Untuk pertemuan ke 4
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa mampu Menganalisa Laboratorium pada Klien dengan HIV/AIDS berdasarkan
berdasarkan nilai laboratorium pada kasus yang diberikan.
Perlengkapan Persiapan :
Nilai Normal laboratorium pada Darah, Urine, Feses, Sputum
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan
sel darah.Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan trombosit (butir pembeku darah).Darah juga merupakan bagian dari
tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat badan total.Pada pria persentase ini sedikit
lebih besar dibanding wanita, 45 – 65 % darah terdiri atas sel – sel darah, terutama
eritrosit, leukosit, dan trombosit yang merupakan sebagian kecil saja dari darah (Pearce,
2008).
Karakteristik darah pada umumnya meliputi warna, viskositas, pH, volume dan
komposisi:
a.Warna
Warna darah pada umumnya adalah merah, namun warna darah dibedakan menjadi
dua yaitu darah arteri bewarna merah muda karena banyak oksigen yang berikatan
dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Sedangkan darah vena bewarna merah
b.Viskositas
Viskositas darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu sekitar 1.048 sampai
1.066.
c.pH
pH darah bersifat alkali atau basa dengan pH 7,35 sampai 7,45 (netral 7,00).
d.Volume
Volume darah pada orang dewasa sekitar 70 sampai 75 ml/ kg BB, atau sekitar 4 5
liter darah.
e.Komposisi
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel – sel darah.
i.Plasma darah, merupakan bagian cair darah (55%) yang sebagian besar
garamanorganik.
i.Bagian korpuskuli yakni benda – benda darah yang terdiri atas sel darah
merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan sel pembeku darah
Sel darah merah berbentuk cakram bionkraf dengan diameter sekitar 7,5
mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikro atau kurang, tersusun
atas membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah terjadi difusi, karbondioksida
dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel. Sel darah merah yang matang
gabungan protoportifirin dengan besi dan globin adalah bagian dari protein yang
tersusun oleh 2 rantai alfa dan 2 rantai beta) dan enzim – enzim seperti G6PD (glucose
– kira 95 % besi dan berfungsi membawa oksigen dengan cara mengikat oksigen
(oksihemoglobin) dan diedarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan
metabolisme. Kadar normal hemoglobin tergantung usia dan jenis kelamin (Tarwoto
dan
Wartonah, 2008). Nilai eritrosit normal pada pria 4,5 – 6,5juta/μl dan pada wanita 3,9 –
Leukosit atau sel darah putih mempunyai fungsi utama dalam sistem pertahanan
sel – sel leukosit, biasanya untuk mendiagnosa sistem pertahanan tubuh baik atau
tidaknya yang perlu diperhatikan adalah mengenai jumlah sel dan morfologi
sel/mm3(Subowo, 2009).
Butir pembeku darah (Trombosit) merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram
megakariosit yangterdapatdalamsum–sumtulang.Jumlahtrombosit
normaldalamtubuh sekitar150.000–300.000/μldarahdanmempunyaimasa
hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira – kira 8 hari. Trombosit tersusun atas
substansi fospolipid yang penting dalam pembekuan dan juga menjaga keutuhan
pembuluh darah serta memperbaiki pembuluh darah kecil yang rusak. Trombosit
diproduksi di sum – sum tulang belakang sekitar 80% beredar disirkulasi darah dan
HEMOGLOBIN
tiga jenis hemoglobin yaitu :
1.HbA merupakan kebanyakan dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai
Saat bayi lahir 2/ 3 nya adalah jenis hemoglobinnya adalah HbF dan 1/ 3
nya adalah HbA. Menjelang usia 5 tahun menjadi HbA > 95 %, HbA2< 3,5
Nilai normal hemoglobin pada pria yaitu 12,5 – 16,5 gr/dL dan pada wanita
Hematokrit
memutarnya atau di sentrifugasi dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam
persen. Hematokrit disebut juga dengan nama asing PCV (Packed Cell Volume), dan
HCT (Hematokrit). Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui ada tidaknya anemia
pada pasien.Nilai normal hematokrit untuk pria 40 – 48% volume sedangkan pada
Nilai pH urine normal berkisar antara 4,5- 8,0. Namun, nilai rata-ratanya adalah
6,0 dan nilai pH urine yang netral adalah 7,0. Urine yang memiliki pH di bawah 5,0
Namun, hal itu tidak akan berbeda jauh dari rentang yang telah disebutkan di atas.
Salah satu faktor yang paling memengaruhi pH urine adalah pola makan.
Sehingga, sebelum menilai hasil laboratorium dari pemeriksaan urine tersebut, dokter
Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan
yang dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.Jumlah normal produksi 100 – 200
gram/ hari. Feses terdiri dari air, makanan tidak tercerna, sel epitel, debris, celulosa,
bakteri dan bahan patologis. Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi
Adanya ikterus
Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru, bronkus, dan
trakea yang mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan. Kata “sputum” yang
JurnalFarmasi USU,http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12944
Tarigan, P. B. (2013). Kualitas Sputum Pasien Tuberkulosis. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Shanthi, D., Dewi, R., & Santa. (2016). Penuntun Praktikum Kimia klinik Urinalisis dan cairan
tubuh. Kimia Klinik, 5, 1–6.
Kegiatan Saat Praktikum :
Menganalisa Laboratorium pada Klien dengan HIV/AIDS berdasarkan nilai laboratorium pada kasus
1
Analisis Nilai Laboratorium Pemeriksaan HIV
Petunjuk Praktikum :
1. Bagilah kelas menjadi 2 kelompok, masing masing kelompok mendiskusikan nilai
laboratorim padakasus
2. Interpretasikan dan analisa nilai labor terkait HIVAIDS
Kasus 1.
Pria 32 tahun mengeluh sesak napas semakin meningkat 3 hari sebelum masuk rumah sakit
mengalami demam tinggi sejak 1 Minggu sebelum masuk rumah sakit. Saat Pengkajian
didapatkandataTD95/60mmHg,HR112x/menit,RR28kali/menit,suhuaxila37,8°C,kulit
terasahangat,keringdanpucat.Batuksejak2bulanyanglaludahakyangsedikitmenurutpasien
dantidakadabatukberdarah.Nafsumakanmenurunsejak2bulanyanglau,nyerimenelansejak 2
minggu yang lalu badan terasa sangat lemah sejak 1 bulan ini. BB klien turun dari 60 kg
menjadi 40 kg. Pasien diare lebih dari 3x sejak 1 minggu yang lalu konsistensi encer. Edema
pada ekstremitas bawah. Tampak candidiasis pada lidah, mukosa mulut kering. Terdapat luka
infeksi pada limfa di leher leher (limfadenitis), terdapas pus (+)dijaringan.
Pada pengkajian keluarga Pasien sudah bercerai dengan istrinya pada tahun 2015 dan tidak
mempunyai anak. Pasien mempunyai riwayat pernah berhubungan sejenis pada waktu masih
kuliah. Pasien mengakui melakukan hubungan sejenis sampai 6x dengan pasangan yang
berbeda-beda. Baru pertama kali dirawat di RS.
Diagnosa Medis : SIDA dengan TB paru + kandidiasis oral + MRSA
Klien mendapatkan terapi : NaCl 0,9% 500ml/8 j, Nacl 3% 500 ml/12j, kotrimoxazol 1x360 mg
(pagi), ceftriaxone 2x1 gr (intravena), paracetamol 3x 500 mg (oral). OAT kategori I fase
intensif : rifamipisin 1x450 mg, INH 1x300 mg, pyrazinamida 1x1000 mg, etambutol 1x750
mg, B6 1x1 tab.
Deskripsi:
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi oksigen
(O2) dan karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari globin (empat rantai protein
yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom
besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung
dengan oksigen. Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri)
berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang kehilangan oksigen
(dalam vena) berwarna merah tua. Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34
mL oksigen. Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah
sel darah merah.
Penurunan protein Hb normal tipe A1, A2, F (fetal) dan S berhubungan dengan
anemia sel sabit. Hb juga berfungsi sebagai dapar melalui perpindahan klorida
kedalam dan keluar sel darah merah berdasarkan kadar O2 dalam plasma
(untuk tiap klorida yang masuk kedalam sel darah merah, dikeluarkan satu
anion HCO3).
Penetapan anemia didasarkan pada nilai hemoglobin yang berbeda secara
individual karena berbagai adaptasi tubuh (misalnya ketinggian, penyakit
paru-paru, olahraga). Secara umum, jumlah hemoglobin kurang dari 12 gm/dL
menunjukkan anemia. Pada penentuan status anemia, jumlah total hemoglobin
lebih penting daripada jumlah eritrosit.
Implikasi klinik :
• Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan
asupan cairan dan kehamilan.
• Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (polisitemia,
luka bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada
orang yang hidup di daerah dataran tinggi.
• Konsentrasi Hb berflfl uktuasi pada pasien yang mengalami perdarahan dan
luka bakar.
• Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan anemia,
respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang
berhubungan dengan anemia.
Faktor pengganggu
• Orang yang tinggal di dataran tinggi mengalami peningkatan nilai Hb
demikian juga Hct dan sel darah merah.
• Asupan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan Hb
• Umumnya nilai Hb pada bayi lebih tinggi (sebelum eritropoesis mulai aktif)
• Nilai Hb umumnya menurun pada kehamilan sebagai akibat peningkatan
volume plasma
• Ada banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan Hb. Obat yang
dapat meningkatkan Hb termasuk gentamisin dan metildopa
• Olahraga ekstrim menyebabkan peningkatan Hb
Hal yang harus diwaspadai
1. Implikasi klinik akibat kombinasi dari penurunan Hb, Hct dan sel darah
merah. Kondisi gangguan produksi eritrosit dapat menyebabkan
penurunan nilai ketiganya.
2. Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat memicu gagal jantung
dan kematian. Nilai >20g/dL memicu kapiler clogging sebagai akibat
hemokonsenstrasi
Tatalaksana
Manajemen anemia bertujuan untuk mengatasi penyebab rendahnya nilai
hemoglobin. Dalam situasi terjadi penurunan darah yang akut, transfusi
Deskripsi:
Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan
memfagosit organisme asing dan memproduksi atau mengangkut/
mendistribusikan antibodi. Ada dua tipe utama sel darah putih:
• Granulosit: neutrofifi l, eosinofifi l dan basofifi l
• Agranulosit: limfosit dan monosit
Leukosit terbentuk di sumsum tulang (myelogenous), disimpan dalam jaringan
limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan diangkut oleh darah ke organ dan
jaringan. Umur leukosit adalah 13-20 hari. Vitamin, asam folat dan asam amino
dibutuhkan dalam pembentukan leukosit. Sistem endokrin mengatur produksi,
penyimpanan dan pelepasan leukosit.
Perkembangan granulosit dimulai dengan myeloblast (sel yang belum dewasa
di sumsum tulang), kemudian berkembang menjadi promyelosit, myelosit
(ditemukan di sumsum tulang), metamyelosit dan bands (neutrofifi l pada
Pedoman Interpretasi Data Klinik | 15tahap awal kedewasaan), dan akhirnya, neutrofifi l.
Perkembangan limfosit
dimulai dengan limfoblast (belum dewasa) kemudian berkembang menjadi
prolimfoblast dan akhirnya menjadi limfosit (sel dewasa). Perkembangan
monosit dimulai dengan monoblast (belum dewasa) kemudian tumbuh menjadi
promonosit dan selanjutnya menjadi monosit (sel dewasa).
Implikasi klinik:
• Nilai krisis leukositosis: 30.000/mm3. Lekositosis hingga 50.000/mm3
mengindikasikan gangguan di luar sumsum tulang (bone marrow). Nilai
leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat disebabkan oleh
leukemia. Penderita kanker post-operasi (setelah menjalani operasi)
menunjukkan pula peningkatan leukosit walaupun tidak dapat dikatakan
infeksi.
• Biasanya terjadi akibat peningkatan 1 tipe saja (neutrofifi l). Bila tidak
ditemukan anemia dapat digunakan untuk membedakan antara infeksi
dengan leukemia
• Waspada terhadap kemungkinan leukositosis akibat pemberian obat.
• Perdarahan, trauma, obat (mis: merkuri, epinefrin, kortikosteroid), nekrosis,
toksin, leukemia dan keganasan adalah penyebab lain leukositosis.
• Makanan, olahraga, emosi, menstruasi, stres, mandi air dingin dapat
meningkatkan jumlah sel darah putih
• Leukopenia, adalah penurunan jumlah leukosit <4000/mm3. Penyebab
leukopenia antara lain:
1. Infeksi virus, hiperplenism, leukemia.
2. obat (antimetabolit, antibiotik, antikonvulsan, kemoterapi)
3. Anemia aplastik/pernisiosa
4. Multipel mieloma
• Prosedur pewarnaan: Reaksi netral untuk netrofifi l; Pewarnaan asam untuk
eosinofifi l; Pewarnaan basa untuk basofifi l
• Konsentrasi leukosit mengikuti ritme harian, pada pagi hari jumlahnya
sedikit, jumlah tertinggi adalah pada sore hari
• Umur, konsentrasi leukosit normal pada bayi adalah (6 bulan-1 tahun)
10.000-20.000/mm3 dan terus meningkat sampai umur 21 tahun
• Manajemen neutropenia disesuaikan dengan penyebab rendahnya nilai
leukosit
16 | Pedoman Interpretasi Data KlinikPedoman Interpretasi Data Klinik | 17
Sel Darah Putih Differensial
Nilai Normal :
Deskripsi:
• Neutrofifi l melawan infeksi bakteri dan gangguan radang
• Eosinofifi l melawan gangguan alergi dan infeksi parasit
• Basofifi l melawan diskrasia darah dan penyakit myeloproliferatif
• Limfosit melawan infeksi virus dan infeksi bakteri
• Monosit melawan infeksi yang hebat
1) Neutrofifi l
Nilai normal: Segment : 36% - 73% SI unit : 0,36 – 0,73
Bands : 0% - 12% SI unit : 0,00 – 0,12
Deskripsi
Neutrofifi l adalah leukosit yang paling banyak. Neutrofifi l terutama berfungsi
sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba melalui fagositosis. Sel ini
memegang peranan penting dalam kerusakan jaringan yang berkaitan
dengan penyakit noninfeksi seperti artritis reumatoid, asma dan radang
perut.
Implikasi klinik:
• Neutrofifi lia, yaitu peningkatan persentase neutrofifi l, disebabkan oleh
infeksi bakteri dan parasit, gangguan metabolit, perdarahan dan
gangguan myeloproliferatif.
Neutrofil
Segment
Neutrofil
-Bands
Eosinofil Basofil Limfosit Monosit
Persentase % 36-73 0-12 0-6 0-2 15-45 0-10
Jumlah
absolute
(/mm3 )
1.260-7.300 0-1440 0-500 0-150 800-40.00 100-800 • Neutropenia yaitu penurunan persentase
neutrofifi l, dapat disebabkan
oleh penurunan produksi neutrofifi l, peningkatan kerusakan sel, infeksi
bakteri, infeksi virus, penyakit hematologi, gangguan hormonal dan
infeksi berat.
• Shift to left atau peningkatan bands (sel belum dewasa) terjadi ketika
neurofifi l muda dilepaskan kedalam sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh
infeksi, obat kemoterapi, gangguan produksi sel (leukemia) atau
perdarahan.
• Shift of the right atau peningkatan segment (sel dewasa) terjadi pada
penyakit hati, anemia megalobastik karena kekurangan B12 dan asam
folat, hemolisis, kerusakan jaringan, operasi, obat (kortikosteroid)
• Peningkatan jumlah neutrofifi l berkaitan dengan tingkat keganasan
infeksi.
• Derajat neutrofifi lia sebanding dengan jumlah jaringan yang mengalami
inflfl amasi.
• Jika peningkatan neutrofifi l lebih besar daripada peningkatan sel darah
merah total mengindikasikan infeksi yang berat.
• Pada kasus kerusakan jaringan dan nekrosis (seperti: kecelakaan,
luka bakar, operasi), neutrofifi lia terjadi akibat peningkatan zat
neutrofifi lik atau mekanisme lain yang belum diketahui.
Faktor pengganggu
• Kondisi fifi siologi seperti stres, senang, takut, marah, olahraga secara
sementara menyebabkan peningkatan neutrofifi l.
• Wanita yang melahirkan dan menstruasi dapat terjadi neutrofifi lia
• Pemberian steroid: puncak neutrofifi lia pada 4 hingga 6 jam dan
kembali normal dalam 24 jam (pada infeksi parah, neutrofifi lia tidak
terjadi)
• Paparan terhadap panas atau dingin yang ekstrim
• Umur:
– Anak-anak merespon infeksi dengan derajat leukositosis
neutrofifi lia yang lebih besar dibandingkan dewasa
– Beberapa pasien lanjut umur merespon infeksi dengan derajat
netrofifi l yang lemah, bahkan ketika terjadi infeksi parah
18 | Pedoman Interpretasi Data Klinik• Resistensi
– Orang pada semua kisaran umur dalam kondisi kesehatan lemah
tidak merespon dengan neutrofifi lia yang bermakna
• Myelosupresif kemoterapi
Hal yang harus diwaspadai
Agranulositosis (ditandai dengan neutropenia dan leukopenia) sangat
berbahaya dan sering berakibat fatal karena tubuh tidak terlindungi
terhadap mikroba. Pasien yang mengalami agranulositosis harus diproteksi
terhadap infeksi melalui teknik isolisasi terbalik dengan penekanan pada
teknik pencucian tangan.
2) Eosinofifi l
Nilai normal : 0% - 6%
Deskripsi
Eosinofifi l memiliki kemampuan memfagosit, eosinofifi l aktif terutama pada
tahap akhir inflfl amasi ketika terbentuk kompleks antigen-antibodi. Eosinofifi l
juga aktif pada reaksi alergi dan infeksi parasit sehingga peningkatan nilai
eosinofifi l dapat digunakan untuk mendiagnosa atau monitoring penyakit.
Implikasi klinik:
• Eosinofifi lia adalah peningkatan jumlah eosinofifi l lebih dari 6% atau
jumlah absolut lebih dari 500. Penyebabnya antara lain: respon
tubuh terhadap neoplasma, penyakit Addison, reaksi alergi, penyakit
collagen vascular atau infeksi parasit.
• Eosipenia adalah penurunan jumlah eosinofifi l dalam sirkulasi.
Eosipenia dapat terjadi pada saat tubuh merespon stres (peningkatan
produksi glukokortikosteroid).
• Eosinofifi l cepat hilang pada infeksi pirogenik
• Jumlah eosinofifi l rendah pada pagi hari dan meningkat pada sore hari
hingga tengah malam.
• Eosinofifi lia dapat disamarkan oleh penggunaan steroid dan dapat
meningkat dengan L-triptofan.
Pedoman Interpretasi Data Klinik | 1920 | Pedoman Interpretasi Data Klinik
Faktor pengganggu
• Ritme harian: jumlah eosinofifi l normal terendah pada pagi hari, lalu
meningkat dari siang hingga setelah tengah malam. Karena itu,
jumlah eosinofifi l serial seharusnya berulang pada waktu yang sama
setiap hari.
• Situasi stres, seperti luka, kondisi pasca operasi, tersengat listrik
menyebabkan penurunan eosinofifi l
• Setelah pemberian kortikosteroid, eosinofifi l menghilang.
Hal yang harus diwaspadai
Eosinofifi l dapat tertutup oleh penggunaan steroid. Berikan perhatian pada
pasien yang menerima terapi steroid, epinefrin, tiroksin atau prostaglandin.
3) Basofifi l
Nilai normal : 0% - 2%
Deskripsi:
Fungsi basofifi l masih belum diketahui. Sel basofifi l mensekresi heparin
dan histamin. Jika konsentrasi histamin meningkat, maka kadar basofifi l
biasanya tinggi. Jaringan basofifi l disebut juga mast sel.
Implikasi klinik :
• Basofifi lia adalah peningkatan basofifi l berhubungan dengan leukemia
granulositik dan basofifi lik myeloid metaplasia dan reaksi alergi
• Basopenia adalah penurunan basofifi l berkaitan dengan infeksi akut,
reaksi stres, terapi steroid jangka panjang.
4) Monosit
Nilai normal : 0%-11%
Deskripsi:
Monosit merupakan sel darah yang terbesar. Sel ini berfungsi sebagai
lapis kedua pertahanan tubuh, dapat memfagositosis dengan baik dan
termasuk kelompok makrofag. Manosit juga memproduksi interferon.
Implikasi klinik:
• Monositosis berkaitan dengan infeksi virus, bakteri dan parasit
tertentu serta kolagen, kerusakan jantung dan hematologi.
• Monositopenia biasanya tidak mengindikasikan penyakit, tetapi
mengindikasikan stres, penggunaan obat glukokortikoid, myelotoksik
dan imunosupresan.
5) Limfosit
Nilai normal : 15% - 45%
Deskripsi:
Merupakan sel darah putih yang kedua paling banyak jumlahnya. Sel ini
kecil dan bergerak ke daerah inflfl amasi pada tahap awal dan tahap akhir
proses inflfl amasi. Merupakan sumber imunoglobulin yang penting dalam
respon imun seluler tubuh. Kebanyakan limfosit terdapat di limfa, jaringan
limfatikus dan nodus limfa. Hanya 5% dari total limfosit yang beredar pada
sirkulasi.
Implikasi klinik:
• Limfositosis dapat terjadi pada penyakit virus, penyakit bakteri dan
gangguan hormonal
• Limfopenia dapat terjadi pada penyakit Hodgkin, luka bakar dan
trauma.
• Virosites (limfosit stres, sel tipe Downy, limfosit atipikal) adalah tipe
sel yang dapat muncul pada infeksi jamur, virus dan paratoksoid,
setelah transfusi darah dan respon terhadap stres.
• Perubahan bentuk limfosit dapat digunakan untuk mengukur
histokompabilitas.
• Jumlah absolut limfosit < 1000 menunjukkan anergy.
Faktor pengganggu
• Limfositosis pada pediatri merupakan kondisi fifi siologis pada bayi
baru lahir yang meliputi peningkatan sel darah putih dan limfosit yang
nampak tidak normal yang dapat keliru dengan keganasan sel
• Olahraga, stres emosional dan menstruasi dapat menyebabkan
peningkatan limfositosis
Pedoman Interpretasi Data Klinik | 21Hal yang harus diwaspadai:
Penurunan limfosit < 500/mm3 menunjukkan pasien dalam bahaya dan
rentan terhadap infeksi, khususnya infe
Pria 40 tahun, diantar kerumah sakit oleh keluarga dengan keluhan lemah letih dalam 3 hari
sebelum masuk RS. Klien hanya makan hanya bubur, dan tidak menghabiskan porsi makan yang
disediakan RS Hanya dapat memakan 3-5 sendok makanan karena mual dan adanya candidiasis
pada lidah, tekstur kulit jelek, pitting edema (+). bibir dan mukosa mulut kering dan pucat,
seluruh bagian lidah tampak memutih. BAK normal, BAB 3-4x/hari, konsistensi lunak. Riwayat
mencret kronis tidak ada. Batuk berdahak susah dikeluarkan sudah terasa dalam 1 bulan ini,
kadang klien merasa sesak, klien mengalami mual, tapi tidak muntah. Penurunan berat badan 20
kg dalam 3 bulan ini. TD 110/80 mmHg, N 82 x/mnt, S 36,7ᵒC, P 22 x/mnt TB : 168 cm, BB:
45 kg, BB sebelum sakit : 65 kg, BMI : 15,95 Terdapat luka kelenjar limfe pada leher kiri
dengan ukuran 4x2 cm dengan sekitar luka tampak memerah. Pus (+) pada bagian tengah luka
yang berwarna keruh dan mulai terasa nyeri skala 3. Demam tidak tinggi hilang timbul dan
sering merasakan berkeringat sangat banyak pada malam hari dalam 1 bulan klien bekerja
sebagai pegawai pada salah satu instansi pemerintahan di Kota Padang dengan kesibukan yang
banyak dan kadang bekerja di luar kota. Klien pernah menikah 4 tahun yang lalu, tapi hanya
berlangsung selama 4 bulan dan akhirnya bercerai. Sejak bercerai, klien selalu bersama dengan
ayah dan kakaknya. pasien rajin beribadah. Diagnosa medis : SIDA + Limfadenitis Tb + MRSA
(Meticillin Resistant Staphylococcus Aureus).
Hb (14-18 gr/dl)
Leukosit (5000-10.000/mm3)
Eritrosit (4,5-5,5 juta)
Trombosit (150.000-400.000/mm3)
Hematokrit (40-48%)
Retikulosit (0,5-2%)
MCV (82-92)
MCH (27-31 pg)
PCT 3x500 mg, Nystatin drop 4x1 tetes, Cotrimoksazol 1x960 mg, Vipalbumin 3x1 saschet,
Rifampisin 1x450 mg, INH 1x300 mg, Pirazinamide 1x1000 mg, Etambutol 1x750 mg, B6 1x1
tablet , Transfusi PRC 1 unit , IVFD Aminofluid 500 ml : Ivelip 20% 120 ml : NaCl 0,9%
10:4:10 jam
limfosit