Anda di halaman 1dari 4

Resume

Kelompok 4 :
 Anggi Nurul Ainun Nisa 1801724
 Risna Septiani Purwanti 1807271
 Wanda Nurhamidah 1800391
 Santi Mustika Lestari 1800670
 Farsya Qarris Ghassani 1805178
 Bella Widya 1808595
 Muhammad Rafli Kusumah
 Yudha Setiawan 1807099
Pendidikan Manajemen Perkantoran 2018-A

Etika Kepemimpinan Organisasi Bisnis dan Publik

Etika adalah standar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma dan hal-hal yang
dianggap baik yang berfungsi sebagai panduan dalam bersikap dan berperilaku. Jika
menjalankan suatu kehidupan yang beretika diyakini akan membawa kehidupan yang lebih baik.
(Nugroho, 2013) Etika menjadi faktor penentu keberhasilan suatu kepemimpinan. Dalam
organisasi, kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi kepemimpinan dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip beretika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi.
Kepemimpinan beretika akan menciptakan suasana kerja dalam organisasi lebih nyaman,
produktivitas lebih tinggi, dan menyelesaikan konflik yang ada di dalam organisasi.
(Syahrani, 2017) Kepemimpinan etika adalah bagaimana mempengaruhi adanya pemikiran
kritis, sistematis mengenai moralitas secara produktif. Pemahaman tentang etika bukan
merupakan reproduksi atas nilai. Pemikiran sistematis dan kritis tersebut merupakan perilaku
produktif yang didasarkan pada pemahaman mengenai teks kehidupan sosial dalam layanan
public.
Seorang pemimpin dalam organisasi bisnis dan publik, tentu harus mengedepankan etika
karena sebagai cerminan untuk orang-orang disekitarnya. Dalam konteks organisasi publik atau
pemerintahan, kepemimpinan yang beretika bersinggungan kekuasaan, isu politik dan
pengambilan keputusan. Berikut ini merupakan ciri-ciri kepemimpinan beretika :
1. Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai moral, mampu menjelaskannya dan
menjalankan nilai-nilai moral dalam kehidupannya.
2. Senantiasa fokus kepada keberhasilan organisasi dibanding kepentingan individu.
Pemimpin memahami posisinya di dalam organisasi, di hadapan anggota dan stakeholder.
Pemimpin mengenali nilai-nilai perihal keberhasilan orang-orang menuju “mimpi”
keberhasilan organisasi
3. Menemukan orang-orang berintegritas dan mengembangkan kepercayaan kepadanya.
Saat ini, yang dipentingkan adalah orang yang berintegritas dan bertanggungjawab,
bukan sekedar pintar dan trampil. Mereka inilah yang dapat dipercaya mengembangkan
organisasi saat ini dan ke depan.
4. Memelihara, menyatakan dan mengembangkan nilai-nilai positif organisasi kepada
masyarakat dan stakeholder. Pemimpin perlu mengambil langkah ini untuk membangun
komitmen, kepedulian dan tanggungjawab organisasi kepada masyarakat dan stakeholder.
5. Mengembangkan mekanisme berbeda pendapat. Hal ini sangat diperlukan untuk
mengembangkan inovasi, pengembangan kelembagaan atau alternatif solusi organisasi.
Pemimpin perlu turun kebawah menemukan permasalah teknis dan alternatif solusi dari
lapangan
6. Melihat nilai-nilai positif dari sisi atau pengalaman yang lain. Pemimpin perlu
mengambil keputusan sulit demi lahirnya benefit bagi wilayah, stakeholder atau orang
lain.
Dengan demikian maka pemimpin dan yang dipimpin, akan bekerjasama dalam koridor
yang sifatnya saling melengkapi, tidak sekedar pada pola hubungan atasan dan bawahan. Dengan
menyadari etika kepemimpinan pemerintahan maka pemimpin pemerintahan perlu
menumbuhkan organisasi yang dapat menciptakan suasana kondusif bagi semua pihak, untuk
menjalani pekerjaan, sebagai bagian dari tanggung jawab.
Dalam kepemimpinan organisasi, ada pemimpin yang dilengkapi dengan etika baik dan
tidak memungkiri, ada juga pemimpin yang tidak beretika. Berikut ini beberapa ciri-ciri
pemimpin yang beretika dan tidak beretika :
1. Karakter kepemimpinan yang beretika
Akomodatif, seorang harus dapat menerima kritik atau usulan dari berbagai pihak karena
kebenaran itu tidak hanya datang dari satu pihak, tetapi dari semua orang.
- Sensitif, karakter ini ditandai dengan kemampuan untuk secara dini memahami
perkembangan masyarakat, mengerti apa yang mereka butuhkan, dan mengusahakan agar
menjadi pihak pertama yang memberi perhatian terhadap kebutuhan itu, dengan kata lain
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang turun langsung untuk melihat kekurangan-
kekurangan yang dihadapi rakyat.
- Responsif, karakter ini ditandai dengan aktifnya pemimpin jika berhadapan dengan
rakyat, pemimpin lebih banyak menjawab aspirasi atau tuntutan masyarakat yang
disalurka oleh media massa. Setiap tuntutan dari masyarakat tidak hanya didengar tetapi
ditindak lajuti dengan aksi.
- Proaktif, karakter ini ditandai dengan sikap antisipasi dari pemimpin jika akan terjadi
kejadian yang dapat merugikan masyarakat misalnya banjir, wabah penyakit, kelaparan
dan sebagainya.
2. Karakter kepemimpinan yang tidak beretika
- Defensif, karakter di mana seorang pemimpin bersikap egois dan merasa paling benar,
bila rakyat sedang menyampaikan tuntutannya, bukan diterima dengan baik , tetapi malah
sebaliknya dimarahi.
- Represif, karakter di mana seorang pemimpin bersikap egois dan arogan, yang
memandang sebagi sesuatu yang dimili, semakin besar kekuasaan semakin besar
kewenangan semakin sewenang-wennag.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan kepemimpinan pemerintahan
Di dalam menggerakkan anggota-anggotanya, seorang pemimpin pemerintahan harus
melakukan hal-hal yang jika dikaitkan dengan etika pemerintahan, antara lain dapat
dikemukakan sebagi berikut:
a. Pemimpin itu ada untuk membaawa harapan, kesejahteraan, rasa aman dan pemberi
penghargaan
b. Pemimpin tidak hanya tampil untuk memberi perintah, akan tetapi juga tampil sebagai
figur pemberi teladan, panutan, dan pemberi arah: sebagai fasilitator, mitra kerja, dan
penanggung resiko.
c. Pemimpin harus mampu mendorong organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya
berkembang, belajar, berdaya guna mampu mengembangkan seluruh potensi dirinya
secara optimal, mampu menciptakan iklim dan budaya dimana krestivitas, intergritas,
profesionalitas, komitmen, tanggung jawab, dan kualitas prima.
d. Pemimpin harus memiliki kerendahan hati, dengan tidak membanggakan prestasi yang
berfokus pada diri sendiri. Sebaliknya melakukan yang terbaik, secara bersama,
sehingga keberhasilan adalah keberhasilan bersama. Memiliki kebiasaan hidupp yang
sederhana, membuat orang-orang disekitarnya memberikan dukungan. Pemimpin
pemerintahan harus memiliki keyakinan yang kuat untuk berhasil. Keyakinan ini
mendorong energy dan semangat yang luar biasa untuk berjuang meraih keberhasilan
yang diyakininya tersebut.
Maka dari itu, semakin berkembang zaman maka semakin dibutuhkan seorang pemimpin yang
bukan hanya cerdas dan terampil tetapi yang paling penting adalah beretika. Begitu pun kita
calon-calon pemimpin masa depan, harus dibiasakan menumbuhkan etika khusus dan umum,
utamanya dalam ranah publik untuk keberhasilan di organisasi publik dan bisnis suatu saat nanti.

DAFTAR RUJUKAN

Nugroho, I. (2013). Mengembangkan etika kepemimpinan: Fenomena pada jabatan publik. 1–6.

Syahrani, M. (2017). Kepemimpinan etik dalam kinerja layanan publik berkelanjutan (studi
pada lembaga layanan publik di Kalimantan Timur). 14(2), 355–368.

Anda mungkin juga menyukai