Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER, SEMESTER IV

PROGRAM SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETIKA


TAHUN AJARAN 2019/2020

Mata Kuliah : Konseling Gizi


Hari/tanggal : Rabu, 27 Mei 2020
Waktu : 08.00-09.40 wita (100 menit)
Dosen : Dr. I Wayan Juniarsana, SST, M.Fis
SOAL :

1. Buat penerapan langkah-langkah konseling gizi yang lengkap dengan memilih salah satu
kasus penyakit di bawah ini (Bobot 40%) :
a) Penyakit Saluran Pencernaan Atas.
b) Penyakit Saluran Pencernaan bawah.
c) Penyakit Kandung empedu.
d) Penyakit HIV.
e) Penyakit Saluran Pernafasan.
f) Penyakit Demam Berdarah.

2. Bila saudara telah menyelesaikan pendidikan dan menjadi seorang Ahli Gizi, saudara akan
membuat usaha Klinik Konsultasi Gizi. Berkenaan dengan rencana tersebut hal-hal apa
yang saudara persiapkan secara keseluruhan sehingga nantinya menjadi Klinik Konsultasi
Gizi yang representatif, berkembang dan diminati oleh masyarakat luas (Bobot 30%).

3. Berkenaan soal nomor 2 diatas, mohon lakukan analisis SWOT (Strengths/kekuatan,


Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang dan Threaths/ancaman) sebagai langkah
strategis untuk mengembangkan usaha Klinik Konsultasi Gizi tersebut (Bobot 30%)..

Catatan :

 Jawaban tidak boleh ada yang sama (copy paste), bila ada : jawaban tidak akan
dikoresi
 Jawaban dikirim via email : wyjuniarsana9@gmail.com
Nama : Ni Luh Putu Raditya Subagiantari

Nim : P07131218016

Kelas : D-IV A Tk 2

Makul : Konsling Gizi

JAWABAN:

1. Langkah-langkah konsling gizi penyakit kantung empedu

Seorang ibu bernama bu kadek elviana , pekerjaan petani berumur 48 tahun, BB= 76
kg, TB= 152 cm, masuk rumah sakit dengan keadaan panas (39oC) merasakan nyeri hebat
pada perut bagian atas, panas menjalar ke daerah punggung. Sejak 2 hari lalu mengalami
mual dan muntah disertai dengan BAB diare berbusa dan berwarna agak kehijauan.. Setelah
ditangani secara medis , pada hari kedua kondisinya sudah sedikit membaik, masih
merasakan nyeri tapi tidak sehebat saat MRS, masih merasakan mual dan muntah jika makan
lauk hewani.

Hasil pemeriksaan laboratorium Bilirubin total 3,4 mg/dl ( 0,3 – 1mg/dl) Biriubin
direk 2,1 mg/dl (N= 0,4) , AST = 55 U/l ( N<37) ALT = 78 U/l ( N= <42 ) .

Kasus punya riwayat obesitas, suka makan jeroan ( gule dan soto), makanan
yang digoreng, suka mengemil terutama kerupuk. Selama ini tidak pernah berdiet dan agak
susah menahan makanan yang disukai Frekuensi makan 3-4 x sehari.

a. Membangun Dasar-dasar Konseling

Membangun dasar-dasar konseling merupakan langkah awal terutama dalam


menciptakan hubungan yang baik . Hubungan yang baik antara dengan klien
merupakan kunci dari langkah berikutnya. Hubungan baik ini adalah berdasarkan
hubungan rasa saling percaya, terbuka, kejujuran. Konselor dapat menunujukkan diri
sebagai profesionak dan kompeten dalam melakukan konseling gizi.
 adapun dialog konselor dan klien.
Disuatu instalasi gizi di rumah sakit seorang klien mendatangi instalasi gizi
untuk berkonsultasi mengenai gejala yang dialaminya.

Konseli : “ tok.., tok.., tok.., permisi !’’

Konselor : “ iya.. selamat pagi. silahkan masuk. Silahkan duduk buk!”

Konseli : “ baik bu, terimakasih !”


Konselor : “ada yang bisa saya bantu buk ?, oh iya perkenalkan nama saya Raditya.
Dengan ibu siapa ya ? ’’

Konseli : “ Nama saya Kadek Elviana saya berumur tahun, alamat saya br. Tibu
Beleng Kaler, Desa Penyaringan, Mendoyo.! ”

Konselor : “ kalau boleh tau apa tujuan ibuk kesini?”

Konseli : “ saya disuruh untuk berkonsultasi oleh dokter kesini buk!’’

Konselor : “ apakah saya bisa melihat surat rujukan dari dokter buk?”

Klien : “ bisa buk!”

Konselor :” apakah ibuk sudah sempat cek lab?. Jika sudah apakah saya bisa melihat
hasil lab ibuk?”.

Klien :” sudah buk, ini hasil lab saya”.

Konselor :” apakah ibuk masih bekerja?”.

Klien :” masih buk, saya seorang petani buk”.

Konselor :”jika boleh saya sarankan lebih baik ibuk berhenti dulu bekerja yang berat-
berat.”.

Klien :” baik bu”.

Konselor :” baik buk, dari hasil lab ini, menunjukkan bahwa hemoglobin ibuk yaitu
Bilirubin total 3,4 mg/dl ( 0,3 – 1mg/dl) Biriubin direk 2,1 mg/dl (N= 0,4)
, AST = 55 U/l ( N<37) ALT = 78 U/l ( N= <42. Hal ini menunjukkan
bahwa ibuk mengalami penyakit batu empedu. Klien :” apa yang harus
saya lakukan buk?”.

Konselor :” Jadi sekarang kita melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan
terlebih dahulu ya, mari ikut saya”.

Klien : “Baik bu”.

Dari percakapan diatas mendaptkan hasil


Nama Kadek Elviana
Umur 48 tahun
Asal Br. Tib beleng kaler, ds. Penyaringan , kec. Mendoyo

1. Menggali Permasalahan
Langkah ini bertujuan untuk mengali permasalahan yang dihadapi klien. Pada
langkah ini dilakukan pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan wawancara atau
mencatat dokumen yang dibawa klien. Setelah data terkumpul pada langkah ini
dilakukan verifikasi , interpretasi, penentuan masalah dan penentuan penyebab
masalah. Tujuan utama pengumpulan data adalah mengidentifikasi masalah gizi dan
factor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut.
 Adapun dialog antara konselor dan klien
Konselor : “ baik buk. Dari hasil pengukuran yang kita lakukan yaitu berat ibuk 76
dan tinggi badan ibuk 152 jadi dapat sya simpulkan status gizi ibuk saat
hamil terbilang lebih buk”.
Klien :” ohh jadi begitu buk”.
Konselor :” apakah selama ini ibuk ada mengalami keluhan?”.
Klien :” ada buk Panas 38 0 C, Nyeri pada perut bagian atas , Panas menjalar ke
daerah punggung, Mual dan muntah, BAB diare berbusa warna agak
kehijauan”

Konselor :” kalo boleh saya tau buk. Biasanya ibuk makan apa?”.

Klien :” kalo untuk makan biasanya saya tidak pernah memilih buk, tapi makan
saya kadang teratur kadang juga tidak, apapun saya makan buk, seperti
daging”.
Konselor : “apakah ibuk biasanya mgonsumsi sayuran buk?.”
Klien : “tidak terlalu sering buk, tapi kadang-kadang saya makan sayuran buk”.
Konselor :” Ibuk.. seharusnya ibuk banyak mengonsumsi sayuran dan juga buah, jika
boleh saya sarnkan ibuk kurangi mengonsumsi daging terutama yang
memiliki lemak tinggi?”.
Klien :’ ohhh jadi gitu buk, baik buk”.
Konselor :” baik bu, apakah ibuk mempunyai riwayat meminum obat dna suplemen
maknana?”.
Klien :” Tidak buk, tapi kalau saya lelah biasanya saya tidak bekerja
“.
Konselor :” baik buk?”.
Konselor :” Apakah ibuk sering memakan makanan yang bergoreng?”
Klien :” sering buk biasanya saya suka memekan jeroan dan krupuk yang
digoreng”.
Konselor : “ohh Baik buk”.
STANDAR
DATA TERKAIT GIZI PEMBANDING/NILAI MASALAH
NORMAL
Antropometri :  IMT Normal = 18,5 Berat badan lebih
 BB : 76 kg sampai dengan 24,9 IMT : 32,9 (obesitas)
 TB : 152 cm  IMT/U = -2 SD s/d
 Umur : 48 th +1 SD (gizi baik/
 Jenis kelamin : normal)
Perempuan  BBI = 56 kg (AKG)
 Pekerjaan : pedagang  TB = 158 cm (AKG)

Biokimia :  Hemoglobin = 12-14  Hemoglobin


 Hb : 11,8 mg/dl g/dl  Bilirubin
 Bil total : 2,1 mg/dl  Bilirubin direk 0 - 0.4  AST
 Bil direk : 3,4 mg/dl mg per desiliter (mg /  ALT
 AST : 55 U/l dL).  Leukosit
 Alt : 78 U/l  bilirubin total adalah  Kolestrol
 Leukosit : 13.000/ml 0,3 - 1,0 mg / dL.

 Kolestrol : 240 mg/dl  AST normal 55 U/l


 ALT normal <42 U/l
 Leukosit normal 5-10
rb/ ml
 Kolestrol mormal
<200 mg/dl
Diet/ Riwayat Gizi : Kebutuhan sesuai BBI Kosumsi :
 Energy : 2150 kkal Energy : 98 %
 Protein : 60 gr Energy : 2.219,8 kkal Protein : 98 %

 Lemak : 60 gr Protein : 95 gr Lemak : 115%

 Karbohidrat : 340 gr Lemak : 49,3 gr Dari kebutuhan sehari


KH : 518,8 gr

Fisik/ Klinis :  Mengakibatkan saat


 Panas 38 0 C makan lauk hewani
 Nyeri pada perut merasa mual dan
bagian atas muntah.
 Panas menjalar ke  Demam tinggi.
daerah punggung
 Mual dan muntah
 BAB diare berbusa
warna agak kehijauan
Riwayat makan : Menyebabkan nilai gizi
 Frekuensi makan 3-4 berkurang
x
 Makan yang
bergoreng
 suka makan jeroan
Riwayat pasien : Kurangnya mengonsumsi
 Obesitas makanan yang bergizi
 Hanya duduk
 Tidak suka
berolahraga

2. Langkah 3 : Menegakkan Diagnosa

Langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosis. Menegakkan diagnosis gizi klien


dilakukan berdasarkan pengkajian masalah yang dilakukan pada langkah 2. Tujuan
dari langkah ini adalah menentukan masalah gizi yang dihadapi klien (problem),
menentukan etiologi (penyebab masalah), menentukan tanda dan gejala masalah
tersebut. Hal tersebut sering dikenal dengan PES yaitu meliputi Problem (masalah),
Etiology (penyebab), Signs dan Symtoms (tanda dan gejala). Dalam menetapkan
diagnosis gizi ada tiga domain yang harus diperhatikan oleh konselor. Ketiga domain
tersebut meliputi domain asupan zat gizi, domain klinik dan domain perilaku.
 Adapun dialog konselor dan klien
Konselor :”Jadi dapat disimpulkan dari hasil dari dokter saat cek lab, ibuk mememang
menderita penyakit batu empedu dan juga mohon maaf sebelumnya buk,ibuk
juga mengalami obesitas buk. Apakah ibuk tau itu penyakit batu empedu?!”.

Klien :” Saya pernah mendengar nya buk, tapi tidak tau pasti juga buk”.

Konselor :”baik untuk ini saya akan jelaskan sedikit dulu. Batu Empedu adalah kondisi
yang ditandai dengan sakit perut mendadak akibat terbentuknya batu di dalam
kantung empedu. Penyakit batu empedu juga bisa terjadi di saluran empedu.”.

Klien :” ohh….. jadi begitu buk. Biasanya makanan yang baik untuk penyakit itu
apa?”.

Konselor :” Jadi makanan yang baikk seperti, Beras merah, roti, gandum, havermut,
macaroni, jagung, kentang,, sereal, Tahu, tempe, ocom, kacang-kacangan,
tofu, sayuran yang dianjurkan semua jenis sayuran kecuali kol, sawi, lobak,
mentimun”.

Klien :” Baik bu. Terimakasi atas penjelasannya”.

Konselor :” Iya bu, sama-sama”.

Dari percakapan diatas mendapatkan hasil

Domain Asupan Zat Gizi -. Jarang mengonsumsi sayuran.

-. Sering mengonsumsi jeroan, krupuk


dan makanan yang digoreng

-. Jarang mengonsumsi buah-buahan.

-Kurang memperhatikan makanan


yang di kosumsi.
Domain Klinik - Nyeri pada perut bagian atas
- Panas menjalar ke daerah
punggung
- Mual dan muntah
- BAB diare berbusa warna agak
kehijauan
Domain Prilaku -. Meningkatkan asupan zat besi.

-. Istiraht cukup .

-. Mengonsumsi sayuran dan buah

-. Meningkatkan pengetahuan apa


dampak dari penyakit batu empedu

3. Langkah 4 : Rencana Intervensi Gizi


Setelah menetapkan diagnosis masalah klien berdasarkan domain asupan, domain
klinik dan domain perilaku, maka langkah selanjutnya adalah menentukan rencana
intervensi yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang dialami klien. Pada
lngkah ini konselor harus mulai melibatkan klien dalam perencanaan ini. Pada
langkah ini konselor perlu mempertimbangkan antara lain identifikasi strategi
pemecahan masalah dengan mempertimbangkan masukan dari klien. Langkah awal
dalam pemecahan masalah adalah menentukan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
serta menetapkan preskripsi dietnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
memmbuat alternative pemecahan masalah.
 Adapun dialog konselor dan klien

Klien :” Lalu apa yang harus saya lakukan untuk mengurangi kosumsi makanan
yang berlemak buk?”

Konselor :” Jadi ibuk saya menyarankan ibuk untuk melakukan diet batu empedu
dengan bentuk diet oral”.

Klien :” baik buk, makanan bagaimana seperti itu buk?”

Knselor :” makanan jenis lunak buk, apakah ibuk bersedia jika saya yang mengatur
pola makan ibuk dan memeberikan penerapan gizi yang harus ibuik
lakukan?”

Klien :” baik buk saying sangat bersedia”.

Konselor :”baik buk saya akan menghitung kebutuhan gizi ibuk terlebih dahulu”.

Klien :” silahkan buk”.


 Nilai Gizi Sesuai Kebutuhan ( Harrys Benedict)
BBI = 46,8 kg
IMT = 33,04 kg/m2

BEE = 655 + (9,6 x BBI) + (1,85 x TB) – (4,7 x U)


= 655 + (9,6 x 46,8) + (1,85 x 152) – (4,7 x 48)
= 655 + 449,28 + 281,2 – 225,6
= 1.159,88 kkal
TE = BEE x AF (ambulansi) x SF
= 1.159,88 x 1,2 x 1,2
= 1.670,22 kkal – 500 kkal
= 1.170,22 kkal
Lemak = 20% x 1.170,22
= 234,04 : 9
= 26,01 gram/ 234,04 kalori

Protein = 1,25 x (BBI)


= 1,25 x 46,8
= 58,5 gram/ 234 kalori

KH = Total energy – lemak – protein


= 1.170,22 – 234,04 - 234
= 702,18 kalori/175,54 gram
 Proporsi Makan
Makan pagi + selingan (35%)
- Energy = 409,57 kkal
- Protein = 20,47 gram
- Lemak = 9,10 gram
- Karbohidrat = 61,43 gram

Makan siang + selingan (35%)


- Energy = 409,57 kkal
- Protein = 20,47 gram
- Lemak = 9,10 gram
- Karbohidrat = 61,43 gram

Makan malam + selingan (30%)


- Energy = 351,06 kkal
- Protein = 17,55 gram
- Lemak = 7,8 gram
- Karbohidrat = 52,66 gram

Waktu Menu Bahan Berat Energy Protein Lemak KH (gr)


Makan (gr) (kkal) (gr) (gr)
Makan nasi tim beras giling 50 180 3,4 0,35 39,45
Pagi oseng buncis buncis 75 26,25 1,8 0,15 5,7755

(07.00) tahu tahu 50 34 3,9 2,3 0,8


telur ayam telur ayam 55 89,1 7,04 6,325 0,385
rebus
buah apel buah apel 50 29 0,15 0,2 7,45
Selingan jus semangka 75 21 0,375 0,15 5,175
10.00 semangka gula pasir 5 18,2 0 0 4,7
susu kental 5 16,8 0,41 0,5 2,75
manis
Makan nasi tim beras giling 75 133,5 1,575 0,075 30,45
Siang Telur rebus Telur ayam 50 151 9,1 12,5 0
(13.00) Tahu goreng Tahu 50 34 3,9 2,3 0,8
Tumis buncis Buncis 100 35 2,4 0,2 7,7

Selingan Jus semangka Semangka 80 22,4 0,4 0,16 5,2


(16.00)
Makan nasi tim beras giling 50 180 3,4 0,35 39,45
Malam sup ikan ikan segar 40 45,2 6,8 1,8 0

(18.00) tahu 30 20,4 2,34 1,38 0,48


tomat 30 6 0,3 0,09 1,26
buncis 30 10,5 0,72 0,06 2,31
minyak 5 43,5 0,05 4,9 0
kelapa
buah papaya Papaya 100 46 0,5 0 12,2
total 1184,7 48,86 32,46 179,16

4. Memperoleh Komitmen
Komitmen merupakan kunci dari keberhasilan proses konseling. Tujuan dari langkah
ini adalah memperoleh kesepakatan antara konselor dengan klien. Kesepakatan
tersebut dipakai sebagai komitmen dalam melaksanakan presekripsi diet dan aturan
lainnya. Berikan pemahaman, dukungan, motivasi dan bangun rasa percaya diri klien
untuk melakukan perubahan diet yang sesuai anjuran dan disepakati bersama.
Tekankan pula bahwa perubahan yang dilakukan adalah semata-mata untuk
kebaikan kondisi klien. Informasikan untuk kunjungan konseling berikutnya untuk
melihat perkembangan perubahan diet yang dilakukan.
 Adapun dialog konselor dan klien

Konselor : “ Baik buk, jadi kita telah sepakat ya, apa yang saya jelaskan tadi dan saya
beri tadi ibuk bisa terapkan untuk keseharian ibuk”.

Klien : “Baik buk”.

Konselor :” Kembali syaa tekankan untuk ibu,batasi dahulu memakna makanan yang
berminyak dan juga digoreng, perbanyak makan makanan yang memilikii
gizi yang baik, seperti buah, sayuran”.
Klien :” baik buk. Terimakasih atas saran yang ibuk kasi kepada saya, saya akan
terapkan yang ibuk sarankan”.

Konselor menjelaskan dan menawar rencana atau program untuk penderita


anemia, demi kembalinya hemoglobin ke dalam kata normal.
- Mengonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan
- Membatasi memkana jeroan dan juga makanan yang digoreng
- Menyarankan agar tidak terlalu melakukan aktivitas yang berat.

5. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi adalah langkah terakir dari suatu proses konseling. Tujuan
dari monitoring dan evaluasi konseling adalah mengetahui pelaksanaan intervensi
sesuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan konseling. Untuk tujuan
tersebut konselor bisa melakukan diskusi dan menanyakan tentang pelaksaan
intervensi meliputi keberhasilan konseling, factor penghambat dan factor pendorong
dalammelaksanakan diet yang dianjurkan.

Capaian / Hasil Monitor


Parameter Target Evaluasi Tindak Lanjut
Tujuan

Tgl : 27- 5 Tgl : 1– 6 Tgl :6 – 6 -


-2020 -2020 2020

Asupan Menurunkan -Pasien bisa - Pasien - Pasien Penurunan berat Mempertahanan


lemak berat badan menguran tidak tidak badan sudah bisa, kecukupan
berlebih menjadi 46,8 gi makan makan makan tetapi belum asupan pasien
yang kg dengan jeroan, jeroan, jeroan, mendekati ideal, dan
disebabkan IMT 18,5 – makanan mengurangi jarang tetapi harus tetap tetapmelakukan
tidak bisa 25 makanan makanan mengkonsu melakukan konseling gizi
mengontrol yang di yang di msi konseling gizi
perilaku goreng, goreng, makanan
makan suka ngemil yang
mengemil krupuk digoreng,
kerupuk bisa
mengganti
cemilan
dengan
mengkonsu
msi buah
Perubahan - Bilirubin - Bilirubin - Bilirubin - Bilirubin Pasien sudah Tetap dilakukan
lab terkait total total2,4 total1,4 total0,4 mengalami konseling gizi
gizi yang Normal mg/dl mg/dl mg/dl perubahan terkait
disebabkan 0,3 – - Biriubin - Biriubin - Biriubin hasil lab, tetapi
gangguan 1mg/dl direk 1,1 direk direk harus
patologi - Biriubin mg/dl 0,9mg/dl 0,4mg/dl tetapmelakukan
saki akibat direk - AST = - AST = 41 - AST = 40 konseling gizi
batu Normal 45 U/l U/l U/l mengenai
empedu 0,4mg/dl - ALT = - ALT = 48 - ALT = 44 polamakan
- AST 58 U/l U/l U/l
Normal<3 - Leukosit - Leukosit - Leukosit
7 U/l 12.000/m 10.000/ml 9.000/ml
- ALT l - Hb = 12 - Hb = 14
Normal - Hb = 12 mg/dl mg/dl
<42 U/l mg/dl - Kolesterol= Kolesterol=
- Leukosit - Kolesterol 200 mg/dl 180mg/dl
Normal =210
5.000 mg/dl
-10.000/m
l
- Hb
Normal
12-14
mg/dl
Kolesterol
Normal <200
mg/dl
2. Jika saya nanti sudah menjadi seorang ahli gizi saya akan membuat klinik untuk
masyarakat luas dengan biaya yang minimal tapi berkualitas bersih dan aman.
Sebelum saya membuka klinik kosultasi yang harus saya siapkan adalah surat ijin
untuk praktek jika tidka memiliki surat ijin membuka praktek termasuk legal. Saran
dan prasaran harus aman dan bersih agar pasien juga nyaman, melakuka promosi ke
masyarakat luas, kualitas pelayanan klinik juga sangat diperlukan agar pasien yang
datang merasa nyaman dan ingin berkonsultasi kembali.
3. Analisis SWOT
a. Strengths/kekuatan :
- Keberhasilan menjalankan klinik
- Keterampilan, pengetahuan dan reputasi klinik sangat diperlukan
- Aset fisik apa yangkita miliki, seperti pelanggan, peralatan, teknologi,
pendanaan, dan paten produk?
Apa keunggulan kompetitif yang kita miliki dibandingkan klinik yang
lainnya.
b. Weaknesses/kelemahan
- Adakah hal-hal yang perlukan untuk membuat klinik menjadi lebih
kompetitif
- Proses klinik apa yang perlu diperbaiki
- Apakah ada aset berwujud yang dibutuhkan klinik yang kita dirikan,
seperti pendanaan atau peralatan.
c. Opportunities/peluang
- Masyarakat ataupun pasien apakah bersedia menerima pelayanan
kesehatan yang kita berikan.
- Memusatkan tempat klinik yang gampang dicari seperti di pusat kota.
- Dengan tenaga yang SDM dapat mengoptimalkan program klinik yang
kita jalankan
d. Theaths/ ancaman
- Klinik yang kita buka berdekatan dengan klinik orang lain yang sama
melakukan konsling gizi.
- Prilaku masyarakat/ pasien berubah karna pelayanan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai