Anda di halaman 1dari 11

Plat Kapasitor

Nama: ALBERT LEONARDO S


N R P: 3713100025
Tgl. Prak.:17 MARET 2014
Nama Asst.:
PLAT KAPASITOR (L7)

ALBERT LEONARDO

3713100025

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

INSTITUTE TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

ABSTRAK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari- hari kita pasti mengetahui batrai, yaitu sebuah penyimpan energi
listrik yang kecil biasanya digunakan untuk menyalakan lampu senter, kamera, dan mainan untuk
anak kecil yang membutuhkan listrik. Untuk lampu senter ataupun mainan anak kecil hanya
membutuhkan energi listrik yang kecil sedangkan kamera membutuhkan aliran energi listrik yang
besar untuk falshnya maka dari itu batrai untuk menyimpan energi tersebut. Maka dari itu disini lah
kita akan menggunakan kapasitor sebagai penyimpa energi listrik yang cukup besar. Dengan energi
yang besar tersebut kamera dapat memancarkan cahaya kilat putih yang terang.

Kemudian dalam percobaan ini kita ingin mengetahui berapa besar atau banyak energi yang
disimpan oleh suatu kapasitor dan biasanya kita sebut sebagai kapasitansi.

1.1 Rumusan masalah

Masalah yang dihadapi dalam percobaan ini adalah apakah diameter suatu plat kapasitor sejajar
dapat mempengaruhi besarnya kapitansi sebuah kapasitor.

1.3Tujuan

Dalam percobaan ini memiliki tujuan untuk menentukan kapasitan pada 2 keping sejajar, untuk
mengetahui pengaruh diameter plat dan tegangan terhadap kapasitan, dan membandingkan besaran
C hasil perhitungan dengan hasil pengamatan.

1.2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Kapasitor

Dalam dunia fisika kita menyebut sumber-sumber tegangan sebagai elemen aktif sedangkan
untuk penyimpan atau penampung tegangan kita sebut elemen pasif. Elemen aktif sendiri memiliki
arti elemen yang memilii kemampuan besar untuk mengalirkan arus ataupun tegangan listrik
dengan daya yang besar untuk peralatan- peralatan elektronik, dan dalam penggunaannya tidak
dibatasi oleh interval waktu. Sedangkan untuk elemen pasif sebaliknya, elemen ini tidak dapat
memberikan daya yang besar untuk alat elektronik ketika interval waktunya tidak terbatas, seperti
resistor kebanyakan terdisipasi menjadi panas.

Pada saat ini kita telah mengetahui adanya elemen pasif yaitu sebuah kapasitor. Jika kita
hubungkkan nilai kapasitor dengan arus maka didapatkan.

dv
i=C .......................................(2.1)
dt

(Hyat, 1978,)

Dari persamaan diatas bahwa kita ketahui nilai v dan i merupakan sebuah fungsi waktu v(t)
dan i(t). Dan dari persamaan tersebut pula kita dapat menentukan satuan dari kapasitansi sebagai
ampere-detik per volt, atau coulomb per volt. Satuan untuk kapitansi ini biasanya disebut dengan
farad (F). (Hyat, 2005).

Ketika sebuah kapasitor diberi arus listrik positif menuju salah satu plat kapasitor sejajar,
maka arus yang memiliki muatan-muatan positif tersebut akan terkumpul pada plat kapasitor
dikarenakan arus tersebut tidak dapat menyebrang ke plat kapasitor lainnya dengan tidak adanya
penghubung antara kedua plat tersbut. Pada umunnya terdapat hubungan antara aliran arus listrik
dengan adanya penumpukan muatan disebuah plat kapasitor yaitu,

dq
i= .......................................(2.2)
dt

(Hyat, 2005)
Karena plat yang didunakan merupakan sebuah konduktor, maka di setiap permukaan dari
plat tersebut memiliki beda potensial yang sama. Dan diantara nilai q dan nilai V memiliki sifat
saling berbanding lurus maka dapat kita tuliskan,

q=CV .......................................(2.3)

Dimana untuk nilai C hanya dipengaruhi oleh geometri dari plat itu senditri, bukan dari
banyak sedikitnya muatan yang ada ataupun beda potensial di setiap platnya. Dari persamaan diatas
dapat kita simpulkan semakin banyak kapasitansi maka muatan yang di kumpulkan semakin banyak
pula. Dalam melakukan praktikum satuan yang biasanya memudahkan adalah mikrofarad (
1 μF=10−6 F ) dan pikofarad (1 pF=10−12 F ¿. (Halliday, 2010).

2.2 Menghitung kapasitansi

Dalam menghitung nilai kapasitansi sebelumnya kita harus mengetahui geometri dari plat
itu sendiri. Maka dari itu dibawah ini ada beberapa rumus perhitungan yang menyangkut kapasitor
plat sejajar.

2.2.1 Medan listrik plat

Dalam mengaitkan antara medan listrik dengan plat- plat kapasitor keping sejajar
dapt digunakan hukum Gauss sebagai berikut,

ε 0∫ E .dA=q .......................................(2.4)

Dalam persamaan diatas q merupakan muatan yang permukaannya dilingkupi oleh


permukaan Gauss sedangkan untuk integral E. dA adalah flukls listrik pada permukaan itu.
Pada persamaan 2.4 dapat kita sederhanakan kembali menjadi,

q=ε 0EA .......................................(2.5)

2.2.2 Menghitung beda potensial

Beda potensial ini juga memiliki hubungan dengan medan listrik plat yaitu,

f
V f −V i=−∫ E . ds .......................................(2.6)
i

Karena nilai E.ds memiliki nilai negatif maka nantinya nilai ruas kanan akan menjadi
positif, sedangkan untuk Vf- Vi dapat diwakilkan dengan V. Maka persamaan 2.6 dapat
disederhanakan,.
V = ∫ +¿ E ds ¿ .......................................(2.7)
−¿¿

Tanda + dan – menunjukan bahwa arus dari pelat negatif menuju plat positif.
( Halliday, 2005)

2.2.3 Kapasitor plat sejajar

Dengan mengasumsikan kedua plat sejajar yang di pakai besar maka medan magnet
yang berada di permukaan plat dapat diabaikan. Dengan menggunakan hukum Gauss
dengan plat positif maka kita dapat menuliskan.

q=ε 0EA ......................................... (2.8)

Dengan A sebagai luas, kemudian dari persamaan 2.7 dapat menghasilkan,

d
V = ∫ +¿ E ds=E∫ ds=Ed ¿ .......................................(2.9)
−¿¿ 0

Nilai E dapat di tematkan diluar integral karena E merupakan konstanta, dan nilai d
lah yang akan diintegralkan. Kemudian degan mensubitusi q dari persamaan 2.8 dan nilai V
dari persamaan 2.9 kedalam persamaan q = CV maka didapat nilai kapitansi sebuah
kapasitor,

ε0
C= . A .......................................(2.10)
d

Nilai dari konstanta dielektrik yang digunakan biasanya adalah

8,85 x 10−12 C 2 2
ε 0= . m .......................................(2.11)
N

(Halliday, 2005)

2.3 Rangkaian kapasitor

Pada rangkaian kapasitor ini dibagi menjadi 2 yaitu dirangkai secara seri dan paralel, sama
seperti cara penyusunan pada resistor.

2.3.1 Rangkaian Seri

Pada rangkaian seri kapasitor akan disusun secara berantai yaitu secara satu persatu
kemudian pada setiap ujungnya diberikan beda potensial dan pada rangkaian seri ini muatan
yang dihasilkan adalah identik, berikut ini merupakan gambar dari rangkaian seri kapasitor,

C1 C2 C3
Gambar 2.1 Rangkaian seri

Dengan pernyataan diatas maka kita juga dapat menyimpulkan bahwa nilai q yaitu,

q tot =q 1=q2 = q n.......................................(2.12)

Kemudian untuk nilai beda potensial V untuk setiap kapasitornya yaitu,

V tot =V 1 +V 2 +… …+V n .......................................(2.13)

Dalam perhitungan nilai kapasitor total sebagai berikut,

1 1 1 1
= + +
C TOTAL C1 C2 C3 .......................................(2.14)

(Tripler, 1991)

2.3.2 Rangkaian paralel

Pada rangkaian pararel kapasitor akan dipasang masing-masing kapasitor akan diberi
tegangan yang sama sehinggan berbeda dengan rangkaian seri yang dipasang secara
berantai. Berikut ini rangkaian pararel kapasitor.

C1 C2 C3

Gambar 2.2 Rangkaian pararel

Dengan rangkaian yang seperti gambar 2.2 maka nilai dari muatan kapasitornya akan
sama dengan jumlah seluruh muatan, dapat dituliskan

q tot =q 1+ q2+.....+q n.......................................(2.15)

Kemudian dengan tegangan atau beda potensial masing- masing kapasitor sama
dikarenakan penyusunan seperti di gambar 2.2 tiap kapasitor akan mendapatkan nilai V yang
sama, maka
V tot =V 1 =V 2=V n .......................................(2.16)

Sedangkan untuk mengitug jumlah dari kapasitor kita dapat menggunakan


persamaan berikut,

CTOTAL = C1 + C2 + C3 ........................................(2.17)

(Tripler, 1991)

2.4 Penyimpanan energi dalam kapasitor

Dalam mengisi sebuah kapasitor jelas kita membutuhkan yang namanya gaya luar atau
eksternal. Energi yang disimpoan di dalam kapasitor disimbolkan dengan W. Kemudian dengan
dimisalkan terdapat muatan q di masing- masing plat sejajar yang kemudian diberi potensial sebesar
V yang dapat digantikan sebagai q dibandingkan C maka perubahan usaha dapat dituliskan.

q
dW = V dq = dq….………………………..(2.18)
C
Sedangkan untuk menaikkan muatan total hingga nilai q terakhir sebagai berikut,
Q
q 1 Q2
W=∫ dW = ∫ dq= ….………………………..(2.19)
¿ C 2 C

Maka dalam kapasitor dapat menyimpan energi dan untuk menghitung energi tersebut
sebagai berikut,

1 Q 2 1 QV 1 C V 2
W= = = ….………………………..(2.20)
2 C 2 2
(Halliday,2005)

2.5 Rangkaian kapasitor tegangan bolak - balik

Pada rangkaian tegangan bolak balik menyebabkan tidak adanya desipasi energi yang pada
awalnya kapasitor ini memiliki nilai desipasi yang beraal dari resistansi dielektriknya. Sehingga
rangkaian dinyatakan dalam rangkaian ekivalen.

Dimana untuk nilai R paralel dan serinya sebagai berikut.

Vc V 1
R p= = c =
I Rs I ctanδ ωC tanδ ….………………………..(2.21)
V Rs V ctanδ tanδ
R p=
ωC ….………………………..(2.22)
= =
I Rs Ic

(Sudirham, 2002)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan

Pada percobaan ini kita akan menggunakan bebrapa alat dan bahan sebagai berikut
Measuring Amplifier D 1 (satu) buah., Moving Coil Instrument D 1 (satu) buah., Parallel Plat
Kapasitor 1 (satu) pasang., Regulated Power Supply 0 – 300 V 1 (satu) buah., Voltmeter atu E –
Measuring instrument D 1 (satu) buah, Measuring Resistor 100 MΩ.

3.2 Rangkaian alat

Measuring
☼ Power Supply Amplifier
Resistor 1 MΩ

Voltmeter

Metramax
Multimeter

Plat kapasitor

Gambar 3.1 Rangkaian Plat Kapasitor

3.3 Cara kerja

Peralatan disusun seperti gam,bar diatas, kemudian tegangan diatur pada power supply unit
dan dibiarkan untuk beberapa saat (ditanyakan pada asisten). Kabel dilepaskan dari resistor pada
kutub positif plat kemudian kabel kloaksial dimasukan dan harga “V” hasil pengamatan pada
voltmeter dicatat.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David. Robert Resnick. 2010. Fisika Dasar Jilid 2 Edisi ke 7. Jakarta: penerbit Erlangga.
Hayt, William Hart. Jack Ellsworth Kemmerly. 1978. Engineering Circuit Analysis. New York:
McGraw-Hill.
Hayt, William Hart. Jack Ellsworth Kemmerly. Steven M Durbin. 2005. Rangkaian Listrik Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudirham, Sudaryatno. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. Bandung: Penerbit ITB.
Tipler, Paul A. 1991. Physics For Scientist and Engineering Volume 2. USA: Worth Publisher, Inc.

Anda mungkin juga menyukai