Anda di halaman 1dari 29

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN

ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V
PROGRAM PEMANFAATAN ASET

5.1. Tipologi Permasalahan Pemanfaatan Aset di Propinsi Jawa Timur


Pengelolaan aset di Propinsi Jawa Timur pada kajian ini difokuskan pada tahap
pemanfaatan, yaitu bagaimana mengelola aset agar memberikan hasil yang optimal melalui
sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah
Guna. Sementara itu, lingkup wilayahnya tetap meliputi wilayah propinsi Jawa Timur.
Walaupun analisis pada Bab 4 menggambarkan wilayah Gerbangkertasusila, namun pada
intinya wilayah tersebut mencerminkan potensi dan permasalahan aset di Propinsi Jawa
Timur.
Tipologi permasalahan pemanfaatan aset perlu disusun karena berdasarkan
gambaran umum dan analisis yang telah dilakukan, ternyata terdapat kesamaan
karakteristik permasalahan diantara beberapa aset. Kesamaan karakteristik permasalahan
ini nantinya berimplikasi terhadap kesamaan konsep pemanfaatannya. Dari empat jenis
aset yang menjadi fokus perhatian pada kajian ini, yaitu tanah, bangunan, irigasi, dan alat
berat, ternyata dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipologi permasalahan.
Perumusan tipologi permasalahan pemanfaatan aset ini didasarkan pada dua aspek,
yiatu aspek kondisi dan aspek potensi. Kondisi aset mencerminkan karakteristik
internalnya, yaitu jenis penggunaannya dan efisiensi pemanfaatannya. Sementara itu,
potensi aset mencerminkan karakteristik eksternalnya, seperti aksesibilitas aset,
lingkungan sekitar, peruntukkannya dalam rencana tata ruang. Berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan pada Bab 4, untuk aspek kondisi aset ditemukan beberapa kelompok
karakteristik permasalahan pemanfaatan aset sebagai berikut:
 Masih banyaknya aset yang belum terdata kondisinya
 Terdapat aset yang tidak digunakan dan tidak terawat, contohnya tanah/bangunan/alat
berat/irigasi yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
 Terdapat aset yang tidak digunakan tatapi terawat, contohnya tanah yang di atasnya
terdapat rumah tetapi tidak dimanfaatkan walaupun kondisinya terawat

TAHUN ANGGARAN 2009 V-1


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

 Terdapat aset yang sudah digunakan tetapi kondisinya tidak terawat, contohnya irigasi
yang masih digunakan namun tidak dipelihara dengan baik
 Terdapat aset yang sudah digunakan dan dalam kondisi yang terawat, contoh tanah
yang digunakan untuk perkantoran
Sementara itu, dari aspek potensi dapat dijabarkan menjadi beberapa kelompok
karakteristik permasalahan sebagai berikut:
 Masih banyaknya aset yang belum terdata potensinya
 Terdapat aset yang tidak berpotensi karena berada pada lingkungan yang tidak
memiliki aksesibilitas baik, contohnya perumahan atau perkantoran yang tidak
didukung oleh aksesibilitas jalan yang baik
 Terdapat aset yang berpotensi, karena berada di lingkungan yang memiliki
aksesibilitas baik. Misalnya perumahan dinas yang berada di lingkungan perdagangan
dan oleh rencana tata ruang diperuntukkan untuk perdagangan.
Berdasarkan dua kelompok karakteristik permasalahan yang telah dijabarkan
tersebut, maka dapat dirumuskan tipologi permasalahan pemanfaatan aset di Jawa Timur
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Tipologi Permasalahan Pemanfaatan Aset
Potensi Aset
Kondisi Aset
Belum terdata Tidak Berpotensi Berpotensi
Belum terdata Tipologi 1 Tipologi 1
Tidak digunakan Tipologi 1 Tipologi 2 Tipologi 3
Digunakan Tipologi 4 Tipologi 5

Dari Tabel 5.1 di atas, terlihat bahwa terbentu lima tipologi permasalahan pemanfaatan
aset di Propinsi Jawa Timur, yiatu:
5. Tipologi 1: kelompok aset yang belum terdata kondisi dan
potensinya
6. Tipologi 2: kelompok aset yang tidak digunakan dan tidak
berpotensi
7. Tipologi 3: kelompok aset yang tidak digunakan tetapi
berpotensi
8. Tipologi 4: kelompok aset yang digunakan tetapi tidak
berpotensi
9. Tipologi 5: kelompok aset yang digunakan dan berpotensi

TAHUN ANGGARAN 2009 V-2


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Sementara itu, merujuk lagi pada instrumen yang dapat dilakukan dalam
pemanfaatan aset, yiatu sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan Bangun Guna
Serah atau Bangun Serah Guna (BGS/BSG), maka keempat instrumen tersebut dapat
dikaitkan dengan empat lingkup aset yang dibahas dalam kajian ini, yaitu aset tanah,
bangunan, irigasi, dan alat berat. Keterkaitan antara isntrumen pemanfaatan aset dengan
lingkup aset yang dikaji dijelaskan pada berikut ini.
Tabel 5.2 Keterkaitan Antara Jenis Aset dan Instrumen Pemanfaatannya
No Aset Pemanfaatan
Sewa Pinjam Kerjasama BGS /
Pakai Pemanfaata BSG
n (KSP)
1 Tanah V V V V
2 Bangunan V V V
3 Irigasi V V V
4 Alat Berat V V

Dari Tabel 5.1 terlihat bahwa aset tanah yang paling dapat dimanfaatkan dengan
semua instrumen, yiatu sewa, pinjam pakai, kerjasama, dan BGS/BSG. Sementara itu, aset
alat berat relatif terbatas pemanfaatannya. Alat berat hanya dapat dimanfaatkan dengan
sewa dan pinjam pakai. Sementara itu, irigasi dan bangunan dapat dimanfaatkan melalui
sewa, pinjam pakai, dan kerjasama.
Instrumen pemanfaatan yang telah dirumuskan juga dapat dikaitkan dengan
tipologi permasalahan pemanfaatan aset. Untuk melihat lebih detail, akan dijabarkan
tipologi permasalahan aset berdasarkan kelompok asetnya yang dikaitkan dengan
instrumen pemanfaatannya. Tabel berikut menjelaskan bahwa untuk aset tanah,
pemanfaatannya dapat dilakukan dengan berbagai instrumen sesuai dengan tipologi
permasalahannya.
Tabel 5.3 Konsep Pemanfaatan Aset Tanah
Pemanfaatan
No Tipologi Aset Tanah Pinjam BGS/ Keterangan
Sewa KSP
Pakai BSG
1 Aset tanah yang tidak Perlu ada pendataan
terdata terlebih dahulu
2 Aset tanah yang tidak V V V Perlu pengembangan
digunakan dan tidak aksesibilitas dan
berpotensi promosi terlebih
dahulu
3 Aset tanah yang tidak V V V Pemafaatan terbaik
digunakan dan berpotensi perlu dikaji terlebih
dahulu

TAHUN ANGGARAN 2009 V-3


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Pemanfaatan
No Tipologi Aset Tanah Pinjam BGS/ Keterangan
Sewa KSP
Pakai BSG
4 Aset tanah yang V V V Dipertahankan
digunakan tapi tidak pemanfaatannya
berpotensi dengan pemeliharaan
yang lebih baik.
Apabila ingin
dikembangkan
sebaiknya dengan
perbaikan lingkungan
terlebih dahulu melalui
kerjasama dengan
instansi terkait.
5 Aset tanah yang V V Dengan catatan
digunakan tapi berpotensi prioritasnya harus tetap
digunakan sesuai
dengan fungsinya.
Namun jika akan dialih
fungsikan harus dengan
persetujuan pengguna
dan pengelola

Berdasarkan PP No.6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara /


Daerah, barang daerah atau aset daerah haruslah dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
Namun demikian, dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatannya dan dapat memberikan
pendapatan bagi daerah, aset daerah dapat didayagunakan. Pendayagunaan ini
diprioritaskan pada aset yang selama ini tidak dimanfaatkan. Namun demikian, tidak
menutup kemungkinan, aset yang telah dimanfaatkan pun dapat dialih-fungsikan apabila
lingkungan sekitarnya sudah tidak kondusif lagi dan mendapatkan persetujuan dari
pengguna barang/aset.
Pendayagunaan aset tanah seperti yang dipaparkan pada Tabel 5.3 pada dasarnya
dapat dilakukan sesuai dengan tipologi permasalahannya. Adapun penjelasan pemanfaatan
dari masing-masing tipologi ini adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan kelompok aset tanah yang belum terdata
kondisi dan potensinya (Tipologi 1)
Pada dasarnya, aset tanah yang tergolong tipologi ini belum dapat dimanfaatkan
segera. Hal penting yang harus dilakukan adalah pendataan aset terutama karakteristik
kondisi dan potensinya. Berdasarkan hasil pendataan tersebutlah baru bisa dikaji
pemanfaatan selanjutnya sesuai dengan kelompok tipologinya.

TAHUN ANGGARAN 2009 V-4


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

2. Pemanfaatan kelompok aset tanah yang tidak digunakan


dan tidak berpotensi (Tipologi 2)
Sesuai dengan regulasi pengelolaan aset, aset tanah yang termasuk tipologi ini harus
segera dimanfaatkan. Namun, karena potensinya kurang harus ada kerjasama dengan
instansi terkait untuk meningkatkan kondisi lingkungannya, misalnya dengan
perbaikan aksesibilitas. Instrumen pemanfaatan yang dapat digunakan dalam
pemanfaatan aset tanah yang tergolong tipologi ini adalah pinjam pakai, kerjasama,
dan BGS/BSG. Adapun bentuk-bentuk konsep pemanfaatannya adalah:
 Difungsikan sebagai kegiatan pertanian (agrobisnis) jika lokasi nya di perdesaan
dengan luas yang memungkinkan. Untuk luas yang relatif kecil dan berlokasi di
perkotaan juga dapat dikembangkan sebagai areal pertanian kota (urban farming)
dengan pola hidroponik. Instrumen pemanfaatannya bisa dengan pinjam pakai
dengan dinas pertanian atau dapat juga dilakukan kerja sama dengan
masyarakat/swasta.
 Difungsikan sebagai ruang terbuka hijau kota produktif berupa taman kota dan
taman lingkungan. Instrumen pemanfaatannya bisa dengan pinjam pakai dengan
dinas kebersihan dan pertamanan, kerjasama dengan developer perumahan,
ataupun dengan BGS/BSG dengan pihak swasta.
 Difungsikan sebagai fasilitas umum seperti perkantoran dengan sistem pinjam
pakai dengan instansi terkait.
 Difungsikan sebagai kegiatan komersial dengan sistem kerjasama dan BGS/BSG
dengan pihak swasta.
Sebagai catatan, kelompok aset tanah yang tergolong tipologi 2 ini kurang memiliki
potensi lingkungan yang baik. Untuk itu sebelum pemanfaannya, tentunya harus dikaji
terlebih dahulu pengembangan lingkungan sekitarnya. Hal ini harus dikoordinasikan
dan dikerjasamakan dengan instansi terkait. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam
pengalihfungsian aset adalah kesesuaian dengan rencana tata ruang yang berlaku di
wilayah tersebut.

3. Pemanfaatan kelompok aset tanah yang tidak digunakan


tetapi berpotensi (tipologi 3)
Kelompok aset tanah yang tergolong tipologi 3 ini sebetulnya hampir sama
permasalahannya dengan aset tanah yang tergolong tipologi 2. Namun demikian, aset
yang tergolong tipologi 3 ini lebih memiliki prospek pengembangan karena

TAHUN ANGGARAN 2009 V-5


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

lingkungannya cukup berpotensi atau sangat mendukung. Dengan demikian,


pemanfaatannya ke depan hanya perlu dikaji optimasi kegiatan yang paling
menguntungkan tatapi harus tetap sesuai dengan rencana tata ruang di kawasannya
masing-masing. Bentuk-bentuk pemanfaatannya hampir sama dengan tipologi 2, tetapi
untuk tipologi ini ada kemungkinan tidak dikembangkan sebagai kegiatan pertanian,
melainkan lebih pada kegiatan perumahan, jasa, dan perdagangan. Sementara itu,
karena potensinya yang baik, maka instrumen sewa dapat diterapkan, tetapi instrumen
pinjam pakai tidak akan ekonomis apabila digunakan. Adapun bentuk-bentuk
pemanfaatannya adalah:
 Difungsikan sebagai ruang terbuka hijau kota produktif berupa taman kota dan
taman lingkungan. Instrumen pemanfaatannya bisa dilakukan dengan kerjasama
dengan developer perumahan, ataupun dengan BGS/BSG dengan pihak swasta.
 Difungsikan sebagai perumahan dengan sistem sewa, kerjasama dan BGS/BSG.
 Difungsikan sebagai fasilitas umum seperti perkantoran dengan sistem pinjam
pakai dengan instansi terkait.
 Difungsikan sebagai kegiatan komersial dengan sistem sewa, kerjasama dan
BGS/BSG dengan pihak swasta.

4. Pemanfaatan kelompok aset tanah yang telah digunakan


tetapi tidak berpotensi (Tipologi 4)
Aset tanah yang tergolong pada tipologi ini saat ini pada dasarnya telah digunakan,
tetapi lingkungannya tidak berpotensi apabila dikembangkan lebih lanjut. Sesuai
dengan peraturan perundangan, pemanfaatan aset ini sebaiknya tetap diteruskan sesuai
dengan kegiatan yang saat ini dilakukan. Hanya saja, diperlukan pemeliharaan yang
lebih intensif agar kondisi asetnya bisa terjaga dengan baik. Namun demikian, apabila
di kemudian hari aset ini ingin dimanfaatkan atau dialih-fungsikan, tentunya harus
diwali dengan perbaikan lingkungan sehingga potensi kawasan ini menjadi meningkat.
Terkait dengan hal tersebut, bentuk-bentuk pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah:
 Difungsikan sebagai fasilitas umum seperti perkantoran dengan sistem pinjam
pakai dengan instansi terkait.
Pemanfaatannya ke depan juga harus memperhatikan rencana tata ruang yang berlaku
di daerah tersebut.

TAHUN ANGGARAN 2009 V-6


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

5. Pemanfaatan kelompok aset tanah yang telah digunakan


dan berpotensi (Tipologi 5)
Aset tanah yang tergolong tipologi ini hampir memiliki kemiripan dengan tipologi 4.
aset tanah pada tipologi ini sesuai regulasi pada dasarnya harus tetap dimanfaatkan
seperti saat ini. Namun demikian karena lingkungannya yang berpotensi atau strategis,
ada kemungkinan aset ini tidak kondusif lagi apabila dikembangkan sebagaimana
fungsinya. Minat investor terhadap aset ini kemungkinan sangat tinggi. Dengan
demikian, apabila akan dialih-fungsikan ke depannya harus diperhatikan pemanfaatan
terbaiknya dan tetap menjaga kesusuaian dengan rencana tata ruangnya. Bentuk-bentuk
pemanfaatan yang dapat dikembangkan adalah:
 Difungsikan sebagai perumahan dengan sistem sewa, kerjasama dan BGS/BSG.
 Difungsikan sebagai kegiatan komersial dengan sistem sewa, kerjasama dan
BGS/BSG dengan pihak swasta.

Seperti halnya dengan aset tanah, pemanfaatan aset bangunan juga dapat dilakukan
berdasarkan tipologi permasalahannya. Berdasarkan tipologi tersebut kemudian dapat
dirumuskan alternatif instrumen pemanfaatannya. Yang membedakan pemanfaatan aset
tanah dengan bangunan adalah tidak adanya instrumen BGS/BSG dalam pemanfaatannya.
Hal ini karena pada aset bangunan sudah tidak perlu pembangunan lagi sehingga
instrumen tersebut tidak perlu digunakan. Konsep pemanfaatan aset bangunan
diperlihatkan pada Tabel berikut ini.
Tabel 5.4 Konsep Pemanfaatan Aset Bangunan
Pemanfaatan
No Tipologi Aset Bangunan Pinjam BGS/ Keterangan
Sewa KSP
Pakai BSG
1 Aset bangunan yang Perlu ada pendataan
tidak terdata terlebih dahulu
2 Aset bangunan yang V V Perlu pengembangan
tidak digunakan dan aksesibilitas dan
tidak berpotensi promosi terlebih
dahulu
3 Aset bangunan yang V V Pemafaatan terbaik
tidak digunakan dan perlu dikaji terlebih
berpotensi dahulu
4 Aset bangunan yang V V V Dipertahankan
digunakan tapi tidak pemanfaatannya
berpotensi dengan pemeliharaan
yang lebih baik.
Apabila ingin

TAHUN ANGGARAN 2009 V-7


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Pemanfaatan
No Tipologi Aset Bangunan Pinjam BGS/ Keterangan
Sewa KSP
Pakai BSG
dikembangkan
sebaiknya dengan
perbaikan lingkungan
terlebih dahulu melalui
kerjasama dengan
instansi terkait

5 Aset bangunan yang V Dengan catatan


digunakan tapi berpotensi prioritasnya harus tetap
digunakan sesuai
dengan fungsinya.
Namun jika akan dialih
fungsikan harus dengan
persetujuan pengguna
dan pengelola

Berdasarkan Tabel 5.4, pemanfaatan aset bangunan pada dasarnya dapat dijabarkan
secara rinci sebagai berikut:
1. Pemanfaatan kelompok aset bangunan yang belum terdata
kondisi dan potensinya (tipologi 1)
Sama halnya dengan aset tanah, kelompok aset bangunan yang tergolong tipologi ini
belum dapat dimanfaatkan segera. Hal penting yang harus dilakukan adalah pendataan
aset terutama karakteristik kondisi dan potensinya. Berdasarkan hasil pendataan
tersebutlah baru bisa dikaji pemanfaatan selanjutnya sesuai dengan kelompok
tipologinya.

2. Pemanfaatan kelompok aset bangunan yang tidak


digunakan dan tidak berpotensi (tipologi 2)
Sesuai dengan peraturan perundangan pengelolaan aset, aset bangunan yang termasuk
tipologi ini harus segera dimanfaatkan. Namun, karena potensinya kurang harus ada
kerjasama dengan instansi terkait untuk meningkatkan kondisi lingkungannya,
misalnya dengan perbaikan aksesibilitas dan lingkungannya. Instrumen pemanfaatan
yang dapat digunakan dalam pemanfaatan aset tanah yang tergolong tipologi ini adalah
pinjam pakai dan kerjasama. Adapun bentuk-bentuk konsep pemanfaatannya
dijelaskan sebagai berikut:

TAHUN ANGGARAN 2009 V-8


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

 Difungsikan sebagai fasilitas umum, seperti fasilitas olahraga, perkantoran


pemerintah, dan fasilitas umumlainnya. Pemanfaatan ini dapat dilakukan melalui
pinjam pakai dengan instansi pemerintah yang memerlukan dan sistem
kerjasama dengan swasta yang nantinya dikelola secara profesional
 Difungsikan sebagai rumah persinggahan / hotel dengan sistem kerjasama
 Difungsikan untuk kegiatan perekonomian (perdagangan dan jasa) dengan sistem
kerja sama
Sebagai catatan, kelompok aset bangunan yang tergolong tipologi 2 ini kurang
memiliki potensi lingkungan yang baik. Untuk itu sebelum pemanfaannya, tentunya
harus dikaji terlebih dahulu pengembangan lingkungan sekitarnya. Hal ini harus
dikoordinasikan dan dikerjasamakan dengan instansi terkait. Hal lain yang menjadi
pertimbangan dalam pengalihfungsian aset adalah kesesuaian dengan rencana tata
ruang yang berlaku di wilayah tersebut.

3. Pemanfaatan kelompok aset bangunan yang tidak


digunakan tetapi berpotensi (tipologi 3)
Kelompok aset bangunan yang tergolong tipologi 3 ini sebetulnya hampir sama
permasalahannya dengan tipologi 2. Namun demikian, aset yang tergolong tipologi ini
lebih memiliki prospek pengembangan karena lingkungannya yang baik dan cukup
berpotensi. Dengan demikian, pemanfaatannya ke depan hanya perlu dikaji optimasi
kegiatan yang paling menguntungkan tatapi harus tetap sesuai dengan rencana tata
ruang di kawasannya masing-masing. Bentuk-bentuk pemanfaatannya hampir sama
dengan tipologi 2. Sementara itu, karena potensinya yang baik, maka instrumen sewa
dan kerjasama dapat diterapkan, tetapi instrumen pinjam pakai tidak akan ekonomis
apabila digunakan. Adapun bentuk-bentuk pemanfaatannya adalah:
 Difungsikan sebagai fasilitas umum, seperti fasilitas olahraga, perkantoran
pemerintah, dan fasilitas umumlainnya. Pemanfaatan ini dapat dilakukan melalui
sistem sewa atau sistem kerjasama dengan swasta yang nantinya dikelola secara
profesional
 Difungsikan sebagai rumah persinggahan / hotel dengan sistem sewa dan
kerjasama
 Difungsikan untuk kegiatan perekonomian (perdagangan dan jasa) dengan sistem
sewa dan kerja sama

TAHUN ANGGARAN 2009 V-9


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

4. Pemanfaatan kelompok aset yang telah digunakan tetapi


tidak berpotensi (Tipologi 4)
Aset bangunan yang tergolong pada tipologi ini saat ini pada dasarnya telah digunakan,
tetapi lingkungannya tidak berpotensi apabila dikembangkan lebih lanjut. Sesuai
dengan peraturan perundangan, pemanfaatan aset ini sebaiknya tetap diteruskan sesuai
dengan kegiatan yang saat ini dilakukan. Hanya saja, diperlukan pemeliharaan yang
lebih intensif agar kondisi asetnya bisa terjaga dengan baik. Namun demikian, apabila
di kemudian hari aset ini ingin dimanfaatkan atau dialih-fungsikan, tentunya harus
diwali dengan perbaikan lingkungan sehingga potensi kawasan ini menjadi meningkat.
Terkait dengan hal tersebut, bentuk-bentuk pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah:
 Difungsikan sebagai fasilitas umum, khusus perkantoran pemerintah yang.
pemanfaatannya dapat dilakukan melalui sistem pinjam pakai dengan instansi
pemerintah yang memerlukan
 Difungsikan sebagai rumah persinggahan / hotel dengan sistem sewa dan
kerjasama apabila kondisi lingkungannya sudah diperbaiki
 Difungsikan untuk kegiatan perekonomian (perdagangan dan jasa) dengan sistem
sewa dan kerja sama apabila kondisi lingkunganya bisa diperbaiki
Pemanfaatannya ke depan juga harus memperhatikan rencana tata ruang yang berlaku
di daerah tersebut.

5. Pemanfaatan kelompok aset bangunan yang telah


digunakan dan berpotensi (tipologi 5)
Aset bangunan yang tergolong tipologi ini hampir memiliki kemiripan dengan tipologi
4. Aset bangunan pada tipologi ini sesuai regulasi pada dasarnya harus tetap
dimanfaatkan seperti saat ini. Namun demikian karena lingkungannya yang berpotensi
atau strategis, ada kemungkinan aset ini tidak kondusif lagi apabila dikembangkan
sebagaimana fungsinya. Minat investor terhadap aset ini kemungkinan sangat tinggi.
Dengan demikian, apabila akan dialih-fungsikan ke depannya harus diperhatikan
pemanfaatan terbaiknya dan tetap menjaga kesusuaian dengan rencana tata ruangnya.
Bentuk-bentuk pemanfaatan yang dapat dikembangkan hampir sama dengan
sebelumnya, tetapi instrumen yang digunakan adalah kerjasama dengan swasta.

Aset irigasi memiliki sedikit perbedaan dengan tanah dan bangunan. Perbedaan
yang paling menonjol adalah nilai ekonomisnya yang jauh lebih rendah dibandingkan

TAHUN ANGGARAN 2009 V-10


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

kedua aset sebelumnya. Namun demikian, pemanfaatan aset irigasi ini masih dapat
dioptimalkan. Pemanfaatan aset ini juga harus mempertimbangkan tipologi
permasalahannya. Adapun bentuk-bentuk pemanfaatannya diperlihatkan pada Tabel 5.5
berikut ini.

Tabel 5.5 Tipologi Pemanfaatan Aset Irigasi


Pemanfaatan
No Tipologi Aset Irigasi Pinjam BGS/ Keterangan
Sewa KSP
Pakai BSG
1 Aset irigasi yang tidak Perlu ada pendataan
terdata terlebih dahulu
2 Aset irigasi yang tidak V V Perlu pengembangan
digunakan dan tidak aksesibilitas dan
berpotensi promosi terlebih
dahulu
3 Aset irigasi yang tidak V V Pemafaatan terbaik
digunakan dan berpotensi perlu dikaji terlebih
dahulu
4 Aset irigasi yang V Dipertahankan
digunakan tapi tidak pemanfaatannya
berpotensi dengan pemeliharaan
yang lebih baik.
Apabila ingin
dikembangkan
sebaiknya dengan
perbaikan lingkungan
terlebih dahulu melalui
kerjasama dengan
instansi terkait
5 Aset irigasi yang V Dengan catatan
digunakan dan berpotensi prioritasnya harus tetap
digunakan sesuai
dengan fungsinya.
Namun jika akan dialih
fungsikan harus dengan
persetujuan pengguna
dan pengelola

Sama halnya dengan pemanfaatan aset bangunan, aset irigasi ini dapat
dimanfaatkan dengan sistem sewa, pinjam pakai, dan kerjasama pemanfaatan. Secara lebih
rinci, pemanfaatan dari aset ini adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan kelompok aset irigasi yang belum terdata
kondisi dan potensinya (tipologi 1)

TAHUN ANGGARAN 2009 V-11


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Aset irigasi yang tergolong tipologi ini belum dapat dimanfaatkan segera. Hal penting
yang harus dilakukan adalah pendataan aset terutama karakteristik kondisi dan
potensinya. Berdasarkan hasil pendataan tersebutlah baru bisa dikaji pemanfaatan
selanjutnya sesuai dengan kelompok tipologinya.

2. Pemanfaatan kelompok aset irigasi yang tidak digunakan


dan tidak berpotensi (tipologi 2)
Aset irigasi yang termasuk tipologi ini harus segera dimanfaatkan. Namun, karena
potensinya kurang harus ada kerjasama dengan instansi terkait untuk meningkatkan
kondisi lingkungannya, misalnya dengan perbaikan kondisi lingkungan sekitarnya.
Instrumen pemanfaatan yang dapat digunakan adalah pinjam pakai dan kerjasama.
Adapun bentuk-bentuk konsep pemanfaatannya adalah:
 Difungsikan sebagai saluran drainase dengan sistem pinjam pakai dengan dinas
PU
 Difungsikan sebagai kolam ikan (usaha perikanan) dengan sistem pinjam pakai
dengan Dinas Perikanan dan kerjasama pemanfaatan dengan masyarakat atau
swasta
 Difungsikan sebagai sarana rekreasi pemancingan dengan sistem kerjasama
pemanfaatan dengan swasta atau masyarakat.
Sebagai catatan, kelompok aset irigasi yang tergolong tipologi 3 ini kurang memiliki
potensi lingkungan yang baik. Untuk itu sebelum pemanfaannya, tentunya harus dikaji
terlebih dahulu pengembangan lingkungan sekitarnya. Hal ini harus dikoordinasikan
dan dikerjasamakan dengan instansi terkait. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam
pengalihfungsian aset adalah kesesuaian dengan rencana tata ruang yang berlaku di
wilayah tersebut.

3. Pemanfaatan kelompok aset irigasi yang tidak digunakan


tetapi berpotensi (tipologi 3)
Kelompok aset irigasi yang tergolong tipologi 3 ini sebetulnya hampir sama
permasalahannya dengan aset irigasi yang tergolong tipologi 2. Namun demikian, aset
yang tergolong tipologi 3 ini lebih memiliki prospek pengembangan karena
lingkungannya cukup berpotensi atau sangat mendukung. Dengan demikian,
pemanfaatannya ke depan hanya perlu dikaji optimasi kegiatan yang paling

TAHUN ANGGARAN 2009 V-12


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

menguntungkan tatapi harus tetap sesuai dengan rencana tata ruang di kawasannya
masing-masing. Bentuk-bentuk pemanfaatannya hampir sama dengan tipologi 2.
Sementara itu, karena potensinya yang baik, maka instrumen sewa dapat diterapkan,
tetapi instrumen pinjam pakai tidak akan ekonomis apabila digunakan. Adapun bentuk-
bentuk pemanfaatannya adalah:

 Difungsikan sebagai kolam ikan (usaha perikanan) dengan sistem sewa dan
kerjasama pemanfaatan dengan masyarakat atau swasta
 Difungsikan sebagai sarana rekreasi pemancingan dengan sistem sewa dan
kerjasama pemanfaatan dengan swasta atau masyarakat.

4. Pemanfaatan kelompok aset irigasi yang telah digunakan


tetapi tidak berpotensi (tipologi 4)
Aset irigasi yang tergolong pada tipologi ini saat ini pada dasarnya telah digunakan,
tetapi lingkungannya tidak berpotensi apabila dikembangkan lebih lanjut. Sesuai
dengan peraturan perundangan, pemanfaatan aset ini sebaiknya tetap diteruskan sesuai
dengan kegiatan yang saat ini dilakukan. Hanya saja, diperlukan pemeliharaan yang
lebih intensif agar kondisi asetnya bisa terjaga dengan baik. Namun ke depan apabila
tidak memungkinkan lagi digunakan, dapat dimanfaatkan dengan cara pinjam pakai
dengan instansi terkait, misalnya dimanfaatkan sebagai drainase, tempat pembibitan
ikan, dan lain-lain sesuai dengan keperluan instansi yang membutuhkan.

5. Pemanfaatan kelompok aset irigasi yang telah digunakan


dan berpotensi (tipologi 5)
Aset irigasi yang tergolong tipologi ini hampir memiliki kemiripan dengan tipologi 4.
aset tanah pada tipologi ini sesuai regulasi pada dasarnya harus tetap dimanfaatkan
seperti saat ini. Namun demikian karena lingkungannya yang berpotensi atau strategis,
ada kemungkinan aset ini tidak kondusif lagi apabila dikembangkan sebagaimana
fungsinya. Dengan demikian, apabila akan dialih-fungsikan ke depannya harus
diperhatikan pemanfaatan terbaiknya dan tetap menjaga kesusuaian dengan rencana
tata ruangnya. Bentuk-bentuk pemanfaatan yang dapat dikembangkan melalui sistem
kerjasama pemanfaatan, misalnya sebagai sarana rekreasi, pemancingan, dan lain-
lain.

TAHUN ANGGARAN 2009 V-13


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Pemanfaatan aset alat berat memiliki karakteristik yang berbeda dengan aset
sebelumnya. Jika aset sebelumnya tidak bergerak, maka aset ini bersifat mobile dan
memiliki masa operasional yang terbatas. Sesuai dengan karakteristiknya tersebut, maka
konsep pemanfaatannya juga bersifat jangka pendek. Dengan demikian, instrumen
pemanfaatan yang tepat diterapkan adalah sewa dan pinjam pakai. Namun demikian,
bentuk pemanfaatannya akan disesuaikan dengan tipologi permasalahannya seperti yang
terlihat pada Tabel berikut.
Tabel 5.6 Tipologi Pemanfaatan Aset Alat Berat
Pemanfaatan
Tipologi Aset Alat
No Pinjam BGS/ Keterangan
Berat Sewa KSP
Pakai BSG
1 Aset alat berat yang tidak Perlu ada pendataan
terdata terlebih dahulu
2 Aset alat berat yang tidak V Perlu pengembangan
digunakan dan tidak aksesibilitas dan
berpotensi promosi terlebih
dahulu
3 Aset alat berat yang tidak V V Pemafaatan terbaik
digunakan dan berpotensi perlu dikaji terlebih
dahulu
4 Aset alat berat yang Dipertahankan
digunakan tapi tidak pemanfaatannya
berpotensi dengan pemeliharaan
yang lebih baik.
5 Aset alat berat yang V Tetap harus digunakan
digunakan tapi berpotensi sesuai dengan
peraturan perundangan
yang berlaku

Adapun penjelasan dari pemanfaatan aset alat berat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan kelompok aset alat berat yang belum
terdata kondisi dan potensinya (tipologi 1)
Pada dasarnya, aset alat berat yang tergolong tipologi ini belum dapat dimanfaatkan
segera. Hal penting yang harus dilakukan adalah pendataan aset terutama karakteristik
kondisi dan potensinya. Berdasarkan hasil pendataan tersebutlah baru bisa dikaji
pemanfaatan selanjutnya sesuai dengan kelompok tipologinya.

2. Pemanfaatan kelompok aset alat berat yang tidak


digunakan dan tidak berpotensi (tipologi 2)

TAHUN ANGGARAN 2009 V-14


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Sesuai dengan regulasi pengelolaan aset, aset alat berat yang termasuk tipologi ini
harus segera dimanfaatkan. Namun, karena potensinya kurang, misalnya kondisi
lingkungan tidak membutuhkan alat ini, maka perlu dilakukan promosi atau sosialisasi
terlebih dahulu. Instrumen pemanfaatan yang dapat digunakan dalam pemanfaatannya
adalah pinjam pakai, misalnya dipinjamkan kepada instansi pemerintah yang
membutuhkan alat berat ini.
3. Pemanfaatan kelompok aset alat berat yang tidak
digunakan tetapi berpotensi (tipologi 3)
Kelompok aset alat berat yang tergolong tipologi 3 ini sebetulnya hampir sama
permasalahannya dengan aset tanah yang tergolong tipologi 2. Namun demikian, aset
yang tergolong tipologi 3 ini lebih memiliki prospek pengembangan karena
lingkungannya cukup berpotensi atau sangat mendukung, misalnya ada permintaan
terhadap alat ini. Dengan demikian, pemanfaatannya ke depan hanya perlu dikaji
optimasi kegiatan yang paling menguntungkan tatapi harus tetap sesuai dengan
fungsinya. Bentuk-bentuk pemanfaatannya hampir sama dengan tipologi 2, tetapi
untuk tipologi ini disamping dapat dipinjam pakai, juga dapat disewakan kepada
pihak swasta yang membutuhkan.

4. Pemanfaatan kelompok aset alat berat yang telah


digunakan tetapi tidak berpotensi (tipologi 4)
Aset alat berat yang tergolong pada tipologi ini saat ini pada dasarnya telah digunakan,
tetapi lingkungannya tidak berpotensi karena tidak ada permintaah. Sesuai dengan
peraturan perundangan, pemanfaatan aset ini sebaiknya tetap diteruskan sesuai dengan
kegiatan yang saat ini dilakukan. Hanya saja, diperlukan pemeliharaan yang lebih
intensif agar kondisi asetnya bisa terjaga dengan baik.

5. Pemanfaatan kelompok aset alat berat yang telah


digunakan dan berpotensi (tipologi 5)
Aset alat berat yang tergolong tipologi ini hampir memiliki kemiripan dengan tipologi
4. Tipologi ini sesuai regulasi pada dasarnya harus tetap dimanfaatkan seperti saat ini.
Namun demikian karena potensi permintaan, ada kemungkinan pemanfaatannya dapat
disewakan kepada pihak swasta yang membutuhkan.

5.2. Analisis SWOT Pemanfaatan Aset di Wilayah Propinsi Jawa Timur

TAHUN ANGGARAN 2009 V-15


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tipologi pemanfaatan aset yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya


menggambarkan konsep pemanfaatan aset secara garis besar. Pemanfaatan tersebut
tentunya harus didukung oleh kebijakan, strategi, program, dan kegiatan untuk
melaksanakannya. Untuk mendapatkan ke empat hal tersebut perlu dilakukan analisis
potensi dan permasalahan aset di Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan analisis sebelumnya,
potensi dan permasalahan aset Propinsi Jawa Timur dijelaskan sebagai berikut.

TAHUN ANGGARAN 2009 V-16


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 5.7 Potensi dan Permasalahan Aset Tanah Propinsi Jawa Timur
No Aspek Kondisi Potensi Permasalahan
1 Kepemilikan Kepemilikan aset tanah sebagian besar Besarnya jumlah aset tanah yang
(90%) dikuasai oleh Pemerintah Propinsi dimiliki Pemerintah Propinsi
Jawa Timur Jawa Timur
2 Lokasi aset Sebagian besar (27%) aset Pemerintah Terdapat aset tanah yang Namun demikian terdapat juga
Jawa Timur berlokasi di Kota Surabaya. berlokasi strategis karena sejumlah besar aset yang berlokasi
Namun demikian, aset yang belum terdata terkonsentrasi di Kota Surabaya kurang strategis. Di samping itu,
lokasinya juga masih banyak (21%) masih banyak aset yang belum
terdata
3 Perolehan aset Sebagian besar aset diperoleh dari Perolehan aset tanah relatif jelas
pembelian (72%)
4 Status aset Status aset tanah didominasi oleh hak Status aset tanah umumnya Masih banyak aset yang belum
Pakai (56%) dan tanah negara (19%). sudah jelas terdata
Namun masih juga terdapat aset yang
belum terdata (18%)
5 Sifat tanah Aset tanah sebagian besar berupa tanah di Aset tanah umumnya berlokasi Masih banyak aset yang belum
daratan atau permukiman, dalam arti di permukiman yang bernilai terdata
bukan di hutan, sawah dan lain-lain. Di strategis
samping itu, masih banyak juga aset yang
belum terdata sifat tanahnya (56%)
6 Peruntukan Aset tanah di Pemerintah Propinsi Jawa Sebagian besar aset umumnya Masih banyak aset yang belum
Timur lebih banyak digunakan sebagai sudah digunakan terdata
perumahan (18%) dan perkantoran (11%).
Akan tetapi masih banyak aset yang
belum terdata peruntukkannya (56%)
7 Efisiensi Sebagain besar aset Pemerintah Propinsi Aset tanah umumnya telah Masih banyak aset yang belum
pemanfaatan Jawa Timur sedah terpakai (38%), tetapi dimanfaatkan terdata
masih banyak yang belum terdata (55%)

TAHUN ANGGARAN 2009 V-17


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

No Aspek Kondisi Potensi Permasalahan


8 Efisiensi perawatan Sekitar 38% aset tanah Propinsi Jawa Masih banyak aset yang belum
Timur sudah terawat, namun sekitar 56% terdata
belum terdata kindisi perawatannya Umumnya aset tanah kurang terawat
9 Status penggunaan Sekitar 36% tanah aset Propinsi Jawa Aset umumnya masih digunakan
Timur digunakan sendiri, akan tetapi sendiri oleh pengguna
sekitar 65% masih belum terdata
penggunaannya
10 Kondisi Umumnya kondisi aset tanah di Propinsi Kondisi aset tanah relatif baik
Jawa Timur dalam kondisi baik (50%),
tetapi masih sekitar 46% yang belum
terdata kondisinya
11 Anggaran Anggaran pengelolaan aset Propinsi Jawa Pengelolaan aset tanah masih
pengelolaan Timur dilakukan oleh pemerintah malaui tergantung pada anggaran
anggaran pembangunan (53%) dan pemerintah
anggaran rutin (46%)
12 Tahun lapor Aset tanah Pemerintah Propinsi Jawa Sudah baiknya sistem pelaporan
Timur umumnya dilaporkan antara tahun aset
2000-2007 (83%)
13 Penggunaan,  Aset tanah umumnya digunakan untuk Aset tanah umumnya telah
efisiensi perawatan, perumahan dan perkantoran dalam dimanfaatkan sebagai
dan efisiensi kondisi yang terawat perumahan dan perkantoran
pemanfaatan  Masih terdapat juga aset tanah yang
masih belum termanfaatkan tetapi
masih terawat
14 Potensi aset  Aset tanah umumnya dalam kondisi Aset tanah umumnya memiliki
baik dan berada pada lokasi yang lokasi yang strategis
strategis
 Terdapat juga aset tanah dalam
kondisi baik, tatapi lokasinya tidak
strategis

TAHUN ANGGARAN 2009 V-18


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 5.8 Potensi dan Permasalahan Aset Bangunan Propinsi Jawa Timur
No Aspek Kondisi Potensi Permasalahan
1 Jenis bangunan Aset bangunan Pemerintah Propinsi Jawa Aset bangunan umumnya telah
Timur umumnya digunakan sebagai dimanfaatkan
gedung (30%), kantor (24%), dan rumah
(12%)
2 Lokasi bangunan Lokasi sebaran aset bangunan Propinsi Lokasi Bangunan umumnya Masih banyak aset yang belum
Jawa Timur umumnya tersebar merata, strategis terdata
konsentrasi terbesar ada di Kota Surabaya.
Namun demikian, bangunan yang belum
terdata juga relatif banyak (21%)
3 Kondisi bangunan Kondisi aset bangunan pemerintah Kondisi bangunan umumnya
Propinsi Jawa Timur umumnya baik relatif baik
(85%)
4 Anggaran Anggaran pengelolaan aset bangunan Pengelolaan aset bangunan masih
Pemerintah Propinsi Jawa Timur mengandalkan dana pemerintah
umumnya bersumber dari anggaran
pemerintah rutin (36%) dan pembangunan
(48%)
5 Cara perolehan Perolehan aset bangunan sebagian besar Perolehan data umumnya sah Masih banyak aset yang belum
berasal dari pembelian (46%), tetapi terdata
masih banyak juga yang belum terdata
(25%)
6 Penggunaan Aset bangunan Propinsi Jawa Timur Sebagian besar aset umumnya
umumnya terpakai (68%), namun yang telah terpakai
tidak terdata juga masih banyak (31%)

TAHUN ANGGARAN 2009 V-19


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 5.9 Potensi dan Permasalahan Aset Irigasi Propinsi Jawa Timur
No Aspek Kondisi Potensi Permasalahan
1 Jenis irigasi Aset irigasi Pemerintah Propinsi Jawa Aset irigasi umumnya sudah
Timur umumnya berupa Bangunan air dimanfaatkan
(26%), pelengkap (22%), irigasi (15%),
dan pembawa (17%)
2 Lokasi Lokasi aset irigasi terkonsentrasi di Lokasi aset irigasi umumnya berada
Kabupaten Malang (16%). Namun pada daerah pertanian yang kurang
demikian sekitar 59% belum terdata strategis
lokasinya Masih banyak aset yang belum
terdata
3 Kondisi Kondisi aset irigasi umumnya masih Aset irigasi umumnya dalam
tergolong baik (97%) kondisi baik
4 Anggaran Pengelolaan aset irigasi umumnya berasal Pengelolaan aset masih sangat
dari anggaran pembangunan (78%) tergantung dari pemerintah
5 Cara perolehan Aset irigasi umumnya diperoleh dari Perolehan aset umumnya berasal
bantuan (67%) dan pembelian (24%) dari pihak lain

Tabel 5.10 Potensi dan Permasalahan Aset Alat Berat Propinsi Jawa Timur
No Aspek Kondisi Potensi Permasalahan
1 Kondisi Hampir semua aset alat berat dalam Kondisi aset alat berat umumnya
kondisi baik (95%) masih baik
2 Anggaran Anggaran pengelolaan aset alat berat Pengelolaan aset masih sangat
berasal dari anggaran pembangunan tergantung dari pemerintah
(51%) dan anggaran rutin (40%)

TAHUN ANGGARAN 2009 V-20


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan analisis potensi dan permasalahan aset yang telah dikemukakan pada
bagian sebelumnya, dapat disimpulkan kekuatan, kelemahan, potensi, dan peluang dalam
pemanfaatan aset di Jawa Timur. Keempat hal tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Kekuatan (strength)
 Banyaknya jumlah aset yang dimiliki oleh Pemerintah (S1)
 Sudah tersedianya sistem data base aset (S2)
 Terdapat beberapa aset yang bernilai ekonomis dan strategis (S3)
2. Kelemahan (Weakness)
 Terdapat beberapa aset yang ekonomis tapi belum dimanfaatkan (W1)
 Masih minimnya kontribusi pemanfaatan aset terhadap PAD (W2)
 Belum lengkapnya karakteristik aset dalam data base (W3)
 Terdapat beberapa aset yang rusak akibat tidak dimanfaatkan (W4)
 Semakin banyaknya aset daerah yang hilang (W5)
 Beberapa aset telah dimiliki oleh masyarakat (W6)
3. Peluang (Opportunity)
 Adanya keleluasaan pemerintah daerah dalam mengelolan aset (O1)
 Semakin meningkatnya minat investasi swasta di daerah (O2)
 Semakin meningkatnya pendapatan masyarakat (O3)
4. Tantangan (Threat)
 Masih belum harmonisnya koordinasi pengelolaan aset antar SKPD (T1)
 Masih belum harmonisnya koordinasi pengelolaan aset antar daerah propinsi
dengan kabupaten/kota (T2)
 Belum optimalnya regulasi daerah dalam pengelolaan aset (T3)
Rumusan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalam pemanfaatan aset
tersebut dapat dijadikan sebagai landasan dalam perumusan strategi pengelolaan aset di
Propinsi Jawa Timur. Perumusan strategi dapat dilakukan melalui analisis SWOT yang
dirumuskan pada tabel berikut ini.
Sementara itu, berdasarkan berbagai literatur dan regulasi dalam pengelolaan aset
daerah, pada dasarnya pemanfaatan aset daerah bertujuan untuk:
1. Meningkatnya pemanfaatan aset daerah untuk menunjang tugas pemerintah
2. Terwujudnya pelayanan aset daerah yang transparan dan berkepastian hukum baik bagi
pemerintah, masyarakat, dan swasta
3. Meningkatnya penerimaan pemerintah dari pemanfaatan aset daerah

TAHUN ANGGARAN 2009 V-21


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 5.11 Matrik Analisis SWOT


Kekuatan (S): Kelemahan (W):
 Banyaknya jumlah  Terdapat beberapa
aset yang dimiliki aset yang ekonomis
oleh Pemerintah (S1) tapi belum
 Sudah tersedianya dimanfaatkan (W1)
sistem data base aset  Masih minimnya
(S2) kontribusi pemanfaatan
 Terdapat beberapa aset terhadap PAD
aset yang bernilai (W2)
ekonomis dan  Belum lengkapnya
strategis (S3) karakteristik aset
dalam data base (W3)
 Terdapat beberapa
aset yang rusak akibat
tidak dimanfaatkan
(W4)
 Semakin
banyaknya aset daerah
yang hilang (W5)
 Beberapa aset telah
dimiliki oleh
masyarakat (W6)
Peluang (O): S-O Strategy: W-O Strategy:
 Adanya  Mengadakan bentuk-  Meningkatkan kualitas
keleluasaan bentuk kerjasama sistem data base aset
pemerintah untuk mengelola aset daerah (W3, W5, W6 +
daerah dalam yang ekonomis dan O1)
mengelolan aset strategis dengan  Merevitalisasi aset-aset
(O1) swasta atau yang rusak dan
 Semakin masyarakat (S1, S3 + terbengkalai (W4 +
meningkatnya O2, O3) O1)
minat investasi  Meningkatkan teknik  Menginventaris aset-
swasta di daerah promosi aset daerah aset yang hilang
(O2) (S1, S2 + O1) maupun yang telah
 Semakin dimiliki masyarakat
meningkatnya (W5, W6 + O1)
pendapatan  Memasarkan aset-aset
masyarakat (O3) yang ekonomis (W1,
W2 + O2, O3)
 Mengadakan
pendekatan dan
kerjasama dengan
masyarakat untuk
mengamankan aset
daerah (W6 + O1)

TAHUN ANGGARAN 2009 V-22


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Kekuatan (S): Kelemahan (W):


 Banyaknya jumlah  Terdapat beberapa
aset yang dimiliki aset yang ekonomis
oleh Pemerintah (S1) tapi belum
 Sudah tersedianya dimanfaatkan (W1)
sistem data base aset  Masih minimnya
(S2) kontribusi pemanfaatan
 Terdapat beberapa aset terhadap PAD
aset yang bernilai (W2)
ekonomis dan  Belum lengkapnya
strategis (S3) karakteristik aset
dalam data base (W3)
 Terdapat beberapa
aset yang rusak akibat
tidak dimanfaatkan
(W4)
 Semakin
banyaknya aset daerah
yang hilang (W5)
 Beberapa aset telah
dimiliki oleh
masyarakat (W6)

Tantangan (T): S-T Strategy: W-T Strategy:


 Masih belum  Meningkatkan  Menegakkan kepastian
harmonisnya sumberdaya manusia hukum dalam
koordinasi dalam pengelolaan pengelolaan aset
pengelolaan aset aset (S1, S2 + T1, T2) daerah (W5, W6 + T3)
antar SKPD (T1)  Meningkatkan  Mengadakan kerjasama
 Masih belum kerjasama dan dalam meningkatkan
harmonisnya koordinasi antar kualitas penyusunan
koordinasi SKPD dalam aset daerah antar
pengelolaan aset mengelola aset (S1, SKPD maupun
antar daerah S3 + T1) pemerintah daerah (W2
propinsi dengan  Meningkatkan + T1, T2)
kabupaten/kota kerjasama antar  Menyusun skema
(T2) pemerintah daerah kerjasama antara
 Belum propinsi dengan SKPD maupun daerah
optimalnya kabupaten/kota dalam dalam mengelola aset
regulasi daerah mengelola aset (S1, (W1, W2 + T1, T2, T3)
dalam S3 + T2)
pengelolaan aset  Menyusun regulasi
(T3) pengelolaan aset (S1,
S2, S3 + T3)

TAHUN ANGGARAN 2009 V-23


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil analisis matrik SWOT yang telah dihasilkan pada bagian
sebelumnya, terdapat empat kelompok strategi yang dihasilkan dalam pemanfaatan aset
daerah yang optimal. Keempat kelompok strategi tersebut yaitu pertama S-O strategi, yaitu
strategi bersifat agresif dengan memanfaatkan kekuatan untuk mengambil peluang yang
ada. Kedua W-O strategi yang merupakan strategi untuk mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang yang ada. Ke tiga adalah S-T strategi yang merupakan strategi
bertahan dengan memanfaatkan kekuatan untuk mengantisipasi tantangan yang dihadapi.
Pada bagian akhir adalah W-T strategi yang merupakan strategi paling bertahan dengan
mengubah kelemahan untuk menghadapi tantangan yang ada.
Setiap kelompok strategi menghasilkan beberapa strategi dan masing-masing
strategi diantaranya ada yang serupa. Dari hal tersebut, rumusan strategi yang telah
dihasilkan pada matrik SWOT dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kelompok strategi pertama, yaitu strategi mengadakan kerjasama untuk mengelola aset
yang ekonomis dan strategis
2. Kelompok strategi kedua, yiatu strategi merevitalisasi aset-aset yang rusak dan
terbengkalai, meningkatkan kualitas sistem data base aset daerah, dan
meningkatkan teknik promosi aset daerah
3. Kelompok ketiga, yiatu strategi meningkatkan sumberdaya manusia dalam pengelolaan
aset dan menegakkan kepastian hukum dalam pengelolaan aset daerah
Jika dikaitkan dengan tujuan pemanfaatan aset yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka strategi tersebut dapat dikaitkan sebagai berikut:
1. Tujuan meningkatnya pemanfaatan aset daerah untuk menunjang tugas pemerintah
dapat dicapai dengan kelompok strategi ke dua
2. Tujuan terwujudnya pelayanan aset daerah yang transparan dan berkepastian hukum
baik bagi pemerintah, masyarakat, dan swasta dapat dicapai dengan kelompok
strategi yang ketiga
3. Tujuan meningkatnya penerimaan pemerintah dari pemanfaatan aset daerah dapat
dicapai dengan kelompok strategi yang pertama.
Dengan demikian, inti dari pemanfaatan aset daerah ini ada pada tujuan ketiga yang
kemudian ditunjang dengan kelompok strategi yang pertama. Dengan demikian, strategi
ini disebut dengan strategi inti. Kemudian tujuan ke dua ditunjang oleh strategi ketiga yang
kemudian disebut dengan strategi budaya. Sementara itu tujuan pertama dilakukan dengan
strategi ke dua yang kemudian disebut strategi pendukung.

TAHUN ANGGARAN 2009 V-24


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

5.3 Program Pemanfaatan Aset di Tahun 2010 - 2014


Berdasarkan keterkaitannya dengan tujuan, pada dasarnya kelompok strategi yang
ada dapat dijalankan secara berurutan. Yang pertama dilakukan adalan strategi
penudukung dan budaya. Kemudian, kedua strategi tersebut diharapkan dapat menunjang
strategi inti untuk mewujudkan tujuan akhir dari pemanfaatan aset daerah. Selanjutnya,
setiap tujuan dan strategi yang telah dirumuskan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar
untuk merumuskan kebijakan dan program pemanfaatan aset daerah. Adapun rumusan
kebijakan dan program tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 5.12 Kebijakan dan Program Pemanfaatan Aset


No Tujuan Strategi Kebijakan Program
1 Meningkatnya Meningkatkan Mendorong  Pengembangan
pemanfaatan aset kualitas sistem pengembangan dan sistem data base
daerah untuk data base aset penyempurnaan daerah
menunjang tugas daerah sistem data base
pemerintah aset
Merevitalisasi Mempercepat  Pendayagunaan
aset-aset yang revitalisasi aset aset-aset daerah
rusak dan yang rusak dan
terbengkalai terbangkalai
Meningkatkan Mendukung upaya-  Promosi aset
teknik promosi upaya promosi daerah
aset daerah daerah
2 Terwujudnya Meningkatkan Mendorong  Pengembangan
pelayanan aset sumberdaya pengembangan kualitas dan
daerah yang manusia dalam sumberdaya kuantitas Sumber
transparan dan pengelolaan aset manusia dalam Daya Manusia
berkepastian pemanfaatan aset
hukum baik bagi
pemerintah,
masyarakat, dan
swasta
Menegakkan Mempercepat  Penyusunan
kepastian hukum perumusan produk- regulasi daerah
dalam produk hukum tentang
pengelolaan aset dalam pemanfaatan pengelolaan aset
daerah aset daerah
3 Meningkatnya Mengadakan Meningkatkan dan  Pengembangan
penerimaan bentuk-bentuk mendorong pola kerjasama
pemerintah dari kerjasama untuk kerjasama dalam dalam
pemanfaatan aset mengelola aset pemanfaatan aset pemanfaatan aset
daerah yang ekonomis daerah daerah
dan strategis

TAHUN ANGGARAN 2009 V-25


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel 5.13 Pelaksanaan Program Pemanfaatan Aset


No Program Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pengembangan sistem data Survey aset daerah yang rusak dan
base daerah tidak termanfaatkan
Survey aset daerah yang telah
dimiliki masyarakat
Survey aset daerah yang hilang
Menyusun sistem data base aset
yang lengkap
Mengembangkan sistem data base
aset yang berbasis sistem
informasi geografis
2 Pendayagunaan aset-aset Inventaris aset daerah yang rusak
daerah dan tidak termanfaatkan
Inventaris aset yang telah dimiliki
masyarakat
Inventaris aset yang hilang
Inventaris aset yang ekonomis dan
strategis
Menyusun kajian pengembangan
aset daerah yang rusak /
terbengkalai
Menyusun kajian pengembangan
aset yang bernilai ekonomis dan
strategis
Pengurusan sertifikat kepemilikan
aset tanah
Pengurusan pelepasan hak dan
ganti rugi kepemilikan aset tanah
dan bangunan yang telah dikuasai

TAHUN ANGGARAN 2009 V-26


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

No Program Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014


masyarakat
Pemagaran aset-aset tanah dan
bangunan yang belum
dimanfaatkan
3 Promosi aset daerah Menyusun kajian untuk
mempromosikan aset daerah yang
potensial
Sosialisasi kepada masyarakat
tentang aset-aset yang dimiliki
pemerintah
Merancang sistem publikasi aset
4 Pengembangan kualitas dan Rekrutmen sumber daya manusia
kuantitas Sumber Daya dalam bidang pengelolaan aset
Manusia Mengadakan pelatihan tentang
pengelolaan aset
5 Penyusunan regulasi daerah Menyusun kajian akademik
tentang pengelolaan aset regulasi pengelolaan aset daerah
Merumuskan regulasi pengelolaan
aset daerah
6 Pengembangan pola Menyusun kajian kerja sama
kerjasama dalam dalam pengelolaan aset
pemanfaatan aset daerah Menyusun kajian kemitraan
(BSG/BGS) dalam pemanfaatan
aset
Menyusun kajian sistem sewa aset
Deseminasi hasil-hasil kajian
pemanfaatan aset
Menyusun desian pola
pemanfaatan aset daerah
Membentuk kelembagaan kerja

TAHUN ANGGARAN 2009 V-27


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

No Program Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014


sama pemanfaatan aset daerah
Mengembangkan pola-pola kerja
sama dalam pemanfaatan aset

TAHUN ANGGARAN 2009 V-28


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

5.4 Program Pemanfaatan Aset Tahun 2010


Berdasarkan uraian program yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dapat
dirumuskan program dan kegiatan pada tahun 2010. Pada dasarnya, program dan kegiatan
pada tahun ini merupakan turunan dari strategi pendukung dan strategi budaya. Hal ini
memang kedua strategi tersebut dimaksudkan untuk menunjang strategi inti dalam rangka
mewujudkan tujuan utama dari pemanfaatan aset di Jawa Timur. Adapun program tersebut
dijabarkan ke dalam Tabel berikut ini.

Tabel 5.14 Program dan Kegiatan Tahun 2010


No Program Kegiatan
1 Pengembangan sistem data  Survey aset daerah yang rusak dan
base daerah tidak termanfaatkan
 Survey aset daerah yang telah dimiliki
masyarakat
 Survey aset daerah yang hilang
 Menyusun sistem data base aset yang
lengkap
 Mengembangkan sistem data base aset
yang berbasis sistem informasi geografis
2 Pendayagunaan aset-aset  Inventaris aset daerah yang rusak dan
daerah tidak termanfaatkan
 Inventaris aset yang telah dimiliki
masyarakat
 Inventaris aset yang hilang
 Inventaris aset yang ekonomis dan
strategis
 Pengurusan sertifikat kepemilikan aset
tanah
 Pengurusan pelepasan hak dan ganti
rugi kepemilikan aset tanah dan bangunan
yang telah dikuasai masyarakat
3 Promosi aset daerah  Menyusun kajian untuk
mempromosikan aset daerah yang
potensial
 Sosialisasi kepada masyarakat tentang
aset-aset yang dimiliki pemerintah
4 Pengembangan kualitas dan  Rekrutmen sumber daya manusia
kuantitas Sumber Daya dalam bidang pengelolaan aset
Manusia  Mengadakan pelatihan tentang
pengelolaan aset
5 Penyusunan regulasi daerah  Menyusun kajian akademik regulasi
tentang pengelolaan aset pengelolaan aset daerah

TAHUN ANGGARAN 2009 V-29

Anda mungkin juga menyukai