Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN FORMULA MAKANAN

“PENILAIAN FORMULA MAKANAN DAN PENGAWASAN FORMULA


MAKANAN”

Oleh :
KELOMPOK 7

NI WAYAN ARIESTA SUCIANTINI (P07131218 003)


A.A SAGUNG MIRAH ADI KENCANA PUTRI (P07131218 014)
NI LUH EKA APRILIA SUSANTI (P07131218 015)
NI MADE AYU PUTRILIANI (P07131218 036)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas Perkembangan Formula Makanan dengan judul
“Penilaian Formula Dan Pengawasan Formula Makanan”
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan, sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca
yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.
Akhir kata, harapan yang paling besar dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat,
baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang yang membaca makalah ini sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.

Denpasar, 13 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 Formula Makanan...........................................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Formula Makanan.....................................................................................................3
2.1.2 Jenis Formula Makanan..............................................................................................................4
2.2 Penilaian Formula Makanan..........................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Penilaian Formula Makanan......................................................................................5
2.2.2 Tujuan Penilaian Formula Makanan...........................................................................................5
2.2.3 Kegunaan Penilaian Formula Makanan......................................................................................5
2.2.4 Cara Penilaian Formula Makanan...............................................................................................6
2.3 Pengawasan Formula Makanan.....................................................................................................7
2.3.1 Pengertian Pengawasan Formula Makanan.................................................................................7
2.3.2 Tujuan Pengawasan Formula Makanan......................................................................................8
2.3.3 Kegunaan Pengawasan Formula Makanan..................................................................................9
2.3.4 Cara Pengawasan Formula Makanan..........................................................................................9
2.4 Contoh Formula Makanan............................................................................................................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................16
3.2 Saran...............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di negara berkembang seperti halnya Indonesia, masalah gizi merupakan salah satu masalah
yang utama, terutama karena daya beli yang rendah. Salah satu masalah gizi yang terpenting
adalah kurang energi protein (KEP). Kekurangan kalori protein ini dapat tetjadi baik pada bayi,
anak-anak, maupun orang dewasa. Anak-anak batita (bawah tiga tahun) serta ibu-ibu andung-teki
(ibu yang sedang mengandung dan sedang meneteki) merupakan golongan yang sangat rawan
terhadap masalah KEP. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi rumah
sakit dalam upaya penyembuhan pasien. Di beberapa negara, prevalensi malnutrisi pada
pasien rawat inap (hospital-malnutrition) berkisar 11-45 % dan 21 % lainnya termasuk dalam
kategori risikotinggi manutrisi Di Indonesia, hasil studi menunjukkan bahwa kurang lebih
75% pasien yang dirawat di rumah sakit menurun status gizinya dibandingkan dengan status gizi
saat mulai dirawat.

Kebutuhan akan pengembangan jenis makanan yang memiliki gizi yang seimbang dalam
jangkauan daya beli masyarakat telah sangat mendesak dan penting, Pencarian dan penggunaan
bahan mentah seperti halnya tempe yang murah harganya, tetapi kaya akan gizi merupakan
altematif terbaik untuk menanggulangi hal-hal tersebut di atas. Pemanfaatan tempe sebagai
bahan utama penyusunan formula bahan makanan campuran diharapkan berguna bagi
masyarakat khususnya bagi bayi yang telah memerlukan makanan tambahan.

Makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga
makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus.
Sedangkan menyusun makanan formula merupakan kegiatan meyatukan beberapa bahan
makanan dengan ukuran, kandungan zat gizi yang sudah ditentukan yang diberikan berbeda
untuk setiap orang tergantung pada usia,kegiatan, kebutuhan, jenis kelamin, status kesehatan dan
pekerjaan setiap orang. Tujuannya yaitu untuk mempermudah masyarakat mendapatkan asupan
makanan secara menyeluruh. Di Indonesia sendiri masalah malnutrisi ataupun gizi buruk masih
sangat tinggi, oleh sebab itu masih perlunya perkembangan formula makanan yang dimana
didalmnya dibutuhkan suatu penilaian dan pengembangan suatu makanan formula dalam proses
perkembangan makanan formula.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan formula makanan?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan penilaian formula makanan?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan pengawasan formula makanan?
1.2.4 Apa tujuan dan kegunaan dari penilaian formula makanan?
1.2.5 Apa tujuan dan kegunaan dari pengawasan formula makanan?
1.2.6 Bagaimana cara penilaian formula makanan?
1.2.7 Bagaimana cara pengawasan formula makanan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui pengertian dari formula makanan
1.3.2 Memahami perbedaan antara penilaian formula makanan dan pengawasan formula
makanan
1.3.3 Memahami tujuan dan kegunaan dari formula makanan dan pengawasan formula
makanan
1.3.4 Menganalisi cara penilaian dan pengawasan formula mkanan

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Formula Makanan
2.1.1 Pengertian Formula Makanan

Formulasi makanan disusun untuk memperoleh susunan campuran bahan makanan


yang mengandung zat gizi baik dan dalam jumlah banyak. Formulasi makanan ini
biasanya disusun dalam bentuk formula makanan yang disebut bahan makanan campuran
(RASTTLE). Sehingga formula makanan merupakan campuran bahan makanan dalam
perbandingan tertentu, yang kadar zat gizinya tinggi.

Bahan formula makanan dapat digunakan sebagai bahan makanan tambahan dalam
menghidangkan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, agar kecukupan zat gizi yang
dianjurkan dapat terpenuhi. Untuk melengkapi kekurangan zat gizi yang terdapat dalam
hidangan sehari-hari tersebut, Formula makanan harus diberikan dalam jumlah yang telah
diperhitungkan. Formula makanan dapat sebagai bahan dalam pembuatan makanan
kudapan/jajajan
Penyusunan formula dilakukan untuk mendapatkan komposisi bahan yang secara
perhitungan nilai gizi memenuhi kriteria sebagai bahan makanan bagi balita. Penyusunan
formula berdasarkan atas kandungan gizi setiap 100 gram bahan meliputi energi 360 kkal,
protein 25% total energi, lemak 20% total energy, Skor Asam Amino > 65, asam amino
pembatas saling melengkapi. Penyusunan komposisi zat gizi formula makanan
disesuaikan dengan kebutuhan zat gizi golongan sasaran. Golongan sasaran yang
dimaksud adalah anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan buruh kasar. Dengan demikian
dalam penyusunan formula perlu memperhatikan beberapa pertimbangan dasar, yaitu
sebagai berikut:
1. Jenis keadaan gizi kurang yang akan ditanggulangi.
2. Golongan rawan yang akan diberi formula makaan.
3. Kemungkinan untuk memproduksi dan mendistribusikan formula makanan.
4. Kemungkinan penerimaan konsumen terhadap formula makanan itu yang meliputi cita
rasa, kesesuaian dengan pola dan kebiasaan makan.
Penyusunan formula makanan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Bernilai gizi tinggi, berkadar energi dan protein tinggi.

3
2. Merupakan sumber vitamin dan mineral.
3. Dapat diterima dengan baik cita rasanya.
4. Harga terjangkau oleh daya beli golongan sasaran.
5. Dapat dibuat dari bahan-bahan makanan yang dihasilkan setempat.
6. Daya tahan simpannya cukup selama waktu peredaran sampai dikonsumsi.

Formula makanan dapat disusun dengan menggunakan dua, tiga, atau empat bahan
makanan. Bahan utamanya sumber energi. Bahan-bahan lain ditambahkan untuk
melengkapi asam amino yang jumlahnya sedikit dalam bahan utama. Bahan-bahan
utamapun dapat melengkapi asam amino dalam bahan makanan lain.. Di negara-negara
berkembang bahan makanan campuran terdiri dari kedelai atau kacang-kacangan sebagai
sumber protein, sedangkan beras atau serealia lain merupakan sumber energi. Selain itu
umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar dapat dijadikan sumber energi.

2.1.2 Jenis Formula Makanan

Jenis formula mmakan di bedakan menjadi beberapa berdasarkan sefesifikasi yakni


dalam bentuk dan golongan

 Jenis formula makanan berdasarkan bentuk


 Makanan cair / susu
 Makanan lunak
 Makanan saring
 Makanan biasa
 Jenis formula makanan berdasarkan golongan :
 Bayi
 Balita
 Wanita hamil
 Wanita menyusui
 Manula
 Olah ragawan / atlet
 Abri / tentara
 Orang sakit / dengan penyakit tertentu

4
2.2 Penilaian Formula Makanan
2.2.1 Pengertian Penilaian Formula Makanan

Penilaian formula makanan merupakan penilaian mutu dari bahan pangan yang
telah mengalami pengolahan atau pemasakan sehingga menjadi makanan formula. Tujuan
dari penilaian formula makanan yaitu untuk mendapatkan standar kualitas yang layak
untuk di kosnumsi. penilaian formula makanan juga sangat berperan dalam proses
pemenuhan gizi bagi pasien yang akan melakukan perbaikan gizi untuk proses
penyembuhan.

2.2.2 Tujuan Penilaian Formula Makanan

Tujuan dari penilian formula makanan terkait langsung dengan selera dan
penerimaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Setiap orang di setiap daerah
memiliki kecenderungan selera tertentu sehingga produk yang akan dihasilkan harus
disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan target
konsumen apakah anak-anak atau orang dewasa. Beberapa tujuan dari penilaian formula
makanan yaitu :

1. Pengawasan mutu  terhadap bahan pembuatan formula makanan


2. Pengembangan produk formula makanan
3. Perbaikan produk formula makanan
4. Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing
5. Evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru.

2.2.3 Kegunaan Penilaian Formula Makanan

Penilaian formula ini digunakan untuk mengetahui kelayakan dari formula


makanan tersebut. Apakah formula makanan tersebut baik atau tidak untuk dikonsumsi.
Penilaian ini mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Penilaian formula
makanan juga sangat berguna dalam menstandarisasi suatu produk formula makanan
yang dibuat sehingga akan memudah dalam prosen ilegalitas suatu produk formula
makanan dapat di konsumsi ataupun dipasarkan ke masyarakta, khusunya di dunia

5
kesehatan yang dimana makanan formula merupakan makanan yang dibuat untuk
melengkapi kebutuhan gizi yang harus dicapai dalam proses penyembuhan pasien. hal ini
juga bertujuan bahwa penilaian formula makanan merupakan hal yang sangat penting
dalam proses memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pasien.

2.2.4 Cara Penilaian Formula Makanan

Cara penilaian formula makanan yaitu lebih banyak menggunakan penilaian uji
organoleptik. Pengujian organoleptik adalah pengujian menggunakan indra manusia
sebagai alat utama untuk menilai mutu suatu produk makanan. Penilaian cara ini
banyak disenangi karena dapat dilaksanankan dengan cepat dan langsung. Biasanya
penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal
penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif. Uji
organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk karena
berhubungan langsung dengan selera konsumen. Uji organoleptik dilakukan dengan
empat parameter yaitu warna, aroma, rasa dan tekstur.

1. Warna
Warna berperan penting dalam proses penerimaan konsumen terhadap suatu
produk pangan. Hal ini didasarioleh tahap pertama yang dilakukan oleh seorang
konsumen apabila hendak memilih suatu pangan tertentu, yaitu dengan mengamati
tampilan warna pada pangan tersebut.Selain itu, warna juga dapat menjadi pemberi
informasi terhadap perubahan kimia pada sebuah makanan. selain sebagai faktor
yang ikut menentukan mutu,warna juga dapat digunakan sebagai indikator
kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara pengolahan dapat ditandai
dengan adanya warna yang seragam dan merata.

2. Rasa
Rasa merupakan unsur yang penting dalam menentukan penerimaan konsumen
terhadap suatu formula makanan dan merupakan faktor kedua yang
mempengaruhi citarasa makanan setelah penampilan makanan itu sendiri. Rasa
merupakan faktor yang penting dari suatu formula makanan disamping warna dan
aroma. Selain itu konsistensi dan tekstur suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa

6
yang dihasilkan bahan tersebut. Setiap bahan makanan akan memiliki rasa yang khas
sesuai dengan sifat bahan itu sendiri atau karena, ada zat lain yang ditambahkan pada
saat proses pengolahan sehingga rasa aslinya menjadi berkurang atau mungkin lebih
baik.

3. Aroma
Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang
tercium oleh syaraf-syaraf olfaktori yang berada dalam rongga hidung. Aroma
dari suatu formula makanan mempunyai peranan penting dalam penilaian dan
penampilannya karena apabila makanan tersebut mempunyai aroma yang khas maka
produk tersebut dikatakan baik. Aroma yang kurang khas pada suatu formula
makanan dapat mengakibatkan kurang disukainya formula makanan tersebut. aroma
yang khas dan bisa dirasakan oleh indera pencium tergantung pada bahan penyusun,
dan bahan yang ditambahkan pada formula makanan tersebut. Aroma merupakan
suatu komponen tertentu yang mengandung beberapa fungsi dalam makanan yaitu
dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau lebih diterima

4. Tekstur
Penilaian melalui perabaan atau sentuhan memiliki peranan penting dalam
penerimaan makanan didalam mulut. Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau
produk yang dapat dilihat dirasakan melalui sentuhan kulit. Beberapa sifat tekstur
dapat juga diperkirakan dengan menggunakan mata seperti kehalusan atau kekerasan
dari permukaan bahan atau kekentalan cairan.

2.3 Pengawasan Formula Makanan


2.3.1 Pengertian Pengawasan Formula Makanan

Pengawasan secara umum merupakan serangkaian kegiatan yang diawali


pengamatan kasat mata, pengujian, penelitian dan survey terhadap barang atau jasa yang
beredar di pasar, guna memastikan kesesuaian barang dan atau jasa dalam memenuhi
standar mutu produksi barang dan atau jasa, pencantuman label, klausula baku, cara
menjual, pengiklanan, serta pelayanan purna jual barang dan atau jasa.

7
Pengawasan formula makanan merupakan kegiatan wajib untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen dan menjamin bahwa semua produk formula sejak
produksi, penanganan, penyimpanan, pengolahan dan distribusi adalah aman, layak dan
sesuai untuk dikonsumsi manusia, memenuhi persyaratan keamanan dan telah diberi label
dengan jujur, dan tepat sesuai hukum yang berlaku. Pengawasan suatu perusahaan
dengan semaksimal mungkin akan memberikan kepuasaan dan kepercayaan kepada
konsumen yang akan terus menggunakan produk tersebut. Walaupun segala proses
produksi direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, barang hasil akhir mungkin saja
karena satu dan lain hal tidak sesuai dengan standar-standar yang telah ditentukan.

Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian karena kerusakan,


pemeriksaan tidak terbatas pada pemeriksaan akhir saja, tetapi dapat dilakukan pada saat
proses sedang berlangsung. Secara rinci antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
mempelajari tujuan pengawasan mutu, yaitu mengusahakan agar biaya produk dapat
serendah mungkin, mengusahakan agar produk dapat masuk di pasaran (diterima
konsumen), mengendalikan proses pembuatan produk sebagai umpan, menetapkan hasil
produksi (produk) harus mencapai standar mutu yang telah ditentukan serta dapat
memperkecil biaya pemeriksaan suatu produk.

2.3.2 Tujuan Pengawasan Formula Makanan

Tujuan pengawasan dapat dikatakan untuk membandingkan antara pelaksanaan


dan rencana serta instruksi yang telah dibuat untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan,
kelemahan, atau kegagalan serta efisiensi dan efektivitas kerja dan untuk mencari jalan
keluar apabila ada kesulitan, kelemahan dan kegagalan atau dengan kata lain disebut
tindakan korektif. Tujuan dari pengawasn tersebut juga untuk mendapatkan jaminan
bahwa mutu dari barang yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan dan dengan biaya yang ekonomis. Bila ditinjau lebih jauh, maka efek yang
oleh tercapainya tujuan dari pengawasan adalah timbulnya kepercayaan (Reability)
produk terhadap konsumen atau pembeli, serta dapat meningkatkan penjualan.

8
2.3.3 Kegunaan Pengawasan Formula Makanan

Pada dasarnya kegunaan pengawasan itu merupakan suatu upaya untuk


menghindari adanya penyimpangan atas tujuan dari sesuatu yang sudah direncanakan.
Dengan adanya pengawasan dapat membantu melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan, dan pengawasan juga
harus memastikan kesesuaian barang atau jasa dalam memenuhi standar mutu produksi
barang dan atau jasa, pencantuman label, klausula baku, cara menjual, pengiklanan, serta
pelayanan purna jual barang dan atau jasa.

2.3.4 Cara Pengawasan Formula Makanan

Cara pengawasan suatu formula maknan dapat dilakukan dengan cara


mpersyaratan Keamanan, Mutu Dan Gizi Formula Pertumbuhan

1. Ruang Lingkup
a. Ketentuan ini berlaku untuk Formula Pertumbuhan dalam bentuk cair atau
bubuk.
b. Ketentuan ini mencakup ruang lingkup, deskripsi dan definisi, bahan utama
dan syarat mutu, bahan tambahan pangan, cemaran, pengemasan, isi
kemasan, pelabelan serta metode analisis Formula Pertumbuhan.

2. Deskripsi dan Definisi


a. Formula Pertumbuhan diproses hanya secara fisik selanjutnya dikemas
sedemikian rupa hingga dapat menghindarkan kerusakan dan kontaminasi
selama penanganan, penyimpanan dan distribusi secara normal.
b. Formula Pertumbuhan berbentuk cair dapat digunakan secara langsung atau
setelah diencerkan dengan air. Formula Pertumbuhan berbentuk bubuk
perlu ditambah air sebelum digunakan yang jumlahnya sesuai dengan
anjuran. Zat gizi dalam Formula Pertumbuhan dapat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan normal anak jika digunakan sesuai dengan
petunjuk penggunaan.

9
c. Acuan Batas Atas (ABA) adalah nilai tertinggi kandungan zat gizi yang
diperoleh berdasarkan pertimbangan pemenuhan kebutuhan zat gizi anak
dan riwayat penggunaan yang aman namun tidak berdasarkan kajian risiko.

3. Bahan Utama dan Syarat Mutu


a. Bahan Utama Formula Pertumbuhan merupakan produk yang berbahan
dasar susu sapi atau susu hewan lain atau campuran kedua susu tersebut
dan/atau bahan-bahan lain yang telah terbukti sesuai untuk makanan anak.
Keamanan dan kecukupan kandungan zat gizi Formula Pertumbuhan harus
terbukti secara ilmiah dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan
anak.
b. Syarat Mutu Kandungan zat gizi Formula Pertumbuhan harus memenuhi
ketentuan nilai minimum dan/atau maksimum

4. Bahan Tambahan Pangan


Bahan Tambahan Pangan yang digunakan di dalam Formula Pertumbuhan
harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Residu Pestisida Formula


Formula makanan harus diproduksi sesuai dengan Cara Produksi Pangan yang
Baik sehingga residu pestisida yang digunakan dalam proses produksi,
penyimpanan atau pengolahan bahan baku, tidak tersisa dalam Formula
Panjutan akhir, atau bila secara teknis tidak dapat dihindarkan, telah dikurangi
sampai serendah mungkin.

6. Cemaran Formula
Formula makanan harus memenuhi persyaratan batas cemaran mikroba,
cemaran logam dan cemaran lain sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

10
7. Pengemasan
a. Formula Pertumbuhan harus dikemas dalam wadah yang dapat menjaga
higiene serta mutu dan keamanan Formula Pertumbuhan. Formula
Pertumbuhan yang berbentuk cair, harus dikemas dalam wadah tertutup
hermetis.
b. Wadah, termasuk bahan kemasan, harus terbuat dari bahan yang aman dan
sesuai dengan maksud penggunaannya serta sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

8. Isi Kemasan Isi kemasan Formula Pertumbuhan, siap konsumsi harus :


a. tidak kurang dari 80% v/v kapasitas wadah pada Formula Pertumbuhan
dengan berat kurang dari 150 g
b. tidak kurang dari 85% v/v kapasitas wadah pada Formula Pertumbuhan
dengan berat antara 150–250 g
c. tidak kurang dari 90% v/v kapasitas wadah pada Formula Pertumbuhan
dengan berat lebih dari 250 g. Kapasitas wadah adalah volume wadah yang
terisi penuh air suling pada C dalam keadaan tertutup, Suhu 20 oC

9. Pelabelan
Label Formula Pertumbuhan harus memenuhi ketentuan tentang pelabelan
yang berlaku. Keterangan pada label dan informasi lain yang menyertai
Formula Pertumbuhan harus ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

11
2.4 Contoh Formula Makanan

 Makanan cair / susu

Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair dengan


mengkonsumsi zat gizi sederhana sehingga lengkap, ynag diberikan melalui rongga
mulut ke saluran gastrointestinal, melaui alat. Makanan formula cair / susu merupakan
makanan yang kerap digunakan sebagai makanan yang diberikan sebagai makanan
formula untuk bayi selain ASI ekslusif. Makanan cair adalah makanan yang
mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang
mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yang
disebabkan oleh menurunnya kesadarn, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca
pendarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan secara
oral atau parenteral. Nilai gizi makanan ini sangat rendah karena hanya terdiri dari
usmber karbohidrat. Menurut konsistensinya, dibedakan atas Makanan Cair Jernih,
Makanan Cair Penuh dan Makanan Cair Kental.

12
 Makanan saring

Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus
dari makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan
penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau perpindahan dari
makanan cair kental ke makanan lunak. Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah
mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta pada
pasien dengan kesulitan menelan. Karena makanan ini kurang sera dan vitamin C, maka
sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek, yaitu selama 1-3 hari sajaMakanan
saring pisang merupakan contoh makanan dari banyaknya makanan saring lainnya,
makanan saring ini biasanya diberikan kepada balita yang berumur 6 bulan sebagai
makanan pendamping ASI

13
 Makanan lunak

Makanan lunak merupakan makanan semipadat dengan tekstur yang lebih lembut
apabila ddibandingkan dengan makanan biasa, tetapi lebih padat dibandingkan
makanan saring, makanan padat juga dapat dibuatkan dari makanan biasa yang
dimasak / dicincang lebih lanjut untuk mengubah teksturnya sehingga mudah
dikunyah, ditelan dan dicerna dibandingkan dengan makanan biasa. Makanan lunak
biasanya diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam mengkonsumsi
makanan biasa. Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah
dikunyah, ditelan dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Makanan ini cukup
mengandung zat-zat gizi jika pasien mampu mengonsumsi makanan dalam jumlah
cukup. Menurut keadaan penyakitnya makanan lunak dapat diberikan langsung
kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan

14
penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tidak terlalu tinggi dan pasien dengan
kesullitan mengunyah dan menelan.

 Makanan biasa

Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi
dengan bentuk, tekstur dengan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada pola
makanan seimbang dan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa
sehat. Makanan biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak
memerlukan diet khusus. Walaupun tidak ada pantangan secara khusus, makanan
sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah cerna, dan tidak merangsang saluran cerna

15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Formulasi makanan disusun untuk memperoleh susunan campuran bahan makanan yang
mengandung zat gizi baik dan dalam jumlah banyak. Formulasi makanan ini biasanya disusun
dalam bentuk formula makanan yang disebut bahan makanan campuran (RASTTLE). Sehingga
formula makanan merupakan campuran bahan makanan dalam perbandingan tertentu, yang
kadar zat gizinya tinggi. Dalam proses formulasi makanan perlu adanya penilaian dan
pengawasan formula makanan yang bertujuan dan berguna sebagai untuk mengetahui kelayakan
dari formula makanan tersebut.

3.2 Saran
Dari makalah yang kami buat formulasi makanan merupakan hal yang berkaitan sangat
erat dengan penilaian suatu formulasi hingga proses pengawasan formulasi makanannya harga
formulasi yang dibuat sesuai dengan standar makanan yang layak untuk dikonsumsi sehingga
pembaca diharapkan lebih banyak memcari referensi yang lebih luah untuk melakukan formulai
secara penilaian hingga pengawasannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azni, I. N. (2019). Formulasi Bahan Makanan Campuran Berbahan Dasar Kedelai, Beras Merah,
Dan Pisang Kepok Untuk Makanan Pendamping-Asi. Jurnal Teknologi Pangan Dan
Kesehatan (Journal of Food Technology And Health), 1(1), 1–7.
http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/teknologi_pangan/article/view/141

Soegianto, B., Makanan, K. D., Stabilisasi, T., Transisi, T., Rehabilitasi, T., & Kejar, T. (2018).
Makanan formula. 1–16.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA
PERTUMBUHAN

Utami, Andi Pratiwi, Sri Wahyuni, Muzuni. Analisis Penilaian Organoleptik Dan Nilai
Gizicookiesformulasi Tepung Wikau Maombo. J. Sains dan Teknologi Pangan. Vol.1.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jstp/article/download/1043/674.Diakses: 13 Januari 2021
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Pengujian Organoleptik.
http://dkp.sumbarprov.go.id/berita/92/pengujian-organoleptik. Diakses: 13 Januari 2021
FKM. UNAIR. 2021.Laboratorium Organoleptik. https://s1gizi.fkm.unair.ac.id/laboratorium-
organoleptik/. Diakses : 14 Januari 2021
Siti Nurhayati, Ir. Anastasia Mp.2014. Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen, Kadar Gizi Dan
Zat Aditif Pada Beberapa Jenis Kerupuk Di Wilayah Gunungkidul.
http://repository.ut.ac.id/5678/1/2014_45.pdf. Diakses: 14 Januari 2021
Suci Lestari, Meika Rahmawati A, dkk. 2019. Modification Of Powdered, Ready To Brew
Hospital-Made Formula. Jurnal Gizi dan Kesehatan. Vol. 11.
http://ejournalnwu.ac.id/unggahartikel/20f8071840f552b15bc45016ec5aa221.pdf. Diakses: 14
januari 2021

17

Anda mungkin juga menyukai