Mata kuliah:
Manajemen Eksplorasi
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2017 / 2018
DAFTAR ISI
Daftar isi .................................................................................. 2
Pendahuluan ............................................................................. 3
Latar belakang .......................................................................... 3
Target luaran ............................................................................ 4
Tujuan ....................................................................................... 4
Manfaat penelitian .................................................................... 4
Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5
Karakteristik daerah penelitian ................................................. 5
Geologi Kecamatan Munjungan ............................................... 5
Metode Resistivitas ................................................................... 6
Resistivitas Semu ...................................................................... 7
Konfigurasi Wenner Schlumberger ...................................... 8
Tanah longsor dan jenis-jenis tanah longsor .......................... 8
Metodologi Penelitian .............................................................. 9
2
PENDAHULUAN
Latar belakang
Longsor lahan (landslide) atau masyarakat sering menyebutnya sebagai tanah
longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering melanda daerah perbukitan
di daerah tropis basah (Hardiyatmo, 2012: 1). Tanah longsor terjadi akibat adanya
keruntuhan geser di sepanjang bidang longsor yang merupakan batas bergeraknya
massa tanah atau batuan (Hardiyatmo, 2012: 1). Fenomena tanah longsor merupakan
hal biasa ketika terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Kementrian
Riset dan Teknologi (KRT) menyebutkan bahwa banyaknya tanah retak akibat
kekeringan yang tibatiba terkena hujan lebat, maka tanah tersebut longsor
3
Target luaran
Keluaran utama atau hasil dari penelitian yang berguna untuk meminimalisir
resiko bencana tanah longsor adalah:
Tujuan
Manfaat penelitian
1. Sebagai studi penentuan letak dan kedalaman cracks pada bidang longsor
sebagai pendeteksi dini bencana tanah lonsor
2. Sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui pengaruh air hujan terhadap
cracks
4
DASAR TEORI
5
b. Tmcl (Batuan sedimen Formasi Campurdarat) Formasi campurdarat
menyusun perbukitan tektonik dengan susunan bahan batugamping hablus, bersisipan
batulempung berkarbon. Satuan ini memiliki ketebalan sekitar 300 m yang
membentang di bagian barat Munjungan dan mengalami pergeseran batuan. Formasi
Campurdarat terbentuk pada akhir Miosen Awal sampai Miosen Tengah dan
termasuk dalam batuan tersier.
Metode Resistivitas
6
terdapat aliran muatan positif (I) yang bergerak dari potensial tinggi V1(+) ke
potensial rendah V2(-). Adanya beda potensial di antara kedua ujung kawat
menyebabkan adanya kuat medan listrik E. Kuat medan listrik E pada penghantar
sebanding dengan beda potensial V dan berbanding terbalik dengan panjang kawat
12
penghantar . = =
Semakin besar V dan luas penghantar A, maka semakin banyak muatan
yang berpindah dan kelajuan perpindahan muatan pun semakin besar. Ini berarti arus
listrik menjadi: = Besaran rapat arus listrik (J) merupakan besaran
vektor arus listrik per satuan luas penghantar lintang kotak, yaitu = dengan J
merupakan rapat arus (ampere/m2 ), I adalah kuat arus listrik (ampere) dan A adalah
luas penampang penghantar (m2 ). Apabila pada medium homogen isotropis dialiri
arus searah (I) dengan kuat medan listrik E (volt/meter), maka elemen arus (dI) yang
melalui suatu elemen luas (dA) dengan rapat arus (J ) akan berlaku hubungan: =
= sehingga = = dengan adalah konduktivitas penghantar dan adalah
resistivitas penghantar. Kuat medan listrik adalah gradien dari potensial skalar, =
kemudian, = Kuat arus listrik pada penampang juga bergantung pada
jenis penghantar yang dinyatakan oleh resistivitas penghantar () yang dinyatakan
dalam ohmmeter (m) atau besaran konduktivitas yang memenuhi hubungan yang
dinyatakan dalam (ohmmeter) -1 . Hubungan antara besar arus listrik dan resistivitas
penghantar dapat ditulis sebagai berikut: = atau =
Nilai tahanan dari penghantar adalah: = dengan R adalah resistansi
(ohm), adalah resistivitas penghantar (ohmmeter), adalah panjang penghantar
(meter) dan A adalah luas penampang penghantar (m2 ) (Jati, 2010). Resistivitas
dan konduktivitas adalah besaran-besaran yang menjelaskan mengenai baik atau
buruknya bahan-bahan atau material-material dalam menghantar listrik (Suyoso,
2003). =
Resistivitas semu
7
resistivitas untuk satu lapisan saja. Sehingga resistivitas yang terukur adalah
resistivitas semu
1 1 1 1 1
= 2 [( )( )]
Atau
=
dengan K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung pada konfigurasi
elektrode yang digunakan. Nili K sendiri bisa dihitung dengan persamaan
1 1 1 1 1
= {( )( )}
Konfigurasi Wenner Schlumberger
= ( + 1)
8
Dengan a adalah jarak antara elektroda M dan N.
Jenis-jenis longsoran
9
gambar 4 ilustrasi longsoran blok
4. Runtuhan batu, Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau
material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi
pada lereng yang terjal hingga menggantung terutama di daerah pantai. Batu-
batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
10
6. Aliran bahan rombakan, Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah
bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan
lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di
sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa
tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar
gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
11
METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai langkah awal dari penelitian yakni pra penelitian ini adalah survey
awal untuk menentukan posisi dan jaringan titik ukur. Untuk mendukung kegiatan
ini diperlukan seperangkat peralatan berupa Global Positioning System (GPS),
kompas, handy talky, pita meter, palu geologi, tools kit, dan beberapa peralatan
pendukung. Selanjutnya dilakukan pengukuran topografi untuk menentukan relief
permukaan keseluruhan daerah penelitian. Pengukuran topografi dilakukan dengan
menggunakan peralatan total station, GPS, dan beberapa peralatan pendukung.
Setelah dilakukan studi pendahuluan untuk menentukan batas
pengukuran, dilakukan akuisisi data. Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi data
yaitu 1 set DUK-2A multi electrode resistivity survey system & water detector, 4
gulung kabel, 60 elektroda 2 buah meteran 100 meter 4 buah palu 1 buah kompas
geologi 1 buah aki, 1 set teodolith, 60 buah penjepit elektroda. Untuk software yang
digunakan yaitu GeoGiga untuk akuisisi data dan Res2Dinv untuk interpretasi data.
Studi
literature
Studi
pendahuluan
Desain
akuisisi
Pengambil
an data
Pengolaha
n data
Hasil
penampang
resistivitas
Interpretasi
letak crack
12
Table 1 rangkaian kerja
13
7. Interpretasi Diketahui Diketahui nya
data letak crack letak serta luasan
crack
8. Publikasi Presentasi Audience
hasil penelitian mampu memeahami
hasil penelitian, dan
mampu merancang
system mitigasi yang
sesuai
14
Table 2 anggaran dana
15
Tulis Kantor 0
Kertas 1 2 40.000 80.000
HVS 80 Gram
Tinta 1 4 35.000 140.00
Printer 0
Ink 1 2 300.00 600.00
Cartridge 0 0
Warna
Papan 1 8 10.000 80.000
Jalan
4 Bahan Lapangan
Peta 1 3 100.00 300.00
Dasar Desa 0 0
Sorowako
Peta 1 3 100.00 300.00
RBI 0 0
Peta 1 3 100.00 300.00
Geologi Kab. 0 0
Jember
5 Akomodasi
Sewa 14 1 150.00 2.100.
Rumah 0 000
Maka 14 24 15.000 5.040.
n 000
Sewa 14 3 100.00 5.200.
Porter 0 000
Laund 4 8 10.000 320.00
ry 0
Sub Jumlah B 54.185
.000
C Total Biaya 110.685.000
.
16
san masalah
dan studi
literature
4. Survey
daerah
penelitian
5. Akuisisi
data
6. Pengola
han data
7. Interpre
tasi data
8. Publika
si
17
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H. Z., Andreas, H., Meilano, I., Gamal, M.,Gumilar, Abdullah, C.I,
2009. Deformasi Koseismik dan Pascaseismik Gempa Yogyakarta 2006 dari Hasil
Survei GPS.Jurnal Geologi Indonesia Vol. 4 (No. 4) : 275-284
Agustin, Arin Dwi. 2017. Identifikasi Letak Dan Kedalaman Cracks Pada
Bidang Longsor Menggunakan Metode Resistivitas 2D Konfigurasi Wenner-
Schlumberger Studi Kasus: Kecamatan Selorejo, Blitar. Surabaya, Departemen
Teknik Geofisika ITS
Bahri. 2005. Hand Out Mata Kuliah Geofisika Lingkungan dengan Topik
Metode Geolistrik Resistivitas. FMIPA ITS, Surabaya.
Effendi,A.C., dan S.S. Bawono. 1997. Peta Geologi Lembar
Manado,Sulawesi utara,Edisi ke-2 pusat penelitian dan pengembangan
Geologi,Bandung.
Andriani, Satuti., Romelan, A.H., Sutarno, 2010. Metode Geolistrik Imaging
Konfigurasi Dipole-dipole Digunakan untuk Penelusuran Sistem Sungai Bawah
Tanah Pada Kawasan Karst di Pacitan, Jawa Timur. Jurnal EKOSAINS/ Vol. II/
No.1/ Maret 2010.
18