Anda di halaman 1dari 58

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN

ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV
KONDISI DAN POTENSI ASET DI
GERBANGKERTOSUSILA

4.1 Kondisi dan Potensi Aset Tanah


Pada bagian ini akan dibahas secara terperinci kondisi dan potensi aset tanah
yang ada di Gerbangkertosusila. Kondisi dan potensi aset tanah ini didapatkan
berdasarkan analisa dari beberapa variabel tertentu. Untuk kriteria kondisi aset tanah,
variabel yang digunakan adalah variabel pengguna aset tanah, efisiensi pemanfaatan
aset tanah, dan efisiensi perawatan aset tanah. Variabel pengguna aset tanah
menjelaskan mengenai jenis penggunaannya yang ada pada saat ini (eksisting),
penggunaan aset tanah ini diklasifikasikan kedalam sembilan jenis, yaitu: perumahan,
kantor, industri, pertanian, tanah kosong, fasilitas olah raga, fasilitas kesehatan, jalan,
dan penggunaan aset tanah yang belum diketahui. Sedangkan variabel efisiensi
pemanfaatan aset tanah menjelaskan mengenai terpakai atau tidaknya aset tanah
tersebut pada saat ini, dan variabel efisiensi perawatan menjelaskan mengenai
terpakai atau tidaknya aset tanah tersebut.
Utuk kriteria potensi aset tanah variabel yang digunakan adalah variabel batas
wilayah, kondisi jalan, dan peruntukkan tanah. Variabel potensi batas wilayah
menjelaskan batasan wilayah dominan yang berada di sebelah utara, selatan, barat,
dan timur aset tanah. Kemudian dalam batas wilayah ini diambil yang paling
dominan. Variabel batas wilayah dibagi kedalam enam jenis, yaitu: pertanian,
permukiman, perdagangan dan kantor, industri, jalan, dan aset tanah yang batasannya
belum diketahui. Variabel kondisi jalan menjelaskan keadaan jalan apakah baik atau
tidak, sedangkan variabel peruntukkan tanah menjelaskan rencana peruntukkan tanah
yang pada umumnya terdapat di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
masing-masing Kabupaten dan Kota. Sama halnya dengan variabel penggunaan,
variabel peruntukkan aset tanah ini juga diklasifikan ke dalam sembilan jenis, yaitu:
perumahan, kantor, industri, pertanian, tanah kosong, fasilitas olah raga, fasilitas
kesehatan, jalan, dan penggunaan aset tanah yang belum diketahui. Kemudian
ditambahkan satu jenis peruntukkan lagi, yaitu peruntukkan dengan jenis lain-lain.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-1


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Penjelasan kondisi dan potensi aset tanah untuk masing-masing kabupaten dan kota
yang tercakup dalam Gerbangkertosusila tersebut adalah sebagai berikut :

4.1.1 Kondisi dan Potensi Aset Tanah Kota Surabaya


A. Kondisi
Berdasarkan hasil analisa dari variabel penggunaan, efisiensi pemanfaatan dan
efisiensi perawatan aset tanah di Kota Surabaya maka kondisi aset tanah di Kota
Surabaya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah.
Tabel 4.1 Kondisi Aset Tanah Kota Surabaya
EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN Terpakai
Terpakai Terdata
Perumahan Terawat 56    
  Tidak Terawat   2  
  Belum diketahui     12
Kantor Terawat 77 1  
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     5
Industri Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Pertanian Terawat 1    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Tanah Kosong Terawat 12    
  Tidak Terawat   2  
  Belum diketahui     1
Fasilitas Olah Raga Terawat 5    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Fasilitas Kesehatan Terawat      
  Tidak Terawat   4  
  Belum diketahui     1
Jalan Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     35
Belum terdata Terawat 8    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     609
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-2


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka selanjutnya kondisi aset tanah di Kota
Surabaya dapat digolongkan kedalam enam belas kategori. Kategori tersebut dapat
dilihat adalah sebagai berikut:
 Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 609 atau 73 %
 Penggunaan belum terdata, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 8 atau 0,96%
 Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui sebanyak 12 atau 1,44 %
 Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 56 atau 6,74 %
 Penggunaan perumahan, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 2 atau
0,24 %
 Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 5 atau 0,6 %
 Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 77 atau 9,27 %
 Penggunaan kantor, kondisi terawat namun tidak terpakai sebanyak 1 atau 0,12
%
 Penggunaan pertanian, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 1 atau
0,12 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 0,12 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 12 atau 1,44 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 2
atau 0,24 %
 Penggunaan fasilitas olah raga, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 5 atau 0,6
%
 Penggunaan fasilitas kesehatan, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 0,12 %
 Penggunaan fasilitas kesehatan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 4 atau 0,5
%
 Penggunaan fasilitas jalan, kondisi belum diketahui sebanyak 35 atau 4,21 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kota Surabaya secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.1

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-3


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.1
Kondisi Aset Tanah Kota Surabaya

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kota
Surabaya yang paling dominan belum terdata penggunaannya, kondisi efisiensi
perawatan dan efisiensi pemanfaatannya juga belum diketahui. Kategori tanah dengan
kondisi ini memiliki jumlah sebanyak 609 unit atau sebesar 73,29% dari seluruh aset
tanah yang ada di Kota Surabaya. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah
kondisi tanah dengan penggunaan kantor, kemudian kondisinya terawat dan juga
terpakai. Aset tanah dengan kategori ini hanya berjumlah sebanyak 77 unit atau
sebesar 9,27%.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-4


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, potensi aset tanah Kota Surabaya dapat dilihat
pada tabel 3.180 dibawah ini

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-5


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 4.2 Potensi Aset Tanah Kota Surabaya


BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN & KANTOR INDUSTRI JALAN TERDATA
Perumahan Baik   51 6 1 8 8
  Rusak Ringan   1        
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui       1   4
Kantor Baik 2 20 25   21 6
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           6
Industri Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Pertanian Baik         1  
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat           1
  Belum diketahui            
Tanah Kosong Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-6


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN & KANTOR INDUSTRI JALAN TERDATA
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Olah Raga Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Kesehatan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Jalan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Lain-lain Baik     2   6  1
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           1
Belum terdata Baik   1        
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-7


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN & KANTOR INDUSTRI JALAN TERDATA
  Rusak Berat            
  Belum diketahui         1 663
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-8


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kota Surabaya
dapat diklasifikasikan ke dalam dua puluh dua kategori. Kategori potensi aset tanah
Kota Surabaya dapat adalah sebagai berikut:
 Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 663 atau 79.78 %
 Peruntukkan dan kondisi tidak diketahui, batas wilayah dominan jalan sebanyak
1 atau 0,12 %
 Peruntukkan tidak diketahui, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 atau 0,12 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 4 atau 0,48 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi tidak diketahui dan batas wilayah dominan
industri sebanyak 1 atau 0,12 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik namun batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 8 atau 0,96 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan permukiman
sebanyak 51 atau 6,14 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan perdagangan
dan perkantoran sebanyak 6 atau 0,72 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan industri
sebanyak 1 atau 0,12 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 8 atau 0,96 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi rusak ringan dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 atau 0,12 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 6 atau 0,72 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan pertanian
sebanyak 2 atau 0,24 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan permukiman
sebanyak 20 atau 2,41 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan perdagangan dan
perkantoran sebanyak 25 atau 3,01 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan sebanyak 21
atau 2,53 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi rusak berat dan batas wilayah dominan belum
diketahui sebanyak 1 atau 0,12 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan sebanyak
1 atau 0,12 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi dan batas wilayah dominan tidak diketahui

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-9


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

sebanyak 1 atau 0,12 %


 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 1 atau 0,12 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan perdagangan
dan perkantoran sebanyak 2 atau 0,24 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan sebanyak 6
atau 0,72 %
Gambaran potensi aset tanah di Kota Surabaya secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.2

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-10


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.2
Kondisi Aset Tanah Kota Surabaya

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


potensi aset tanah di Kota Surabaya belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan batas
wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar 79,78%
dari seluruh aset tanah di Kota Surabaya atau sebanyak 663 unit. Kemudian proporsi
potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori peruntukkan
perumahan, kondisi baik, dan batas wilayah dominan permukiman, yaitu sebanyak 51
unit atau sebesar 6,14%.
4.1.2 Kondisi dan Potensi Tanah Kota Mojokerto
A. Kondisi
Berdasarkan hasil analisa dari variabel penggunaan, efisiensi pemanfaatan dan
efisiensi perawatan aset tanah di Kota Mojokerto, maka kondisi aset tanah di Kota
Mojokerto dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Kategori Kondisi Aset Tanah Kota Mojokerto
EFISIENSI PEMANFAATAN
PENGGUNAAN EFISIENSI PERAWATAN
Terpakai Tidak Belum

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-11


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Terpakai Diketahui
Perumahan Terawat 8    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Kantor Terawat 3    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Industri Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Pertanian Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Tanah Kosong Terawat 1    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Fasilitas Olah Raga Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Fasilitas Kesehatan Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Jalan Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Belum terdata Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     1
Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan analisa tersebut, maka kondisi aset tanah di Kota Mojokerto


dapat digolongkan kedalam empat kategori, yaitu sebagai berikut:
 Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 7,69 %
 Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai 8 atau 61,54 %
 Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 3 atau 23,08 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1 atau 7,69 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kota Mojokerto secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.3

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-12


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.3
Kondisi Aset Tanah Kota Mojokerto

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kota
Mojokerto yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan perumahan, kondisi
terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah sebanyak 8
unit atau sebesar 61,54% dari seluruh aset tanah yang ada di Kota Mojokerto.
Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah kondisi tanah dengan penggunaan
kantor, kemudian kondisinya terawat dan juga terpakai. Aset tanah dengan kategori
ini berjumlah sebanyak 3 unit atau sebesar 23,08%.

B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kota Mojokerto dapat
dilihat pada tabel 4.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-13


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 4.4 Potensi Aset Tanah Kota Mojokerto


BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
Perumahan Baik 1 4     2 2
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           2
Kantor Baik     1      
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Industri Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Pertanian Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Tanah Kosong Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-14


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Olah Raga Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Kesehatan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Jalan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Lain-lain Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Belum terdata Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-15


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           1
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-16


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan analisa tersebut, potensi aset tanah Kota Mojokerto dapat


diklasifikasikan ke dalam tujuh kategori. Kategori potensi aset tanah Kota Mojokerto
adalah sebagai berikut:
 Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 1 atau 7.69 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 2 atau 15.38 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan belum
diketahui sebanyak 2 atau 15.38 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan pertanian
sebanyak 1 atau 7.69 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan permukiman
sebanyak 4 atau 30,77 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 2 atau 15.38 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan perdagangan dan
perkantoran sebanyak 1 atau 7.69 %
Gambaran potensi aset tanah di Kota Mojokerto secara keseluruhan dapat dilihat
pada gambar 4.

Gambar 4.4
Potensi Aset Tanah Kota Mojokerto

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar potensi
aset tanah di Kota Mojokerto adalah tanah dengan peruntukkan perumahan, kondisi baik,

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-17


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

dan memiliki batas wilayah dominan berupa permukiman. Aset tanah dengan kategori ini
memiliki jumlah sebesar 30,77% dari seluruh aset tanah di Kota Mojokerto atau sebanyak
4 unit.

4.1.3 Kondisi dan Potensi Tanah Kabupaten Sidoarjo


A. Kondisi
Berdasarkan hasil analisa dari variabel penggunaan, efisiensi pemanfaatan dan
efisiensi perawatan aset tanah di Kabupaten Sidoarjo, maka kondisi aset tanah di
Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Kategori Kondisi Aset Tanah Kabupaten Sidoarjo
EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN Terpakai
Terpakai Diketahui
Perumahan Terawat 4    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui 1    
Kantor Terawat 17    
  Tidak Terawat   4  
  Belum diketahui     5
Industri Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Pertanian Terawat 3    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui 1    
Tanah Kosong Terawat 1    
  Tidak Terawat   1  
  Belum diketahui      
Fasilitas Olah Raga Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     1
Fasilitas Kesehatan Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Jalan Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     1
Belum terdata Terawat 8    
  Tidak Terawat 1    
  Belum diketahui     9
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-18


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Dari hasil analisa tersebut maka kondisi aset tanah di Kabupaten Sidoarjo dapat
digolongkan kedalam empat belas kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut:
 Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 9 atau 15,79 %
 Penggunaan belum terdata, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 8 atau 14 %
 Penggunaan belum terdata, kondisi tidak terawat namun terpakai sebanyak 1
atau 1,75 %
 Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui namun terpakai sebanyak 1
atau 1,75 %
 Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 4 atau 7,02 %
 Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 5 atau 8,77 %
 Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 17 atau 29,82 %
 Penggunaan kantor, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 4 atau
7,02 %
 Penggunaan pertanian, kondisi belum diketahui tetapi terpakai sebanyak 1
atau 1,75 %
 Penggunaan pertanian, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 3 atau 5,26 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1 atau 1,75
%
 Penggunaan tanah kosong, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak
1 atau 1,75 %
 Penggunaan fasilitas olah raga, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 1,7
%
 Penggunaan fasilitas jalan, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 1,75 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kabupaten Sidoarjo secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-19


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.5
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Sidoarjo

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Sidoarjo yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan perkantoran dengan
kondisi terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah
sebanyak 17 unit atau sebesar 29,82% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Sidoarjo. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah kondisi tanah dengan
penggunaan dan kondisi belum terdata. Aset tanah dengan kategori ini berjumlah
sebanyak 9 unit atau sebesar 15,79%.

B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, potensi aset tanah Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat
pada tabel 4.6

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-20


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-21


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 4.6 Potensi Kondisi Aset Tanah Kota Kabupaten Sidoarjo


BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
Perumahan Baik   5 2     1
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Kantor Baik     3 3 1 10
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Industri Baik   1        
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui 1         2
Pertanian Baik   1   2 2  
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Tanah Kosong Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-22


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Olah Raga Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Kesehatan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Jalan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Lain-lain Baik 2 1     2 4
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Belum terdata Baik            
  Rusak Ringan            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-23


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           14
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-24


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut, potensi aset tanah Kabupaten Sidoarjo


dapat dilihat dalam delapan belas kategori, yaitu sebagai berikut:
 Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 14
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik namun batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 1 atau 1,75 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 5
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan
perdagangan dan perkantoran sebanyak 2 atau 3,51 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 10 atau 17,54 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan perdagangan
dan perkantoran sebanyak 3 atau 5,26 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan industry
sebanyak 3 atau 5,26 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 1 atau 1,75 %
 Peruntukkan industri, kondisi dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 2 atau 3,51 %
 Peruntukkan industri, kondisi belum diketahui dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 1 atau 1,75 %
 Peruntukkan industri, kondisi baik dan batas wilayah dominan permukiman
sebanyak 1 atau 1,75 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 atau 1,75 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan industry
sebanyak atau 3,51 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 2 atau 3,51 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 4 atau 7,02 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan pertanian
sebanyak 2 atau 3,51 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 atau 1,75 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 2 atau 3,51 %
Gambaran potensi aset tanah di Kabupaten Sidoarjo secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.6.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-25


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.6
Potensi Aset Tanah Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
potensi aset tanah di Kabupaten Sidoarjo belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan
batas wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar
24,56% dari seluruh aset tanah di Kabupaten Sidoarjo atau sebanyak 14 unit.
Kemudian proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori
peruntukkan kantor, kondisi baik, dan batas wilayah dominan belum diketahui, yaitu
sebanyak 10 unit atau sebesar 17,54%.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-26


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

4.1.4 Kondisi dan Potensi Tanah Kabupaten Mojokerto


A. Kondisi
Berdasarkan hasil analisa dari variabel penggunaan, efisiensi pemanfaatan dan
efisiensi perawatan aset tanah di Kabupaten Mojokerto maka kondisi aset tanah di
Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada tabel 3.185.
Tabel 4.7 Kategori Kondisi Aset Tanah Kabupaten Mojokerto
EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN Terpakai
Terpakai Diketahui
Perumahan Terawat 1    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     7
Kantor Terawat 6    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui     5
Industri Terawat 1    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Pertanian Terawat 19    
  Tidak Terawat 1    
  Belum diketahui      
Tanah Kosong Terawat 3    
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Fasilitas Olah Raga Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Fasilitas Kesehatan Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Jalan Terawat      
  Tidak Terawat      
  Belum diketahui      
Belum terdata Terawat 2    
  Tidak Terawat   1  
  Belum diketahui     1
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-27


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka kondisi aset tanah di Kabupaten


Mojokerto dapat digolongkan kedalam sebelas kategori. Kategori tersebut adalah
sebagai berikut:
 Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 1
 Penggunaan belum terdata, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 2
 Penggunaan belum terdata, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai
sebanyak 1
 Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui sebanyak 7
 Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1
 Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 5
 Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 6
 Penggunaan industri, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1
 Penggunaan pertanian, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 19
 Penggunaan pertanian, kondisi tidak terawat tetapi terpakai sebanyak 1
 Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 3
Gambaran kondisi aset tanah di Kabupaten Mojokerto secara keseluruhan
dapat dilihat pada gambar 4.7

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-28


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.7
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Mojokerto

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Mojokerto yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan pertanian dengan
kondisi terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah
sebanyak 19 unit atau sebesar 40,43% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Mojokerto. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan
perumahan, namun kondisinya belum diketahui. Aset tanah dengan kategori ini
berjumlah sebanyak 7 unit atau sebesar 14,89%.

B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kabupaten Mojokerto
dapat dilihat pada tabel 4.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-29


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 4.8 Potensi Kondisi Aset Tanah Kota Kabupaten Mojokerto


BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
DAN KANTOR TERDATA
Perumahan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           3
Kantor Baik 1 1        
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           4
Industri Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Pertanian Baik 6       2 4
  Rusak Ringan 3         3
  Rusak Sedang 1          
  Rusak Berat            
  Belum diketahui           1
Tanah Kosong Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-30


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
DAN KANTOR TERDATA
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Olah Raga Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Fasilitas Kesehatan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Jalan Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Lain-lain Baik   1       1
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            
  Rusak Berat            
  Belum diketahui            
Belum terdata Baik            
  Rusak Ringan            
  Rusak Sedang            

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-31


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
DAN KANTOR TERDATA
  Rusak Berat            
  Belum diketahui 1 2       13
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-32


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kabupaten


Mojokerto dapat dilihat dalam enam belas kategori, yaitu:
 Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 13 aset
 Peruntukkan dan kondisi aset belum diketahui, batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 1
 Peruntukkan dan kondisi aset belum diketahui, batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 2
 Peruntukkan perumahan, kondisi dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 3
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 4
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan pertanian
sebanyak 1
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan permukiman
sebanyak 1
 Peruntukkan pertanian, kondisi dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 1
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 4
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan pertanian
sebanyak
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik & batas wilayah dominan jalan
sebanyak 2
 Peruntukkan pertanian, kondisi rusak ringan dan batas wilayah dominan
tidak diketahui sebanyak 3
 Peruntukkan pertanian, kondisi rusak ringan dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 3
 Peruntukkan pertanian, kondisi rusak sedang dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 1
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 1
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1

Gambaran potensi aset tanah di Kabupaten Mojokerto secara keseluruhan


dapat dilihat pada gambar 4.8

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-33


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.8
Potensi Aset Tanah Kabupaten Mojokerto.

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


potensi aset tanah di Kabupaten Mojokerto belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan
batas wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar
27,66% dari seluruh aset tanah di Kabupaten Mojokerto atau sebanyak 13 unit.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-34


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Kemudian proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori
peruntukkan pertanian, kondisi baik, dan batas wilayah dominan pertanian, yaitu
sebanyak 6 unit atau sebesar 12,77%.

4.1.5 Kondisi dan Potensi Tanah Kabupaten Bangkalan


A. Kondisi
Berdasarkan hasil analisa dari variabel penggunaan, efisiensi pemanfaatan dan
efisiensi perawatan aset tanah di Kabupaten Bangkalan maka kondisi aset tanah di
Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Kategori Kondisi Aset Tanah Kabupaten Bangkalan


EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN Terpakai JUMLAH
Terpakai Diketahui
Perumahan Terawat 6     6
  Tidak Terawat 1 2   3
  Belum diketahui     1 1
Kantor Terawat 4     4
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     2 2
Industri Terawat 1     1
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Pertanian Terawat 7     7
  Tidak Terawat 1     1
  Belum diketahui       0
Tanah Kosong Terawat 3     3
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Fasilitas Olah Raga Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Fasilitas Kesehatan Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Jalan Terawat 1     1
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     3 3
Belum terdata Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     5 5
JUMLAH   24 2 11 37
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-35


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka kondisi aset tanah di Kabupaten


Bangkalan dapat digolongkan kedalam tigabelas kategori. Kategori tersebut adalah
sebagai berikut:
13.5
 Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 5 1 %
 Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui sebanyak 1 2.70 %
 Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 2 5.41 %
 Penggunaan jalan, kondisi belum diketahui sebanyak 3 8.11 %
16.2
 Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 6 2 %
 Penggunaan industri, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1 2.70 %
10.8
 Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 4 1 %
18.9
 Penggunaan pertanian, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 7 2 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 3 8.11 %
 Penggunaan jalan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1 2.70 %
 Penggunaan perumahan, kondisi tidak terawat namun terpakai
sebanyak 1 2.70 %
 Penggunaan pertanian, kondisi tidak terawat tetapi terpakai
sebanyak 1 2.70 %
 Penggunaan pertanian, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai
sebanyak 2 5.41 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kabupaten Bangkalan secara keseluruhan
dapat dilihat pada gambar 4.9

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-36


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.9
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Bangkalan.

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Bangkalan yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan pertanian dengan
kondisi terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah
sebanyak 7 unit atau sebesar 18,92% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Bangkalan. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan
perumahan dengan kondisi terawat dan terpakai. Aset tanah dengan kategori ini
berjumlah sebanyak 6 unit atau sebesar 16,22%.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-37


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kabupaten Bangkalan
dapat dilihat pada tabel 4.10

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-38


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 4.10 Potensi Kondisi Aset Tanah Kota Kabupaten Bangkalan


BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Perumahan Baik   8        8
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Kantor Baik 2 3 3    1 9
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Industri Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Pertanian Baik 3      1  4
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Tanah Kosong Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-39


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Fasilitas Olah Raga Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Fasilitas Kesehatan Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Jalan Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Lain-lain Baik         1  1
  Rusak Ringan         1  1
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui 2          2
Belum terdata Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-40


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui           11 11
JUMLAH   7 11 3 0 3 12 36
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-41


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kabupaten Bangkalan


dapat dilihat dalam dua belas kategori, yaitu sebagai berikut :
 Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 11 29.73 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 8 21.62 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 1 2.70 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 2 5.41 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
perumahan sebanyak 3 8.11 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
perdagangan dan kantor sebanyak 3 8.11 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi belum diketahui dan batas wilayah
dominan pertanian sebanyak 1 2.70 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 3 8.11 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
jalan sebanyak 1 2.70 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi belum diketahui dan batas wilayah
dominan pertanian sebanyak 2 5.41 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 1 2.70 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi rusak ringan dan batas wilayah
dominan jalan sebanyak 1 2.70 %
Gambaran potensi aset tanah di Kabupaten Bangkalan secara keseluruhan
dapat dilihat pada gambar 4.10

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-42


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.10
Potensi Aset Tanah Kabupaten Bangkalan

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


potensi aset tanah di Kabupaten Bangkalan belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan
batas wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar
29,73% dari seluruh aset tanah di Kabupaten Bangkalan atau sebanyak 11 unit.
Kemudian proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori
peruntukkan perumahan, kondisi baik, dan batas wilayah dominan permukiman, yaitu
sebanyak 8 unit atau sebesar 21,62%.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-43


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

4.1.6 Kondisi dan Potensi Tanah Kabupaten Gresik


A. Kondisi
Berdasarkan hasil analisa dari variabel penggunaan, efisiensi pemanfaatan dan
efisiensi perawatan aset tanah di Kabupaten Gresik maka kondisi aset tanah di
Kabupaten Gresik dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Kategori Kondisi Aset Tanah Kabupaten Gresik


EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN
Terpakai Terpakai Diketahui JUMLAH
Perumahan Terawat 2     2
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     3 3
Kantor Terawat 5     5
  Tidak Terawat   1   1
  Belum diketahui     1 1
Industri Terawat   2   2
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Pertanian Terawat 4     4
  Tidak Terawat   3   3
  Belum diketahui     1 1
Tanah Kosong Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     1 1
Fasilitas Olah Raga Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Fasilitas Kesehatan Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Jalan Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Belum terdata Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     3 3
JUMLAH   11 6 9 26
Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan analisa tersebut, maka kondisi aset tanah di Kabupaten Gresik


dapat digolongkan kedalam sebelas kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-44


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

11.5
 Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 3 4 %
11.5
 Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui sebanyak 3 4 %
 Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 2 7.69 %
 Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 1 3.85 %
19.2
 Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 5 3 %
 Penggunaan kantor, kondisi tidak terawat & tidak terpakai sebanyak
1 3.85 %
 Penggunaan industri, kondisi terawat tetapi tidak terpakai sebanyak
2 7.69 %
 Penggunaan pertanian, kondisi belum diketahui sebanyak 1 3.85 %
15.3
 Penggunaan pertanian, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 4 8 %
 Penggunaan pertanian, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai 11.5
sebanyak 3 4 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi belum diketahui sebanyak 1 3.85 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kabupaten Gresik secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.

Gambar 4.11

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-45


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Kondisi Aset Tanah Kabupaten Gresik

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Gresik yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan kantor dengan kondisi
terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah sebanyak 5
unit atau sebesar 19,23% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten Gresik.
Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan pertanian
dengan kondisi terawat dan terpakai. Aset tanah dengan kategori ini berjumlah
sebanyak 4 unit atau sebesar 15,38%.

B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, Potensi aset tanah Kabupaten Gresik dapat
dilihat pada tabel 4.12

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-46


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 4.12 Potensi Kondisi Aset Tanah Kota Kabupaten Gresik


BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Perumahan Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Kantor Baik         2 3 5
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Industri Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Pertanian Baik 4       3   7
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Tanah Kosong Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-47


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Fasilitas Olah Raga Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Fasilitas Kesehatan Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Jalan Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Lain-lain Baik 3         1 4
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Belum terdata Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-48


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat          
  Belum diketahui          1 9 10
JUMLAH   7 0 0 0 6 13 26
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-49


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kabupaten Gresik
dapat dilihat dalam delapan kategori, yaitu sebagai berikut:
 Peruntukkan, kondisi, dan batas aset belum terdata sebanyak 9 34.62 %
 Peruntukkan dan kondisi belum diketahui, batas wilayah dominan
jalan sebanyak 1 3.85 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
tidak diketahui sebanyak 3 11.54 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
jalan sebanyak 2 7.69 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 4 15.38 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
jalan sebanyak 3 11.54 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah belum
diketahui sebanyak 1 3.85 %
 Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah pertanian
sebanyak 3 11.54 %
Gambaran potensi aset tanah di Kabupaten Gresik secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.12 .

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-50


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.12
Potensi Aset Tanah Kabupaten Gresik

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


potensi aset tanah di Kabupaten Gresik belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan
batas wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar
34,62% dari seluruh aset tanah di Kabupaten Gresik atau sebanyak 9 unit. Kemudian
proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori peruntukkan
pertanian, kondisi baik, dan batas wilayah dominan pertanian, yaitu sebanyak 4 unit
atau sebesar 15,38%.

4.1.7 Kondisi dan Potensi Tanah Kabupaten Lamongan


A. Kondisi
Berdasarkan hasil analisa dari variabel penggunaan, efisiensi pemanfaatan dan
efisiensi perawatan aset tanah di Kabupaten Lamongan maka kondisi aset tanah di
Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada tabel 4..

Tabel 4.13 Kategori Kondisi Aset Tanah Kabupaten Lamongan


EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN
Terpakai Terpakai Diketahui JUMLAH
Perumahan Terawat 11     11
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     4 4
Kantor Terawat 2     2
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Industri Terawat 1     1
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Pertanian Terawat 2     2
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     14 14
Tanah Kosong Terawat 4     4
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Fasilitas Olah Raga Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-51


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN
Terpakai Terpakai Diketahui JUMLAH
Fasilitas Kesehatan Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Jalan Terawat       0
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui       0
Belum terdata Terawat 2     2
  Tidak Terawat       0
  Belum diketahui     3 3
JUMLAH   22 0 21 43
Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka kondisi aset tanah Kabupaten


Lamongan dapat digolongkan kedalam sembilan kategori. Kategori tersebut adalah
sebagai berikut:
 Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 3 6.98 %
 Penggunaan belum terdata, kondisi terawat dan terpakai
sebanyak 2 4.65 %
 Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui sebanyak 4 9.30 %
 Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak
11 25.58 %
 Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 2 4.65 %
 Penggunaan industri, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1 2.33 %
 Penggunaan pertanian, kondisi belum diketahui sebanyak 14 32.56 %
 Penggunaan pertanian, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 2 4.65 %
 Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak
4 9.30 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kabupaten Lamongan secara keseluruhan
dapat dilihat pada gambar 4.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-52


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.13
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Lamongan

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Lamongan yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan pertanian dengan
kondisi belum diketahui. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah sebanyak
14 unit atau sebesar 32,56% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Lamongan. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan
perumahan dengan kondisi terawat dan terpakai. Aset tanah dengan kategori ini
berjumlah sebanyak 11 unit atau sebesar 25,58%.

B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kabupaten Lamongan
dapat dilihat pada tabel 4.14

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-53


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 4.14 Potensi Kondisi Aset Tanah Kota Kabupaten Lamongan


BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Perumahan Baik           2 2
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui           6 6
Kantor Baik 1 1     2 7 11
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Industri Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Pertanian Baik 1         1 2
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Tanah Kosong Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-54


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Fasilitas Olah Raga Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Fasilitas Kesehatan Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Jalan Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Lain-lain Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui             0
Belum terdata Baik             0
  Rusak Ringan             0
  Rusak Sedang             0

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-55


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
  Rusak Berat             0
  Belum diketahui           22 22
JUMLAH   2 1 0 0 2 38 43
Sumber: Hasil Analisa

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-56


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kabupaten Lamongan
dapat dilihat dalam sembilan kategori, yaitu sebagai berikut :
 Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 22 51.16 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 6 13.95 %
 Peruntukkan perumahan, kondisi baik tetapi batas wilayah
dominan tidak diketahui sebanyak 2 4.65 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 7 16.28 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 1 2.33 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 2.33 %
 Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 2 4.65 %
 Peruntukkan pertanian, kondisidan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 1 2.33 %
 Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 1 2.33 %
Gambaran potensi aset tanah di Kabupaten Lamongan secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.14

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-57


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4.14
Potensi Aset Tanah Kabupaten Lamongan

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar potensi
aset tanah di Kabupaten Lamongan belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan batas
wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar 51,16%
dari seluruh aset tanah di Kabupaten Lamongan atau sebanyak 22 unit. Kemudian
proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori peruntukkan
kantor, kondisi baik, dan batas wilayah dominan belum diketahui, yaitu sebanyak 7 unit
atau sebesar 16,28%.

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 IV-58

Anda mungkin juga menyukai