Anda di halaman 1dari 19

MATERI KULIAH 8 DDA MSP B

PEMBESARAN IKAN – GROW-OUT OF FISH


SLIDE # 1
APA YANG SUDAH DIPELAJARI
• DEFINISI – RUANG LINGKUP-Sejarah
• LOKASI BDP
• KANDIDAT IKAN BDP
• SISTEM Dan KLASSIFIKASI BDP
• RANCANG BANGUN WADAH BDP
• PEMBENIHAN (REPRODUKSI DAN PERBAIKAN STOK

BUDIDAYA IKAN = Akuakultur, adalah usaha memelihara organisme air dalam


lingkungan terkontrol untuk tujuan pribadi, komersial dan/atau konservasi
• MEMELIHARA meliputi :
- MEMBENIHKAN - hatchery
- MEMBESARKAN BENIH – grow-out
- MEMASARKAN -
(ruang lingkup budidaya ikan)

Slide # 2
Slide # 3
GROW-OUT CULTURE - PEMBESARAN IKAN
TAHAP TAHAP DALAM AKTIFITAS PEMBESARAN IKAN (GROW-OUT CULTURE)
1. Persiapan Wadah dan media
2. Penebaran
3. Manajemen Air
4. Pakan dan Pemberian Pakan
5. Manajemen Penyakit Ikan
6. Mentenan wadah
7. Kontrol predator dan tanaman air
8. PANEN

Slide # 4
I. PERSIAPAN WADAH dan media Budidaya
• Penyiapan wadah budidaya ikan merupakan unit kompetensi yang harus
dikuasai bagi orang yang akan berkecimpung dalam usaha budidaya
ikan.. 
•  Wadah merupakan lingkungan hidup bagi ikan yang akan dipelihara, dan
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan (pertumbuhan
dan perkembangan ikan).
• Penyiapan wadah dalam praktek budidaya ikan berperan dalam
menciptakan suasana lingkungan hidup ikan, agar perairan kolam mampu
:
a. memberikan suasana yang nyaman bagi pergerakan ikan yaitu tersedianya air
yang cukup
b. menciptakan kualitas air yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan yang optimal
(  kimia air, fisika air, dan biologi air) sesuai dengan parameter yang persyaratkan,
c. tersedianya pakan alami yang cukup dan sesuai, serta terhindarnya dari biota yang
merugikan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan ikan ( hama dan penyakit
ikan )

Slide # 5
Tahap-tahap persiapan wadah KOLAM
• a. Menyiapkan peralatan budidaya
• b. Membersihkan dan mengolah dasar kolam
• c. Memperbaiki pematang pintu pemasukan dan pintu pengeluaran
• d. Memupuk dan mengapur dasar kolam
• e. Mengairi kolam

a. Menyiapkan peralatan Budidaya


• menyiapkan seluruh paralatan sesuai dengan jenis kegiatan budidaya.
Penyiapan tidak sekedar mengadakan tapi juga menyiapkan sesuai
dengan fungsinya. Dalam kegiatan penyiapan wadah budidaya ikan
( terutama budidaya di kolam )
• Beberapa peralatan, cangkul/ garpu, sekop, timbangan. Ember, kapur,
hand sprayer, dll

Slide # 6
b. Membersihkan dan mengolah tanah dasar kolam
Tujuan; menyiapkan kondisi lingkungan optimum bagi kehidupan ikan.
Yang dilakukan:
1. Pengeringan kolam: menguntungkan pada proses mineralisasi dan
pembentukan ekosistem perairan, yaitu:
- Aerasi tanah menjadi baik
- Meningkatkan tekstur tanah
- Meningkatkan pH
- Membunuh serangga dan bakteri yang berbahaya bagi ikan
• Selama proses pengeringan, larfa serangga, dan ikan-ikan pemangsa
masih ada yang dapat hidup. Untuk itu perlu ada perlakuan sebelum
dilakukan pengairan kolam. Ada beberapa perlakuan yang dapat dilakukan
yaitu;
a. Perlakuan dengan pengapuran ( CaO)
b. Perlakuan dengan bleaching powder (disinfektan)
c. Pembersihan dengan rotenon

2. Pengolahan tanah dasar


Tujuan: menciptakan struktur tanah yang gembur sebagai media
pertumbuhan pakan alami, terutama phytoplankton dan zooplankton
Pada kondisi tanah yang gembur bila ditambahkan pupuk, maka akan terjadi
proses pencampuran pupuk dan butir tanah, sehingga unsur hara pupuk juga
akan terikat oleh tanah
Melalui Proses seperti ini maka pelepasan hara pupuk dapat terselenggara
secara perlahan dalam waktu yang relatif lebih lama
Pengolahan tanah dengan cara membalikan permukaan tanah akan
mempercepat proses oksidasi tanah dan berfungsi mengeluarkan gas-gas
beracun sisa metabolisme/kegiatan budidaya sebelumnya yang berbahaya
bagi kelangsungan hidup ikan ( gas-gas yang toksit seperti H2S, NH3 ).

Slide # 7
c.  Memperbaiki Pematang dan Pintu Air Kolam
• Prinsip perbaikan pematang adalah bagaimana menjaga pematang kolam,
agar berfungsi sesuai tujuan dalam pemeliharaan ikan, yaitu ;
• 1. Mampu menampung air sesuai persyaratan lingkungan hidup ikan.
• 2. Mampu melindungi lingkungan perairan dari kondisi yang tidak
diinginkan (polusi air, hama.)
• 3. Mampu memasukkan dan mengeluarkan air kolam sesuai kebutuhan,
sehingga kedalaman/volume air kolam sesuai kebutuhan dan terjadi
sirkulasi air yang baik, sehingga kualitas air sesuai dengan    parameter
kualitas air budidaya yang dikehendaki., terutama kandungan O2, CO2,
NH4, dan    kecerahan air kolam

d.  Memupuk Dan Mengapur Dasar Kolam


1.  Mengapur
Tujuan:
- membunuh hama dan bibit penyakit, karena sifat kapur mengeluarkan
panas.
- menaikkan pH tanah dan air dan sekaligus sebagai penyangga goncangan
pH air.
Jenis Kapur: Kapur Ca(MgCO3)2 = Dolomit
kapur pertanian (CaCO3)
Kapur bangunan (CaO)
Dosis: 40-200 gr/ m2 tanah dasar kolam

2. Memupuk = MENAMBAH UNSUR HARA KE DALAM MEDIA BUDIDAYA


SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
Tujuan: a. Menumbuhkan pakan alami
b. meningkatkan produktifitas kolam
Jenis Pupuk : a. Pupuk organic;
b. Pupuk anorganik
mengandung unsur nitrogen dan fosfat sebagai unsur utama bagi
pertumbhan biota perairan.

Slide # 8
e. Mengairi Kolam Budidaya
• Prinsip mengairi kolam adalah mengatur pemasukan air dan pengeluaran
air kolam sesuai dengan kebutuhan budidaya, dan sesuai dengan tahapan
pemeliharaan, yaitu mulai dari penyiapan air sebagai media tumbuh pakan
ikan, sebagai lingkungan hidup dan mengeluarkan air pada saat
pemanenen dan pemeliharaan dasar kolam, yaitu;
• 1. Memasukan air ke kolam sesuai dengan parameter dan volume air
budidaya
• 2. Mengeluarkan air kolam yang sudah tidak dikehendaki, sehingga terjadi
sirkulasi air dalam kolam, agar kualitas air kolam tetap stabil.
• 3. Memasukan dan mengeluarkan air sesuai tujuan kegiatan ( pengeringan
kolam atau pengisian air kolam)

II. PENEBARAN
• Penebaran benih merupakan langkah awal yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan budidaya. Penebaran yang baik harus
menggunakan prosedur dan waktu yang baik. Sebelum penebaran benih
dilakukan, air kolam harus memenuhi syarat budidaya
1. Air kolam untuk budidaya berkedalaman sekitar 50 – 75 cm. Untuk
budidaya dengan karamba dan KJA, persyaratan kedalaman sesuai
ketentuan karamba dan KJA.
2. Pakan alami yang berupa plankton sudah mulai berkembang, ditandai
dengan munculnya warna kehijauan pada air kolam.
3. Parameter kualitas air sesuai persyaratan budidaya ikan air tawar

• Benih ikan yang baru tiba mudah mengalami stres. Benih menjadi lemah
dan kemudian mati bila langsung ditebar di kolam budidaya
• sebelum ditebar, benih perlu di aklimatisasikan dengan lingkungan yang
baru mengingat lingkungan yang baru sangat dimungkinkan untuk
mempunyai kondisi yang berbeda, terutama yang berkaitan dengan suhu
dan pH air.
Slide # 9
Aklimatisasi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut
1. Begitu tiba di lokasi budidaya, kantong atau jerigen yang berisi benih
langsung dimasukkan kedalam kolam budidaya tanpa dibuka tutupnya
terlebih dahulu selama 15 menit. Hal ini dimaksudkan agar terjadi
penyesuaian antara suhu didalam wadah dengan suhu air kolam
budidaya.
2. Setelah 15 menit, kantong benih dibuka. Untuk mempercepat
penyesuaian suhu dan pH, biarkan air kolam budidaya masuk kedalam
wadah benih.
3. Akibat masuknya air kolam ke wadah, suhu dan pH air didalam wadah
akan semakin mendekati suhu dan pH air kolam budidaya. Bila sudah
sesuai, miringkan wadah benih sehingga benih keluar dengan sendirinya
dan masuk dalam kolam budidaya.
4. Waktu yang tepat untuk menebar benih adalah pagi atau sore hari saat
sinar matahari tidak terik.

• Padat penebaran benih adalah jumlah benih yang ditebar persatuan luas
atau volume air.
• Padat penebaran disesuaikan dengan luas tempat budidaya atau volume air
budidaya.
• Populasi ikan yang terlalu padat beresiko rentan terkena penyakit.
• Disamping itu, padat penebaran yang tinggi juga menyebabkan ikan harus
berkompetisi dalam mendapatkan makanan.

Slide # 10
SLIDE # 11
III. MANAJEMEN MUTU AIR BUDIDAYA KOLAM
 Didalam sistem Budidaya kolam, kualtias air dipengaruhi oleh faktor kemis,
biologis dan fisik. Faktor-faktor ini utamanya mempengaruhi produktivitas
dan lingkungan perairan.
 Hewan kultur (ikan) mengadaptasi sendiri terhadap fluktuasi atau perubahan
ini sampai pada titik tertentu, selanjutnya kalau gagal beradaptasi, mereka
akan mati
 Perinsip yang paling penting berhubungan dengan manajemen mutu air dan
tanah adalah bahwa satu unit kolam memiliki kapasitas tertentu untuk
mengassimilasi nutrien dan bahan organic.
 Bila kapasitas ini terlampaui, kualtas air dan tanah akan menurun.
 Mempertahankan atau merawat mutu air tetap pada level baik/optimum
adalah sangat perlu untuk menjaga pertumbuhan, kelulushdupan dan
produksi.
 Beberpa mutu air kolam perlu dijaga agar tetap normal; Salainitas dan suhu
berperanan penting pada saat menilai suatu lokasi untuk kultur ikan
tertentu.
 Parameter lain, seperti alkailnitas, , turbiditas, dan senyawa fosfor dan
nitrogen juga penting karena parameter dan senyawa ini mempengaruhi
produktivitas tanaman (fitopoplankton) yang akhirnya mempengaruhi
produksi Budidaya.
 DO, CO2, ammonia, H2S dan faktor lainnya termasuk parameter yang perlu
diawasi dan ditangani selama masa pembesaran, karena mereka penyebab
stress bagi ikan kultur

Slide # 12
PARAMETER FISIK DAN KIMIA AIR
1. Suhu air
 Suhu air adalah parameter air yang sangat penting. Suhu air
mempengaruhi barbagai proses penting seperti :
- Semua aktifitas metabolism dan fisiologis pada ikan , seperti makan,
reptoduksi, pergerakan, respirasi, pertumbuhan, tingkah laku,
- Angka dotoksifikasi dan bioakumulasi
- Level DO dalam air, seperti daya larut oksgen
- Angka oksidari bahan organic
- Solubilitas pupuk dalam air
 Suhu air juga mempengaruhi kecepatan perubahn kimia dalam tanah dan
air dan kandungan serta tekanan gas oksigen.
 Kebutuhan DO lebih tinggi di peraian panas dibandingkan di perairn
dingin.
 Ikan diperairan tropis (air hangat) tumbuh optimum pada suhu antara 25-
32oC

Species Suhu oC komen


Tropis 29-30 Tumbuh optimum
26-28 Angka
10-15 pertumbuhan
rendah
Batas letal
Warm water (sub tropis) 20-28 Tumbuh optimal
<0 Batas letal
Col water (temperate) 15-20 Tumbuh optimum
Cold water (kutub) < 15 Tumbuh optimum
>25 Batas letal
2. Salinitas
 Salinitas adalah konsentrasi total semua ion-ion di lam air (kalsium,
magnesium, sodiu, potassium, bikarbonat, klorida, dan sulfide.)
 Masing-masing jenis ikan dan hewan air lainnya memiliki rentang
optimum salinitas, sehingga memudahkan hewan air tersebut untuk
mengatur secara efektif komposisi ion dalam tubuhnya dan dalam air
melalui proses osmoregulasi.
 Karena itu salinitas memegang peranan penting dalam pertumbuhan,
reproduksi dan tingkah laku migrasi ikan serta metabolisme melalui
osmoregulasi mineral dalam tubuh dari yang ada di air sekitarnya
 Salinitas normal sekitar 10-32 ppt. Ikan bandeng (18-30 ppt); ikan belanak
)8-30 ppt)

Slide # 13
3. pH
 pH awal perairan kolam (sebelum aktivtas biologis menambah atau
mengurani CO2 dari air) adalah sbuah fungsi dari total alkalnitas perairan.
 pH air adalah konsentrasi ion ([H+]) dalam air. = - log [H+]
 perairan alami pH berkisar 5 dan 10. Peraian laut pH mendekati 8,3
 Untk semua jenis ikan pH ideal adalah berkisar 6,5 – 9.
 Selama pembesaran/kultur, pH air sangat dipengaruhi oleh proses
fotosintesa dan respirasi.
 pH rendah :
- berpengaruh pada kemamuan species ikan untuk mempertahan
keseimbangan garam
- Reproduksi terhambat atau terhenti
- Kebanyakan Ikan mati bila pH < 4 atau > 11 (Lawson 1995)
- Menurunan jumlah fosfor anorganik terlarut dan ketersediaan
karbondioksida untuk fotosistesis fitoplankton
- Dapat diatasi dengan pemberian kapur (liming)
 pH tinggi:
- bentuk ammonia yang beracun terbntuk lebih merata
- penambahn fosfat yang biasanya berasa dari pemupukan, dapat
dengan cepat menguap pada pH tinggi (Boyd 1981
- Alum dapat dipakai untuk mengatasi pH air tinggi
- Masalah pH tinggi karena ekses fotosintesa fotoplankton dalam air
dengan alkalinitas tinggi dan hardness calcium rendah, dapat
diatasi denegan penmbahan gypsum sebagai sumber kalsium.

Pegaruh pH terhadap komunitas biologi perairan (Efendi 2000)


Nilai pH Pengaruh umum
6,0 – 6,5 • Keaneagaman plankton dan benthos mengalami sedikit
penurunan
• Kelimpahan total, biomassa dan produktifitas tidak mengalami
perubahan
5,5 - 6,0 • Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos
semakin Nampak
• Kelimpahan total , biomassa dan produktifitas masih belum
mengalami perubahan berarti
• Alga hjau berfilamen mulai Nampak pada zona literal
5,0 – 5,5 • Penurunan keanekaragamandan komposisi jenis plankton,
perifiton dan benthos semakin besar
• Perubahan Kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan
benthos
• Alga hjau berfilamen emakin banyak
• Proses nitrifikasi terhambat
4,5 – 5,0 • Penurunan keanekaragamandan komposisi jenis plankton,
perifiton dan benthos semakin besar
• Perubahan Kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan
benthos
• Alga hjau berfilamen emakin banyak
• Proses nitrifikasi terhambat
Slide # 14
4. Turbiditas (kekeruhan))

 Adalah suatu ukuran penetrasi cahaya didalam air


 Kondisi turbit (keruh)= Solid yang larut atau suspensi (lumpur,
mikroorganisme – fitoplankton)
 Turbiditas kolam, karena terjadinya
- Resuspensi sedimen
- Aktifitas biologis
- Peambahan pupuk dan pakan
- Erosi pematang kolam
 Perairan kerus dapat meyebabkan:
- Kersakan inang dan ikan stress
- Penyumbatan saringan
- Mengurangi penetrasi cahaya dan membatasi fotosintesis
- Stratifikasi suhu dan DO
 Pengaruh Cahaya
- Level oksigen berkurang/menurun karena fotossintesa terhambat air
keruh
- Organisme pemakan Fitoplankton mendapat dampak menurun
fotosintesis
 Turbiditas = hidari tumbuna tnaman berakr yang tidak diinginkan
 Tritmen (penanganan turbitas)
- Turbitas karena koloid atau partikel melayang yg halus dapat
menggunakan bahan elektolit, sperti alum.
- Alum sangat efektif, tapi menunrunkan alkalinitas dan pH. Makan perlu
dilakukan pengapuan (liming) untuk menkonter efek alum.
 Turbiditas 25 ppm SS, tidak berbhaya bagi perikanan; rentang masih baik 25-
80 ppm SS, > 80 ppm SS berbahaya bagi Budidaya ikan

Slide # 15
5. Alkalinitas
 Alkalntas adalah suatu suatu ukuran kapasitas mentralkan keasaman dari
suatu perairan. Menggambarkan jumlah basa (alkali) yang terkandung dalam
air. Alkalinitas total adalah konsentrasi total dari basa yang terkandung
dalam air yang dinyatakan dalam ppm setara dengan kalsium karbonat.
 Total alkalinitas biasanya selalu dikaitkan dengan pH karena pH air ini akan
menunjukkan apakah suatu perairan itu asam atau basa. Alkalinitas juga
disebut dengan Daya Menggabung Asam (DMA) atau buffer/penyangga
suatu perairan yang dapat menunjukkan kesuburan suatu perairan tersebut
 Alkalinitas di sistem perairan tawar berkisar antara 5 ppm – 500 ppm. Air
laut memiliki rata-rata alkalinitas 116 ppm (Lawson, 1995)
 Tidak ada efeklangsung alkalinitas pada ikan dan pad sellfish
 Alkalinitas melindungi organisme dari perubahan pH perairan
 Metabolisme dan respirasi ikan dan mikro-organisme --- memproduksi
ampas (waste) dan produk sisa yang dapat merubah pH praian
 Proses biologis dapat merubah alkalinias sendiri dengan memproduksi atau
menknsumsi asam dan basa.
 Alkalnitas terlalu rendah (kurang dari 20 ppm), perairan tidak mengandung
cukup karbon dioksida , atau carbonat trlarut untuk terjadinya proses
fotosintesa, sehingga membatasi pertumbuhan firoplankton (Lawson, 1995)
6. Hardness (Kesadahan; keras/lunak air, Kalsium dan Magnesium)
 Total Hardness adalah suatu ukuran dari konsentrasi semua kation logam
kecuali logam alkali. Menggambarkan kandungan Ca, Mg dan ion-ion yang
terlarut dalam air.
 Kalsium dan magnesium adalah kation logam yang umum menyumbangkan
nilai Hardness dalam perairan tawar.
 Berdasarkan nilai hardness, air dapat dibagi me kerasnjadi perairan keras
(hardness waters) dan perairan lunak (softness waters)
 Peraian lunak = soft kadar hardness 0.75 ppm CaCO3; medium = 75-150
ppm CaCO3; keras = hard = 150-300ppm CaCO3; dan sangat keras =very hard
water = >300 ppm CaCO3.

Slide # 16
7. Calcium = Kalsium
 Kalsium diperlukan untk tulang, pembentukan ranka dan untk osmoregulasi
 Krustasea menyerap kalsium - bila molting
 Kalau air terlalu lunak )(soft), maka
- Udang berhenti molting
- Terjadi diformitas tulang
- Menurunkan angka pertumbuhan
 Kalsium dapat menurunkan atau mengurangi keracunan logam, amoonia dan
ion hydrogen
 Konsentrasi ion lebih tinggi pada peraian keras (hardness tinggi)
- Partikeh tanah tersuspensi (mengambang) akan lebih cepat
mengendap pada peraian keras dibandng pada perairan lunak
 Alkalinitas tinggi dan kalsisum rendah = proses fotosintesis dapat
meningkatkan pH sampai pada level yang beracun bagi ikan (Boyd, 1990)
 Perairan kolam yang paling produktif untuk pembesaran ikan adalah kira-kira
besarannya sama antara alkalinitas dan toal hardness
 Rata nilai hardness 6.600 ppm di peraian laut dan karenanya tidak menjadi
masalah di dlam sistem Budidaya laut atau air payau
 Kekurangan hardness dapat mudah diatasi:
- Hardness calcium dapat dinaikkan dengan penambahan gypsum
pertanian atau kalsium Klorida
- Gypsum lebh disukai karena biayanya murah dan tersedia di pasaran
dan tidak berefek terhadap alkalinitas
8. Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarus)
 Sumber oksigen dalam perairan adalah hasil fotosintesis dan raerasi dari
atmosfir
 Proses konsumsi oksigen, misalnya respirasi dari mikroba, ikan dan tanaman,
dan degradasi nahan rganik oleh mokroorganisme (biological oxugen
demand)
 Dipengaruhi oleh suhu
 Tipe ikan, tahapan hidup, aktivitas makan, level aktivits dan konsentrasi DO
juga mempegauhi anka respirasi

Slide # 17
9. Biological Oxygen Demand (BOD)
 Suatu pengukuran jumlah senyawa organic yang dapat dioksidasi seara
biologis oleh mikro-organiema dalam air.
 BOD adlah potensial bagi atau terhadap penurunan kadar oksigen dalam air
- BOD tonggi meransang pertumbuhan mikro-organisme pada suhu
tinggi. Keadaan ini akan membawa penurunan DO
 Oksigen rendah dapat ditangani dengan penembahan potassium
permanganate dan aerasi
- Potassum Permanganate secara kemis mengoksidasi bahan organic,
sehingga mengurangi BOD. Tetpi kurang cocok untuk sistem
produksi/pembesara
- Yang paling efektif adalah mengunakan aerasi

10.Karbon Dioksida (CO2)


 Sumber CO2 dalam air = diffuse dari udara, respirasi ikan dan oksidasi
biologis senyawa organic
 Sumber air permukaan dapat memiliki level CO2 tinggi = Angka respirasi
tinggi
 Konsentrasi CO2 terlalu tinggi = CO2 di darah ikan meningkat,
mengakibatkan:
- Mengurangi kemampuan haemogobin mengangkut oksigen
- Menghambat respirasi
 Penanganan (tritmen) yang dilakukan bila kadar CO2 tinggi
- Penambahan calcium hydroksida atau sodium carbonate. (Boyd 1990)
- Pemakaian aerasi yang kuat, juga efektif utuk menurunkan kelebihan
CO2
11.Ammonia
 Merupakan produk awal dari dkomposisi sisa organic nitrogen dan hasil dari
respirasi.
 Dapat dijadikan indicator keberadaan atau adanya proses dekomposisi urea,
feces dan bahan organic
 Konsentrasi Ammonia tinggi = meningkanya konsentrasi ammonia dan pH
dalam darah ikan. Ini akan berefek :
- merusak insang
- Mengurani kapasitas pengangkutan oksigen darah
- Meningkatkan kevutuhan oksigen jaringan
- Merusak seldarah merah
- Mempenaruhi osmoregulasi (Lawson 1995)
 Toksisitas total ammonia nitrogen (TAN = NH4+ + NH3) tergantung pada
fraksi (bagian) yang mana dari total TAN di ionisasi, karena fraksi ini bentuk
yang lebih beracun (Boyd 1990)
 Keseimbangan ammonia ionized (NH4+ ) dan amonia unionized (NH3)
tergantung pada pH, suhu dan salintas
 Toksisitas ammonia dapat dipengaruhi oleh suhu dan salinitas
 Ikan air hangat (sub tropis) lebih toleran terhadap ammonia dibandingkan
dengan ikan-ikan air dingin (temperate fish). Ikan air tawar lebih toleran
terhadap ammonia dari ikan laut.
 Pada budiaya udang air payau, zeolite sering digunakan untuk mengontrol
konsetrasi ammonia
 Zeolit terbukti lebih efektif digunakan di perairan tawar untuk mengoksidasi
ammonia menjadi nitrat (nitrifikasi) atau dengan mensesuaikan pH
 Opsi lain mengatasi ammonia tinggi dalam air adalah menggunakan aerasi

Slide # 18
12.NITRITE
 Sumber nitrit adalah melalui pertambahan pakan, pemberian pupuk kimia
atau pupuk organic..
 Nitrit juga terbentuk terutama sebagai produk dari proses nirifikasi
ammonia menjadi nitrit dan kemudian nitrat
 Nitrit sangat beracun bagi ikan, karena nitrit mengoksidsi haemoglobin untuk
membentuk methahaemoglobin sehingga tidak mampu mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh. Konsentrasi tinggi ammonia dalam air menyetop
aktifitas haemoglobin dalam darah sehingga menyebabkan hypoxia. Kondisi
ini disebut dengan penyakit darah coklat (brown blood disease). Efek yang
sama terjadi pada udang (krustase).
 Keracunan nitrit meningkat dengan meningkatnya pH dan menurun dengan
meningkatnya kadar kalsium dan klorida.
 Keracunan nitrit dapat menurun oleh ion seperti ion kalsium, klorida,
bromida dan bicarbonat. Di perairan laut atau payau kasus ini jarang terjadi.
 Penanganan/tritmen yang dapat dilakkan adalah dengan aerasi aerasi dapat
meransang trjadi proses nitrifikasi dalam air. Cara lain untuk
mempertahankan level optimum adalah dengan membuang sisa bahan
organic dan aplikasi pemupukan yang benar.

13.NITRAT

 Nitrat adalah yang paling sedikit atau kecil daya racun dibandingkan dengan
senyawa nitrogen anornaik lainnya.
 Level tinggi nitrat dapat berefek pada proses osmoregulasi dan transport
oksigen. Terjadi eutrofikasi dalam kolam, alga dan tanaman air tumbuh
subur/berlebihan, tidak berdapak negatif terhadap spesies ikan kultur.

14.Hidrogen Sulfida (H2S)

 Hidrogen Sulfida diproduksi di tanah dasar kolam dalam kondisi anaerob


(anoxic) oleh bakteri. Dan sangat beracun bagi hewan akuatik.
 Dalam kosentrasi sangat rendahpun, H2S menyebabkan hypoxia dan
mematikan atau sangat berbahaya bagi kehidupan ikan kultur.
 Konsentrasi sebesar 0.05 ppm dapat menyebabkan kematian setelah
beberapa saat dan konsentrasi kurang dari 0.01 ppm menghambat
reproduksi.
 H2S umunya terbentuk di sedimen dan akan cepat menurun pada pH
diantara 6.5-8,5 dan rendah zat besi.
 Sulfida dapat diturunkan dengan aerasi, pertukaran air dan sirkulasi air untuk
meminimalisir zona anaerobic di dasar kolam.
 Aplikasi zat oksidasi, pengeringan kolam secara berkala dan pengeringan
lumpur kolam akan menghasikan oksidasi sulpida dan meningkatkan
dekomposisi (penguraian bahan organic.). level aman un-ionized H2S adlah <
1 ppm

Slide # 19
PARAMETER MUTU AIR KOLAM IKAN
Parameter Rentang Rentang yg
optimum masih dapat
diterima
(TERGANTUNG
JENIS IKAN)
pH 6.5 – 9,5 5,5 - 10
Alkalinitas Total 50-150 >20 ppm
ppm CaCO3
CaCO3 < 400 ppm
Total Ammonia N 0-2 ppm < 4 ppm
Un-ionized NH3 < 0,02 < 0,4 ppm
ppm
NO2-N 0 – 1 ppm < 4 ppm
NO3-N < 50 ppm < 90 ppm
Turbiditas 50 cm 40-50 cm
Salinitas 18-32 ppt 8 – 32 ppt
Fosfat 0,01-3 0.01-3 ppm
ppm
CO2 < 6 ppm 0-15 ppm
Suhu 25-32oC 22-35oC
DO >5 > 5ppm
ppm
Total Suspended Solid TSS < 25 ppm 20-80 ppm

Slide # 20
PARAMETER BIOLOGIS
Plakaton
• Parameter biologi dari kualitas air yang biasa dilakukan pengukuran untuk kegiatan
budidaya ikan adalah tentang kelimpahan plankton, benthos dan perifiton sebagai
organisme air yang hidup di perairan dan dapat digunakan sebagai pakan alami bagi ikan
Budidaya
• Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan
untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan
budidaya.
• Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam
waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka
terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya
matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan
• Berdasarkan ukurannya, plankton dapatdibedakan sebagai berikut :
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan
mikroskop).
2. Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang
mata netnya 0,03 – 0,04 mm).
3. Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
Bakteri
• Pada ekosistem perairan alami bakteri memiliki peran sebagai reduktor/dekomposer yang
mengontrol proses komponen organik misalnya polimer protein atau karbohidrat menjadi
senyawa yang lebih sederhana.
• Secara umum bakteri berdasarakan cara mendapatkan oksigen dibagi menjadi dua yaitu
bakteri aerob dan anaerob. Kelompok aerob memerlukan oksigen bebas dalam
mengoksidasi nutrien (misalnya glukosa) untuk memperoleh energi contohnya :
Azotobacter, Nitrosomonas, Nitrococcus dan Nitrobacter.
• Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan dan
merugikan Pada dunia akuakultur bakteri yang menguntungkan contohnya :Basillus spp,
Nitrosomonas, Nitrobacter bakteri tersebut berperan dalam proses dekomposisi bahan
organik dasar tambak dan berperan dalam proses nitrifikasi. Dalam tipe Budidaya RAS
atau akuaponik bakteri nitrifikasi ini dipakai sebagai filter biologis merobah ammonia
(NH3) menjadi nitrat (NO3)/
• Sedangkan yang merugikan diantaranya adalah bakteri Vibrio harveyyi, V. alginolyticus, V.
anguillarum, V. carchariae, V. cholerae, V. ordalii dan V. Vulnificus bakteri tergolong
dalam bakteri gram negatif yang sangat merugikan khususnya bagi pembudidaya udang.
• Pemberian pakan yang tidak terkontrol mengakibatkan akumulasi limbah organik di dasar
tambak/kolam sehingga menyebabkan terbentuknya lapisan anaerob yang menghasilkan
H2S. (Efendi 2004). Akibat akumulasi H2S tersebut maka bakteri patogen oportunistik,
jamur, parasit, dan virus mudah berkembang dan memungkinkan timbulnya penyakit
pada udang (Tompo, 1993).
• Beberapa spesies bakteri Basillus, Pseudomonas, Acinetobacter, Cellulomonas,
Rhodoseudomonas, Nitrosomonas, dan Nitrobacter yang diketahui dapat membantu
proses mineralisasi limbah organik (Heriati, 1998).

Slide # 21
PENGUKURAN KUALITAS AIR KULTUR
Parameter kualitas air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan di Indonesia sudah dibuat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air. Dalam peraturan tersebut dibuat kriteria kualitas air berdasarkan golongan
yaitu Golongan A adalah kriteria kualitasair yang dapat digunakan sebagai air
minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu, Golongan B adalah
kriteria kualitas air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum, Golongan
C adalah kriteria kualitas air yang dapat digunakan untuk keperluan Perikanan
dan Peternakan, Golongan D adalah kriteria kualitas air yang dapat digunakan
untuk keperluan pertanian, dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan,
industri dan pembangkit listrik tenaga air. Berdasarkan peraturan tersebut
kriteria kualitas air untuk perikanan dapat dilihat pada Tabel 3.6
Slide # 22 Peralatan pengukuran kualitas air

Anda mungkin juga menyukai