Anda di halaman 1dari 2

PERS RILIS

BIMTEK BEGAL DANA DESA

Untuk menjaga transparansi dan clean goverment di tingkat Desa agar pengelolaan dana
Desa jauh dari praktek KKN, Kejaksaan Republik Indonesia membuat program aplikasi
SISTEM INFORMASI JAGA DAN KAWAL DANA DESA (SI JAKSA) merujuk pada peraturan
Menteri Desa Nomor 11 Tahun 2009 tentang penekanan pada sistem dana desa secara
digital, aplikasi SI JAKSA diharapkan dapat membantu Kepala Desa dalam pengelolaan
Dana Desa, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaannya yang dapat
merugikan keuangan Negara dan membuka ruang keterbukaan atau transparansi anggaran.

Akan tetapi tujuan yang mulia dalam rangka clean and government di tingkat Desa
khususnya di Kabupaten Magelang menjadi pintu masuk bagi para oknum penguasa baik
institusi pemerintahan maupun penegak hukum bekerjasama dengan pihak swasta untuk
memperkaya diri, menyalah gunakan kewenangannya bersama-sama membegal, merampok
Dana Desa dengan modus BIMTEK Sosialisasi Si JAKA yang di ikuti oleh 367 Desa se-Kab.
Magelang. Dengan anggaran biaya tiap Desa sebesar Rp. 8.000.000,-

Himpunan Rakyat Untuk Mencegah Aksi Korupsi (HARUN MASIKU) gabungan koalisi LSM
dan Masyarakat Sipil Anti Korupsi Magelang mencium adanya aroma busuk dalam kegiatan
BIMTEK tersebut, sejak dari perencanaan, penganggaran biaya, sampai dengan
pelaksanaan, diantaranya :
1. Perencanaan yang terkesan dipaksakan di tengah pandemic Covid-19 tidak sesuai
dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, pasal 4 hurup (g) yaitu,
salah satu tujuan pengaturan Desa adalah meningkatkan ketahanan sosial budaya
masyarakat desa guna mewujudkan masyarakat desa yang mampu memelihara
kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional. Sehingga desa dapat
dioptimalkan untuk membuat ketahanan sosial baik dari segi pencegahan penyebaran
Covid-19 maupun ketahanan ekonomi masyarakat desa dalam menghadapi pandemic.
2. Mark up (penggelembungan) harga oleh penyedia melanggar Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) nomor 12 tahun 2019 Tentang
Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
3. Dugaan terjadinya praktek pungutan liar (pungli) dikarenakan anggaran BIMTEK belum
dianggarkan pada APBDes tahun 2020, berdasarkan informasi pembiayaan setiap Desa
dilakukan atau dibayarkan dengan cara dana talangan, padahal dalam peraturan LKPP
nomor 12 tahun 2019 Pasal 10 ayat 3 “Kasi/Kaur dilarang mengadakan ikatan perjanjian
atau menandatangani surat perjanjian dengan Penyedia apabila anggaran belum
tersedia atau anggaran yang tersedia tidak mencukupi. Bahwa diduga dalam APBDes
tahun 2020 seluruh desa di kabupaten Magelang belum menganggarkan kegiatan
Bimtek jaga dan kawal dana desa (Junto Pasal 2 dan 3 UU nomor 31 tahun 1999
beserta perubahannya tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
4. Dugaan terjadinya praktek Gratifikasi berupa cashback dari penyedia jasa bimtek (CV.
Citra Adi Perdana) kepada kepala desa sebesar Rp. 1.000.000,- per kepala desa
(peserta BIMTEK)
5. Dugaan adanya pembiaran oleh penyelenggara negara terhadap potensi terjadinya
praktik KKN dengan mengesampingkan penyelenggaraan negara yang bersih yaitu
penyelenggara negara yang menaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan
bebas dari praktek KKN, serta perbuatan tercela lainnya (Pasal 1 ayat [2] UU 28/1999.

Berangkat dari hal tersebut, sebagai wujud komitmen pemberantasan korupsi di Kab.
Magelang, Himpunan Rakyat Untuk Mencegah Aksi Korupsi (HARUN MASIKU) gabungan
koalisi LSM dan Masyarakat Anti Korupsi Magelang Raya menuntut :
1. Agar segera melakukan langkah-langkah penyelidikan hukum terkait adanya dugaan
sesuai aduan yang kami paparkan diatas terutama pada dugaan praktik pungutan liar,
gratifikasi oleh penyelenggara BIMTEK dan pembiaran oleh oknum penyelenggara
Negara terhadap potensi adanya tindak pidana korupsi
2. Memanggil dan memeriksa oknum Pemerintahan di lingkungan Setda Kab. Magelang,
oknum institusi Kejaksaan Negeri Mungkid serta oknum Paguyuban Kepala Desa,
mengingat kemampuan mengumpulkan 367 Desa membutuhkan legitimasi kuat.
3. Memanggil dan memeriksa aktor intelektual atau intellectual dader dan siapapun yang
diduga terlibat dalam kegiatan BIMTEK
4. Menerapkan Hukum sesuai dengan ketentuan dan perataturan perundang-undangan
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

RAKYAT BERSATU LAWAN KORUPSI, OLIGARKI, BEGAL DANA DESA


SELAMATKAN DANA DESA

Himpunan Rakyat Untuk Mencegah Aksi Korupsi (HARUN MASIKU) gabungan koalisi LSM
dan Masyarakat Sipil Anti Korupsi Magelang;

1. PC PMII Magelang
2. LSM AMMARAH (Aliansi Masyarakat Untuk Perubahan)
3. FORBES PM (Forum Bersama Peduli Magelang)
4. LSM FR-Merapi (Forum Rembug Merapi)
5. JANGAN SUAP (Jaringan Masyarakat untuk Advokasi Publik)
6. JARINGAN ADVOKAT ANTI KORUPSI
7. LSM MATA MAGELANG (Masyarakat Transparansi Magelang)

Anda mungkin juga menyukai