Anda di halaman 1dari 31

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III
PROFIL ASET

3.1 Profil Aset Jawa Timur


3.1.1 Aset Tanah
Pendeskripsian aset Propinsi Jawa Timur dalam bentuk tanah dilakukan dalam tiga
belas tipe. Tipe-tipe ini ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut
diantaranya adalah :
1. Kepemilikan 8. Efisiensi pemanfaatan
2. Lokasi 9. Efisiensi perawatan
3. Perolehan 10. Status penggunaan
4. Status 11. Kondisi barang (tanah)
5. Sifat tanah 12. Anggaran
6. Peruntukan 13. Tahun pelaporan
7. Kestabilan tanah

TAHUN ANGGARAN 2009 III-1


Penjelasan secara spesifik mengenai tipe-tipe aset tanah Propinsi Jawa Timur
berdasarkan kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tipe aset tanah berdasarkan kepemilikan
Aset tanah Propinsi Jawa Timur berdasarkan kepemilikan diklasifikasikan menjadi
tanah milik pemerintah propinsi, tanah milik pemerintah kabupaten/ kota, dan tanah milik
departemen lainnya. Secara keseluruhan jumlah tanah yang menjadi aset Propinsi Jawa
Timur adalah sebanyak 3.088 unit. Dari keseluruhan aset tersebut sebanyak 2.826 unit
merupakan milik pemerintah propinsi, 14 unit merupakan milik pemerintah kabupaten/
kota, dan sisanya sebanyak 248 unit merupakan milik departemen lainnya.
2. Tipe aset tanah berdasarkan lokasi
Pengklasifikasian tipe aset tanah berdasarkan lokasi mengidentifikasikan kondisi
yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di dalam Provinsi Jawa Timur itu
sendiri, maupun di luar Jawa Timur, yaitu di Jakarta Pusat. Aset tanah Provinsi Jawa
Timur ini sebagian besar berlokasi di Kota Surabaya dengan jumlah sebesar 831 unit atau
sebesar 26,9%. Proporsi yang berada di luar Jawa Timur, yaitu di Jakarta Pusat hanya
memiliki jumlah 3 unit atau sebesar 0,097% dari jumlah keseluruhan.
3. Tipe aset tanah berdasarkan perolehan
Tipe aset tanah berdasarkan perolehannya dibagi menjadi tujuh tipe, yaitu dari pembelian,
hibah, bantuan, adanya pemerintahan, pembelian, dan lain-lain, serta terdapat pula aset
tanah yang tidak dikehui perolehannya sebanyak 90 unit atau sebesar 2,91%. Tipe tanah
dengan jumlah terbesar diperoleh melalui pembelian yaitu sebesar 72,12% atau sebanyak
2.227 unit. Sedangkan sumber perolehan lainnya yang dominan adalah dari hibah, yaitu
sebesar 21,08% atau sebanyak 651unit.
4. Tipe aset tanah berdasarkan status
Berdasarkan status aset tanah, aset diklasifikasikan menjadi tujuh tipe. Tipe-tipe ini
yaitu tanah dengan hak pakai dengan proporsi terbesar, yaitu 56,8% atau sebanyak 1.754
unit. Tanah yang belum diketahui statusnya dengan proporsi 18,88%. Tanah dengan status
tanah Negara dengan proporsi 19,4 %. Tanah dengan status hak guna bangunan dengan
proporsi 0,65%. Tanah dengan hak kelola sebesar 0,42%.
5. Tipe aset tanah berdasarkan sifat tanah
Pengklasifikasian tanah berdasarkan sifatnya membagi aset menjadi tujuh tipe, yaitu
tanah dengan sifat tanah darat, hutan, kebun, sawah, tambak, dan sifat lainnya lainnya,
serta terdapat pula beberapa aset yang tidak diketahui sifatnya. Berdasarkan sifat tanah ini
proporsi aset yang terbesar tidak diketui sifatnya, yaitu sebesar 55,76% atau sebanyak
1.722 unit. Kemudian berupa tanah darat dengan proporsi 37,66%. Serta tanah sawah
dengan proporsi sebesar 3,69%.
6. Tipe aset tanah berdasarkan peruntukkan
Berdasarkan peruntukkannya aset tanah Propinsi Jawa Timur dapat diklasifikasikan
menjadi tujuh tipe, yaitu tanah dengan peruntukkan perumahan, pertanian atau
perkebunan, perkantoran, penghijauan, industri, dan peruntukkan lainnya, serta terdapat
juga yang tidak diketahui peruntukkannya. Proporsi aset terbesar adalah pada aset yang
tidak diketahui peruntukkannya, yaitu sebesar 55,92%. Proporsi aset yang terbesar kedua
adalah tanah dengan peruntukkan perumahan yaitu sebesar 18,33% atau sebanyak 566
unit. Sedangkan aset tanah dengan proporsi terbesar ketiga adalah tanah dengan
peruntukkan pertanian atau perkebunan dengan proporsi sebesar 8,71%.
7. Tipe aset tanah berdasarkan kestabilan tanah
Tipe aset tanah berdasarkan kestabilan tanah diklasifikasikan menjadi delapan tipe,
yaitu tanah tidak rawan bencana, rawan petir, rawan longsor, rawan gempa, rawan banjir,
rawan angin ribut, dan tanah dengan kestabilan tanah lainnya, serta terdapat beberapa aset
tanah yang tidak diketahui kestabilannya. Proporsi terbesar dari aset tanah Propinsi Jawa
Timur tidak diketahui kestabilan tanahnya dengan proporsi sebesar 55,8% atau sebanyak
1.723 unit. Sedangkan yang terbesar kedua diidentifikasikan sebagai tanah tidak rawan
bencana dengan proporsi 42,2%.
8. Tipe aset tanah berdasarkan efisiensi pemanfaatan
Berdasarkan efisiensi pemanfaatannya aset tanah Provinsi Jawa Timur
diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu aset tanah terpakai, dan tidak terpakai. Selain itu
terdapat beberapa aset tanah yang tidak diketahui efisiensi pemanfaatannya. Aset tanah
yang terpakai adalah sebanyak 1.203 unit atau sebesar 38,96%, sedangkan aset yang tidak
terpakai hanya sebesar 158 unit atau sebesar 5,11%.
9. Tipe aset tanah berdasarkan efisiensi perawatan
Pengklasifikasian aset tanah Provinsi Jawa Timur berdasarkan efisiensi perawatan hampir
sama dengan berdasarkan efisiensi pemanfaatannya, yaitu dibagi menjadi tiga tipe, tidak
terawat, terawat, dan tidak diketahui status efisiensi perawatannya. Sebanyak 1.730 unit
atau sebesar 56,03% dari aset tanah ini tidak diketahui status perawatannya. Sebanyak
1.184 atau sebesar 38,34% teridentifikasi sebagai aset tanah yang terawat, dan sebanyak
174 unit atau sebesar 5,63% adalah aset tanah yang tidak terawat.
10. Tipe aset tanah berdasarkan status penggunaan
Berdasarkan status penggunaannya, aset tanah Provinsi Jawa Timur dapat
diklasifikasikan dalam Sembilan tipe, yaitu aset tanah yang berstatus penggunaan
pengganti kompensasi, pakai sendiri, disewakan, dipinjam-pakaikan, dikuasai pihak lain,
dikerjasamakan, di pakai kantor dinas kehutanan kebupaten setempat, dan di pakai kantor
dinas kehutanan setempat, serta terdapat juga aset tanah yang tidak diketahui status
penggunaannya. Proporsi aset tanah terbesar adalah aset tanah yang tidak diketahui status
penggunaannya dengan jumlah sebanyak 2.008 unit atau sebesar 65%. Kemudian adalah
tanah yang dipakai sendiri dengan jumlah sebesar 1.013 unit atau sebesar 32,8%.
11. Tipe aset tanah berdasarkan kondisi barang (tanah)
Pengidentifikasian aset tanah Provinsi Jawa Timur dapat dibagi ke dalam lima tipe, yaitu
aset tanah yang dalam kondisi baik, rusak berat, rusak ringan, rusak sedang, dan terdapat
aset tanah yang tidak diketahui kondisinya. Proporsi terbesar aset tanah ini adalah dalam
kondisi baik, yaitu sebanyak 1.551 unit atau sebesar 50,23%. Sedangkan 46% atau
sebanyak 1.436 unit dari aset tanah ini tidak diketahui kondisinya.
12. Tipe aset tanah berdasarkan anggaran
Berdasarkan anggarannya aset tanah Provinsi Jawa Timur dapat diklasifikan
kedalam tujuh tipe, yaitu aset tanah dengan anggaran swadaya, sumbangan, rutin, public,
pembangunan, aparatur, dan terdapat aset tanah yang tidak diketahui anggarannya. Aset
tanah yang terbesar adalah yang berupa tanah dengan anggaran pembangunan yaitu
sebanyak 1.646 unit atau sebesar 53,3%. Kemudian adalah aset tanah dengan anggaran
rutin yaitu sebanyak 1.260 unit atau sebesar 40,8%. Sedangkan aset tanah dengan proporsi
terbesar ketiga tidak diketahui anggarannya dengan jumlah aset tanah sebanyak 92 unit
atau sebesar 2,98%.
13. Tipe aset tanah berdasarkan tahun lapor
Pengklasifikasian aset tanah Provinsi Jawa Timur berdasarkan tahun lapornya,
proporsi yang terbesar adalah aset tanah dalam interval tahun lapor 2000-2007 yaitu
mencapai jumlah 2.704 unit atau sebesar 87,56%. Kemudian yang kedua terbesar adalah
aset tanah yang tidak diketahui tahun lapornya dengan jumlah sebanyak 240 unit atau
sebesar 7,77%, dan yang ketiga adalah aset tanah dengan interval tahun lapor 1990-1999
dengan jumlah 85 unit atau sebesar 2,75%.
3.1.2 Aset Bangunan
Bangunan merupakan aset yang memiliki nominal jumlah tertinggi di Jawa Timur
dengan total yaitu 9145 bangunan. Secara keseluruhan ada 24 jenis bangunan yang
dimiliki oleh propinsi Jawa Timur. Sebagian besar merupakan jenis bangunan gedung,
kantor dan rumah. Berdasarkan data ada 2778 bangunan gedung, 2277 bangunan kantor
dan 1110 bangunan rumah yang dimiliki oleh propinsi Jawa Timur.
Kepemilikan bangunan tersebut yaitu oleh pemerintah propinsi, pemerintah
kabupaten/kota dan departemen lain. Kepemilikan bangunan di Jawa Timur didominasi
oleh pemerintah propinsi dimana terdapat 8689 bangunan yang status kepemilikannya oleh
pemerintah propinsi. Sedangkan untuk status kepemilikan oleh pemerintah kabupaten/kota
yaitu 79 bangunan dan departemen lain sebanyak 377 bangunan.
Lokasi dari bangunan-bangunan yang menjadi aset propinsi Jawa timur tersebar di
39 kabupaten/kota di Jawa Timur dan ada pula yang terdapat di Jakarta Pusat. Namun
walaupun ada banyak lokasi bangunan yang terdata, terdapat pula 21,1% atau sejumlah
1935 bangunan yang tidak terdata lokasinya. Bangunan-bangunan yang lokasinya terdata
sebagian besar terdapat di Kota Surabaya, kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan. Di
kota Surabaya berdasarkan data terdapat 1631 bangunan dan di Kabupaten Malang
terdapat 819 bangunan dan Kabupaten pasuruan memiliki 339 bangunan.
Berdasarkan data terdapat 85,3% atau sejumlah 7801 bangunan dalam kondisi baik
dan selebihnya dalam kondisi rusak dan tidak terdata dengan spesifikasi ; rusak ringan
sejumlah 703 bangunan, rusak sedang 203 bangunan, rusak berat sebanyak 223 bangunan
dan ada 208 bangunan yang tidak terdata kondisinya.
Berdasarkan anggaran dari bangunan-bangunan di propinsi Jawa Timur sebagian
besar bangunan tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari
anggaran pembangunan dan anggaran rutin, sedangkan yang lainnya berupa anggaran
aparatur, kewajiban, publik, sumbangan dan terdapat pula yang bersumber dari anggaran
swadaya. Adapun spesifikasinya yaitu : 4380 bangunan dari anggaran pembangunan, 3334
bangunan dari anggaran rutin, 424 bangunan dari anggaran publik, 213 bangunan dari
anggaran sumbangan, 54 bangunan dari anggaran aparatur, 14 bangunan dari anggaran
swadaya, 2 dari anggaran kewajiban dan ada 724 bangunan yang belum terdata
anggarannya.
Perolehan dari bangunan-bangunan yang menjadi aset Propinsi Jawa Timur
tergolong berfariasi. Bangunan-banguna tersebut diperoleh dari pemerintah, bantuan,
hadiah, hibah, pembelian dan cara lain. Sebagian besar bangunan tersebut diperoleh dari
pembelian yaitu sejumlah 4251 bangunan dan hibah sejumlah 1625 bangunan. Selain
bangunan yang terdata dengan jelas perolehannya, adapula bangunan yang tidak terdata
perolehannya sebanyak 25,4% atau 2323 bangunan.
Berdasarkan penggunaan dari bangunan-bangunan yang menjadi aset Propinsi Jawa
Timur, sebagian besar merupakan bangunan yang yang terpakai dengan prosentase 62,30%
atau 6230 banngunan sedangkan bangunan yang tidak terpakai sejumlah 18 bangunan dan
ada 2897 bangunan yang tidak terdata penggunaannya.
Berdasarkan data tahun pelaporan dari bangunan-bangunan yang menjadi aset
Propinsi Jawa Timur, sebagian besar bangunan dilaporkan sepanjang tahun 2000 hingga
2004 memiliki angka pelaporan yang cukup signifikan khususnya untuk tahun 2001 dan
2004. Berdasarkan data pada tahun 2001 ada 3175 bangunan yang dilaporkan dan ada
1726 bangunan, sedangkan pada tahun-tahun lainnya pada antara 2000-2004 jumlah
bangunan yang dilaporkan antara 550 hingga 1100 bangunan tiap tahunnya. Sedangkan
bangunan yang dilaporkan sebelum tahun 2000 jumlahnya tidak terlalu berkisar antara 2
hingga 100 bangunan per tahunnya.
3.1.3 Aset Irigasi
Irigasi merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh Propinsi Jawa Timur. Total aset
irigasi yang dimiliki oleh Propinsi Jawa Timur mencapai 1032 irigasi. Secara keseluruhan
ada 10 jenis irigasi yang dimiliki oleh propinsi Jawa Timur. Sebagian besar merupakan
jenis bangunan pelengkap, bangunan air, bangunan pembawa dan bangunan irigasi.
Adapun spesifikasinya yaitu 233 bangunan pelengkap, 277 bangunan air, 185 bangunan
pembawa dan 158 bangunan irigasi. Secara kepemilikan, seluruh aset irigasi atau 100 %
yang terdapat di Propinsi Jawa Timur merupakan milik Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
Lokasi dari Irigasi-irigasi yang menjadi aset propinsi Jawa timur tersebar di 31
kabupaten/kota di Jawa Timur. Namun walaupun ada banyak lokasi bangunan yang
terdata, jumlah lokasi irigasi yang belum terdata jauh lebih signifikan yaitu 58,7% atau 606
irigasi. Irigasi yang lokasinya terdata sebagian besar terdapat kabupaten Malang yaitu
sejumlah 195 irigasi. Sedangkan untuk kabupaten/kota lainnya bersebaran irigasi berkisar
antara 2 hingga 50 irigasi untuk masing-masing kabupaten/kota.
Ditinjau dari kondisi irigasi-irigasi yang menjadi aset di Jawa Timur sebagian besar
irigasi tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan data terdapat 97,09% atau sejumlah 1002
irigasi dalam kondisi baik dan selebihnya dalam kondisi rusak dan tidak terdata dengan
spesifikasi ; rusak ringan sejumlah 11 irigasi, rusak sedang 3 irigasi, rusak berat sebanyak
2 irigasi dan ada 14 irigasi yang tidak terdata kondisinya.
Berdasarkan anggaran dari irigasi-irigasi di propinsi Jawa Timur sebagian besar
irigasi tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran
pembangunan, sedangkan yang lainnya berupa anggaran rutin, aparatur, publik, dan
sumbangan. Adapun spesifikasinya yaitu : 815 irigasi dari anggaran pembangunan, 67
irigasi dari anggaran rutin, 73 irigasi dari anggaran publik, 2 irigasi dari anggaran aparatur,
50 irigasi dari anggaran sumbangan dan ada 25irigasi yang tidak terdata anggarannya.
Perolehan dari Irigasi-irigasi yang menjadi aset Propinsi Jawa Timur tergolong
berfariasi. Irigasi-irigasi tersebut diperoleh dari pemerintah, bantuan, hadiah, dan
pembelian. Sebagian besar irigasi tersebut diperoleh dari bantuan yaitu sejumlah 696
irigasi sedangkan perolehan lainnya yaitu 66 irigasi dari hibah dan 253 irigasi dari
pembelian.
Berdasarkan data tahun pelaporan dari irigasi-irigasi yang menjadi aset Propinsi
Jawa Timur, sebagian besar irigasi dilaporkan pada tahun 2002 dan memiliki angka
pelaporan yang cukup signifikan yaitu 753 irigasi. Sedangkan pada tahun-tahun lainnya
pada antara 2000-2004 jumlah bangunan yang dilaporkan antara 13 hingga 61 irigasi tiap
tahunnya.
3.1.3 Aset Alat Berat.
Aset Propinsi Jawa Timur dalam bentuk alat berat dilakukan dalam lima tipe. Tipe-
tipe ini ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut diantaranya
adalah:
 Kepemilikan  Cara peroleh
 Kondisi barang  Anggaran
 Tahun lapor
Penjelasan secara spesifik mengenai tipe-tipe aset alat berat Propinsi Jawa Timur
berdasarkan kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Berdasarkan kepemilikannya aset alat berat Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan
menjadi lima tipe, yaitu aset alat berat dengan kepemilikan pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten/ kota, departemen dalam negeri, dan departemen lainnya, serta
terdapat pula aset alat berat yang tidak diketahui kepemilikannya. Proporsi alat berat
berdasarkan kepemilikan yang terbesar adalah milik pemerintah propinsi dengan jumlah
sebanyak 4.286 unit atau sebesar 99,6%. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah milik
departemen dalam negeri yang hanya berjumlah sebanyak 9 unit atau sebesar 0,21%.
Berdasarkan kondisi barang aset alat berat Provinsi Jawa Timur dibedakan menjadi
lima tipe, yaitu rusak sedang, rusak ringan, rusak berat, baik, dan terdapat pula aset alat
berat yang tidak diketahui kondisinya. Proporsi aset alat berat berdasarkan kondisi ini
sebagian besar memiliki kondisi baik, yaitu sebesar 94,79% atau sebanyak 4.079 unit.
Proporsi terbesar kedua adalah alat berat yang rusak berat, namun nilainya hanya mencapai
101 unit atau sebesar 2,35%.
Berdasarkan tahun lapor ini alat berat yang memiliki proporsi terbesar adalah yang
dilaporkan pada tahun 2000-2005, yaitu mencapai jumlah 3.815 unit atau sebesar 88,65%.
Proporsi terbesar kedua adalah aset alat berat yang tidak diketahui tahun perolehannya,
yaitu sebanyak 400 unit atau hanya sebesar 9,30%.
Berdasarkan cara perolehannya, aset alat berat Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan
menjadi tujuh tipe, yaitu yang didapatkan dengan cara 1, cara 2, cara 3, cara 4, cara 5, dan
cara 7. Proporsi terbesar pada aset alat berat berdasarkan cara peroleh ini adalah yang
didapatkan dengan cara 1, yaitu sebanyak 2.568 unit atau sebesar 61,77%. Sedangkan
proporsi terbesar kedua diperoleh melalui cara 2, yaitu sebanyak 1.535 unit atau sebesar
35,67%.
Tipe aset alat berat Provinsi Jawa Timur berdasarkan anggaran diklasifikasikan
menjadi delapan tipe, yaitu yang menggunakan anggaran swadaya, sumbangan, rutin,
public, pembangunan, kewajiban, aparatur, dan sebagian lagi tidak diketahui mekanisme
anggarannya. Proporsi terbesar dalam pengklasifikasian aset alat berat berdasarkan
anggaran ini adalah yang menggunakan anggaran pembangunan, yaitu sebanyak 2.204 unit
atau sebesar 51,22%. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah yang menggunakan
anggaran rutin, yaitu sebesar 40,66% atau sebanyak 1.750 unit.
3.2 Profil Aset di GKS
3.2.1 Aset Tanah
Sama halnya dengan aset tanah Propinsi Jawa Timur, Gambaran aset tanah untuk
Gerbangkertosusila juga dibagi menjadi tiga belas tipe. Namun lebih diperinci untuk
masing-masing kebupaten dan kota yang termasuk kedalam Gerbangkertosusila itu sendiri.
Gambaran aset tanah ini akan meliputi kabupaten dan kota antara lain :
1. Surabaya 5. Sidoarjo
2. Gresik 6. Lamongan
3. Mojokerto 7. Bangkalan
4. Kota Mojokerto
Deskripsi aset tanah untuk masing-masing kota dan kabupaten tersebut sama halnya
dengan penjelasan aset tanah Provinsi Jawa Timur, yaitu dibagi kedalam tiga belas tipe.
Pengklasifikasian di dalam tipe-tipe tersebut juga sama halnya dengan pengklasifikasian
yang dilakukan di dalam penjelasan aset tanah Provinsi Jawa Timur.
3.2.1.1 Aset Kota Surabaya
Proporsi terbesar pada aset tanah Kota Surabaya berdasarkan kepemilikannya adalah tanah
dengan status kepemilikan pemerintah propinsi, yaitu sebanyak 822 unit atau sebesar
98,92%. Kemudian sisanya adalah dengan status kepemilikan departemen lain, yaitu
sebanyak 9 unit atau sebesar 1,08%.
Proporsi terbesar untuk aset tanah Kota Surabaya berdasarkan cara perolehannya adalah
melalui pembelian, yaitu sebanyak 771 unit atau sebesar 92,78%. Kemudian proporsi
terbesar kedua diperoleh melalui hibah, yaitu sebesar 6,26% atau sebanyak 52 unit.
Tipe aset tanah Kota Surabaya berdasarkan status sebagian besar belum terdata, yaitu
sebanyak 526 unit atau sebesar 63,3%. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah aset
tanah dengan status hak pakai yaitu sebanyak 200 unit atau sebesar 24%.
Berdasarkan sifat tanahnya aset Kota Surabaya sebagian besar belum terdata, yaitu
sebesar 79,9% atau sebanyak 664 unit. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah berupa
tanah darat yaitu sebesar 19,74% atau sebanyak 164 unit.
Tipe aset tanah Kota Surabaya berdasarkan peruntukkannya sebagian besar belum
terdata, yaitu sebanyak 665 unit atau sebesar 80%. Tipe aset tanah yang telah
teridentifikasi sebagian besar adalah berupa perumahan dengan jumlah 80 unit atau sebesar
9,63 %.
Berdasarkan kestabilan tanahnya tipe 9sset tanah Kota Surabaya yang terbesar belum
terdata, yaitu sebesar 665 unit atau sebesar 80,02%. Proporsi terbesar kedua dalam
kestabilan tanah ini memiliki status tanah tidak rawan bencana, yaitu sebesar 164 unit atau
sebesar 19,74%. Gambaran kestabilan tanah 9sset tanah Kota Surabaya dapat dilihat pada
tabel dan gambar berikut :
Proporsi terbesar dalam efisiensi pemanfaatan aset lahan Kota Surabaya belum
teridentifikasi, dengan jumlah aset yaitu sebanyak 664 unit atau sebesar 79,9%. Proporsi
terbesar kedua adalah berstatus terpakai dengan jumlah sebesar 160 unit atau sebesar
19,25%.

Hampir sama halnya dengan proporsi aset tanah dalam efisiensi pemanfaatan, aset tanah
Kota Surabaya dalam efisiensi perawatan juga sebagian besar belum terdata, yaitu
sebanyak 664 unit atau sebesar 79,9%. Proporsi terbesar kedua adalah berupa aset tanah
yang berstatus terawat, yaitu sebesar 19,5% atau sebanyak 162 unit.
Berdasarkan status penggunaannya aset tanah Kota Surabaya sebagian besar juga
belum terdata, yaitu sebanyak 674 unit atau sebesar 81,1%. Kemudian status penggunaan
yang telah terdata yang memiliki proporsi terbesar adalah aset tanah dengan status pakai
sendiri, yaitu dengan jumlah 142 unit atau sebesar 17,09%.
Berdasarkan kondisi barang, aset tanah Kota Surabaya sebagian besar belum terdata
dengan jumlah 575 unit atau sebesar 69,19%. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah
aset tanah dengan kondisi baik, yaitu sebesar 255 unit atau sebesar 30,69%.
Tipe aset tanah Kota Surabaya berdasarkan anggaran yang memiliki proporsi
terbesar adalah aset tanah dengan status anggaran pembangunan, yaitu sebesar 643 unit
atau sebesar 77,38%. Proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang belum terdata status
anggarannya, yaitu sebesar 9,15% atau sebanyak 76 unit.
Berdasarkan tahun pelaporannya, proporsi aset tanah Kota Surabaya yang terbesar
dilaporkan pada interval tahun 2000-2007, yaitu sebanyak 800 unit atau sebesar 96,27%.
Kemudian proporsi terbesar kedua dilaporkan dalam interval tahun 1990-1999, yaitu
sebesar 1,44% atau sebanyak 12 unit.
3.2.1.2 Aset Kota Mojokerto
Tipe aset tanah Kota Mojokerto sebagian besar adalah milik pemerintah propinsi dengan
proporsi sebesar 76,92% atau sebanyak 10 unit. Proporsi terbesar kedua adalah milik
departemen lain, yaitu sebanyak 3 unit atau sebesar 23,08%.
Berdasarkan perolehannya aset tanah Kota Mojokerto sebagian besar diperoleh
melalui pembelian, yaitu sebanyak 6 unit atau sebesar 46,15%. Kemudian proporsi yang
sama besarnya adalah merupakan aset tanah yang diperoleh melalui hibah, yaitu juga
sebanyak 6 unit atau sebesar 46,15%.
Tipe aset tanah Kota Mojokerto sebagian besar berstatus hak pakai, yaitu sebesar 53,85%
atau sebanyak 7 unit. Kemudian proporsi aset tanah terbesar kedua berdasarkan status ini
adalah tanah negara, yaitu sebesar 38,46% unit atau sebanyak 5 unit.
Proporsi aset tanah Kota Mojokerto terbesar berdasarkan sifat tanahnya adalah tanah
darat dengan jumlah sebanyak 12 unit atau sebesar 92,31%. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah aset tanah yang belum diketahui sifat tanahnya, yaitu sebanyak 1 unit atau
sebesar 7,69%.
Berdasarkan peruntukkannya, aset tanah Kota Mojokerto sebagian besar adalah sebagai
perumahan, yaitu sebesar 84,62% atau sebanyak 11 unit. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah sebagai perkantoran dan juga lahan yang tidak teridentifiasi peruntukkannya
dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 unit atau sebesar 7,69%.
Tipe aset tanah Kota Mojokerto berdasarkan kestabilan tanah sebagian besar merupakan
tanah tidak rawan bencana, yaitu dengan jumlah sebanyak 11 unit atau sebesar 84,62%.
Kemudian sisanya belum teridentifikasi kestabilan tanahnya dan berupa tanah rawan
banjir, yaitu masing-masing sebanyak 1 unit atau sebesar 7,69%.
Berdasarkan efisiensi pemanfaatannya, aset tanah Kota Mojokerto sebagian besar
sudah termanfaatkan dengan status terpakai, yaitu sebesar 92,31% atau sebanyak 12 unit.
Proporsi terbesar kedua yaitu aset tanah yang belum teridentifikasi efisiensi
pemanfaatannya, yaitu sebesar 7,69% atau sebanyak 1 unit.
Hampir sama halnya dengan efisiensi pemanfaatan, efisiensi perawatan aset tanah
Kota Mojokerto juga sebagian besar merupakan aset tanah dengan status terawat, yaitu
sebanyak 12 unit atau sebesar 92,31%. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah aset
tanah yang belum diketahui efisiensi perawatannya, yaitu sebanyak 1 unit atau sebesar
7,69%.
Tipe aset tanah Kota Mojokerto berdasarkan status penggunaan sebagian besar merupakan
aset tanah dengan status penggunaan pakai sendiri, yaitu sebesar 69,23% atau sebanyak 9
unit. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang status penggunaannya
belum diketahui, yaitu sebanyak 2 unit atau sebesar 15,38%.
Berdasarkan kondisi tanahnya, aset tanah Kota Mojokerto sebagian besar dalam
kondisi baik, yaitu sebanyak 10 unit atau sebesar 76,92%. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah aset tanah yang kondisinya rusak ringan, yaitu sebesar 15,38% atau sebanyak
2 unit. Gambaran kondisi tanah aset tanah Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dan
gambar berikut :
Tipe aset tanah Kota Mojokerto berdasarkan anggaran sebagian besar merupakan
aset tanah dengan anggaran rutin, yaitu sebanyak 10 unit atau sebesar 76,92%. Kemudian
proporsi terbesar keduanya adalah aset tanah dengan anggaran pembangunan, aparatur,
dan aset tanah yang anggarannya belum teridentifikasi, yaitu masing-masing sebanyak 1
unit atau sebesar 7,69%.

Berdasarkan tahun pelaporannya, aset tanah Kota Mojokerto sebagian besar dilaporkan
pada interval tahun 2000-2007, yaitu sebanyak 10 unit atau sebesar 76,92%. Kemudian
proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang dilaporkan pada interval tahun 1980-1989
dengan jumlah sebanyak 2 unit atau sebesar 15,38%.
3.2.1.3 Aset Kabupaten Sidoarjo
Proporsi terbesar pada aset tanah Kabupaten Sidoarjo berdasarkan kepemilikannya
adalah tanah dengan status kepemilikan pemerintah propinsi, yaitu sebanyak 54 unit atau
sebesar 94,74%. Kemudian sisanya adalah dengan status kepemilikan departemen lain,
yaitu sebanyak 3 unit atau sebesar 5,26%.
Proporsi terbesar untuk aset tanah Kabupaten Sidoarjo berdasarkan cara
perolehannya adalah melalui pembelian, yaitu sebanyak 42 unit atau sebesar 73,68%.
Kemudian proporsi terbesar kedua diperoleh melalui hibah, yaitu sebesar 21,05% atau
sebanyak 12 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Sidoarjo berdasarkan status sebagian besar berstatus hak
pakai, yaitu sebanyak 45 unit atau sebesar 78,95%. Kemudian proporsi terbesar kedua
adalah aset tanah dengan status hak kelola dan dalam proses yaitu masing-masing
sebanyak 4 unit atau sebesar 7,02%.
Berdasarkan sifat tanahnya aset Kabupaten Sidoarjo sebagian besar adalah tanah
darat, yaitu sebesar 75,44% atau sebanyak 43 unit. Kemudian proporsi sisanya adalah
berupa tanah yang belum teridentifikasi sifat tanahnya yaitu sebesar 24,56% atau sebanyak
14 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Sidoarjo berdasarkan peruntukkannya sebagian besar
adalah perkantoran, yaitu sebanyak 17 unit atau sebesar 29,82%. Tipe aset tanah yang
belum teridentifikasi merupakan proporsi terbesar dengan jumlah 14 unit atau sebesar
24,56 %.
Berdasarkan kestabilan tanahnya tipe aset tanah Kabupaten Sidoarjo yang terbesar
adalah tanah tidak rawan bencana, yaitu sebanyak 42 unit atau sebesar 73,68%. Proporsi
terbesar kedua dalam kestabilan tanah ini adalah tanah yang belum teridentifikasi
kestabilannya, yaitu sebesar 14 unit atau sebesar 24,56%.
Proporsi terbesar dalam efisiensi pemanfaatan aset lahan Kabupaten Sidoarjo adalah
tanah terpakai, dengan jumlah aset yaitu sebanyak 35 unit atau sebesar 61,40%. Proporsi
terbesar kedua adalah tanah yang belum teridentifikasi efisiensi pemanfaatannya dengan
jumlah sebesar 17 unit atau sebesar 29,82%.
Hampir sama halnya dengan proporsi aset tanah dalam efisiensi pemanfaatan, aset
tanah Kabupaten Sidoarjo dalam efisiensi perawatan juga sebagian besar merupakan tanah
terawat, yaitu sebanyak 32 unit atau sebesar 56,14%. Proporsi terbesar kedua adalah
berupa aset tanah yang belum teridentifikasi efisiensi perawatannya, yaitu sebesar 33,33%
atau sebanyak 19 unit.
Berdasarkan status penggunaannya aset tanah Kabupaten Sidoarjo sebagian besar
juga belum terdata, yaitu sebanyak 28 unit atau sebesar 49,12%. Kemudian status
penggunaan yang telah terdata yang memiliki proporsi terbesar adalah aset tanah dengan
status pakai sendiri, yaitu dengan jumlah 27 unit atau sebesar 47,37%.
Berdasarkan kondisi barang, aset tanah Kabupaten Sidoarjo sebagian besar dalam
kondisi baik dengan jumlah 47 unit atau sebesar 82,46%. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah aset tanah dengan belum teridentifikasi, yaitu sebanyak 6 unit atau sebesar
10,53%.
Tipe aset tanah Kabupaten Sidoarjo berdasarkan anggaran yang memiliki proporsi
terbesar adalah aset tanah dengan status anggaran rutin, yaitu sebesar 27 unit atau sebesar
47,37%. Proporsi terbesar kedua adalah aset tanah dengan status anggaran pembangunan,
yaitu sebesar 40,35% atau sebanyak 23 unit.
Berdasarkan tahun pelaporannya, proporsi aset tanah Kabupaten Sidoarjo yang
terbesar dilaporkan pada interval tahun 2000-2007, yaitu sebanyak 42 unit atau sebesar
73,68%. Kemudian proporsi terbesar adalah tanah yang belum diketahui tahun
pelaporannya, yaitu sebesar 15,79% atau sebanyak 9 unit.
3.2.1.4 Aset Kabupaten Mojokerto
Tipe aset tanah Kabupaten Mojokerto berdasarkan kepemilikan sebagian besar
merupakan milik pemerintah propinsi, yaitu sebanyak 37 unit atau sebesar 78,72%.
Kemudian sisanya merupakan milik departemen lain sebanyak 10 unit atau sebesar
21,28%.
Proporsi terbesar untuk aset tanah Kabupaten Mojokerto berdasarkan cara
perolehannya adalah melalui pembelian, yaitu sebanyak 33 unit atau sebesar 70,21%.
Kemudian proporsi sisanya diperoleh melalui hibah, yaitu sebesar 70,21% atau sebanyak
33 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Mojokerto berdasarkan status sebagian besar berstatus
sebagai hak pakai, yaitu sebanyak 35 unit atau sebesar 74,47%. Kemudian proporsi
terbesar kedua adalah aset tanah dengan status tanah negara yaitu sebanyak 11 unit atau
sebesar 23,4%.
Berdasarkan sifat tanahnya aset Kabupaten Mojokerto sebagian besar belum terdata,
yaitu sebesar 34,04% atau sebanyak 16 unit. Kemudian proporsi yang sama besarnya
adalah berupa tanah darat yaitu sebesar 34,04% atau sebanyak 16 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Mojokerto berdasarkan peruntukkannya sebagian besar
adalah tanah pertanian atau perkebunan, yaitu sebanyak 19 unit atau sebesar 40,43%. Tipe
aset tanah yang telah belum teridentifikasi sebagian besar merupakan proporsi terbesar
kedua dengan jumlah 16 unit atau sebesar 34,04 %.
Berdasarkan kestabilan tanahnya tipe aset tanah Kabupaten Mojokerto yang terbesar
adalah tanah tidak rawan bencana, yaitu sebesar 30 unit atau sebesar 63,83%. Proporsi
terbesar kedua adalah tanah yang belum teridentifikasi kestabilan tanahnya, yaitu sebanyak
16 unit atau sebesar 34,04%.
Proporsi terbesar dalam efisiensi pemanfaatan aset lahan Kabupaten Mojokerto
berstatus terpakai, dengan jumlah aset yaitu sebanyak 30 unit atau sebesar 63,83%.
Proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang belum teridentifikasi efisiensi
pemanfaatannya dengan jumlah sebesar 16 unit atau sebesar 34,04%.
Hampir sama halnya dengan proporsi aset tanah dalam efisiensi pemanfaatan, aset
tanah Kabupaten Mojokerto dalam efisiensi perawatan juga sebagian besar merupakan aset
tanah dengan status terawat, yaitu sebanyak 29 unit atau sebesar 61,70%. Proporsi terbesar
kedua adalah berupa aset tanah yang belum teridentifikasi efisiensi perawatannya, yaitu
sebesar 34,04% atau sebanyak 16 unit.
Berdasarkan status penggunaannya aset tanah Kabupaten Mojokerto sebagian besar
belum terdata, yaitu sebanyak 25 unit atau sebesar 53,19%. Kemudian status penggunaan
yang telah terdata yang memiliki proporsi terbesar adalah aset tanah dengan status pakai
sendiri, yaitu dengan jumlah 21 unit atau sebesar 44,68%.
Berdasarkan kondisi barang, aset tanah Kabupaten Mojokerto sebagian besar dalam
kondisi baik dengan jumlah 39 unit atau sebesar 82,98%. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah aset tanah yang belum diketahui kondisi barangnya (tanahnya), yaitu
sebanyak 6 unit atau sebesar 12,77%.
Tipe aset tanah Kabupaten Mojokerto berdasarkan anggaran yang memiliki proporsi
terbesar adalah aset tanah dengan status anggaran rutin, yaitu sebesar 35 unit atau sebesar
74,47%. Proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang berstatus anggaran pembangunan,
yaitu sebesar 21,28% atau sebanyak 10 unit.

Berdasarkan tahun pelaporannya, proporsi aset tanah Kabupaten Mojokerto yang


terbesar dilaporkan pada interval tahun 2000-2007, yaitu sebanyak 44 unit atau sebesar
93,62%. Kemudian proporsi terbesar kedua dilaporkan dalam interval tahun 1990-1999,
yaitu sebesar 4,26% atau sebanyak 2 unit.
3.2.1.5 Aset Kabupaten Bangkalan
Tipe aset tanah Kabupaten Bangkalan berdasarkan kepemilikan sebagian besar
merupakan milik pemerintah propinsi, yaitu sebanyak 36 unit atau sebesar 97,30%.
Kemudian sisanya merupakan milik departemen lain sebanyak 1 unit atau sebesar 2,70%.
Proporsi terbesar untuk aset tanah Kabupaten Bangkalan berdasarkan cara
perolehannya adalah melalui pembelian, yaitu sebanyak 29 unit atau sebesar 78,38%.
Kemudian proporsi terbesar kedua diperoleh melalui hibah, yaitu sebesar 18,92% atau
sebanyak 7 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Bangkalan berdasarkan status sebagian besar berstatus
sebagai hak pakai, yaitu sebanyak 27 unit atau sebesar 72,97%. Kemudian proporsi
terbesar kedua adalah aset tanah dengan status tanah negara yaitu sebanyak 6 unit atau
sebesar 16,22%.
Berdasarkan sifat tanahnya aset Kabupaten Bangkalan sebagian besar berupa tanah
sawah, yaitu sebesar 32,43% atau sebanyak 12 unit. Kemudian proporsi terbesar kedua
adalah berupa yang belum teridentifikasi sifat tanahnya yaitu sebesar 29,73% atau
sebanyak 11 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Bangkalan berdasarkan peruntukkan sebagian besar
belum terdata peruntukkannya, yaitu sebanyak 11 unit atau sebesar 29,73%. Tipe aset
tanah yang terbesar kedua adalah tanah dengan peruntukkan perumahan dengan jumlah 9
unit atau sebesar 24,32 %.
Berdasarkan kestabilan tanahnya tipe aset tanah Kabupaten Bangkalan yang terbesar
adalah tanah tidak rawan bencana, yaitu sebesar 26 unit atau sebesar 70,27%. Proporsi
sisanya adalah tanah yang belum teridentifikasi kestabilan tanahnya, yaitu sebanyak 11
unit atau sebesar 29,73%.
Proporsi terbesar dalam efisiensi pemanfaatan aset lahan Kabupaten Bangkalan
berstatus terpakai, dengan jumlah aset yaitu sebanyak 22 unit atau sebesar 59,46%.
Proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang belum teridentifikasi efisiensi
pemanfaatannya dengan jumlah sebesar 11 unit atau sebesar 29,73%.
Hampir sama halnya dengan proporsi aset tanah dalam efisiensi pemanfaatan, aset
tanah Kabupaten Bangkalan dalam efisiensi perawatan juga sebagian besar merupakan aset
tanah dengan status terawat, yaitu sebanyak 23 unit atau sebesar 62,16%. Proporsi terbesar
kedua adalah berupa aset tanah yang belum teridentifikasi efisiensi perawatannya, yaitu
sebesar 29,73% atau sebanyak 11 unit.
Berdasarkan status penggunaannya aset tanah Kabupaten Bangkalan sebagian besar
belum terdata, yaitu sebanyak 19 unit atau sebesar 51,35%. Kemudian status penggunaan
yang telah terdata yang memiliki proporsi terbesar adalah aset tanah dengan status pakai
sendiri, yaitu dengan jumlah 18 unit atau sebesar 48,65%.
Berdasarkan kondisi barang, aset tanah Kabupaten Bangkalan sebagian besar dalam
kondisi baik dengan jumlah 33 unit atau sebesar 82,19%. Kemudian sisanya adalah aset
tanah yang belum diketahui kondisi barangnya (tanahnya), yaitu sebanyak 4 unit atau
sebesar 10,81%.
Tipe aset tanah Kabupaten Bangkalan berdasarkan anggaran yang memiliki proporsi
terbesar adalah aset tanah dengan jenis anggaran rutin, yaitu sebesar 17 unit atau sebesar
45,95%. Proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang berstatus anggaran pembangunan,
yaitu sebesar 37,84% atau sebanyak 14 unit.
Berdasarkan tahun pelaporannya, proporsi aset tanah Kabupaten Bangkalan yang
terbesar dilaporkan pada interval tahun 2000-2007, yaitu sebanyak 26 unit atau sebesar
70,27%. Kemudian proporsi terbesar kedua dilaporkan dalam interval tahun 1940-1949,
yaitu sebesar 13,51% atau sebanyak 5 unit.
3.2.1.6 Aset Kabupaten Gresik
Tipe aset tanah Kabupaten Gresik sebagian besar adalah milik pemerintah propinsi
dengan proporsi sebesar 88,46% atau sebanyak 23 unit. Proporsi terbesar kedua adalah
milik departemen lain, yaitu sebanyak 2 unit atau sebesar 7,69%.
Tipe aset tanah Kabupaten Gresik sebagian besar berstatus hak pakai, yaitu sebesar
76,92% atau sebanyak 20 unit. Kemudian proporsi aset tanah terbesar kedua berdasarkan
status ini adalah tanah dengan status Hak Guna Bangunan (HGB), yaitu sebesar 11,54 unit
atau sebanyak 3 unit.
Proporsi aset tanah Kabupaten Gresik terbesar berdasarkan sifat tanahnya adalah
tanah darat dengan jumlah sebanyak 12 unit atau sebesar 46,15%. Kemudian proporsi
terbesar kedua adalah aset tanah yang belum diketahui sifat tanahnya, yaitu sebanyak 9
unit atau sebesar 34,62%.
Berdasarkan peruntukkannya, aset tanah Kabupaten Gresik sebagian besar belum
teridentifikasi, yaitu sebesar 34,62% atau sebanyak 9 unit. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah sebagai lahan pertanian atau perkebunan dengan jumlah sebanyak 7 unit atau
sebesar 26,92%.
Tipe aset tanah Kabupaten Gresik berdasarkan kestabilan tanah sebagian besar
merupakan tanah tidak rawan bencana, yaitu dengan jumlah sebanyak 17 unit atau sebesar
65,38%. Kemudian sisanya belum teridentifikasi kestabilan tanahnya, yaitu sebanyak 9
unit atau sebesar 34,62%.
Berdasarkan efisiensi pemanfaatannya, aset tanah Kabupaten Gresik sebagian besar
sudah termanfaatkan dengan status terpakai, yaitu sebesar 42,3% atau sebanyak 11 unit.
Proporsi terbesar kedua yaitu aset tanah yang belum teridentifikasi efisiensi
pemanfaatannya, yaitu sebesar 34,62% atau sebanyak 9 unit.
Hampir sama halnya dengan efisiensi pemanfaatan, efisiensi perawatan aset tanah
Kabupaten Gresik juga sebagian besar merupakan aset tanah dengan status terawat, yaitu
sebanyak 13 unit atau sebesar 50%. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah aset tanah
yang belum diketahui efisiensi perawatannya, yaitu sebanyak 9 unit atau sebesar 34,62%.
Tipe aset tanah Kabupaten Gresik berdasarkan status penggunaan sebagian besar
merupakan aset tanah dengan status penggunaan pakai sendiri, yaitu sebesar 53,85% atau
sebanyak 14 unit. Kemudian sisanya adalah aset tanah yang status penggunaannya belum
diketahui, yaitu sebanyak 12 unit atau sebesar 46,15%.
Berdasarkan kondisi tanahnya, aset tanah Kabupaten Gresik sebagian besar dalam
kondisi baik, yaitu sebanyak 18 unit atau sebesar 69,23%. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah aset tanah yang kondisinya belum terdata, yaitu sebesar 23,08% atau
sebanyak 6 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Gresik berdasarkan anggaran sebagian besar merupakan
aset tanah dengan anggaran rutin, yaitu sebanyak 15 unit atau sebesar 57,69%. Kemudian
proporsi terbesar keduanya adalah aset tanah dengan anggaran pembangunan, yaitu
sebanyak 9 unit atau sebesar 34,62%.
Berdasarkan tahun pelaporannya, aset tanah Kabupaten Gresik sebagian besar
dilaporkan pada interval tahun 2000-2007, yaitu sebanyak 23 unit atau sebesar 88,46%.
Kemudian proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang dilaporkan pada interval tahun
1990-1999 dengan jumlah sebanyak 2 unit atau sebesar 7,69%.
3.2.1.7 Aset Kabupaten Lamongan
Tipe aset tanah Kabupaten Lamongan sebagian besar adalah milik pemerintah
propinsi dengan proporsi sebesar 88,37% atau sebanyak 38 unit. Proporsi terbesar kedua
adalah milik departemen lain, yaitu sebanyak 4 unit atau sebesar 9,30%.

Berdasarkan perolehannya aset tanah Kabupaten Lamongan sebagian besar diperoleh


melalui pembelian, yaitu sebanyak 39 unit atau sebesar 90,70%. Kemudian sisanya adalah
merupakan aset tanah yang diperoleh melalui hibah, yaitu sebanyak 4 unit atau sebesar
9,30%.
Tipe aset tanah Kabupaten Lamongan sebagian besar berstatus hak pakai, yaitu
sebesar 79,07% atau sebanyak 34 unit. Kemudian proporsi aset tanah terbesar kedua
berdasarkan status ini adalah tanah dengan status tanah negara, yaitu sebesar 13,95% unit
atau sebanyak 6 unit.
Proporsi aset tanah Kabupaten Lamongan terbesar berdasarkan sifat tanahnya adalah
tanah yang belum teridentifikasi sifat tanahnya dengan jumlah sebanyak 22 unit atau
sebesar 51,16%. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah tanah darat, yaitu sebanyak 18
unit atau sebesar 41,86%.
Berdasarkan peruntukkannya, aset tanah Kabupaten Lamongan sebagian besar belum
teridentifikasi, yaitu sebesar 51,16% atau sebanyak 22 unit. Kemudian proporsi terbesar
kedua adalah sebagai perkantoran dengan jumlah sebanyak 11 unit atau sebesar 25,58%.
Tipe aset tanah Kabupaten Lamongan berdasarkan kestabilan tanah sebagian besar
merupakan tanah yang belum teridentifikasi kestabilan tanahnya, yaitu dengan jumlah
sebanyak 22 unit atau sebesar 51,16%. Kemudian sisanya merupakan tanah tidak rawan
bencana, yaitu sebanyak 21 unit atau sebesar 48,84%.
Proporsi terbesar dalam efisiensi pemanfaatan aset lahan Kabupaten Lamongan
belum teridentifikasi, dengan jumlah aset yaitu sebanyak 22 unit atau sebesar 51,16%.
Proporsi terbesar kedua adalah berstatus terpakai dengan jumlah sebesar 21 unit atau
sebesar 48,84%.
Hampir sama halnya dengan proporsi aset tanah dalam efisiensi pemanfaatan, aset tanah
Kabupaten Lamongan dalam efisiensi perawatan juga sebagian besar belum terdata, yaitu
sebanyak 22 unit atau sebesar 51,16%. Proporsi terbesar kedua adalah berupa aset tanah
yang berstatus terawat, yaitu sebesar 48,84% atau sebanyak 21 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Lamongan berdasarkan status penggunaan sebagian besar
merupakan aset tanah dengan status penggunaan pakai sendiri, yaitu sebesar 51m16% atau
sebanyak 22 unit. Kemudian proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang status
penggunaannya belum diketahui, yaitu sebanyak 20 unit atau sebesar 46,51%.
Berdasarkan kondisi tanahnya, aset tanah Kabupaten Lamongan sebagian besar
dalam kondisi baik, yaitu sebanyak 38 unit atau sebesar 88,37%. Kemudian proporsi
sisanya adalah aset tanah yang kondisinya belum terdata, yaitu sebesar 11,63% atau
sebanyak 5 unit.
Tipe aset tanah Kabupaten Lamongan berdasarkan anggaran sebagian besar
merupakan aset tanah dengan anggaran rutin, yaitu sebanyak 27 unit atau sebesar 62,79%.
Kemudian proporsi terbesar keduanya adalah aset tanah dengan anggaran pembangunan,
yaitu sebanyak 12 unit atau sebesar 27,91%.
Berdasarkan tahun pelaporannya, aset tanah Kabupaten Lamongan sebagian besar
dilaporkan pada interval tahun 2000-2007, yaitu sebanyak 38 unit atau sebesar 88,37%.
Kemudian proporsi terbesar kedua adalah aset tanah yang dilaporkan pada interval tahun
1980-1989 dengan jumlah sebanyak 2 unit atau sebesar 4,65%.
3.2.2 Aset Bangunan
3.2.2.1 Aset Bangunan Kota Surabaya
Total aset bangunan yang dimiliki oleh Kota Surabaya menempati posisi pertama
di GKS yaitu mencapai 1631 aset bangunan. Kota Surabaya merupakan pusat
pemerintahan dan ibukota propinsi, sehingga di kota ini paling banyak terdapat aset
bangunan dengan jumlah mencapai 1.631 bangunan, paling banyak diantara daerah
lainnya. Dari jumlah tersebut, jenis bangunan yang paling banyak adalah bangunan air
dengan jumlah 313 bangunan, kemudian bangunan gudang dengan jumlah 277 bangunan,
dan bangunan pelengkap dengan jumlah 238 bangunan. Sedangkan jenis bangunan yang
paling sedikit adalah rumah susun dan tugu dengan jumlah masing-masing 3 dan 4
bangunan.
Ditinjau dari segi kepemilikan, aset bangunan yang terdapat di Kota Surabaya
98,95% aset bangunan merupakann milik pemerintah propinsi Jawa Timur yaitu sejumlah
1614 aset bangunan dan sisanya merupakan kepemilikan departemen lain.
Ditinjau dari kondisi aset bangunan yang terdapat di Kota Surabaya sebagian
besar bangunan tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan data terdapat 89,76% atau
sejumlah 1464 bangunan dalam kondisi baik dan selebihnya dalam kondisi rusak dan tidak
terdata dengan spesifikasi ; rusak ringan sejumlah 74 aset bangunan, rusak sedang 43 aset
bangunan, 30 aset bangunan rusak berat dan ada 20 bangunan yang tidak terdata
kondisinya.
Berdasarkan anggaran dari aset bangunan di Kota Surabaya sebagian besar
bangunan tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran
rutin dan anggaran pembangunan, sedangkan yang lainnya berupa anggaran, publik, dan
sumbangan. Adapun spesifikasinya yaitu : 363 aset bangunan dari anggaran rutin, 987 aset
bangunan dari anggaran pembangunan, 71 aset bangunan dari anggaran sumbangan, 121
aset bangunan dari anggaran publik dan ada 4,53% atau 74 aset bangunan yang tidak
terdata anggarannya.
Perolehan dari aset bangunan yang terdapat dis Kota Surabaya tergolong berfariasi.
Bangunan-bangunan tersebut diperoleh dari pembelian, bantuan, dan hibah. Sebagian
besar bangunan tersebut diperoleh dari pembelian yaitu sejumlah 655 aset bangunan,
Hibah sejumlah 161 aset bangunan dan bantuan sejumlah 42 aset bangunan. Tidak hanya
bangunan yang terdata dengan jelas perolehannya, untuk Kota Surabaya adapula bangunan
yang tidak terdata perolehannya dan jumlahnya cukup signifikan yaitu 46,96% atau 766
aset bangunan.
Berdasarkan status penggunaan dari aset bangunan yang terdapat di Kota Surabaya
seluruhnya merupakan aset yang terpakai. Untuk tahun pelaporan, berdasarkan data tahun
pelaporan dari aset bangunan yang terdapat di Kota Surabaya, sebagian besar bangunan
dilaporkan pada tahun 2000 hingga 2004 dengan angka pelaporan yang cukup signifikan
dibangdingkan tahun-tahun lainnya. Namun tahun yang memiliki angka pelapor tertinggi
yaitu tahun 2002 dimana pelapor mencapai 848 bangunan dan angka laporan terminim
yaitu pada tahun 1996-1998 dimana hanya ada 1 hingga 2 aset bangunan yang dilaporkan
dalam setahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.
Tabel 3.118 Tahun Pelaporan Aset Bangunan Kota Surabaya
3.2.2.2 Aset Bangunan Kota Mojokerto
Kota Mojokerto merupakan kota yang memiliki jumlah aset bangunan yang paling
sedikit diantara daerah lainnya, yaitu dengan jumlah 6 bangunan yang merupakan jenis
bangunan gedung. Ditinjau dari segi kepemilikan, aset bangunan yang terdapat di Kota
Mojokerto 100% atau seluruhnya merupakann milik pemerintah propinsi Jawa Timur yaitu
sejumlah 6 bangunan. Keenam aset irigasi yang terdapat di Kota Mojokerto juga secara
keseluruhan atau 100% dalam kondisi baik dan juga terpakai seluruhnya. Ditinjau dari sisi
anggaran, bangunan yang dimiliki Kota Mojokerto 100% bersumber dari anggaran rutin
dan diperoleh seluruhnya (keenam aset irigasi) dari hibah. Untuk tahun pelaporan, keenam
aset bangunan di Kota Mojokerto Tersebut dilaporkan pada tahun 2002.
3.2.2.3 Aset Bangunan Kabupaten Sidoarjo
Total aset bangunan yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo mencapai 309 aset
bangunan. Secara keseluruhan, jumlah bangunan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo
berjumlah 309 bangunan, yang terdiri dari bangunan gedung, irigasi, kantor, menara,
pengaman, wisma, instalasi, monumen, dan rumah. Jenis bangunan yang paling banyak
adalah bangunan kantor dengan jumlah 201 bangunan, kemudian bangunan rumah.
Sedangkan jenis bangunan yang paling sedikit adalah bangunan irigasi, instalasi, dan
monumen dengan jumlah satu bangunan.
Ditinjau dari segi kepemilikan, aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo
94,17% 20sset bangunan merupakan milik pemerintah propinsi Jawa Timur yaitu sejumlah
291 aset bangunan dan sisanya merupakan kepemilikan pemerintah propinsi/kota dan
departemen lain.
Ditinjau dari kondisi aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo sebagian
besar bangunan tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan data terdapat 80,58% atau
sejumlah 249 bangunan dalam kondisi baik dan selebihnya dalam kondisi rusak dan tidak
terdata dengan spesifikasi ; rusak ringan sejumlah 17 aset bangunan, rusak sedang 18 aset
bangunan, 20 aset bangunan rusak berat dan ada 5 bangunan yang tidak terdata kondisinya.
Berdasarkan anggaran dari aset bangunan di Kabupaten Sidoarjo sebagian besar
bangunan tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran
rutin dan anggaran pembangunan, sedangkan yang lainnya berupa anggaran, publik, dan
sumbangan. Adapun spesifikasinya yaitu : 228 aset bangunan dari anggaran rutin, 59 aset
bangunan dari anggaran pembangunan, 3 aset bangunan dari anggaran sumbangan, dan 3
aset bangunan dari anggaran publik.
Perolehan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo tergolong
bervariasi. Bangunan-bangunan tersebut diperoleh dari pembelian, bantuan, dan hibah.
Sebagian besar bangunan tersebut diperoleh dari pembelian yaitu sejumlah 184 aset
bangunan, Hibah sejumlah 102 aset bangunan dan bantuan sejumlah 15 aset bangunan.
Tidak hanya bangunan yang terdata dengan jelas perolehannya, terdapat pula bangunan
yang tidak terdata yaitu 1,29% atau 4 aset bangunan.
Berdasarkan status penggunaan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten
Sidoarjo seluruhnya merupakan aset yang terpakai. Untuk tahun pelaporan, berdasarkan
data tahun pelaporan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, sebagian
besar bangunan dilaporkan pada tahun 2001 dan 2002 dengan angka pelaporan yang cukup
signifikan dibangdingkan tahun-tahun lainnya. Adapun laporan jumlah bangunan yaitu :
114 bangunan pada tahun 20001 dan 109 bangunan pada tahun 2002 adapun angka laporan
terminim yaitu pada tahun 2004 dimana hanya ada 3 bangunan yang dilaporkan.
3.2.2.4 Aset Bangunan Kabupaten Mojokerto
Secara keseluruhan, jumlah bangunan yang terdapat di Kabupaten Mojokerto
berjumlah 181 bangunan, yang terdiri dari bangunan air, gedung, wisma, instalasi,
laboratorium, rumah, dan tugu. Jenis bangunan yang paling banyak adalah bangunan
gedung dengan jumlah 76 bangunan, kemudian bangunan rumah. Sedangkan jenis
bangunan yang paling sedikit adalah bangunan instalasi dan tugu dengan jumlah satu
bangunan.
Ditinjau dari segi kepemilikan, aset bangunan yang terdapat di Kabupaten
Mojokerto 100% atau seluruhnya merupakann milik pemerintah propinsi Jawa Timur yaitu
sejumlah 181 aset bangunan. Ditinjau dari kondisi aset bangunan yang terdapat di
Kabupaten Mojokerto sebagian besar bangunan tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan
data terdapat 85,63% atau sejumlah 155 bangunan dalam kondisi baik dan selebihnya
dalam kondisi rusak dan belum terdata dengan spesifikasi ; rusak ringan sejumlah 13 aset
bangunan, rusak sedang 2 aset bangunan, 1 aset bangunan rusak berat dan ada 10
bangunan yang tidak terdata kondisinya.
Berdasarkan anggaran dari aset bangunan di Kabupaten Mojokerto sebagian besar
bangunan tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran
rutin dan anggaran pembangunan, sedangkan yang lainnya berupa anggaran, publik, dan
sumbangan. Adapun spesifikasinya yaitu : 106 aset bangunan dari anggaran rutin, 71 aset
bangunan dari anggaran pembangunan, 1 aset bangunan dari anggaran sumbangan, dan 3
aset bangunan dari anggaran swadaya.
Perolehan dari aset bangunan yang terdapat dis kabupaten Mojokerto tergolong
berfariasi. Bangunan-bangunan tersebut diperoleh dari pemerintah, bantuan, hadiah, dan
pembelian. Sebagian besar bangunan tersebut diperoleh dari pembelian yaitu sejumlah 88
aset bangunan, Hibah sejumlah 48 aset bangunan dan bantuan sejumlah 41 aset bangunan.
Sedangkan perolehan lainnya yaitu 2 aset bangunan dari sumber lain. Tidak hanya
bangunan yang terdata dengan jelas perolehannya, adapula bangunan yang tidak terdata
perolehannya sebanyak 1,1% atau 2 aset bangunan.
Berdasarkan status penggunaan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten
Mojokerto seluruhnya merupakan aset yang terpakai. Untuk tahun pelaporan, berdasarkan
data tahun pelaporan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Mojokerto, sebagian
besar bangunan dilaporkan pada tahun 2001, 2002 dan 2003 dengan angka pelaporan yang
cukup signifikan dibangdingkan tahun-tahun lainnya yaitu 37 aset bangunan pada 2001, 63
aset bangunan pada tahun 2002 dan 69 aset bangunan pada 2003. Sedangkan pada tahun-
tahun lainnya pada antara 19996-2004 jumlah bangunan yang dilaporkan antara 1 hingga 9
aset bangunan tiap tahunnya.

3.2.2.5 Aset Bangunan Kabupaten Bangkalan


Secara keseluruhan, jumlah bangunan yang terdapat di Kabupaten Bangkalan
berjumlah 105 bangunan. Dari jumlah tersebut, keseluruhannya merupakan jenis
bangunan kantor. Ditinjau dari segi kepemilikan, aset bangunan yang terdapat di
Kabupaten Bangkalan 100% atau seluruhnya merupakann milik pemerintah propinsi Jawa
Timur yaitu sejumlah 105 aset bangunan.
Ditinjau dari kondisi aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Bangkalan
sebagian besar bangunan tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan data terdapat 95,23%
atau sejumlah 100 bangunan dalam kondisi baik dan selebihnya dalam kondisi rusak dan
tidak terdata dengan spesifikasi ; rusak ringan sejumlah 1 aset bangunan dan ada 4
bangunan yang tidak terdata kondisinya.
Berdasarkan anggaran dari aset bangunan di Kabupaten Bangkalan sebagian besar
bangunan tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran
rutin dan anggaran pembangunan, sedangkan yang lainnya berupa anggaran, publik, dan
sumbangan. Adapun spesifikasinya yaitu : 26 aset bangunan dari anggaran rutin, 65 aset
bangunan dari anggaran pembangunan, 2 aset 4 bangunan dari anggaran publik, 2 aset
bangunan dari anggaran aparat dan ada 8 aset bangunan yang tidak terdata anggarannya.
Perolehan dari aset bangunan yang terdapat di kabupaten Bangkalan tergolong
berfariasi. Bangunan-bangunan tersebut diperoleh dari pemerintah, bantuan, hadiah, dan
pembelian. Sebagian besar bangunan tersebut diperoleh dari pembelian yaitu sejumlah 90
aset bangunan sedangkan perolehan lainnya yaitu 4 aset bangunan dari hibah dan 1 aset
bangunan dari bantuan. Tidak hanya bangunan yang terdata dengan jelas perolehannya,
adapula bangunan yang tidak terdata perolehannya sebanyak 7,6% atau 10 aset bangunan.
Berdasarkan status penggunaan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten
Bangkalan seluruhnya merupakan aset yang terpakai. Untuk tahun pelaporan, berdasarkan
data tahun pelaporan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Bangkalan, sebagian
besar bangunan dilaporkan pada tahun 2002 dengan angka pelaporan yang cukup
signifikan dibangdingkan tahun-tahun lainnya yaitu 59 aset bangunan pada tahun 2002.
Sedangkan pada tahun-tahun lainnya pada antara 2000-2004 jumlah bangunan yang
dilaporkan antara 1 hingga 10 aset bangunan tiap tahunnya.
3.2.2.6 Aset Bangunan Kabupaten Gresik
Total aset bangunan yang dimiliki oleh Kabupaten Gresik mencapai 51 bangunan. Dari
jumlah tersebut, keseluruhannya merupakan jenis bangunan gedung. Ditinjau dari segi
kepemilikan, aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Gresik sebagian besar merupakan
milik pemerintah propinsi Jawa Timur yaitu sejumlah 50 aset bangunan (96,04%)
sedangkan sisanya berstatus kepemilikan oleh departemen lain.
Ditinjau dari kondisi aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Gresik sebagian
besar bangunan tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan data terdapat 96,07% atau
sejumlah 49 aset bangunan dalam kondisi baik dan selebihnya dalam kondisi rusak dan
tidak terdata dengan spesifikasi ; rusak ringan sejumlah 1 aset bangunan dan ada 1 aset
bangunan yang tidak terdata kondisinya.
Berdasarkan anggaran dari aset bangunan di Kabupaten Gresik sebagian besar
bangunan tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran
rutin dan anggaran pembangunan, sedangkan yang lainnya berupa anggaran, publik, dan
sumbangan. Adapun spesifikasinya yaitu : 35 aset bangunan dari anggaran rutin, 10 aset
bangunan dari anggaran pembangunan, 2 aset bangunan dari anggaran publik, dan ada 4
aset bangunan yang tidak terdata anggarannya.
Perolehan dari aset bangunan yang terdapat di kabupaten Gresik tergolong berfariasi.
Bangunan-bangunan tersebut diperoleh dari pemerintah, bantuan, hadiah, dan pembelian.
Sebagian besar bangunan tersebut diperoleh dari pembelian yaitu sejumlah 30 aset
bangunan sedangkan perolehan lainnya yaitu 15 aset bangunan dari hibah dan 1 aset
bangunan dari sumber lain. Tidak hanya bangunan yang terdata dengan jelas perolehannya,
adapula bangunan yang tidak terdata perolehannya sebanyak 9,8% atau 5 aset bangunan.
Berdasarkan status penggunaan dari aset bangunan yang terdapat di kabupaten
Gresik seluruhnya merupakan aset yang terpakai. Untuk tahun pelaporan, berdasarkan data
tahun pelaporan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Gresik, sebagian besar
bangunan dilaporkan pada tahun 2001 dan 2002 dengan angka pelaporan yang cukup
signifikan dibangdingkan tahun-tahun lainnya yaitu 11 aset bangunan pada tahun 2001 dan
17 aset irigasi pada tahun 2002.
3.2.2.7 Aset Bangunan Kabupaten Lamongan
Secara keseluruhan, jumlah bangunan yang terdapat di Kabupaten Lamongan
berjumlah 120 bangunan. Dari jumlah tersebut, keseluruhannya merupakan jenis
bangunan rumah dinas. Ditinjau dari segi kepemilikan, aset bangunan yang terdapat di
Kabupaten Lamongan 100% aset bangunan merupakann milik pemerintah propinsi Jawa
Timur yaitu sejumlah 120 aset bangunan dan sisanya merupakan kepemilikan departemen
lain.
Sedangkan Ditinjau dari kondisi aset bangunan yang terdapat di Kabupaten
Lamongan sebagian besar bangunan tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan data
terdapat 92,5% atau sejumlah 111 bangunan dalam kondisi baik dan selebihnya dalam
kondisi rusak.
Berdasarkan anggaran dari aset bangunan di Kabupaten Lamongan sebagian besar
bangunan tersebut dibangun dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran
rutin dan anggaran pembangunan, yaitu anggaran rutin sejumlah 24 aset bangunan dan
anggaran pembangunan sejumlah 49 aset bangunan. Sedangkan yang lainnya tidak terdata
sejumlah 47 aset bangunan.
Perolehan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Lamongan tergolong
berfariasi. Bangunan-bangunan tersebut diperoleh dari pembelian, bantuan, dan hibah.
Sebagian besar bangunan tersebut diperoleh dari pembelian yaitu sejumlah 26 aset
bangunan, Hibah sejumlah 41 aset bangunan dan bantuan sejumlah 5 aset bangunan.
Berdasarkan status penggunaan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten
Lamongan seluruhnya merupakan aset yang terpakai. Untuk tahun pelaporan, berdasarkan
data tahun pelaporan dari aset bangunan yang terdapat di Kabupaten Lamongan, sebagian
besar bangunan dilaporkan pada tahun 2001 dan 2004 dengan angka pelaporan yang cukup
signifikan dibangdingkan tahun-tahun lainnya, yaitu mencapai 54 bangunan pada tahun
2004 dan 43 bangunan pada 2001.
3.2.3 Aset Irigasi
3.2.3.1 Aset Irigasi Kota Surabaya
Total aset irigasi di surabaya mencapai 50 aset, yang terbagi kepada 13 jenis aset.
Dari ketigabelas aset tersebut ada 2 aset dengan jumlah yang menonjol dibandingkan yang
lainnya yaitu bangunan pelengkap sejumlah 17 item dan bangunan pengaman sejumlah 12
item. Sedangkan jenis aset dari irigasi lainnya memiliki interval jumlah antara 2 hingga 7
item untuk masing-masing jenis aset irigasi.
Ditinjau dari segi kepemilikan, aset irigasi yang terdapat di Kota Surabaya 100%
aset birigasi merupakann milik pemerintah propinsi Jawa Timur yaitu sejumlah 50 aset
irigasi. Ditinjau dari kondisi aset irigasi yang terdapat di Kota Surabaya sebagian besar
aset irigasi tersebut dalam kondisi baik. Berdasarkan data terdapat 96% atau sejumlah 48
barang dalam kondisi baik, 1 barang rusak ringan dan hanya 1 yang tidak terdata.
Berdasarkan anggaran dari aset irigasi di Kota Surabaya sebagian besar aset irigasi
dan dikelola dengan anggaran yang bersumber dari anggaran rutin, anggaran publik dan
anggaran pembangunan, sedangkan yang lainnya berupa anggaran aparatur. Adapun
spesifikasinya yaitu : 8 aset irigasi dari anggaran rutin, 21 aset irigasi dari anggaran
pembangunan, 9 aset irigasi dari anggaran publik, 2 aset irigasi dari anggaran publik dan
ada 20% atau 10 aset irigasi yang tidak terdata anggarannya.
Perolehan dari aset irigasi di Kota Surabaya tidak variatif layaknya aset bangunan.
Aset irigasi di Surabaya perolehannya terdiri dari dua sumber yaitu dari hibah sejumlah 36
aset, 1 aset dari perolehan bantuan dan ada 13 aset irigasi yang tidak terdata perolehannya.
Untuk tahun pelaporan, berdasarkan data tahun pelaporan dari aset irigasi di Kota
Surabaya terlihat terus mengalami progres dari tahun 2001 hingga pada tahun 2004
mencapai angka 20 aset irigasi yang dilaporkan.
3.2.3.2 Aset Irigasi Kota Mojokerto
Di Kota Mojokerto tidak terdapat aset irigasi.
3.2.3.3 Aset Irigasi Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo hanya memiliki 2 aset irigasi dengan jenis berupa bangunan
pelengkap. Ditinjau dari segi kepemilikan, aset irigasi yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo
100% aset birigasi merupakann milik pemerintah propinsi Jawa Timur yaitu sejumlah 2
aset irigasi. Ditinjau dari kondisi aset irigasi yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo seluruh
aset irigasi tersebut dalam kondisi baik (100%).
Berdasarkan anggaran dari aset irigasi di Kabupaten Sidoarjo 100% aset irigasi di
Kabupaten Sidoarjo merupakan anggaran dari anggaran pembangunan. Perolehan dari aset
irigasi di Kabupaten Sidoarjo tidak variatif layaknya aset bangunan. Aset irigasi di
Kabupaten Sidoarjo perolehannya hanya terdiri dari satu sumber yaitu dari pembelian.
Untuk tahun pelaporan, berdasarkan data tahun pelaporan dari aset irigasi di
Kabupaten Sidoarjo terlihat berdasarkan data dari tahun 2000 hingga 2004 hanya terjadi 2
kali pelaporan yaitu pada tahun 2001 dan tahun 2004. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dan gambar berikut ini.
3.2.3.4 Aset Irigasi Kabupaten Mojokerto
Total aset irigasi yang terdapat di Kabupaten Mojokerto sebanyak 8 unit.
Berdasarkan jenis barang, irigasi di Kabupaten Mojokerto terbagi menjadi dua yaitu 7 unit
atau 87,5 % merupakan jenis bangunan pengaman dan 1 unit lainnya atau 12,5 %
merupakan jenis bangunan pembawa.
Secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset yang ada di Kabupaten Mojokerto
dimiliki oleh Pemerintah Propinsi. Sedangkan kondisi aset irigasi di Kabupaten Mojokerto
secara keseluruhan atau sebesar 100 % dalam kondisi baik.
Untuk jenis anggaran aset irigasi di Kabupaten Mojokerto sebanyak 3 unit atau
37,5 % belum terdata, 3 unit atau sebesar 37,5 % merupakan jenis anggaran rutin, dan 2
lainnya masing-masing sebesar 12,5% merupakan jenis anggaran pembangunan dan
anggaran publik.
Sedangkan 87,5 % atau sebanyak 7 unit aset irigasi di Kabupaten Mojokerto di
peroleh melalui pembelian. 12,5 % atau 1 unit lainnya belum terdata.
Sebanyak 6 unit atau 75 % aset di Kabupaten Mojokerto di laporkan pada tahun
2004. Sebanyak 1 unit atau 12,5 % dilaporkan pada tahun 2003.
3.2.3.5 Aset Irigasi Kabupaten Bangkalan
Total aset irigasi yang terdapat di Kabupaten Bangkalan sebesar 12 unit.
Berdasarkan jenis barang, irigasi di Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi dua yaitu 10
unit atau 83 % merupakan jenis bangunan air laut pelabuhan dan 2 unit lainnya atau 17 %
merupakan jenis bangunan air tawar.
Secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset yang ada di Kabupaten Bangkalan
dimiliki oleh Pemerintah Propinsi. Sedangkan kondisi aset irigasi di Kabupaten Bangkalan
secara keseluruhan atau sebesar 100 % dalam kondisi baik.
Untuk jenis anggaran aset irigasi di Kabupaten Bangkalan secara keseluruhan atau
sebesar 100% merupakan jenis anggaran publik. Sedangkan berdasarkan cara perolehan
aset irigasi di Kabupaten Bangkalan, sebesar 100 % di peroleh melalui pembelian. Untuk
tahun pelaporan secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset irigasi di Kabupaten
Bangkalan belum terdata.
3.2.3.6 Aset Irigasi Kabupaten Gresik
Total aset irigasi yang terdapat di Kabupaten Gresik hanya sebanyak 1 unit. Jenis
aset irigasi di Kabupaten Gresik merupakan bangunan irigasi. Aset yang ada di Kabupaten
Gresik dimiliki oleh Pemerintah Propinsi. Sedangkan kondisi aset irigasi di Kabupaten
Gresik saat ini dalam kondisi baik. Jenis anggaran aset irigasi di Kabupaten Gresik
merupakan jenis anggaran Pembangunan. Sedangkan berdasarkan cara perolehan, aset
irigasi di Kabupaten Gresik di peroleh melalui pembelian. Untuk tahun pelaporan aset
irigasi di Kabupaten Bangkalan belum terdata.

3.2.3.7 Aset Irigasi Kabupaten Lamongan


Total aset irigasi yang terdapat di Kabupaten Lamongan sebesar 17 unit.
Berdasarkan jenis barang, irigasi di Kabupaten Mojokerto terbagi menjadi tiga yaitu 4 unit
atau 23 % merupakan jenis bangunan air, 10 unit atau 59 % merupakan bangunan air laut
dan 3 unit lainnya atau 17 % merupakan jenis bangunan pelengkap.
Secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset yang ada di Kabupaten Lamongan
dimiliki oleh Pemerintah Propinsi. Sedangkan kondisi aset irigasi di Kabupaten Mojokerto
sebanyak 15 unit atau 88 % dalam kondisi baik, dan sebanyak 2 unit atau 12 % masih
dalam kondisi rusak ringan.
Untuk jenis anggaran aset irigasi di Kabupaten Lamongan sebanyak 2 unit atau 12
% belum terdata, 3 unit atau sebesar 18 % merupakan jenis anggaran pembangunan, 4 unit
atau sebesar 23 % merupakan jenis anggaran rutin, Serta jenis anggaran publik
mendominasi yaitu sebanyak 8 unit atau 47 %.
Sedangkan berdasarkan cara perolehan, aset irigasi di Kabupaten Lamongan
sebesar 100 % di peroleh melalui pembelian. Sebanyak 12 unit atau 71 % aset di
Kabupaten Mojokerto berdasarkan tahun pelaporan belum terdata. Sedangkan sebanyak 4
unit atau 23 % di laporkan pada tahun 2004 dan 1 unit atau 6 % dilaporkan pada tahun
2003.
3.2.4 Aset Alat Berat
3.2.4.1 Aset Alat Berat Kota Surabaya
Total aset alat berat yang ada di Kota Surabaya yaitu sebanyak 1178. Berdasarkan
kepemilikannya, secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset alat berat di Kota Surabaya di
miliki oleh pemerintah propinsi.
Sebagian besar yaitu sebanyak 1111 atau 94 % aset alat berat yang ada di Kota
Surabaya masih dalam kondisi baik. Akan tetapi beberapa aset masih dalam kondisi rusak
yaitu sebanyak 35 atau 3 % dalam kondisi rusak berat dan sebanyak 32 atau sebesar 3 %
lainnya dalam kondisi rusak ringan.
Sedangkan berdasarkan tahun pelaporan alat berat di Kota Surabaya sebagian besar
atau sebesar 87 % di laporkan antara tahun 2000 – 2005. Sebesar 12,6 % aset alat berat
belum terdata berdasarkan tahun pelaporan. Beberapa lainnya yaitu 1 aset dilaporkan
sekitar tahun 1970-1979 dan 5 unit dilaporkan antara tahun 1990-1999.
Berdasarkan cara perolehan aset alat berat di Kota Surabaya di dominasi oleh cara
1 yaitu sebanyak 1048 atau sebesar 89 %. Perolehan dengan cara 2 dilakukan pada 10 %
dari total aset alat berat di Kota Surabaya. Sedangkan 1 % lainnya diperoleh melalui cara 4
sebanyak 2 aset dan cara 7 sebanyak 5 aset alat berat.
Jenis anggaran untuk aset alat berat di Kota surabaya didominasi oleh anggaran
rutin yaitu sebesar 75 % atau sebanyak 878 aset. Sedangkan 12 % atau sebanyak 141 aset
merupakan jenis anggaran pembangunan, 6 % merupakan jenis sumbangan. Terdapat
masing masing 2 % merupakan anggaran publik, anggaran aparatur dan yang belum
terdata.
3.2.4.2 Aset Alat Berat Kota Mojokerto
Total aset alat berat yang ada di Kota Mojokerto yaitu sebanyak 4. Berdasarkan
kepemilikannya, secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset alat berat di Kota Mojokerto
di miliki oleh pemerintah propinsi.
Kondisi aset alat berat di Kota Mojokerto secara keseluruhan atau sebesar 100 %
masih dalam kondisi baik. Sedangkan berdasarkan tahun pelaporan alat berat di Kota
Mojokerto sebagian besar atau sebesar 100 % belum terdata. Berdasarkan cara perolehan
aset alat berat di Kota Mojokerto secara keseluruhan diperoleh dengan cara 1 yaitu
sebanyak 4 atau sebesar 100 %.
Jenis anggaran untuk aset alat berat di Kota Mojokerto didominasi oleh jenis
anggaran aparatur yaitu sebesar 75 % atau sebanyak 3 aset. Sedangkan 1 aset lainnya atau
25 % merupakan jenis anggaran pembangunan.
3.2.4.3 Aset Alat Berat Kabupaten Sidoarjo
Total aset alat berat yang ada di Kabupaten Sidoarjo yaitu sebanyak 96.
Berdasarkan kepemilikannya aset alat berat di Kabupaten Sidoarjo masih didominasi oleh
pemerintah propinsi yaitu sebesar 94 % atau sebanyak 90. Sedangkan 5 % atau sebanyak 5
aset di kuasai oleh departemen dalam negeri. Terdapat juga 1 aset atau 1 % yang dimiliki
oleh pemerintah kabupaten/kota
Sebagian besar yaitu sebanyak 95 atau 99 % aset alat berat yang ada di Kabupaten
Sidoarjo masih dalam kondisi baik. Akan tetapi 1 aset atau 1 % masih dalam kondisi rusak
sedang.
Sedangkan berdasarkan tahun pelaporan alat berat di Kabupaten Sidoarjo sebagian
besar yaitu sebesar 78 % atau sebanyak 75 aset di laporkan antara tahun 2000 – 2005.
Akan tetapi sebesar 21 % atau sebanyak 20 aset alat berat belum terdata berdasarkan tahun
pelaporan. 1 % lainnya atau 1 aset dilaporkan antara tahun 1990-1999.

Berdasarkan cara perolehan, aset alat berat di Kabupaten Sidoarjo secara


keseluruhan atau sebesar 100 % diperoleh dengan cara 1.
Sama halnya dengan Kota Surabaya, Jenis anggaran untuk aset alat berat di
Kabupaten Sidoarjo didominasi oleh anggaran rutin yaitu sebesar 93 % atau sebanyak 89
aset. Sedangkan 6 % atau sebanyak 6 aset merupakan jenis anggaran aparatur, dan 1 %
lainnya merupakan jenis anggaran publik.
3.2.4.4 Aset Alat Berat Kabupaten Mojokerto
Total aset alat berat yang ada di Kabupaten Mojokerto yaitu sebanyak 16.
Berdasarkan kepemilikannya, secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset alat berat di
Kabupaten Mojokerto di miliki oleh pemerintah propinsi. Kondisi aset alat berat di
Kabupaten Mojokerto secara keseluruhan atau sebesar 100% masih dalam kondisi baik.
Sedangkan berdasarkan tahun pelaporan alat berat di Kabupaten Mojokerto
sebagian besar atau sebesar 68 % atau sebanyak 11 aset belum terdata. Sedangkan 5 aset
lainnya atau sebesar 32 % dilaporkan antara tahun 2000 – 2005.
Berdasarkan cara perolehan aset alat berat di Kabupaten Mojokerto secara
keseluruhan diperoleh dengan cara 1 yaitu sebanyak 16 atau sebesar 100 %. Jenis
anggaran untuk aset alat berat di Kabupaten Mojokerto didominasi oleh jenis anggaran
rutin yaitu sebesar 69 % atau sebanyak 11 aset. Sedangkan 5 aset lainnya atau 31 %
merupakan jenis anggaran publik.
3.2.4.5 Aset Alat Berat Kabupaten Bangkalan
Total aset alat berat yang ada di Kabupaten Bangkalan yaitu sebanyak 57.
Berdasarkan kepemilikannya, secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset alat berat di
Kabupaten Bangkalan di miliki oleh pemerintah propinsi.
Kondisi aset alat berat di Kabupaten Bangkalan sebagian besar yaitu 98% masih
dalam kondisi baik, akan tetapi 1 aset lainnya atau 2 % sudah dalam kondisi rusak berat.
Sedangkan berdasarkan tahun pelaporan alat berat di Kabupaten Bangkalan
sebagian besar yaitu sebesar 98 % atau sebanyak 56 aset dilaporkan sekitar tahun 2000 -
2005. Sedangkan 1 aset lainnya atau sebesar 2 % dilaporkan antara tahun 1990 - 1999.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :
Berdasarkan cara perolehan aset alat berat di Kabupaten Bangkalan secara
keseluruhan diperoleh dengan cara 1 yaitu sebanyak 57 atau sebesar 100 %.
Jenis anggaran untuk aset alat berat di Kabupaten Bangkalan didominasi oleh jenis
anggaran pembangunan yaitu sebesar 98 % atau sebanyak 56 aset. Sedangkan 1 aset
lainnya atau 2 % merupakan jenis anggaran rutin.
3.2.4.6 Aset Alat Berat Kabupaten Gresik
Total aset alat berat yang ada di Kabupaten Gresik yaitu sebanyak 8. Berdasarkan
kepemilikannya, secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset alat berat di Kabupaten
Gresik dimiliki oleh pemerintah propinsi.
Sebagian besar yaitu sebanyak 7 atau 87,5 % aset alat berat yang ada di Kabupaten
Gresik masih dalam kondisi baik. Akan tetapi 1 aset lainnya atau 12,5 % sudah dalam
kondisi rusak berat.
Sedangkan berdasarkan tahun pelaporan, alat berat di Kabupaten Gresik sebagian
besar atau sebesar 50 % belum terdata. Akan tetapi masing-masing Sebesar 25 % aset alat
berat dilaporkan pada tahun antara tahun 1990-1999 dan tahun 2000-2005.
Berdasarkan cara perolehan aset alat berat di Kota Surabaya di dominasi oleh cara
1 yaitu sebanyak 6 atau sebesar 75 %. Sedangkan 25 % lainnya atau sebanyak 2 aset
diperoleh dengan cara 3.
3.2.4.7 Aset Kabupaten Lamongan
Total aset alat berat yang ada di Kabupaten Lamongan yaitu sebanyak 12.
Berdasarkan kepemilikannya, secara keseluruhan atau sebesar 100 % aset alat berat di
Kabupaten Lamongan di miliki oleh pemerintah propinsi.
Sebagian besar yaitu sebanyak 9 atau 75 % aset alat berat yang ada di Kabupaten
Lamongan masih dalam kondisi baik. Akan tetapi beberapa aset masih dalam kondisi rusak
yaitu sebanyak 2 atau 17 % dalam kondisi rusak berat dan sebanyak 1 atau sebesar 8 %
lainnya dalam kondisi rusak ringan.
Sedangkan berdasarkan tahun pelaporan, alat berat di Kabupaten Lamongan secara
keseluruhan atau sebesar 100 % dilaporkan antara sekitar tahun 2000 - 2005. Berdasarkan
cara perolehan aset alat berat di Kabupaten Lamongan secara keseluruhan diperoleh
dengan cara 1 yaitu sebanyak 12 atau sebesar 100 %. Jenis anggaran untuk aset alat berat
di Kabupaten Lamongan secara keseluruhan yaitu sebesar 100 % dari total aset merupakan
jenis anggaran rutin.

Anda mungkin juga menyukai