Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode
Untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah

dasar dengan indikator komunikasi sesuai dengan butir rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Metode ini digunakan karena masalah yang diteliti sangat kompleks

danspeneliti bermaksud memahami situasi sosial lebih mendalam dan terarah

yaitu ingin menganalisis lebih jauh kemampuan komunikasi matematis siswa.

Karena itu situasi tersebut tidak mungkin dijaring dengan mengunakan metode

penelitian kuantitatif.

Hal ini sejalan dengan pendapat Strauss dan Corbin (Creswell, J 1998: 24)

bahwa penelitian kualitatif adalah “Jenis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan

prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)”.

Pada bagian lain Judith Preissle (Creswell, J. 1998: 24) menyatakan

tentang pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

“Qualitative research is a loosely defined category of research designs or


models, all of which elicit verbal, visual, tactile, olfactory, and gesture
data in the form of descriptive narratives like field notes, recordings, or
orther transcriptions from audio-and vidiotapes and other written records
and pictures or films”

Bogdan & Biklen, S (1992: 21-22) menjelaskan bahwa: “Penelitian

kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk menyelidiki suatu fenomena sosial

dan masalah manusia secara deskriptif dalam bentuk narasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah

grounded theory, dengan penekanan terhadap kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas IV sekolah dasar. Pemilihan metode ini didasarkan atas keingintahuan

peneliti untuk melakukan analisis lebih dalam tentang kemampuan komunikasi

matematik siswa kelas IV sekolah dasar. Sehingga pada akhirnya dapat disusun

suatu teori baru yang didasari oleh teori yang sudah ada yang dapat memberi

gambaran yang jelas tentang kemampuan komunikasi matematis siswa.

Penelitian grounded menawarkan pendekatan yang berbeda dari jenis

penelitian kualitatif yang lain, seperti fenomenologi, etnografi, etnometodologi,

dan studi kasus.

Dalam penelitian kualitatif, grounded theory tidak berangkat dari teori untuk

menghasilkan teori baru (from a theory to generate a new theory), melainkan

berupaya menemukan teori berdasar data empirik, bukan membangun teori secara

deduktif logis.

Karena itu, grounded theory melepaskan teori dan peneliti langsung terjun

ke lapangan untuk mengumpulkan data. Dengan kata lain, penelitian model

grounded bergerak dari data menuju konsep. Data yang telah diperoleh dianalisis

menjadi fakta, dan dari fakta diinterpretasi menjadi konsep. Jadi prosesnya adalah

data menjadi fakta, dan fakta menjadi konsep.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
Grounded theory adalah teori yang dikembangkan secara induktif selama

penelitian berlangsung, dan melalui interaksi yang terus menerus dengan data di

lapangan (Alwasilah, 2011: 76).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Laboratorium UPI kampus Cibiru. Adapun

yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 23

orang, terdiri atas 9 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswi perempuan pada

tahun pelajaran 2011/2012.

Peneliti tertarik untuk melalukan penelitian di SD Laboratorium UPI

Kampus Cibiru dengan beberapa alasan:

Pertama, Sekolah tersebut merupakan sekolah yang berada di bawah naungan

UPI yang telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang menekankan

pada siswa sebagai pembelajar atau subjek dalam pembelajaran sehingga

memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis

siswa. Hal ini dilihat dari visi, misi dan tujuan sekolah yang mengarah pada

pengembangan program pembelajaran yang mampu membina kecerdasan

spiritual, intelektual dan emosional sesuai dengan kebutuhan perkembangan

individu peserta didik dan menciptakan lingkungan kondusif dan demokratis

untuk membantu perkembangan bakat, minat, nilai dan kompetensi peserta didik

secara optimal demi terwujudnya generasi yang unggul, kompetitif dan

berbudaya.

Kedua, latar belakang guru/pendidik yang memiliki kualifikasi

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
pendidikan S1.

Ketiga, latar belakang peserta didik yang hampir 100% dari TK dan telah

diuji.

C. Jenis Data Penelitian

Jenis data yang diungkap dalam penelitian ini bersifat naratif dan uraian.

Juga data penjelasan dari informan baik lisan maupun data dokumen yang tertulis,

perilaku subjek yang diamati di lapangan juga menjadi data dalam proses

pengumpulan data hasil penelitian ini. Jenis data dalam penelitian ini

dideskripsikan sebagai berikut:

1. Catatan Lapangan.

Dalam membuat catatan lapangan, peneliti melakukan prosedur dengan

mencatat seluruh peristiwa yang benar-benar terjadi di lapangan sebagai hasil

observasi partisipatif yang dilakukan peneliti.

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat,

didengar, dialami dan dipikirkankan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data. Catatan lapangan berfungsi sebagai jantungnya penelitian, karena

tanpa catatan lapangan tidak akan diperoleh data yang lengkap dan terpercaya

untuk disusun dalam laporan penelitian (Satori, 2011: 194).

Adapun proses catatan lapangan dalam penelitian ini dideskripsikan

sebagai berikut:

Pada waktu berada di lapangan peneliti membuat catatan-catatan sebagai

hasil dari pengamatan, observasi dan wawancara, atau studi dokumentasi.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
Selesai melakukan kegiatan tersebut (pulang ke rumah) barulah peneliti menyusun

catatan lapangan secara utuh.

Catatan lapangan ini berbeda dengan catatan di lapangan. Ketika di

lapangan saat pengumpulan data catatan yang dibuat berupa coretan seperlunya

pada buku catatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Joukowsky (Satori, 2011: 194)

bahwa, “Catatan di lapangan atau field notes, sesuai dengan namanya, merupakan

catatan yang dibuat langsung pada buku catatan ketika peneliti berada di

lapangan”. Catatan di lapangan ini diubah ke dalam catatan yang lengkap dan

dinamakan catatan lapangan.

Proses penyusunan catatan lapangan terus berlanjut selama ada catatan

dari lapangan sebagai hasil observasi, pengamatan dan studi dokumentasi.

Penulisan catatan lapangan ini bertujuan untuk mencatat segala yang terjadi di

lapangan dengan rinci dan menghindari kemungkinan lupa yang disebabkan

keterbatasan peneliti.

2. Rekaman Audio Video

Peneliti merekam wawancara dengan beberapa pihak terkait, yaitu guru,

siswa dan kepala sekolah. Dari data hasil rekaman tersebut peneliti deskripsikan

dalam bentuk transkrip wawancara. Peneliti juga melakukan rekaman video

terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Data ini dikumpulkan melalui berbagai sumber data tertulis, baik yang

berhubungan dengan masalah kondisi objektif, juga silsilah dan pendukung data

lainnya.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
4. Foto.

Foto merupakan bukti yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

namun sangat mendukung kondisi objektif penelitian berlangsung.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka yang menjadi

instrumennya adalah peneliti sendiri. Pendekatan kualitatif menuntut kehadiran

peneliti di lapangan karena peneliti sebagai instrumen utama penelitian, sekaligus

sebagai perencana tindakan, pengumpul data, penganalisa data, dan pelapor hasil

penelitian. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moleong

(2011: 53) bahwa: “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia

sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis,

penafsir, dan akhirnya sebagai pelapor penelitian yang dilaksanakan”.

E. Sampel Sumber Data

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Sugiyono (2008: 218) mengemukakan bahwa purposive sampling

adalah “teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”.

Pertimbanga dimaksudkan untuk memperoleh data atau informasi yang luas, rinci,

dan mendalam tentang kemampuan komunikasi siswa sehingga didapat suatu

kebenaran yang bermakna dan menyeluruh. Sampel diambil dari tiga katagori

siswa yang memiliki kemampuan matematika level tinggi, sedang dan rendah.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
Sumber data penelitian terdiri dari unsur manusia sebagai instrumen kunci

yaitu peneliti yang terlibat dalam observasi partisipasi, serta guru dan siswa

sebagai unsur informan. Unsur non manusia digunakan sebagai data pendukung.

F. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif, di

mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar, bukan angka-

angka. Data tersebut berasal dari catatan observasi, naskah transkif wawancara,

dokumen, foto, dan rekaman audio video, yang dikumpulkan melalui teknik

observasi partisipasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 63) bahwa “Ada

empat macam tekhnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket,

dokumentasi dan gabungan keempatnya”.

1. Observasi

Observasi menjadi teknik utama pengumpulan data penelitian ini, karena

peneliti ingin melihat langsung gerak-gerik, sikap, suasana dan kesan secara

menyeluruh dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Alwasilah (2011:

165) bahwa “Observasi penelitian adalah pengamatan sistematis dan terencana

yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya”. Hal

senada dikemukakan Asmami (2011: 123) bahwa “Observasi adalah pengamatan

dan pencatatan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.

Peneliti meyakini bahwa suatu objek hanya dapat diungkap datanya apabila

peneliti menyaksikan langsung melalui observasi.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipasi (participant observation) yaitu metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan di mana observer atau peneliti terlibat dalam keseharian responden.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 65) bahwa, “Dalam

observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas

mereka”. Adapun data yang ingin diungkap melalui observasi ini adalah seluruh

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, terutama yang

berhubungan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari guru dan

siswa sebagai sumber data penelitian, maksudnya sambil observasi peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.

Melalui observasi partisipasi ini peneliti berharap data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam dan menyeluruh.

Tujuan peneliti melakukan observasi partisipasi adalah untuk memperoleh

data yang lebih lengkap, tajam, sampai mengetahui tingkat makna dari perilaku

yang nampak, yang tidak terungkapkan oleh responden dalam wawancara,

sehingga dapat menepis kesenjangan antara apa yang dikatakan partisipan dengan

kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maleong

(Satori, 2011: 117), bahwa “Observasi partisipasi pada dasarnya berarti

mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara secermat mungkin sampai

pada yang sekecil-kecilnya sekalipun”.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
2. Wawancara

“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu” (Sugiyono, 2012: 72).

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal mendalam yang

tidak ditemukan melalui observasi. Adapun data yang ingin diungkap peneliti

melalui wawancara ini meliputi: masalah yang dihadapi siswa dan guru dalam

mengembangkan kemampuan komunikasi matematis serta upaya guru dalam

mengembangkan kemampuan tersebut.

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Menurut

Asmani (2011: 122-123) wawancara mendalam (in–depth interview) adalah:

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya


jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama.

Dalam pelaksanaan wawancara peneliti menggunakan instrumen sebagai

pedoman wawancara disertai alat bantu lain yaitu: buku catatan untuk mencatat

semua percakapan dengan sumber data,serta audio video untuk merekam semua

percakapan dan memotret aktivitas pembicaraan peneliti dengan sumber data.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan sebagai pelengkap dari

observasi dan wawancara, sehingga hasil wawancara dan observasi akan lebih

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumen yang terkait dengan

fokus penelitian. Adapun dokumen yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

propil sekolah, Administrasi guru termasuk di dalamnya RPP dan data tentang

perkembangan kemajuan dan nilai siswa.

Menurut Satori (2011: 149) studi dokumentasi adalah “Mengumpulkan dokumen

dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara

intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian

suatu kejadian”. Lebih lanjut Satori (2011: 147) menegaskan bahwa “Dokumen

merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa

catatan anecdotal, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen”.

Melalui studi dokumentasi ini, peneliti berharap memperoleh informasi

bukan hanya dari orang sebagai nara sumber, tetapi memperoleh informasi dari

macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan.

G. Analisis Data.

“Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan

refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis,

dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian” (Creswell, 2010: 274).

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan mulai dari sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Hal ini sejalan

dengan pendapat Nasution (Sugiyono, 2012: 18), “Analisis telah dimulai sejak

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian”.

Sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis dilakukan terhadap data

hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk

menentukan fokus penelitian, namun masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti masuk lapangan dan selama di lapangan.

Selama di lapangan analisis dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Jika

setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan lagi

sampai data yang dianggap kredibel.

Hal ini sesuai dengan pendapat Miles and Huberman (Sugiyono, 2011: 91)

bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Aktivitas dalam analisis data ini meliputi data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification, seperti tampak pada halaman berikut ini:

Data
Collection Data
Display

Data
Reduction

Conclusions:
Drawing/Verifying

Gb. 3.1 Komponen dalam analisis data

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa langkah yang dilakukan dalam

analisis data pada penelitian ini adalah dari data yang sudah terkumpul, peneliti

segera mereduksi data tersebut, dalam hal ini peneliti merangkum, memilih data

yang pokok dan penting, dan membuat katagorisasi berdasarkan huruf besar,

huruf kecil dan angka.

Setelah data direduksi langkah selanjutnya mendisplay data (menyajikan

data) dalam bentuk teks yang bersifat naratif, berupa grafik dan chart. Dalam

mendisplay data, huruf besar, huruf kecil dan angka pada saat reduksi data

disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami.

Langkah ketiga yang dilakukan oleh peneliti dalam analisis data adalah

verification atau membuat kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan

peneliti masil bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan.

Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dinyatakan valid apabila tidak

ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. (Sugiyono, 2008: 268)

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui uji

kredibilitas yang meliputi triangulasi (triangulation), dan penggunaan referensi.

1. Triangulasi.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. (Sugiyono,

2012: 125) .

Berpijak dari pendapat di atas maka triangulasi yang dilakukan dalam

penelitian ini meliputi : triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,

dan triangulasi waktu.

a. Triangulasi sumber.

Triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek

data yang diperoleh melalui beberapa sumber yaitu, guru, kepala sekolah dan

siswa.

Data dari ketiga sumber tersebut dideskripsikan, dikatagorisasikan, mana

pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data

tersebut. Setelah data dianalisis dan menghasilkan suatu kesimpulan

selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data tersebut. Secara

rinci gambaran triangulasi dapat dilihat pada bagan berikut:

Kepala Guru
Sekolah

Siswa

Gambar 3.2. Triangulasi Sumber Data.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
b. Triangulasi Teknik.
Triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data yang

diperoleh dengan wawancara di cek dengan observasi, dokumentasi atau catatan

lapangan. Gambaran triangulasi teknik ini dapat dilihat dari gambar di halaman

berikut:

Wawancara Observasi

Catatan
Lapangan

Gambar 3.3. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data.

c. Triangulasi Waktu.

Karena waktu sering mempengaruhi kredibilitas data, maka peneliti

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, dan teknik yang lainnya

dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara

berulang sehingga sampai ditemukan kepastian gambar datanya. Gambaran

triangulasi waktu yang dilakukan peneliti terlihat pada gambar berikut:

Siang Sore

Pagi

Gambar 3.4. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
I. Tahap-tahap Penelitian.

Penelitian ini dilakukan secara sistematis dengan tahapan penelitian

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan:

a. Observasi Awal

Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian dengan tujuan

memotret profil sekolah mulai dari gambaran lokasi penelitian, mengetahui

sejarah singkat SD Laboratorium UPI Cibiru, mengenal guru, siswa, latar

belakang pendidikan subjek penelitian dan mengetahui sekilas tentang

pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah tersebut.

b. Merumuskan Masalah.

Rumusan masalah sangat penting dalam sebuah penelitian. Oleh

karena itu peneliti harus merumuskan masalah setelah melakukan beberapa studi

pendahuluan. Dengan adanya rumusan masalah, peneliti lebih terfokus dan mudah

membuat laporan hasil penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke

lapangan (observasi) sesuai dengan acuan pada metode penelitian, wawancara

dengan informan, serta mempelajari sumber-sumber tertulis melalui instrumen

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
penelitian, dan mempelajari dokumen yang berhubungan dengan objek

penelitian.

b. Analisis Data

Setelah melakukan persiapan, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh

dari lapangan kemudian menganalisis data tersebut untuk dijadikan laporan pada

akhir penelitian dan disusun secara sistematis untuk memudahkan tahap penulisan

laporan penelitian. Analisis data dilakukan setiap saat terutama setelah

memperoleh data baru.

Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas IV SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru, maka langkah konkrit yang

dilakukan peneliti dalam menganalis tentang kemampuan komunikasi matematis

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan indikator komunikasi matematis yang akan dianalisis.

2) Mengumpulkan data mentah (transkrip wawancara, transkrip audio video,

catatan lapangan, tranksrip observasi, dokumentasi, gambar/foto-foto,

sebagai hasil dari kegiatan observasi, wawancara, rekaman audio video,

dan studi dokumentasi yang peneliti lakukan selama proses penelitian

berlangsung, terhadap aktivitas guru dan siswa yang berhubungan dengan

kemampuan komunikasi matematis.

3) Mengolah dan mempersiapkan data tentang kemampuan komunikasi

matematis siswa untuk di analisis.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
4) Membaca keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan selama

melakukan penelitian.

5) Mengcoding data untuk memudahkan analisis.

6) Menyajikan data dengan teks naratif, gambar dan diagram batang.

7) Menarik kesimpulan tentang analisis kemampuan komunikasi matematis

siswa berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian.

3. Tahap Penyusunan Laporan.

Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, peneliti membuat laporan

penelitian berupa hasil yang sebenarnya yang diperoleh dari lapangan seperti

catatan-catatan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan rekaman audio

video yang kemudian digambarkan atau dideskripsikan ke dalam tulisan.

Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46

Anda mungkin juga menyukai