mengemas, menggali, meningkatkan,
mengoptimalkan, mempromosikan, memasarkan atau proses lainnya yang
mampu menghasilkan nilai tambah bagi daerah sehingga dapat
meningkatkan tarap hidup /  kesejahteraan maupun Pendapatan Asli
daerah  (PAD) dan mampu bersaing secara global. Maka dipandang perlu
Penyelenggaraan Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
dikembangkan di smk Negeri 1 Jakarta.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam  aspek ekonomi, seni
budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan
lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk
persaingan global.
Kurikulum keunggulan berbasis lokal yang dikembangkan di SMK Nurtanio
1 berupa solat Berjamaah di masjid sekolah Al Mujahidin dan Kultum
setelah solat Dhuhur. Sistem pembacaan / tilawah Alquran di awal
pembelajaran dan hafalan surat-surat pendek (juz Amma) pada setiap
akhir semester dan bersertifikat bagi yang lulus hafalan. Materi hafalan
dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Kelas X, Materi Hafalan Juz Ama
Kelas XI, Materi Tajwid Surat Yaasiin
Kelas XII, Materi Makhroj Surat Yaasiin
Kurikulum keunggulan berbasis global yang dikembangkan di SMK
Nurtanio 1 adalah kemampuan berbahasa Inggris dan penguasaan
Teknologi Informasi. Bentuk pembinaan keunggulan berbasis global
berupa:
a. Kegiatan English Club
b. Kegiatan perakitan dan trouble shuting komputer
c. Desain Web

5. GERAKAN LITERASI SEKOLAH

KONSEP DAN TUJUAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


 Memahami bahwa literasi tidak hanya sekadar membaca dan menulis
namun mencakup keterampilan berfikir dengan menggunakan sumber-
sumber pengetahuan baik dalam bentuk cetak, visual, digital dan
auditori.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 133


 Tujuannya adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
memlalui pembudayaan ekosistem literasi SMK Nurtanio dengan
memanfaatkan sumber sumber literasi yang ada.

PRINSIP PRINSIP PELAKSANAAN GLS


 Perkembangan literasi berjalan sesuai tahapan yang bisa diprediksi
 Program literasi yang baik bersifat berimbang
 Program literasi berlangsung di semua kurikulum
 Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang
 bermakna
 Diskusi dan Bahasa lisan sangat penting
 Keberagaman perlu dirayakan di kelas dan sekolah

TAHAPAN PELAKSANAAN GLS


 Penumbuhan minat baca melalui kegiatan membaca 15 menit
 Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi
buku pengayaan
 Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran

PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI


Dilakukan secara berjenjang oleh semua pemangku kepentingan sesuai
dengan perannya, seperti Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan

PRAKTIK SISWA SMK Nurtanio 1


 Gerakan membaca buku 15 menit sebelum pelajaran jam pertama
dimulai
 Menambah koleksi buku non mata pelajaran
 Mewajibkan setiap kelas untuk membuat pojok baca di ruang
kelasnya dengan menyediakan sendiri buku dan materi bacaan lain

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 134


 Peserta didik membuat resensi dari buku yang dibaca kemudian
dibukukan menjadi kumpulan buku hasil literasi sekolah

TINDAK LANJUT
 Konsisten melaksanakan gerakan membaca 15 menit sebelum jam
pertama pelajaran dimulai
 Akan menambah koleksi pustaka /buku baik fiksi dan non fiksi serta
materi bacaan lain yang dibutuhkan peserta didik

6. PENDIDIKAN ANTI BULLYING (ANTI KEKERASAN)

SMK Nurtanio 1 telah berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif


bebas dari aksi-aksi tidak terpuji tersebut. Dan selain itu SMK Nurtanio 1
senantiasa menegakkan tata tertib dan disiplin sekolah secara terus
menerus . Sekolah juga telah membuat tim pemantau bullying, tim
sweeping siswa siswi di sepanjang ring perjalanan kepulangan siswa sisw.
Tim anti bullying sekolah telah mengembangkan perlindungan total
terhadap bullying, di mana siswa yang dianggap lemah dapat terlindungi
oleh ancaman-ancaman bullying dan bisa belajar dengan nyaman.

PENGERTIAN BULLYING
School “bullying” adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang
oleh seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap
siswa/siswi lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut
(Riauskina, Djuwita, dan Soesetio, 2005).

BENTUK PERILAKU BULLYING  

Kekerasan fisik (mendorong, menendang, memukul, menampar).


Kekerasan verbal (Misalnya panggilan yang bersifat mengejek atau
celaan).Kekerasan mental (mengancam, intimidasi, pemerasan,
pemalakan).Kekerasan sosial, misalnya menghasut dan mengucilkan.
AKIBAT KORBAN BULLYING

Menurut Ida dan Komang (2014), dalam penelitiannya, bahwa korban


bullying terjadi perubahan dalam tingkah laku seperti berikut :
Mengalami kesulitan dalam bergaul, Merasa takut datang ke sekolah
sehingga absensi mereka tinggi dan tertinggal pelajaran,
Mengalami kesulitan berkonsentrasi sehingga akan berdampak pada
prestasi belajarnya. Pertahanan tubuhnya rendah (Newman, 2004).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 135


GEJALA SISWA YANG MENJADI KORBAN BULLYING

Menurut hasil penelitian Tisna, 2010 danTine, 2012


 Mengalami luka (berdarah, memar,goresan).
 Sakit kepala/sakit perut.
 Barang miliknya mengalamikerusakan.
 Tidak mau pergi ke sekolah,merubahrute pergi ke sekolah.
 Prestasi akademiknya menurun.
 Menarik diri dari pergaulan ataumerasa malu.
 Tidak mau berpartisipasi lagi dalamkegiatan yang biasanya
disukainya.
 Gelisah, muram, dan menjadi agresifdengan melakukan bullying
kepada saudara kandung.
 Mengancam atau mencoba melakukan bunuh diri

METHODE PENCEGAHAN BULLYING

Usaha usaha pencegahan bullying yang dilakukan di SMK Nurtanio 1


antara lain :
1) PENDEKATAN DENGAN PERILAKU DISIPLIN
 Guru memanggil siswa yang melakukan perilaku kekerasan
 Menjelaskan kepada siswa tentang perilaku kekerasan yang
terjadi.
 Minta penjelasan dari siswa tersebut terhadap kejadian perilaku
kekerasan yang dilakukan.
 Jelaskan kepada siswa jika ada peraturan sekolah yang dapat
memberikan hukuman atau sanksi bagi pelaku perilaku kekerasan
 Berikan hukuman dan sanksi kepada pelaku kekerasan
 Motivasi agar tidak melakukan kembali perilaku kekerasan
 Berikan penekanan dengan ancaman hukuman yang lebih berat
jika perilaku kekerasan terjadi kembali di masa yang akan datang. 

2) MEMBENTENGI DIRI UNTUK DAPAT MELAWAN BULLYING


 Korban “bullying” diberi penguatan untuk dapat melawan dan
mempertahankan diri dengan berbagai macam aktifitas seperti bela
diri.
 Agar korban “bullying” mampu beradaptasi terhadap stressor yang
dialami, maka perlu dilakukan latihan “management stress”
sehingga anak memiliki kemampuan koping yang baik.

3) MEDIASI

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 136


Mediasi merupakan cara penyelesaian konflik yang terjadi antara
siswa dengan melibatkan guru sebagai mediator.
Mediasi dapat terjadi jika kedua pihak, pelaku dan korban sepakat
untuk mencari bantuan terhadap masalah yang mereka hadapi.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mediasi :

 Guru meminta penjelasan dari setiap siswa secara bergantian,


tentang kejadian  atau masalah yang terjadi.
 Siswa lain diminta mendengarkan tanpa memberikan pendapat,
memotong pembicaraan sampai siswa tersebut selesai
menyampaikan pendapatnya.
 Guru kemudian meminta saran tentang penyelesaian masalah
kepada setiap murid kemudian mencatatnya tanpa memberikan
pendapat terhadap saran yang disampaikan oleh setiap siswa.
 Saranyang disampaikan oleh setiap siswa dibuatkan daftar dan
didiskusikan dengan kedua siswa, memilih saran yang disepakati
bersama untuk mengatasi masalah yang ada.

4) RESTORASI PRAKTIS

Pendekatan ini mencoba memperbaiki hubungan yang tidak


harmonis antara pelaku dan korban, dengan saling memaafkan dan
tindakan kompensasi.
Kegiatan ini diterapkan dengan meningkatkan komunikasi dengan
melibatkan orang tua kedua belah pihak atau di kelas dengan teman
mereka.

5) PEMBERIAN SUPORT (DUKUNGAN)

Ada 7 langkah dalam metoda ini yaitu :


 Wawancara terhadap korban untuk mengidentifikasi kejadian
secara detail, termasuk nama-nama pelaku yang melakukan
perilaku kekerasan atau yang menyaksikan perilaku kekerasan
terjadi. Yakinkan kepada korban bahwa tidak ada pelaku yang
akan mendapatkan hukuman.
 Nama-nama yang teridentifikasi, dikumpulkan dalam sebuah
group 6 – 8 orang.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 137


 Kemudian diskusikan tentang perilaku kekerasan dan jelaskan
situasi yang dialami oleh korban tanpa menyebutkan secara
spesifik identitas korban atau waktu serta lokasi kejadian perilaku
kekerasan
 Pastikan dan yakinkan bahwa tidak ada yang akan dihukum agar
pelaku mau terlibat dalam diskusi dan bertanggung jawab
terhadap kejadian yang terjadi.
 Tanyakan kepada setiap individu apa yang bisa dilakukan untuk
dapat membuat korban perilaku kekerasan menjadi lebih baik
lagi.
 Ingatkan kepada peserta akan tanggung jawab yang harus
dilakukan agar korban menjadi lebih baik. Berikan penghargaan
karna sudah mau terlibat dalam diskusi dan membuat situasi
menjadi lebih baik lagi. Jelaskan bahwa pertemuan berikutnya
akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama untu
mendiskusikan tindak lanjut.
 Seminggu kemudian, setiap siswa dari grup di wawancara secara
individu untuk mengidentifikasi perkembangan tanggungjawab
yang telah dilakukannya. Korban juga diwawancara untuk melihat
perbaikan situasi yang telah dilakukan oleh para pelaku.
 Selama metode ini diterapkan, penting untuk tidak menyalahkan
salah satu pihak atau individu.

6) MELAKUKAN SHARING (CURHAT DUA ARAH)

Langkah langkah melakukan sharing 2 arah seperti berikut :

 Mengidentifikasi dengan cara mengobservasi  dan wawancara


siswa yang dicurigai menjadi korban dan pelaku perilaku
kekerasan.
 Motivasi siswa agar mau menjelaskan kejadian yang terjadi dan
yakinkan bahwa tidak ada satu pun yang akan mendapatkan
hukuman termasuk dengan menyebutkan pelaku kekerasan.
 Temui siswa yang dicurigai secara individual, jika respon siswa
positif, rencanakan untuk bertemu antaraa pelaku dan korban
dalam sebuah diskusi.
 Dalam pertemuan kedua belah pihak, cari solusi penyelesaian
terhadap masalah yang dihadapi.

a. PROGRAM PENCEGAHAN BULLYING DI SMK NURTANIO 1

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 138


Program anti “bullying di SMK Nurtanio 1 sebagai berikut :
Meskipun tidak ada peraturan yang mewajibkan sekolah harus memiliki
kebijakan program anti “bullying”, tapi dalam undang-undang perlindungan
anak No.23 Tahun 2002 pasal 54 dinyatakan
"Anak wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru,
pengelola sekolah atau temannya di dalam sekolah yang bersangkutan,
atau lembaga pendidikan lainnya."
Dengan kata lain, siswa mempunyai hak untuk mendapat pendidikan
dalam lingkungan yang aman dan bebas dari rasa takut. Pengelola
Sekolah dan pihak lain yang bertanggung jawab dalam penyelengaraan
pendidikan mempunyai tugas untuk melindungi siswa dari intimidasi,
penyerangan, kekerasan atau gangguan.

Di beberapa negara lain, disetiap sekolah dan perguruan tingginya


diadakan kebijakan program anti-”bullying”. Program tersebut melibatkan
pihak sekolah, konselor, orang tua dan siswa dengan memberikan
penyuluhan tentang apa itu perilaku “bullying” dan akibatnya serta
bagaimana strategi pencegahan dan cara menghadapi kejadian
“bullying”(Craig, 2009).

Sekolah harus mampu membuat kebijakan atau menciptakan program


“anti-bullying” untuk mencegah terjadinya perilaku kekerasan di lingkungan
sekolah. Kebijakan atau program meliputi pencegahan dan intervensi
terhadap perilaku kekerasan. Seluruh komponen sekolah harus dilibatkan
dalam membuat dan menerapkan program anti-bullying.

1) LANGKAH LANGKAH

Langkah-langkah yang dilakukan Program anti-bullying di SMK


Negeri 1 Jakarta yaitu :

 Mengumpulkan materi tentang bullying melalui sumber


informasi yang benar dan terpercaya, baik buku, pakar atau
media massa dan teknologi informasi.
 Berikan informasi tentang bullying melalui pelatihan dan
seminar kepada guru, staf, siswa dan orang tua, dengan
melibatkan pihak terkait seperti aparat pemerintah,
puskesmas, kepolisian dll.
 Bentuk tim kerja atau panitia untuk menyusun rencana kerja
pembentukan program anti-bullying di sekolah.
 Tim melakukan survey, mengumpulkan pendapat tentang
program anti-bullying yang sesuai dengan kondisi dan
karakteristik di lingkungan sekolah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 139


 Hasil survey dan meminta pendapat kemudian dikemas
menjadi sebuah rencana program anti bullying untuk
dipresentasikan secara internal di sekolah kepada guru dan
staf.
 Konsultasikan rencana program anti bullying dengan pihak
terkait seperti aparat kepolisian, petugas kesehatan (perawat
dan dokter), psikolog, tokoh agama serta aparat
pemerintahan setempat. Libatkan juga orang tua dalam
konsultasi rencana program anti-bullying.

Beberapa hal yang harus ada dalam rencana program anti-bullying


adalah:
 Tujuan program anti-bullying
 Strategi untuk mencegah terjadinya bullying
 Cara pelaporan ketika terjadi bullying
 Penanganan bullying
 Tanggung jawab guru, staf, siswa, orang tua, pihak terkait
dalam pelaksanaan program anti-bullying
 Metode monitoring dan evaluasi pelaksanaan program anti
bullying
 Program anti-bullying yang telah disempurnakan melalui
konsultasi, siap disahkan oleh sekolah dan mulai
diimplementasikan dilingkungan sekolah

2) PELAKSANAAN

Pelaksanaan program anti-bullying di SMK Nurtanio 1

Sekolah memerlukan waktu dan proses untuk membuat program


anti bullying dan melaksanakannya dengan baik. Sosialisasi tentang
program anti bullying dengan komunikasi yang baik, sangat
diperlukan agar lingkungan sekolah siap melaksanakan seluruh
program sesuai dengan yang telah ditentukan bersama.

3) KEGIATAN

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan


program anti bullying yaitu :

 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan


bekerja sama dengan petugas kesehatan setempat
(puskesmas).
 Melakukan survey tingkat bullying yang terjadi di sekolah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 140


 Memberikan penyuluhan tentang bullying dan dampaknya
terhadap siswa sekolah.
 Mengadakan pelatihan tentang manajemen penatalaksanaan
penanganan bullying di sekolah kepada guru dan staf.
 Memasukan program anti bullying ke dalam kurikulum
sekolah dengan menekankan perilaku asertif, kerjasama,
tolongmenolong, manajemen konflik dan manajemen stres.
 Mengadakan wadah bagi siswa untuk berkompetisi secara
sehat di bidang ekstrakurikuler.
 Mengawasi secara rutin lokasi yang rawan terjadinya bullying
(pergunakan kamera pengawas jika diperlukan).
 Meningkatkan peran guru wali dalam memantau
perkembangan siswa di sekolah.
 Menyediakan wadah pelaporan terjadinya bullying oleh siswa
di sekolah.
 Menciptakan lingkungan kondusif dengan melengkapi sarana
dan prasaran bagi siswa untuk berativitas dan berkarya.

7. PENDIDIKAN PENCEGAHAN TERHADAP NARKOBA DI SEKOLAH

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang ditujukan kepada siswa/i
yang belum pernah menyalahgunakan Narkoba. Kegiatan pencegahan
primer terutama dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, penerangan
dan pendidikan.
Kegiatan pencegahan primer terutama dilaksanakan dalam bentuk
penyuluhan, penerangan dan pendidikan.seperti:
Kegiatan penyuluhan antara lain dalam bentuk ceramah, diskusi,
sarasehan dan seminar di sekolah.
Pemasangan himbauan dalam bentuk leaflet, brosur, spanduk, poster
dan sticker.
b) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang ditujukan kepada

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 141


siswa siswi yang sudah mulai mencoba-coba menyalahgunakan
narkoba.
Kegiatan pencegahan sekunder menitikberatkan pada kegiatan deteksi
secara dini terhadap siswa siswi yang menyalahgunakan narkoba,
konseling dengan memanggil siswa/I dan orang tuanya, bimbingan
sosial melalui kunjungan rumah (home visit). Namun, penerangan dan
pendidikan pencegahan tentang bahaya narkoba dan pendidikan
pengembangan individu seperti keterampilan berkomunikasi,
keterampilan menolak tekanan teman sebaya dan keterampilan
mengambil keputusan yang baik, tetap terus dilakukan oleh tim
konselor pencegahan narkoba di SMK Negeri 1 Jakarta.

c) Pencegahan tertier
Pencegahan tertier ditujukan kepada siswa/I korban narkoba atau
bekas korban narkoba.
Kegiatan pencegahan tertier dilaksanakan dalam bentuk bimbingan
sosial dan konseling terhadap siswa siswi yang bersangkutan dan
keluarga serta kelompok sebayanya, penciptaan lingkungan sosial dan
pengawasan sosial yang menguntungkan bekas korban untuk
memantapkan kesembuhan dan pada akhirnya masyarakat dimana
siswa siswi korban tinggal agar siap menerima bekas korban dengan
baik.

PROGRAM PENCEGAHAN NARKOBA DI SEKOLAH

1) TUJUAN

Tujuan umum pencegahan narkoba adalah :


Pendidikan pencegahan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya
Narkoba.
Peran aktif sekolah dalam upaya-upaya pencegahan penyalahgunaan
Narkoba.

Tujuan khusus pencegahan narkoba adalah :


 Meningkatkan kemampuan siswa siswi SMK Nurtanio 1 mengatasi
kesulitan/permasalahan.
 Meningkatkan kemampuan siswa siswi SMK Nurtanio 1 untuk
mengambil keputusan yang baik.
 Meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri siswa siswi SMK.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 142


 Meningkatkan budaya hidup sehat siswa siswi SMK Nurtanio 1 baik
fisik maupun mental, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
 Meningkatkan kemampuan bekomunikasi siswa siswi SMK Nurtanio
1 Meningkatkan kemampuan siswa siswi SMK Nurtanio 1 menolak
tekanan untuk menyalahgunakan Narkoba.
 Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan sekolah dan wali murid
tentang bahaya Narkoba dan pencegahannya.
 Meningkatkan peran serta sekolah dan wali murid dalam
penanggulangan pencegahan masalah Narkoba.

2) TAHAPAN SOSIALISASI PROGRAM PENCEGAHAN NARKOBA


 Melaksanakan tatap muka dan berbicara secara terbuka tentang
program pencegahan narkoba antara tim manajemen sekolah, guru
BK, wali murid, terhadap siswa siswi
 Perlu dilaksanakan rapat kerja dalam penyusunan program
pencegahan narkoba
 Melibatkan tim manajemen sekolah, guru BK, wali murid, komite
sekolah, dinas pendidikan terkait, BNN tingkat kota Jakarta Pusat
dan relawan serta lembaga peduli pencegahan narkoba
 Memberi pengertian tentang penyalahgunaan narkoba, dimana
masalah tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab
sekolah,guru, dan orang tua tapi juga siswa-siswi

3) PERAN GURU
 Pembinaan siswa-siswi SMK Nurtanio 1 tentang kesadaran dan
pengertian tentang penggunaan obat secara tepat.
 Penambahan kegiatan-kegiatan fisik (olah raga) dan mental
motivasi) yang menarik dan bermanfaat.
 Mendidik siswa-siswi SMK Nurtanio 1 mengembangkan
keterampilan kejuruan lain yang menjadi talenta untuk menolak
tekanan teman terdekat dari lingkungan pergaulannya.
 Penegakan tata tertib yang terus menerus tentang Narkoba.
 Adakan sistem pengawasan perilaku siswa-siswi SMK Nurtanio 1
yang lebih ketat dan intensif.
 Pembentukan jaringan orang tua melalui POMG yang kuat dengan
tujuan menstimulasi komunikasi orang tua dan sekolah tetap
berjalan .
 Masalah penyalahgunaan narkoba bisa ditanggulangi melalui
pendekatan yang seimbang antara penegakan hukum dan
pencegahan.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 143


 Penyalahgunaan narkoba adalah sangat kompleks yang disebabkan
oleh berbagai faktor, maka pencegahan dan penanggulangannya
secara terintegrasi, terpadu, terarah, berencana dan berkelanjutan.

4) STRATEGI PENCEGAHAN DI SEKOLAH

Pelatihan dan Pendidikan

Merencanakan dan melaksanakan kursus pelatihan untuk guru mata


pelajaran, wali kelas, guru BK, Walas, Kaprog, Waka, tentang strategi-
strategi pencegahan, keterampilan menangani siswa siswi yang terkena
narkoba, pelatihan kerja untuk memenej kasus penyalahgunaan narkoba.

Kebijakan Kepala Sekolah

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan menyusun


kebijakan dan peraturan tentang penanggulangan dan pencegahan
narkoba dan zat adiktif lainnya.

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, tim


manajemen sekolah menyusun tata tertib terkait hukuman/penalty
penyalahgunaan narkotika di SMk Negeri 1 Jakarta.

Kegiatan Sekolah

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim
guru BK mendorong dan menggerakkan siswa siswi untuk bergiat dalam
kegiatan-kegiatan yang positif dan kegiatan ektrakurikuler serta kegiatan
sekolah seperti kerja bakti, pemeliharaan kebersihan, kesehatan dan
penghijauan lingkungan setiap hari Jum,at setiap minggu di SMK Nurtanio
1

Promosi Hidup Sehat

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim
guru BK , guru olah raga menyusun program hidup sehat seperti: gerak
jalan, lomba olahraga, senam bersama, rekreasi bersama.

Sistem Rujukan

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim
guru BK , guru olah raga, Sudin Pendidikan Jakarta Pusat 1, BNN tingkat
kota, membantu mereka yang rawan atau korban narkoba untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan, perawatan atau rehabilitasi sosial
melalui sistem rujukan atau tata cara/prosedur yang disepakati bersama.

Pembentukan Kelompok Konseling

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 144


Pembentukan kelompok konseling dari unsure kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK , guru olah raga, Sudin
Pendidikan Jakarta Pusat 1, BNN tingkat kota,serta lembaga masyarakat
yang lain , sebagai relawan, untuk memberikan konsultasi/konseling siswa
siswi yang memiliki masalah pribadi atau memiliki kerawanan atau telah
menjadi korban narkoba.

Unit Kerja

Kepala sekolah mengesyahkan dan menetapkan prosedur penanganan


siswa siswi bermasalah yang terkena narkoba oleh tim penanggulangan
dan pencegahan penyalahgunaan narkoba menjadi sangat penting untuk
memperlancar dan meningkatkan koordinasi dalam penanggulangan dan
pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan SMK Nurtanio 1.

8. PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

TUJUAN
Tujuan pengintegrasian pendidikan antikorupsi dalam pembelajaran PKn
di SMK Nurtanio 1secara umum adalah :
1) Menganalisis substansi dan hubungan korupsi sebagai pesan-pesan
konstitusional dengan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi
dasar PKn.
2) Mengintegrasikan aspek dan indikator korupsi serta nilai acuan
antikorupsi ke dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn
3) Menyusun model integrasi pendidikan antikorupsi dalam silabus
pembelajaran PKn
4) Menyusun model integrasi pendidikan antikorupsi ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) PKn.

MANFAAT
Dengan adanya pengintegrasian pendidikan antikorupsi dalam
pembelajaran PKn di SMK Nurtanio 1akan member manfaat antara lain :
1) Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas korupsi
dengan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 145
2) Mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan sekolah
3) Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi kewarganegaraan
yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap
dan watak kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan
kewarganegaraan (civic skill)
4) Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui
pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan secara sistematis dan
sistemik dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengintegrasian pendidikan anti korupsi ke dalam mata


pelajaran PPKn secara pedagogis adalah :
1) Lingkup penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan
antikorupsi pada Standar Isi mata pelajaran PPKn
2) Lingkup penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan
antikorupsi pada silabus mata pelajaran PPKn
3) Lingkup penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan
antikorupsi pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran PPKn

DIMENSI KORUPSI
Dimensi korupsi yang bukan merupakan dimensi formal, dan saling
melengkapi antara satu dengan lainnya antara lain :
1) DIMENSI POLITIK
 Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan
umum/bersama (adil, berani)
 Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
 Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih
(adil, berani)
2) DIMENSI SOSIOLOGI
 Menepati janji (tanggung jawab)
 Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)
 Tidak nepotisme (adil, mandiri)
 Tidak kolusi (jujur, mandiri)
 KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/ kedudukan,
sebanding, sepadan, seimbang.
 KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan
merasa menjadi satu kesatuan (integritas),

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 146


 KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu
(yang telah disepakati), kontrak.
 KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat,
berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah
diputuskan
 KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
 HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros,
cermat.
 BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman
dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati
(cermat, teliti, dsb.)
 IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
 BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling
memberi pengalaman.
 RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh-sungguh

3) DIMENSI EKONOMI
 Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur,
kerja keras)
 Tidak menyuap (jujur)
 Tidak boros dalam menggunakan sumberdaya (sederhana,
tanggung jawab)
 Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur,
peduli, tanggung jawab)

4) DIMENSI HUKUM
 Tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan
sebagainya (jujur, tanggung jawab)
 Tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur, tanggung jawab)
 Tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab,
disiplin)
 Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur)
 Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan
(tanggung jawab)
 Tidak melakukan perusakan terhadap barang/fasilitas milik
negara (tanggung jawab, peduli)
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 147
 Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana)
 Tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab)
bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus.
 SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap
memegang keadilan).
 TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dsb.
 Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak
mengelak, dan berbuat yang
 terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat
sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.
 DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan,
tepat waktu, tertib, dan konsisten.
 JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata
dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan
kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus
terhadap setiap tindakan.
 SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak
berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya, tidak banyak pernik,
lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati.
 KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-
sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam
berusaha.
 MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak
bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri
sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil
inisiatif.
 ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih
kasih, berpihak/ berpegang kepada kebenaran, sepatutnya,
tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan
proporsional.
 BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri
yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak
takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.
 PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),
menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela,
memahami, menghargai, dan memperlakukan orang lain sebaik-
baiknya.

9. PENDIDIKAN ADIWIYATA

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 148


KEUNTUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN
ADIWIYATA
1) Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan
standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan SMK.
2) Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya
dan energi.
3) Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar
mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
4) Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga
sekolah dan masyarakat sekitar.
5) Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan
dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.

PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN ADIWIYATA

1) Pengembangan Kebijakan Sekolah yang Berwawasan Lingkungan


Kebijakan peduli dan berwawasan lingkungan sudah dimasukkan
dalam misi dan tujuan SMKN 1 Jakarta.
a) Misi:
Mewujudkan warga sekolah yang sadar dan peduli terhadap
lingkungan
Mewujudkan suasana pembelajaran yang bersih , nyaman dan
ramah lingkungan
b) Tujuan :
Menghasilkan output siswa yang berkarakter, berbudaya, mampu
menguasai IPTEK dan peduli lingkungan
Menghasilkan output siswa yang memiliki skill ekonomi kreatif
dengan memanfaatkan lingkungan
Menerapkan perilaku yang disiplin, peduli dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan
c) Budaya 3R (Reduce, Reuse,Recycle) sebagai sekolah Adiwiyata
yang meliputi:

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 149


Reduce merupakan suatu cara menjaga lingkungan dengan
mengurangi pemakaian sampah. Untuk mengurangi penggunaan
plastik kantin sekolah disarankan menggunakan gelas dan piring
sebagai tempat makanan dan minuman.

Reuse merupakan suatu cara menjaga lingkungan dengan


tindakan menggunakan barang secara berulang-ulang.
Membiasakan penggunaan botol minuman atau tempat makanan
yang permanen, kemudian dicuci kembali berarti telah menjaga
lingkungan dari sampah.

Recycle adalah tindakan membuat suatu barang baru dari bahan


lama (sampah) dengan jalan mengubah kandungan kimia dan fisik
barang. SMKN 1 Jakarta telah melakukan pengelolaan sampah,
baik sampah organik maupun anorganik yang ditangani oleh
siswa/i dari exskul.Dalam penyusunan RKAS telah dimasukkan ke
dalam draf usulan sebesar 10% s.d.20% untuk alokasi
pembiayaanadiwiyata / penataan lingkungan sekolah.

2) Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan


a) Penyusunan Kurikulum SMKN 1 Jakarta mengintegrasikan
lingkungan pada semua mata pelajaran.
b) Setiap Mata Pelajaran dikaitkan selalu dengan lingkungant yang
dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang menyatu dengan metode, model,dan pendekatan, serta
penggunaan media pembelajaran.
c) Pembelajaran di luar ruangan dengan media lingkungan sekitar
dapat meningkatkan kecintaan dan kepedulian lingkungan,
karena siswa langsung merasakan manfaatnya.
d) Penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa, baik pada
penugasan harian (PR), penugasan praktik / teori, pada
penyusunan laporan pelaksanaan PKL.
e) Pemberian sangsi oleh piket kepada siswa/I yang terlambat
datang, berupa penugasan membersihkan taman, kamar mandi,
tembok yang dipilok atau meja yang ada coretannya.

3) Pengembangan Kegiatan Berbasis Pertisipatif


a) Kegiatan Intrakurikuler :

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 150


Kegiatan rutin yang meliputi piket kebersihan kelas, kegiatan
jumat bersih, serta kegiatan rutin tiap pagi piket bengkel secara
bergiliran.
Kegiatan terjadwal antara lain lomba kebersihan kelas, lomba
puisi, lomba yel-yel, dan lomba meng gambar yang semuanya
bertemakan lingkungan.

b) Kegiatan Ekstrakurikuler :
Pembiasaan perilaku siswa/I adalah kegiatan pemeliharaan
kebersihan lingkungan dengan cara setiap pasca kegiatan
ektrakurikuler, siswa selalu membersihkan tempat kegiatan
tersebut sampai bersih seperti semula.

Menjalin kerjasama dengan pihak luar seperti, dinas lingkungan


hidup,dinas kebersihan, dan dinas pendidikan, serta swasta,
dalam bentuk kegiatan kebersihan, penghijauan, dan bakti
lingkungan baik di dalam sekolah ataupun di luar sekolah.

4) Pengembangan dan Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah


Berwawasan Lingkungan
a) Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan Sarana Pendukung
Pengadaan dan pembelian peralatan kebersihan, bibit tanaman,
komposter, pembuatan taman, pembuatan biopori dan green
house. Pengadaan dan pembelian buku-buku dan majalah, serta
gambar-gambar himbauan yang bertemakan lingkungan hidup.
Melaksanakan kegiatan workshop, pelatihan, penataan dan
perbaikan-pemeliharaan lingkungan.Pemeriksaan kelancaran
sarana air diantaranya sumur / sumber air, pipa air, bak radar /
tampungan air serta kolam kamar mandi.Pemeriksaan kualitas air
yaitu kejernihan, warna dan rasa air.Pengaturan pembuangan air
dan penataan halaman terbuka sehingga air cepat surut bila banjir.

b) Penyediaan Sarana Tempat Sampah


Tempat Sampah Warna Hijau untuk sampah organik,
Tempat Sampah Warna Kuning untuk sampah anorganik,
Tempat Sampah Warna Merah untuk sampah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) seperti zat-zat kimia yang digunakan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 151


untuk praktek, atau pembersih ruangan yang mengandung bahan
kimia berbahaya.
Sampah organik biasanya digunakan untuk kompos.
Sampah plastik dapat dijual atau didaur ulang menjadi bahan
produk prakarya / kerajinan

c) Pemanfaatan Lahan Sekolah


Penanaman tanaman warung hidup / apotik hidup sebagai tempat
kegiatan karya ilmiah remaja (KIR) yang dapat dapat dimanfaatkan
untuk obat herbal atau makanan hygienis.
Penciptaan taman sekolah adalah penanaman tanaman hias di
semua lahan kosong sekolah.

d) Penghematan Energi
Penghematan energy tak terbarukan listrik adalah setiap selesai
kegiatan di ruangan maka siswa/I berkewajiban mematikan lampu,
AC, Komputer dan peralatan lain yang berkaitan dengan listrik.
Penghematan energy terbarukan air adalah setiap selesai
memakai air, wudhu, cuci tangan / kaki maka siswa/I berkewajiban
mematikan kran, pompa air, wastafel dan peralatan lain yang
berkaitan dengan air.
Penghematan kertas dengan memanfaatkan kertas bekas untuk
amplop surat, serta menghindari pemakaian yang berlebihan.

10. PEMBELAJARAN AKTIF (STUDENT CENTER)

PENGERTIAN

Pengertian Pembelajaran Aktif - Dalam beberapa kesempatan ini dalam


kalangan pendidik banyak yang mengusulkan pembelajaran aktif
ditingkatkan kembali. Bagi orang awam memahami dengan pembelajaran
disekolah sudah merupakan pembelajaran aktif. Ternyata dalam dunia
pendidikan pembelajaran aktif tidak diartikan dengan sederhana.

Dalam karya ilmiahnya A.Y. Soegeng memberikan pengertian


pembelajaran aktif suatu kegiatan pembelajaran dimana terdapat
keterlibatan pelajar dalam melakukan kegiatan dan memikirkan apa yang
sedang dilakukan. Pembelajaran aktif secara tidak langsung
menganjurkan untuk menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran
supaya lebih menyenangkan dan mudah diterima. Hal ini harus
diperhatikan mengingat cara belajar dan memahami setiap orang berbeda,
namun dalam belajar siswa didik harus aktif untuk menggali pengetahuan.
Menurur Bonwell, memberikan gambaran tentang Karakteristik
pembelajaran aktif sebagai berikut :

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 152


1) Pengembangan keterampilan, pemikiran dan daya analisis yang
menjadi tujuan utama bukan penyampaian informasi yang
dilakukan pengajar.
2) Mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi lebih baik supaya
siswa tidak menjadi pasif.
3) Eksplorasi nilai dan sikap yang dimiliki siswa yang berkaitan
dengan materi yang telah disampaikan.
4) Menekankan daya berpikir yang kritis, analisis, dan mampu
memberikan evaluasi.
5) Terjadinya umpan balik lebih cepat terjadi pada proses
pembelajaran.

Karekateristik ini lebih memudahkan tenaga pendidik untuk menerapkan


pembelajaran aktif dan akan lebih tepat sasaran dan tercapai hasil yang
diinginkan. Pembelajaran aktif memiliki beberapa strategi yang dapat anda
gunakan:

Siswa menjadi pusat perhatian. Maka dengan ini siswa justru akan lebih
mengeksplor kemampuannya, dari pada terpusat oleh pengajar

LANGKAH LANGKAH

Langkah langkah pembelajaran aktif yang sudah dilaksanakan oleh guru


SMK Nurtanio 1seperti berikut :

1) Merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang


akan dilaksanakan di dalam kelas.
2) Membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi
yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
3) Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara
guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
4) Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas
dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi
lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang
5) Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus
merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif,
afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik)
6) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek

Membuat portofolio pekerjaan siswa.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 153


1) Merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan di dalam kelas.
2) Membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi
yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
3) Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara
guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
4) Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas
dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi
lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang
5) Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus
merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif,
afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik)
6) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek

Interaksi siswa siswi terhadap tahapan pembelajaran aktif yang dilakukan


oleh guru SMK Nurtanio 1seperti berikut :
1) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
2) Melakukan riset sederhana
3) Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
4) Memecahkan masalah (problem solving),
5) Melajar mengatur waktu dengan baik,
6) Melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok
(belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team
player)
7) Mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
8) Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun
ke lapangan, mendengarkan guest speaker)
9) Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok
10)Media menjadi sarana belajar yang fungsional. Selagi untuk
memberikan kemampuan analisis dan daya kritis.

a. CARA MEMBUAT SISWA AKTIF

Methode untuk membuat kelas pembelajaran aktif menjadi tempat yang


menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa dalam belajar
sehingga tercipta kelas yang aktif dan dinamis, perlu didesain
pelaksanaannya sebagai berikut :

1) Untuk memulai pelajaran jelaskan pada siswa apa yang akan dipelajari
pada saat itu dan apa manfaatnya bagi siswa kalau memahami dan
mengerti tema / hal yang akan dipelajari. Dengan menyampaikan hal hal
seperti ini, guru bukan saja telah mencoba manarik perhatian siswa agar
fokus pada pelajaran, tapi sudah mulai mengajak siswa untuk

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 154


menggunakan pikiran. Karena fungsi dan manfaat tema adalah hasil ulah
pikir yang akan dicerna oleh siswa dengan pikiran juga.

2) Mulailah pelajaran bukan dengan menerangkan tapi mulailah dengan


pertanyaan. Edarkan pertanyaan ke seluruh kelas, harapakan semua
siswa berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan tersebut, maka semua
siswa sudah tergerak untuk berfikir mandiri.

3) Kumpulkan semua jawaban yang diberikan siswa dan diskusikan


dengan seluruh siswa kebenaran dari semua jawaban yang diberikan.
Mintalah alasan kenapa satu jawaban bisa diterima dan yang lain tidak.
Maka akan terjadi sharing pengetahuan antara siswa, siswa saling
memberi informasi dan semua siswa terlibat dalam belajar.

4) Kalau ada siswa siswi yang bertanya pada guru, janganlah guru jawab
sendiri, lemparkan ke kelas biar dijawab oleh siswa yang lain. Maka
siswa di kelas tersebut tidak akan sempat ngantuk karena semua siswa
siswi terdorong untuk selalu berfikir.

5) Jaga terus atmosphir berfikir dalam kelas dengan melempar lempar


pertanyaan dan jadikan suasana belajar mengajar anda lebih mirip
percakapan antar siswa dengan siswa dan dengan guru, bukan
pengajaran yang kaku dengan guru bercerita siswa siswi mendengarkan.

6) Beri waktu siswa siswi untuk bertanya tentang seuatu yang belum
jelas, atau beri siswa siswi waktu untuk mengungkapkan ide atau
pandangan siswa siswi yang belum terungkap.

7) Akhiri pelajaran dengan meminta siswa siswi membuat resume atas


apa yang siswa siswi pahami dan mereka bicarakan selama pelajaran
dalam bentuk tertulis.

11. GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DAN SEKOLAH AMAN

LATAR BELAKANG
 Masih sering terjadi tindak kekerasan baik fisik maupun fsikis pada
pesertadidik baik dari senior ke yunior atau sesame level
 Masih rendahnya tingkat kedisiplinan peserta didik
 Masih rendahnya integritas moral seperti kejujuran, tanggung
jawab, sopan santun dll.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 155


KONSEP PENUMBUHAN BUDI PEKERTI
 Diajarkan di sekolah
 Dibiasakan sehingga menjadi karakter
 Dilatih konsisten sehingga menjadi kebiasaan

LEMBAGA YANG BERPERAN SEBAGAI PEMANGKU KEPENTINGAN


 Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
 DPR/DPRD DKI JAKARTA
 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jakarta
 Keluarga/ Orang Tua Peserta Didik
 Lingkungan Masyarakat
 Lingkungan Dunia Usaha/ Industri
 LSM Peduli Pendidikan dan Media

WUJUD PEMBIASAAN NILAI NILAI KEBANGSAAN DAN


KEMANUSIAAN

 Interaksi sikap moral dan spiritual


 Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinekaan untuk
merekatkan persatuan bangsa
 Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figure orang
dewasa di lingkungan SMK Nurtanio 1dan rumah
 Interaksi sosila positif antar peserta didik
 Memelihara lingkungan sekolah
 Penghargaan terhadap potensi peserta didik untuk dikembangkan
 Penguatan peran orang tua dan unsur masyarakat yang terkait

BENTUK PEMANTAUAN DAN EVALUASI


 Wawancara terhadap sumber/ pelaku utama
 Observasi langsung terhadap proses
 Membentuk Forum Group Discussion (FGD)

TINDAK LANJUT

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 156


Menerapkan secara konsisten kegiatan penumbuhan, kegiatan
pembiasaan dan gerakan penumbuhan budi pekerti di SMK Nurtanio
1dengan mengajak seluruh warga sekolah.
Desiminasi ke semua warga sekolah

12.PENDIDIKAN BERBASIS KEMITRAAN SEKOLAH DAN KELUARGA

LATAR BELAKANG PENGUATAN KEMITRAAN SEKOLAH DAN


KELUARGA
 Bermanfaat bagi peserta didik untuk mendukung prestasi
akademik, kehadiran, kesadaran hidup sehat dan perilaku positif
 Bermanfaat bagi orang tua siswa dalam memperbaiki pandangan
terhadap SMK Nurtanio 1terhadap kepuasan dan mempererat
hubungan dengan peserta didik
 Bermanfaat bagi SMK Nurtanio 1meningkatkan kualitas sekolah
dan kedisiplinan
ANCAMAN DI SEKITAR PESERTA DIDIK
 Ancaman dari kekerasan dan perilaku menyimpang
 Ancaman dari degradasi moral dan budi pekerti
 Ancaman Ketergantungan narkoba

TAHAPAN PEMBINAAN KELUARGA HEBAT


 Melakukan sosialisasi kemitraan SMK Nurtanio 1dan keluarga
 Membangun kemitraan SMK Nurtanio 1dan keluarga yang
didukung oleh komite sekolah, mitra sekolah, dinas pendidikan
propinsi dan kota
 Melakukan evaluasi dan pembinaan program kemitraan

PERAN SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN KEMITRAAN


 Melakukan analisis kebutuhan dan menyusun program tahunan
pendidikan keluarga
 Melakukan pertemuan dengan orang tua/wali peserta didik
 Melaksanakan program pendidikan keluarga, melakukan supervisi
dan evaluasi

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 157


STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
 Penguatan komunikasi dua arah
 Pendidikan orang tua
 Kolaborasi dengan masyarakat
 Kegiatan suka rela dan belajar di rumah

TINDAK LANJUT
 Melakukan desiminasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan
 Mendukung program kemitraan di SMK Nurtanio 1masing-masing
 Melakukan evaluasi dan pengembangan program kemitraan di
SMK Nurtanio 1masing-masing

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.Minggu efektif belajar
adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan.Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional,
dan hari libur khusus.

Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah


melaporkan kepada dinas pendidikan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 158
A. HARI BELAJAR EFEKTIF

1. Perhitungan Minggu Efektif/Semester

Perhitungan minggu efektif pembelajaran per semester atau per tahun mengikuti
kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Kalender
pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

a. Permulaan tahun pelajaran

Permulaan tahun pelajaranadalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran


pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

b. Pengaturan waktu belajar efektif

1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk


setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap


minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain
yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

c. Pengaturan waktu libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang


berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya terkait
kalender pendidikan tertera pada Tabel berikut.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 159


Tabel 17: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO. KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN


1. Minggu efektif belajar Minimal 36 minggu Digunakan untuk
reguler setiap tahun kegiatan
(X-XI) pembelajaran efektif
2. Minggu efektif Minimal 18 minggu pada setiap satuan
semester ganjil tahun pendidikan.
terakhir setiap satuan
pendidikan (XII)

3. Minggu efektif Minimal 14 minggu


semester genap tahun
terakhir setiap satuan
pendidikan (XII)

4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap


semester.
5. Jeda antarsemester Maksimal 2 minggu AntarasemesterIdanII
.
6. Libur akhir tahun Maksimal 3 minggu Digunakan untuk
pelajaran penyiapan kegiatan
dan administrasi

7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu akhir


Daerahdankhusus
awal tahun
yang
memerlukan libur
keagamaan lebih
panjang dapat
mengatur sendiri
tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

8. Hari libur Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan


umum/nasional Peraturan
Pemerintah.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 160
NO. KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN
9. Hari libur khusus Maksimal 1 minggu Untuk satuan
pendidikan sesuai
dengan ciri
kekhususan masing-
masing.

10. Kegiatan khusus Maksimal 3 minggu Digunakan untuk


satuan pendidikan kegiatan yang
diprogramkan
secara khusus oleh
satuan pendidikan
tanpa mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu pembelajaran
Berdasarkan kalender pendidikan yang diperolehefektif.
dari Dinas Pendidikan
setempat, guru menghitung jumlah minggu efektif di setiap semester, sehingga
dapat diketahui jumlah minggu efektif dan minggu libur di setiap bulan

Contoh perhitungannya dapat dilihat pada Table berikut.


Tabel 18. Perhitungan Jumlah Minggu Efektif/Semester

Jumlah Minggu Jumlah Minggu


Bulan Semester 1 Bulan Semester 2
Total Libur Efektif Total Libur Efektif
Juli 4 2 2 Januari 5 3 2
Agustus 4 1 3 Februari 4 0 4
September 5 0 5 Maret 5 2 3
Oktober 5 1 4 April 5 1 4
November 4 1 3 Mei 5 2 3
Desember 5 3 2 Juni 4 2 2
Jumlah 27 8 19 Jumlah 28 10 18

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 161


Berdasarkan hasil perhitungan minggu efektif yang tertera pada Tabel 2, jumlah
minggu efektif semester ganjil adalah 19 minggu dan semester genap adalah 18
minggu. Jumlah minggu efektif hasil perhitungan selanjutnya akan digunakan
untuk menyusun program semester termasuk didalamnya ulangan tengah
semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS). Setelah perhitungan minggu
efektif, guru perlu mengetahui beban belajar yang ada di setiap semester/tahun.

A. Perhitungan Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar
di SMK diatur sebagai berikut:

1. Beban belajar di SMK/MAK dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.


Beban belajar satu minggu adalah minimal 48 jam pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu.

Perhitungan beban belajar per KD akan dijelaskan pada langkah-langkah


penyusunan program semester berikut.
1. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Program
Keahlian. Program Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang
dicantumkan.
2. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan program keahlian.
3. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari
1000 jam.
4. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.
5. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam
pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau
empat jam pembelajaran praktik di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 162


6. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu
mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

B. ALOKASI WAKTU

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya diuraikan
sebagai berikut;

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif Minimum 36 Digunakan untuk kegiatan


belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 38 satuan pendidikan
minggu

2. Jeda tengah Maksimum 1 Satu minggu setiap semester


semester minggu

3. Jeda antarsemester Maksimum 2 Antara semester I dan II


minggu

4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan


pelajaran minggu kegiatan dan administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran

5. Hari libur 2 – 3 minggu Daerah khusus yang memerlukan


keagamaan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif

6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan


umum/nasional minggu Pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai


minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing

8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 163


No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

sekolah/madrasah minggu dikelompokkan secara khusus oleh


sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif

Alokasi Waktu Program Semester 01

I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ;

No Nama Bulan Jumlah Minggu


.

1 Juli 4 Minggu

2 Agustus 5 Minggu

3 September 4 Minggu

4 Oktober 4 Minggu

5 November 5 Minggu

6 Desember 4 Minggu

Jumlah 26 Minggu

II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ;

No Nama Bulan Jumlah Minggu


.

1 Juli 1 Minggu

2 Agustus 0 Minggu

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 164


3 September 0 Minggu

4 Oktober 1 Minggu

5 November 0 Minggu

6 Desember 4 Minggu

Jumlah 6 Minggu

III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester –∑ minggu tidak efektif =
26 – 6 = 20 minggu/jam tatap muka

IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 20 x 48 jam tatap muka = 960 jam tatap
muka.

Catatan:

1. Jumlah jam tatap muka disesuaikan dengan jumlah SKS masing-masing Mata
Pelajaran/kompetensi yang tertera pada Jadual tatap muka, tiap semester
jumlah SKS satu Mata Pelajaran/kompetensi kemungkinan berbeda.
2. Untuk menentukan jumlah SKS dari masing-masing Mata
Pelajaran/kompetensi bedasarkan analisis/pemetaan kurikulum implementatif
yang telah divalidasi.

Alokasi Waktu Program Semester 02


I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ;

No Nama Bulan Jumlah Minggu


.

1 Januari 5 Minggu

2 Februari 4 Minggu
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 165
3 Maret 4 Minggu

4 April 4 Minggu

5 Mei 5 Minggu

6 Juni 4 Minggu

Jumlah 26 Minggu

II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ;

No Nama Bulan Jumlah Minggu


.

1 Januari 1 Minggu

2 Februari 0 Minggu

3 Maret 2 Minggu

4 April 2 Minggu

5 Mei 0 Minggu

6 Juni 3 Minggu

Jumlah 8 Minggu

III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester – ∑ minggu tidak efektif
= 26-8 = 18 minggu/jam tatap muka
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 18 x 48 jam tatap muka = 864 jam tatap
muka.

C. KALENDER AKADEMIK SEKOLAH

Kalender akademik SMK Nurtanio 1terbagi kedalam dua (2) semester yaitu
semester gasal dan semester genap.

Kalender akademik semester gasal diatur sebagai berikut ;

No BULAN KEGIATAN

1. Juli-Des Kegiatan Belajar Mengajar Smt. Gasal


Hari Pertama Masuk Sekolah

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 166


No BULAN KEGIATAN

1.1.Upacara Bendera
1.2.Tingkat X MPLS
1.3.Tingkat XI &XII mencatat Jadwal dan Pengarahan
Kaprog.
1.4.Rapat Awal Tahun Guru dan Karyawan
2. Juli 1.1. Tingkat X MPLS
1.2. Tingkat XI dan XII Mulai Belajar Sesuai Jadwal
3. Agustus 1.1. Upacara prolamasi kemerdekaan RI

4. September. Rapat Dinas Evaluasi Program, Pembinaan SDM &


Supervisi Kelas
5. Oktober 1.1. Pekan Ulangan Bersama Semester Gasal sesuai
jadwal KBM
1.2. Batas Penyerahan Nilai PUB Semester Gasal dari
Guru
6. November. KBM

7. Desember a. Test Kendali Mutu (TKM) & Ulangan Umum


Semester Gasal
b. Pengolahan Nilai dan Entri Data
c. Remedial Kelas X, XI, XII
d. Penyerahan Raport Semester Gasal
e. LIBUR SEMESETER GASAL
8. Januari LIBUR SEMESETER GASAL

Kalender akademik semester genap diatur sebagai berikut ;

No BULAN KEGIATAN

1. Jan – Jun KBM semester Genap

KBM, Ujian Kompetensi Keahlian dan Ujian Praktek


2. Februari
Mapel A & B Tingkat XII

Maret –
3. Program Remedial/Pemantapan Materi Tk. XII
April

4. Maret Pembinaan SDM/Rapat dinas

5. Maret Pekan Ulangan Bersama Tingkat X dan XII dan Ujian


Tk.XII semester 6

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 167


6. April Penyerahan Nilai PUB Tingkat X, XI dan Nilai smt. 6
Tingkat. XII
7. April Ujian Nasional Teori Utama
8. April Ujian Nasional Susulan

9. Mei Rapat Kelulusan


Penilaian Akhir Tahun
10. Juni Remedial Tk. Xdan Tk.XI

11. Juni Penyerahan Raport

12. Juni Libur Smt. Genap

13. Juli 2018 Penerimaan Peserta didik Baru


14. Juni 2018 Raker Sekolah
15. Juli 2018 KBM Tahun Pelajaran 2018/2019

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

1. Gambaran Konsep Inti Kurikulum SMK Nurtanio 1

a. Bahwa Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,


pengetahuan, dan keterampilan dan hasil belajar melahirkan
peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
b. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu mengapa”.
c. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
d. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu apa.”
e. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 168


f. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
g. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, (Observing) menanya
(Questioning), menalar (Associating) , mencoba (Experimenting)
membentuk jejaring (Networking) untuk semua mata pelajaran.
h. SMK Nurtanio 1masih dalam proses mengubah paradigm guru
untuk mengadopsi model pembelajaran menuju kearah penguatan
sikap, ketrapilan dan pengetahuan yang terintegrasi dengan
Scientific Approach terhadap mata pelajaran masing.-masing
dengan mulai melakukan perubahan pada Silabus dan RPP yang
ada di KTSP serta mengimplementasikan dalam pembelajaran di
kelas.
i. Kurikulum SMK Nurtanio 1penekanannya pada paradigma baru dan
pelaksanaan di dalam kelas yakni : pembelajarannya berpusat
pada siswa tidak pada guru , siswa harus dipancing untuk kreatif ,
konten materi adalah kompetensi dan pengajaran guru yang
variatif, kontektual, dan tematik, serta bermuatan local. seterusnya
2. Masalah Dalam Pelaksanaan Kurikulum SMK Nurtanio 1

a. Sebenarnya kendala yang terjadi adalah didalam kelas, dimana


tidak semua guru mahir mengajar yg memotivasi dan merangsang
siswa untuk kreatif.
b. Buku – buku yg diterbitkan pemerintahpun kurang memamncing
guru pada pengajaran yang kreatif (kekurangan dalam latihan
soal).
c. Pelaksanaan penilaian autentik ( pengetahuan,
sikap,ketrampilan) , masih belum sepenuhnya dilaksanakan
d. Belum seragamnya dalam menentukan Batas Ketuntasan
(BK/KKM), dikarenakan jumlah mata pelajaran di SMK Negeri 1
yang variatif.
e. Lemahnya peserta didik dalam beradaptasi terhadap
pelaksanaan Kurikulum SMK Nurtanio 1terutama dalam :
mengamati, menanya, menalar, mencoba/mengaitkan dan
membuat jejaring sosial

B. SARAN (USUL)

1. Untuk Manajemen Kurikulum Sekolah

a. Perlunya monitoring dan evaluasi berkelanjutan dalam pelaksanaan


pembelajaran (KBM) dengan Kurikulum 2013- SMK

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 169


b. Adanya standar dan format penilaian serta rentang nominal penilaian
yang sudah disepakati (baku) sehingga memudahkan pelaksanaan
penilaian dalam pembelajaran Kurikulum 2013- SMK.

2. Untuk Manajemen Sarana Prsarana Sekolah

a. Perbanyak jenis dan jumlah buku-buku penunjang sebagai sumber


belajar yang berkualitas sesuai tuntutan kebutuhan Kurikulum 2013-
SMK.
b. Perlunya penambahan sarana-prasarana LCD, Laptop dan Instalasi
Internet (Wifi, Hot Spot)) penunjang pembelajaran Kurikulum 2013-
SMK.
c. Ketersediaanya sarana-prasarana sumber listrik yang cukup dan
kapasitas pelayanan internet sekolah untuk menunjang pembelajaran
Kurikulum 2013- SMK.

3. Untuk Guru / Pendidik dan Tenaga Pendidik

a. Perlunya pendalaman serta pendampingan yang berkelanjutan bagi


guru guru mengenai Implementasi Kurikulum 2013
b. Peningkatan kompetensi guru dalam mengelola jumlah alokasi waktu
pembelajaran dengan banyaknya materi yang harus disampaikan
kepada peserta didik.
c. Perlunya kompetensi guru dalam memahami karakteristik dan
permasalahan peserta didik di dalam kelas maupun diluar
pembelajaran.

4. Untuk Siswa / Peserta Didik

a. Perlu ditingkatkan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student


center), sehingga perubahan kemandirian siswa semakin kuat.
b. Perlunya ditingkatkan dorongan atau motivasi untuk peserta
didik dalam pelaksanaan pencapaian penilaian autentik

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 170

Anda mungkin juga menyukai