BAB IV
KONDISI DAN POTENSI ASET DI
GERBANGKERTOSUSILA
Penjelasan kondisi dan potensi aset tanah untuk masing-masing kabupaten dan kota
yang tercakup dalam Gerbangkertosusila tersebut adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisa tersebut maka selanjutnya kondisi aset tanah di Kota
Surabaya dapat digolongkan kedalam enam belas kategori. Kategori tersebut dapat
dilihat adalah sebagai berikut:
Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 609 atau 73 %
Penggunaan belum terdata, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 8 atau 0,96%
Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui sebanyak 12 atau 1,44 %
Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 56 atau 6,74 %
Penggunaan perumahan, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 2 atau
0,24 %
Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 5 atau 0,6 %
Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 77 atau 9,27 %
Penggunaan kantor, kondisi terawat namun tidak terpakai sebanyak 1 atau 0,12
%
Penggunaan pertanian, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 1 atau
0,12 %
Penggunaan tanah kosong, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 0,12 %
Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 12 atau 1,44 %
Penggunaan tanah kosong, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 2
atau 0,24 %
Penggunaan fasilitas olah raga, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 5 atau 0,6
%
Penggunaan fasilitas kesehatan, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 0,12 %
Penggunaan fasilitas kesehatan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 4 atau 0,5
%
Penggunaan fasilitas jalan, kondisi belum diketahui sebanyak 35 atau 4,21 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kota Surabaya secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Kondisi Aset Tanah Kota Surabaya
Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kota
Surabaya yang paling dominan belum terdata penggunaannya, kondisi efisiensi
perawatan dan efisiensi pemanfaatannya juga belum diketahui. Kategori tanah dengan
kondisi ini memiliki jumlah sebanyak 609 unit atau sebesar 73,29% dari seluruh aset
tanah yang ada di Kota Surabaya. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah
kondisi tanah dengan penggunaan kantor, kemudian kondisinya terawat dan juga
terpakai. Aset tanah dengan kategori ini hanya berjumlah sebanyak 77 unit atau
sebesar 9,27%.
B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, potensi aset tanah Kota Surabaya dapat dilihat
pada tabel 3.180 dibawah ini
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN & KANTOR INDUSTRI JALAN TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Olah Raga Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Kesehatan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Jalan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Lain-lain Baik 2 6 1
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui 1
Belum terdata Baik 1
Rusak Ringan
Rusak Sedang
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN & KANTOR INDUSTRI JALAN TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui 1 663
Sumber: Hasil Analisa
Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kota Surabaya
dapat diklasifikasikan ke dalam dua puluh dua kategori. Kategori potensi aset tanah
Kota Surabaya dapat adalah sebagai berikut:
Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 663 atau 79.78 %
Peruntukkan dan kondisi tidak diketahui, batas wilayah dominan jalan sebanyak
1 atau 0,12 %
Peruntukkan tidak diketahui, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 atau 0,12 %
Peruntukkan perumahan, kondisi dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 4 atau 0,48 %
Peruntukkan perumahan, kondisi tidak diketahui dan batas wilayah dominan
industri sebanyak 1 atau 0,12 %
Peruntukkan perumahan, kondisi baik namun batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 8 atau 0,96 %
Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan permukiman
sebanyak 51 atau 6,14 %
Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan perdagangan
dan perkantoran sebanyak 6 atau 0,72 %
Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan industri
sebanyak 1 atau 0,12 %
Peruntukkan perumahan, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 8 atau 0,96 %
Peruntukkan perumahan, kondisi rusak ringan dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 atau 0,12 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak diketahui
sebanyak 6 atau 0,72 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan pertanian
sebanyak 2 atau 0,24 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan permukiman
sebanyak 20 atau 2,41 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan perdagangan dan
perkantoran sebanyak 25 atau 3,01 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan sebanyak 21
atau 2,53 %
Peruntukkan pertanian, kondisi rusak berat dan batas wilayah dominan belum
diketahui sebanyak 1 atau 0,12 %
Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan sebanyak
1 atau 0,12 %
Peruntukkan lain-lain, kondisi dan batas wilayah dominan tidak diketahui
Gambar 4.2
Kondisi Aset Tanah Kota Surabaya
Terpakai Diketahui
Perumahan Terawat 8
Tidak Terawat
Belum diketahui
Kantor Terawat 3
Tidak Terawat
Belum diketahui
Industri Terawat
Tidak Terawat
Belum diketahui
Pertanian Terawat
Tidak Terawat
Belum diketahui
Tanah Kosong Terawat 1
Tidak Terawat
Belum diketahui
Fasilitas Olah Raga Terawat
Tidak Terawat
Belum diketahui
Fasilitas Kesehatan Terawat
Tidak Terawat
Belum diketahui
Jalan Terawat
Tidak Terawat
Belum diketahui
Belum terdata Terawat
Tidak Terawat
Belum diketahui 1
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 4.3
Kondisi Aset Tanah Kota Mojokerto
Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kota
Mojokerto yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan perumahan, kondisi
terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah sebanyak 8
unit atau sebesar 61,54% dari seluruh aset tanah yang ada di Kota Mojokerto.
Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah kondisi tanah dengan penggunaan
kantor, kemudian kondisinya terawat dan juga terpakai. Aset tanah dengan kategori
ini berjumlah sebanyak 3 unit atau sebesar 23,08%.
B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kota Mojokerto dapat
dilihat pada tabel 4.
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Olah Raga Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Kesehatan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Jalan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Lain-lain Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Belum terdata Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui 1
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 4.4
Potensi Aset Tanah Kota Mojokerto
Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar potensi
aset tanah di Kota Mojokerto adalah tanah dengan peruntukkan perumahan, kondisi baik,
dan memiliki batas wilayah dominan berupa permukiman. Aset tanah dengan kategori ini
memiliki jumlah sebesar 30,77% dari seluruh aset tanah di Kota Mojokerto atau sebanyak
4 unit.
Dari hasil analisa tersebut maka kondisi aset tanah di Kabupaten Sidoarjo dapat
digolongkan kedalam empat belas kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut:
Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 9 atau 15,79 %
Penggunaan belum terdata, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 8 atau 14 %
Penggunaan belum terdata, kondisi tidak terawat namun terpakai sebanyak 1
atau 1,75 %
Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui namun terpakai sebanyak 1
atau 1,75 %
Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 4 atau 7,02 %
Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 5 atau 8,77 %
Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 17 atau 29,82 %
Penggunaan kantor, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak 4 atau
7,02 %
Penggunaan pertanian, kondisi belum diketahui tetapi terpakai sebanyak 1
atau 1,75 %
Penggunaan pertanian, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 3 atau 5,26 %
Penggunaan tanah kosong, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 1 atau 1,75
%
Penggunaan tanah kosong, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai sebanyak
1 atau 1,75 %
Penggunaan fasilitas olah raga, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 1,7
%
Penggunaan fasilitas jalan, kondisi belum diketahui sebanyak 1 atau 1,75 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kabupaten Sidoarjo secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.
Gambar 4.5
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Sidoarjo
Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Sidoarjo yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan perkantoran dengan
kondisi terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah
sebanyak 17 unit atau sebesar 29,82% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Sidoarjo. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah kondisi tanah dengan
penggunaan dan kondisi belum terdata. Aset tanah dengan kategori ini berjumlah
sebanyak 9 unit atau sebesar 15,79%.
B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, potensi aset tanah Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat
pada tabel 4.6
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Olah Raga Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Kesehatan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Jalan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Lain-lain Baik 2 1 2 4
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Belum terdata Baik
Rusak Ringan
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
& KANTOR TERDATA
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui 14
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 4.6
Potensi Aset Tanah Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
potensi aset tanah di Kabupaten Sidoarjo belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan
batas wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar
24,56% dari seluruh aset tanah di Kabupaten Sidoarjo atau sebanyak 14 unit.
Kemudian proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori
peruntukkan kantor, kondisi baik, dan batas wilayah dominan belum diketahui, yaitu
sebanyak 10 unit atau sebesar 17,54%.
Gambar 4.7
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Mojokerto
Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Mojokerto yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan pertanian dengan
kondisi terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah
sebanyak 19 unit atau sebesar 40,43% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Mojokerto. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan
perumahan, namun kondisinya belum diketahui. Aset tanah dengan kategori ini
berjumlah sebanyak 7 unit atau sebesar 14,89%.
B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kabupaten Mojokerto
dapat dilihat pada tabel 4.
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
DAN KANTOR TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Olah Raga Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Fasilitas Kesehatan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Jalan Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Lain-lain Baik 1 1
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Belum diketahui
Belum terdata Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN
DAN KANTOR TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui 1 2 13
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 4.8
Potensi Aset Tanah Kabupaten Mojokerto.
Kemudian proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori
peruntukkan pertanian, kondisi baik, dan batas wilayah dominan pertanian, yaitu
sebanyak 6 unit atau sebesar 12,77%.
Gambar 4.9
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Bangkalan.
Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Bangkalan yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan pertanian dengan
kondisi terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah
sebanyak 7 unit atau sebesar 18,92% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Bangkalan. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan
perumahan dengan kondisi terawat dan terpakai. Aset tanah dengan kategori ini
berjumlah sebanyak 6 unit atau sebesar 16,22%.
B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kabupaten Bangkalan
dapat dilihat pada tabel 4.10
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Fasilitas Olah Raga Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Fasilitas Kesehatan Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Jalan Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Lain-lain Baik 1 1
Rusak Ringan 1 1
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 2 2
Belum terdata Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat 0
Belum diketahui 11 11
JUMLAH 7 11 3 0 3 12 36
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 4.10
Potensi Aset Tanah Kabupaten Bangkalan
11.5
Penggunaan belum terdata, kondisi belum diketahui sebanyak 3 4 %
11.5
Penggunaan perumahan, kondisi belum diketahui sebanyak 3 4 %
Penggunaan perumahan, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 2 7.69 %
Penggunaan kantor, kondisi belum diketahui sebanyak 1 3.85 %
19.2
Penggunaan kantor, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 5 3 %
Penggunaan kantor, kondisi tidak terawat & tidak terpakai sebanyak
1 3.85 %
Penggunaan industri, kondisi terawat tetapi tidak terpakai sebanyak
2 7.69 %
Penggunaan pertanian, kondisi belum diketahui sebanyak 1 3.85 %
15.3
Penggunaan pertanian, kondisi terawat dan terpakai sebanyak 4 8 %
Penggunaan pertanian, kondisi tidak terawat dan tidak terpakai 11.5
sebanyak 3 4 %
Penggunaan tanah kosong, kondisi belum diketahui sebanyak 1 3.85 %
Gambaran kondisi aset tanah di Kabupaten Gresik secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.
Gambar 4.11
Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Gresik yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan kantor dengan kondisi
terawat dan terpakai. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah sebanyak 5
unit atau sebesar 19,23% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten Gresik.
Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan pertanian
dengan kondisi terawat dan terpakai. Aset tanah dengan kategori ini berjumlah
sebanyak 4 unit atau sebesar 15,38%.
B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, Potensi aset tanah Kabupaten Gresik dapat
dilihat pada tabel 4.12
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Fasilitas Olah Raga Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Fasilitas Kesehatan Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Jalan Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Lain-lain Baik 3 1 4
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Belum terdata Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat
Belum diketahui 1 9 10
JUMLAH 7 0 0 0 6 13 26
Sumber: Hasil Analisa
Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kabupaten Gresik
dapat dilihat dalam delapan kategori, yaitu sebagai berikut:
Peruntukkan, kondisi, dan batas aset belum terdata sebanyak 9 34.62 %
Peruntukkan dan kondisi belum diketahui, batas wilayah dominan
jalan sebanyak 1 3.85 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
tidak diketahui sebanyak 3 11.54 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
jalan sebanyak 2 7.69 %
Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 4 15.38 %
Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
jalan sebanyak 3 11.54 %
Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah belum
diketahui sebanyak 1 3.85 %
Peruntukkan lain-lain, kondisi baik dan batas wilayah pertanian
sebanyak 3 11.54 %
Gambaran potensi aset tanah di Kabupaten Gresik secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.12 .
Gambar 4.12
Potensi Aset Tanah Kabupaten Gresik
EFISIENSI PEMANFAATAN
EFISIENSI
PENGGUNAAN Tidak Belum
PERAWATAN
Terpakai Terpakai Diketahui JUMLAH
Fasilitas Kesehatan Terawat 0
Tidak Terawat 0
Belum diketahui 0
Jalan Terawat 0
Tidak Terawat 0
Belum diketahui 0
Belum terdata Terawat 2 2
Tidak Terawat 0
Belum diketahui 3 3
JUMLAH 22 0 21 43
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 4.13
Kondisi Aset Tanah Kabupaten Lamongan
Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa kondisi aset tanah Kabupaten
Lamongan yang paling dominan adalah tanah dengan penggunaan pertanian dengan
kondisi belum diketahui. Kategori tanah dengan kondisi ini memiliki jumlah sebanyak
14 unit atau sebesar 32,56% dari seluruh aset tanah yang ada di Kabupaten
Lamongan. Kategori dengan proporsi terbesar kedua adalah tanah dengan penggunaan
perumahan dengan kondisi terawat dan terpakai. Aset tanah dengan kategori ini
berjumlah sebanyak 11 unit atau sebesar 25,58%.
B. Potensi
Berdasarkan hasil analisa pengklasifikasiannya dari variabel peruntukkan,
kondisi, dan batas wilayah dominan, maka potensi aset tanah Kabupaten Lamongan
dapat dilihat pada tabel 4.14
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Fasilitas Olah Raga Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Fasilitas Kesehatan Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Jalan Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Lain-lain Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
Rusak Berat 0
Belum diketahui 0
Belum terdata Baik 0
Rusak Ringan 0
Rusak Sedang 0
BATAS WILAYAH
PERUNTUKKAN KONDISI PERDAGANGAN BELUM
PERTANIAN PERMUKIMAN INDUSTRI JALAN JUMLAH
& KANTOR TERDATA
Rusak Berat 0
Belum diketahui 22 22
JUMLAH 2 1 0 0 2 38 43
Sumber: Hasil Analisa
Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka potensi aset tanah Kabupaten Lamongan
dapat dilihat dalam sembilan kategori, yaitu sebagai berikut :
Peruntukkan, kondisi, dan batas aset tidak diketahui sebanyak 22 51.16 %
Peruntukkan perumahan, kondisi dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 6 13.95 %
Peruntukkan perumahan, kondisi baik tetapi batas wilayah
dominan tidak diketahui sebanyak 2 4.65 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 7 16.28 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 1 2.33 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan
permukiman sebanyak 1 2.33 %
Peruntukkan kantor, kondisi baik dan batas wilayah dominan jalan
sebanyak 2 4.65 %
Peruntukkan pertanian, kondisidan batas wilayah dominan tidak
diketahui sebanyak 1 2.33 %
Peruntukkan pertanian, kondisi baik dan batas wilayah dominan
pertanian sebanyak 1 2.33 %
Gambaran potensi aset tanah di Kabupaten Lamongan secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar 4.14
Gambar 4.14
Potensi Aset Tanah Kabupaten Lamongan
Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar potensi
aset tanah di Kabupaten Lamongan belum diketahui peruntukkan, kondisi, dan batas
wilayah dominannya. Aset tanah dengan kategori ini memiliki jumlah sebesar 51,16%
dari seluruh aset tanah di Kabupaten Lamongan atau sebanyak 22 unit. Kemudian
proporsi potensi aset tanah terbesar kedua adalah tanah dengan kategori peruntukkan
kantor, kondisi baik, dan batas wilayah dominan belum diketahui, yaitu sebanyak 7 unit
atau sebesar 16,28%.